Asn.docx

  • Uploaded by: Adel Dogumu
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asn.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,714
  • Pages: 23
Nama

: Delstrin Dogumu

Nim

: 051611002

Matkul

: Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita

KONSEP TUMBUH KEMBANG Pengertian: Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dan dapat diukur. Seperti: Tinggi badan berat badan dan lingkar kepala. Perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh kembang dan belajar, terdiri dari kemampuan gerak kasar dan halus, pendengaran, penglihatan, komunikasi, berbicara, emosi-sosial, kemandirian, intelegensi dan perkembangan moral. Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang neonatus, bayi dan balita. Secara umum faktor penentu (determinat) yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak adalah faktor genetik dan faktor lingkungan, disamping faktor internal dari anak itu sendiri. Faktor Genetik atau Faktor Herediter (Faktor Heredokonstitusional) Faktor genetik atau herediter merupakan faktor yang dapt diturunkan sebagai dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Faktor ini ditandai dengan intensivitas dan kecepatan dalam pembelaan sel telur, tingkat sensivitas jaringan terhadap ransangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Yang termasuk faktor genetik antara lain:  

 

Faktor bawaan yang normal atau patologis, seperti kelainan kromosom (sindrom down), kelainan kranio-faisal (celah bibir). Jenis kelamin: a) Pada umur tertentu laki-laki dan perempuan sangat berbeda dalam ukuran besar, kecepatan tumbuh, proporsi jasmani, dan lain-lain. b) Anak dengan jenis kelamin laki-laki pertumbuhannya cenderung lebih cepat dari pada anak perempuan. c) Namun dari segi kedewasaan, perempuan menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai adolensi (remaja) pada umur 10 tahun, sedangkan laki-laki mulai umur 12 tahun. Keluarga: banyak dijumpai dalam satu keluarga ada yang tinggi dan ada yang pendek. Ras: a) Beberapa ahli antropologi menyatakan ras kuning cenderung lebih pendek dibanding dengan ras kulit putih.

 

b) Suku Asmat di Papua berkulit hitam, sementara itu suku dayak di Kalimantan berkulit putih. Bangsa: bangsa Asia cenderung bertubuh pendek dan kecil, sementara itu Bangsa Amerika cenderung tinggi dan besar. Umur, kecepatan tumbuh yang paling besar ditentukan pada masa fetus, masa bayi dan masa adolesensi (remaja).

Faktor Determinant (Penentu) Tumbuh-Kembang

Ibu & keluarga

Bayi Genetik Balita

Pemerintah dan Swasta

SPK: Dokter dan bidan

LINGKUNGAN

Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan tercapai atau tidaknya potensi yang telah dimiliki oleh anak. Lingkungan yang baik akan memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya menerut norma-norma tertentu. Sementara itu lingkungan yang kurang baik akan menghambat tumbuh kembang anak. Faktor lingkungan dibagi menjadi dua yaitu: 

Lingkungan Pranatal (sebelum lahir)

Lingkungan pranat adalah lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih didalam kandungan. Kondisi yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin antara lain: 1. Ibu Kurang Gizi pada waktu Hamil Kekurangan gizi pada masa kehamilan pada ibu akan berakibat buruk terhadap janin, seperti terjadi anomali dan bahkan abortus, prematuritas, lahir mati, kematian perinatal, berat badan lahir rendah, penurunan kecerdasan anak, gangguan pertumbuhan anak, dan lain-lain. 2. Infeksi Infeksi intrauterin, seperti TORCH (Toxoplasmosis, Rubela, Cytomegalovirus, Herpes Simplex) sering menyebabkan cacat bawaan pada bayi yang dilahirkan. Infeksi yang diderita ibu hamil dapat mengakibatkan kelainan pada fetus, seperti bisu-tuli, microcepali, retardasi mental dan kelainan bawaan lainnya. 3. Imunitas (eritroblastosis fetalis, kern-icterus) a) Keadaan ini dikarenakan perbedaan golongan darah antara fetus dan ibu, sehingga akan membentuk anti body terhadap sel darah merah bayi yang akan masuk ke peredaran darah bayi melalui plasenta. Ha tersebut mengakibatkan hemolisis pada peredaran darah bayi. Akibat dari penghancuran sel darah merah bayi adalah anemis dan hiperbilirubinemia dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan otak. b) Rhesus ABO inkompatibilitas sering menyebabkan abortus, kern ikterus, hidrop fetalis, atau lahir mati. 4. Gangguan Endokrin pada Ibu a) Hormon somatropin (hormon pertumbuhan/Growth Hormone) disekresikan oleh kelenjar hipofise janin sekitar minggu ke sembilan. Gangguan pada hormon ini dapat menimbulkan kretinisme atau kekerdilan. b) Defesiensi hormon tiroid dapat terjadi gangguan pertumbuhan susunan saraf pusat yang dapat menyebabkan reterdasi mental pada anak. c) Ibu hamil dengan diabetes melitus karena kekurangan insulin, dimana tidak mendapatkan pengobatan pada saat kehamilan trimester pertama, dapat melahirkan anak dengan cacat bawaan atau lahir dengan berat badan bayi besar. d) Bayi yang lahir dengan ibu yang menderita diabetes melitus (DM) sering ditemukan kelainan seperti makrosomia, kardiomegali, dan hiperplasia adrenal. Hiperplasia pulau Langerhans akan mengakibatkan hipoglikemia. Sedangkan pada anak-anak yang dilahirkan oleh ibu yang usianya relatif tua mempunyai resiko menderita kelaianan yang lebih tinggi dibandingkan anak yang dilahirkan oleh ibu yang relatif lebih muda. Hal tersebut dikarenakan oleh kelainan-kelainan endokrin yang meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. 5. Mekanis (seperti pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma, oligohidramnion)



a) Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelaianan bawaan pada bayi yang dikandungnya. b) Faktor mekanis seperti posisi tubuh fetus yang abnormal dan oligohidramnion dapat menyebabkan kelaianan kongenital, seperti clubfoot, mikrognatia, dan kaki bengkok. 6. Toksin/zat kimia a) Obat-obatan tertentu seperti thalidomide dan obat anti kanker dapat menyebabkan kelainan bawaan pada janin yang dalam kandungan terutama apabila diminum ibu dengan kehamilan pada masa organogenesis yang merupakan masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen. b) Obat-obatan tertentu dapat menimbulkan kelainan seperti palatoskizis, hidrocepfalus, distostisis kranial. 7. Radiasi (sinar rontgen, radium dan lain-lain) a) Radiasi pada janin terutama pada kehamilan trimester pertama dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak dan cacat bawaan lainnya. b) Pemakaian radium dan sinar rontgen yang tidak mengikuti aturan dapat menyebabkan kelainan pada fetus. Contoh, akibat dari radiasi bom atom Hirosima pada fetus adalah mikrosefali, retardasi mental, kelainan mata dan jantung. 8. Stress Sterss yang berlebihan pada ibu hamil dapat mempangaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan jiwa dan lain-lain. 9. Janin Kekurangan Oksigen a) Penurunan oksigen janin yang melalui plasenta atau tali pusat yang terganggu dapat menyebabkan berat badan lahir rendah. b) Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta) menyebabkan pertumbuhan bayi terganggu. Lingkungan Post-natal (sesuda lahir) Faktor lingkungan post-natal merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir, antara lain: 1. Pengaruh Budaya Lingkungan, yaitu: a) Budaya keluarga atau masyarakat sangat mempengaruhi perilaku hidup sehat. b) Ibu hamil dilarang makan makanan tertentu padahal zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan janin. c) Keyakinan untuk melahirkan dengan petugas kesehatan (bidan atau tetap memilih dukun beranak. d) Anak yang dibesarkan di lingkungan petani di desa akan mempunyai pola kebiasaan atau norma perilaku yang berbeda dengan anak yang dibesarkan di kota besar. 2. Status Sosial dan Ekonomi Keluarga

3.

4.

5.

6.

7.

8.

a) Keluarga dengan sosial ekonomi kurang biasanya terdapat keterbatasan dalam pemberian makanan bergizi, pendidikan dan pemenuhan kebutuhan primer lainnya untuk anak. Keluarga sulit memfasilitasi anak untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal sesuai dengan tahapan usianya. Maka seringkali anak dari keluarga yang kurang mampu umumnya lebih kecil dari mereka yang lebih tinggi sosial ekonominya. b) Menurut Cameron dan Hovander (1983), rata-rata berat bayi lahir didasarkan status sosial ekonomi keluarga bahwa ukuran ukuran bayi yang lahir dari keluarga kurang dengan keadaan sosial ekonomi yang kurang, berat badan bayi lebih rendah dibandingkan dengan berat bayi dari keluarga dengan status sosial ekonomi yang cukup. Nutrisi (asupan makanan kualitatif dan kuantitatif) Zat nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak adalah protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin dan air. Zat-zat tersebut merupakan bahan pembangun tubuh. Pada masa prenatal, bati maupun balita, anak akan membantu kalori dan protein lebih banyak, faktor malnutrisi (kekurangan gizi) atau kurang adekuatnya zat gizi sangat berpengaruh dimana hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak dapat terjadi terutama disebabkan oleh kekurangan atau defisiensi protein dan Vitamin B. Malnutrisi secara primernya terjadi karena kekurangan makan, secara sekunder terjadi karena penyakit yang kronis, penyakit darah dan lain-lain. Penyakit (penyakit kronis dan kelainan kongenital) Penyakit kronis seperti glomeluronefritis kronik, tuberkulosis paru dan penyakit seliak dapat mengakibatkan retardasi pertumbuhan jasmani. Iklim atau Cuaca Iklim dapat mempengaruhi status kesehatan anak. Pada musim penghujan, biasanya akan timbul banjir, yang dapat menimbulkan penyakit menular seperti diare, demam berdarah dan penyakit kulit. Pada musim kemarau keluarga seringkali sulit mendapatkan air bersih sehingga dapat menimbulkan diare pada anak. Status kesehatan yang buruk biasanya berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Musim Di negara yang mempunyai 4 musim seperti negara-negara di Eropa, terdapat perbedaan kecepatan tumbuh berat badan dan tinggi badan. Pertambahan tinggi terbesar pada musim semi dan yang paling rendah pada musim gugur, dan yang terkecil pada musim semi. Sanitasi Lingkungan Sanitasi lingkungan memiliki peran penting dalam penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Olahraga atau Latihan Fisik Anak yang senang melakukan olahraga, secara fisik dapat meningkatkan sirkulasi darah yang mengakibatkan peningkatan suplai oksigen ke seluruh tubuh. Olahraga akan



menigkatkan aktivitas fisik anak dan menstimulasi perkembangan otot dan pertumbuhan sel. Anak dapat berinteraksi mengenal aturan yang berlaku dan belajar menaatinya untuk tujuan bersama. Disamping itu, dengan berolahraga, juga dapat membantu kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan temannya. 9. Posisi anak dalam keluarga, yaitu: a) Anak tunggal  Tidak mempunyai teman bicara dan beraktivitas.  Kemampuan intelektual dapat lebih berkembang  Perkembangan harga diri positif karena terus menerus berinteraksi dengan orang dewasa.  Mendapat stimulasi secara psikososial.  Anak akan lebih tergantung dan kurang mandiri.  Perkembangan motorik lambat karena tidak ada stimulasi aktivitas fisik yang dilakukan oleh saudara kandungnya. b) Anak pertama  Mendapat perhatian penuh karena belum ada saudara yang lain.  Segala kebutuhanna terpenuhi.  Orang tua belum memiliki pengalaman dan terlalu melindungi anak.  Anak akan tumbuh menjadi anak yang perfeksionis dan cenderung pencemas. c) Anak tengah  Anak berada diantara anak tertua atau anak bungsu.  Orang tua sudah lebih percaya diri dalam merawat anak sehingga anak cenderung agak kurang peduli.  Anak mempunyai kesempatan untuk belajar komunikasi dan lebih mampu beradaptasi diantara anak yer besar dan terkecil.  Anak lebih mandiri.  Anak kurang maksimal dalam pencapaian prestasi dibandingkan anak pertama. d) Anak bungsu  Mendapat perhatian penuh dari semua anggota keluarga.  Anak mempunyai kepribadian yang hangat, ramah dan penuh perhatian pada orang lain. Faktor internal dari Anak itu sendiri, yaitu: a) Kecerdasan  Kecerdasan dimiliki anak sejak dilahirkan.  Anak yang kecerdasan rendah tidak akan mencapai prestasi yang cemerlang walaupun telah diberikan stimulus yang tinggi.  Anak dengan kecerdasan tinggi dapat didorong oleh stimulus lingkungan untuk berprestasi secara cemerlang. b) Pengaruh hormonal



