Atlantis Lemuria Indonesia
Page 1 TELUSURI BLOG
PANJI BLOG INI
Blog Berikut»
Buat Blog | Sign in
Atlantis Lemuria Indonesia A D A H U B U N G A N A P A A NT AR A P E R A D A B A N K U NO A T L A NT IS , L E G E N D A L E M U R I A D E N G A N I ND O N E S I A
K A MI S, 2 0 0 9 ME I 14
Peneliti AS menyatakan Atlantis is Indonesia P E NE L I T I A S M E NY AT AK A N A T L A NT IS I S I ND O N E S I A
Benua Kuno Atlantis Ada di Indonesia? JAKARTA -- Para peneliti AS menyatakan bahwa Atlantis is Indonesia. Hingga kini cerita tentang benua yang hilang 'Atlantis' masih terselimuti kabut misteri. Sebagian orang
A R SI P B L OG
menganggap Atlantis cuma dongeng belaka, meski tak kurang 5.000 buku soal Atlantis telah
▼ 2009 (1)
ditulis oleh para pakar.
▼ Mei (1) Peneliti AS menyatakan Atlantis is Indonesia
Bagi para arkeolog atau oceanografer moderen, Atlantis tetap merupakan obyek menarik terutama soal teka-teki dimana sebetulnya lokasi sang benua. Banyak ilmuwan menyebut benua Atlantis terletak di Samudera Atlantik.
► 2008 (12)
M E NG EN A I S AY A A DMI N SU R GAW EB LI HA T PRO F IL LE NGK A PK U
Sebagian arkeolog Amerika Serikat (AS) bahkan meyakini benua Atlantis dulunya adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land (Paparan Sunda), suatu wilayah yang kini ditempati Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Sekitar 11.600 tahun silam, benua itu tenggelam diterjang banjir besar seiring berakhirnya zaman es.
''Para peneliti AS ini menyatakan bahwa Atlantis is Indonesia,'' kata Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Umar Anggara Jenny, Jumat (17/6), di sela-sela rencana E BO OK GR A TI S DA N B UK U GR A TI S
Ebook The Alchemist by Paulo Coelho
gelaran 'International Symposium on The Dispersal of Austronesian and the Ethnogeneses of the People in Indonesia Archipelago, 28-30 Juni 2005.
Ebook rahasia kekuatan yang diperlukan untuk sukses Ebook "Supercharge Your Success!" Ebook RAHASIA SUKSES ITU
Kata Umar, dalam dua dekade terakhir memang diperoleh banyak temuan penting soal penyebaran dan asal usul manusia. Salah satu temuan penting ini adalah hipotesa adanya sebuah pulau besar sekali di Laut Cina Selatan yang tenggelam setelah zaman es.
ADALAH Ebook Mega Selling (Rahasia Seorang Penjual Ulung)
F O R M U L A B IS N IS A J A I B
Hipotesa itu, kata Umar, berdasarkan pada kajian ilmiah seiring makin mutakhirnya pengetahuan tentang arkeologimolekuler. Tema ini, lanjutnya, bahkan akan menjadi salah satu hal yang diangkat dalam simposium internasional di Solo, 28-30 Juni. Menurut Umar, salah satu pulau penting yang tersisa dari benua Atlantis -- jika memang benar -- adalah Pulau Natuna, Riau. Berdasarkan kajian biomolekuler, penduduk asli Natuna
Sudah cukupkah penghasilan Anda
diketahui memiliki gen yang mirip dengan bangsa Austronesia tertua.
sekarang? Bisnis Internet yang Fenomenal,
Bangsa Austronesia diyakini memiliki tingkat kebudayaan tinggi, seperti bayangan tentang
Formula Bisnis Is The Best
bangsa Atlantis yang disebut-sebut dalam mitos Plato. Ketika zaman es berakhir, yang ditandai
Meraup Kekayaan hanya dengan
tenggelamnya 'benua Atlantis', bangsa Austronesia menyebar ke berbagai penjuru.
menjual Informasi di Internet Cara Cepat & Instan Mendulang Uang dari FormulaBisnis.com Bermandikan Uang setiap hari dari
Mereka lalu menciptakan keragaman budaya dan bahasa pada masyarakat lokal yang disinggahinya dalam tempo cepat yakni pada 3.500 sampai 5.000 tahun lampau. Kini rumpun Austronesia menempati separuh muka bumi.
Bisnis Internet Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), Harry Truman Simanjuntak, mengakui memang ada pendapat dari sebagian pakar yang menyatakan bahwa benua Atlantis terletak di R A H A SI A U AN G DA N K E K AY AA N
Indonesia. Namun hal itu masih debatable.
Belajar dari Orang Kaya - The Richest Menjadi KAYA Ada Ilmunya Hiduplah Dengan Tujuanmu KEKUATAN SEDEKAH
Yang jelas, terang Harry, memang benar ada sebuah daratan besar yang dahulu kala bernama Sunda Land. Luas daratan itu kira-kira dua kali negara India. ''Benar, daratan itu hilang. Dan kini tinggal Sumatra, Jawa atau Kalimantan,'' terang Harry. Menurut dia, sah-sah saja para ilmuwan mengatakan bahwa wilayah yang tenggelam itu adalah benua Atlantis yang hilang,
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2009-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:41:56
Atlantis Lemuria Indonesia Rezeki Kagetan
Page 2 meski itu masih menjadi perdebatan. Dominasi Austronesia Menurut Umar Anggara Jenny, Austronesia sebagai rumpun bahasa merupakan sebuah fenomena besar dalam sejarah manusia. Rumpun ini memiliki sebaran yang paling luas, mencakup lebih dari 1.200 bahasa yang tersebar dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di Timur. Bahasa tersebut kini dituturkan oleh lebih dari 300 juta orang. ''Pertanyaannya dari mana asal-usul mereka? Mengapa sebarannya begitu meluas dan cepat yakni dalam 3500-5000 tahun yang lalu. Bagaimana cara adaptasinya sehingga memiliki keragaman budaya yang tinggi,'' tutur Umar. Salah satu teori, menurut Harry Truman, mengatakan penutur bahasa Austronesia berasal dari Sunda Land yang tenggelam di akhir zaman es. Populasi yang sudah maju, proto-Austronesia, menyebar hingga ke Asia daratan hingga ke Mesopotamia, mempengaruhi penduduk lokal dan mengembangkan peradaban. Tapi ini masih diperdebatan. (imy )
tag : atlantis, sunda land, paparan sunda, austronesia, zaman es, benua yang hilang, indonesia BONUS LINK DOWNLOAD EBOOK GRATIS
PAKET EBOOK SUPER, KOLEKSI TERLENGKAP RIBUAN EBOOK http://ebookdewasa.110mb.com/ebook/DOWNLOD-RIBUAN-EBOOK-INDONESIA.CHM
Bagaimana Saya dengan mudah mendapatkan Wanita2 Cantik yang Saya inginkan" http://priaidaman.110mb.com/MENJADI-PRIA-IDAMAN.CHM
"E-BOOK PILIHAN, TELAH MENGUBAH BANYAK ORANG MENJADI KAYA" http://ebookpilihan.110mb.com/ebook/PAKET-EBOOK-PILIHAN.CHM
PAKET EBOOK KOMPLIT, PANDUAN KUMPULAN BISNIS KOMPLIT http://ebookpilihan.110mb.com/ebook/PAKET-EBOOK-KOMPLIT.CHM
RAHASIA BANJIR UANG DARI INTERNET KE REKENING ANDA http://surgaweb.110mb.com/ebook/FORBIS.CHM
Panduan Menjadi Teknisi Komputer & PENGUSAHA Tinta Refill http://ebookpilihan.110mb.com/ebook/PAKET-TEKNISI-KOMPUTER.CHM
Cara Mudah Mengelola Keuangan dan Melipatgandakan Kekayaan http://ebookpilihan.110mb.com/ebook/KEBERKAHAN-FINANSIAL.CHM
Rahasia KUAT SEX & SOLUSI DISFUNGSI SEKSUAL KHUSUS PRIA http://ebookdewasa.110mb.com/ebook/KOLEKSI-LENGKAP-EBOOK-DEWASA.CHM
Resep RAHASIA dibalik KESUKSESAN KAUM KAYA http://ebookpilihan.110mb.com/ebook/RESEP-RAHASIA-KAUM-KAYA.CHM
Cara Promosi yang efektif dalam mengiklankan bisnis anda http://ebookdewasa.110mb.com/ebook/BANJIR-UANG-DARI-BISNIS-IKLAN.CHM
Aneka Pengetahuan Dalam Kegiatan Seks http://ebookpilihan.110mb.com/ebook/Aneka-Pengetahuan-Seks.pdf
tag : e-book, ebook gratis, beli ebook, buku digital, e-buku, free ebook, buku gratis, download gratis DI PO SK A N OLE H A DMI N S URGA W E B DI 11:08 0 K OM EN TA R LI NK K E PO STI N G I NI LA BE L: A TLA NT IS , A US TRO NE SI A , B EN UA YA N G HI LA NG , I ND ON ES I A , PA PA RA N S UN DA , S UN DA LA ND , ZA MA N E S
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2009-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:41:56
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 3 Posting Lebih Baru
Halaman Muka
Posting Lama
Langgan: Entri (Atom)
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2009-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:41:56
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 1 TELUSURI BLOG
PANJI BLOG INI
Blog Berikut»
Buat Blog | Sign in
Atlantis Lemuria Indonesia A D A H U B U N G A N A P A A NT AR A P E R A D A B A N K U NO A T L A NT IS , L E G E N D A L E M U R I A D E N G A N I ND O N E S I A
K A MI S, 2 0 0 8 J U L I 17
Lemuria, Kisah Benua Yang Hilang L E MUR I A , K I SA H B EN UA Y A N G H I L A NG
Mungkin sebagian teman-teman sudah banyak mendengar kisah tentang Atlantis,kalau kisah Lemuria pernah belum?Kalau belum,ada baiknya kita menyimak sekelumit kisah yang aq uraikan di bawah ini,semoga bermanfaat. A R SI P B L OG
Oh iya,artikel dibawah aq tulis hanya mengacu pada satu versi saja,sedangkan versi mengenai
▼ 2009 (1)
kisah dari Lemuria sendiri sangatlah banyak,jadi jangan bingung apabila kisah yang aq
▼ Mei (1)
uraikan dibawah sedikit berbeda kisah dengan versi yang mungkin teman-teman pernah baca
Peneliti AS menyatakan Atlantis is
sebelumnya.
Indonesia ► 2008 (12)
M E NG EN A I S AY A A DMI N SU R GAW EB LI HA T PRO F IL LE NGK A PK U
E BO OK GR A TI S DA N B UK U GR A TI S
Ebook The Alchemist by Paulo Coelho Ebook rahasia kekuatan yang diperlukan untuk sukses Ebook "Supercharge Your Success!" Ebook RAHASIA SUKSES ITU ADALAH Ebook Mega Selling (Rahasia Seorang Penjual Ulung)
F O R M U L A B IS N IS A J A I B
Lemuria/Mu merupakan peradaban kuno yg muncul terlebih dahulu sebelum peradaban Atlantis. Para peneliti menempatkan era peradaban Lemuria disekitar periode 75000 SM -
Sudah cukupkah penghasilan Anda sekarang?
11000 SM. Jika kita lihat dari periode itu,Bangsa Atlantis dan Lemuria seharusnya pernah hidup bersama selama ribuan tahun lamanya.
Bisnis Internet yang Fenomenal, Formula Bisnis Is The Best Meraup Kekayaan hanya dengan menjual Informasi di Internet Cara Cepat & Instan Mendulang Uang dari FormulaBisnis.com Bermandikan Uang setiap hari dari Bisnis Internet
Gagasan Benua Lemuria terlebih dahulu eksis dibanding peradaban Atlantis dan Mesir Kuno dapat kita peroleh penjelasannya dari sebuah karya Augustus Le Plongeon (1826-1908) ,seorang peneliti dan penulis pada abad ke -19 yang mengadakan penelitian terhadap situs2 purbakala peninggalan Bangsa Maya di Yucatan. Informasi tsb diperoleh setelah keberhasilannya menterjemahkan beberapa lembaran catatan kuno peninggalan Bangsa Maya. Dari hasil terjemahan,diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa Bangsa Lemuria memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka (Atlantis). Namun dikatakan juga,bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah dasyat meluluh lantahkan dan
R A H A SI A U AN G DA N K E K AY AA N
menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam tersebut.
Belajar dari Orang Kaya - The Richest Menjadi KAYA Ada Ilmunya Hiduplah Dengan Tujuanmu KEKUATAN SEDEKAH
Hingga saat ini,letak dari Benua Lemuria pada masa silam masih menjadi sebuah kontroversi,namun berdasarkan bukti arkeologis dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti,kemungkinan besar peradaban tsb berlokasi di Samudera Pasifik (disekitar Indonesia sekarang).
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia Rezeki Kagetan
Page 2 Banyak arkeolog memepercayai bahwa Easter Island yang misterius itu merupakan bagian dari Benua Lemuria.Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang terukir pada beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam.(artikel Easter Island juga dapat dibaca di blog ini) Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap dipulau-pulau disekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahlulu kala pernah ada sebuah daratan besar besar di Pasifik yang yang hancur diterjang oleh gelombang pasang air laut dasyat (tsunami) ,namun sebelumnya bangsa mereka telah hancur terlebih dahulu akibat peperangan. Keadaan Lemuria sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban Atlantis,memiliki tanah yang subur,masyarakat yang makmur dan penguasaan terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam. faktor-faktor tersebut tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi Bangsa Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ahli/ilmuwan yang dapat menciptakan suatu trobosan baru dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi mereka. Seperti banyak dikemukakan oleh beberapa pakar spiritual dan arkeologi ,bahwa bangsa Lemurian dan Atlantean menggunakan crystal secara intensif dalam kehidupan mereka. Edgar Cayce,Seorang spiritualis Amerika melalui channelingnya berkali2 mengungkapkan hal yang sama. Kuil2 Lemuria dan Atlantis menempatkan sebuah crystal generator raksasa yang dikelilingi crystal2 lain, baik sebagai sumber tenaga maupun guna berbagai penyembuhan. Banyak info mengenai atlantis dan lemurian diperoleh dengan men-channel crystal2 'old soul' yang pernah digunakan pada kedua jaman ini. Beberapa Monument Batu misterius yang berhasil ditemukan dibawah perairan Yonaguni,Jepang,mungkinkah monument2 ini merupakan sisa-sisa dari peradaban Lemuria? Namun, berbeda dengan bangsa Atlantis yang lebih mengandalkan fisik,teknologi dan gemar berperang,Bangsa Lemuria justru dipercaya sebagai manusia-manusia dengan tingkat evolusi dan spiritual yang tinggi,sangat damai dan bermoral. Menurut Edgar Cayce,munculnya Atlantis sebagai suatu peradaban super power pada saat itu (kalau sekarang mirip Amerika Serikat begitulah) membuat mereka sangat ingin menaklukkan bangsa-bangsa didunia,diantaranya Yunani dan Lemuria yang dipandang oleh para Atlantean sebagai peradaban yang kuat. Berbekal peralatan perang yang canggih serta strategi perang yang baik,invansi Atlantis ke Lemuria berjalan seperti yang diharapkan. Karena sifat dari Lemurian yang menjunjung tinggi konsep perdamaian,mereka tidak dibekali dengan teknologi perang secanggih bangsa Atlantean,sehingga dalam sekejap,Lemuria pun jatuh ketangan Atlantis. Para Lemurian yang berada dalam kondisi terdesak,ahirnya banyak meninggalkan bumi untuk mencari tempat tinggal baru di planet lain yang memiliki karakteristik mirip bumi,mungkin keberadaan mereka saat ini belum kita ketahui (ada yang mengatakan saat ini mereka tinggal di Planet Erra/Terra digugus bintang Pleiades,baca artikel Nordic Alien di Blog ini (http:// ada-1.blogspot.com) juga :). Mungkin kisah para Lemurian yang meninggalakan bumi untuk menetap diplanet lain ini sedikit tidak masuk akal,tapi perlu kita ketahui bahwa teknologi mereka pada saat itu sudah sangat maju,penguasaan teknologi penjelajahan luar angkasa mungkin telah dapat mereka realisasikan dijauh2 hari.Tentunya penguasaan teknologi yang sama pada era peradaban kita ini,belum bisa disandingkan dengan kemajuan teknologi yang mereka ciptakan.(Baca artikel Piri Reis Map sebagai bahan pertimbangan). Dari sekelumit kisah yang aq uraikan diatas,dapat ditarik kesimpulan bahwa para Lemurian tidak musnah oleh bencana gempa bumi dan air bah seperti yang dialami oleh para Atlantean,namun karena peranglah yang membuat sebagain dari mereka berguguran.
