Around Tetsu

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Around Tetsu as PDF for free.

More details

  • Words: 4,209
  • Pages: 17
AROUND TETSU’S WORLD Author e-mail Pairing Genre

: nade : [email protected] : sakutsu, haitsu, kentsu, yukitsu, hehehehe.... : PG-13, shonen ai, humour, drama, AU

Author’s note : hanya penasaran saja..bagaimana jika sebuah band terbentuk dengan cara yang berbeda??...cara yang diinginkan oleh sang author sendiri hehehehe.... sebenarnya ini cerita non-Y, hanya saja mungkin karena ada beberapa hints yang menuju ke sana (hint yang hanya dapat dirasakan oleh pecinta Y hehehe), oleh karena itu, nade memasukkannya dalam genre SA. Enjoy read ^0^ ---------------------------------------------AROUND TETSU’S WORLD Sepasang kaki melangkah dan menyentuh tanah aspal yang keras. Tubuhnya condong keluar dari pintu bis antar kota. Saat kedua belah kakinya telah benar-benar bersentuhan langsung dengan aspal, sebuah senyum lebar sediikit demi sedikit keluar dari bibirnya yang berwarna merah muda. “YAAAAAAAA!!!! AKHIRNYA AKU SAMPAI JUGA DI TOKYO!!!” pekik pemuda tersebut sambil mengangkat kedua tangannya tinggi-tinggi. Pekikan kegirangan itu hanya menjadi pandangan keheranan dari tiap pejalan kaki yang ada diruas jalan. Mereka menatap sambil berbisik bahkan ada yang menyeringai penuh tatapan meremehkan. Pemuda berambut coklat kemerahan itu tidak memperdulikan pandangan orang-orang tersebut. Dia lebih tertarik menatap gedung-gedung yang menjulang tinggi yang ada disekelilingnya, tak ketinggalan perempatan jalan yang membentang luas – tidak jauh darimana dia berada saat ini. Perempatan jalanan yang selain penuh dengan lalu lalang kendaraan – tetapi juga lalu lalang langkah cepat para manusia. “heee..besar sekali!! Ternyata sesuai dengan apa yang kubayangkan selama ini, kota tokyo memang kota yang sangat besar dan modern.” Ucap pemuda tersebut pada dirinya sendiri. “yosh!! Tidak boleh melamun didalam keadaan seperti ini. Pertama-tama...mencari alamat teman sepupuku......” ucap pemuda itu sambil membuka salah satu resleting tas ranselnya yang gemuk. Jemarinya berputar-putar didalam tas tersebut – matanya yang awalnya berbinar-binar lambat laun berubah menjadi tatapan keheranan. “eh?...kok?...lho?....ayayayaayaaa.....” seru pemuda itu diantara kesibukannya mengubek-ubek tas ranselnya.

Tak lama kemudian, dia terhenti untuk beberapa saat. Kedua belah matanya menatap lurus kearah jalanan yang ramai . dua detik kemudian, kedua belah matanya yang melebar semakin menyipit tipis – dahinya berkerut – semakin lama semakin berkerut bagai kakek-kakek tua. Lalu...... “AHA!!! Aku ingat!!!” pekik pemuda itu yang matanya kembali melebar – begitu juga dengan senyumnya. Tapi....sedetik kemudian..... “HEEEE??!?!?!?!” seru pemuda tersebut dengan air muka penuh gugup “ketinggalan!!!” seru pemuda itu dengan lengkingan yang tinggi. ----------------------------------------------------------------------------“terima kasih atas kerja kerasnya!!” “terima kasih atas kerja kerasnya!!” Beberapa karyawan sebuah toko supermarket berjalan keluar dari dalam pintu kaca supermarket. Mereka bergerak kearah yang berbeda satu sama lainnya setelah mengucapkan salam dan juga lambaian tangan. “sakura-san!!” seru seorang pemuda sambil berlari kearah seorang pemuda berpostur tegap dan berpakaian serba hitam. Sebuah rokok bertengger di bibirnya, dan rambutnya yang hitam legam dengan panjang sebahu membuatnya tampil lebih jantan. “apa hari ini kau ada acara?? Mayuko-chan dan teman-temannya mengajak kita berdua karaoke.” Ucap pemuda itu sambil menunjuk kearah kumpulan perempuan yang berdiri sambil terus melempar senyum kearah sakura. “maaf, aku harus segera pulang!! Ada yang harus kukerjakan.” Ucap sakura dengan suara beratnya “haaa...sayang sekali!! Padahal mereka ingin sekali mengenalmu lebih jauh. ...ohya, jangan-jangan malam ini kamu mau manggung dengan band Harem Q ??” “tidak!!`aku sudah tidak di band itu lagi. Maaf ya, aku benar-benar ada keperluan. Sampai ketemu besok okey?” ucap sakura sambil melangkah pergi – meninggalkan temannya yang masih terus berteriak – menawarkan acara karaoke bersama dengan para gadis cantik. “dia menolak ya?” tanya seorang gadis berperawakan kecil tapi manis “kau tahu dia bakal menolak khan?? Sakura itu memang seperti itu, orangnya sangat selektif memilih teman, bahkan dia dikenal sebagai manusia es karena sikap dinginnya.”ucap pemuda itu