Homrmon Somatotropin 9Growth Hormone) atau hormon pertumbuhan, merupakan hormon yang berpengaruh pada pertumbuhan tinggi badan karena menstimulasi terjadinya poliferasi sel, kartilago dan skeletal. Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan gigantisme (pertumbuhan yang besar), sementara ekurangan hormon ini dapat menyebabkan dwafisme (kerdil).  Hormon tiroid, dimana hormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak, karena mempunya fungsi menstimulasi fungsi tubuh, yaitu metabolisme, protein karbohidrat dan lemak. Kekurangan hormon ini disebut (hipotiroidisme) dapat menyebabkan retardasi fisik dan mental bila berlangsung terlalu lama. Sebaliknya kelebihan hormon ini disebut (hipertiroidisme) dapat mengakibatkan gangguan pada kardiovaskuler, metabolisme, otak, mata, seksual dan lain-lain.  Hormon Gonadotropin (hormon seks), dimana hormon ini terutama mempunyai peran penting dalam fertelitas dan reproduksi. Hormon ini menstimulasi pertumbuhan interstistial dari testis untuk memproduksi testosteron dan ovarium untuk memproduksi estrogen. c) Pengaruh emosi  Orang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat anak belajar untuk bertumbuh dan berkembang. Orang tua adalah model peran bagi anak.  Jika orang tua memberi contoh perilaku emosi yang baik atau buruk, anak akan belajar untuk meniru perilaku orang tua tersebut.  Proses maturasi atau pematangan kepribadian anak diperoleh melalui proses belajar dari lingkungan keluarganya. Aspek Perkembangan pada Neonatus Bayi dan Balita Dalam DDST (Denver Developmental Screening Test) yang dikemukakan oleh Frankenburg, dkk (1981) sering digunakan untuk menilai perkembangan motorik halus, motorik kasar, bahasa dan kepribadian atau tingkah laku sosial pada bayi dan balita mulai usia 1 bulan sampai 5 tahun/6tahun. 1. Perkembangan Motorik Halus (fine motor adaptive) Perkembangan motorik halus merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil, tetapi melakukan kordinasi yang cermat, misalnya kemampuang untuk menggambar, memegang sesuatu benda dan lain-lain. 2. Perkembangan motorik kasar (gross motor) Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh. Perkembangan motorik kasar merupakan aspek perkembangan yang menarik perhatian, karena mudah diamati. Yang perlu diingat oleh bidan dan para orangtua adalah perkembangan motorik kasar sangat sedikit hubungannya dengan intelegensi dikemudian hari. Anak dengan perkembangan motorik yang cepat belum tentu merupakan anak yang pintar, begitu pun sebaliknya. Terlebih lagi,

range (rentang) perkembangan sangat lebar, misalnya seorang anak yang belum bisa berjalan pada usia 14 bulan, belum dapat dikatakan sebagai seorang anak yang terlambat perkembangannya.tebel berikut ini merupakan patokan umum umur rata-rata perkembangan motorik bayi/balita. Tahap Perkembangan Umur Sampai dengan (±) Motorik Kasar Tengkurap dari posisi terlentang 3,3 bulan 1,3 bulan Terlentang dari posisi tengkurap 4,6 bulan 1,3 bulan Duduk dibantu 5,4 bulan 1 bulan Duduk sendiri 6,2 bulan 1,2 bulan Merayap 6,5 bulan 1,4 bulan Duduk setelah ditarik 7,4 bulan 1,7 bulan Merangkak 7,6 bulan 1,7 bulan Berdiri setelah ditarik 8 bulan 1,4 bulan Merembet 8,8 bulan 1,5 bulan Berjalan 11,6 bulan 1,6 bulan Berjalan mundur 14,5 bulan 2,3 bulan Lari 14,8 bulan 2,5 bulan 3. Perkembangan Bahasa Perkembangan bahasa merupakan aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan. Fungsi bicara yang sangat berkaitan dengan perkembangan seorang untuk berkomunikasi dengan orang lain, merupakan fungsi yang paling kompleks dalam perkembangan anak, dan merupakan pentunjuk yang paling akurat bagi perkembangan anak dikemudian hari. Untuk dapat berbicara, anak harus dapat mendengar, dapat mengartikan apa yang didengar, memerintahkan mulut untuk berbicara dan mampu menggerakan alat bicara dengan baik. Fungsi bicara dapat dibagi menjadi reseptif, yang berati anak dapat mengerti apa yang didengarnya, dan berbicara ekspresif, yang berarti anak dapat mengucapkan kata-kata. Tahap bicara ekspresif dapat dibagi pula menjadi fase pre-linguistik yaitu mengeluarkan suara tanpa arti dan fase linguistik yaitu kata yang berarti. Tabel berikut ini memperlihatkan tahapan perkembangan bicara pada bayi dan balita yang sangat berkaitaan dengan perkembangan bahasa bayi dan balita tersebut. Reseptif Umur Bereaksi terhadap bunyi Lahir Tersenyum sosial 5 minggu Menoleh kearah suara 4 bulan Mengerti “jangan” 8 bulan Mengerti perintah yang diberikan sambil mengubah mimik 11 bulan Mengerti perintah yang diberikan tanpa mengubah mimik 14 bula

Mengidentifikasi 5 bagian tubuh Ekspresif Mengoceh tanpa arti Mama tanpa arti Mama dengan arti Bicara 20 kata Kalimat 2 kata, perbendaharaan 50 kata Kalimat 3 kata, perbendaharaan 250 kata Kalimat 4 kata