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 3 Sementara semenjak kekalahannya oleh bangsa Atlantis,otomatis wilayah Lemuria dikuasai oleh para Atlantean,sampai saat ahirnya daratan itu diterpa oleh bencana yang sangat dasyat yang kemudian menenggelamkannya bersama beberapa daratan lainnya,termasuk diantaranya Atlantis itu sendiri. Salam, Dipta http://ada-1.blogspot.com *Untuk mengetahui berbagai macam versi kisah dari Lemuria lainnya,silakan baca buku "atlantis & Lemuria" karangan Frank Joseph (english ver),atau minta diterawangin sama Mbah Google,hihihi. tag : lemuria, atlantis, benua yang hilang, indonesia, Pleiades DI PO SK A N OLE H A DMI N S URGA W E B DI 2 0:10 1 K OM EN TA R LI NK K E PO STI N G I NI LA BE L: A TLA NT IS , B EN UA YA N G HI LA NG , I ND ON ES I A , LE MURI A , PLE I AD ES
Jawaban soal Atlantis dari Indonesia J A W A B A N S O A L A T L A NT IS D A R I I ND O N E S I A
Begin Message --- Subject: [Anand Krishna E Study Circle] Jawaban soal atlantis List-id: Setelah berkonsultasi dengan "pakar" soal Atlantis dari Indonesia, hehehe, saya dapat jawaban sebagai berikut: "Ada banyak versi tentang Atlantis, Edgar Cayce bilang bahwa Lemuria itu nama benuanya, dan Atlantis itu nama negaranya (diperkirakan eksis 24.000 - 10.000 SM.) Negara Atlantis itu terbagi dalam beberapa daerah atau pulau atau kalau sekarang istilahnya mungkin provinsi atau negara bagian. Daerah kekuasaan Atlantis terbentang dari sebelah barat Amerika sekarang sampai ke Indonesia. Atlantis menurut para ahli terkena bencana alam besar paling sedikit 3 kali sehingga menenggelamkan negara itu. Jadi, kemungkinan besar Atlantis itu tenggelam tidak sekaligus, tetapi perlahan-lahan, dan terakhir yang meluluh lantakkan negara itu terjadi sekitar tahun 10.000 SM. Pada masa itu es di kutub mencair dan menenggelamkan negara itu. Terjadi banjir besar yang dahsyat, dan penduduk Atlantis pun mengungsi ke dataran-dataran yang lebih tinggi yang tidak tenggelam oleh bencana tersebut. Itulah sebabnya di beberapa kebudayaan mulai dari timur sampai barat, terdapat mitos-mitos yang sejenis dengan kisah perahu Nabi Nuh. Kemungkinan besar karena memang mereka berasal dari satu kebudayaan dan tempat yang sama. Mereka mengungsi ke daerah yang sekarang kita kenal dengan Amerika, India, Eropa, Australia, Cina, dan Timur Tengah. Mereka membawa ilmupengetahuan-teknologi dan kebudayaan Atlantis ke daerah yang baru." Di kalangan para Spiritualis, termasuk Madame Blavitszki -- pendiri Teosofi -- yang mengklaim bahwa ajarannya berasal dari seorang "bijak" berasal dari benua Lemuria di India, Atlantis ini lebih dikenal dengan nama benuanya, yaitu Lemuria. Di dalam kebudayaan Lemuria, spiritualitasnya didasari oleh sifat feminin, atau mereka lebih memuja para dewi sebagai simbol energi feminin, ketimbang memuja para dewa sebagai simbol energi maskulin. Hal ini cocok dengan spiritulitas di Indonesia yang pada dasarnya memuja dewi atau energi feminin, seperti Dwi Sri dan Nyi Roro Kidul (di Jawa) atau Bunda Kanduang (di Sumatera Barat, Bunda Kanduang dianggap sebagai simbol dari nilai-nilai moral dan Ketuhanan). Bahkan di Aceh pada masa lalu yang dikenal sebagai Serambi Mekkah pernah dipimpin 4 kali oleh Sultana (raja perempuan) sebelum masuk pengaruh kebudayaan dari Arab Saudi yang sangat maskulin. Sebelum itu di kerajaan Kalingga, di daerah Jawa Barat sekarang, pernah dipimpin oleh Ratu Sima yang terkenal sangat bijak dan adil. Di dalam kebudayaan lain, kita sangat jarang mendengar bahwa penguasa tertinggi (baik spiritual atau politik adalah perempuan), kecuali di daerah yang sekarang disebut sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Setelah masa Atlantis (Lemuria) ada 5 ras yang berkuasa, yaitu: kulit kuning, merah, coklat, hitam, dan pucat. Pada masa itu kebudayaan yang menonjol adalah kulit merah, jadi kemungkinan besar kebudayaan Indian/Aztec/Maya juga berasal dari Atlantis. Tetapi, kemudian kebudayaan itu terkebelakang dan selanjutnya kebudayaan kulit hitam/coklat di India yang mulai menguasai dunia. Inilah kemungkinan besar jaman kejayaan yang kemudian
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 4 dikenal menjadi Epos Ramayana (7000 tahun lalu) dan Epos Mahabarata (5000 tahun lalu). Tetapi, kemudian kebudayaan ini pun hancur setelah terjadi perang Baratayuda yang amat dahsyat itu, kemungkinan perang itu menggunakan teknologi laser dan nuklir (sisa radiasi nuklir di daerah yang diduga sebagai padang Kurusetra sampai saat ini masih bisa dideteksi cukup kuat). Selanjutnya, kebudayaan itu mulai menyebar ke mesir, mesopotamia (timur tengah), cina, hingga ke masa sekarang. Kemungkinan besar setelah perang Baratayuda yang meluluhlantakkan peradaban di dunia waktu itu, ilmu pengetahuan dan teknologi (baik spiritual maupun material) tak lagi disebarkan secara luas, tetapi tersimpan hanya pada sebagian kecil kelompok esoteris yang ada di Mesir, India Selatan, Tibet, Cina, Indonesia (khususnya Jawa) dan Yahudi. Ilmu Rahasia ini sering disebut sebagai "Alkimia", yaitu ilmu yang bisa mengubah tembaga menjadi emas (ini hanyalah simbol yang hendak mengungkapkan betapa berharganya ilmu ini, namun juga sangat berbahaya jika manusia tidak mengimbanginya dengan kebijakan spiritual) Kelompok-kelompok Esoteris ini mulai menyadari bahwa mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tanpa mengembangkan kebajikan spiritual, akan sangat berbahaya bagi peradaban dunia. Itulah sebabnya kelompok-kelompok Esoteris ini memulai kerjanya dengan mengembangkan ilmu spiritual seperti tantra, yoga, dan meditasi (tentu saja dengan berbagai versi) untuk meningkatkan Kesadaran dan menumbuhkan Kasih dalam diri manusia. Ajaranajaran spiritual inilah yang kemudian menjadi dasar dari berbagai agama di dunia. Sedangkan ilmu pengetahuan dan teknologi disimpan dahulu dan hanya diajarkan kepada orang-orang yang dianggap telah mampu mengembangkan Kesadaran dan Kasih dalam dirinya. Tetapi, manusia memang mahluk paling ironik dari berbagai spesies yang ada di bumi. Berabad kemudian, ilmu spiritual ini justru berkembang menjadi agama formal yang bahkan menjadi kekuatan politik. Agama justru berkembang menjadi pusat konflik dan pertikaian di mana- mana. Sungguh ironik, ilmu yang tadinya dimaksudkan untuk mencegah konflik, justru menjadi pusat konflik selama berabad-abad. Tapi, itu bukan salah dari agama, tetapi para pengikut ajaran agama itulah yang tidak siap untuk memasuki inti agama: spiritualitas. Pada masa abad pertengahan di Eropa, masa Aufklarung dan Renaissance, kelompokkelompok Esoteris ini mulai bergerak lagi. Kali ini mereka mulai menggunakan media yang satunya lagi -- ilmu pengetahuan dan teknologi -- untuk mengantisipasi perkembangan agama yang sudah cenderung menjadi alat politis dan sumber konflik antar bangsa dan peradaban. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang selama ini disimpan mulai diajarkan secara lebih luas. Kita mengenal tokoh-tokoh seperti Leonardo Da Vinci, Dante Alegheri, Copernicus, Galio Galilae, Bruno, Leibniz, Honore de Balzac, Descartes, Charles Darwin bahkan sampai ke Albert Einstein T.S. Elliot, dan Carl Gustave Jung adalah tokoh-tokoh ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni modern yang berhubungan -- kalau tidak bisa dikatakan dididik -- oleh kelompok-kelompok Esoteris ini. Tetapi, sejarah ironik kembali berkembang, kebudayaan dunia saat ini menjadi sangat materialistis. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang seharusnya digunakan untuk "menyamankan" kehidupan sehari-hari manusia, sehingga manusia punya lebih banyak waktu untuk mengembangkan potensi spiritualitas di dalam dirinya, justru menjadi sumber pertikaian dan alat politik. Konflik terjadi di mana-mana. Ribuan senjata nuklir yang kekuatannya 1000 kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki pada tahun 1945, kini ada di bumi, dan dalam hitungan detik siap meluluhlantakkan spesies di bumi. Belum lagi eksploitasi secara membabi buta terhadap alam yang menyebabkan kerusakan lingkungan dan pemanasan global di mana-mana. Menurut para ahli, hutan di bumi saat ini dalam jangka seratus tahun telah berkurang secara drastis tinggal 15%. Ini punya dampak pada peningkatan efek rumah kaca yang menimbulkan pemanasan global, diperkirakan kalau manusia tidak secara bijak bertindak mengatasi kerusakan lingkungan ini, maka 30 sampai 50 tahun lagi, sebagian besar kota-kota di dunia akan tenggelam, termasuk New York City, Tokyo, Rio De Jenero, dan Jakarta. Dan sejarah tenggelamnya negeri Atlantis akan terulang kembali. Jaman ini adalah jaman penentuan bagi kebudayaan "Lemuria" atau "Atlantis" yang ada di bumi. Pada saat ini dua akar konflik, yaitu "agama" dan "materialisme" telah bersekutu dan saling memanfaatkan satu sama lain serta menyebarkan konflik di muka bumi. Agama menjadi cenderung dogmatik, formalistik, fanatik, dan anti-human persis seperti perkembangan agama
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 5 di Eropa dan timur tengah sebelum masa Aufklarung. Esensi agama, yaitu spiritualitas yang bertujuan untuk mengembangkan Kesadaran dan Kasih dalam diri manusia, malah dihujat sebagai ajaran sesat, bid'ah, syirik, dll. Agama justru bersekutu kembali dengan pusat-pusat kekuasaan politik, terbukti pada saat ini begitu banyak "partai-partai agama" yang berkuasa di berbagai negara, baik di negara berkembang maupun di negara maju. Di sisi lain perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlandaskan pada paham materialisme juga sudah terlanjur menguasai dunia. Persekutuan antara kaum agama dan materialisme, atau "agama-materialistik" ini mulai menggejala di mana-mana, berwujud dalam bentukbentuk teror yang mengancam dunia. Sudah saatnya, para spiritualis di "Lemuria" mulai bersatu kembali. Segala pertikaian remeh temeh tentang materialisme-spiritualistik atau spiritualisme-materialistik harus diselesaikan sekarang. Tugas yang sangat penting tengah menanti, bukan tugas prophetik, tetapi tugas yang benar-benar menyangkut keberlangsungan eksisteksi seluruh spesies di "Lemuria", di bumi yang amat indah ini. Tugas ini tidak bisa dikerjakan oleh satu dua orang Buddha atau Nabi atau Wali atau Resi atau Avatar seperti pada masa lalu. Tetapi, seluruh "manusia-biasa" juga harus terlibat di dalam tugas ini. Jika hipotesis Prof. Santos memang benar, bahwa Atlantis pada masa lalu itu berada di Indonesia, maka hal itu berarti kita yang tinggal di sini punya tugas (karma) yang penting. Ini bukan suatu kebetulan. Kita yang tinggal di Indonesia harus bangkit kembali, bangkit Kesadarannya, bangkit Kasihnya, bangkit Sains dan Teknologinya untuk mengubah jalannya sejarah Lemuria yang selama ini sudah salah arah. Kejayaan masa lalu bukan hanya untuk dikenang, atau dibanggakan, tetapi harus menjadi "energi-penggerak" kita untuk mengambil tanggung jawab dan tugas demi kejayaan Indonesia dan keberlanjutan peradaban Lemuria beserta seluruh spesies yang ada di bumi ini. Seperti kata Bapak Anand Krishna, dalam bukunya yang bertajuk Indonesia Jaya, "Masa depanmu jauh lebih indah dan jaya daripada masa lalumu, wahai putra-putri Indonesia!" Indonesia Bangkit! Lemuria Jaya! Ahmad Yulden Erwin
tag : atlantis, sundaland, paparan sunda, austronesia, zaman es, benua yang hilang, indonesia DI PO SK A N OLE H A DMI N S URGA W E B DI 2 0:05 0 K OM EN TA R LI NK K E PO STI N G I NI LA BE L: A TLA NT IS , A US TRO NE SI A , B EN UA YA N G HI LA NG , I ND ON ES I A , PA PA RA N S UN DA , S UN DA LA ND , ZA MA N E S S EN I N, 2 0 0 8 ME I 12
The True History of Atlantis T H E T R U E H I S T O R Y O F A T L A NT IS
Note: The cataclysms of fire and water of worldwide extent of which we speak in this essay are strictly scientific. They are widely attested in the geological record, being generally accepted by modern Geology. So are the massive extinctions of all sorts of species, and particularly of the large mammals which took place at the end of the Pleistocene Ice Age, some 11,600 years ago. Some 70% of the former species of great mammals which existed in the former era became extinct then, including, in all probability, two species of humans, the Neandertals and the Cro-Magnons, which became extinct more or less at this epoch. Only the mechanism for the end of the Pleistocene Ice Age which is a certain fact, but is so far unexplained by Science is new and our own. We propose that this dramatic event was caused by a huge explosion of the Krakatoa volcano (or perhaps another one), which opened the Strait of Sunda, separating the islands of Java and Sumatra, in Indonesia. This giant explosion is widely attested in all sorts of myths and traditions such as those concerning Atlantis and Paradise, indeed located in this region of the world. It is universally remembered as the explosion of the Mountain of Paradise (= Mt. Krakatoa, Atlas, Sinai, Zion, Alborj, Qaf, Golgotha, Meru, etc.) and of the deluge it caused, of which they all speak obsessively as the Universal Flood and the Universal Conflagration. The explosion of Mt. Krakatoa caused a giant tsunami, which ravaged the lowlands of Atlantis and Lemuria. It also triggered the end of the Ice Age by covering the continental glaciers with a
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 6 layer of soot (fly ash) which precipitated their melting by increasing the absorption of sunshine. The meltwaters of the glaciers flowed into the oceans, raising sea-level by about 100-150 meters and causing tremendous strains and stresses in the crust of the earth. This cracked open in the weak spots, engendering further volcanic eruptions and earthquakes that feedback (positively) the process, furthering it to completion. The result was the dramatic end of the Pleistocene Ice Age and the so-called Quaternary Extinctions which we mentioned above. Introduction All nations, of all times, believed in the existence of a Primordial Paradise where Man originated and developed the fist civilization ever. This story, real and true, is told in the Bible and in Hindu Holy Books such a the Rig Veda, the Puranas and many others. That this Paradise lay "towards the Orient" no one doubts, excepting some die-hard scientists who hold that the different civilizations developed independently from each other in such unlikely places such as Europe, the Americas or the middle of the Atlantic Ocean. It was in the Orient, and beyond, that agriculture (of rice and grains) and animal domestication were invented. These two crucial inventions allowed Man s fixation to the soil, and the resulting prosperity led to civilization and the founding of the first cities. It is exactly this fact that is related in the Bible, that attributes the foundation of the first city called Henok or Chenok, ("the Abode of the Pure", in Dravida) to Cain (Gen. 4:17). This end at the completion of its alloted time is what is meant by Henok s lifespan of "365 years". This name ("Pure Land")of the very first one of all cities is the same in Hindu traditions (Shveta-dvipa, Sukhavati, Atala, etc.). Even in the Amerindian traditions, Yvymaraney "the Land of the Pure", is the legendary birthplace of the Tupi-Guarani Indians of Brazil, just as Aztlan is the land of origin of the ancient Mayas of Yucatan. Man or, more exactly, the anthropoid simians that were our ancestors in fact arose in Africa some 3 million years ago. But these anthropoids soon spread all over Eurasia and beyond, reaching the Far Orient and Australia, inclusive, by about 1 million years ago or even more. Indonesia, the Site of Eden It was in Indonesia and the neighboring lands that Man, after emigrating from the semidesertic savannas of Africa, first found the ideal climatic conditions for development, and it was there that he invented agriculture and civilization. All this took place during the Pleistocene, the last of the geological eras, which ended a scant 11,600 years ago. Though long by human standards, this is but a brief moment in geological terms.
The Pleistocene a name which is Greek for "most recent" is also called Anthropozoic Era or Quaternary Era or, yet, the Ice Age. During the Pleistocene and, more exactly, during the glacial episodes that happened at intervals of about 20 thousand years, sea level was about 100-150 meters (330-500 feet) below the present value. With this, a large coastal strip the socalled Continental Platform (with a width of about 200km = 120 miles) became exposed, forming land bridges that interconnected many islands and regions. The most dramatic of such exposures took place in the region of Indonesia, precisely the spot where humanity first flourished. The vast expansion of the South China Sea then formed an immense continent, indeed "larger than Asia Minor and Libya put together". This is, as we shall see below, precisely what Plato affirms in his discourse on Atlantis, the Critias.
