Bab 4 Sub Netting

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 4 Sub Netting as PDF for free.

More details

  • Words: 1,669
  • Pages: 10
PRAKTIKUM III SUBNETTING DAN NETMASK I.

Tujuan 1. Mahasiswa mengerti dan memahami tentang IP Subnetting. 2. Mahasiswa mampu menghitung secara efisien kebutuhan IP dalam suatu rancangan jaringan. 3. Mahasiswa mampu menggambar diagram jaringan beserta kebutuhan subnettingnya. 4. Mahasiwa mampu mengimplementasikan diagram jaringan yang dirancang ke dalam praktikum.

II.

Peralatan Yang Dibutuhkan 1. Beberapa PC sebagai client 2. Hub/Switch 3. NIC yang tertancap pada setiap PC 4. Kabel jaringan secukupnya

III.

Dasar Teori Masih ingat dengan konsep penomoran IP? Nomor IP terdiri dari 32 bit yang didalamnya terdapat bit untuk NETWORK ID (NetID) dan HOST ID (HostID). Secara garis besar berikut inilah pembagian kelas IP

CLASS A CLASS B CLASS C

8 bit

24 bit

Net ID

Host ID 16 bit

16 bit

Net ID

Host ID 24 bit

8 bit

Net ID

Host ID 32 bit

Gambar 3.1 Pembagian kelas IP

24

Netmask Ketika kita berhubungan dengan komputer lain pada suatu jaringan, selain IP yang dibutuhkan adalah netmask. Misal kita pada IP 10.252.102.12 ingin berkirim data pada 10.252.102.135 bagaimana komputer kita memutuskan apakah ia berada pada satu jaringan atau lain jaringan? Maka yang dilakukan adalah mengecek dulu netmask komputer kita karena kombinasi IP dan netmask menentukan range jaringan kita. Jika netmask kita 255.255.255.0 maka range terdiri dari atas semua IP yang memiliki 3 byte pertama yang sama. Misal jika IP saya 10.252.102.12 dan netmask saya 255.255.255.0 maka range jaringan saya adalah 10.252.102.010.252.102.255 sehingga kita bisa secara langsung berkomunukasi pada mesin yang diantara itu, jadi 10.252.102.135 berada pada jaringan yang sama yaitu 10.252.102 (lihat yang angka-angka tercetak tebal menunjukkan dalam satu jaringan karena semua sama). Dalam suatu organisasi komersial biasanya terdiri dari beberapa bagian, misalnya bagian personalia/HRD, Marketing, Produksi, Keuangan, IT dsb. Setiap bagian di perusahaan tentunya mempunyai kepentingan yang berbedabeda. Dengan beberapa alasan maka setiap bagian bisa dibuatkan jaringan lokal sendiri – sendiri dan antar bagian bisa pula digabungkan jaringannya dengan bagian yang lain. Pembagian jaringan besar ke dalam jaringan yang kecilkecil inilah yang disebut sebagai subnetting. Ada beberapa alasan yang menyebabkan satu organisasi membutuhkan lebih dari satu jaringan lokal (LAN) agar dapat mencakup seluruh organisasi : 

Teknologi

yang

berbeda.

Dalam

suatu

organisasi

dimungkinkan

menggunakan bermacam teknologi dalam jaringannya. Semisal teknologi ethernet akan mempunyai LAN yang berbeda dengan teknologi FDDI. 

Kongesti pada jaringan. Sebuah LAN dengan 254 host akan memiliki performansi yang kurang baik dibandingkan dengan LAN yang hanya mempunyai 62 host. Semakin banyak host yang terhubung dalam satu media akan menurunkan performasi dari jaringan. Pemecahan yang paling sedherhana adalah memecah menjadi 2 LAN.

25



Departemen tertentu membutuhkan keamanan khusus sehingga solusinya memecah menjadi jaringan sendiri.

Pemecehan menggunakan konsep subnetting. Membagi jaringan besar tunggal ke dalam sunet-subnet (sub-sub jaringan). Setiap subnet ditentukan dengan menggunakan subnet mask bersama-sama dengan no IP. Pada subnetmask dalam biner, seluruh bit yang berhubungan dengan netID diset 1, sedangkan bit yang berhubungan dengan hostID diset 0. Dalam subnetting, proses yang dilakukan ialah memakai sebagian bit hostID untuk membentuk subnetID. Dengan demikian jumlah bit yang digunakan untuk HostID menjadi lebih sedikit. Semakin panjang subnetID, jumlah subnet yang dibentuk semkain banyak, namun jumlah host dalam tiap subnet menjadi semakin sedikit.

Lama

NetID

Baru

NetID

HostID

SubNetID NetID Baru

HostID HostID Baru

Gambar 3.2 pembentukan subnet Cara Pembentukan Subnet Misal jika jaringan kita adalah 192.168.0.0 dalm kelas B (kelas B memberikan range 192.168.0.0 – 192.168.255.255). Ingat kelas B berarti 16 bit pertama menjadi NetID yang dalam satu jaringan tidak berubah (dalam hal ini adalah 192.168) dan bit selanjutya sebagai Host ID (yang merupakan nomor komputer yang terhubung ke dan setiap komputer mempunyai no unik mulai dari 0.0 – 255.255). Jadi netmasknya/subnetmasknya adalah 255.255.0.0 Kita dapat membagi alokasi jaringan diatas menjadi jaringan yang kebih kecil dengan cara mengubha subnet yang ada.