17 bulan Umur 6 minggu - 6 bulan 8 bulan 11 bulan 17 bulan 2 tahun 3 tahun 4 tahun

4. Perkembangan Kepribadian/Tingkah laku Sosial Secara garis besar, perkembangan kepribadian seorang anak dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:  Organo-biologik, misalnya: a) Keturunan, gizi, cedera/ rudapaksa waktu lahir, kelaianan badaniah, juga bisa langsung timbulnya gangguan kesehatan jiwa. b) Pukukan pada kepala anak menyebabkan gegar otak yang mengganggu peredaran darah otak, sehingga anak sama sekali lupa akan kejadian yang telah lalu, susah belajar dan sebagainya. c) Badan panas tinggi bisa menimbulkan kesadaran berkabut sehingga anak menjadi gaduh gelisah, mendengar suara-suara yang sebetulnya tidak ada. d) Bila kita melihat bayi yang baru lahir, maka tidak ada persamaan badaniah maupun kejiwaannya, yang satu suka menangis yang lain tidak, maka dikatakan bahwa setiap bayi (individu) mempunya watak dasar yang khas.  Psiko-edukatif, dengan adanya stress psikologis, individu (anak) belajar memperkembangkan dirinya. Tentu hal ini berkaitan dengan watak dasar dari sikap keluarga terhadapnya.  Sosio-budaya, dengan lahirnya seoraang bayi, maka mulailah individu dalam lingkungan masyarakatnya. Masyarakat tersebut dibentuk oleh kelompok individu yang hidup di dalamnya. Setiap masyarakat mempunyai ciri-ciri yang khas, mempunyai tata cara dan norma tersendiri. Pada kelahiran seorang individu baru, lingkungan masyarakat itu sudah ada sifat-sifat khusus, hingga mau tidak mau harus merasakan pengaruhnya. MENENTUKAN STATUS GIZI Menurut Miami (2012), status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel pertumbuhan yaitu, berat badan, tinggi badan atau panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan dan panjang tungkai. Jika keseimbangan tadi terganggu, misalnya pengeluaran energi protein lebih banyak dibandingkan dengan pemasukan maka akan terjadi gizi kurang

akibat kekurangan eenergi protein dan jika berlangsung lama akan timbul masalah yang dikenal dengan gizi kurang. Ukuran antropometri 1. Berat Badan menurut Umur (BB/U) Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat stabil. Pada indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi. Indikator berat badan menurut umur dapat normal, lebih rendah, atau lebih tinggi. Berat badan menurut umur yang dinyatakan dalam prosentase:  >120% : disebut gizi lebih  80-120% : disebut gizi baik  60-80% : disebut gizi kurang  <60% : disebut gizi buruk Perubahan berat badan perlu mendapat perhatian, karena merupakan petunjuk adanya masalah gizi akut. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut: BB/U (%) = (BB saat ini : BB semula) x 100% 2. Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) Pertambahan tinggi badan relatif kurang sensitif terhadap kurang gizi dalam waktu singkat. Pengaruh kurang gizi terhadap pertumbuhan tinggi badan baru terlihat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu indikator tinggi badan menurut umur menggambarkan status gizi masa lampau. Untuk pengukuran tinggi badan juga diperlukan informasi umur yang tepat, jenis kelamin dan buku yang diacu. Tinggi badan menurut umur dinyatakan dalam prosentase adalah:  90-110% : baik/normal  70-89% : tinggi kurang  <70% : tinggi sangat kurang 3. Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Berat badan memiliki hubungan yang linier dengan tinggi badan, artinya dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan mengikuti pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu. Dengan demikian berat badan yang normal akan proporsional dengan tinggi badan. Penilaian berat badan dan tinggi badan berdasarkan prosentase:  >120% : obesitas  110-120% : overweight  90-110% : normal  70-90% : gizi kurang  <70% : gizi buruk Cara perhitunggannya adalah sebagai berikut:

BB/TB (%) = (BB terukur saat itu : BB standar sesuai untuk TB terukur) x 100% 4. Lingkar Lengan Atas (LILA) Lingkar lengan atas merupakan parameter antropometri yang sangat sederhana dan labil, dapat berubah-ubah dengan cepat. Oleh karena itu, lingkar lengan atas merupakan indeks status gizi saat ini. Penilaian lingkar lengan atas berdasarkan presentase:  80-95% : gizi baik  70-85% : gizi kurang  <70% : gizi buruk Faktor yang mempengaruhi status gizi menurut Waryana (2010), yaitu: 1. Penyebab langsung Penyebab langsung yaitu makanan anak dan infeksi yang mungkin diderita anak. Penyebab gizi anak tidak hanya disebabkan oleh makanan yang kurang tetapi juga karena penyakit anak yang mendapat makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat menderita kurang gizi. Dengan demikian anak yang makannya tidak cukup baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit. 2. Penyebab tak langsung Penyebab tak langsung yaitu ketahanan pangan keluarga, pola pengasuhan anak serta pelayanan kesehatan dan kesehatan lingkungan. Ketahanan pangan adalah kemampuan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan baik mutunya. PIJAT BAYI Roesli (2001) menyatakan bahwa pijat bayi adalah seni perawatan kesehatan dan pengobatan yang dikenal sejak awal manusia diciptakan di dunia serta telah dipraktekkan sejak berabad-abad tahun silam secara turun temurun oleh dukun bayi. 0-12 bulan. Sentuhan dan pandangan mata antara orang tua dan bayi mampu mengalirkan kekuatan jalinan kasih sayang diantara keduanya yang merupakan dasar komunikasi untuk memupuk cinta kasih secara timbal balik, mengurangi kecemasan, meningkatkan kemampuan fisik serta rasa percaya diri. (Sutcliffe, 2002). Tujuan pijat bayi, antara lain: 



Pernyataan kasih sayang. Yang terutama yaitu bayi akan merasakan kasih sayang dan kelembutan dari orang tua saat dipijat. Kasih sayang merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan bayi. Sentuhan hangat dari tangan dan jari orang tua bisa membuat bayi merasakan pernyataan kasih sayang orang tua. Menguatkan otot. Pijatan terhadap bayi sangat bagus untuk menguatkan otot bayi.





