Bagian Kb.docx

  • Uploaded by: Rapida sungki
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bagian Kb.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,183
  • Pages: 19
Bagian Keperawatan Maternitas Program Profesi Ners

LAPORAN PENDAHULUAN KELUARGA BERENCANA (KB) DI PUSKESMAS JONGAYA

OLEH : RAPIDA 18. 04. 044

CI LAHAN

CI INSTITUSI

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR PROGRAM STUDI PROFESI NERS T.A 2018/2019

TINJAUAN TEORI KELUARGA BERENCANA

Konsep Dasar Medis A. Definisi Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 2011: keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga. Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Bruneer & Suddart, 2012) Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi (Farrel, 2011) Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma;

metode mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan). Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut dimasa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100% (Hanifa ; 2007)

B. Tujuan Keluarga Berencana Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan (Farrer, 2011) : 1. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup. 2. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia. 3. Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas. 4. Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu

keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi. 5. Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi. 6. Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi. C. Manfaat Keluarga Berencana 1. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat memutuskan bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak. Wanita dapat mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan, yang memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi mereka. 2. Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin menderita kondisi medis yang serius atau meninggal selama kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung memiliki masalah kesehatan (misalnya lahir dengan berat badan rendah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian ibu dapat dicegah setiap tahun, jika semua wanita yang tidak ingin anak lagi mampu menghindari kehamilan. Kematian ini terjadi sebagian besar di negara berkembang di mana cakupan kontrasepsi rendah. 3. Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari pekerjaan dan meraih pendidikan ketika mereka menggunakan alat kontrasepsi dan tidak berisiko hamil. Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara tidak langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan. 4. Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi hormonal gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium. Injeksi progesteron juga melindungi terhadap kanker ini dan juga terhadap fibroid rahim. Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita telah terbukti mengurangi risiko penyakit radang panggul. 5. Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi aborsi. 6. Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita untuk lebih mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya memutuskan kapan dan mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi tersedia secara luas pada 1970-an, pola perkawinan telah berubah. Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang lebih matang dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit. Perubahan

demografis cenderung telah mengurangi beban emosional dan ekonomi untuk membesarkan anak, karena keluarga sekarang biasanya memiliki lebih banyak waktu untuk mengumpulkan sumber daya keuangan sebelum kelahiran anak. Ukuran keluarga yang lebih kecil juga berarti bahwa orang tua memiliki lebih banyak waktu dan sumber daya yang diberikan per anak (Hanifa ; 2007). D. Tempat Pelayanan KB 1. Posyandu terdekat 2. Puskesmas 3. Rumah sakit 4. Klinik/ Praktek dokter/ Bidan terdekat 5. Puskesmas keliling E. Metode kontrasepsi terdiri dari : Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi Alamiah 1.

Pantang berkala (Sistem kalender) Metode kalender adalah cara menentukan kapan melakukan atau tidak melakukan

persetubuhan

dengan

memperhitungkan

kalender

kesuburan

perempuan. Metode ini merupakan metode yang paling tidak efektif, bahkan untuk wanita yang memiliki siklus menstruasi yang teratur. Wanita sebaiknya mencatat siklusnya dalam 12 bulan terakhir. Untuk mengetahui saat tidak boleh melakukan hubungan seksual, dilakukan perhitungan berikut: (siklus terpendek - 18) dan (siklus terpanjang - 11). Contohnya, jika siklus seorang wanita dalam waktu 12 bulan terakhir berkisar antara 26-29 hari, maka 26-18=8 dan 29-11=18, artinya hubungan seksual tidak boleh dilakukan pada hari ke-8 sampai hari ke-18 setelah menstruasi. 2.

Lendir serviks Metode lendir serviks adalah metode mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Periode subur ditandai dengan lendir yang jernih, encer, dan licin. Hubungan seksual tidak boleh pada saat terjadinya peningkatan jumlah

lendir servikal sampai 4 hari sesudahnya. lebih banyak dan lebih encer sesaat sebelum ovulasi. 3.

