AKSI PUASA PEMBANGUNAN 2018
2
FILOSOFI LOGO TEMA 2018 TAHUN PERSATUAN KEUSKUPAN AGUNG JAKARTA "Amalkan Pancasila: " 1. Bentuk oval adalah simbol dari ikatan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kokoh-kuat. Pelbagai u n su r d al am k on fi g ur as i oval membentuk: a) telur yang telah pecah menetas sebagai tanda kebangkitan bangsa Indonesia yang bersatu dan siap mengalahkan pelbagai kepentingan yang hendak memecah-belah; b) Siluet Bunda Maria yang mendekap burung Garuda menjadi simbol penyertaan dan doa -restu St. Maria, Bunda Segala Suku bagi NKRI yang berlandaskan Pancasila. 2. Garis silang warna kuning emas yang melintas di bagian atas, selain menjadi simbol garis khatulistiwa, juga menjadi tanda Salib sebagai bentuk kehadiran Tuhan yang telah memberikan pelbagai anugerah, memberkati, membimbing, dan menuntun perjalanan NKRI. 3. Bagian paling atas setengah lingkaran konfigurasi oval berwarna hijau merupakan representasi dari pohon beringin, lambang sila ketiga Pancasila yang menjadi fokus pastoral evangelisasi 2018, yaitu menghayati dan semakin mewujudkan serta menguatkan nilai-nilai “Persatuan Indonesia” di tengah masyarakat. 4. Di bawah setengah lingkaran hijau ada bagian berwarna merah dan putih yang menandakan warna bendera Indonesia dengan pulau-pulau berwarna warni untuk mengingatkan kita betapa luasnya tanah air Indonesia dengan 17.508 pulau dan dengan beragam kekayaan alam serta budayanya.
5. Siluet putih kepala burung Garuda menandai Dasar Negara yang mengikat pelbagai keragaman Indonesia. 6. Dua tangan dengan warna yang berbeda dan saling menggenggam adalah simbol semangat pelbagai komponen bangsa lintas budaya, suku, adat-istiadat, agama, dan golongan untuk bersatu dan bekerja sama membangun negeri ini dengan rasa, cipta, cinta kasih, karsa, dan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa. 7. Di sekeliling konfigurasi oval terdapat tulisan tema Tahun Pastoral Evangelisasi 2018 “AMALKAN PANCASILA: KITA BHINNEKA, KITA INDONESIA” dilengkapi bendera Merah Putih yang berkibar dan Garuda Pancasila. Tulisan “AMALKAN PANCASILA” abu-abu sebagai warna permanen bermakna komitmen dan ketetapan hati. Tulisan “KITA” berwarna hijau mengandung semangat menjaga keutuhan ciptaan. Tulisan “BHINNEKA” berwarna-warni sebagai simbol keberagaman. Tulisan “KITA INDONESIA” berwarna merah menandai semangat keberanian untuk bersatu-padu mempertahankan NKRI, Pancasila, dan UUD 1945.
2
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
PERTEMUAN I
PERTEMUAN II
PERTEMUAN III
PERTEMUAN IV
3
Masa Prapaskah, yang mendahului dan menyiapkan masa Paskah, adalah masa istimewa di mana Gereja mengundang putera-puterinya untuk lebih bertekun dalam amal kasih, doa dan puasa (Mt. 6:1-6. 6-18). Ketiga tindak kesalehan tersebut bertujuan pertama-tama untuk memperdalam relasi dengan Allah sendiri. Relasi dengan Allah inilah yang kemudian kita sebut sebagai hidup beriman. Amal kasih, doa dan puasa yang menopang hidup beriman memperlihatkan secara gamblang bahwa relasi dengan Allah tidak pernah dapat berhenti pada tataran teoritis tetapi senantiasa mendorong orang beriman untuk sampai pada tataran praksis. Itu sebabnya, hidup beriman selalu berdimensi etis (amal kasih). Dengan kata lain, tidak ada orang yang mengaku beriman kalau ia tidak peduli pada sesama manusia yang diciptakan secitra dengan Allah dan yang ditebus oleh darah Kristus. Di samping itu, relasi dengan Allah juga bersifat personal sekaligus komunal sebagaimana tercermin dalam doa ‘Bapa Kami’ yang ditempatkan oleh penulis injil Matius dalam perikop yang sama (Mt. 6:9-13). Doa inilah yang membuka mata hati kita untuk melihat harapan yang terkandung di dalam janji Allah akan kedatangan Kerajaan-Nya. Dengan kata lain, orang beriman adalah dia yang identitasnya berakar pada komunitas orang beriman (Gereja) dan dia yang selalu punya alasan untuk berpengharapan. Dan akhirnya, laku kasih dan laku doa kita didukung oleh pantang dan puasa yang kita pilih secara sadar. Dengan berpuasa dan berpantang kita merendahkan diri hadapan Allah (Yes. 58:3-9), kita memperkuat hidup doa kita (Tob. 12:8) dan kita mewujudkan semangat berbagi dengan sesama khususnya mereka yang sangat membutuhkan.