 

Membuat bayi lebih sehat. Memijat bayi bisa meperlancar sistem peredaran darah, membantu proses pencernaan bayi, dan juga memperbaiki pernapasan bayi. Bahkan memijat bayi bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh si bayi. Membantu pertumbuhan. Menurut penelitian, pertumbuhan bayi seperti berat badan akan lebih baik dengan memijat bayi. Bahkan untuk bayi prematur, berat badan bisa bertambah hingga 47 persen dibanding jika tidak dipijat. Meningkatkan kesanggupan belajar. Dengan merangsang indra peraba, indra penglihatan dan pendengaran si bayi, akan meningkatkan daya ingat dan kesanggupan belajar sang bayi. Membuat bayi tenang. Dengan memijat bayi, sama seperti orang dewasa, akan membuat bayi merasa rileks. Hal ini dapat membuat ia bisa tidur lelap lebih lama dan akan lebih tenang.

Manfaat pijat bayi, antara lain:          

Meningkatkan daya tahan tubuh. Memperbaiki peredaran darah dan pernapasan. Merangsang fungsi pencernaan serta pembuangan. Meningkatkan kenaikan berat badan. Mengurangi stress dan ketegangan. Meningkatkan kesiagaan. Membuat tidur lelap. Mengurangi rasa sakit mengurangi kembung dan sakit perut. Meningkatkan hubungan batin antara orang tua dan bayi. Meningkatkan produksi air susu ibu.

Waktu pemijatan, antara lain: Pemijatan dapat dilakukan pada bayi usia 0-12 bulan. Untuk bayi yang berusia di bawah 7 bulan, pemijatan dapat dilakukan setiap hari. Waktu pemijatannya sebaiknya dilakukan 2 kali sehari yaitu:  

Pagi hari, pada saat orang tua dan anak siap untuk memulai hari baru. Malam hari, sebelum tidur.

Persiapan sebelum memijat:     

Mencuci tangan dan dalam keadaan hangat. Hindari kuku dan perhiasan yang bisa menggores kulit bayi. Ruang untuk memijat usahakan hangat dan tidak menguap. Bayi selesai makan atau tidak berada dalam keadaan lapar. Usahakan tidak diganggu dalam waktu lima belas menit untuk melakukan semua tahap pemijatan.

   

Baringkan bayi di atas kain rata yang lembut dan bersih. Ibu/ayah duduk dalam posisi nyaman dan tenang. Siapkan handuk, popok, baju ganti, dan minyak bayi (baby oil/lotion). Sebelum memijat, mintalah izin kepada bayi dengan cara membelai wajah dan kepala bayi sambil mengajak bicara.

Gunakan minyak ketika memijat untuk menghindari luka akibat gesekan yang dapat terjadi karena kontak dengan kulit. Minyak yang cocok adalah minyak zaitun, minyak telon, atau baby oil. Jangan menggunakan minyak aromaterapi karena terlalu keras untuk kulit bayi. (Williams, 2003). Jika suatu saat bayi tampak merasa tidak nyaman segera hentikan pemijatan. Dalam memijat kita harus membangun toleransi dengan mulai beberapa gerakan, sedikit demi sedikit dengan durasi waktu yang bertahap dari 2-3 menit hingga 5-10 menit. (Hogg, 2002). Tindakan yang tidak di anjurkan selama pemijatan:     

Jangan memijat bayi langsung setelah bayi selesai makan. Jangan membangunkan bayi khusus untuk pemijatan. Jangan memijat pada saat bayi dalam keadaan tidak sehat. Jangan memijat bayi pada saat bayi tak mau dipijat. Jangan memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi.

Cara memijat untuk berbagai kelompok dan umur: 

 

Bayi umur 0-1 bulan Gerakan yang lebih mendekati usapan-usapan halus. Sebelum tali pusat bayi lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di daerah perut. Bayi umur 1-3 bulan Gerakan halus disertai tekanan ringan dalam waktu yang lebih singkat. Bayi umur 3 bulan – anak umur 3 tahun Seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan dan waktu yang makin meningkat. Total waktu pemijatan disarankan sekitar 15 menit.

Lumurkan sesering mungkin minyak atau baby oil atau lotion yang lembut sebelum dan selama pemijatan. Setelah itu, lakukan gerakan pembukaan berupa sentuhan ringan di sepanjang sisi muka bayi atau usaplah rambutnya. Gerakan pembuka ini untuk memberitahukan bahwa waktu pemijatan akan segera dilakukan padanya. Pemijatan sebaiknya dimulai dari kaki bayi, sebab umumnya bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Permulaan seperti ini akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat sebelum bagian lain disentuh. Itu sebabnya urutan pemijatan bayi bagian punggung. Proses pemijatan: Pijat Kaki Bayi

    

     

Perahan cara India, Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang pemukul soft ball, Gerakkan tangan ke bawah secara bergantian, seperti memerah susu. Peras & putar, Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara bersamaan, Peras & putar kaki bayi dengan lembut dimulai dari pangkal paha ke arah mata kaki. Telapak kaki, Urutlah telapak kaki dengan kedua ibu jari secara bergantian, dimulai dari tumit kaki menuju jari-jari di seluruh telapak kaki. Tarikan lembut jari, Pijatlah jari-jarinya satu persatu dengan gerakan memutar menjauhi telapak kaki, diakhiri dengan tarikan kasih yang lembut pada tiap ujung jari. Gerakan peregangan, Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki mulai dari batas jari-jari ke arah tumit, kemudian ulangi lagi dari perbatasan jari ke arah tumit, Dengan jari tangan lain regangkan dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki ke arah tumit. Titik tekanan, Tekan-tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan di seluruh permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari-jari. Punggung kaki, Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah punggung kaki dari pergelangan kaki ke arah jari-jari secara bergantian. Peras & putar pergelangan kaki, Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari & jari-jari lainnya di pergelangan kaki bayi. Perahan cara swedia, Peganglah pergelangan kaki bayi, Gerakkan tangan anda secara bergantian dari pergelangan kaki ke pangkal paha. Gerakan menggulung, Pegang pangkal paha dengan kedua tangan anda, Buatlah gerakan menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki. Gerakan akhir, Setelah gerakan diatas dilakukan pada kaki kanan & kiri, rapatkan kedua kaki bayi, Letakkan kedua tangan anda secara bersamaan pada pantat & pangkal paha, Usap kedua kaki bayi dengan tekanan lembut dari paha ke arah pergelangan kaki. Ini merupakan gerakan akhir bagian kaki

Pijat Perut Bayi, Catatan: hindari pemijatan pada tulang rusuk atau ujung tulang rusuk.    

