Askep Hernia, Appendicitis Dan Hemorroid

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Hernia, Appendicitis Dan Hemorroid as PDF for free.

More details

  • Words: 1,024
  • Pages: 35
ASKEP HERNIA, APPENDICITIS DAN HEMORRHOID Oleh KELOMPOK X

Disusun: Abu Al-Arif

HERNIA • DEFINISI – Kata hernia berasal dari bahasa latin herniae yaitu menonjolnya isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yg lemah pada dinding rongga. – Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.

KLASIFIKASI HERNIA • Berdasarkan proses terjadinya: – Kongenital, akuisita

• Berdasarkan letaknya : – Hernia Diafragma, Hernia Inguinal, Hernia Umbilikal, Hernia Femoral, Hernia Epigastrika, Hernia Lumbalis

• Menurut sifatnya: – Reponibel, irreponibel, strangulata, incarserata

• Menurut terlihat tidaknya:

Hernia menurut letaknya

PENYEBAB • Kongenital, sejak lahir terdapat defek akibat penutupan rongga yg tidak sempurna • Akuisita, akibat peningkatan tekanan intra abdominal yg lama : mengangkat beban berat, obesitas, hamil

PATOFISIOLOGI

Tekanan intra Abdomen

DEFEK ATAU KELEMAHAN OTOT

ORGAN

HERNIA

Reponibel

strangula ta

Irreponibel

inkarser ata

MANIFESTASI KLINIS • Benjolan pada daerah perut, inguinal, lipat paha atau scrontalis. • Benjolan bisa hilang timbul atau menetap • Nyeri bila isi hernia terjepit dan bertambah hebat bila hernia strangulata

PENUNJANG • RONTGEN: • LABORATORIUM:

INTERVENSI MEDIS • Konservatif/non bedah – Penggunaan alat penyokong (korset) – Reposisi postural

• operasi

PENGKAJIAN • • • • • •

Aktivitas dan istirahat Eliminasi Integritas ego Neorosensori Keamanan dan kenyamanan sirkulasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan diskontinuitas jaringan akibat tindakan operasi. 2. Immobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan gerak 3. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan insisi bedah/operasi 4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi

APPENDICITIS

ANATOMI • • • •

Berbentuk tabung Panjang sekitar 10 cm Pangkal di sekum Menyempit di proximal dan melebar di distal

APPENDICITIS FISIOLOGI • Menghasilkan lendir 1-2 ml/hari dialirkan ke sekum • Hambatan aliran ini patogesis appendicitis • Imunoglobulin sekretoar (IgA) dihasilkan oleh GALT (gut associated lymphoid tissue) yg terdpt di sepanjang saluran cerna termasuk apendiks. Imunoglobin itu sangat

DEFINISI • Apendisitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis, dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.

ETIOLOGI • Infeksi bakteri karena obstruksi akibat: 1. Hiperplasia dari folikel limfoid 2. Adanya fekalit dalam lumen apendiks 3. keganasan seperti tumor apendiks, karsinoma 4. Adanya benda asing seperti cacing askariasis 5. Erosi mukosa apendiks karena parasit seperti E. Histilitica.

PATOFISIOLOGI MUKUS

OBSTRUKSI

ALIRAN LIMFE

APPENDI KS

Sekum

PENUNJANG • Laboratorium : – Darah lengkap – Urine

• USG

KOMPLIKASI • Abses appendik • Peritonitis PENATALAKSANAAN • Rawat • operasi

PENGKAJIAN • • • • • •

Abdominal : Sistem kardiovaskuler Sistem hematologi : Sistem urogenital : Sistem muskuloskeletal : Sistem kekebalan tubuh :

PENUNJANG • Jumlah leukosit diatas 10.000/mm­3 • USG abdomen menunjukkan proses inflamasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan pembatasan intake. 2. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan peritonitis sekunder terhadap apendiks perforasi. 3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peradangan appendik/luka pembedahan (post op) 4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri post operasi

HEMORHOID • ANATOMI FISIOLOGI • Vascularisasi rectum dari arteri : 1. a. rectalis superior cabang a. mesenterica inferior, 2. a. rectalis media cabang a. hipogastrica, dan 3. a. rectalis inferior cabang a. pudenda interna.