4
Aksi Puasa Pembangunan tahun 2018 ini mengambil tema Amalkan Pancasila: Kita Bhinneka Kita Indonesia. Tema ini membantu kita untuk memberi isi pada laku kasih, laku doa dan puasa kita. Artinya, laku kasih, laku doa dan puasa kita, yang merupakan wujud kasih kita pada Allah, menemukan sasaran kongkrit dan praktisnya, yaitu merawat dan menumbuhkembangkan kebhinnekaan. Sasaran ini bukanlah sesuatu yang asing bagi Gereja. Bukankah Gereja lahir dari persekutuan mereka yang berbeda (Gal. 3:28: Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus)? Persatuan tidak lahir dengan menghilangkan perbedaan. Sebaliknya, persatuan hanya muncul melalui penghargaan atas perbedaan. Yang kita cari bukanlah keseragaman dalam perbedaan, tetapi roh yang sama di balik setiap perbedaan. Tidak heran, Gereja disebut communio – persekutuan, karena ia lahir berkat Roh Kudus yang menyatukan. Tema ini juga mengundang kita untuk menghayati kebhinnekaan dalam bangsa dan masyarakat Indonesia sebagai bagian dari misteri rencana keselamatan Allah. Pernahkah kita merenungkan bahwa, di tengah dunia yang semakin terpecah, bangsa Indonesia, berkat keragaman yang dimilikinya, punya panggilan khusus untuk bersaksi bahwa hidup dalam perbedaan itu tidak saja mungkin tetapi juga sungguh memperkaya? Jika memang demikian, bukankah panggilan bangsa Indonesia senada dengan panggillan Gereja juga, mengingat Gereja adalah sakramen persekutuan antara manusia dan manusia serta persekutuan antara manusia dan Allah? Dengan merenungkan tema APP ini, kita diundang untuk belajar ber-bhinneka baik dari sejarah dan tradisi bangsa Indonesia maupun dari sejarah dan tradisi Gereja sendiri. Gereja yang sepanjang jaman berjuang menjaga persekutuan dalam perbedaan dapat menyumbangkan sesuatu bagi perjalanan bangsa Indonesia yang bhinneka. Sebaliknya, pengalaman nyata kita bergaul dengan saudara sebangsa yang berbeda-beda dapat menyumbangkan sesuatu bagi kehidupan iman kita juga. 5
Akhir kata, kami berterima kasih kepada anggota Komisi Kerasulan Kitab Suci yang telah bekerja keras untuk mempersiapkan bahan pertemuan lingkungan ini. Buku bahan pertemuan lingkungan ini pun jauh dari sempurna, karena itu kami mohon maaf jika terdapat kekeliruan di sana sini. Selamat mengisi masa Prapaskah ini dalam iman dan keterlibatan nyata. Tuhan memberkati
RD Carolus Putranto
6
AMALKAN PANCASILA:
Kita Bhinneka, Kita Indonesia
7
PERTEMUAN I
LAGU PEMBUKA (lihat lampiran) TANDA SALIB DAN SALAM F: U: F: U:
Dalam nama †Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Putera dalam persekutuan dengan Roh Kudus senantiasa beserta kita. Sekarang dan selama-lamanya.
PENGANTAR Keluarga adalah bentuk komunitas terkecil dalam masyarakat. Yang menarik adalah bahwa dalam komunitas terkecil ini sudah ditemukan kebhinnekaan yang terbentuk karena sifat, minat dan juga lingkungan sekolah serta tempat bekerja yang berbeda diantara setiap anggotanya. Bagaimana menyikapi kebhinnekaan ini? Kebhinnekaan dalam keluarga bukan merupakan hambatan dalam pembentukan sebuah keluarga yang harmonis. Dengan semangat saling mengasihi dan kerendahan hati seperti yang telah diajarkan oleh Yesus Kristus, setiap anggota keluarga akan mampu bersinergi membentuk sebuah keluarga yang bahagia, dengan selalu mengutamakan Firman Allah.
8
DOA PEMBUKA Allah Bapa yang Maha Pengasih, puji dan syukur bagi-Mu atas anugerah-Mu yang melimpah bagi kami semua, terutama karena Engkau telah mengutus Putera-Mu sendiri untuk datang dalam hidup kami. Ia datang ke dunia supaya kami mengenal Engkau sebagai Bapa dan hidup rukun sebagai saudara. Berilah kami bimbingan dan terang-Mu agar dengan mendengarkan dan mewartakan Firman-Mu, kami dapat bersatu dalam kebhinnekaan kami. Demi Kristus Tuhan dan Pengantara kami. Amin.
BACAAN KITAB SUCI Lukas 10: 38-42
9
ULASAN BACAAN Dalam tradisi banyak bangsa, penyambutan tamu yang berkunjung ke sebuah keluarga atau komunitas merupakan hal yang penting dan istimewa. Keluarga atau komunitas yang dikunjungi akan membuat acara atau pesta penyambutan agar sang tamu merasa dihormati dan terkesan atas keramahan tuan rumah. Demikian pula yang dilakukan oleh sebuah keluarga di Betania, keluarga Marta dan Maria yang dikunjungi oleh Yesus beserta para murid dan pengikut-Nya. Dalam kehidupan mereka, Yesus merupakan sahabat sekaligus guru bagi keluarga Marta-Maria. Yesus dan para murid-Nya mempunyai tempat khusus di hati keluarga ini. Tidak mengherankan bila Marta sebagai kakak tertua dalam keluarga menjadi sedemikian sibuk mempersiapkan perjamuan penyambutan bagi tamu istimewanya. Ia tidak ingin membuat kecewa para tamunya. Dalam kesibukannya, Marta melihat Maria saudaranya duduk bersimpuh mendengarkan pengajaran Yesus. Dalam pemikiran Marta timbul pertanyaan tentang saudarinya : mengapa Maria tidak ikut membantunya melayani para tamu seperti kebiasaan dalam tradisi keluarga mereka? Maka Marta meminta kepada Yesus sebagai guru atau orang yang dihormati untuk menegur Maria, agar ikut membantunya melayani para tamu. Apa jawab Yesus? Ternyata Yesus membenarkan tindakan Maria, “Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya” (ay 42). Rupanya Marta tidak menyadari tujuan utama Yesus mengunjungi keluarganya. Tujuan utama Yesus adalah menyampaikan Firman Allah. Peran Maria sebagai pendengar Firman selaras dengan tujuan utama kunjungan Yesus. Demikian juga peran Marta sebagai pelayan yang menyediakan segala hal yang mendukung agar 10
orang dapat mendengarkan Firman dengan baik, tentu tidak dapat diabaikan. Kerjasama Marta-Maria menurut perannya masingmasing, membuat Firman menjadi lebih mudah disampaikan. Setiap keluarga membutuhkan para Marta yang rela bersibuk ria demi memenuhi kebutuhan jasmani anggota-anggota keluarga lainnya. Pentingnya peran Marta tidak menghilangkan kebutuhan setiap keluarga akan kehadiran para Maria, yang mengingatkan anggota-anggota keluarga lainnya untuk meluangkan waktu teduh dengan “duduk bersimpuh” di bawah kaki Tuhan dan mendengarkan firmanNya. Sebaliknya, kedua peran tersebut saling terkait dan bukannya saling meniadakan. Marilah kita dengan kebhinnekaan dalam minat dan peran anggota keluarga tetap bersatu dalam permenungan dan pewartaan Firman Allah. Persatuan dalam kebhinnekaan akan membangun sinergi dalam mencapai tujuan keluarga kita.