Mengayuh sepeda, Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh pedal sepeda, dari atas ke bawah perut, bergantian dengan tangan kanan & kiri. Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat, Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan, Dengan tangan yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke kari-jar kaki. Ibu jari kesamping, Letakkan kedua ibu jari di samping kanan & kiri pusar perut, Gerakkan kedua ibu jari ke arah tepi perut kanan & kiri. Bulan-matahari, Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian kembali ke daerah kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari {M}) beberapa kali, Gunakan tangan kanan untuk mambuat gerakan setengah lingkaran mulai dari bagian bawah perut bayi sampai bagian kiri perut bayi (seolah membentuk gambar bulan {B}), Lakukan kedua gerakan ini secara





bersama-sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari), sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah lingkaran (bulan). Gerakan I Love You, ”I”, pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan menggunakan jari-jari tangan kanan membentuk huruf ”I”, ”LOVE”, pijatlah perut bayi membentuk huruf ”L” terbalik, mulai dari kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah, ”YOU”, pijatlah perut bayi membentuk huruf ”U” terbalik, mulai dari kanan bawah (daerah usus buntu) ke atas, kemudian ke kiri, ke bawah, & berakhir di perut kiri bawah. Gelembung atau jari-jari berjalan, Letakkan ujung jari-jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan, Gerakkan jari-jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri guna mengeluarkan gelembung gelembung udara.

Pijat Dada Bayi: 



Jantung besar, Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan ujungujung jari kedua telapak tangan anda di tengah dada/ulu hati, Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian ke samping di atas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk bentuk jantung dan kembali ke ulu hati. Kupu-kupu, Buatlah gerakan diagonal seperti gambaran kupu-kupu dimulai dengan tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada/ulu hati kea rah bahu kanan, & kembali ke ulu hati, Gerakkan tangan kiri anda ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati.

Pijat Tangan Bayi: 



   

Memijat ketiak, Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah. Perlu diingat, kalau terdapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak, sebaiknya gerakan ini tidak dilakukan. Perahan cara India, Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan tangan bayi, Gerakkan tangan kanan mulai dari bagian pundak kearah pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kiri dari pundak kearah pergelangan tangan, Demikian seterusnya, gerakkan tangan kanan & kiri ke bawah secara bergantian & berulang-ulang seolah memeras susu sapi. Peras & putar, Peras & putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke pergelangan tangan. Membuka tangan, Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan kearah jari-jari. Putar jari-jari, Pijat lembut jari bayi satu persatu menuju ke arah ujung jari dengan gerakan memutar, Akhirilah gerakan ini dengan tarikan lembut pada tiap ujung jari. Punggung tangan, Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan anda, Usap punggung tangannya dari pergelangan tangan ke arah jari-jari dengan lembut.

 



Peras & putar pergelangan tangan, Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari telunjuk. Perahan cara swedia, Gerakan tangan kanan & kiri anda secara bergantian mulai dari pergelangan tangan kanan bayi kea rah pundak, Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke arah pundak. Gerakan menggulung, Peganglah lengan bayi bagian atas/bahu dengan kedua telapak tangan, Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju kearah pergelangan tangan/jarijari.

Pijat Wajah Bayi: 









 

Dahi : menyetrika dahi, Letakkan jari-jari kedua tangan anda pada pertengahan dahi, Tekankan jari-jari anda dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar ke samping kanan & kiri seolah menyetrika dahi atau membuka lembaran buku, Gerakan ke bawah ke daerah peilpis, buatlah lingkaranlingkaran kecil di daerah pelipis, kemudian gerakkan ke dalam melalui daerah pipi di bawah mati. Alis : menyetrika alis, Letakkan kedua ibu jari anda di antara kedua alis mata, Gunakan kedua ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata & di atas kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis. Hidung : Senyum I, Letakkan kedua ibu jari anda pada pertengahan alis, Tekankan ibu jari anda dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung ke arah pipi dengan membuat gerakan ke samping & ke atas seolah membuat bayi tersenyum. Mulut bagian atas : Senyum II, Letakkan kedua ibu jari anda di atas mulut di bawah sekat hidung, Gerakkan kedua ibu jari anda dari tengah ke samping & ke atas ke daerah pipi seolah membuat bayi tersenyum. Mulut bagian bawah : Senyum III, Letakkan kedua ibu jari anda ditengah dagu, Tekankan kedua ibu jari pada dagu dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas kea rah pipi seolah membuat bayi tersenyum. Lingkaran kecil di rahang, Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran-lingkaran kecil di daerah rahang bayi. Belakang telinga, Dengan mempergunakan ujung-ujung jari, berikan tekanan lembut pada daerah belakang telinga kanan & kiri, Gerakkan ke arah pertengahan dagu di bawah dagu.

Pijat Punggung Bayi: 

Gerakan maju mundur (kursi goyang), Tengkurapkan bayi melintang di depan anda dengan kepala di sebelah kiri & kaki di sebelah kanan anda, Pijatlah sepanjang punggung bayi dengan gerakan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari bawah leher sampai ke pantat bayi, lalu kembali lagi ke leher.