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 7 With the end of the Pleistocene Ice Age, the immense glaciers that covered the whole of the northern half of North America and Eurasia melted away. Their waters drained to the sea, whose level rose by the estimated amount of about 100-150 meters quoted above. With this rise, Atlantis sunk away and disappeared for good, along with most of its population, which we estimate, based on Plato s data, at about 20 million people, huge for the epoch in question. Eden Was The Same as Lemurian Atlantis More exactly, this sunken continent was Lemurian Atlantis, the larger of the two Atlantises mentioned by Plato. Lemuria was the vast prairie which the Greeks called Elysian Fields and which the Egyptians named "the Field of Reeds" (Sekhet Aaru) or, yet, "the Ancestral Land" (To-wer), the overseas Paradise where they formerly lived, in Zep Tepi ("Primordial Time"). The sunken continent became the Land of the Dead, the dreadful, forbidden region where no mariner ever ventured to go, for it was "the Land of No Return". Interestingly enough the name "Ancestral Land" (or Serendip) is precisely the Dravidian name of Taprobane (Sumatra), the island where the Hindus placed their pristine Paradise, likewise sunken in a cataclysm. The gloomy, pestilential place that remained above the water was named Sheol ("Hell") by the Jews, and, in the spared spots, "Island of the Blest" (Makarion nesos) or Hades by the Greeks, Amenti or Punt by the Egyptians, Dilmun by the Mesopotamians, Hawaiki by the Polynesians, Svarga by the Hindus, and so on. The Celts whose legends are perhaps the best recollection of the sunken golden realm called the place Avallon, Emain Abbalach or, yet, Ynis Wydr ("Island of Glass"). They also associated the eerie place with the Holy Grail and the resurrection of their dead heroes, as we detail in other, forthcoming articles of ours. And we already mentioned above the Yvymaraney of the Tupian Indians of Brazil, or the Aztlan or Atitlan of the Mayas of Yucatan, the submerged land which these Indians were obliged to flee, when it sunk underseas. The Seminal Exodus The greatest of all Lemurian colonies was Atlantis, founded in India, already during the heydays of Lemuria, and which, in time, reached the apex of human grandeur. Atlantis and Lemuria had prospered for a full zodiacal era (2,160 years), when the great cataclysm destroyed their common world, at the end of the Pleistocene, some 11,600 years ago. The scant survivors of the cataclysm that sunk Lemuria away were forced to flee their destroyed Paradise, moving first to India, the site of Atlantis, which had been spared in its northern, loftier portion. But the global catastrophe had also caused the end of the Pleistocene Ice Age, and the melting of the Himalayan glaciers caused huge floods of the rivers of Asia, rendering the region unfit for human habitation. These floods ravaged this remainder of Atlantis, already greatly destroyed by the original cataclysm, the giant conflagration of the Indonesian volcanoes and the huge tsunamis they caused, as well as by the plague that ravaged their country in their wake. Again, this doomed people was obliged to flee, emigrating, along the ensuing millennia, to remote places such as Egypt, Mesopotamia, Palestine, North Africa, Europe, North Asia, the Near Orient and even Oceania and the Americas. Some came on foot, in huge hordes like those of the Israelite exodus. Others came by ship, like Noah in his Ark or Aeneas with his fleet, to found the great civilizations of the ancient world. The great civilizations that we know of, in the Indus Valley, in Egypt, in Mesopotamia, Asia Minor, Greece, Rome, Mexico and even the Americas were all Atlantean colonies founded by the survivors of the cataclysm that destroyed the twin Paradises of Atlantis and Lemuria. These colonists, of course, attempted to recreate their Eden in their new homeland. The newcomers named each topographical feature after the archetypes of the pristine abode just as immigrants will do the same nowadays. Such is the reason why we keep finding vestiges of Atlantis everywhere, from Brazil and North America to Spain, Crete, and even Africa and North Europe. All these ancient civilizations spoke of Civilizing Heroes such as Manu, Noah, Aeneas, the Oannés, Hotu Matua, Quetzalcoatl, Kukulkan, Bochica and, of course, Atlas and Hercules, the omnipresent Twins that founded civilizations everywhere. The Reality of the Civilizing Heroes
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 8 Interestingly enough, the only place so far unclaimed among the literally hundreds of sitings of Atlantis is Indonesia. Of course, no solid evidence of the existence of Atlantis and, even more so, of Lemuria, has ever been found. The reason for this absence is easy to explain: the experts have all been searching Atlantis in the wrong sides of the world. The legends of all peoples tell of Civilizing Heroes, Angels, Gods, or even Demons and Monsters who were their civilizers and who taught them religion, law, agriculture, metallurgy and the alphabet. These are the Fallen Angels, the same all too human heroes who fell desperately in love with the beautiful native girls, the Daughters of Man (Gen. 6). These fallen gods were not Astronauts, nor Sprites, but saintly men who came as missionaries from Atlantis. How else could they mate with human females and breed children? The mysterious "Sons of God" (ben Elohim) of Gen.6 are precisely the same ones identified by Plato with the Atlanteans. Their sin with the Daughters of Men and, more probably, the rejection and enslavenment of their hybrid offspring led to the Flood. This is indeed the mysterious Original Sin that resulted in the destruction of Paradise (Atlantis) and the Fall of Man. This sin is the one ritually "washed" by the Baptism, itself an allegory of the Flood, as St. Jerome and other Church Patriarchs explicitly acknowledge. Plato quotes precisely this cause for the destruction of Atlantis by God (Zeus) in his (unfinished) dialogue on Atlantis, the Critias. And the same story, in allegorized form, is also told by Homer concerning the Phaeacian "Sons of God". It also figures in the Celtic myths concerning Mererid, the sinful daughter of King Gradlon, whose scabrous conduct led to the sinking of the land of Ys. So, in the Americas (Bochica, etc.) and elsewhere. If we read the Bible attentively, we note that it also speaks of two creations, exactly as Plato also tells of two different Atlantises (cf. Gen. 1 and 2). Moreover, the Bible also tells of two destructions of the world by the Deluge. These two different narratives are quaintly embroidered on each other in Gen. 6, and comprise the Elohist and the Jahvist accounts of the Flood, which relate two visibly different events. The Bible Is Right After All We see, then, that the tradition (or traditions) narrated by Plato exactly coincides with the Biblical lore. Moreover, as we said above, the two traditions also exactly agree with the prehistoric events observed in the geological and the archaeological records. And, when we trace the worldwide legends to their source, we always end up in India and Indonesia, the two Atlantises of legend, no matter where we start from. In truth, continents don t sink. It is the sea that rises, flooding entire continents, as it did in Lemurian Atlantis and, to a great extent, in the Indus Valley, the site of the second Atlantis. Relativists will say that both events sea level rise and continental sinking are one and the same thing, at least from the point of view of the observers. But geologists will hotly debate the issue, and claim, as they have long done, that actual sunken continents are a geological impossibility. It is all a matter of perspective, of relativistic illusion. But the best ancient sources say, for instance that magnificent Hindu saga, the Mahabharata speak of sea level rising rather than of continents sinking. The Elusive Sunken Continent Revealed However, anyone who inspects a chart of the oceanic bottoms in the region of Indonesia such as the Ice Age Map of Indonesia shown in Fig. 1 below, will readily concede that the South China Sea encircled by Indonesia indeed formed a continent during the last glaciation, which ended some 11,600 years ago. This chart clearly shows the sunken continent of Lemurian Atlantis in Indonesia, as well as the extensive sunken strip of Indian Atlantis at the Indus Delta.
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 9
The map leaves no room for doubt about the reality of what we are affirming concerning Lemurian and Indian Atlantis, one almost wholly sunken, and the other sunken to a very considerable extension. We remark that this map in contrast to most others presenting proposed sites for Atlantis and/or Lemuria is purely scientific, rather than an invention of ours or of others. It is based on the detailed geophysical reconstruction of the seabottoms in the region in question, and portrays the areas of depth under 100 meters, which were obviously exposed during the Ice Age, when sea level dropped by that amount and even more. In fact, several strictly scientific, similar maps exist, and can be seen elsewhere, inclusive in the Internet. One of these maps, was published in the National Geographic Magazine (vol.174, no.4, Oct. 1988, pg. 446-7) and is reproduced, for comparison, in Fig. 2 below. It shows the world as it was some 18,000 years ago, at the peak of the last glaciation of the Pleistocene Ice Age. As can be seen, this map corresponds quite closely with ours, shown in Fig. 1. In particular, please note the huge chunk of land, of continental dimensions, to the south of Southeast Asia, and which became sunken when sea level rose, at the end of the Pleistocene. Another sizable piece of land in the Indus Delta, the site of the second Atlantis, also disappeared likewise, at that occasion. No other regions of the world display a similar event, including the Americas (not shown). The conclusion is that Atlantis, if Plato was in fact speaking truthfully, could only have been located in that region of the world. As both maps above show, a huge extension of continental size prolonged Southeast Asia all the way down to Australia. This continental-sized land was indeed "larger than Asia [Minor] and Lybia [North Africa] put together", exactly as Plato affirms. It is seen to have been about two or three times larger than continental-sized India. It was also far larger than Australia, shown exagerated due to the peculiarities of the projection utilized. The Indonesian Islands and the Malay Peninsula that we nowadays observe are the unsunken relicts of Lemurian Atlantis, the lofty volcanic mountains that became the volcanic islands of this region, the true site of Paradise in all ancient traditions. The sunken portion of continental extension now forms the muddy, shallow bottoms of the South China Sea. It is encircled by Indonesia and forms the boundary of the Indian and the Pacific Oceans. Then, as now, Indonesia formed the divide of the New and the Ancient Worlds; what the ancients called Ultima Thule ("Ultimate Divide"). Thule also corresponded to what our elders named the Pillars of Hercules, which, according to Plato, were placed "just in front of Atlantis" (hyper ten Heraklei Nyssai). The Pillars of Hercules were also the impassable frontier between the Old and the New Worlds, also called Orient and Occident. These two are sundered by the volcanic island arc of Indonesia, truly the boundary of the Tectonic Plates that form the Ancient and the New
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 10 Worlds. This barrier to navigation, in the region of Atlantis is also insistently mentioned in Plato and other ancient sources on Atlantis. The Great Rift and the Khasma Mega of Hesiod The great rift that came to separate the islands of Java and Sumatra, caused by the subsidence of the Krakatoa volcano turned into a giant submarine caldera, which now forms the Sunda Strait. This great rift was very well known of the ancients. Hesiod called it Khasma Mega ("Great Rift"), a designative he learnt from the Hindus. This people called it (in Sanskrit) by names such as Abhvan ("Great Abyss"), Kalamukha ("Black Hole"), Aurva ("Fiery Pit") Vadava-mukha ("Fiery Submarine Mare"), and so on. This Great Abyss is also the same one that the Egyptians called Nun, and which the Mesopotamians named Apzu ("Abyss"). Hesiod and several other ancient authorities place this Khaos ("Divide") or Khasma Mega ("Giant Abyss") at the world s divide, at the very entrance to Hell (Tartarus). Hesiod also places Atlas and his Pillar (Mt. Atlas) at this gloomy spot where the ancient navigants such as Ulysses and the Argonauts met their doom. As we said above, this terrifying Black Hole the archetype of all such that haunt Man s imagination is indeed the Krakatoa s fiery caldera, ready to revive at doom, at least in Hindu traditions on the Vadava-mukha. What Happened During the Pleistocene? Let us recapitulate what happened during the Pleistocene Ice Age, for its true significance seems to have escaped the notice of all Atlantologists thus far. This is how Ice Ages start. Converted into clouds by the sun, sea water is carried into the continents by the wind, where it pours down as either rain, hail or snow. If conditions are right, as they were then, this downfalling water is retained in glaciers that end up covering the temperate regions with a shroud of ice that is one or two miles thick. Sea level consequently drops by 100-150 meters or even more, exposing the shallow bottoms of the sea. Such was the case of the South China Sea, whose depth seldom exceeds 60 meters or so, as we show in the Map of Fig. 1. When the Ice Age ends, the process is reverted. The glaciers melt away, and their meltwater quickly drains into the sea. In consequence, the bottoms previously exposed as dry land become submerged once again. As we see, the world works as a kind of flip-flop or swing, forever oscillating between the extremes of cold and heat. Interestingly enough, it is Life itself that equilibrates the balance, introducing a negative feedback that counteracts the tendency for the world to freeze or to sizzle. For instance, if carbon dioxide (CO2) increases in the atmosphere, the temperature tends to go up with the so-called Hothouse Effect. This is precisely what we observe in sizzling Venus, whose atmosphere is almost pure CO2. In gelid Mars, whose atmosphere (and Life) was almost all lost in a tremendous cataclysm probably caused by the fall of a meteorite of planetoidal size the opposite swing took place. Wherever Life exists, as on Earth, increased CO2 contents of the atmosphere also results in increased photosynthesis. Plants grow more luxuriously, fixing the excess carbon dioxide in themselves, and alleviating the situation. The opposite process happens if the CO2 content of the atmosphere is reduced for some reason. Photosynthesis is consequently reduced and plant matter mainly the plankton in the seas, rather than the tropical forests decreases, liberating CO2. This increases the atmospheric content, tending to increase earth s temperature back to its normal value. However, this compensation only works within rigid limits, and any excessive perturbation can trigger an Ice Age or a Hot Age. Like with flip-flops and balances, the transition is enhanced by positive feedback, and quickly leads to the extreme situations that are, again, stable and permanent until triggered back on again. For instance if the seas warm up, the solubility of CO2 is decreased, and its atmospheric content increases, tending to further increase earth s temperature, and vice-versa. Moreover, an ice cover effectively reflects sunlight back towards outer space, reducing the amount of solar heat absorbed by the earth. Its temperature consequently drops, and the glaciers further increase, until they cover all the temperate regions of earth. In the absence of Life, we have the two extremes instanced by our two neighboring planets, Venus and Mars. As
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 11 we said above, Venus is as hot as hell, whereas Mars is completely frozen up, as if to vividly exemplify to us all the two extremes of lifeless conditions. The Cause of the Ice Ages The causes of the Ice Ages and of the periodic advance and retreat of the continental glaciers is not well known. But, to believe the myths, the end of the Pleistocene Ice Age was due to the cataclysmic explosion of Mt. Atlas, the one which wiped the twin Atlantises out of the map. Mount Atlas "the Pillar of Heaven" that decorated Lemurian Atlantis was an immense volcanic peak in the region that now corresponds to the island arc of Indonesia. To be more precise, this volcano was the terrible Krakatoa, even today still alive and very active, despite its monumental explosion in Atlantean times. After its colossal explosion, the Krakatoa volcano sunk away underseas, becoming the giant caldera that now forms Sunda s Strait between Java and Sumatra. This giant caldera fully 150 km across is the "Fiery Submarine Mare" (Vadava-mukha) that we commented above. The giant explosion of the Holy Mountain is attested not only by the worldwide myths that recount the end of Paradise (Atlantis). Similar cataclysms in this remote region of the world are also testified by the tektite belt and the volcanic ash layer that covers most of the South Indian Ocean, Australia, Indonesia and Southeast Asia.1 The ashes and dust liberated by the gigantic explosion were carried away by the winds, and covered the glaciers of North Asia and North America with a dark veil of carbonized matter. The result was an increased absorption of sunlight and a quick melting away of the glaciers that covered the continents beyond the Tropical Regions. Thermal Runaway and the Quaternary Extinctions The process of glacier melting was far from uniform, as many geologists of the Darwinian school tend to think. The meltwater of the glaciers quickly flowed into the seas, creating huge stresses between the overloaded sea bottom and the alleviated continents. Earth s crust cracked and rifted at many places, originating volcanoes, earthquakes and tsunamis of unprecedented proportions. And the violent process continued, impelled by its own momentum, until it was finally complete and the earth had quit the Ice Age. In this terrible event the same one that the myths call the Flood some 70% of the species of great mammals became extinct. This self-sustaining, degeneratively increasing process is what physicists call "positive feedback", and is identical to the one that causes the transitions of electronic flip-flops in electronic computers and such. It also corresponds to another physical process called "thermal runaway", which happens, for instance, on a global scale in the Hothouse Effect. Increased temperature of the earth tends to liberate the CO2 (carbonic gas) dissolved in seawater to the atmosphere, since its solubility decreases with temperature. The extra atmospheric CO2 further tends to increase global warming, liberating further amounts of CO2, and so on until all of it is liberated to the atmosphere, and the earth becomes overheated. This is possibly what happened on sizzling Venus, perhaps billions of years ago. And it may well be the case that Venus also had Life, as Mars apparently did too, as we are starting to learn. Geologists call the widespread mortality that took place at the end of the Pleistocene by the name of Quaternary Extinctions. But they are foiled at explaining their cause, and none of the literally dozens of scientific theories hereto proposed to explain the cause of Ice Ages have been consensualy accepted by the scientific community. Among the extinct species we had several magnificent animals: the mammoth, the mastodon, the saber-toothed tiger, the cave bear, the giant sloths, dozens of species of camelids, cervids, cavalids and, very probably, the Neandertal and the Cro-Magnon men, who became extinct at about this date for some unexplained reason that can only have been linked to this one. No, the ancient myths in no way overstate the universal extent and violence of the Flood cataclysm. The worldwide mass extinctions of the end of the Quaternary (the Pleistocene Ice Age) attest, most unequivocally, that the brutalitity of the cataclysm was truly Velikovskian in extent, if not in nature.