“sayang sekali..padahal dia sangat tampan dan gagah, jika dia mau sedikit santai – pasti banyak cewek yang ngantri minta dipacarinya.” “salah satunya kamu khan, mayuko-chan?” “hehehehe..jika sakura memang mau denganku – kenapa aku harus menolak.” Ucap gadis itu sambil tersenyum nakal. -----------------------------------------------------------------------------------Sakura terus melangkah dengan mantap di trotoar`jalan. Malam semakin gelap dan udara dingin juga semakiin menusuk ketiap tulang. Sakura semakin mempererat jaket kulitnya yang membungkus tubuhnya. Asap putih terus mengepul tiap bibir sakura menghembuskan hawa dari sudut rokoknya. Sesampainya di sudut perempatan, sakura terpaksa menghentikan langkahnya karena rambu lalu lintas menunjukkan tanda merah bagi para pejalan kaki. Sambil menunggu perubahan lampu lalu lintas, mata sakura bergerak menatap sekelilingnya yang mulai sunyi dan juga temaram. Di sudut perempatan yang ada dihadapannya, ia melihat dua orang wanita berpakaian sangat seksi sedang menggoda seorang pria kantoran. Walau pun sakura tidak dapat melihat jelas , tetapi sakura dapat melihat pria itu mulai tergoda – jemarinya sedikit demi sedikit mulai menyentuh betis salah satu wanita yang memakai rok sangat mini. Tanpa melihat lebih lama, sakura sudah paham akan kearah mana “sentuhan” itu dan akan kemana nasib pria kantoran itu. Dia akan menerima kesialan apabila berhubungan dengan pelacur kota. Mereka tidak akan hanya mencari kesenangan seks sementara – tetapi juga kebahagiaan mereka menghabiskan uang korbannya. Sakura memutar kepalanya dan melihat kearah sisi samping nya. Tiba-tiba matanya menabrak sosok bayangan hitam yang duduk jongkok di salah satu dinding toko yang sudah tutup. Karena tidak adanya lampu , sakura tidak bisa melihat jelas sosok bayangan tersebut. Tetapi sakura sadar bahwa sosok hitam itu menyadari kehadiran sakura karena sosok hitam itu mulai memandangnya. Sakura dapat melihat kedua belah mata melebar saat menatap dirinya. “aku tidak akan cari masalah!!” pikir sakura yang langsung memalingkan wajahnya kembali kearah jalanan yang ada dihadapannya. Baru beberapa detik, sakura tiba-tiba merasakan sentakan dijas kulitnya. Dengan cepat sakura menoleh kearah belakangnya sambil memasang wajah tidak suka. Tetapi kesiapannya mendamprat berhenti saat melihat seorang pemuda manis – berambut coklat kemerahan – dengan senyum lebarnya – menatap bagai anak kecil kearah sakura. “a....ada apa?” tanya sakura yang bisa mengendalikan dirinya untuk kembali bersuara

“kak, godain kita donk!!” ucap pemuda itu sambil tersenyum lebar “......HAH?” seru sakura yang kembali shock “jika aku berkata seperti itu, apa kau akan mengajakku kerumahmu?” tanya pemuda itu “...tidak!!” “heh?kenapa tidak?..padahal aku selalu melihat wanita-wanita itu selalu dibawa pergi oleh pria asing apabila mereka mengucapkan itu.” “apa yang kau maksud?” tanya sakura makin kebingungan “apa karena aku bukan perempuan ya?..aku bisa berpura-pura berpakaian perempuan, aku pernah melakukannya dalam pesta kebudayaan sekolahku dulu. Setelah itu, kau akan mengajakku kerumahmu?” “TIDAK!!” “apa aku juga harus pakai make up dulu?” tanya pemuda itu sambil memasang wajah lugunya. wajah sakura tiba-tiba menjadi merah saat melihat pemuda itu menatapnya dengan mata yang lebar dan penuh kenaifan. “berhenti bicara!!” seru sakura membuat pemuda itu terdiam membisu, tetapi kedua matanya masih terus menatap sakura. “pertama-tama, apa kau seorang pelacur?” tanya sakura “.....pelacur itu apa?” tanya pemuda itu membuat sakura terheran-heran “okey, lupakan pertanyaan pertama. Kedua, apa yang kau lakukan disini?” “aku baru sampai di tokyo dan akan tinggal dirumah teman sepupuku, tetapi alamat nya ternyata tertinggal di rumahku, jadinya..aku tidak tahu harus kemana.” “jadi kau berada di sana selama berapa lama?” tanya sakura sambil menunjuk kearah sisi dinding toko yang sudah tutup. “eee...sebentar...” ucap pemuda itu sambil menganngkat kedua jemari tangannya dan mulai menghitung. “tidak perlu dihitung, tiba-tiba aku sudah paham berapa lama kau disana.” Ucap sakura sambil meringis. Sakura melihat tanda pejalan kaki telah berubah menjadi hijau, sakura pun melangkah melintasi batas penyebrangan tanpa kembali menoleh kearah belakang. Sakura terus melangkah dan menelusuri jalanan yang makin menjauhi keramaian kota dan juga jalanan besar. Sakura memasuki area perumahan dengan jalanan yang