Suhu tubuh basal Pada metode temperatur, dilakukan pengukuran suhu basal (suhu ketika bangun tidur sebelum beranjak dari tempat tidur). Suhu basal akan menurun sebelum ovulasi dan agak meningkat (kurang dari 1o Celsius) setelah ovulasi. Hubungan seksual sebaiknya tidak dilakukan sejak hari pertama menstruasi sampai 3 hari setelah kenaikan dari temperatur. a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 9-25 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama b. Keuntungan : tidak ada efek samping gangguan kesehatan,ekonomis c. Kerugian : angka kegagalan tinggi, tidak melindungi dari PMS, menghambat spontanitas, membutuhkan siklus menstruasi teratur

4.

Simptotermal Terdiri dari pengamatan perubahan lendir servikal dan suhu basal tubuh, juga gejala lainnya yang berhubungan dengan ovulasi (misalnya nyeri kram ringan pada perut bagian bawah). Metoda ini merupakan metoda yang paling dapat diandalkan.

5.

Coitus Interruptus (senggama terputus) Pada metode ini, pria mengeluarkan/menarik penisnya dari vagina sebelum terjadinya ejakulasi (pelepasan sperma ketika mengalami orgasme). Metode ini kurang dapat diandalkan karena sperma bisa keluar sebelum orgasme atau terlambat menarik penis keluar, juga memerlukan pengendalian diri yang tinggi serta penentuan waktu yang tepat.

6.

Prolonged Lactation (Menyusui) Selama menyusui, penghisapan air susu oleh bayi menyebabkan perubahan hormonal dimana hipotalamus mengeluarkan GnRH yang menekan pengeluaran hormone LH dan menghambat ovulasi. Ini adalah metode yang efektif bila kriteria terpenuhi : menyusui setiap 4 jam pada siang hari, dan setiap 6 jam pada malam hari. Makanan tambahan hanya diberikan 5-10% dari total. a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 2 per 100 wanita pada 6 bulan setelah melahirkan, 6 per100 wanita setelah 6-12 bulan setelah melahirkan

b. Keuntungan : pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan, tidak mengganggu

kesehatan,ekonomis,

merangsang

seorang

wanita

untuk

menyusui c. Kerugian : tidak sepenuhnya efektif, harus memenuhi criteria, tidak melindungi dari PMS Kontrasepsi Penghalang (Barrier) 1.

Kondom (pria dan wanita) Metode yang mengumpulkan air mani dan sperma di dalam kantung kondom dan mencegahnya memasuki saluran reproduksi wanita. Kondom pria harus dipakai setelah ereksi dan sebelum alat kelamin pria penetrasi ke dalam vagina yang meliputi separuh bagian penis yang ereksi. Tidak boleh terlalu ketat (ada tempat kosong di ujung untuk menampung sperma). Kondom harus dilepas setelah ejakulasi. a. Efktivitas : kehamilan terjadi pada 3-14 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama b. Keuntungan : dapat digunakan selama menyusui, satu-satunya kontrasepsi yang mencegah PMS,infeksi GO, klamidia c. Kerugian : kegagalan tinggi bila tidak digunakan dengan benar, alergi lateks pada orang yang sensitif

Gambar 2 : Kontrasepsi Kondom 2.

Diafragma dan cervical cap Kontrasepsi penghalang yang dimasukkan ke dalam vagina dan mencegah sperma masuk ke dalam saluran reproduksi.  Diafragma terbuat dari lateks atau karet dengan cincin yang fleksibel. Diafragma diletakkan posterior dari simfisis pubis sehingga serviks (leher

rahim) tertutupi semuanya. Diafragma harus diletakkan minimal 6 jam setelah senggama.  Cervical cap (penutup serviks) adalah kop bulat yang diletakkan menutupi leher rahim dengan perlekatan di bagian forniks. Terbuat dari karet dan harus tetap di tempatnya lebih dari 48 jam. a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 6-40 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama b. Keuntungan : dapat digunakan selama menyusui, tidak ada risiko gangguan kesehatan, melindungidari PMS c. Kerugian : angka kegagalan tinggi, peningkatan risiko infeksi, membutuhkan evaluasi dari tenaga kesehatan, ketidaknyamanan

Gambar 3. Kontrasepsi Diafragma dan Cervical Cap 3.