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 12 And the instances of both Mars and Venus are Celestial witnesses of what may indeed happen to the Earth if we persist in abusing her the way we presently do. Are these two planets the Two Witnesses mentioned in the Book of Revelation (11:8), "their corpses exposed in the streets of the Great City (the skies?) for all to see and marvel"? I would not know, but I fear they could well be so. Aren t these witnesses of permanent death on a planetary scale indeed perhaps the scariest thing in the entire sky? The Collapse of the Holy Mountain of Osiris Mount Atlas is the same Holy Mountain of Paradise represented by the Great Pyramid. Osiris dead, reposing inside the Holy Mountain, represents the dead Atlantis or, rather, the dead of Atlantis, buried and entombed by the gigantic explosion of the Holy Mount Atlas. Mount Atlas is the same as the Mount Meru of the Hindus, the pyramid-shaped mountain that there served as the sky s support. Indeed, the Egyptian word for pyramid, M R was most probably read MeRu as in the Hindu name of the mountain simulated by the monument. The ancient Egyptians did not spell out the vowels in their hieroglyphs, so the above reading probably corresponds to the actual one of Mt. Meru, the exploded Mountain of Paradise. In Hindu traditions, Mt. Meru served as the Stambha, the Pillar of Heaven. Mt. Meru (or Kailasa = "Skull" = Calvary") also served as the support of the Cosmic Tree where the Cosmic Man (Purusha) was crucified, like Christ on the Cross. Mt. Meru is also the Holy Mountain of Paradise, endlessly portrayed in India during its explosion, in beautiful mandalas such as the Shri Yantra. By the way, the Golden Lotus often shown with them portrays the "atomic mushroom" of the cosmic explosion, as we argue in detail in our work entitled "The Secret of the Golden Flower". In consequence of the giant explosion, Mt. Meru (or Atlas), voided of its magma, collapsed like a sort of punctured balloon. Its enormous peak sunk underseas, turning into a giant caldera. Our researches into the ancient world legends have shown that this volcano is indeed the Krakatoa, the same one that still castigates the region whenever it again erupts explosively, as it did in 1883 and other occasions. The Meaning of the Primordial Castration The Krakatoa is now a submarine volcano located inside the gigantic caldera that now forms the Sunda Strait separating Sumatra from Java. In Hindu myths, its explosion and subsequent fate are allegorized as the Primordial Castration which turned the Cosmic Phallus (Linga) into the Cosmic Yoni (or Vulva). And Earth s Yoni is the same as the Khasma Mega of Hesiod, mentioned further above. We see how the apparently absurd traditions of the ancients indeed make far more sense than those of the crude attempts at explanation by the modern experts of all sorts. It is also precisely to this fact that refers the legend of Atlas, the Pillar of Heaven. Unable to bear the load of an earth overpopulated with gods, Atlas collapsed, and let the sky fall dawn over the earth, destroying it. The name of Atlas indeed derives from the Greek radix tla meaning "to bear", preceded by the negative affix a, meaning "not". Hence, the name of Atlas literally means "the one unable to bear [the skies]". Such is the reason why Atlas (and other Titans like himself) are often portrayed with weak, serpentine legs. The collapse of the skies is, of course, a clever allegory of the fall of volcanic dust and debris from the afar explosion of Mt. Atlas. In Hindu myths, one layer buries the former one, giving rise to a new heaven and a new earth, just as we read in Revelation. http://www.lost-civilizations.net/
tag : atlantis, sunda land, paparan sunda, austronesia, lemuria, benua yang hilang, indonesia, legend of Atlas DI PO SK A N OLE H A DMI N S URGA W E B DI 19 :09 0 K OM EN TA R LI NK K E PO STI N G I NI LA BE L: A TLA NT IS , A US TRO NE SI A , B EN UA YA N G HI LA NG , I ND ON ES I A , LE GEN D OF A TLA S, LE MURI A , PA PA RA N S UN DA , S UN DA LA ND
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 13
Aku adalah orang Atlantis A K U A D A L A H O R A N G A T L A NT IS
I AM ATLANTEAN! (Aku adalah orang Atlantis!) -- Sebuah polemik antara aku dan entah siapa. Setelah menemukan jawaban-jawaban pertanyaan batinku -yang kutulis dalam blog fs "AM I ATLANTEAN?"- aku tidak berhenti sampai di situ. Aku kerap kali memberitahu, bahkan menanam dogma pada orang-orang sekitarku mengenai keberadaan Atlantis, sesuai dengan keyakinanku, bahwa Atlantis adalah Indonesia. Berharap timbul sifat nasionalisme tinggi pada diri mereka, sama sepertiku setelah aku membaca Negara Kelima milik Es Ito. [Terima kasih pada Es Ito akan hal ini]. Banyak dari mereka yang tidak percaya, tidak peduli. Tapi sedikit yang peduli dan percaya sepertiku. Aku tak gentar menghadapi cemoohan dari kaum pesimis dan bantahan dari kaum terdidik, karena aku didukung mereka yang optimis, cinta negeri, dan walaupun tidak (baca: kurang) terdidik, mereka punya keyakinan. Terutama tentang keberadaan Atlantis di Indonesia. Bantahan-bantahan yang datang tidak hanya disampaikan secara langsung kepadaku, tetapi juga yang disampaikan kepada kami yang percaya hal ini. Melalui situs-situs dan blog-blog tertentu. Contohnya seperti yang kubaca dari sebuah blog, aku lupa URL-nya .[Kalau mau search, coba ketik "Benarkah Indonesia itu Atlantis _ « Dongeng Geologi" tanpa kutip]. Sebuah blog tentang dialog antara penulis dengan Sulastama Raharja, yang oleh penulis dipanggil si Komo. Mereka dengan berandalkan risetnya yang njelimet dan tingkat pendidikan tinggi serta minat baca yang tinggi, membantah dengan memberikan sumber-sumber bantahannya. Menurut ini, menurut itu, kata si anu, berdasarkan teori gituan, dan sebagainya. Mungkin mereka menganggap keberadaan Atlantis di Nusantara itu hanya hal gaib. Sementara aku menganggap bahwa hal gaib adalah fakta yang tertunda, yang penjelasan ilmiahnya belum bisa dibuktikan. Contohnya seperti ketika Sang Pujaan, Nabi Muhammad SAW melarang umatnya meniup makanan ketika menyuap makanan panas. Orang-orang pada zamannya mungkin tidak tahu alasan ilmiah mengapa hal itu dilarang. Mereka hanya mematuhi berdasarkan kredibilitas Nabi Muhammad SAW. Sementara orang-orang setelah zamannya, sebelum penjelasan sains tentang hal itu terungkap, menjauhi larangannya -mungkin- karena ada alasan gaib di balik larangan itu. Tapi ketika ilmu pengetahuan mampu menjelaskannya, ternyata udara yang keluar dari mulut kita ketika kita meniup makan panas adalah udara kotor. Jadi sebenarnya Nabi Muhammad SAW melarang kita "mengotori" makanan yang hendak kita makan. Atau kita dilarang makan makanan yang kotor. Haruslah yang baik dan bermanfaat. Nabi Muhammad sendiri mungkin tahu alasan rasional mengapa ia melarang kita melakukan hal itu. Tapi ia sengaja tidak memberikan alasan logis kepada kita agar kita mencari tahu sendiri apa maksud dibalik itu. Kalau kita mencari tahu sendiri berarti kita belajar. Kalau belajar berarti kita mengamalkan ayat Al Quran yang turun pertama: IQRA! Sebuah kesinambungan yang sangat menarik dan sangat masuk akal. Kembali ke Atlantis, bukan kembali ke laptop. Karena aku tak pernah meninggalkan laptop. Membaca "Benarkah Indonesia itu Atlantis _ « Dongeng Geologi" http:// rovicky.wordpress.com, aku mempunyai 2 pertanyaan: satu bersifat introspektif, yaitu "Apakah aku salah memahami penjelasan-penjelasan yang kubaca tentang Atlantis?". Dua, yang bersifat merendahkan, yaitu "Apakah mereka tidak memahami dengan baik penjelasanpenjelasan seperti yang kupahami?" Ada (baca: banyak) perbedaan pemahaman tentang Atlantis, terutama tentang risetnya Prof Santos (www.atlan.org). Ini kuambil langsung dan mentah-mentah tanpa diedit, dari blog "Benarkah Indonesia itu Atlantis _ « Dongeng Geologi": PERBEDAAN PEMAHAMAN I [Penulis:] 1. Pak Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India , Sri Lanka , Sumatra , Jawa, Kalimantan, terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. [Jawaban si Komo yang ditulis oleh pemilik blog:] komo: kalau melihat figure 20 dari http:// www.bernardharrisonandfriends.com/pdfs/continental.pdf , pada jaman es antara 1,6 juta -
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 14 100 ribu tahun yang lalu, daerah yang saat ini di namakan indonesia sudah tidak menyatu. Pada saat air laut surut, sumatera, kalimantan dan jawa menyatu dengan asia, maluku, papua menyatu dengan australia sementara sulawesi dan nusatenggara sebagai pulau2 sendiri. Jadi ketetapan Pak Santos spekulatif dan kurang akurat. Hal ini didukung oleh jenis2 fauna yang berbeda antara Papua dengan Jawa/Sumatera/Kalimantan, fauna2 di papua lebih mirip dengan autralia dan fauna di jawa/sumatera/kalimantan lebih mirip dengan di Asia. [Aku:] Penempatan tanda baca dari blog tersebut membingungkan pembaca, khususnya aku, yang pernah mengenyam pendidikan jurnalistik. Jadi menurut pemahamanku tentang jawaban si Komo, si Komo mengatakan bahwa Sumatera-Kalimantan-Jawa menyatu dengan Asia, Maluku-Papua menyatu dengan Australia, sementara Sulawesi-Nusatenggara masingmasing berdiri sendiri. Pemahamanku: menurut si Komo, riset Prof Santos tidak akurat karena Sumatera-KalimantanJawa-Maluku-Papua dianggap tergabung dalam pangea Asia. Padahal menurut penjelasannya Prof Santos -dan mudah-mudahan sama dengan pemahamanku- adalah, SumateraKalimantan-Jawa memang menyatu dengan Asia, Maluku-Papua memang menyatu dengan Australia, sementara Sulawesi-Nusatenggara memang masing-masing berdiri sendiri. Prof Santos memang menggambarkan seperti itu, sama seperti pendapat si Komo. Tapi kenapa si Komo malah memahami bahwa Prof Santos mengatakan pulau-pulau di Indonesia dulunya tergabung? Sulit dicerna? Jadi begini. Prof Santos bilang A. Si Komo mendengar dan memahaminya sebagai B. Lalu Si Komo mencari tahu tentang hal itu dan ternyata fakta yang didapat adalah A. Lalu ia bilang ke publik bahwa Prof Santos salah karena telah berkata B, sementara menurut si Komo- yang benar adalah A. Dan si Komo mengklaim kebenarannya tentang perihal A itu didapat bukan dari Prof Santos. Sementara ketika Prof Santos bilang A, aku memahaminya sebagai A. Jadi ketika si Komo bilang "Prof-Santos-salah-karena-telahberkata-B,-padahal-yang-benar-A", aku jadi bingung. Bagiku, apa yang dibilang Prof Santos dan si Komo sama-sama A, tapi si Komo telah "memfitnah" Prof Santos. Fitnahnya adalah bahwa Prof Santos telah berkata B. A yang dimaksud adalah "Sumatera-Kalimantan-Jawa menyatu dengan Asia, Maluku-Papua menyatu dengan Australia, sementara Sulawesi-Nusatenggara masing-masing berdiri sendiri". Dan B yang dimaksud adalah "Pulau-pulau di Indonesia dulunya tergabung". Sudah bisa dicerna? Kuharap sudah, karena aku bingung bagaimana lagi cara menjelaskannya. Mari lanjut. PERBEDAAN PEMAHAMAN II [Penulis:] 2. Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene) ... Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa)... [Jawaban si Komo yang ditulis oleh pemilik blog:] komo: "Super Volcano Toba terjadi 73.000 BC tahun yang lalu, merupakan letusan terhebat dalam 2 juta tahun terakhir. Teori plato di atas jadi kurang akurat karena menyebutkan letusan Krakatau yang paling dasyat. Mengacu kepada http://mirrorh.com/timeline.html, Atlantis Kingdom(?) mungkin ada pada 23.400 B.C , jadi tidak mungkin letusan Toba menenggelamkan Atlantis, karena letusan Toba terjadi sebelumnya. [Aku:] Duh.. ada 2 kesalahpahaman di sini. Pertama terjadi antara si Penulis dengan si Komo. Si Penulis bilang: "Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau". Lalu dibantah oleh si Komo: "Super Volcano Toba terjadi 73.000 BC tahun yang lalu, merupakan letusan terhebat dalam 2 juta tahun terakhir". Rupanya si Komo benar-benar memberi ketegasan bahwa letusan yang paling dahsyat adalah letusan Toba, dilihat dari kata "Super Volcano Toba"-nya. Mungkin si Komo ini orang Batak ya? Orang Batak yang bisa disebut "murtad" karena bernama Sunda. Kok segitu