kecil. Tapi air muka sakura makin lama semakin kesal, kerutan didahinya menunjukkan kalau saat ini ada hal yang membuatnya siap melemparkan amarahnya. Semenit kemudian, sakura yang sudah diambang kesabarannya, langsung berhenti melangkah dan membalikkan badannya dengan cepat. “KENAPA KAU TERUS MENGIKUTIKU?” tanya sakura penuh kesal kearah pemuda imut yang tadi ia temui di perempatan jalan. Pemuda itu balik menatap sakura dengan senyum yang makin melebar. “aku akan ikut kau kerumahmu.” “aku tidak mengajakmu khan?” “tetapi selama aku sampai di tokyo, hanya kau yang menatap dan berbicara padaku. Hmm..memang kemarin ada sih pria tua botak yang mabuk – mendekatiku dan mengajakku ikut dengannya.” ‘kau ikut dengannya?” tanya sakura cepat dan memasang wajah kuatir, dan dengan cepat pula sakura merasa terheran-heran dengan pertanyaan yang tiba-tiba terlontar dari mulutnya. Ini bukan dirinya!!`ini bukan sakura yang biasanya!! Bukan sakura yang cuek dan dingin dengan orang disekitarnya – terutama terhadap pemuda gila yang baru ia temui diperempatan jalan. “tidak!! Dia baunya tidak enak sekali – bau alkohol!!`aku tidak suka bau alkohol, jadi aku menolaknya.” Ucap pemuda itu. “jadi kalau dia tidak mabuk, kau akan menerima ajakannya? Apa kau tidak takut jika terjadi sesuatu nantinya?” tanya sakura “aku tidak memikirkannya!!`karena sekarang aku tidak ikut dengan pria tua itu, tetapi ikut denganmu.” Ucap pemuda itu kembali tersenyumlebar “maaf!! Kau hanya mengikutiku sampai disini!” ucap sakura sambil membalikkan badannya dan melangkah dengan lebih cepat dari sebelumnya. Baru berjalan beberapa langkah, sakura menoleh kearah belakang – melihat apakah pemuda culun itu masih mengikutinya apa tidak. Tetapi dia melihat pemuda itu berdiri tepat didepan seorang pria setengah baya dengan tubuh yang tambun. “godain kita donk!!” pekik pemuda itu sambil tersenyum lebar – membuat sakura melongo lebar pula. “....boleh!! ayo!!” ucap pria itu sambil menatap penuh liar kearah pemuda manis dihadapannya. Saat jemarinya siap menggenggam lengan pemuda itu, tiba-tiba ia melihat seorang pemuda gagah menarik tubuh pemuda mungil dihadapannya dan memeluk erat bahu pemuda lugu itu.

“maaf, pemuda ini sudah ku booking.” Ucap sakura yang kemudian mengajak pemuda itu melangkah menjauhi pria setengah baya tersebut. “tolol!!`bagaimana ada pemuda setolol dirimu..menawarkan dirinya dengan mudah ketiap orang hanya demi tempat tinggal.” “siapa pemuda tolol itu?dimana dia?” ucap pemuda itu “ya KAMU itu!!” “aku? Aku tidak tolol!! Aku juga tidak menawarkan diri ketiap-tiap orang.” “lalu apa yang kau lakukan tadi hah? Mengajaknya bermain petak umpet?” “aku hanya penasaran kenapa kata-kata yang diajarkan para wanita cantik kepadaku waktu itu – tidak berhasil seperti saat mereka yang mengucapkannya ya? Mungkin aku perlu banyak latihan.” “TIDAK PERLU!!!” seru sakura marah “..........ne, apa artinya booking?” tanya pemuda itu mendadak “.....tidak perlu tahu!!” ucap sakura marah Sakura dan pemuda lugu itu terus berjalan diantara jalanan yang sepi dan temaram, jemari sakura tidak lagi memeluk bahu pemuda itu, tetapi jemari tangannya masih menggenggam erat jemari tangan pemuda itu dan menariknya untuk bergerak cepat – mengikuti gerak jalannya yang cepat. “namaku tetsu.” Ucap pemuda tersebut memecah keheningan “tidak tanya!!” “siapa namamu?” “bukan urusanmu!” “kenapa?” “kau berisik!” “jika aku diam , kau akan memberiku namamu?” “tidak!!” “lalu aku tahu namamu darimana?” “tidak perlu tahu!!” ucap sakura yang makin kesal