Spermisida Agen yang menghancurkan membran sel sperma dan menurunkan motilitas (pergerakan sperma). Tipe spermisida mencakup foam aerosol, krim, vagina suposituria, jeli, sponge (busa) yang dimasukkan sebelum melakukan hubungan seksual. Terutama mengandung nonoxynol 9 a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 6-26 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama b. Keuntungan : tidak mengganggu kesehatan, berfungsi sebagai pelumas, dapat mencegah PMS bakterial c. Kerugian : angka kegagalan tinggi, dapat meningkatkan transmisi virus HIV, hanya efektif 1-2 jam

Kontrasepsi Mekanik IUD (Intra Uteri Device)/ AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) Fleksibel, alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim, yang menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi. Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga)

mencegah kehamilan dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat.IUD dapat dipasang kapan saja selama periode menstruasi bila wanita tersebut tidak hamil. Untuk wanita setelah melahirkan, pemasangan IUD segera (10 menit setelah pengeluaran plasenta) dapat mencegah mudah copotnya IUD. IUD juga dapat dipasang 4 minggu setelah melahirkan tanpa faktor risiko perforasi (robeknya rahim). Untuk wanita menyusui, IUD dengan progestin sebaiknya tidak dipakai sampai 6 bulan setelah melahirkan. IUD juga dapat dipasang segera setelah abortus spontan triwulan pertama, tetapi direkomendasikan untuk ditunda sampai involusi komplit setelah triwulan kedua abortus. Setelah IUD dipasang, seorang wanita harus dapat mengecek benang IUD setiap habis menstruasi. Kondisi dimana seorang wanita tidak seharusnya menggunakan IUD adalah : 

Kehamilan



Sepsis



Aborsi postseptik dalam waktu dekat



Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga rahim



Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya



Penyakit tropoblastik ganasKanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium



Penyakit radang panggul



PMS (premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh)

 a.

TBC panggul Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,3-0,8 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama

b.

Keuntungan : sangat efektif, bekerja cepat setelah dimasukkan ke dalam rahim, bekerja dalam jangka waktu lama

c.

Kerugian : risiko infeksi panggul, dismenorea (nyeri saat haid), menoragia pada bulan-bulan pertama, peningkatan risiko perforasi (robek) rahim, risiko kehamilan ektopik, IUD dapat lepas dengan sendirinya

d.

Efek samping : nyeri, perdarahan, peningkatan jumlah darah menstruasi

e.

Pengembalian kesuburan cepat setelah dilepaskan

Gambar 4. Kontrasepsi IUD (spiral) Kontrasepsi Hormonal 1.

Oral Kontrasepsi oral adalah kombinasi dari hormon estrogen dan progestin atau hanya progestin-mini pil a. Kontrasepsi oral kombinasi (pil) Mengandung sintetik estrogen dan preparat progestin yang mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur) melalui penekanan hormon LH dan FSH, mempertebal lendir mukosa servikal (leher rahim), dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Pil kombinasi ada yang memiliki estrogendosis rendah dan ada yang

mengandung

estrogen

dosis

tinggi.

Estrogen

dosis

tinggi

biasanyadiberikan kepada wanita yang mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsy). Selain untuk kontrasepsi, oral kombinasi dapat digunakan untuk menangani dismenorea (nyeri saat haid), menoragia, dan metroragia. Oral kombinasi tidak direkomendasikan untuk wanita menyusui, sampai minimal 6 bulan setelah melahirkan. Pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui bisa mengurangi jumlah air susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam air susu. Hormon dari pil terdapat dalam air susu sehingga bisa sampai ke bayi. Karena itu untuk ibu menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung progestin, yang tidak mempengaruhi pembentukan air susu. Beberapa kondisi dimana kontrasepsi oral kombinasi tidak boleh diigunakan pada wanita dengan : 1) Menyusui atau kurang dari 6 minggu setelah melahirkan 2) Usia >35 tahun dan merokok 15 batang sehari 3) Faktor risiko multipel untuk penyakit jantung (usia tua, merokok, diabetes, hipertensi) 4) Tekanan darah sistolik ≥ 160 atau TD diastolik ≥ 100 mmHg