• Aliran darah balik rectum terdiri dari 2 vena, yaitu

PENGERTIAN • Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. • Hemoroid adalah pelebaran vena (varises) di dalam plexus hemoroidalis yang bukan merupakan keadaan patologik. Hanya bila menyebabkan keluhan atau penyulit diperlukan tindakan (Syamsuhidajat, 1997).

ETIOLOGI 1. Bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organik seperti : – Sirosis hepatis – Bendungan vena porta – Tumor intra abdomen, terutama didaerah velvis

2. Idiopatik, faktor - faktor yg mungkin menjadi penyebab timbulnya hemoroid seperti : – Keturunan atau heriditer. Dalam hal ini yang menurun adalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan bukan hemoroidnya. – Anatomi, vena di daerah masentrium tidak mempunyai katup. Sehingga darah mudah kembali menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis. – Peningkatan tekanan intra abdomen,pada : kerja

PATOFISIOLOGI • Hemorrhoid interna : – Sumbatan aliran darah system porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan terbentuk kolateral pada vena hemorroidalis superior dan medius.

• Hemorrhoid eksterna: – Robeknya vena hemorroidalis inferior membentuk hematoma di kulit yang berwarna kebiruan, kenyal-keras,dan nyeri.

PATOFISIOLOGI

HEMOROID INTERNA • Hemoroid yang terjadi diatas sfinter anal. • Hemoroid ini terbagi atas empat derajat : – Derajat – Derajat – Derajat – Derajat

I, II, III, IV,

HEMOROID EXTERNA • Hemoroid eksternal terjadi diluar sfinter anal dan sering dihubungkan dengan nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh thrombosis. Hemoroid eksterna dapat di klasifikasikan menjadi 2 yaitu : – Akut, Bentuk akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya adalah hematom, walaupun disebut sebagai trombus eksterna akut, Sering sakit dan Rasa gatal pada daerah hemorid – Kronik, Hemoroid eksterna kronik atau “Skin Tag” terdiri atas satu lipatan atau lebih dari

PENATALAKSANAAN • Hygiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan. • Diet tinggi serta yg mengandung buah dan sekam • Rendam duduk dengan salep dan supposituria yg mengandung anastesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring adalah tindakan yg mengurangi pembesaran. • Tindakan nonoperatif hemoroid seperti fotokoagulasi inframerah, diatermi bipolar dan terafi laser • Tindakan bedah konservatif pada hemoroid internal adalah ligasi pita karet, • Hemoroidektomi krisiorurgi, • Laser Nd:YAG dapat digunakan untuk mengeksisi hemoroid eksternal. Untuk hemoroid yg venanya mengalami thrombosis luas dilakukan hemoroidektomi

PENUNJANG • Laboratorium: – – – –

Eritrosit Lekosit Led Hb

• Diagnostik

:

– Proktoskopy – Anuscopy – Sigmoideskopy 



PENGKAJIAN • PRE OPERASI – Aktivitas/istirahat – Eliminasi – Integritas Ego – Keamanan – Kenyamanan

PENGKAJIAN • POST OPERASI – – – – – – – – –

System pernafasan. System cardiovascular. Keseimbangan cairan dan elektrolit : System persarafan. system perkemihan. system gastrointestinal. System integument. Cerobong angin dan balutan. Pengkajian nyeri.

DIAGNOSA PERAWATAN • PRE OPERASI 1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal 2. Potensial konstipasi sehubungan dengan mengabaikan dorongan untuk defekasi akibat nyeri selama eliminasi dan takut terjadi perdarahan

DIAGNOSA PERAWATAN • POST OPERASI 1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) pada luka operasi berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya cerobong angin. 2. Potensial terjadinya infeksi pada luka berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat 3. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi

STIKES MUHAMMADIYAH BANJARMASIN 2009

TERIMA KASIH

Related Documents

Askep Hernia
June 2020 28
Hemorroid
April 2020 9
Appendicitis
October 2019 23
Hernia
May 2020 29
Hernia
December 2019 42