11
BUTIR PERMENUNGAN Marta sibuk sekali melayani. Siapa yang dilayani Marta? Pernahkah kita melayani seperti Marta? Maria duduk dekat kaki Tuhan. Mengapa Maria duduk dekat kaki Tuhan? Pernahkah kita bertindak seperti Maria? Marta meminta Yesus agar menyuruh Maria membantunya. Mengapa Marta tidak ingin Maria duduk diam didekat Yesus? Apakah kita pernah bertindak seperti Marta? Kata Yesus: “Maria telah memilih bagian yang terbaik” Mengapa demikian? Apakah kita juga telah memilih bagian yang terbaik? SHARING Pemandu meminta umat yang bersedia, untuk membagikan pengalaman hidupnya yang sejalan dengan butir permenungan diatas. AKSI NYATA Sewaktu menyebar undangan pertemuan Pendalaman iman, Ketua Lingkungan meminta kepada umat lingkungan untuk membawa foto keluarga atau foto tentang sebuah peristiwa dalam keluarga (dapat dalam bentuk digital di smartphone atau hard copy). Umat yang membawa foto diminta untuk menceritakan bagaimana proses penerimaan sebuah perbedaan pikiran atau cara bertindak dari pribadi-pribadi dalam foto tersebut.
12
DOA UMAT Sewaktu menyebar undangan pertemuan Pendalaman Iman, Ketua Lingkungan meminta kepada umat lingkungan yang berkenan, untuk membawa tulisan doa umat / permohonan / ucapan syukur, untuk dibacakan pada sesi doa umat. DOA PENUTUP Allah Bapa yang Maha Pengasih, syukur atas rahmat yang telah Kau curahkan dalam pertemuan ini. Sertai dan bimbinglah seluruh anggota keluarga kami agar terjalin sebuah kebersamaan dalam kebhinnekaan kami. Mampukanlah kami lebih memperhatikan firman-Mu dan menerapkannya dalam kehidupan kami sehari-hari. Kami panjatkan permohonan ini dalam nama Putera-Mu terkasih, Tuhan kami Yesus Kristus yang hidup dan bertahta, sekarang dan sepanjang masa. Amin BERKAT DAN PENGUTUSAN F: U: F: U:
Marilah kita memohon berkat Tuhan…. Tuhan beserta kita. Sekarang dan selama-lamanya. Kita sekalian dilimpahi berkat oleh Allah yang Mahakuasa, †Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin
LAGU PENUTUP (lihat lampiran)
13
14
PERTEMUAN II
LAGU PEMBUKA (lihat lampiran) TANDA SALIB DAN SALAM F: U: F: U:
Dalam nama †Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin Kasih Karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Putera dalam persekutuan dengan Roh Kudus senantiasa beserta kita. Sekarang dan selama-lamanya
PENGANTAR Salah satu sifat dasar Gereja Kristus adalah katolik, artinya universal – merangkul semua yang berbeda dalam satu keluarga (bdk. Wahyu 7:9: … aku melihat… suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba…). Karenanya keaneka-ragaman yang ada diantara umat menjadi ciri khas dan kekayaan yang mewarnai keberadaan Gereja dimanapun adanya. Dengan hikmat yang berasal dari Allah sendiri, segenap umat beriman dipersatukan sehingga menjadi sehati dan sepemikiran mewujudkan cinta dan perdamaian sejati bagi umat manusia. Menjadi permenungan bagi kita, apakah sungguh hikmat Allah yang diperoleh orang beriman melalui pembaptisan, akan serta merta meniadakan perselisihan dan perpecahan diantara umat ? Rasul Paulus dalam suratnya (1Kor 3:1-9) mengisahkan suatu pengalaman nyata yang dialami oleh jemaat Gereja perdana di Korintus dahulu. Sekalipun telah menerima baptisan, jemaat di 15
Korintus tidaklah selalu mudah membebaskan diri dari kemanusiaan duniawi. DOA PEMBUKA Allah Bapa di surga, kami umat-Mu mengucapkan syukur kepadaMu karena telah berkenan mengumpulkan kami didalam pertemuan ini. Kami mau mendengarkan Engkau yang hadir ditengah kami saat ini melalui Sabda Ilahi-Mu, sehingga kami semakin dapat memahami dengan baik setiap rencana-Mu bagi kami. Curahkanlah berkat-Mu agar akal dan budi kami ini Kau mampukan untuk menerima dan menghayati teladan dan pengajaran dari-Mu. Doa ini kami hantarkan kepada-Mu dengan perantaraan Putera-Mu terkasih Tuhan dan pengantara kami, yang hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa, Amin. BACAAN KITAB SUCI 1Korintus 3: 1-9
ULASAN BACAAN Orang-orang Kristen di Korintus terdiri dari orang-orang golongan Yahudi maupun golongan Yunani. Mereka berselisih memperdebatkan mengenai siapa yang sepatutnya menjadi pemimpin jemaat Kristen di Korintus ini. Diantara mereka ada yang mendukung Paulus, sedangkan kelompok lainnya mendukung Apolos. Masih ada pula kelompok jemaat lainnya yang mengunggulkan Kefas atau bahkan yang mengaku dari golongan Kristus. Paulus yang dikabari mengenai perpecahan ini oleh orang-orang dari keluarga Kloe, bereaksi dengan keras. Ia menyebut mereka yang berselisih sebagai manusia-manusia duniawi yang belum dewasa dalam Kristus. Mereka bahkan disamakan oleh Paulus sebagai bayi yang belum mampu menerima “susu” yang ia berikan, yakni pemahaman akan pesan salib yang diwartakannya. Sebab jika diantara mereka masih terdapat iri hati dan perselisihan, hal ini menjadi tanda bahwa mereka masih hidup sebagai manusia duniawi sekalipun sudah menerima baptisan. Hanya manusia rohani yang dapat menerima hikmat Allah yang mempersatukan 16
seluruh jemaat-Nya untuk menjadi seia sekata, sehati dan sepikiran, dibebaskan oleh-Nya dari segala perpecahan. Paulus menegaskan, tidaklah soal siapa yang menjadi pemimpin jemaat. Sebab semuanya adalah sama-sama pelayan Tuhan. Setiap orang mendapatkan karunia dan perutusannya masingmasing untuk mengembangkan jemaat Allah seturut rancanganNya. Sebab Tuhanlah sesungguhnya yang memberikan setiap keberhasilan dalam semua karya pelayanan hamba-hamba-Nya. Dialah sang empunya kehidupan. Para pelayan Tuhan akan mendapatkan upahnya masing-masing sesuai dengan karya baktinya. Dengan demikian kebhinnekaan karisma bagi jemaat Korintus menjadi tanda kedewasaan rohani dari para pengikut Kristus sendiri.
