Analisis Faktor

  • Uploaded by: Mawa Collection
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Faktor as PDF for free.

More details

  • Words: 2,055
  • Pages: 15
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemuda dalam Beternak Sapi Pedaging : Studi Kasus di Desa Setrorejo Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah

PROPOSAL PENELITIAN

Kaninda Adiasti

175050100111028

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 1.3 Tujuan ............................................................................................................... 1.4 Manfaat ............................................................................................................. 1.5 Kerangka Pikir .................................................................................................. 1.6 Hipotesa ............................................................................................................ BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB III MATERI DAN METODE 3.1 Lokasi ................................................................................................................ 3.2 Waktu ................................................................................................................ 3.3 Materi ................................................................................................................ 3.4 Metode .............................................................................................................. 3.5 Analisis Data BAB IV DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan pangan merupakan salah satu hal terpenting dalam pembangunan nasional, karena pangan memiliki arti penting dalam mewujudkan stabilitas ketahanan nasional. Ketersediaan pangan memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama makanan yang pada dasarnya merupakan kebutuhan primer manusia. Pemenuhan pangan yang cukup aman dan berkualitas merupakan tuntutan bagi setiap negara. Apabila dalam suatu negara tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan penduduknya sendiri maka semakin memperbesar peluang negara tersebut bergantung dengan negara lain dan akan menimbulkan terganggunya stabilitas perekonomian. Ketahanan pangan merupakan salah satu isu strategis dalam pembangunan suatu negara (Simatupang 2007) Indonesia memiliki potensi besar untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, hal ini dikrenakan Indonesia merupakan negara agraris dimana lahan pertaniannya luas. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk di Indonesia kebutuhan pangan juga semakin meningkat. Menurut World Bank tahun 2017 jumlah penduduk Indonesia mencapai 264 juta jiwa.Namun sayangnya ketersediaan pangan di Indonesia justru cenderung fluktuatif. Hal tersebut sesuai dengan data kementrian pertanian yang diterbitkan pada tahun 2018 yang memperlihatkan grafik ketersediaan pangan komoditas penting tahun 2013-2017 seperti pada gambar berikut.

Salah satu kebutuhan pangan yang cukup penting adalah Daging sebagai protein bagi masyarakat Indonesia. Seperti yang diketahui produksi daging ruminansia di Indonesia belum mampu

mencukupi kebutuhan masyarakat Indonesia. Berdasarkan data kementrian pertanian (2018) konsimsi daging ruminansia pada tahun 2015 hingga 2017 lebih besar daripada produksinya.

Tabel Produksi dan Konsumsi Daging Ruminansia 800,000 700,000 600,000 500,000 400,000 300,000 200,000 100,000 0 2015

2016 Produksi

2017 Konsumsi

(Ton/Tahun)

Dari tabel diatas diketahui bahwa produksi daging ruminansia tertinggi adalah pada tahun 2016 yaitu mencpai 478.000 ton dan konsumsi daging tertinggi adalah pada tahun 2016 yaitu mencapai 754.743 ton. Disisi lain dari tahun 2015 hingga tahun 2017 kebutuhan daging selalu lebih tinggi dibandingkan dengan produksi daging. Hal ini seharusnya menjadi perhatian khusus bagi pemerintah terlebih lagi konsumsi daging sapi di Indonesia perkapita pertahun masih tergolong rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hanum.T.A dan Wiwit S (2018) yang menyatakan bahwa konsumsi daging sapi harian orang Indonesia rata-rata hanya 5,7 gram. Nilai ini jauh dari konsumsi negara-negara berpendapatan rendah di dunia seperti Tanzania, Haiti dan Ethiopia yang masing-masing konsumsi daging sapi hariannya mencapai 12,3 gram, 9,2 gram dan 8,3 gram. Konsumsi daging sapi di Indonesia memang terbilang meningkat untuk 16 tahun belakangan ini.