 



Gerakan menyetrika, Pegang pantat bayi dengan tangan kanan, Dengan tangan kiri, pijatlah mulai dari leher ke bawah sampai bertemu dengan tangan kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung. Gerakan menyetrika & mengangkat, Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan memegang kaki bayi & gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki bayi. Gerakan melingkar, Dengan jari-jari kedua tangan anda, buatlah gerakan-gerakan melingkar kecil-kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan & kiri tulang punggung sampai di daerah pantat, Mulai dengan lingkaran-lingkaran kecil di daerah leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di daerah pantat. Gerakan menggaruk, Tekankan dengan lembut kelima jari-jari tangan kanan anda pada punggung bayi, Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang sampai ke pantat bayi

KEBUTUHAN DASAR NEONATUS BAYI DAN BALITA Kebutuhan Dasar Anak Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang,secara umum digolongkan menjadi tiga kebutuhan dasar (dikutipdari Titi 1993) : 1. Kebutuhan Fisik-Biologis (ASUH): Meliputi kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan, pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan beristirahat.  Pangan atau gizi merupakn kebutuhan terpenting.  Perawatan kesehatan dasar,antara lain imunisasi,pemberian asi,penimbangan bayi-anak yang teratur,pengobatan kalau sakit,dll.  Papan/pemukiman yang layak.  Hygiene perorangan,sanitasi lingkungan.  Sandang.  Kesegaran jasmani,rekreasi. Untuk menjamin kebutuhan fisik-biologis dengan cara: 1. Nutrisi: harus dipenuhi sejak anak didalam rahim. ibu perlu memberikan nutrisi seimbang melalui konsumsi makanan yang bergizi dan menu seimbang. Air susu ibu (ASI) yang merupakan nutrisi yang paling lengkap dan seimbang bagi bayi terutama pada 6 bulan pertama (ASI Ekslusif). 2. Imunisasi: anak perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari penyakitpenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. 3. Kebersihan: meliputi kebersihan makanan, minuman , udara, pakaian, rumah, sekolah, tempat bermain dan transportasi. 4. Bermain, aktivitas fisik, tidur : anak perlu bermain, melakukan aktivitas fisik dan tidur karena hal ini dapat:



Merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, merangsang metabolisme kabohidrat, lemak dan protein.  Merangsangpertumbuhan otot dan tulang.  Merangsang perkembangan. Pelayanan kesehatan: anak perlu dipantau/diperiksa kesehatannya secara teratur. Penimbangan anak minimal 8 kali setahun dan dilakukan SDIDTK minimal 2 kali setahun. Pemberian kapsul Vitamin A dosis tinggi setiap bulan februari dan bulan agustus. Tujuan pemantauan yang teratur untuk: mendeteksi secara dini dan menanggulangi bila ada penyakit serta memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. 2. Kebutuhan kasih sayang dan emosi (ASIH): Pada tahun-tahun pertama kehidupan,hubungan yang erat,mesra dan selaras antara ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik,mental maupun psiko social.berperannya dan kehadiran ibu/penggantinya sedini dan selanggang mungkin,akan menjalin rasa aman bagi bayinya.Ini diwujudkan dengan kontak fisik dan psikis sedini mungkin,misalnya dengan menyusui bayi secepat mungkin segera setelah lahir.Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negative pada tumbuh kembang anak baik fisik,mental maupun social emosi yang disebut”Sindrom Deprivasi Maternal”. Kasih sayang dari orangtuanya akan menciptakan ikatan yang erat atau bonding dan kepercayaan dasar atau (basic trust) untuk menjamin tumbuh kembang fisik-mental dan psikososial anak dengan cara:  Menciptakan rasa aman dan nyaman, anak merasa dilindungi,  Diperhatikan minat,keinginan, dan pendapatnya  Diberi contoh (bukan dipaksa)  Dibantu, didorong/dimotivasi dan dihargai  Dididik denganpenuh kegembiraan,melakukan koreksi dengan kegembiraan dan kasih sayanh (bukan ancaman/hukuman) 3. Kebutuhan stimulasi (ASAH) Stimulasi mental merupakan cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak. Stimulasi mental atau asah ini mengembangkan perkembangan mental psikososial: kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreatifitas, agama, kepribadian, moral etika, produktifitas dan sebagainya. Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Dasar perlunya stimulasi dini:  Milyaran sel otak dibentuk sejak anak dalam kandungan usia 6 bulan dan belum ada hubungan antar sel-otak (sinaps).  Orang tua perlu merangsang hubungan antar sel-otak.  Bila ada rangsangan akan terbentuk hubungan –hubungan baru (sinaps).  Semakin sering dirangsang akan makin kuat hubungan antar sel-sel otak.

 

Semakin banyak variasi maka hubungan antar sel-sel otak semakin kompleks/luas. Merangsang otak kiri dan kanan secara seimbang untuk mengembangkan multipel intelegen dan kecerdasan yang lebih luas dan tinggi stimulasi mental secara dini akan mengembangkan mental-psikososial anak seperti: kecerdasan, budi luhur, moral, agama dan etika, kepribadian.  Ketrampilan berbahasa,kemandirian,kreativitas,produktifitas,dst. Orang tua perlu menganut pola asuh demokratik, mengembangkan kecerdasan emosional, kemandirian, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan dan moral-spiritual anak. Selain distimulasi, anak juga perlu mendapatkan kegiatan SDIDTK lain yaitu deteksi dini (skrining) adanya kelainan/penyimpangan tumbuh kembang, intervensi dini dan rujukan dini bila diperlukan. ADAPTASI BAYI BARU LAHIR Pada masa transisi dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin, maka di kemukakan sebagai berikut: 1. Kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin: a) Periode transisi mulai saat lahir sampai usia 6 jam. b) Menyangkut perubahan fisiologis banyak organ. c) Dimulai intrauterin saat bayi siap untuk siap dilahirkan. d) Jam-jam pertama adalah fase stabilisasi pernapasan, kardio-vaskuler dan suhu. e) Perlu pengamatan klinis yang ketat untuk mengenal bayi yang mengalami kesulitan transisi. 2. Janin mempersiapkan transisi sepanjang masa kehamilan, dengan: a) Penyimpanan glikogen. b) Pertambahan protein dan mineral. c) Deposisi lemak coklat. d) Kemampuan tergantung usia gestasi dan kualitas plasenta. 3. Pada saat lahir: a) Fungsi plasenta atau tali pusat selesai. b) Janin menjadi bayi yang bernafas sendiri. PENCEGAHAN INFEKSI Pencegahan Infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang harus dilakukan pada bayi baru lahir karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Pada saat penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi. Tindakan-tindakan pencegahan infeksi bayi baru lahir sbb: 1. 2. 3. 4. 5.

Mencuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah melakukan kontak dengan bayi. Memakai sarung tangan bersih saat melayani bayi yang belum dimandikan. Memastikan semua peralatan telah disterilkan. Memastikan semua perlenkapan bayi dalam keadaan bersih, Memastikan semua alat-alat yang bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih,

6. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan diri, terutama payu dara, 7. Membersihkan muka, pantat,dan tali pusat bayi dengan air bersih hangat dan sabun setiap hari, 8. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi. Upaya lain untuk mencegah infeksi sbb: 1. Pencegahan infeksi pada tali pusat, Upaya dilakukan dengan cara merawat tali pusat agar luka tersebut tetap bersih. Dilarang membubuhkan atau mengoleskan ramuan, abu dapur, dan sebagainya pada luka tali pusat sebab akan menyebabkan infeksi, tetanus, dan kematian. Tanda infeksi tali pusat yang harus di waspadai antara lain : kulit disekitar tali pusat berwarna kemerahan, ada pus/nanah dan berbau busuk. 2. Pencegahan infeksi pada kulit, Beberapa cara yang diketahui dapat mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi baru lahir adalah meletakkan bayi di dada ibu, agar terjadi kontak kulit langsung antara ibu dan bayi, sehingga menyebabkan terjadinya kolonisasi mikroorganisme ibu yang cenderung bersifat patogen, serta adanya zat antibodi bayi yang sudah terbentuk dan terkandung dalam ASI. 3. Pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir, Cara mencegah infeksi pada mata bayi baru lahir adalah dengan memberikan salep mata atau obat tetes mata dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir untuk mencegah oftalmia neonatorium, biarkan obat pada mata bayi dan obat yang ada disekitarnya jangan dibersihkan, keterlambatan memberikan salep mata pada bayi baru lahir merpakan seringnya kegagalan upaya pencegahan infeksi pada mata. 4. Imunisasi Pada daerah risiko tinggi infeksi TBC , Imunisasi BCG harus segera di berikan pada bayi segera setelah bayi lahir, pemberian dosis pertama tetesan polio dianjurkan pada umur2 minggu, maksud pemberian imunisasi polio secara dini adalah untuk meningkatkan perlindungan awal, imunisasi hepatitis B sudah merupakan program nasional meskipun pemberiannya secara bertahap. Tanda bahaya bayi dengan satu atau lebih tanda berikut ini perlu di rujuk ke dokter:        

Sulit menyusui Litargi ( tidur terus sehingga tidak menyusu) Demam atau hipotermia Tidak BAB selama 3 hari ( kemungkinan anus tidak mempunyai lobang) Sianosis pada kulit atau bibir Ikterus berat Muntah terus menerus Muntah dan perut membesar

   

Kesulitan bernafas Perilaku tangis yang tidak normal Mata bengkak dan bernanah/ berair. Mekonium cair berwarna hijau gelap dengan lendir/darah

RAWAT GABUNG (Rooming-In) Rawat gabung atau (rooming-in) ialah suatu sistem perawatan dimana bayi serta ibu dirawat dalam satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada di samping ibu sejak sesegera setelah dilahirkan sampai pulang. Ini bukan suatu hal baru, di Indonesia persalinan 80% terjadi dirumah dan bayinya langsung dirawat gabung. Setelah proses persalinan bayi harus sesegera diserahkan kepada ibunya dan melakukan kontak antara kulit ibu dengan kulit bayi atau melakukan inisiasi menyusu dini sedikitnya 1 jam setelah persalinan sampai bayi menyusui. Setelah itu bidan akan melakukan perawatan pada bayi baru lahir, kemudian diberikan kembali kepada ibunya untuk dilakukan rawat gabung. Rawat gabung adalah suatu cara perawatan dimana ibu dan bayi baru lahir tidak dipisahkan dari ibunya, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama 24 jam penuh sehari, hal ini bertujuan untuk memudahkan ibu dalam pemberian ASI dan ibu dapat merawat bayinya. Tujuan rawat gabung sbb: 1. Memberikan bantuan emosional.  Ibu dapat memberikan kasih sayang kepada bayinya,  Ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengetahuan dalam merawat bayinya, 2. Penggunaan ASI.  Agar dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum/ ASI  Produk ASI akan semakin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin. 3. Pencegahan infeksi, mencegah terjadinya infeksi silang 4. Pendidikan kesehatan,dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu. 5. Memberikan stimulasi mental dan tumbuh kembang pada bayi. Pelaksanaan rawat gabung: 1. Di poliklinik kebidanan  Penyuluhan tentang ASI  Perawatan payudara dan perawaran bayi  Tata cara pelaksanaan rawat gabung  Melayani konsultasi masalah ibu dan anak 2. Kamar persilinan



Jika rumah sakit telah berfungsi sebagai rumah sakit syang ibu, maka hampir semua ibu yang masuk kamar bersalin sudah mendapat penyuluhan manajemen laktasi sejak mereka berada di poliklinik,  Kamar ini dipersiapkan bagi ibu yang tidak pernah melakukan ANC di rumah sakit dimana ibu akan melahirkan. Di dalam ruangan persiapan diperlukan gambar poster, brosur dsb, untuk membantu konseling ASI. Di ruangan ini tidak boleh terdptbotol susu, kempengan, apalagi iklan susu formula yang semuanya akan mengganggu keberhasilan ibu menyusui. 3. Kamar bersalin  Di ruangan ini dapat dipasang poster tentang menyusui yang baik dan benar, serta menyusui sesegara lahir,  Dalam waktu 30 menit setelah lahir bayi segera disusukan, rangsangan pada puting susu akan merangsang hormon prolaktin dan oksitoksin untuk segera memproduksi ASI. 4. Kamar perawatan  Bayi diletakkan dekat ibunya  Awasi KU dan kenali keadaan-keadaan yang tidak normal  Ibu di bantu untuk dapat menyusui dengan baik dan cara merawat payudara,  Mencatat keadaan bayi sehari-hari,  KIE tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi, perawatan payudara, cara memandikan bayi, imunisasi,dan penanggulangan diare,  Jika bayi sakit pindahkan keruang khusus.

More Documents from "Adel Dogumu"