…..yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan
17
BUTIR PERMENUNGAN 1. Jemaat Korintus terlibat perselisihan diantara mereka sendiri untuk mengunggulkan pimpinan dari golongan masingmasing. Mengapa bisa terjadi demikian ? Menurut anda, apakah yang harus dilakukan untuk menghindari perpecahan tersebut ? 2. Apakah permasalahan yang dialami oleh jemaat Korintus ini juga terjadi pada komunitas gereja di lingkungan anda saat ini ? Bagaimana tanggapan anda ? 3. Paulus menegaskan: bukan siapa yang menanam ataupun siapa yang menyiram, melainkan Allah sendiri yang memberikan pertumbuhan itu. Jelaskan maksud dari penegasan Paulus ini ! 4. Bagaimana anda memahami tentang kebhinnekaan dalam komunitas ? Peran apa yang dapat kita lakukan agar kebhinnekaan dapat memperkaya komunitas?
SHARING Fasilitator mengajak umat berbagi pengalaman mereka terkait dengan kebhinnekaan dalam komunitas. AKSI NYATA Membawa foto komunitas, selanjutnya menceritakan ttg momennya, siapa saja yang terlibat, dan suka duka nya DOA UMAT (Umat dipersilahkan menyampaikan doa-doa spontan)
18
DOA PENUTUP Allah Bapa yang maharahim, terima kasih untuk rahmat-Mu yang Kau curahkan bagi kami didalam pertemuan ini. Bantulah kami anak-anak-Mu ini, untuk membuka hati dan segenap akal budi kami demi terwujudnya persatuan yang sejati dalam kebhinnekaan di lingkungan kami ini. Demi Kristus Tuhan dan juruselamat kami, Amin
BERKAT DAN PENGUTUSAN F: U: F: U:
Marilah kita memohon berkat Tuhan…. Tuhan beserta kita. Sekarang dan selama-lamanya. Kita sekalian dilimpahi berkat oleh Allah yang Mahakuasa, †Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin
LAGU PENUTUP (lihat lampiran)
19
20
PERTEMUAN III
LAGU PEMBUKA (lihat lampiran) TANDA SALIB DAN SALAM F: † Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus, U: Amin. F: Semoga Rahmat Tuhan kita Yesus Kristus, cinta kasih Allah, damai sejahtera dan persekutuan Roh Kudus senantiasa beserta kita. U: Sekarang dan selama-lamanya. PENGANTAR Kehidupan yang kita jalani tentunya tidak terlepas dari kehidupan berkomunitas, mulai dari komunitas yang besar dalam satu negara, sampai yang paling kecil dalam masyarakat, lingkungan ataupun keluarga. Dan sebagai ciptaan Tuhan, kita tercipta dalam keunikan masing-masing. Kita memiliki begitu banyak perbedaan dan kesamaan yang lahir dari keberagaman agama, adat, budaya, tradisi, suku bahkan etnis sebagai wujud keunikan sebagai karunia ciptaan Tuhan. Sebagai bangsa Indonesia yang cinta tanah air, cinta bangsanya, cinta masyarakatnya, yang hidup dalam kesatuan negara Indonesia, kita semua diajak bersama-sama untuk menanggapi bagaimana pentingnya menerima dan menghargai keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat, tetapi yang terjadi sebaliknya dimana situasi dan kondisi saat ini sudah tampak jelas mulai memudarnya “Kebhinnekaan Dalam Masyarakat’’. Misalnya belakangan ini seringkali muncul persoalan yang terjadi akibat adanya kepentingan kelompok masyarakat tertentu terkait perbedaan pribumi atau non pribumi, perbedaan warna kulit, 21
perbedaan etnis dan bahkan perbedaan agama sebagai bentuk diskriminasi kemajemukan masyarakat Indonesia. Keberagaman dalam masyarakat dapat timbul dari pelbagai macam sebab, salah satunya adalah tradisi, keberagaman tidak perlu menjadi silang sengketa kalau semua pihak mau mengerti, Tuhan memberikan karunia yang sama bagi beragam orang. Pada pertemuan ketiga ini, mengambil inspirasi dari Kisah Para Rasul 15:1-11, kita akan belajar bagaimana diskriminasi tentang perbedaan itu terjadi dimana dalam Kisah Para Rasul ini menampilkan persoalan perbedaan dari sisi tradisi antara orang Yahudi dengan orang bukan Yahudi. Pokok permasalahan yang menjadi perdebatan dalam sidang di Yerusalem pada waktu itu yaitu apakah menurut hukum Taurat, sunat serta ketaatan adalah jaminan untuk keselamatan. Pernyataan Petrus yang menyatakan bahwa Allah mengaruniakan Roh Kudus-Nya kepada orang-orang bukan Yahudi sama seperti kepada orang Yahudi. Tentunya hal ini menguatkan jemaat Kristus di Antiokhia. Pernyataan Petrus ini menegaskan tidak ada perbedaan etnis apapun untuk menjadi pengikut Kristus. Oleh Iman dan dengan karunia Roh Kudus-Nya, semua orang tanpa perbedaan diterima Tuhan didalam Kerajaan Allah (Kis.15:9). Bahwa oleh Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus orang -orang bukan Yahudi diselamatkansama seperti orang Yahudi, termasuk kita semua akan beroleh keselamatan itu (Kis 15:11). DOA PEMBUKA Allah Bapa yang penuh Kasih, Puji dan Syukur kami haturkan kepada-Mu atas berkat dan karunia- Mu bagi kami sehingga saat ini kami dapat berkumpul bersama untuk mendengarkan SabdaMu. Hari ini kami akan belajar tentang nilai- nilai kehidupan yang diperjuangkan oleh negara dan Gereja-Mu yaitu Kebhinnekaan Dalam Masyarakat. Kami bersyukur atas berkat-Mu bagi negara kami yang kaya akan suku, agama, adat, budaya, tradisi, suku bahkan etnis. Semoga bangsa yang penuh keanekaragaman ini mau hidup bersatu padu, saling menghargai satu dengan yang lain sehingga terciptalah perdamaian sejati di antara kami. 22