“........................................ panda-chan!!” Ucapan tetsu membuat sakura menghentikan langkahnya dan langsung berbalik menatap tetsu yang juga memandangnya. “kau tadi bilang apa?” “....panda-chan.” “kenapa kau panggil aku begitu?” “pin di jaket kulitmu!!`itu binatang panda khan?” ucap tetsu ‘jangan pernah kau memanggilku seperti itu lagi, kau mengerti?? Jika tidak, maka aku sendirilah yang akan melemparmu ke pelukan pria-pria pedofilia.” Ucap sakura dengan begitu dalam dan juga dingin. “.....aku tidak akan memanggilmu itu asal kau memberi tahu namamu.” Ucap tetsu tenang “.......sakura.” ucap sakura yang kembali berjalan dengan diikuti oleh tetsu dibelakangnya. Sakura tidak melihat tetsu tersenyum sambil melihat kearah punggung sakura yang tegap. “sakura...sakurasakurasakura....sakuraaa~~~~sakuraaaa~~~sakurasakurasakura....” “berisik!!!!” teriak sakura yang disambut dengan tawa tetsu yang nyaring. Sakura kembali terkejut dengan perubahan sikapnya. Ia tidak ingin marah kepada tetsu – terutama saat mendengar suara tawanya yang sangat renyah. Sakura.....masih ingin mendengarkan tawa pemuda culun yang berjalan dibelakangnya itu. ---------------------------------------------------------------------Sakura berdiri dengan wajah pucat pasi. Tangannya dengan lemah bergerak memasukkan kaleng-kaleng bumbu masakan kedalam rak-rak toko. Sesekali dengusan kekesalan keluar dari hidungnya yang mancung, tidak ketinggalan suara lirih yang bernada sebal. “apa yang telah kulakukan?? Bagaimana mungkin akhirnya aku mengajak anak culun itu tinggal di rumahku??” ucap sakura lirih “sudah begitu...dia itu berisik sekali!! Selalu bertanya ini – bertanya itu, berlari kesana – berlari kesitu, berputar kesana – berputar kesitu......aku benar-benar sudah tidak tahan lagi!!!” “sakura-san?” Panggilan namanya membuat dia tersadar dari dunianya sendiri. Sakura langsung menoleh kearah temannya yang berdiri disampingnya – menatap sakura dengan heran. “kau tidak apa-apa? Wajahmu terlihat pucat dan lemah.”

“tidak!! Aku hanya kurang tidur saja.” Ucap sakura sambil mengingat bagaimana dia tidak tidur sama sekali karena anak bernama tetsu mengajaknya menonton TV semalaman – tepatnya menonton dorama jepang. “ooo...kau jangan memaksakan diri, nanti kalau kau jatuh sakit – kau tahu khan boss kita tidak suka kita mengambil cuti.” Ucap teman sakura sambil berbisik “aku tahu itu!! Jangan kuatir!! Aku tidak akan mencoba mencari masalah dengan boss.” Ucap sakura yang kembali memasukkan kaleng bumbu masakan kedalam rak toko “ne,sakura-san...apa kau tahu kalau mayuko-chan menyukaimu? Dia selalu bertanya tentang dirimu setiap detik!!” “hmmmm....begitu ya!!” ucap sakura singkat “hanya itu jawabanmu? Apa kau tidak punya perasaan apapun terhadap mayuko chan? Dia itu cantik sekali lho~!!” “oh ya? Aku tidak menyadarinya.” Ucap sakura enteng “kau itu aneh sekali, sakura-san!! Apa sih yang bisa membuatmu lebih memperhatikan orang lain?” “ehem-ehem!!!” Sakura dan temannya langsung memutar kepala mereka dan menatap sosok pria tua dengan wajah keras yang berdiri tidak jauh darimana mereka berada. Pria itu menatap sangat tajam dan menunjukkan sikap tidak suka. “ini jam kerja!! Bukan saatnya kalian bersantai!!” ucap pria itu “i-iya ,boss!!” ucap teman sakura yang kemudian langsung melangkah pergi, sedangkan sakura hanya menganggukkan kepalanya sedikit dan kembali bekerja. Pria tua itu sempat mendengus kesal sebelum melangkah pergi. Sakura yang selesai menata letak kaleng bumbu di dalam rak memutar tubuhnya dan bergerak menelusuri lorong rak sambil mendorong kereta belanjaan yang berisi karduskardus kosong. Tiba-tiba sakura berdiri tegang dan dengan cepat pula menoleh kebelakangnya. Sakura menatap nanar kearah perempatan lorong yang sepi dan hanya dilewati oleh beberapa pengunjung supermarket. “rasanya....tadi aku mendengar seseorang memanggil namaku.” Pikir sakura “ah, mungkin perasaanku saja.” Ucap sakura yang kembali berbalik dan kembali menjalankan kereta barangnya. “sakuraaaa~~~~~......”