5) Riwayat trombosis vena dalam atau emboli paru Operasi besar dengan istirahat lama di tempat tidur 6) Riwayat sakit jantung iskemik 7) Stroke 8) Penyakit jantung katup komplikasi 9) Migrain dengan gejala neurologi fokal (dengan aura) 10) Migrain tanpa gejala neurologi fokal dan usia = 35 tahun 11) Riwayat kanker payudara 12) Diabetes dengan nefropati, retinopati, neuropati, penyakit vaskular, atau diabetes > 20 tahun 13) Sirosis berat 14) Kanker hati Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,1 – 5 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama Keuntungan : sangat efektif, mencegah kanker indung telur dan kanker endometrium, menurunkan ketidakteraturan menstruasi dan anemia yang berkaitan dengan menstruasi, menghaluskan kulit dengan jerawat sedang Kerugian : tidak direkomendasikan untuk menyusui, tidak melindungi dari Penyakit Menular Seksual (PMS), harus diminum setiap hari, membutuhkan resep dokter Efek samping lokal : mual, nyeri tekan pada payudara, sakit kepala Efek samping : perdarahan tidak teratur (umumnya menghilang setelah 3 bulan pemakaian), meningkatkan tekanan darah (dapat kembali normal bila oral kombinasi dihentikan), bekuan darah pada vena tungkai (3-4 kali pada pil KB dosis tinggi), meningkatkan faktor risiko penyakit jantung, risiko stroke (pada wanita usia > 35 tahun) Pengembalian kesuburan : ketika dihentikan maka kesuburan akan kembali seperti semula. Kesuburan ini bervariasi, dalam waktu 3-12 bulan setelah dihentikan maka tidak ada perbedaan kesuburan antara wanita yang memakai kontrasepsi oral dan yang tidak b. Kontrasepsi oral progestin (pil) Mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur), mempertebal lendir mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan silia saluran tuba, dan menghalangi

pertumbuhan lapisan endometrium. Keefektifan berkurang bila pil tidak diminum di waktu yang sama setiap harinya. Kontrasepsi ini diberikan pada wanita yang menginginkan kontrasepsi oral namun tidak bisa menggunakan oral kombinasi karena pengaruh estrogen dapat membahayakan, misalnya pada wanita yang sedang menyusui. 1) Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,5 – 5 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama 2) Keuntungan : mula kerja cepat (24 jam setelah pemakaian pil), menurunkan kejadian menoragia dan anemia. Dapat digunakan pada wanita menyusui. Mencegah terjadinya kanker endometrium, tidak memiliki efek samping yang berkaitan dengan estrogen (bekuan darah di vena tungkai) 3) Kerugian : harus diminum di waktu yang sama setiap hari, kurang efektif dibandingkan oral kombinasi, membutuhkan resep dokter 4) Efek samping : penambahan berat badan, jerawat, kecemasan, angka kejadian terjadinya perdarahan tidak teratur tinggi Pengembalian kesuburan cepat ketika pil dihentikan 2.

Suntikan a. Suntikan progestin Mencegah kehamilan dengan mekanisme yang sama seperti progestin pil namun kontrasepsi ini menggunakan suntikan intramuskular (dalam otot
atau

lengan

atas>).

Yang

sering

digunakan

adalah

medroxyprogesterone asetat (Depo-Provera), 150 mg yang diberikan setiap 3 bulan. 1) Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,3 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama 2) Keuntungan : mula kerja cepat dan sangat efektif, bekerja dalam waktu lama, tidak mengganggu menyusui, dapat dipakai segera setelah keguguran atau setelah masa nifas, 3) Kerugian : suntikan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan secara teratur, tidak melindungi dari PMS, 4) Efek samping lokal : peningkatan berat badan, rambut rontok Efek samping : tulang menjadi keropos, kelainan metabolisme lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroragi (umumnya beberapa bulan pertama) dan amenorea (1 tahun pertama), jika pemakaian suntikan

KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun Pengembalian kesuburan 5-7 bulan setelah penghentian suntikan b. Suntikan estrogen-progesteron Suntikan ini diberikan secara intramuskular setiap bulan, mengandung 25 mg depo medroxyprogesteron asetat dan 5 mg estradiol cypionat. Mekanisme kerja, efek samping, kriteria, dan keamanan sama seperti kontrasepsi oral kombinasi. Siklus menstruasi terjadi lebih stabil setiap bulan. Pengembalian kesuburan tidak selama kontrasepsi suntikan progestin 3.