Semoga melalui Sabda-Mu yang kami dengar pada kegiatan Aksi Puasa Pembangunan tahun ini, kami dapat menjadi pembawa damai bagi bangsa dan negara yang kami cintai, terutama didalam masyarakat tempat dimana kami berada. Demi Yesus Kristus Putera-Mu Tuhan dan pengantara kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus Allah sepanjang segala masa. Amin BACAAN KITAB SUCI
Kisah Para Rasul 15: 1-11
ULASAN BACAAN Awal mula terjadinya masalah, dimulai dari beberapa orang yang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan." (Kis 15: 1). Beberapa orang Yahudi dari Yerusalem mengajarkan orang-orang bukan Yahudi di Antiokhia Siria sehingga hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan pendapat yang berdampak perpecahan di tubuh jemaat di sana. Akhirnya ditetapkan untuk mengirim Paulus dan Barnabas sebagai utusan ke Yerusalem untuk membicarakan hal itu. (Kis 15:2) Permasalahan timbul waktu ada beberapa orang Yahudi dari golongan Farisi yang mensyaratkan orang-orang bukan Yahudi untuk disunat sesuai adat istiadat yang diwariskan menurut hukum Musa (Kis 15: 1, 5). Tentunya hal ini menimbulkan kebingungan di antara jemaat, sehingga Paulus dan Barnabas sangat menentang keras ajaran tersebut. Tetapi ada hal yang menarik, bahwa Paulus dan Barnabas tidak menentang dengan melakukan tindakan konfrontasi ataupun kekerasan, tetapi sebaliknya justru membawa permasalahan tersebut ke para rasul dan penatua di Yerusalem (Kis 15: 2). Sepanjang perjalanan dan setelah tiba di Yerusalem pun, Paulus dan Barnabas menyampaikan kabar sukacita tentang pertobatan orang-orang yang tidak mengenal Allah (orang bukan Yahudi) 23
menjadi percaya kepada Yesus Kristus (Kis 15: 3-4). Melalui hal ini Paulus sebenarnya ingin menyampaikan pandangannya bahwa Injil pun tidak hanya diberikan kepada bangsa Yahudi, melainkan juga kepada seluruh bangsa, sehingga sudah seharusnya tidak perlu mewajibkan sunat kepada orang percaya dan orang bukan Yahudi. Akhirnya para rasul dan penatua yang kebanyakan adalah orang Yahudi bersidang di Yerusalem (Kis 15: 6). Akibat kebuntuan yang terjadi dalam persidangan, Petrus pun tampil ke depan untuk menengahi perdebatan. Petrus menyampaikan bahwa Tuhan telah memberikan keselamatan kepada semua orang, baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi, dengan demikian tradisi yang dibawa dari adat istiadat Yahudi sudah seharusnya bersikap netral dan tidak membeda-bedakan (Kis 15: 7-11).
24
BUTIR PERMENUNGAN Setelah selesai tahap membaca dan mendalami teks, pemandu mengajak peserta melangkah ke tahap refleksi khususnya penghayatan Sila Persatuan Indonesia dan ajaran Gereja sebagai landasan untuk memperjuangkan nilai-nilai penting dalam kehidupan Kebhinnekaan dalam masyarakat sebagaimana inspirasi yang diambil dari Kisah Para Rasul 15:1-11, dengan menggunakan pertanyaan penuntun sebagai berikut: 1) Dalam kehidupan nyata, harus kita akui bahwa seringkali kita lebih nyaman dengan tradisi/ kebiasaan yang kita ciptakan sendiri. Kita merasa aman dalam lingkaran sendiri karena merasa satu agama dan satu etnis, sehingga bila ada orang lain yang datang dalam lingkungan kita, maka kecenderungan dipaksakan agar orang itu yang harus berubah mengikuti tradisi/ kebiasaan kita, maka bila ia tidak berubah, ia akan ditolak. Apakah sikap ini yang diajarkan kepada kita sebagai pengikut Kristus? Apakah ini sudah mencerminkan penghargaan keragaman terhadap nilai-nilai penting dalam kehidupan Kebhinnekaan dalam masyarakat ? 2) Dalam perbedaan pendapat, seringkali kita tidak mencari jalan keluar, melainkan memaksakan pendapat kita yang benar. Dan dalam memaksakan pendapat kita tersebut, mulailah digunakan segala intrik, seperti fitnah, saling menjatuhkan, penyerangan pribadi dll, Belajar dari Kisah Para Rasul, setiap perbedaan pendapat, bahkan yang paling tajam sekalipun, sikap dan tindakan apa yang penting kita lakukan? Sikap dan tindakan penting apakah yang dilakukan oleh Paulus dan Barnabas ketika berbeda pendapat? 3) Selanjutnya di Kis.15:8-9, kita belajar bagaimana peranan Roh Kudus sehingga tercapainya keputusan yang bijak dalam Sidang Para Rasul dan Penatua di Yerusalem ini, yang memutuskan tentang hal sunat dan Hukum Taurat tanpa 25
merugikan pihak manapun. Apakah upaya kongkret kita sebagai umat Katolik, sekaligus sebagai seorang warga negara Indonesia ikut serta mengupayakan kehidupan yang damai dan penuh persatuan dalam kehidupan sehari-hari? 4) Apa yang disampaikan Petrus yaitu bahwa Tuhan telah memberikan keselamatan kepada semua orang, baik orang Yahudi maupun non Yahudi, dengan demikian seharusnya bersikap netral terkait tradisi yang dibawa dari adat istiadat Yahudi (Kis 15: 7-11). Sikap dan tindakan apa yang penting untuk menghargai keberagaman dalam masyarakat dan bangsa Indonesia sebagai suatu anugerah dari Tuhan yang perlu dipraktekkan dalam hidup sehari-hari terkait perbedaan budaya, pribumi atau non pribumi, perbedaan warna kulit, perbedaan etnis dan bahkan perbedaan agama? SHARING Setelah selesai tahap refleksi melalui beberapa pertanyaan diatas, pemandu mengajak peserta melangkah ke tahap refleksi Sharing. AKSI NYATA Menceritakan kegiatan di masyarakat yang menyadarkan penting dan perlunya rasa saling memahami dan mengerti demi kebaikan bersama, mengakui perbedaan yang ada demi karya bersama. Ceritakan tentang kegiatan kemasyarakatan di dalam lingkungan RT/RW yang sudah diikuti dan apa suka dukanya.