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 15 tegasnya menekan bahwa letusan Toba-lah yang paling hebat? Aih, sudahlah, ayo kembali ke masalah. Jika ada pernyataan begini: "Presiden Indonesia terhebat di kemudian hari adalah Suharto". Lalu tiba-tiba dari lain pihak terdengar argumen: "Presiden terhebat adalah Soekarno". Dari kasus "presiden terhebat" di atas, aku memahaminya demikian: Soekarno hebat, setelah itu (juga) Suharto. Dari kasus "letusan terhebat" di atasnya lagi, aku memahami: Letusan Toba dahsyat, kemudian kedahsyatannya diikuti Krakatau. Antara ranking 1a (Toba/Soekarno) dan 1b (Krakatau/Suharto). Mungkin benar letusan Toba adalah yang paling hebat selama 2 juta tahun terakhir. Walaupun berdasarkan tayangan National Geographic Channel yg pernah kutonton menyatakan letusan Tambora adalah yang paling hebat. Dan mungkin Plato tidak kenal Toba, yang dia tahu Krakatau. Sama halnya seperti ABG sekarang menganggap bahwa Ikhsan Idol memiliki suara yang unik, padahal aku tahu dari siapa Ikshan Idol mencontoh suara seperti itu. Eddie Vedder. Mungkin Plato sama seperti ABG sekarang. Karena ketidaktahuannya akan "ada letusan hebat sebelum letusan Krakatau", jadinya ia mengira bahwa letusan Krakatau-lah yang paling hebat. Dan si Komo mengklarifikasi bahwa letusan Toba-lah yang paling hebat, dengan menilai kesalahan Plato. Kesalahpahaman ke dua, mari fokus ke kalimat terakhir dari jawaban si Komo: "...jadi tidak mungkin letusan Toba menenggelamkan Atlantis, karena letusan Toba terjadi sebelumnya." Memang bukan letusan Toba yang menenggelamkan Atlantis. Adalah Krakatau yang menenggelamkan Atlantis, karena di gunung itulah pusat kota Atlantis berada. SumateraKalimantan-Jawa yang menyatu dengan Asia adalah teritori utama Atlantis. Gunung besar itulah yang kemudian diwujudkan menjadi stupa terbesar dan teratas di Candi Borobudur. Bicara tentang Candi Borobudur, coba datangi lagi ke sana dan cermati relief-reliefnya secara akurat. Tidakkah relief itu sama seperti cerita Atlantis? Tentang sebuah negeri yang gemahripah-loh-jinawi, kemudian musnah terkena bencana. Candi Borobudur adalah sebuah monumen untuk mengenang Atlantis. Candi Borobudur adalah "miniatur" Atlantis. "The pyramid complex of Borobudur (Java) has been hailed as the most significant monument in the Southern Hemisphere and, perhaps, even of the whole world." [www.atlan.org] Maksudnya, dibanding segala monumen dunia ini, Kompleks Candi Borobudur adalah monumen paling meyakinkan tentang keberadaan Atlantis. PERBEDAAN PEMAHAMAN III [Penulis:] 3. Ilmuwan Brazil (Prof Santos) itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. [Jawaban si Komo yang ditulis oleh pemilik blog:] komo: agak susah dimengerti kenapa letusan gunung berapi menyebabkan lapisan es mencair. Letusan super volcano Toba menyebabkan terjadinya penurunan suhu bumi 4-5 derajat, letusan gunung Tambora menyebabkan tahun tanpa musim panas di Eropa. Yang mungkin terjadi akibat letusan gunung berapi adalah debu akibat letusan gunung berapi terlempar ke atas/ udara, berada di tamosfer bumi cukup lama dan menghalangi sinar matahari sehingga terjadi penurunan suhu bumi. Tekanan sedimen dan air di dasar samudera menyebabkan gempa merupakan spekulasi yang kurang akurat, mengenai penyebab gempa bisa dilihat di http://earthquake.usgs.gov/ learning/kids/eqscience.php atau di http://earthsci.org/education/teacher/basicgeol/earthq/ earthq.html#OginofEarthquakes . [Aku:] Yang oleh si Komo diperkirakan mungkin terjadi -mengenai mencairnya lapisan es iniadalah benar: "Yang mungkin terjadi akibat letusan gunung berapi adalah debu akibat letusan gunung berapi terlempar ke atas/udara, berada di atmosfer bumi cukup lama dan menghalangi sinar matahari sehingga terjadi penurunan suhu bumi." Hal ini senada dengan Prof Santos:
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 16 "The explosion of Mt. Krakatoa caused a giant tsunami, which ravaged the lowlands of Atlantis and Lemuria. It also triggered the end of the last Ice Age by covering the continental glaciers with a layer of soot (fly ash) which precipitated their melting by increasing the absorption of sunshine. " [www.atlan.org] "Ledakan Gn. Krakatau menyebabkan tsunami besar, yang menghancurkan dataran rendah Atlantis dan Lemuria. Ledakan tersebut juga memicu berakhirnya zaman es dengan menutup benua es dengan lapisan asap tebal (debu yang berterbangan) yang lelehannya diakibatkan dari meningkatnya penyerapan sinar matahari." Singkat kata, saat Krakatau meletus, selain terjadi tsunami, juga terjadi global warming. Terjadi efek rumah kaca. Panas matahari yang masuk ke bumi tidak bisa keluar karena tertutup asap tebal yang terbentuk dari debu-debu letusan Krakatau. Itulah yang menyebabkan lapisan es mencair. Apa yang dibilang "mungkin" oleh si Komo adalah apa yang dijelaskan oleh Prof Santos. Kesalahpahaman yang terjadi seperti PERBEDAAN PEMAHAMAN I kembali terjadi si sini. Prof Santos bilang A. Si komo memahaminya sebagai B. Lalu setelah riset, si Komo bilang yang benar adalah A dan pendapat si Prof Santos salah (si Komo mengira Prof Santos bilang B, karena begitulah yang dipahami si Komo). Hahaha...aku jadi teringat iklan susu kental manis. "Ini teh susu," kata si Ujang. Lalu si Gendo bilang, "Susu kok dibilang teh?" Wah, sudah mulai ngawur nih aku. Bagaimana tidak, si penulis sepertinya ngawur duluan. Apa yang tidak dikatakan Prof Santos malah dibilang Prof Santos yang mengatakannya. Lalu si Komo mengatakan apa yang sebenarnya dikatakan oleh Prof Santos. Wah kalau begini terus, aku capek juga harus "meralat" pendapat si penulis dan si Komo. Akhirnya kuputuskan untuk menyudahi "bantahan" terhadap blog "Benarkah Indonesia itu Atlantis _ « Dongeng Geologi" ini. Percuma. Lagipula, sekarang sudah azan Shubuh. Sudah waktunya... Tapi tunggu sebentar. Untuk menutupi blog ini, aku ingin melempar pertanyaan tentang budaya Nusantara kepada siapa saja yang membaca blog ini. Jika ada yang pernah/sedang diluar negeri, siapapun dimanapun itu, aku mau tahu: apakah di sana ada struktur pemerintahan seperti di Indonesia? Struktur pemerintahan sampai yang terkecil: Rukun Tetangga? Mungkin RT-RW ini salah satu sisa peninggalan budaya Atlantis. Oh iya, tambahan... ini ada beberapa kutipan dari comment pembaca blog tersebut: 1. "nek gunung mbledos bagian yang hilang mananya ? puncaknya atau seluruh gunungnya ? Kalau seluruhnya gunungnya mungkin tidak ya ? mungkin tidak ya bisa membelah jawa dan sumatera." Tanggapanku mengenai komentar di atas: Krakatau meletus...meledak... semuanya meledak. Duar! Seperti itulah yang kutonton di National Geographic Channel, acara Behind The News, episode Krakatoa. That's why Plato bilang letusan Krakatau yang paling hebat, karena letusannya itu menghancurkan dirinya sediri. Yang tadinya menghubungkan Jawa dan Sumatera, kini jadi pemisah antar keduanya. 2. "Malu kalau Indonesia sebagai Atlantis, lha gimana, pejabatnya kaya gitu? korup terus... Masa peradaban tinggi menghasilkan mental uelek banget." Memang, awalnya Atlantis adalah bangsa yang, let's say, saling tenggang rasa, tepo seliro, dll. Tapi kemudian orang-orangnya pada bejad. Mungkin karena ketamakan dan keangkuhan, menganggap negerinya adalah yang paling hebat. Jadi Allah menurunkan azab pada mereka. Memusnahkan negerinya. Tapi tidak memusnahkan jejaknya. Candi Borobudur adalah jejaknya. Sama seperti Laut Mati, jejak dari kaumnya Nabi Luth. Atau mumi masal di Pompeii, untuk memberi kita pelajaran akan kebiasaan buruk Kaligula. Lagian, kalau aku boleh memaparkan penalaranku, mental bangsa kita yang tadi disebut "uelek" (aku tak tahu apa artinya), itu diakibatkan penjajahan non-fisik dari bangsa barat. Mereka (baca: bangsa barat) tidak bisa menjajah Nusantara secara fisik, karena, sudah menjadi turunan dari Atlantis-Sriwijaya-Majapahit bahwa bangsa ini adalah bangsa yang "hebat". Perang 3,5 abad pun diladeni, tak kenal menyerah. Seandainya Indonesia dijajah fisik
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 17 selama satu milenium pun, aku yakin, akan tetap dilawan sampai bisa mendapatkan sendiri kemerdekaannya. Karena ketidakmampuan bangsa barat -yang somehow sudah tahu bahwa Nusantara adalah Atlantis, that's why mereka mau merebutnya- dalam menjajah fisik bangsa ini, akhirnya mereka menjajah dengan cara non-frontal. Dengan kebudayaan: Pop culture, apalah namanya. 3. "Ya ampun, soal atlantis disibukin, soal adam air yg menghilang begitu dekatnya belum bisa diketemui, alah rek.waduh seh.gombloooo." Nah ini menarik... membuatku bercermin. Tapi aku bukan ahli mencari pesawat hilang, orang hilang, atau kotak hitam. Aku juga bukan ahli apa-apa. Aku ahli tidur. Tapi Atlantis lebih menarik bagiku, sama halnya naik angkutan umum lebih menarik bagiku ketimbang naik kendaraan pribadi. Dan perihal Atlantis ini membuatku tidak tidur malam ini. Soal hilangnya Adam Air, hmmm... mungkinkah itu konspirasi? *) Tulisan ini diposting dekat dengan kejadian hilangnya Adam Air di... dimana aku lupa, 11 Januari 2007. Jadi wajar dia menulis demikian. Jangan mengira bahwa dari waktu dekat ini terjadi pesawat hilang lagi. 4. "Saya baru-baru ini nemuin artikel dalam bhs jawa mengenai bangsa Atlantis. Kira2 seperti ini yang mereka tulis: “PENGARUH GAIB BANGSA ATLANTIS TERHADAP ORANG-ORANG DI P. JAWA” ... Menurut Lead Beater: sarjana dari Inggris ini, dalam bukunya yang berjudul “The Occult History of Java” (Sejarah Kegaiban di P.Jawa), menyebutkan diwaktu itu pulau Jawa dihuni oleh bangsa gaib, yaitu yang disebut Bangsa Atlantis. Bangsa ini memiliki ilmu teknologi tingkat tinggi (mutakhir). Mereka bisa mengubah rupa manusia menjadi rupa binatang atau monster yang mengerikan. Juga memiliki senjata pamungkas, yang ampuh seperti laser saat ini. Hanya karena mereka sangat tamak, lalu mereka melupakan kekuasaan Tuhan, maka dengan seketika Tuhan memusnahkan mereka karena telah salah mempergunakan senjata pamungkasnya. ...BERSAMBUNG... (maaf, lanjutannya lain waktu, nyambi kerja siy)" Hahahaha.. atasannya datang ya? Takut ketahuan main internet saat jam kantor? Hahaha... payah tuh bos!! Tapi benar-benar menarik. Lebih menarik daripada Mulan Jameela plus Agnes Monica plus Siti Nurhaliza tidur bersama denganku. 5. "Pak Rovicky ini sepertinya belum baca buku Santos ya.. Pasti belum juga baca buku Plato yg menjadi deskripsi awal tentang Atlantis.. Dimaklumilah.." Rovicky sepertinya si nama pemilik blog. Komentar ini... Aku sependapat dengan komentar ini. ...Tapi azan subuh sudah dikumandangkan beberapa waktu lalu. Aku harus bergegas. Dan aku belum tidur.
tag : atlantis, sunda land, paparan sunda, benua yang hilang, indonesia DI PO SK A N OLE H A DMI N S URGA W E B DI 19 :08 0 K OM EN TA R LI NK K E PO STI N G I NI LA BE L: A TLA NT IS , B EN UA YA N G HI LA NG , I ND ON ES I A , PA PA RA N S UN DA , S UN DA LA ND
Apakah Aku Orang Atlantis A P A K A H A K U O R A N G A T L A NT IS
*AM I ATLANTEAN = APAKAH AKU ORANG ATLANTIS? Pada suatu masa dimana kadar keimananku di atas rata-rata, aku tergoda oleh para mahkluk mulia agar aku mengkaji kitab suci. Maka kubedahlah baitan firman itu. Tapi maafkan aku ya Allah, aku tidak mau terdoktrin mentah-mentah dengan kata-kata indah dariMu. Karena kuyakin selain memberi ketentraman hati dan sastra nan agung, di dalam pesan-pesanMu mengadung maksud tertentu. Bahkan aku yakin aku bisa menemukanMu. Akhirnya kusudahi rapalan di satu bahasa, dan kurahkan mataku pada tulisan berbahasa ibu, yang merupakan arti dan tafsiran dari bahasa asing yang tadi kulantunkan. Sekali lagi aku tak
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 18 puas. Segera kututup media itu, dan beralih ke media cyber. Lebih asyik, pikirku, karena bisa menggunakan indeks dengan mudah. Pencarianku mulai tak terarah, bukan arti dan tafsir dari bacaan tadi. Melainkan tentang hal lain. Kucoba cari tentang Iskandar Zulkarnain. Kubaca. Kemudian kucari tentang Khidir. Kubaca. Kemudian kucari dan kubaca tentang orang-orang hebat dan mulia zaman dahulu. Lalu kucari tentang kaum Ad, Tsamud, dan kaum-kaum lain. Bagiku mereka tampak sama saja: berlatar belakang Arab, atau setidaknya berada di jazirah sana Timbul pikiran nakal dalam benakku: Kenapa tidak ada bangsa selain bangsa Arab di kitab mulia ini?; Bukankah Dia itu Tuhannya alam semesta?; Apakah Dia hanya Tuhannya bangsa Arab, dan diluar bangsa Arab secara langsung ataupun tidak langsung "dipaksa" percaya pada Tuhannya bangsa Arab itu?; Kalau Dia memang Tuhannya alam semesta mengapa Dia tidak melibatkan bangsa lain dalam Kitab Agung ini, seperti bangsa Viking atau suku Aztec misalnya?; Bukankah kalau kita menyebut "alam semesta" berarti sama saja menyebut seluruh bangsa di dunia ini bahkan sampai keluar galaksi (jika memang ada bangsa di luar galaksi)?; dan pertanyaan-pertanyaan nakal lain yang terpintas. Lebih spesifik lagi: Mengapa Dia tidak mengikutsertakan Indonesia, bangsaku ini, kedalam sejarah dunia? Mengapa selalu bangsa Arab? Lagi-lagi Arab, lagi lagi Arab. Mengapa ya Allah, mengapa? Maafkan atas keingintahuanku yang membabi buta ini. Bukankah Kau sendiri yang menyuruh manusia sepertiku untuk berpikir dan membaca, sesuai kata pertama dalam firmanMu? "BACA!"� Lagi-lagi Arab, lagi-lagi Arab. Mana Indonesianya? Akibatnya aku minder menjadi bangsa Indonesia Sebuah negara "tim hore" yang cuma meramaikan kancah dunia. Tidak dapat peran apa-apa. Figuran dalam sandiwara besar dan panjang dari sejarah dunia ini. Terbesit dalam hati kecilku sebuah doa kecil: andai saja bangsa ini ikut serta dalam sejarah dunia. Seperti Iraq dengan Mesopotamia-nya, Jerman dengan Hitler-nya, Yunani dengan para filsufnya, Andalusia dengan para ilmuwannya, atau bahkan Amerika dengan Bush-nya. Aku tak bangga menjadi bangsa Indonesia Waktu berlalu cukup lama. Seorang sahabat di lingkunganku tumbuh dan besar berbicara mengenai sebuah buku. Dia suka pada buku itu, walau diakui ceritanya tidak berakhir sesuai harapan. Aku tidak tertarik, karena dia menceritakan tentang sebuah negeri non sense, bernama Atlantis, sesuai yang diapaparkan buku itu. Betapa tidak, aku hanya tahu Atlantis dari film-film barat. Dan yang paling dekat kuketahui, aku teringat akan game Age of Mythology Expansion: The Titans, yang didalamnya ada kaum Atlantean (orang-orang atlantis). Tapi karena cerita itu keluar dari mulut seorang sahabat, aku berpura-pura tertarik dan sesumbar meminjam buku itu. Dia menyanggupinya. Kupikir karena aku masih punya banyak waktu senggang, tak apalah sebagai pelipur sepi. Dan kubacalah buku berjudul NEGARA KELIMA karangan ES ITO itu. Selepasnya, aku justru mendiskreditkan si penulis. Kupikir dia terlalu banyak nonton film. Film fiksi pula! Aku tidak meyakini apa-apa tentang hasil karyanya itu. Lalu aku mengemukakan pendapatku pada si empunya buku. Dia justru memberi pandangan bahwa bisa jadi si penulis salah, tapi bagaimana jika si penulis benar? Mengapa dia berani mengemukakan tulisan itu, sama beraninya dengan Dan Brown yang mengungkap Holy Grail, rahasia Monalisa, Madonna of the Rock, dan lain-lain? Bukankah harusnya dia punya data akurat agar tulisannya bisa dipertanggungjawabkan jika ada orang 'kurang kerjaan' minta buktinya? Pandanganku terbagi dua. Jika ES ITO salah maka selesai perkara. Tapi jika benar? Sejujurnya aku sedikit berharap bahwa si penulis menceritakan fakta yang kuat. Betapa tidak, dia menyebutkan bahwa peradaban tertua di Hindustan, Mesopotamia, Mesir, dan suku Indian di benua Amerika, berasal dari satu induk peradaban, yaitu peradaban pertama dan lebih tua dari peradaban yang pernah tercatat dalam sejarah, peradabannya Nabi Adam as, Plato menyebutnya dengan nama Peradaban Atlantis. Dan peradaban ini terletak di bumi Nusantara.