Implant progestin Kapsul plastik, tipis, fleksibel, yang mengandung 36 mg levonorgestrel yang dimasukkan ke dalam kulit lengan wanita. Setelah diberi obat bius, dibuat sayatan dan dengan bantuan jarum dimasukkan kapsul implan. Tidak perlu dilakukan penjahitan. Kapsul ini melepaskan progestin ke dalam aliran darah secara perlahan dan biasanya dipasang selama 5 tahun. Mencegah kehamilan dengan cara menghambat terjadinya ovulasi (pelepasan sel telur oleh indung telur), mempertebal lendir mukosa leher rahim, mengganggu pergerakan saluran tuba, dan menghalangi pertumbuhan lapisan endometrium. Kontrasepsi ini efektif dalam waktu 48 jam setelah diimplan dan efektif selama 5-7 tahun. a. Efektivitas : kehamilan terjadi pada 0,05 per 100 wanita pada 1 tahun penggunaan pertama b. Keuntungan : sangat efektif, bekerja untuk jangka waktu lama c. Kerugian : membutuhkan prosedur operasi kecil untuk pemakaian dan pelepasan, tidak melindungi dari PMS d. Efek samping lokal : sakit kepala, payudara menjadi keras, peningkatan berat badan, kerontokan rambut, jerawat, perubahan mood e. Efek samping : gangguan metabolisme lemak, hirsutisme, gangguan menstruasi (memanjang, tidak teratur) f. Kesuburan baru kembali 1 bulan setelah kapsul diambil

4.

Patch Patch ini didesain untuk melepaskan 20μg ethinyl estradiol dan 150 μg norelgestromin. Mencegah kehamilan dengan cara yang sama seperti kontrasepsi oral (pil). Digunakan selama 3 minggu, dan 1 minggu bebas patch untuk siklus menstruasi.

Metode Permanen (KONTAP)/Sterilisasi Metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran telur (pada perempuan) atau saluran sperma (pada lelaki). Kontap dijalankan dengan melakukan operasi kecil pada organ reproduksi, baik untuk tubektomi bagi perempuan, maupun vasektomi bagi lelaki. Dengan cara ini, proses reproduksi tidak lagi terjadi dan kehamilan akan terhindar untuk selamanya. Karena sifatnya yang permanen, kontrasepsi ini hanya diperkenankan bagi mereka yang sudah mantap memutuskan untuk tidak lagi mempunyai anak 1.

Vasektomi Vasektomi adalah pemotongan vasdeferens (saluran yang membawa sperma dari testis). Vasektomi dilakukan oleh ahli bedah urolog dan memerlukan waktu sekitar 20 menit. Pria yang menjalani vasektomi sebaiknya tidak segera menghentikan pemakaian kontrasepsi, karena biasanya kesuburan masih tetap ada sampai sekitar 15-20 kali ejakulasi. Setelah pemeriksaan laboratorium terhadap 2 kali ejakulasi menunjukkan tidak ada sperma, maka dikatakan bahwa pria tersebut telah mandul. Komplikasi dari vasektomi adalah: a. Perdarahan b. Respon peradangan terhadap sperma yang merembes c. Pembukaan spontan

2.

Tubektomi/Ligasi tuba Ligasi tuba adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba falopii (saluran telur dariovarium ke rahim). Pada ligasi tuba dibuat sayatan pada perut dan dilakukan pembiusan total. Ligasi tuba bisa dilakukan segera setelah melahirkan atau dijadwalkan di kemudian hari. Sterilisasi pada wanita seringkali dilakukan melalui laparoskopi. Selain pemotongan dan pengikatan, bisa juga dilakukan kauterisasi (pemakaian arus listrik) untuk menutup saluran tuba. Untuk menyumbat tuba bisa digunakan pita plastik dan klip berpegas. Pada penyumbatan tuba, kesuburan akan lebih mudah kembali karena lebih sedikit terjadi kerusakan jaringan. Teknik sterilisasi lainnya yang kadang digunakan pada wanita adalah histerektomi