26
1) Mendukung perdamaian dan persatuan bangsa Indonesia melalui :
kegiatan rohani bersama melalui kegiatan membangun niat dalam doa-doa pribadi di keluarga dan/atau bersama warga di lingkungan RT/RW dalam kegiatan doa bersama, mempromosikan perdamaian dan persatuan dengan membuat gambar, karikatur, poster, baik melalui dunia maya maupun secara fisik, membangun dan memelihara sikap damai dengan anggota keluarga, teman-teman, tetangga lingkungan tempat tinggal dan orang-orang ditempat kerja serta di manapun keseharian kita beraktifitas
2) Menghimpun warga dalam menciptakan suasana yang penuh rasa damai, dengan memberikan perlindungan keamanan melalui kegiatan Siskamling. 3) Membangun budaya cinta bangsa melalui kegiatan: gotong royong menolong tetangga yang sedang dalam kedukaan, mengalami sakit, kesulitan ekonomi, dll gotong royong kerja bakti memelihara dan menjaga lingkungan RT/RW yang bersih dan Asri. 4) Membangun kebersamaan dan kekeluargaan, melalui kegiatan : arisan keluarga, jalan santai, bersepeda santai, olah raga bersama di dalam lingkungan RT/RW 5) Memperkokoh rasa Kesatuan dan Persatuan warga RT/RW dan warga di luar lingkungannya dengan kegiatan : mengundang untuk merayakan kegiatan 17 Agustus dengan upacara bendera, pertandingan olah raga persahabatan, penyuluhan dalam memelihara dan menjaga kebersihan lingkungan, menciptakan ketertiban dan keamanan bersama.
27
DOA UMAT Setelah refleksi, sharing dan membuat aksi nyata, peserta diajak untuk menyampaikan doa permohonan secara spontan kepada Allah. Doa ini bisa bersifat syukur, pujian, permohonan, penyesalan dan sebagainya terkait dengan nilai hidup “Kebhinnekaan Dalam Masyarakat’’ khususnya dalam usaha membangun kesatuan bangsa, dan persekutuan dalam Gereja, Doa permohonan ditutup dengan doa Bapa Kami. DOA PENUTUP Allah Bapa yang mahabaik dan penuh kasih, kami bersyukur atas berkat-Mu bagi negeri kami yang penduduknya terdiri dari berbagai ragam suku, agama, budaya dan etnis. Kami mohon berkat-Mu bagi masyarakat semua dan para pemimpin yang mendiami tanah air ini. Semoga kami semua selalu disadarkan agar berusaha memajukan, memelihara dan menjaga bangsa ini dengan semangat persatuan dan kebersamaan. Kiranya Roh Kudus-Mu senantiasa membantu kami semua tekun membangun tanah air kami demi kemakmuran dan kesejahteraan seluruh bangsa. Bantulah kami mewujudkan tanah air yang adil, makmur, aman, damai dan sejahtera, sehingga tanah air Indonesia yang kami cintai ini selalu mengingatkan kami akan tanah air surgawi, tempat kami akan berbahagia abadi bersama Dikau. Semua doa ini kami panjatkan kepada-Mu Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.
BERKAT DAN PENGUTUSAN F: U: F: U:
Marilah kita memohon berkat Tuhan…. Tuhan beserta kita. Sekarang dan selama-lamanya. Kita sekalian dilimpahi berkat oleh Allah yang Mahakuasa, †Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin
LAGU PENUTUP (lihat lampiran) 28
PERTEMUAN IV
LAGU PEMBUKA (lihat lampiran) TANDA SALIB DAN SALAM F: U: F: U:
Dalam nama †Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin Kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Putera dalam persekutuan dengan Roh Kudus senantiasa beserta kita. Sekarang dan selama-lamanya.