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 19 Tadi sudah kusebutkan bahwa keingintahuanku membabi buta. Rasa ingin tahu tentang Atlantis justru semakin kuat dan mendorongku mencari tahu lebih dalam lagi. Sebagai awal, aku meracau ke teman-temanku: jika mereka ada informasi tentang Atlantis, atau lokasi Nabi Adam as turun ke bumi, atau peradaban Nusantara Kuno, tolong beritahu aku. Sedangkan aku sendiri mencari literatur satu-satunya yang menjadi bukti tunggal tentang keberadaan Atlantis, sebuah karya Plato yang berjudul Timaeus and Critias. Memang ada bagian yang menyebutkan tentang kondisi alam Atlantis: 1. Tanahnya subur, banyak pepohonan. Rakyat Atlantis tidak akan pernah merasa khawatir akan kehabisan kayu. 2. Banyak ragam binatang, khususnya gajah dan banteng. 3. Mempunyai dua musim. Ini berarti Atlantis berada di daerah tropis. 4. Banyak gunung. 5. Dan beberapa keterangan lain, sayangnya aku lupa. Memang semua ciri-ciri yang disebutkan ada di bumi Nusantara. Tapi aku tidak mau terlalu cepat mengambil kesimpulan. Menurut keterangan Plato, yang dijabarkan di buku NEGARA KELIMA, Atlantis adalah tanahnya Poseidon. Poseidon punya anak kembar laki-laki. Yang satu dipanggil Atlas. Yang satu lagi aku lupa siapa namanya. Tanah Atlantis diberikan pada Atlas, itulah mengapa tanah itu disebut Atlantis, negeri milik Atlas. Di lain sisi, aku pernah mendengar bahwa Nabi Adam as punya anak kembar, bernama Habil dan Qabil. Hanya itu informasi yang kutahu. Memang ada korelasi antara Poseidon dan Nabi Adam. Kupikir ibarat banana dan pisang, batu dan stone, langit dan sky. Hanya beda nama tapi merujuk ke satu objek. Nah, jadi jika Atlantis adalah bumi Nusantara, sementara Poseidon adalah Nabi Adam as, berarti Nabi Adam as turun di bumi Nusantara. Hanya sampai di sini pencarianku. Buntu. Dari sisi agama aku tidak mendapat apa-apa lagi tentang Nabi Adam, kecuali doktrin bahwa dia adalah manusia pertama, sementara dari sisi lain aku juga tidak mendapat apa-apa lagi selain tetek bengeknya si Plato itu. Buntu. Waktu berlalu cukup lama, lagi. Aku mulai patah semangat mencari tahu dimana sebenarnya letak Atlantis. Adakah korelasi antara Atlantis, Nusantara, Nabi Adam as, dan Poseidon? Namun ternyata seorang mantan pacar ada yang terpengaruh dengan racauanku tentang Atlantis, Nusantara, Nabi Adam as, dan Poseidon. Yang tadi sudah kusebutkan. Dia rupanya juga mencari tahu tentang itu. Kemarin, 25-08-07, aku menerima e-mail yang memberi link ke www.atlan.org. Sebuah email dari mantan pacar yang masih peduli dengan pola pemikiran dan imajinasi-imajinasiku. Aku terkejut dan merasa bangga. Rupanya seorang profesor asal Brasil, bernama Arysio Santos, mengklaim telah menemukan benua yang hilang: Atlantis. Dan penemuannya itu merujuk ke bumi Nusantara. Bahkan dia juga mensinyalir bahwa Nusantara bukan hanya situs peradaban pertama, melainkan juga situs manusia pertama. Manusia pertama tidak lain dan tidak bukan adalah Nabi Adam as, yang Plato menyebutnya dengan nama Poseidon. Selisih beberapa menit setelah kuungkapkan pada rekan kerjaku bahwa aku (juga ikut) menemukan pencarianku tentang peran Nusantara, dia menceritakan tentang cerita rakyat Badui. Katanya, rakyat Badui masih meyakini bahwa manusia pertama kali berada di tanah Badui, Banten. Ungkapan ini semakin membuatku sumringah. Percaya tidak percaya. Dan yang lebih ajaib lagi, somehow, paman dari Bos-ku tiba-tiba memastikan apakah aku mau ikut dengannya ke Badui. Pikiranku mendadak kacau balau. Tiba-tiba pertanyaanku terjawab bertubi-tubi, dan aku diberi kesempatan untuk membuktikan kebenaran jawaban itu. Ada kekuatan ilahiah yang sedang bekerja padaku saat itu. Aku yakin, somehow, aku digariskan untuk menapak tilas asal muasal manusia. Yang ternyata asalnya dari bumi Nusantara. Dari tanah Atlantis. Jawabanku tentang peran Indonesia di kancah dunia sudah terjawab. Ternyata Indonesia punya peran yang sangat penting bagi peradaban lainnya. Betapa tidak, manusia pertama turun di bumi Nusantara!!! Dan pencarianku justru baru bermulai di sini. Insya Allah, aku akan segera berangkat ke Badui untuk berkunjung ke situs 'tanah asal'
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 20 kita semua. Dan tulisan ini tidaklah berakhir sampai disini. Sama seperti pencarianku, tulisan ini justru baru dimulai. http://benks.blogs.friendster.com/benks/2007/08/atlantis.html tag : atlantis, sunda land, paparan sunda, indonesia, Poseidon, Nabi Adam, Nusantara DI PO SK A N OLE H A DMI N S URGA W E B DI 19 :06 1 K OM EN TA R LI NK K E PO STI N G I NI LA BE L: A TLA NT IS , I ND ON ES I A , N AB I A DA M, N US A NTA RA , PA PA RA N S UN DA , PO SE I DON , S UN DA LA ND S AB T U , 2 0 0 8 M E I 0 3
Dugaan terkini tentang keberadaan Atlantis D U G A A N T E R K I NI T E NT AN G K E B E R A D A A N A T L A NT IS
Atlantis = Indonesia? Dugaan terkini tentang keberadaan Atlantis adalah daratan yang berada di Indonesia. Sebagian arkeolog dan ilmuwan Amerika Serikat bahkan meyakini benua Atlantis dulunya adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land atau Summa Terra Land, Wilayah yang kini ditempati Sumatera, Jawa dan Kalimantan yang sekitar 11.600 tahun silam daratan-daratan ini masih merupakan kontinen yang sangat besar. Benua ini perlahan-lahan tenggelam dan terpisah seiring dengan berakhirnya zaman es. Teori ini diangkat ke permukaan dalam "International Symposium on The Dispersal of Austronesian and The Ethnogeneses of The People in Indonesian Archipelago" yang dihelat 28-30 Juni 2005, di Solo. Hipotesa itu berdasarkan pada kajian ilmiah seiring makin mutakhirnya pengetahuan tentang arkeologimolekuler. Disebutkan lagi, Pulau Natuna dan Penduduknya merupakan sisa-sisa terpenting yang berkaitan dengan Atlantis. Berdasarkan kajian Biomolekuler, Penduduk Asli Natuna memiliki gen yang mirip dengan bangsa Austronesia tertua yang diyakini bangsa ini memiliki kebudayaan tinggi seperti yang dinisbatkan Plato dalam mitologi yang ia kemukakan.
Dalam teori yang lain yang mendukung Atlantis berada di Indonesia mengemukakan, Penduduk Atlantis terbagi dua, keturunan minoritas bangsa lemuria yang berkulit putih, tinggi, bermata biru dan berambut pirang yang merupakan nenek moyang suku bangsa Arya dan dipercaya memiliki garis keturunan Bangsa Pleides, sedangkan penduduk yang lain berkulit coklat/gelap, relatif pendek, bermata coklat dan berambut hitam memiliki garis keturunan Bangsa Mu/Lemuria/Pasifika. Pada waktu itu, Bangsa luar angkasa (Bangsa Pleides) sudah berhubungan baik dengan penduduk Bumi. Mereka umumnya dianggap sebagai Dewa karena kemampuannya jauh di atas penduduk Atlantis. Hal ini dihubung-hubungkan dengan Hastinapura (Bahasa Sansekerta untuk Atlantis) tepatnya disekitar wilayah Suma Terra (Sumatra) atau disebut juga Swarnabhumi atau Land of Taprobane, ditengah-tengah 2 pillar penyangga : Gunung Krakatoa dan Gunung Toba, dua gunung yang super besar, super volcano yg pada masa purba pernah meledak super dahsyat. Atlantis hancur karena konflik internal para penguasa yang luluh lantak karena peperangan super modern dengan menggunakan teknologi tinggi (nuklir) berikut senjata-senjata
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 21 pemberian bangsa Pleides. Senjata tersebut memiliki daya hancur masal yang dimiliki oleh para pemimpin-pemimpin Atlantis, yang pada akhirnya memicu ketidakstabilan pada alam. Peperangan itu terbagi menjadi 2 kubu besar, seperti yang diceritakan dalam mitologi, Pandawa dan Kurawa. Kendaraan tempur dan pesawat-pesawat tempur di asumsikan sebagai Kereta Kencana, sedangkan Panah-panah sakti adalah asumsi dari Rudal balistik atau laser beam. Dan baju zirah yang dikenakan gatot kaca adalah Baju tempur yang bisa terbang. Diceritakan pula, seorang tokoh (baladewa) tidak boleh ikut berperang karena memiliki senjata pemusnah masal yang mampu membelah bumi. Peristiwa besar itu, yang dimenangi oleh Pandawa, tetap saja mengakibatkan alam menjadi tidak seimbang yang pada akhirnya terjadi letusan besar dari 2 gunung super volcano (2 pillar) yang mengapit mereka, yang memusnahkan Penduduk Atlantis secara global, yaitu Gunung Krakatoa dan Gunung Toba. Danau Toba, danau terluas di atas ketinggian seribu meter dari permukaan air, adalah kaldera raksasa yang di asumsikan sebagai sisa-sisa dari Gunung raksasa tersebut. Ledakan itu menyebabkan gelombang Tsunami yang dahsyat sehingga menghapus semua kebudayaan yang pernah berdiri di Summa Terra. Tersapu dan di hempaskan ke seluruh bagian dunia hingga terhisap ke dasar Lautan Atlantik. Sebagian kecil penduduk yang selamat sebagian besar lari ke arah barat (melalui India, Alengka (Srilangka)) dan menjadi Ras Arya. Sebagian kecil ke arah timur dan menjadi Bangsa Oceania dan Indian. Sayangnya bagian kecil penduduk yang selamat adalah pendudukpenduduk yang ada di lingkar luar yang jauh dari pusat Atlantis. Sehingga kesinambungan teknologi tiba-tiba berhenti dan kembali ke masa Pra-Sejarah. Mereka hanya mewariskan kisah-kisah ini ke keturunan mereka yang kemudian di adaptasikan dengan perkembangan kebudayaan setempat. Kisah-kisah ini yang kemudian mengilhami pemahaman kepercayaan yang dianut oleh penduduk bumi sebagai tuntunan dan pedoman hidup agar tidak terjadi lagi kehancuran yang berakibat musnahnya peradaban manusia untuk kesekian kali. Dalam teori tersebut, kemungkinan besar orang Indonesia sekarang bukan orang keturunan Atlantis atau Mu/Lemuria melainkan suku mongolid yang berasal dari cina selatan melalui malaka dan suku negroid austro yang berasal dari Austalia. Merekalah yang akhirnya tinggal di wilayah bekas reruntuhan Atlantis. Sampai saat ini, teori tentang keberadaan Atlantis tak terhitung jumlahnya dan sangat bervariasi. Seluruh teori yang berkembang dianggap masih bersifat spekulatif dan justru mendulang ribuan tanya. Tidak ada cukup bukti-bukti yang mendukung dan tidak ditemukan peninggalan sejarah yang faktuil untuk mendukung teori-teori tersebut. Hingga saat ini, Benua Atlantis tetap menjadi misteri terbesar dalam peradaban manusia yang tidak terkuak. Wahyu Triatno http://wtriatno.multiply.com tag : atlantis, sundaland, paparan sunda, austronesia, benua yang hilang, indonesia, Krakatau, Toba DI PO SK A N OLE H A DMI N S URGA W E B DI 19 :05 0 K OM EN TA R LI NK K E PO STI N G I NI LA BE L: A TLA NT IS , A US TRO NE SI A , B EN UA YA N G HI LA NG , I ND ON ES I A , K RA K A TA U, PA PA RA N S UN DA , S UN DA LA ND , TO BA
Menguak Sejarah Alternatif Nusantara M E NG UA K S EJ A R A H A L T E R NA T I F N US A NT A R A
"Ingin membangkitkan kejayaan masa atlantis yang diyakini bukan di wilayah dekat Eropa, melainkan di NUSANTARA." BUBARKAN INDONESIA BEBASKAN NUSANTARA BENTUK NEGARA KELIMA!!! ... akhirnya ... dengan berbagai penafsiaran, mereka dapat menemukan titik kapan dan di mana akan mendeklarasikan negara kelima Aku menemukan buku ini pada deretan buku laris di gramedia plasa semanggi. pada awalnya, aku menganggap novel ini hanya akan bercerita tentang sebuah realitas pembunuhan serta delik dan pola pengungkapan. ternyata negara kelima jauh dari itu.sangat provokatif dan menggugah semangat muda! ada baiknya lewat forum ini
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 22 aku berbagi cerita tentang novel ini. aku berani menyabutnya sebagai, Petualangan Sejarah dalam Kegelisahan dan Harapan "menjanjikan ketegangan yang tiada habis, mengalir deras, berkelok-kelok, penuh kejutan, spekulatif, penuh intrik dan narasinya yang tidak terduga" Demikian penilaian yang diberikan oleh kritikus sastra Maman S Mahayana pada cover depan novel terbitan Serambi ini. Penilaian yang saya -pribadi kurang sepakati sepenuhnya. Terlalu dangkal rasanya apabila menilai novel ini, hanya dari konflik dan alur ceritanya. Sebab jauh dari yang kita bayangkan â€"ketika melihat cover dan pengantarnya, novel ini menyajikan sebuah penelusuran identitas dan pesan yang luar biasa. Bubarkan Indonesia Bebaskan Nusantara Bentuk Negara Kelima Pesan itu muncul dalam sebuah gelombang teror cyber yang dilakukan oleh sebuah kelompok yang menamakan dirinya kelompok patriotik. Tidak lama berselang terjadi rentetan pembunuhan. Dimulai dengan terbunuhnya puteri perwira polisi yang menjadi komandan Detsus Antiteror Polda Metro Jaya "yang juga memimpin tim untuk memburu kelompok patrotik. Pesan dari pembunuh ditinggalkan dalam bentuk goresan darah membentuk piramid dengan belahan diagonal pada bagian tengahnya. Perburuan pun dimulai, tetapi rentetan pembunuhan tidak kunjung berhenti. Identifikasi kasus melibatkan seorang sejarawan senior yang telah lama berkutat dengan masalah simbol dan tanda dari masa silam. Interogasi yang dilakukan terhadap orang-orang yang disinyalir terlibat dalam kelompok patriotik itu hanya menambah kebingungan. Mereka hanya memberikan jawaban dalam bentuk teka-teki tentang negara kelima yang dijanjikan. Dimulai dengan narasi teka-teki negara pertama hingga keempat yang pernah terwujud di daratan nusantara. Solon membawa berita Plato membuat cerita Sejarah mencari asalnya Satu satu kosong kosong kosong terlalu lama Teka-teki negara pertama yang keluar dari mulut tahanan menjadi tabir awal untuk memecahkan kasus ini. Seorang perwira pertama polisi, Inspektur Satu Timur Mangkuto ditetapkan menjadi tersangka utama rentetan kasus pembunuhan. Sekaligus ia dituduh terlibat dalam kelompok yang disebut polisi sebagai Kelompok Patriotik Radikal (Keparad). Tuduhan yang membuat anak muda itu melarikan diri dan berusaha untuk memecahkan sendiri tekateki ini. Penemuan sebuah identitas dari masa lalu. Itulah yang terjadi ketika Timur Mangkuto bersama dengan Eva Duani, seorang sejarawan mulai menguak teka-teki Keparad. Kelompok itu mencita-citakan sebuah negara yang akan mengulangi kejayaan Atlantis pada masa sebelas ribu tahun yang silam. Sebuah fakta yang baru ditemukan ketika mereka mempelajari kitab Timaues and Critias karangan Plato "satu-satunya sumber otentik yang menceritakan benua Atlantis. Atlantis, sebelas ribu tahun yang lalu, berada di kawasan Nusantara kuno. Itulah fakta yang mereka temukan. Lengkap dengan bukti dan teori yang dipaparkan oleh sejarawan senior lulusan Sorbonne, Profesor Duani Abdullah. Dengan rapi, ES Ito menjalin rentetan cerita ini dengan mengembangkan berbagai teori yang pernah ada. Sebuah benda bernama serat ilmu "dengan bentuk piramid dengan belahan diagonal pada bagian alasnya- yang pada masa Atlantis disebut sebagai pillar Orichalcum, menjadi objek pencarian dari kelompok patriotik yang membawa mereka pada pengembaraan menuju daerah-daerah yang (sengaja ) dilupakan oleh sejarah Indonesia modern. Jenius! Kemampuan ES Ito untuk menghubungkan tiap plot cerita sungguh luar biasa. Penulis muda "yang menyembunyikan identitasnya itu, dengan gemilang menghubungkan antara kitab Timaes and Critias Plato dengan Tambo Adat Alam Minangkabau. Ia berhasil menjadikan sebuah mitologi "seolah menjadi jembatan fakta yang menghubungkan dua plot sejarah lewat penaklukan Iskandar Agung yang disebut-sebut dalam Tambo Minangkabau sebagai cikal bakal orang Minang. Dengan jembatan itu, alur sejarah dikembangkan hingga Indonesia modern. Sampai pada akhirnya lima buah teka-teki itu bisa dijawab dengan tuntas. Saya terbius oleh novel ini, bukan
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 23 saja karena kejeniusan pengarangnya dalam merangkai setiap plot sejarah menjadi jalinan cerita dan teka-teki yang menarik. Tetapi lebih dari itu, pengarang ini memiliki dua hal sekaligus yang amat langka saat ini, kecerdasan yang ditopang oleh keberanian. Bukan saja memaparkan sejarah dengan luar biasa, ES Ito juga berani untuk mengkritisinya bahkan pada beberapa hal mencibir habis beberapa fakta sejarah yang ia mainkan begitu saja. Begitu juga dengan lembaga kepolisian, ES Ito tidak hanya memaparkan sebuah cerita detektif, tetapi juga memberikan kritik pedas pada pola dan kinerja mereka. "anak muda adalah kegelisahan, derap langkahnya adalah perubahan" Lebih dari semua itu, novel ini sarat dengan gagasan dan semangat muda. Mimpi-mimpi anak muda terbalut rapi oleh sebuah semangat menghadapi generasi tua yang korup dan generasi muda sampah. Ideide pada Negara Kelima mengingatkan kita pada mimpi-mimpi generasi bunga, 1968. Suatu masa ketika anak muda melihat segalanya mungkin. Dimana kontradiksi-kontradiksi dimunculkan sebagai simbol dan semangat generasi mereka. Sebuah pencarian identitas di tengah kegamangan menatap dunia. Negara Kelima, terlepas dari kekurangannya pada beberapa hal, terutama masalah editing. Memberikan angin segar di tengah stagnansi ide pembaruan anak muda. ES Ito -anak muda kelahiran tahun delapan puluh satu itu, masih sangat muda. Ia telah membuka ruang untuk mimpi-mimpi besar dari generasi tanpa identitas. Lewat Negara Kelima ini, ES Ito telah menyumbangkan satu hal pada generasinya yaitu identitas sejarah. Dan identitas itu telah ia temukan. Tidak salah pada bagian akhir tulisan ini, saya kutip petikan akhir pada novel "Nusantara ini bukan sekedar serpihan bekas kolonial Belanda! Nusantara kita mungkin lebih tua dari negerinegeri utara. Hegemoni utara yang membuat negeri-negeri selatan menjadi kerdil dan lupa akan sejarah panjang mereka" sumber: milis:
[email protected] http://toko.serambi.co.id
tag : nusantara, atlantis, negara kelima, nusantara kuno, es ito DI PO SK A N OLE H A DMI N S URGA W E B DI 18 :4 9 0 K OM EN TA R LI NK K E PO STI N G I NI LA BE L: A TLA NT IS , E S I TO, N EGA RA K E LIM A, N US A NTA RA , N US A NTA RA K U NO
Bangsa Lemuria sebagai bangsa tertua di muka bumi B AN G S A L E M UR I A S EB A G A I B AN G S A T E R T U A DI M U K A B UM I ?