(pengangkatan

ovarium/indung telur)

rahim)

dan

ooforektomi

(pengangkatan

A. Konsep Dasar Keperawatan A. Pengkajian Karena masalah kontrasepsi merupakan suatu hal yang sensitif bagi wanita, maka dalam mengkaji hal ini perawat harus sangat memperhatikan privasi klien. Rendahkan suara ketika mengkaji untuk menigkatkan rasa nyaman klien dan pertahankan rasa percaya diri yang tinggi klien. Selain pengkajian umum( Identitas klien, Riwayat kesehatan, Riwayat obstetri, PF), pengkajian khusus yang perlu kita lakukan untuk memenuhi peran sebagai edukator dalam pemilihan metode kontrasepsi yang tepat adalah : 1. Pengetahuan klien tentang macam-macam metoda kontrasepsi Pengkajian ini dilakukan dengan menanyakan kapan wanita tersebut berencana untuk memiliki anak. Kemudian tanyakan metoda apa yang sedang direncanakan akan dipakai oleh klien. Bila klien menyatakan satu jenismetoda perawat dapat menanyakan alas an penggunaan metoda tersebut.pertanyaanpertanyaan ini akan mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi klien terkait dengan kontrasepsi yang digunakannya. 2. Pengetahuan tentang teknik penggunaan metoda kontrasepsi Dalam melaksanakan perannya sebagai educator perawat harus dapat menetukan tingkat pengetahuan klien tentang teknik penggunaan kontrasepsi. Misalnya tanyakan tentang bagaimana klien tersebut memakai dafragma, kapan dan dimana spermisida dioleskan atau berapa kali dalam sehari klien tersebut harus mengkonsumsi pil KBm dengan menggali tingkat pengetahuan klien ni perawat dapat menentukan bila ada kesalahan persepsi dalam penggunaan yang akan menyebabkan tidak efektifnya alat kontrasepsi yang dipakai dan akan menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan. 3. Kenyamanan klien terhadap metoda kontrasepsi klien terhadap metoda kontrasepsi yang sedang dipakai. Dalam mengkaji kenyamanan klien, dengarkan keluhan-keluhan klien terhadap efek samping dari kontrasepsi yang digunakannya. Dengarkan juga pernyataan klien tentang kenyamanannya menggunakan metoda kontrasepsi bulanan seperti suntik hormone dari pada pil keluarga berencana yang harus di konsumsi setiap hari. Keefektifan suatu metoda meningkat seiring dengan peningkatan kenyamanan klien dalam menggunakan metoda tersebut.

4. Faktor-faktor pendukung penggunaan metode yang tepat Jika klien berencana untuk mengganti metoda kontrasepsi diskusikan tentang pilihan-pilihan yang cocok untuk digunakan. Kaji factor-faktor yang dapat membantu pemilihan metode terbaik seperti riwayat kesehatan dahulu klien yang merupakan kontraindikasi dari metoda kontrasepsi, riwayat obstetric, budaya dan kepercayaan serta keinginan untuk mencegah kehamilan. 

Riwayat menstruasi Frekuensi, siklus dan lama haid terakhir



Riwayat kontrasepsi Metode yang pernah digunakan dan alasan penghentian Metode yang terakhir digunakan dan pemakaian terakhir



Riwayat obstetri Tipe kelahiran

gender

Lama gestasi

komplikasi

Lama persalinan

Berat lahir

kesehatan anak-anak saat ini dan tempat tinggalnya perasaan tentang kehamilan terdahulu atau pengalaman melahirkan 

Riwayat pembedahan Masalah gynekologi termasuk HPV, herpes, gonorhoe, sifilis Penyakit organic Pembedahan, kecelakaan, hospitalisasi Masalah psikiatri, termasuk penyakit jiwa, depresi, ansietas, mania, serangan panic Obat-obatan (saat ini dan masa lalu)



Riwayat keluarga Risiko penyakit genetic, termasuk latar belakang etnis Riwayat obstetric, termasuk riwayat keguguran, kembar, preeklamsi Hubungan kekerabatan



Kebiasaan tidak sehat (merokok, mengkonsumsi alcohol, obat-obatan)