Sakura kembali berhenti dan menoleh kebelakang dengan cepat. Kali ini ia benar-benar yakin ada seseorang yang memanggil namanya. Dan ia mengenali suara itu. “anak aneh itu...itu suara tetsu, tapi...itu tidak mungkin!! Dia ada dirumahku saat ini – pasti sedang menonton TV berjam-jam disana. Lalu....lalu suara siapa itu?” ucap sakura lirih Saat sakura kembali menatap kearah perempatan lorong rak yang ada dihadapannya. Saat itu pula matanya terbelalak lebar, mulutnya membuka dengan lebar dan tubuhnya kaku bagai tersengat listrik tegangan tinggi. “sakuraaaa~~~!!” pekik tetsu sambil tertawa. Tetsu menaiki dan mendorong sebuah kereta belanjaan yang kosong – terus meluncur deras kearah lorong rak lainnya. Kedua tangannya ia angkat tinggi-tinggi. “ap-apa yang ia.......tetsu!!!” pekik sakura yang meninggalkan kereta barangnya dan berlari kearah perempatan lorong rak dimana tetsu menghilang. Sesampainya disana, sakura masih bisa melihat tetsu dan kereta belanjaannya meluncur diantara para pengunjung. “kyaaa!!! Awassss.....serbuan alien!!!! Lariiiii!!! Boom-boom-boom!!!!” pekik tetsu diantara luncuran kereta belanjaannya yang membuat beberapa pengunjung harus segera bergerak minggir sebelum ditabrak oleh kereta tetsu. “tetsu!!! Berhenti!!” seru sakura yang berlari mengejar laju kereta belanjaan tetsu “huwaaa....gundam attack!!!!” teriak tetsu yang tidak memperdulikan teriakan sakura dan terus meluncur. Sakura akhirnya berhasil mendekati kereta belanjaan dan tetsu yang menaikinya. Jemari kiri sakura bergerak melingkar di pinggang tetsu dan menariknya sehingga tubuh tetsu terlepas dari kereta belanjaan dan sudah dalam pelukan jemari sakura, sedangkan jemari tangan kanan sakura memegang kereta belanjaan tetsu sehingga kereta itu berhenti meluncur. Sakura langsung menatap penuh amarah kearah tetsu sedangkan tetsu masih berusaha menggapai kembali kereta belanjaannya. “apa yang kau pikirkan hah?!?!” seru sakura dengan nada tinggi, membuat tetsu menatap sakura. “godzilla berhasil menangkapku!!” ucap tetsu langsung disambut jitakan keras sakura kearah kepala tetsu “PLETAK!!” “acchh!! Huhuhu..sakit,sakura!!” ucap tetsu sambil meringis kesakitan, kedua jemarinya memegang kepalanya yang terasa sakit dan dua buah titik air mata sudah berada disudut mata tetsu dan siap menetes kepipinya. “siapa yang godzilla?” ucap sakura dengan nada kesal