The Land of Mu was a huge continent situatied in the Pacific Ocean between AMerica and Asia, its center lying somewhat south of the equator. Basing its are on the remains which are still above water, it would have been about six thousand miles from north to south. All the rocky islands, individually and in groups, scattered over the Pacific Ocean were once part of the COntinent of Mu. Cataclysmic earthquakes destroyed Mu about 12000 years ago. The Pacific Ocean rushed in, making a watery grave for a vast civilization and 60 million people. Easter Island, Tahiti, Samoas, Cook,Tongas, Marshall, Gilbert, Caroline, Marianas, Hawaii and the Marquesas are but reminents of that great land. Sedikit kaget gw baca artikel ini...tapi ini dari sumber yang bisa di percaya karena mendokumentasikan atlantis juga.... ini di sebut2 sebagai benua yang hilang menemani Atlantis... kalo benua ini benar letaknya.... berarti dugaan bahwa Atlantis itu Indonesia semakin menguat.... Ini diperkirakan adalah civilization yang tertua di muka bumi lho [kalo bener-bener ada lho :P] ...katanya sich sekitar 53000 SM udah ada bangsa ini...ada di sekitar samudra hindia/ pasifik...di benua Mu...konon ini pulau nasibnya sama seperti Atlantis...musnah...hilang...karena bencana gempa bumi akibat pergeseran kutub bumi pada 24000 SM... Sisa2x peradabannya dijumpai di Hawai,juga di budaya Maya,Inca,Aztec,etc....gambar2x kontinen Mu dijumpai pada tulisan2x kuno Pra-Inca,etc oleh Dr. Javier Cabrera, ditemukan
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 24 terukir di batu-batuan kuno...pada 1972 banyak para peneliti spt; Farida Iskoviet,Sgt. Williard Wannall meneliti ke Maui [Hawaii] dan mereka yakin bahwa benua Mu tempat tinggal Lemurian itu bener-bener ada...nama Lemurian Civilizaton itu sangat maju,menggunakan telepati dalam berkomunikasi,etc...bahkan ada guru India yang terkenal yang namanya Sivaya Subramuniya menerbitkan buku yang judulnya Lemurian Scrolls ...katanya sih hasil chanelling dari dia...hasil wangsit...kata dia sich peradaban Lemuria sudah sangat sangat sangaaat maju... :D ...lha embuh sekarang kayaknya makin-makin banyak aja teori-teori ttg Lemuria...bahkan diperkirakan ada piramida bawah laut di sekitar laut sekitar Okinawa [plus minus 200 kaki underwater] di Jepang adalah peninggalan kuno bangsa Lemuria...terus ada yang bilang kalo sumber tenaga bangsa Lemuria ini adalah kristal
Lemuria/Mu merupakan peradaban kuno yg muncul terlebih dahulu sebelum peradaban Atlantis. Para peneliti menempatkan era peradaban Lemuria disekitar periode 75000 SM 11000 SM.Jika kita lihat dari periode itu,Bangsa Atlantis dan Lemuria seharusnya pernah hidup bersama selama ribuan tahun lamanya. Gagasan Benua Lemuria terlebih dahulu eksis dibanding peradaban Atlantis dan Mesir Kuno dapat kita peroleh penjelasannya dari sebuah karya Augustus Le Plongeon (1826-1908), seorang peneliti dan penulis pada abad ke -19 yang mengadakan penelitian terhadap situs2 purbakala peninggalan Bangsa Maya di Yucatan. Informasi tsb diperoleh setelah keberhasilannya menterjemahkan beberapa lembaran catatan kuno peninggalan Bangsa Maya. Dari hasil terjemahan,diperoleh beberapa informasi yang menunjukkan hasil bahwa Bangsa Lemuria memang berusia lebih tua daripada peradaban nenek moyang mereka (Atlantis) .Namun dikatakan juga,bahwa mereka pernah hidup dalam periode waktu yang sama, sebelum kemudian sebuah bencana gempa bumi dan air bah dasyat meluluh lantahkan dan menenggelamkan kedua peradaban maju masa silam tersebut. Hingga saat ini,letak dari Benua Lemuria pada masa silam masih menjadi sebuah kontroversi, namun berdasarkan bukti arkeologis dan beberapa teori yang dikemukakan oleh para peneliti,kemungkinan besar peradaban tsb berlokasi di Samudera Pasifik (disekitar Indonesia sekarang). Banyak arkeolog memepercayai bahwa Easter Island yang misterius itu merupakan bagian dari Benua Lemuria.Hal ini jika dipandang dari ratusan patung batu kolosal yang mengitari pulau dan beberapa catatan kuno yang terukir pada beberapa artifak yang mengacu pada bekas-bekas peninggalan peradaban maju pada masa silam.
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 25
Mitologi turun temurun para suku Maori dan Samoa yang menetap dipulau-pulau disekitar Samudera Pasifik juga menyebutkan bahwa dahlulu kala pernah ada sebuah daratan besar besar di Pasifik yang yang hancur diterjang oleh gelombang pasang air laut dasyat (tsunami), namun sebelumnya bangsa mereka telah hancur terlebih dahulu akibat peperangan. Keadaan Lemuria sendiri digambarkan sangat mirip dengan peradaban Atlantis,memiliki tanah yang subur,masyarakat yang makmur dan penguasaan terhadap beberapa cabang ilmu pengetahuan yang mendalam. faktor-faktor tersebut tentunya menjadi sebuah landasan pokok bagi Bangsa Lemuria untuk berkembang pesat menjadi sebuah peradaban yang maju dan memiliki banyak ahli/ilmuwan yang dapat menciptakan suatu trobosan baru dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi mereka. Seperti banyak dikemukakan oleh beberapa pakar spiritual dan arkeologi, bahwa bangsa Lemurian dan Atlantean menggunakan crystal secara intensif dalam kehidupan mereka. Edgar Cayce, seorang spiritualis Amerika melalui channelingnya berkali2 mengungkapkan hal yang sama. Kuil2 Lemuria dan Atlantis menempatkan sebuah crystal generator raksasa yang dikelilingi crystal2 lain, baik sebagai sumber tenaga maupun guna berbagai penyembuhan. Banyak info mengenai atlantis dan lemurian diperoleh dengan men-channel crystal2 'old soul' yang pernah digunakan pada kedua jaman ini. masih inget tentang tample yang ada di bawah air perairan Jepang?? yang ini loh
sama Beberapa Monument Batu misterius yang berhasil ditemukan dibawah perairan Yonaguni,Jepang,mungkinkah monument2 ini merupakan sisa-sisa dari peradaban Lemuria? Namun, berbeda dengan bangsa Atlantis yang lebih mengandalkan fisik,teknologi dan gemar berperang,Bangsa Lemuria justru dipercaya sebagai manusia-manusia dengan tingkat evolusi dan spiritual yang tinggi,sangat damai dan bermoral. Menurut Edgar Cayce, munculnya Atlantis sebagai suatu peradaban super power pada saat itu (kalau sekarang mirip Amerika Serikat begitulah) membuat mereka sangat ingin menaklukkan bangsa-bangsa didunia,diantaranya Yunani dan Lemuria yang dipandang oleh para Atlantean sebagai peradaban yang kuat.
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 26 Berbekal peralatan perang yang canggih serta strategi perang yang baik,invansi Atlantis ke Lemuria berjalan seperti yang diharapkan. Karena sifat dari Lemurian yang menjunjung tinggi konsep perdamaian,mereka tidak dibekali dengan teknologi perang secanggih bangsa Atlantean,sehingga dalam sekejap Lemuria pun jatuh ketangan Atlantis. Para Lemurian yang berada dalam kondisi terdesak,ahirnya banyak meninggalkan bumi untuk mencari tempat tinggal baru di planet lain yang memiliki karakteristik mirip bumi,mungkin keberadaan mereka saat ini belum kita ketahui (ada yang mengatakan saat ini mereka tinggal di Planet Erra/Terra digugus bintang Pleiades) Dimanakah Gugus Bintang Pleiades itu?
ket: Pleiades Map Pleiades adalah gugusan bintang yang berjarak sekitar 415 - 500 tahun cahaya dari bumi, berlokasi di konstelasi Taurus. Gugusan bintang itu terdiri dari sekitar 250 sampai 500 bintang termasuk 9 bintang utamanya. Pleiades juga disebut "Seven Sisters", dari tujuh bintang yang dapat terlihat dengan mata telanjang. Kesembilan bintang utama itu adalah: Alcyone, Asterope, Atlas, Celæno, Elektra, Maia, Merope, Pleione, dan Taygeta Mungkin kisah para Lemurian yang meninggalkan bumi untuk menetap diplanet lain ini sedikit tidak masuk akal, tapi perlu kita ketahui bahwa teknologi mereka pada saat itu sudah sangat maju,penguasaan teknologi penjelajahan luar angkasa mungkin telah dapat mereka realisasikan dijauh2 hari.Tentunya penguasaan teknologi yang sama pada era peradaban kita ini,belum bisa disandingkan dengan kemajuan teknologi yang mereka ciptakan. Gua mau ke PLEIADES.... ikut donk... tag : lemuria, atlantis, benua yang hilang, indonesia, Pleiades DI PO SK A N OLE H A DMI N S URGA W E B DI 18 :4 7 0 K OM EN TA R LI NK K E PO STI N G I NI LA BE L: A TLA NT IS , B EN UA YA N G HI LA NG , I ND ON ES I A , LE MURI A , PLE I AD ES MIN GGU , 2 008 A PRIL 2 7
Mungkin Nusantaralah Atlantis Yang Hilang Itu M U NG K IN N U S A NT A R A L A H A T L A NT IS Y A N G H I L A NG I T U
Telah 9000 tahun berlalu sejak perang yang berlangsung antara mereka yang tinggal di luar Pilar-Pilar Heracles dan mereka yang tinggal di dalamnya. Di satu sisi, kota Athena dilaporkan menjadi pemimpin perlawanan; sementara pihak satunya dipimpin oleh rajaraja Atlantis, suatu pulau yang bahkan lebih luas dibanding Libya dan Asia, yang kemudian tenggelam karena gempa bumi, dan menjadi tembok lumpur yang menghalangi seluruh pelayaran melalui samudera itu. (Critias-360SM)
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 27
Konon hanya dua catatan yang menceritakan tentang Atlantis, yaitu Dialog Timeaus dan Critias, keduanya dicatat oleh Plato sekitar 360SM. Dialog ini adalah percakapan antara Socrates (guru Plato), Hermocrates, Timeaus dan Critias. Socrates menjelaskan tentang masyarakat ideal versinya, sementara Timeaus dan Critias bercerita tentang kisah yang bukan fiksi. Kisah ini merupakan kisah konflik antara bangsa Athena dan Atlantis 9000 tahun sebelum masa Plato. Kisah yang sudah terlupakan tetapi muncul kembali dibawa oleh Solon (600 tahun SM), seorang Sage dari Hellena yang mendapatkan secara lisan dari pendeta Mesir di Sais. Solon menyampaikan kisah ini kepada Dropides, kakek buyut Critias. Dropides menyampaikannya kepada putranya, (yang juga bernama) Critias, dan diteruskan kepada Critias, sang cucu. Selama lebih dari 2000 tahun, Atlantis menjadi dongeng dan banyak ilmuwan yang tidak berani secara terang-terangan mengakui adanya Atlantis. Tetapi sejak abad pertengahan, kisah Atlantis menjadi populer di dunia Barat. Banyak yang menganggap Atlantis (jika ada) terletak di Samudra Atlantis, bahkan ada yang menganggap Atlantis terletak di Amerika sampai Timur Tengah. Para penduduknya dianggap sebagai Dewa, makhluk luar angkasa, atau bangsa yang superior. Tetapi kebanyakan peneliti tidak memberikan bukti atau telahaan yang cukup. Sebagian besar hanyalah mengira-ngira. Salah satu peneliti yang mengklaim telah menemukan Atlantis adalah Robert Sarmast, seorang arsitek Amerika keturunan Persia. Ia menyebutkan bahwa Atlantis dan Taman Firdaus adalah sama. Fakta menyebutkan bahwa benua Atlantis tenggelam secara perlahan-lahan karena serangkaian bencana, termasuk gempa bumi. Hanya beberapa tempat di bumi yang mempunyai kecenderungan seperti itu dan Samudra Atlantis tidak termasuk. Sarmast menunjukkan bahwa Laut Mediterania adalah lokasi Atlantis, tepatnya sebelah tenggara Cyprus dan terkubur sedalam 1500 meter di dalam air. Penelitian menunjukkan bahwa permukaan air di daerah Mediterania 5000 tahun lalu jauh lebih rendah dibanding masa sekarang. Hal ini dibantah oleh Prof. Arysio Santos dari Brasil. Santos mengatakan jika Atlantis dan Taman Firdaus adalah sama, maka seharusnya deskripsi ini harus sejalan dengan seluruh tradisi keagamaan dan kepercayaan, seperti Budhisme, Hinduisme, Islam, Kristen, kepercayaan Indian Amerika, dll, yang menceritakan tentang Taman Firdaus, sebagai tempat asal mula manusia. Santos menuduh bahwa penemuan Sarmast terlalu terburu-buru dan hanya menguntungkan pihakpihak tertentu. Dengan penemuan Sarmast, kunjungan wisatawan ke Cyprus melonjak tajam. Para penyandang dana penelitian Sarmast, seperti editor, produser film, agen media dll mendapat keuntungan besar. Jika Sarmast benar, mereka juga akan terkenal dan jika tidak, mereka telah mengantungi uang yang sangat besar. Sementara itu, Dr. Pavlos Flourentzos, seorang arkeolog Cyprus sendiri menolak penemuan Sarmast, karena Plato secara tegas mengatakan bahwa Atlantis berada di luar Laut Mediterania. Pernyataan ini didukung oleh Dr. Michel Morisseau, seorang ahli geologis Perancis yang tinggal di pulau Cyprus. Dia mengatakan, Aku sangat terkejut mendengar berita (penemuan) itu karena tidak berhubungan sama sekali dengan fakta geologis dan kita harus
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 28 berhati-hati jika dalam mengumumkan hal tersebut. Bahkan Morisseau menantang Sarmast untuk debat terbuka. Hanya sehari setelah pengumumannya tanggal 14 Nopember 2004, Sarmast telah mendulang bantahan karena memilih lokasi Atlantis di Mediterania yang merupakan salah satu daerah paling sering dikunjungi oleh peneliti, oceanographer dan ahli volkanologis. Santos menggunakan pendekatan yang berbeda dalam mengungkap lokasi Atlantis. Mitos dan tradisi dari banyak bangsa bersumber dari Banjir Besar dan hancurnya Taman Firdaus, sesuai dengan kisah Atlantis. Tidak dapat disangkal bahwa Atlantis adalah Taman Firdaus itu. Jejakjejak cerita Atlantis, menurutnya, dapat ditemukan di banyak sumber, tidak hanya pada dialog Temaeus dan Critias. Misalnya: Alexander yang Agung, pernah melewati sepasang pilar emas Hercules dan Dionysus (alias Atlas) dengan Hieroglyph yang sama ketika memasuki daerah Timur (Indus). Atlas adalah saudara kembar Hercules. Dengan kata lain, ada sepasang pilar Hercules dan Atlas di Gibraltar yang merupakan batas daerah Barat, dan sepasang di ujung Indus sebagai batas Timur. * Alam Critias disebutkan bahwa pada pilar emas tertulis hukum, aturan dan keputusan raja yang ditulis dengan upacara pengorbanan banteng kepada Poseidon. Upacara ini adalah khas Indus yang disebut sebagai Gomedha sebagai peringatan atas hilangnya surga (Gomeda-dvipa) . Contoh lain tradisi pilar adalah Pilar Delhi yang didirikan oleh Raja Ashoka untuk memperingati kemenangannya. Terbuat dari satu baja utuh tahan karat yang masih bertahan hingga saat ini tanpa mengalami oksidasi sedikit pun. Suatu teknologi 2500 tahun lalu yang bisa jadi diwarisi dari Atlantis. * Menurut Plato tembok Atlantis terbungkus emas, perak, perunggu, timah dan tembaga. Pada masa itu hingga saat ini, hanya beberapa tempat di dunia yang merupakan produsen timah utama. Salah satunya disebut sebagai Kepulauan Timah dan logam, Tashish, Tartessos dan nama lain, tidak lain adalah Indonesia. Jika Plato benar, maka Atlantis sesungguhnya adalah Indonesia. * 9000 tahun sebelum 600 SM, adalah masa kehancuran Atlantis. Jaman es terakhir yang menyebabkan banjir besar terjadi tepat 9600 SM (11.600 tahun lalu). Pada masa itulah Nusantara (baca: paparan sunda & paparan sahul tenggelam) Bagaimana Solon dapat menunjukkan waktu dengan tepat? * Bangsa Maya mempunyai mitos asal mula mereka. Berasal dari pulau atau benua yang disebut sebagai Aztlan, leluhur mereka terpaksa mengungsi karena bencana gunung berapi yang menenggelamkan tanah mereka. Mereka melewati kepulauan di Samudra Pasifik dan perjalanan ini ditulis dalam Codex Boturini. Jika Aztlan adalah Atlantis, maka benua itu terletak di Timur Jauh, seputar Indonesia. Menurut Noel, ahli mitologi dari Perancis, mengatakan bahwa Taman Firdaus Hinduisme disebut Svarna Dvipa (pulau Emas) dalam Sansekerta. Svarna Dvipa sekarang disebut Sumatera, dianggap Taman Firdaus dan merupakan episentrum bumi dan disebut Pusar Bumi (Mangkubumi). Di luar pembuktian di atas, masih banyak bukti lain yang dikemukakan oleh Santos dengan memperhatikan geologis, arkeologis, dan tradisi oral maupun lisan yang menunjukkan bahwa Atlantis kemungkinan besar terletak di regional Lembah Indus yang membentang dari Asia Kecil (India) hingga Indonesia dengan pusat peradaban justru di Indonesia. Plato mengungkapkan tiga tempat dengan nama Atlantis, di mana satu adalah pulau kecil sebagai ibukotanya. Dia juga menyebut Yunani Kuna sebagai musuh dan penakluk Atlantis yang ia maksud sebagai bangsa Arya dan Aryanavarta (Negara Para Arya), Atlantis yang tenggelam. Sisa-sisa Atlantis sekarang membentuk kepulauan Indonesia dengan sekian banyak gunung berapi yang berada di atas permukaan laut ketika bencana datang. Daerah ini kemudian disebut oleh bangsa Yunani sebagai Wilayah Kematian yang tidak bisa dilayari. Sebagian besar benua Atlantis tenggelam di bawah Laut Cina Selatan.