PENGANTAR Dalam masa Prapaskah kita merenungkan sengsara dan wafat Tuhan Yesus. Melalui kedua peristiwa itu, Tuhan kita menampakkan di satu sisi wajah Bapa yang mengasihi umat-Nya tanpa mengenal batas dan di sisi lain wajah manusia yang taat melakukan kehendak Allah. Sebagai pengikut-Nya, kita pun selayaknya mengisi hidup kita dengan karya nyata yang mencerminkan kasih Bapa dan juga ketaatan manusia. Kenyataan bahwa kita merupakan minoritas dalam masyarakat bukan menjadi alasan untuk berdiam diri tetapi sebaliknya kenyataan itu menjadi panggilan bagi kita untuk bersaksi, menjadi garam dan terang dunia. Dalam pertemuan keempat ini, kita diajak untuk merenungkan kitab Ezra 2:64-70 yang berkisah tentang kembalinya orang-orang Yahudi dari pembuangan Babel. Mereka pulang kembali ke Yerusalem untuk memugar Bait Allah yang telah hancur. Usaha mereka memberi gambaran kepada kita tentang bagaimana cita-cita suatu masyarakat dapat diwujudkan berkat tersalur29
kannya daya kekuatan yang terkandung dalam kebhinnekaan peran dan fungsi di dalam kehidupan bersama. DOA PEMBUKA Allah Bapa yang mahabaik, kami sungguh bersyukur karena Engkau memberi kesempatan kepada kami untuk berkumpul di bawah terang Sabda-Mu. Dalam masa Prapaskah ini kami semakin disadarkan akan pentingnya aksi nyata dalam kehidupan iman kami. Kami mohon tuntunan Roh Kudus-Mu dalam mewujudkan aksi nyata di tengah kebhinnekaan masyarakat kami. Lengkapilah kami dengan aneka karunia yang kami perlukan demi terwujudnya aksi kasih tersebut. Demi Yesus Kristus Putera-Mu, Tuhan dan pengantara kami. Amin. BACAAN KITAB SUCI Ezra 2: 64-70
ULASAN BACAAN Kemenangan kerajaan Persia atas Babilonia telah mengubah keadaan orang-orang Yahudi di pembuangan, terlebih setelah raja Koresh mengijinkan mereka pulang kembali ke Yerusalem untuk membangun kembali Bait Allah yang telah menjadi puing. Kitab nabi Ezra 2:64-70 mengisahkan kelompok pertama bangsa Israel yang kembali ke Yeruselem tersebut. Upaya mereka untuk memugar Bait Allah menghadapi banyak hambatan. Salah satu hambatan itu adalah minimnya sumber daya material dan manusia. Hambatan lainnya adalah kehadiran kelompok-kelompok pengacau yang jelas mengganggu pemugaran Bait Allah. Belum selesai dengan kedua hambatan eksternal tersebut, orangorang Israel yang baru kembali dari pembuangan harus berhadapan dengan kebhinnekaan latar belakang yang ditemukan di antara mereka sendiri. Rombongan yang pulang kembali dari Babilonia terdiri dari beragam profesi: ada para imam dan orangorang Lewi; ada rakyat kebanyakan; ada para penyanyi, penunggu pintu gerbang dan juga budak. 30
Dari perikop ini, kita belajar untuk melihat keanekaan profesi, peran serta latar belakang masyarakat sebagai kekuatan dan bukan hambatan dalam berkarya untuk mencapai cita-cita bersama. Setiap orang yang mau berkarya bersama semestinya mengesampingkan kepentingan pribadi atau kelompoknya dan dengan sekuat tenaga mengarahkan segenap upayanya untuk mencapai cita-cita bersama. Hal inilah yang dilakukan oleh orang -orang Yahudi. Setiap orang Yahudi menyumbangkan tenaga dan pikirannya menurut kemampuannya masing-masing. Keragaman profesi dan keahlian serta latar belakang yang ada dalam masyarakat diarahkan untuk mewujudkan berdirinya kembali Bait Allah. Dalam upaya bersama itu menjadi nyata bagi kita bagaimana kebhinnekaan merupakan kekuatan. Satu hal yang dapat kita petik. Kita hidup di tengah bangsa dan masyarakat majemuk. Kenyataan ini hendaknya tidak menciutkan niat kita untuk secara aktif berkarya demi terwujudnya cita-cita bersama bangsa kita, yaitu terwujudnya masyarakat yang adil dan sejahtera di atas dasar Pancasila. Walau kecil, kita adalah bagian dari bangsa ini, Indonesia. Artinya, kita mengemban tanggungjawab sebagaimana saudara-saudari sebangsa lainnya, untuk turut berkarya mewujudkan cita-cita bersama. Dengan menuntaskan tanggung jawab tersebut, sebenarnya kita juga menjalankan apa yang dikehendaki Tuhan Yesus sendiri, yaitu menjadi garam dan terang dunia.
BUTIR PERMENUNGAN 1. Apakah saya merasa bahwa bekerja dalam kelompok dengan anggota yang beragam latar belakangnya adalah menyusahkan saja dan cenderung menolak bila ada kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan yang situasinya demikian? 2. Apakah saya hanya bisa bekerja sama dengan orang-orang yang mempunyai kesamaan dan kesetaraan status sosial, latarbelakang, pendidikan, agama, suku dll? 3. Apakah setelah mengikuti pertemuan ini saya disadarkan dan 31
ingin terjun dalam aksi nyata kegiatan lintas agama, suku dan ras? 4. Bagaimana seharusnya seorang pengikut Kristus bersikap dalam melakukan aksi nyata di tengah masyarakat yang majemuk? 5. Apakah saya bangga menjadi warganegara Indonesia? Apa alasannya?
SHARING Fasilitator mengajak peserta untuk men-sharing-kan secara singkat pengalamannya sehubungan dengan tema dan bila memungkinkan mengusulkan suatu aksi nyata. AKSI NYATA Memelopori suatu aksi nyata kegiatan di masyarakat tingkat RT/ RW/Kelurahan dengan tekanan pada kerjasama lintas agama, suku dan ras. Kegiatan bisa meliputi aspek-aspek kesehatan, olah raga, pendidikan, budaya dll. Misalnya dalam bentuk: olahraga bersama, penyuluhan, pemberian beasiswa, pelayanan kesehatan dll.
DOA UMAT Fasilitator memulai doa singkat kemudian mempersilakan umat untuk berdoa secara spontan baik dalam bentuk permohonan maupun ucapan syukur. Doa umat ditutup oleh fasilitator dengan mendoakan bersama Bapa Kami.