Status Perkawinan



Riwayat social Tempat lahir

Situasi hidup

Pekerjaan

Pendidikan

Sumber pendukung

Sumber stress

B. Diagnosa Keperawatan 1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kondisi, kebutuhan tindakan dan pemilihan yang tepat tentang alat kontrasepsi. 2. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kegagalan akibat pemasangan / pemakaian alat KB C. Rencana Asuhan Keperawatan 1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kondisi, kebutuhan tindakan dan pemilihan yang tepat tentang alat kontrasepsi Tujuan : pengetahuan klien tentang alat kontrasepsi bertambah Kriteria hasil : Mampu memilih alat kontrasepsi yang sesuai. Mampu menyebutkan manfaat dari penggunaan alat kontrasepsi (KB). Intervensi Keperawatan : a. HE tentang Keluarga Berencana (KB) meliputi tujuan KB, sasaran KB, metode yang efektif. R : Memberikan informasi untuk membantu klien/pasangan memahami dan memutuskan sesuatu. b. Kaji tingkat pengetahuan klien/pasangan, kesiapan dan kemampuan untuk belajar. Dengarkan , bicara dengan tenang dan berikan waktu untuk bertanya dan meninjau materi. R : Memberikan informasi yang perlu untuk mengembangkan rencana perawatan. c. Diskusikan dengan klien/pasangan implikasi jangka pendek dan jangka panjang penggunaan alat kontrasepsi. R : Memungkinkan klien/pasangan untuk membuat keputusan berdasarkan informasi d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemilihan yang tepat dan terapi yang sesuai apabila ada gangguan. R : Mendukung keputusan klien/pasangan dan membantu mengurangi risiko terganggunya kesehatan 2. Ansietas berhubungan dengan kemungkinan terjadinya kegagalan akibat pemasangan / pemakaian alat KB. Tujuan : klien mengungkapkan kenyamanan dan tidak terjadi kecemasan.

Kriteria hasil : Klien tampak rileks P : 60-100x/menit N : 20x/menit Intervensi Keperawatan : a. Observasi tanda-tanda vital (P, N, TD) R : Tanda vital klien mungkin berubah karena kecemasan. Tanda vital yang stabil menunjukkan penurunan tingkat kecemasan. b. Tinjau ulang penyebab, sumber dan manifestai kecemasan. R : Mengidentifikasi perhatian pada bagian khusus dan menentukan arah dan kemungkinan pilihan/intervensi. c. Jelaskan prosedur, intervensi keperawatan dan tindakan. R : Pengetahuan tentang alas an aktivitas ini dapat menurunkan rasa takut akibat ketidaktahuan. d. Pertahankan komunikasi terbuka, diskusikan kemungkinan efek samping dan keuntungan penggunaan alat KB. R : Informasi dan jawaban atas pertanyaan dapat membantu menurunkan ansietas dan meningkatkan kepercayaan diri klien dan pasangan. e. Anjurkan penggunaan teknik relaksasi (misal : latihan nafas dalam). R : Mencegah kelelahan otot dan memberikan kesempatan untuk partisipasi aktif dan meningkatkan rasa kontrol. f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat anticemas R : Memblok system syaraf yang meningkatkan kecemasan D. Evaluasi 3. Klien dan pasangan memiliki pengetahuan tentang keluarga berencana. 4. Klien mampu memilih alat kontrasepsi yang tepat dan sesuai. 5. Klien mengungkapkan kenyamanan dan tidak terjadi kecemasan.

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth ; 2012, Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGC Doenges,

Marilynn

& Mary Frances

Moorhouse. 2011.

Rencana

Perawatan

Maternal/Bayi “Pedoman untuk Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien” Ed. 2. EGC. Jakarta. Farrer, Hallen. 2011. Perawatan Maternitas Ed. 2. EGC. Jakarta Mansjoer, Arif dkk. 2012. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1 Ed.3. Media Aesculapius FK UI. Jakarta. Mochtar, Rustam ; 2008, Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Jakarta : EGC Varney, Helen; 2012, Buku Saku Bidan, Jakarta : EGC Wiknjosastro, Hanifa ; 2007, Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga, Jakarta : Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirohardjo http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/keluarga-berencana-kb.pdf. http://anggrekidea.blogspot.com/2007/11/asuhan-keperawatan-pada-keluarga.html.

Related Documents


More Documents from "gitabone"