“ADA APA INI??” seru pria tua yang merupakan boss disupermarket tersebut. Sakura hanya bisa menatap tak percaya jika pada akhirnya dia akan bermasalah dengan boss nya. “anak siapa ini? Siapa orang tuanya? Mereka harus bertanggung jawab atas keributan yang dibuat oleh anaknya ini!!” ucap sang boss dengan marah “tenang sebentar, boss! Biar saya jelaskan dulu!” ucap sakura “apa yang ingin kau jelaskan, sakura-san?” tanya sang boss menatap tajam kearah sakura “ne,ne,ne....” ucap tetsu membuat sakura dan pria tua itu langsung menatap tetsu Tetsu tersenyum manis dan membuat wajahnya terlihat sangat imut sekali. “om, godain kit..mffhhm!!!!” ucap tetsu yang terpaksa terputus saat jemari tangan sakura sudah berhasil membungkam mulut tetsu. “apa yang tadi ia katakan?” tanya boss “tidak perlu diperhatikan.” Ucap sakura sambil meringis “kau mengenal anak ini?” tanya boss “tidak!!...tidak terlalu ...mengenalnya.” ucap sakura “apa dia anak tetanggamu? Keluargamu?...atau jangan-jangan anakmu?” tanya boss “aku tidak setua itu untuk bisa memiliki anak sebesar ini.” Ucap sakura lirih “aku tidak perduli ini anak siapa, yang kuperdulikan siapa yang akan bertanggung jawab atas keributan ini?” ucap si boss yang kembali mengeluarkan nada tinggi “kenapa dari tadi kalian memanggilku anak?” ucap tetsu yang berhasil melepas bungkaman jemari sakura “bukankah kau memang anak-anak?” ucap si boss dengan sinis “enak saja....aku sudah dewasa!!” “tetsu,diamlah!!” seru sakura kesal “ohya, memangnya berapa umurmu? 18 tahun? Hehehe...paling tua kamu itu 16 tahun!!” ucap si boss dengan tersenyum mengejek “tapi umurku 21 tahun!!” “TIDAK MUNGKIN!!!” pekik sakura dan si boss bersamaan – menatap tak percaya kearah sosok mungil dengan wajah anak kecil dihadapannya “tapi itu benar!! Umurku 21 tahun!! Aku berani bersumpah untuk itu!!”

“kau...seumuran denganku?” tanya sakura yang masih tidak percaya “sakura juga 21 tahun? Waaa....makanya kita cocok ya, seumuran sih!!” ucap tetsu sambil tersenyum kecil “tapi—tapi kau tidak seperti umur 21 tahun!!’ ucap sakura “hah? Kok gitu sih? Apa tidak bisa melihat nya?? Wajahku yang menunjukkan sisi kedewasaan – sifatku yang penuh kebijaksanaan dan penuh ketelitian ini?” ucap tetsu “sebenarnya kau sedang memuji siapa? Karena semua yang kau sebut itu tidak ada dalam dirimu!!” ucap sakura “SUDAH!!! Aku tidak perduli umurmu berapa!! Pokoknya kau harus bertanggung jawab atas semua ini!!” seru si boss sambil menunjuk kearah tetsu “bertanggung jawab apa? Aku tidak melakukan kesalahan apapun!!” ucap tetsu “tidak melakukan kesalahan katamu?? Kau sudah membuat keributan!! Kau membuat para pengunjung berbelanja dengan rasa tidak aman dan juga membuat mereka ketakutan!!” pekik si boss yang nadanya makin meninggi “aku pikir mereka malah lebih ketakutan melihat bapak berteriak dan melotot seperti ini!!” ucap tetsu santai. Pria tua itu terhenyak dan kemudian memandang sekitarnya, ia melihat beberapa pengunjung menatapnya dengan tatapan ketakutan dan itu membuat pria tua itu gugup dan kehabisan kata-kata. “po-po-pokoknya....harus ada yang bertanggung jawab!!” ucap pria itu “pak, saya yang akan bertanggung jawab!!” ucap sakura “kau?” “sakura!!” “bapak bisa memotong gaji saya untuk menebus keributan hari ini, saya juga akan meminta ijin hari ini untuk membereskan masalah dengan.....dia.” ucap sakura sambil menatap tajam kearah tetsu “........baiklah!! aku akan memotong gajimu, sakura-san!! Aku juga akan membiarkan kau libur..bereskan masalah ini dan jangan sampai anak ini kesini lagi!!” ucap si boss yang kemudian membalikkan badannya dan melangkah pergi. “sudah kukatakan!! Akku bukan anak-anaaaakkkk!!!” seru tetsu diantara tarikan tangan sakura agar tetsu berjalan mengikutinya keluar dari dalam supermarket. --------------------------------------------------------------------------

