Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat Tim Penguji Praktek Bahasa Indonesia Bpk. Bernard.U. Pasinggi,S.Pd dan Bpk. Reyzal D. Pualaa,S.Pd dan teman teman kelas 12 yang saya banggakan. Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kita semua dapat berkumpul bersama dalam keadaan tubuh yang sehat. Dalam kesempatan ini saya akan membawakan sebuah pidato tentang “Handphone dan Pengaruhnya”. Hadrin yang saya hormati, dunia pelajar saat ini seakan tidak bisa lepas dari tehnologi komunikasi, khususnya penggunaan telephone genggam atau handphone. Kita tahu, bahwa awalnya handphone hanya dimiliki oleh kalangan tertentu yang benar-benar membutuhkannya demi kelancaran pekerjaan mereka, contohnya pengusaha yang harus rutin mengontrol perusahaannya setiap saat. Disini jelas bahwa handphone sangat membantu meringankan pekerjaan, tempat yang jauh bukan lagi menjadi kendala untuk mengetahui kondisi yang perlu diketahui. Namun, seiring perkembangan jaman, handphone bisa dimiliki oleh semua kalangan, Baik yang benar-benar membutuhkan maupun yang kurang membutuhkan, termasuk didalamnya adalah para pelajar. Teman-temanku, saat ini para pelajar telah diperbolehkan membawa handphone ke sekolah. Memang, di era globalisasi ini banyak pelajar yang menggunakan handphone dalam kegiatan sehari-harinya. Contohnya mencari informasi lewat fasilitas internet yang ada di handphone. Selain itu juga sebagai sarana hiburan, seperti permainan ataupun mendengarkan lagu/musik. Jadi, handphone saat ini bukan lagi sekedar sebagai alat untuk berkomunikasi, tetapi juga merupakan alat mencipta dan menghibur, baik dengan suara, tulisan, gambar, dan video. Dapat dikatakan, bahwa handphone mempunyai multifungsi. Teman-temanku, sebenarnya kalau kita mau meneliti lebih jauh, penggunaan handphone itu seperti dua sisi mata uang. Satu sisi menguntungkan, satu sisi merugikan. Menguntungkan atau merugikan itu tergantung pada setiap individu yang menggunakannya. Untuk itulah perlunya penggunaan handphone secara bijak dan pada tempatnya. Teman-temanku sekalian, tugas utama kita sebagai pelajar adalah belajar. Artinya jika waktu yang telah ditetapkan untuk kita harus belajar, seperti jam-jam di kelas, maka kita tidak boleh menggunakan handphone. Jangan kita mencuri-curi kesempatan, guru menerangkan kita yang seharusnya mendengarkan malahan sibuk memainkan jari-jari kita diatas layar
handphone. Selain kita rugi tidak mendapat ilmu, kita juga berdosa karena telah meremehkan guru yang telah susah payah menerangkan. Bukankah itu hal yang tak adil untuk guru kita? Teman-temanku, hampir tidak ada orang yang tidak suka dengan game atau permainan, karena selain menghibur, permainan juga bisa mengurangi rasa jenuh setelah seharian belajar atau bekerja. Suka itu wajar, tetapi janganlah membuat kita jadi kecanduan. Berbahaya ! Karena kalau kita sampai kecanduan, artinya syaraf-syaraf otak kita telah terjangkit penyakit Gamesydrom. Akibatnya, dipikiran kita, hanya bermain game saja yang kita perlukan tidak ada hal lain. Hal-hal seperti belajar, membantu orang tua, mengerjakan tugas, dan lain lain menjadi tak penting lagi bagi kehidupan kita. Bukankah itu berbahaya bagi kita sebagai generasi muda? Teman-temanku, sebenarnya tidak sedikit juga teman-teman di sekitar kita yang telah terjangkit gamesyndrom itu. Pada kesempatan ini saya menghimbau, perangilah game syndrom ! Caranya? Jika bukan seorang yang tergila-gila dengan permainan game di handphone, ya baguslah. Tetapi bukan berarti kita tetap diam saja. Kita ajak teman yang terjangkit GameSyndrom itu untuk melakukan hal lain, baca buku, mengobrol, atau membahas PR dari guru. Teman-temanku sekalian, handphone selain menjadi kebutuhan saat ini, ternyata handphone juga telah menjadi gaya hidup bagi anak muda. Mereka saling bersaing mempunyai handphone yang mempunyai fasilitas-fasilitas yang lengkap. Bagi anak yang berasal dari keluarga mampu, hal ini mungkin tak masalah. Lain halnya bagi anak yang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Jika anak itu tidak bisa bersikap bijaksana, maka bisa menimbulkan perbuatan-perbuatan yang tercela, demi mendapatkan handphone. Remaja seperti itu biasanya merasa gengsi kalau tidak mempunyai handphone atau mempunyai handphone tapi yang biasa-biasa saja. Padahal kita tahu, handphone selalu berhubungan dengan pulsa, jika pulsa habis, maka mau tidak mau kita harus mengisinya lagi agar dapat digunakan kembali. Jika seorang remaja tidak bijak, maka pulsa akan habis hanya untuk internet atau smsan yang tidak penting. Teman-temanku, dari semua yang telah saya katakan tadi, jelas bahwa handphone mempunyai pengaruh positif dan negatif. Apapun pengaruhnya tetap bergantung pada pemakainya. Sebagai bagian dari generasi muda, maka sekali lagi saya menghimbau temanteman, janganlah kita menjadi hamba handphone, justru kita yang harus bisa memanfaatkan handphone, tentunya dengan tepat dan bijaksana. Sekian yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini. Sebagai seorang pelajar yang masih dalam pendidikan, maka saya menyadari apa yang saya sampaikan tadi masih jauh dari sempurna. Untuk itu mohon maaf bila ada kesalahan, Terima Kasih, Selamat Siang.