ANALISIS METABOLOMIK NMR PADA SALIVA PASIEN YANG TERINDIKASI KANKER KELENJAR SALIVA IndriyantiWidyaratna Muthi’ah Rabbaniyyah
Faculty of Pharmacy University of Muhammadiyah Surakarta
PENDAHULUAN Kanker kelenjar saliva pertumbuhan kelenjar ludah (yang terletak di belakang rongga mulut dan mengeluarkan ludah untuk membantu mengeluarkan makanan) secara tidak normal
Merupakan 5-7% dari semua kejadian tumor ganas di kepala dan tenggorokan
LATAR BELAKANG Saat ini banyak penderita kanker kelenjar saliva yang tidak terdeteksi hingga mencapai stadium yang lebih lanjut.
Metabolomik merupakan suatu studi skala besar yang dapat dilakukan untuk mencerminkan aktivitas bio-kimia dan keadaan sel tersebut.
Analisis metabolomik yang dilakukan berdasarkan NMR Spektroskopi dapat digunakan untuk mengidentifikasi Parotid Tumor pada saliva penderita kanker kelenjar saliva.
TUJUAN Mendeteksi dini penderita kanker kelenjar saliva
Meminimalisir Meningkatkan efek kematian penderita terapi pengobatan kanker kelenjar saliva kanker kelenjar saliva yang diakibatkan sebelum menyebar keterlambatan dan bertambah ganas deteksi sel kanker
DATA DAN METODE ANALISIS
Analisis data terhadap konsentrasi metabolik menggunakan PRincipal COmponent Normalization Algorithm (PRICONA) atau biasa disebut dengan PCA
Variasi proporsional NMR digambarkan oleh faktor normalisasi dan normalisasi konstan yang dihitung sebagai nilai relatif terhadap seluruh normalisasi.
METODE PENELITIAN Karakteristik Sampel - Sampel berasal dari 59 peserta berusia antara 35-65 tahun dari DepartemenTHT, DEA III Liv. Nocera-Pagani, Salerno dari Juli 2014-Juli 2016
SAMPLING Menggunakan SOP yang sesuai
dengan kualitas pengumpulan sampel saliva untuk analisis metabolomik
SAMPLE PREPARATION Saliva dikumpulkan dan disimpan dalam Sartstedt Salivette pada suhu -80⁰C dalam wadah botol Greiner kriogenik.
Sampel dicairkan pada suhu kamar dan di sentrifus dengan kecepatan rotasi 3000 rpm
Diambil sebanyak 425 µL dari masing-masing sampel ditambahkan dengan 25 µL kalium fosfat buffer 1 m (pH 7,4) dan 10 µL D2O.
Sedangkan Trimethylsilyl asam propionat-2,2,3,3-d4, garam natrium (TSP 0,1% di D2 O) digunakan sebagai referensi internal untuk penyelarasan dan kuantifikasi sinyal NMR.
PROSES NMR SPEKTROSKOPI
Penelitian dengan NMR dilakukan dengan menggunakan spektrometer Bruker DRX600, yang dilengkapi dengan 5 mm triple resonansi z-gradien. Cryoprobe. TOPSPIN versi 3.0 yang digunakan untuk kontrol spektrometer dan pengolahan data.
Penelitian 1 D NOESY diperoleh pada urutan 300 K untuk menekan resonansi air.
Analisis data multivariet • SIMCA-P software • Konsentrasi rata-rata yang didapat dianalisis dengan PCA sampel homogen • Model divalidasi dengan teknik cross validasi untuk menghitung variasi (R2Y) dan kemampuan prediktif (Q2). • Hanya metabolit dengan variabel yang penting akan diklasifikasi dalam objek yang penting untuk dianalisis dengan PLS –DA • Semua perbedaan sebelum perlakuan akan menunjukkan hasil yang baik saat kalibrasi dan cross validasi (sekitar 90%).
RESULT Pada masing-masing sampel, diidentifikasi sebanyak 38 senyawa
metabolit terkandung di dalam saliva. Konsentrasi rata-rata metabolit saliva pada pasien yang disertai dengan spektrum 1H NMR dapat dilihat pada gambar berikut:
Nilai perbedaan pada subjek yang terinfeksi tumor arotid ditunjukkan dengan signifikasi (p<0.05). Metabolit dengan perbedaan yang signifikan diindikasikan dengan asterisks.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar 1, saliva sampel yang
terkena tumor parotid jika dibandingkan dengan sampel yang sehat, terbukti mengandung lebih banyak senyawa D-glucose, L-alanine, L-proline, L-threonine, L-serine, myoinos-itol, Lleucine dan L-valine Sebaliknya, sampel patologis yang digunakan menunjukkan konsentrasi senyawa formate, hypoxantine, succinate dan pyruvic acid yang lebih rendah (perbedaan signifikasi pada p<0.05).
• Data hasil analisis akhir yang digunakan untuk PCA dihasilkan dalam diferensiasi dua grup sampel sebelumnya yang kemudian digunakan untuk elaborasi supervised model PLS-DA
• Hasil penampakan menggunakan PLS-DA dapat menunjukkan senyawa metabolit yang bertanggungjawab terhadap perbedaan kandungan senyawa antara sampel patologis dan sampel pendonor yang sehat. Pada umumnya, rendahnya kandungan Lalanine, L-leucine, lac-tate, isopropyl alcohol, L-tyrosine, glycine dan glycerol adalah merupakan karakteristik dasar pada saliva pria
DISKUSI Manalisis data yang tepat untuk NMR PCA algoritma dan statistik analisis data multivariat.
Beberapa data pada hasil analisis PCA, menunjukkan adanya senyawa metabolik yang abnormal dan signifikan dengan senyawa pada penderita kanker saliva.
Pemeriksaan menunjukkan adanya perubahan senyawa alanin, aspartat, glutamat, leusin, serta glisin dan serin pada jalur metaboik.
Laki-laki memiliki faktor resiko terkena kanker saliva lebih tinggi. Hasil dari analisis statistik PCA menunjukkan menunjukkan bahwa senyawa L-alanin, L-leusin, laktat, glisin, L-tirosin, gliserol, isopropil alkohol merupakan metabolit khas pada patalogi pasien laki-laki
L-alanin, glisin dan L-fenilalanin ditemukan dalam beberapa kanker (ex: payudara, pankreas, dan mulut), dan baru-baru ini ditemukan dalam tumor tiroid papiler.
Sel kanker tersebut mengembangkan mode oportunistik akuisisi nutrisi, sehingga makin meningkatnya modifikasi jalur metabolik tertentu yang melibatkan perubahan pada senyawa-senyawa tersebut.
Sehingga abnormal yang terdapat pada asam amino spesifik tersebut dapat dibuktikan dari analisis metabolisme, yang mungkin ditafsirkan sebagai sinyal sel tumor parotiod yang mengubah metabolisme asam amino dengan menambahkan nitrogen yang kaya nutrisi dan bahan yang sesuai
KESIMPULAN Air liur adalah akses yang paling mudah didapatkan dan informatif biofluid yang ideal digunakan untuk mendeteksi dengan cepat penyakit, seperti kanker dan partikel oral kanker.
NMR dari metabolomik memungkinkan untuk mengidentifikasi 38 partikel metabolit dalam sampel sativa pasien. Korelasi yang terbentuk kecil tetapi signifikansi dapat dilihat antara karakteristik dan beberapa metabolit dari pasien