“sakuraaaaa...sakurasakurasakurasakurasakura~~~~!!!” seru tetsu yang berusaha menyamai gerak jalan lebar sakura, tetapi tetsu tetap gagal karena sakura bergerak sangat cepat. Bahkan semua panggilan tetsu sama sekali tidak membuat sakura membalikkan badannya dan berbicara dengannya. “sakuraaa!!! Bisakah kau melangkah lebih pelan?? Aku tidak bisa mengikutimu!! Sakuraa!!” seru tetsu yang tetap tidak diperdulikan oleh sakura “PANDA-CHAN!!!” seru tetsu Tiba-tiba tetsu harus menghentikan langkahnya dan dengan cepat bergerak mundur, karena sakura mendadak memutar badannya dan bergerak maju kearah tetsu. Gerakan mundur tetsu pun berhenti saat punggungnya menabrak tiang lampu yang ada dipinggir jalan. mata tetsu menatap kearah mata penuh amarah sakura. “sebenarnya apa maumu, tetsu? Apa kau memang suka membuat susah orang? Apa kau memang ingin menghancurkan hidupku?” “aku tidak ingin melakukan itu semua!!” “bukankah kau ke tokyo untuk tinggal dengan teman sepupumu, lalu kenapa kau sampai sekarang belum pergi hah?” “khan sudah kukatakan!! Alamatnya ketinggalan dirumahku.” “telepon rumahmu dan catat kembali alamatnya!!!” seru sakura keras Tetsu terdiam beberapa saat, tetapi sakura dapat melihat pandangan tetsu berubah menjadi sedikit sendu dan itu cukup menimbulkan pertanyaan dihati sakura. Tetapi dengan cepat sakura menghilangkan semua itu , ia masih ingin memarahi anak didepannya itu. “aku tidak bisa!!....kurasa mereka juga tidak ingin tahu.” Ucap tetsu pelan membuat sakura kembali keheranan “kau....tidak kabur dari rumah khan?” tanya sakura “tidak!!.... mereka tahu aku ke tokyo!!” ucap tetsu cepat “....sebenarnya apa tujuanmu ke tokyo?” tanya sakura yang suaranya menjadi lebih tenang, walaupun masih terdengar nada yang kesal didalamnya “aku akan memulai karirku disini!!” ucap tetsu dengan mata berbinar-binar dan senyum yang lebar. “karir?... jadi mainan pria pedofil?” ucap sakura seenaknya “aku akan membentuk band rock nomor satu di jepang!!” seru tetsu membuat sakura melongo lebar, dan beberapa detik kemudian sakura pun tertawa terbahak-bahak.

Tawa sakura yang keras membuat tetsu diam terheran, bahkan beberapa pejalan kaki yang berada didekat mereka berdua pun ikut menatap heran kearah sakura yang tertawa sambil memegangi perutnya. “hahahahaha...kau...kau hahahahaha..pasti bercanda khan hahahahaha?!” “aku tidak bercanda!! Aku memang akan membentuk band rock!!” “kau?? Band rock!! Tetsu, dilihat dari sisi manapun kau tidak terlihat sebagai pemain dalam band rock!!” ucap sakura “aku suka musik rock dan aku bisa bermain dalam band!! Di sekolahku dulu, aku pernah ikut band-band sekolah!!” ucap tetsu sambil cemberut “band sekolah tidak sama dengan band rock yang sesungguhnya!! Benar-benar beda!!” “aku tahu itu dan aku tetap ingin memiliki bandku sendiri!!” “......okey, lalu kau bisa apa? Alat musik apa yang bisa kau mainkan? Atau...jangan-jangan kau ingin jadi vokalis?” “aku bisa bermain semua alat musik, tapi...aku lebih suka bermain bass. Aku juga bisa menyanyi!!” “dimana bass mu?” tanya sakura “eh?....bass...ku....?” “ya, bass mu!! Jika kau memang seorang seniman musik, kau pasti memiliki alat musiknya khan? Jadi...dimana bassmu?” “itu....aku terpaksa menjualnya untuk biayaku kesini!.” Ucap tetsu “tsk!! Dan kau masih ingin membentuk band?? Cita-cita tolol!!” ucap sakura yang membalikkan badannya dan kembali berjalan “tapi,sakura!! Aku masih memiliki sisa uang – jadi aku pasti bisa membeli bass baru dan memulai pencarian anggota band rockku!!” ucap tetsu yang kembali mengejar langkah sakura “apa cukup untuk membeli bass?” “.....tidak...” “ya sudah!!” “tapi aku berhasil mencari tambahan uang.” Ucap tetsu Sakura kembali berhenti melangkah dan memutar kepalanya kearah sisi kirinya – dimana tetsu saat ini berdiri dan ikut menatapnya.