26

Ada dua pendekatan dalam melakukan pembentukan subnet yaitu : 1. Berdasarkan jumlah jaringan yang akan dibentuk 2. Berdasarkan jumlah host yang dibentuk dalam jaringan. Kedua-duanya akan dipakai untuk menentukan efisiensi penomoran IP dalam suatu lingkungan jaringan. Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah jaringan yang dibutuhkan. 1. Menentukan jumlah jaringan yang dibutuhkan dan merubahnya menjadi biner. Misalkan kita ingin membuat 255 jaringan kecil dari nomor jaringan yang sudah ditentukan. 255  11111111 2. Menghitung jumlah bit dari nomor 1. Dan jumlah bit inilah yang disebut sebagai subnetID (lihat gambar 3.2) Dari 255  11111111  jumlah bitnya adalah 8 3. Jumlah bit hostID baru adalah HosiID lama dikurangi jumlah bit nomor 2. Misal dari contoh diatas hostIDbaru: 16 bit – 8 bit = 8 bit. 4. Isi subnetID dengan 1 dan jumlahkan dengan NetIDLama. Jadi NetID baru kita adalah NetIDlama + SubNetID :  11111111.11111111.11111111.00000000 (24 bit bernilai 1 biasa ditulis /24) Berkat perhitungan di atas maka kita mempunyai 256 jaringan baru yaitu : 192.168.0.xxx,

192.168.1.xxx,

192.168.2.xxx,

192.168.3.xxx

hingga

192.168.255.xxx dengan netmash 255.255.255.0. xxx  menunjukkan hostID antara 0-255 Biasa ditulis dengan 192.168.0/24  192.168.0 menunjukkan NetID dan 24 menunjukkan subnetmask (jumlah bit yang bernilai 1 di subnetmask). Dengan teknik ini kita bisa mengalokasikan IP address kelas B menjadi sekian banyak jaringan yang berukuran sama. Cara perhitungan subnet berdasarkan jumlah host adalah sebagai berikut : 1. Ubah IP dan netmask menjadi biner IP

: 192.168.0.0  11000000.10101000.00000000.00000000

Netmask

: 255.255.0.0  11111111.11111111.00000000.00000000

27

Panjang hostID kita adalah yang netmasknya semua 0  16 bit. 2. Memilih jumlah host terbanyak dalam suatu jaringan dan rubah menjadi biner. Misal dalam jaringan kita membutuhkan host 25 maka menjadi 11001. 3. Hitung jumlah bit yang dibutuhkan angka biner pada nomor 1. Dan angka inilah nanti sebagai jumlah host dalam jaringan kita. Jumlah host 25 menjadi biner 11001 dan jumlah bitnya adalah 5. 4. Rubah netmask jaringan kita dengan cara menyisakan angka 0 sebanyak jumlah perhitungan nomor 3. Jadi netmasknya baru adalah 11111111.11111111.11111111.11100000 Identik dengan 255.255.255.224 jika didesimalkan. Contoh Implementasi Misalkan ada diagram jaringan seperti pada gambar 3.3 dengan alokasi ip 132.92.xxx.xxx. Internet

R5 R7

R3

Jaringan A

R1

Jaringan B

R2

R6

R4

Jaringan C

Jaringan D

Jaringan E

Jumlah Host =25

Jumlah Host =10

Jumlah Host =12

Jaringan F J umlah Host =9

Gambar 3.3 Diagram jaringan Catatan lingkaran dengan tanda silang adalah router sebagai penghubung antara jaringan yang satu dengan yang lain.

28

Langkah-langkah pemberian nomor IP 1. Menentukan jumlah jaringan yang ada Ada 7 jaringan yaitu : A, B, C, D, E, F, R3-R5 2. Menentukan jumlah host yang dibutuhkan setiap jaringan a. A butuh 3, yang tersambung adalah R1, R2 dan R3 b. B butuh 4, yang tersambung adalah R4, R6, R5 dan R7 c. C butuh 26, Jumlah Host C ditambahn R1 yang juga tersambung di jaringan C d. D butuh 11, Jumlah Host D ditambahn R2 yang juga tersambung di jaringan D e. E butuh 13, Jumlah Host E ditambahn R4 yang juga tersambung di jaringan E f. F butuh 10, Jumlah Host F ditambahn R6 yang juga tersambung di jaringan C g. R3-R5 butuh 2, untuk menyambungkan R3 dan R5 3. Buat satu subnetmask untuk seluruh jaringan (diambil dari jumlah host terbanyak) Jumlah yang terbanyak adalah 26. Binarinya adalah 11010  5 bit. Jadi

subnetmask

yang

digunakan

adalah

11111111.11111111.11111111.11100000 (disisakan 0 5 bit untuk host sesuai kebutuhan jaringan) identik dengan 255.255.225.224. 4. Memberikan nomor IP untuk tiap jaringan yang ada. Dari nomor IP dan subnetmask yang ada bisa dihasilkan jaringan sebagai berikut : Alokasi Subnet 132.92.0.0 A 132.92.0.32 B 132.92.0.64 C 132.92.0.96 D 132.92.0.128 E 132.92.0.160 F 132.92.0.192 R3-R5 132.92.0.224