32
DOA PENUTUP Allah Bapa yang maha pengasih dan penyayang, terima kasih atas rahmat kebhinnekaan yang Kau berikan pada bangsa kami: suku, kebudayaan, pendidikan, pola hidup, dan agama. Sudilah Engkau memupuk semangat persaudaraan antar warga masyarakat kami. Jauhkanlah masyarakat kami dari perpecahan. Semoga kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan warga selalu mendapat perhatian dari seluruh masyarakat. Bapa, jadikanlah kami alat-Mu agar benar-benar menjadi garam di tengah masyarakat dengan cinta dan semangat persaudaran yang sejati. Demi Putera-Mu terkasih Tuhan kami Yesus Kristus yang hidup dan bertahta sekarang dan sepanjang masa. Amin. BERKAT DAN PENGUTUSAN F: U: F: U:
Marilah kita memohon berkat Tuhan…. Tuhan beserta kita. Sekarang dan selama-lamanya. Kita sekalian dilimpahi berkat oleh Allah yang Mahakuasa, †Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin
LAGU PENUTUP (lihat lampiran)
33
34
35
TUHAN YESUS SEMBUHKANLAH KAMI (MB 285) Tuhan Yesus sembuhkanlah kami, orang buta orang congkak hati Dari mati hidupkanlah kami, dari dosa bersihkanlah kami, Tuhan Yesus Tanpa Yesus kita orang miskin, tanpa Yesus hati kita dingin, Dengan Yesus kita amat kaya, hati kita kan bersukaria, ….dengan Yesus
SANTO YOSEF YANG MENJAGA KELUARGA NAZARET (PS 644) Santo Yosef yang menjaga keluarga Nazaret Kau menjaga Bunda Kudus serta Yesus penebus Sudilah doakan kami pada Yesus putramu Dan lindungilah selalu kami sekeluarga Di tengah mara bahaya beri kami harapan Teguhkanlah iman kami agar jangan tersesat Santo Yosef antar kami ke hadirat Yesus-mu Agar kelak berbahagia sertamu selamanya KU CINTA K'LUARGA TUHAN Ku cinta k'luarga Tuhan, terjalin mesra sekali semua saling mengasihi betapa s'nang ku menjadi keluarga Tuhan
36
ALANGKAH BAHAGIANYA (PS 619) Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai di dalam persaudaraan bagai minyak yg harum Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai Ibarat embun yg segar pada pagi yg cerah laksana anggur yg lezat kan pemuas dahaga Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai Begitulah berkat Tuhan dengan berlimpah ruah turun ke atas mereka kini dan selamanya Alangkah bahagianya hidup rukun dan damai BAHAGIA MANUSIA Bahagia manusia, Yang tidak tuli hatinya Yang mendengar sabda Bapa, Tekun melaksanakannya Sabda Tuhan penuh daya, Yang tersesat dipanggilNYA disembuhkanNYA yang luka, Yang mati di hidupkanNya Bahagia manusia yang menerima Sang sabda Sabda yang sudah menggema dalam wujud manusia Terpujilah O Sang Kristus Sabda kekal dan penebus Kebenaran kehidupan serta jalan ke slamatan HARI INI KURASA BAHAGIA Hari ini kurasa bahagia berkumpul Bersama saudara seiman Tuhan Yesus t'lah satukan kita tanpa memandang di antara kita Bergandengan tangan dalam kasih dalam satu hati berjalan dalam terang kasih Tuhan Kau sahabatku, kau saudaraku tiada yang dapat memisahkan kita 37
DAYUNG DI ARUS Tenang tenang mendayung, di dalam ombak selepas pantai Tenang tenang merenung ditengah taufan hidup yang ramai Di tengah taufan hidup yang ramai… Bila terbawa arus, di dalam doa laut terenang Sabda penguat doa, resapkanlah di dasar hatimu Sedalam laut medan hidupmu PELANGI SEHABIS HUJAN Jalan hidupku tak selalu tanpa kabut yang pekat Namun kasih-Mu nyata padaku pada waktu-Mu yang tepat Seperti pelangi sehabis hujan itulah janji setia-Mu Tuhan Di balik dukaku telah menanti harta yang tak ternilai dan abadi Mungkin langit pun tak terlihat tertutup awan tebal Namun hatiku kan tetap kuat oleh janji-Mu yang kekal Seperti pelangi sehabis hujan Itulah janji setia-Mu Tuhan Di balik dukaku telah menanti harta yang tak ternilai dan abadi BAPA ENGKAU SUNGGUH BAIK Bapa Engkau sungguh baik KasihMu melimpah dihidupku Bapa ku berterima kasih BerkatMu hari ini Yang Kau sediakan bagiku Ku naikkan syukurku Buat hari yang Kau bri Talk habis-habisnya Kasih dan rahmatMu Selalu baru dan tak pernah Terlambat pertolonganMu Besar setiaMu disepanjang hidupku 38
ALLAH ITU BAIK Allah itu baik Sungguh baik bagiku Ditunjukkan-Nya kasih setia-Nya Dia menyediakan yang kuperlukan Menyatakan kebaikan (2x) Menyatakan kebaikan-Nya padaku Kasih setia-Nya tak pernah berubah Dulu, s’karang dan s’lamanya Ajaiblah kuasa dalam nama-Nya Yesusku luarbiasa KASIH DARI SURGA Kasih dari Surga memenuhi tempat ini Kasih dari Bapa surgawi Kasih dari Yesus mengalir di hatiku Membuat damai di hatiku Mengalir kasih dari tempat tinggi Mengalir kasih dari tahta Allah Bapa Mengalir, mengalir, mengalir dan mengalir Mengalir memenuhi hidupku BAPA SURGAWI Bapa Surgawi ajarku mengenal Betapa dalamnya kasih-Mu Bapa Surgawi ajarku mengerti Betapa kasih-Mu padaku Semua yang terjadi di dalam hidupku Ajarku menyadari Kau s’lalu sertaku B’ri hatiku s’lalu bersyukur pada-Mu Kar’na rencana-Mu indah bagiku
39
TIAP LANGKAHKU Tiap langkahku diatur oleh Tuhan dan tangan kasihNya memimpinku Di tengah g'lombang dunia menakutkan hatiku tetap tenang teduh Reff :
Tiap langkahku, kutahu yg Tuhan pimpin Ke tempat tinggi 'ku dihantarnya Hingga sekali nanti aku tiba Di rumah Bapa Surga yang baka
Di waktu imanku mulai melemah dan bila jalanku, hampir sesat Ku pandang Juru S'lamatku Yang Esa aku kuat sebab Tuhan dekat ..... Reff KASIH Kasih pasti lemah lembut Kasih pasti memaafkan, kasih pasti murah hati. KasihMu, kasihMu ya Tuhan Ajarilah kami ini saling mengasihi Ajarilah kami ini saling memaafkan Ajarilah kami ini kasihMu ya Tuhan KasihMu kudus tiada batasnya.
40
41
42