“kapan kau mencari uang?” “tadi pagi –setelah kau berangkat kerja!!” ucap tetsu sambil tersenyum “..... semoga aku tidak menyesal menanyakan ini....kau tidak menjual dirimu khan?” “.....apa yang kujual dari diriku?” tanya tetsu “begini saja, apa yang kau kerjakan sehingga kau bisa mendapatkan uang?” “aku bermain baseball!!” “hah?” “ya!! Aku tadi pagi kelapangan baseball yang ada didekat rumahmu, dan disana aku menantang semua pemuda yang bermain, aku bilang kalau aku bisa memukul semua bola yang dilempar padaku, dan jika memang aku berhasil – mereka harus membayarku.” “kau...bisa bermain...baseball?” “tentu saja bisa!! Itu permainan mudah bagiku!! Buktinya aku bisa mendapatkan uang yang banyak dari mereka hehehehee...” Sakura hanya menatap diam kearahtetsu yang masih tersenyum penuh bangga. Dia merasa sama sekali tidak mengenal sosok imut yang ada disisinya saat ini. Bahkan tiap menit, tetsu mampu memberikan kejutan pada dirinya. “okey, kalau begitu ikut aku!!..aku akan menunjukkan tempat yang bagus untuk membeli bass!!” ucap sakura sambil kembali berjalan “hah?benarkah itu? Yayy!!” teriak tetsu yang langsung berlari untuk kembali mengimbangi langkah sakura. Tetapi kali ini sakura berjalan lebih pelan sehingga dengan mudah tetsu berjalan disisi sakura. Belum sempat menjauh dari tempat itu, tiba-tiba tetsu menghentikan langkahnya. Sakura yang melihat itu hanya memandang heran kearah tetsu. “ada ap.....” pertanyaan sakura tidak sempat diselesaikannya karena tiba-tiba tetsu berlari menuju jendela etalase sebuah toko yang ada disisi jalan. kedua tangannya langsung bersandar di jendela besar toko itu dan tatapannya berbinar-binar. Sakura yang penasaran berjalan mendekati tetsu yang masih terpesona dengan barang yang terpampang dibalik jendela besar itu. Saat sakura sudah berdiri disisi tetsu, matanya menatap kearah barang yang menjadi pusat perhatian tetsu. Sedikit demi sedikit....tapi pasti....mata sakura mulai menyipit. “................. robot?” tanya sakura “ini GUNDAM !!!! sakuraaaaaa.....GUNDAM!!!!” pekik tetsu dengan suara nyaring

“aku tidak perduli namanya apa!!” “aku sudah lama menginginkan robot itu!! Ditempat asalku, robot GUNDAM sangatlah langka.” Ucap tetsu yang pandangannya masih terpaku pasa sebuah robot rakitan gundam. “ooo, begitu ya?” ucap sakura dengan malas “aaa, jika saja aku punya uang...aku akan membeli robot itu.” Ucap tetsu “ya, kapan-kapan deh!! Ayo jalan lagi!” ucap sakura yang tidak berminat mendengar lebih lanjut tentang gundam atau apapun itu. “eeemmmmmm......” dengung tetsu “tetsu, ayo!!!” seru sakura “aku....aku akan membelinya!!” ucap tetsu sambil menatap kearah sakura “bukankah kau bilang tidak punya uang? Kau akan membelinya dengan apa?” Tetsu hanya menjawab dengan senyuman anak-anaknya, lalu mulai membalikkan badannya dan mulai melangkah menuju pintu toko. Sakura tiba-tiba sadar dengan arti senyuman itu. Dengan cepat, sakura menarik kerah baju tetsu dan membuat tetsu melangkah mundur mendekati sakura. “kau tidak akan memakai uang untuk membeli bass khan?” tanya sakura tajam “eeee...jika aku bilang tidak, kau akan percaya?” tanya tetsu gugup “dimana semangat ingin membentuk band nomor satu itu hah? Hilang hanya karena sebuah robot?” “tapi sakuraaaa...” “tetsu, aku tidak tahu kenapa aku mengurusmu tapi....tentukan sendiri!! Kau mau membeli bass atau robot itu?” ucap sakura dingin “............................ b-bass.....” ucap tetsu lirih “kalau begitu lupakan robot itu dan mulailah berjalan kearah sana!!” seru sakura tajam sambil menunjuk kearah trotoar yang ada disisi jalan besar. Tetsu menganggukkan kepalanya dengan enggan lalu mulai berbalik dan berjalan kembali menelusuri trotoar, sakura pun ikut memutar tubuhnya dan berjalan dibelakang tetsu. 10 langkah kemudian, tetsu mendongakkan kepalanya dan dengan cepat memutar kembali badannya.

“aku akan lihat sebentar!” ucap tetsu yang siap melangkah mendekati toko mainan tersebut. Tapi saat tetsu mengangkat kakinya untuk melangkah, sakura memegang erat lengan tetsu dan kembali menariknya berjalan menjauhi toko. “aaaaaa...sakuraaa~~~” seru tetsu yang masih terus memandang kebelakang – kearah toko yang terlihat bersinar dimata tetsu. Tetapi sakura tidak memberikan satu patah katapun, dia juga tidak melepas genggamannya dilengan tetsu, ia terus menarik tetsu hingga mereka berdua menyeberangi perempatan jalan raya yang membentang luas di hadapan mereka. -----------------------------------------------------

Related Documents

Around Tetsu
November 2019 26
Around
November 2019 43
Bump Around
June 2020 5
Around Downtown
November 2019 28
Around Machine
October 2019 26
Turning Around
April 2020 16