Range IP Tidak terpakai 132.92.0.3-132.92.0.62 132.92.0.65-132.92.0.94 132.92.0.97-132.92.0.126 132.92.0.129-132.92.0.158 132.92.0.161-132.92.0.190 132.92.0.193-132.92.0.222 132.92.0.225-132.92.0.254

29

132.92.0.255 Tidak terpakai Catatan: Nomor IP awal dan akhir setiap subnet tidak bisa dipakai untuk broadcast 5. Memberi nomor IP setiap komputer sesuai range yang telah terbentuk pada nomor 4. Agregasi Routing Secara konsep, subnet yang telah ada memungkinkan dibagi lagi menjadi subnet-subnet yang lebih kecil untuk efisiensi. Misalkan pada R3-R5 diberi alokasi 30 host padahal yang dipakai hanya 2 nomor IP. Maka 132.92.0.224/24 bisa dipecah lagi dengan menyisakan 2 host yang berarti jika dibinarikan menjadi 10 yang artinya membutuhkan jumlah bit 2. Ini

berarti

netmasknya

disisakan

2

buah

angka

nolnya

menjadi

:

11111111.11111111.11111111.11111100 (/30). IV.

Tugas Pendahuluan 1. Lengkapilah tabel netmask berikut ini : No Netmask(dalam 0 1 2 3 … 32

Desimal) 0.0.0.0 128.0.0.0 192.0.0.0 224.0.0.0 … 255.255.255.255

Netmask (Dalam binari) /0 /1 /2 /3 … /32

00000000.00000000.00000000.00000000 10000000.00000000.00000000.00000000 11000000.00000000.00000000.00000000 11100000.00000000.00000000.00000000 … 11111111.11111111.11111111.11111111

2. Berdasarkan gambar 3.3 berikan nomor IP dan netmask setiap komputer, berikan nomor IP yang paling efisien.

30

V.

Percobaan 1. Berikan nomor IP yang paling efisien untuk design jaringan pada gambar 3.4 berikut IP yang diberikan adalah 10.252.0.0 : R2

R1

R3

Jaringan C

Jaringan E

Jumlah Host =50

Jumlah Host =25

Gambar 3.4 Diagram jaringan 2. Buatlah kelompok praktikum menjadi 4. Bagi nomor IP setiap kelompok sesuai percobaan nomor 1 dan lakukan setting jaringan di setiap komputer dengan langkah sebagai berikut : a. Masuklah ke sistem komputer yang memiliki sistem operasi Linux b. Login sebagai root c. Buka terminal dengan mengklik pada Start Menu -> System Tools -> terminal d. Ceklah ethernet card yang ada pada komputer anda dengan megetikkan perintah [root@WSC204-11 root]# dmesg | grep eth

Analisa hasilnya. e. Lakukan konfigurasi jaringan secara manual dengan menggunakan perintah ifconfig [root@WSC204-11

root]#

ifconfig

eth0

no_ip

netmask

no_netmask up

f. Setelah melakukan konfigurasi untuk melihat hasilnya ketikkan perintah di bawah dan lihat pesan yang keluar dan analisa hasilnya [root@WSC204-11 root]# ifconfig

31

3. Selanjutnya lakukan tes konektifitas dengan menggunakan perintah ping dengan komputer lain yang berada pada 1 jaringan dengan memakai perintah ping.

Untuk menghentikan tekan Ctrl + C dan Analisa Hasilnya. 4. Lakukan koneksi lain subnet dengan melakukan perintah ping Analisa apa yang terjadi, kenapa bisa seperti itu?

32

VI.

Laporan Resmi FORMAT LAPORAN RESMI Nama dan NRP mahasiswa

Judul Percobaan : Subnetting dan Netmask Dasar Teori :

Tugas Pendahuluan :

Hasil percobaan :

Daftar Pertanyaan Berikan kesimpulan praktikum yang anda lakukan. Pada setiap subnet Nomor IP awal dan akhir (misal nomor jaringan kita adalah 10.252.10.20 dengan netmask 255.225.255.0 sebagai awal nomor IP adalah 10.252.10.0 dan nomor akhir IP adalah 10.252.10.255) tidak dipakai sebagai nomor IP. Apa kegunaan nomor IP tersebut. Sebutkan nomor – nomor IP yang dipakai untuk maksud khusus dan apa kegunaannya.

33

Related Documents

Bab 4 Sub Netting
November 2019 18
Sub Netting
May 2020 25
Sub Netting
May 2020 23
Sub Netting
November 2019 34
Sub Netting
May 2020 20
Sub Netting
November 2019 40