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 29 Wilayah Atlantis yang kedua adalah sebagian daerah India di mana sisa-sisanya masih bisa dilihat dari peninggalan di Lembah Indus dan Gangga dengan warisan peradaban Harappa dan Mohenjo-Daro. Dapat disimpulkan setelah manusia berpindah dari daerah padang rumput dan gurun di Afrika, mereka menemukan iklim ideal untuk bertani dan mengembangkan peradaban. Semua terjadi pada jaman Pleistocene (1.8 juta lalu) yang berakhir 11.600 tahun lalu. Pleistocene adalah zaman es dengan permukaan air laut 100-150 m di bawah saat ini. Ketika es mencair, sebagian besar wilayah Indonesia dan sekitarnya hingga di bawah Laut Cina Selatan terendam air dan menenggelamkan hampir 20 juta penduduknya. Atlantis yang tenggelam ini disebut Atlantis Lemuria dan menjadi Wilayah Kematian. Penduduk Atlantis sendiri terbagi dua, yaitu Arya dan Dravida. Sebutan Tanah Leluhur (Serendip) sebenarnya adalah bahasa Dravida dari Taprobane (Sumatra), yang disebut sebagai Taman Firdaus. Tempat dengan sekian banyak nama: Sheol (neraka) oleh Yahudi untuk kawasan yang rusak; Hades oleh Yunani, Amenti atau Punt oleh Mesir, Dilmun oleh Mesopotamia, Svarga oleh Hindu, Avalon oleh Celts dan lain lain. Apa yang diceritakan dalam kisah Injil tentang bencana besar sejalan dengan yang dikisahkan Plato dan didukung oleh bukti geologis dan arkeologis. Setiap kali kita berusaha untuk menemukan sumber dari catatan tersebut, kita selalu berakhir pada India dan Indonesia sebagai dua Atlantis. Indonesia, pada masa itu disebut sebagai Ultima Thule (Batas Akhir), perbatasan yang tidak boleh dilewati oleh kapal. Di sini terletak sepasang Pilar Hercules dan Atlas, seperti si kembar Gemini, Castor dan Pollux yang diambil dari tradisi Hindu, Kembar Ashvin. Sama seperti kembar Seth dan Osiris di Mesir. Hercules berasal dari Baal Melkart, dewa bangsa Phoenicia, yang berasal dari Bala-Rama (Rama yang Perkasa). Sementara Atlas (Atlantis) adalah Krishna. Kembar ini merepresentasikan dua ras manusia: berambut pirang (Arya-Semites) dan berambut kemerahan (Dravida) yang ditakdirkan untuk bersaing memperebutkan dunia ini. Keduanya berasal dari Taman Firdaus (Lemuria). Dari Lemuria lahirlah lima ras manusia: merah, putih, kuning, hitam dan coklat. Perang perebutan ini digambarkan seperti Deva melawan Asura dalam Hindu, atau Putra Terang melawan Putra Kegelapan dan juga disebut dalam Kitab Wahyu di Injil. Armageddon (bahasa Yahudi) sesungguhnya berarti Tempat Berkumpul, sama seperti Shambhalla dalam bahasa Sansekerta. Artinya, tempat di mana dua pasukan bertemu untuk menyelesaikan perbedaan melalui perang dan menutup jaman Kali Yuga. Edgar Cayce, yang dijuluki Sleeping Prophet, menyebut dua bangsa ini sebagai Putra Hukum Tunggal dan Putra Belial yang sesungguhnya berasal dari satu sumber tetapi kemudian memilih dua jalan berbeda dalam menangani permasalahan mereka. Putra Belial menggunakan kemampuan mereka untuk menaklukkan dunia sementara Putra Hukum Tunggal bertujuan untuk melestarikan apa yang ada. Setelah ribuan tahun berlalu, tidak peduli warna kulit atau kebangsaan kita, manusia tetap belum bisa belajar dari pengalaman. Perang yang terus menerus, pola pikir yang eksploitatif dan rasa superioritas terhadap kelompok lain masih mewarnai jalan hidup dan kesadaran kita. (Rajib/Roy)
tag : nusantara, atlantis, sundaland, paparan sunda, austronesia, polynesia, benua yang hilang, indonesia DI PO SK A N OLE H A DMI N S URGA W E B DI 18 :4 5 0 K OM EN TA R LI NK K E PO STI N G I NI LA BE L: A TLA NT IS , A US TRO NE SI A , B EN UA YA N G HI LA NG , I ND ON ES I A , N US A NTA RA , PA PA RA N S UN DA , PO LYNE S IA , S UN DA LA ND
Catatan Polynesia Mengenai Atlantis C A T A T A N P O L Y NE S IA M E NG E N A I A T L A NT IS
Kelihatannya peradaban purba di India, Asia Tenggara, Amerika Selatan dan Carribean adalah lebih purba dan lebih besar dari apa yang boleh dibayangkan oleh seseorang. Kebanyakan
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 30 daripada bukti-bukti ini (masalahnya) terlantar bermeter-meter di bawah sedimen dan batu karang.1 Orang-orang Polynesia menyebutkan mengenai Hawaiki, pulau besar atau benua ke arah barat melangkaui lautan (Pasifik). Hawaiki dikatakan merupakan tanah air mereka yang musnah, di Indonesia (baca: Paparan Sunda), dan dipastikan merupakan firdausi sebelum ia dimusnahkan oleh malapetaka gunung berapi.2 Mala petaka ini menenggelamkan sebahagian besar tanahnya, dan melemaskannya dengan lahar dan asap. Kemusnahan Hawaiki terjadi semasa peperangan besar, sama seperti kes Atlantis. Tinggalan Hawaiki, firdausi Polynesia, bersamaan dengan Hades atau Neraka, seperti yang disebut di dalam lagenda Greek atau lainnya.3 Adalah menarik untuk disebutkan bahawa di dalam tradisi sebelah barat, syurgawi dan tinggalannya terletak di sebelah timur dan kawasan "Orient", sedangkan di sebelah Timur Jauh dan Oceania, arah yang sebaliknya dikatakan betul, maksudnya terletak ke arah barat dan bertentangan. Dengan kata lain, tradisi sejagat bersetuju bahawa syurgawi dan kenangan nerakanya terletak di kawasan tidak lain tidak bukan di Indonesia (baca: Paparan Sunda) yang merupakan "Pusat Dunia **Navel of the world**" yang sebenarnya.4 kadayanuniverse.com
tag : atlantis, sunda land, paparan sunda, austronesia, Polynesia, benua yang hilang, indonesia DI PO SK A N OLE H A DMI N S URGA W E B DI 18 :4 2 0 K OM EN TA R LI NK K E PO STI N G I NI LA BE L: A TLA NT IS , A US TRO NE SI A , B EN UA YA N G HI LA NG , I ND ON ES I A , PA PA RA N S UN DA , PO LYNE S IA , S UN DA LA ND
Catatan Bangsa Celt Mengenai Atlantis C A T A T A N B AN G S A C E L T M E NG E N A I A T L A NT IS
Di dalam Mabinogion, Buku asal-usul bangsa menyatakan bahawa orang-orang Celt (orang eropa kuno) pada asalnya datang daripada "pulau Defrobani, Negeri musim panas dan tanah orang-orang Cimmeria". Perhatikan, "Defrobani" hanya boleh dirujuk kepada pulau Taprobani, seperti yang dirumuskan oleh banyak pakar. Taprobane "yang disamakan oleh para pengarang purba sebagai syorgaloka dan dicuriagai sebagai tempat kejatuhan Nabi Adam "tidak lain dan tidak bukan daripada pulau Sumatra (baca: paparan Sunda) yang sebenarnya merupakan tapak Atlantis. Begitulah meluasnya persamaan tradisi, catatan-catatan budaya dan keagamaan yang menyentuh soal tamadun iaitu Atlantis sejauh yang kita bincangkan dari sebanyak enam siri yang lepas (siri 10 "15). Sudah tentu, perbincangan kita ini hanya meliputi sebahagian kecil dari cerita yang terdapat di seluruh dunia mengenai hal yang sama. Bukanlah sesuatu yang aneh jika misalnya, saya mencadangkan bahawa tapak Atlantis ini adalah di kawasan kita, kerana alasan-alasan tersendiri. Apa yang lebih menarik ialah kerana gagasan berkenaan dikemukakan oleh orang luar, terutamanya orang-orang barat sendiri hasil kajian mereka yang mengambilmasa bertahun-tahun. Sudah tentu, setakat cerita sahaja tidak menjamin kebenaran sesuatu perkara. Oleh yang demikian, pada artikel yang akan datang kita akan membincangkan mengenai tinggalan-tinggalan senibina yang diasaskan oleh keturunan orang Kadayan di masa lampau. kadayanuniverse.com
tag : atlantis, sunda land, paparan sunda, Bangsa Celt, benua yang hilang, indonesia DI PO SK A N OLE H A DMI N S URGA W E B DI 18 :3 9 0 K OM EN TA R LI NK K E PO STI N G I NI LA BE L: A TLA NT IS , B AN GS A CE LT, B EN UA YA N G HI LA NG , I ND ON ES I A , PA PA RA N S UN DA , S UN DA LA ND
Atlantis yang Hilang itu ternyata Indonesia
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34
Atlantis Lemuria Indonesia
Page 31
A T L A NT IS Y A N G H I L A NG I T U T E R NY AT A I ND O N E S I A
BENUA ATLANTIS YG HILANG ITU BERNAMA... INDONESIA! Oleh : Aulia Agus Iswar Pren, pada pernah denger cerita ttg Atlantis khan? Itu tuh, yang katanya negeri besar yang sangat megah dan jaya. Jadul (jaman dulu) Atlantis itu menjadi pusat peradaban dunia, tepatnya puluhan ribu tahun yang lalu. Walaah, kita masih di alam arwah, belum lahir ya, kepikiran aja belum kali. Kata Plato (427 - 347 SM) puluhan ribu tahun yang lalu itu gunung berapi meletus bareng-bareng, menimbulkan gempa, es mencair, dan banjir gede. Akibatnya nih, sebagian permukaan bumi tenggelam alias hilang. Nah, salah satu yang hilang itu adalah Negeri, lebih tepatnya, Benua Atlantis. Yap, mangkanye nih kita sering denger "Atlantis yang Hilang". Tapi tau ga, Pren? Sekarang Benua Atlantis itu dah ketemu, maksudnya dah diketemuin. Mana? Koq ga keliatan? Ya Allah, segede gini ga keliatan? Nih, simak hasil penelitian Aryso Santos (2005). Menurut dia Benua Atlantis itu ternyata adalah bumi yang sekarang kita injakinjak, ih..kasar banget sich, maksudnya bumi yang kita menginjakkan kaki di atasnya ini. Ah, yang bener nih? Gimana caranya coba? Jadi Mas Santos ini ngebandingin 33 hal (termasuk luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani) antara kondisi fisik Benua Atlantis sama kondisi fisik Indonesia sekarang. Ternyata sama tuh. Luas wilayah Atlantis jadul terbentang dari Selatan India, terus Sabang sampe Merauke (kayak lagu aja..). Ribuan pulau di Indonesia sekarang, jadul-nya menyatu. Mungkin karena penghuninya telah lupa padaNya, bergelimang dosa dan berhura-hura, azab Allah pun turun. Dan terjadilah bencana besar itu, gunung berapi meletus bareng-bareng. Dahsyat, Maan! Sebagian daratan tenggelam dan jadi lautan. Sebagiannya lagi bakal jadi pulau-pulau kayak sekarang. Nah, Pren. Coba renungin nih! Indonesia katanya sarang koruptor, sarang teroris, tukang bikin dosa (di mana mangkalnya ya?), terbelakang, utangnya bejibun, makannya banyak, males, ngantukan, telatan, tukang nyontek; waduh! Bener ga sich? Emang bener sich, tapi mogamoga yang ngebaca nih tulisan ga kayak gitu yak. Itu kondisi sekarang. Tapi jadul Indonesia, yang kata Mas Santos tadi adalah Atlantis, pernah menjadi pusat peradaban dunia, Cing! Berarti nih Indonesia jadul dihuni oleh orang-orang yang hebat dan maju. So, para sesepuh kita keren-keren donk? Jadi sekarang gimana, Pren? Bangga donk kita kalo gitu. Tapi apa cukup bangga doank? Nggak khan? So, kita kudu berubah (saatnya berubah!). Kita kudu semangat, disiplin, kerja keras, belajar yang banyak, ta'at beribadah, jauhi perbuatan dosa. Intinya kita harus menjadi mu'min yang sejati gituu.. Spiritnya donk spiriiittt! Biar kejayaan Atlantis terulang kembali di Indonesia ini. Dan yang lebih penting lagi, karena jumlah muslim terbesar dunia ada di sini, peradaban muslim Indonesia bakalan maju dan jaya. OK, Pren. Jadul aja bisa, kenapa sekarang enggak!? Tul khan? (a2i) TAHUKAH KAMU? Jalannya (Pergeseran) Benua Allah Berfirman : "Dan apakah kamu kira gunung-gunung itu diam di tempat? Padahal gunung-gunung itu berjalan seperti jalannya awan..." (Q.S. an Naml : 88). Gunung-gunung itu menempel di bumi, dalam hal ini benua. Jadi, benua pun berjalan atau bergeser. Ini kata Allah. Gimana kata ilmuwan? Sudah dibuktikan secara ilmiah, lempeng benua itu berjalan (bergeser) tiap tahun sejauh 10-15 cm. Klop khan? Subh DI PO SK A N OLE H A DMI N S URGA W E B DI 18 :3 3 0 K OM EN TA R LI NK K E PO STI N G I NI LA BE L: A TLA NT IS , B EN UA YA N G HI LA NG , I ND ON ES I A , PE RGE SE RA N B EN UA
Posting Lebih Baru
Halaman Muka
Langgan: Entri (Atom)
http://atlantis-lemuria-indonesia.blogspot.com/search?updated-min=2008-01-01T00%3A00%3A00%2B07%3A00&updated...
15/06/2009 13:40:34