Sama halnya dengan Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Wonogiri memiliki potensi dibidang pertanian dan peternakan karena wilayahnya yang cukup luas sehingga memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensinya. Hal ini bisa dilihat bahwa sektor penyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi di kabupaten Wonogiri disumbang oleh sektor pertanian, perikanan dan kehutanan.

Grafik PDRB Menurut Lapangan Usaha (Persen), 2014-2016 40 35

34.23

33.65

32.86

15.22

15.49

16

3.24 0.07 0.06 2014

3.4

3.32 0.07 0.06 2016

30 25 20 15 10 5 0

0.07 0.06 2015 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Pengadaan Listrik dan Gas

Pengadaan Air, Pengelolaan sampah, Limbah dan Daur Ulang

Berdasarkan data diatas

sektor Pertanian ,Kehutanan, dan perikanan menjadi penyumbang

pertumbuhan ekonomi yang paling tingi yaitu mencapai angka 32,86 persen. Namun pada faktanya kontribusi sektor pertanian kian hari kian menurun meski sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi tertinggi di Kabupaten Wonogiri. Hal ini tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah ketertarikan tenaga kerja khususnya pemuda ke sekto pertanian atau peternakan masih tergolong rendah, mereka lebih memilih sektor lain yaitu sektor industri pengolahan. Para pemuda di desa lebih memilih merantau atau bekerja dibidang lain dibandingkan sektor pertanian termasuk sektor peternakan

hal ini dikarenakan pandangan pemuda terhadap usaha peternakan merupakan suatu usaha yang hasilnya tidak pasti, serta untuk mendapatkan keuntungan membutuhkan waktu yang lama. Hal ini dibuktikan dengan data Wonogiri Dalam Angka 2015 menyebutkan bahwa produktivitas daging sapi dan populasi Sapi di Wonogiri fluktuatif cenderung menurun.

Produksi Daging Sapi (Kg) 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 0 2011

2012

2013

2014

2015

Produksi Daging Sapi (Kg)

Dari data tersebut produksi daging sapi mengalami penurunan yang cukup drastishal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah program swasembada daging yang menyebabkan pengurangan kuota impor daging sapi. Seiring dengan harapan pencapaian target PSDS 2014, pemerintah mulai tahun 2011 menata impor dengan memangkas jumlah impor sapi bakalan dan daging beku (Daryanto, 2011). Pemangkasan ini tentunya menyebabkan kelangkaan populasi sapi potong sehingga menyebabkan penurunan produksi daging sapi yang ada di Wonogiri. Baturetno merupakan salah satu kecamatan yang ada di Wonogiri yang memiliki jumlah penduduk sebanyak 49.495 jiwa. Mata pencaharian masyarakat baturetno cukup beragam diantaranya pedagang, wiraswasta, petani tadah hujan dan peternak. Sebagian besar masyarakat yang bermata pencahrian sebagai petani juga menjadikan beternak sebagai salah satu profesi sampingan. para petani mengganggap bahwa beternak merupkan usaha yang tidak pasti hasilnya dan untuk mendapatkan hasil membutuhkan waktu yang lama. Tak jarang peternak menganggap hewan ternaknya sebagai tabungan

bukan sebagai hewan ternak yang harus dikembangkan. Hal ini juga mempengaruhi minat beternak para pemuda yang ada di Baturetno. Tidak heran bila pekerjaan pemuda di baturetno sebagai peternak jarang di temui. Para pemuda lebih memilih untuk bekerja di industri pengolahan dalam kota maupun luar kota karena mereka menganggap bahwa pekerjaan di bidang industri lebih menjanjikan daripada harus bekerja sebagai seorang peternak ataupun seorang petani. Pekerjaan di sektor pertanian dinilai kurang menguntungkan bagi pemuda, terlebih lagi bagi pemuda yang memiliki gengsi yang tinggi merasa malu bekerja di sektor pertanian.( Ummah I,C 2017). Minat pemuda terhadap pertanian dan peternakan yang cukup rendah ini dapat mengakibatkan penurunan produktivitas hasil pertanian dan peternakan di Kecamatan Baturetno. Hal ini cukup memprihatinkan di era globalisasi ini bukan tidak mungkin pemuda di pedesaan memandang buruk usaha di sektor pertanian dan peternakan. Seperti yang terjadi di Desa Setrorejo dimana mayoritas pemudanya lebih memilih untuk bekerja di industri yang berda di luar kota sehingga sedikit pemuda yang mau meneruskan usaha orang tuanya dalam bertani dan beternak. Minimnya minatpemuda ini menyebabkan penurunan produktivitas sektor pertanian dan peternakan. Berdasarkan uraian diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk menbuktikan faktor faktor yang mempengaruhi minat pemuda dalam beternak sapi pedaging di Desa Setrorejo Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah

polapikir dapat mempengaruhi minat beternak pemuda yang ada di Desa

Setrorejo Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri? 2. Bagaimana pengaruh sosial dan ekonomi terhadap minat pemuda di Desa Setrorejo Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri dalam beternak sapi pedaging 3. Bagaimana kebijakan pemerintah mempengaruhi minat beternak pemuda yang ada di Desa Setrorejo?

1.3 Tujuan 1.

Menganalisis pola pikir positif dan polapikir negatif yang dapat mempengaruhi minat pemuda dalam beternak sapi perah di Desa Setrorejo Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri

2.

Mengetahui seberapa besar pengaruh sosial ekonomi terhadap minat beternak pemuda dalam beternak sapi perah di Desa Setrorejo Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri

3.

mengetahui pengaruh kebijakan pemerintah terhadap minat beternak pemuda di Desa Setrorejo Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri

1.4 Manfaat 1.

Memberikan informasi kepada masyarakat terutama kepada pemuda mengenai luasnya peluang usaha di bidang petrnakan sapi potong.

2.

Mengetahui kendala yang menghambat produktivitas sektor pertanian dan peternakan terutama di bidang usaha sapi pedaging.

3.

Memberikan informasi mengenai potensi daerah yang dapat dikembangkan terutama dibidang peternakan.

4.

Memberikan kontibusi dalam peningkatan produktivitas pangan khusunya daging sapi.

1.5 Kerangka Pikir

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Minat Pemuda dalam Beternak Sapi Pedaging Pola Pikir Pemuda

Sosial dan Ekonomi Masyarakat

Kebijakan pemerintah

1.6 Hipotesa Pola pikir pemuda, keadan sosial dan ekonomi serta kebijakan pemerintah mempengaruhi minat pemuda yang ada di Desa Setrorejo Kecamatan Baturetni Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah untuk beternak sapi potong.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Saat ini masih banyak pemuda yang berpikir bahwa dunia peternakan identik dengan bau, kotor, kumuh, jorok, rugi dan mati.(Daniar,G.R dkk 2016) Sistem pertanian terpadu merupakan sistem usahatani yang menggabungkan beberapa macam sub-sektor pertanian secara bersamaan seperti peternakan dan pertanian, peternakan dan kehutanan, pertanian dan perkebunan agar limbah dari salah satu sub-sektor tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber pemasukan bagi sub-sektor yang lain. (Ummah,I.C 2017) Tingkat intelegensi menggambarkan kemampuan petani mempertimbangkan berbagai pilihan yang ada dalam mengelola usahatani dan memprediksi manfaat penerapan teknologi. Faktor ini berpengaruh positif nyata pada persepsi petani terhadap penyuluhan. (Indrianingsih, K.S 2011) Pertumbuhan tersebut dinilai sangat lambat, dan bahkan beberapa wilayah sentra produksi jumlah sapi mengalami penurunan. Sebenarnya diperlukan sensus jumlah sapi seluruh Indonesia, sehingga dapat diketahui sumber khasanah ini secara rinci dan tepat sehingga kita dapat lebih mudah memecahkan masalah sektor produksi (Yusdja,y dan Nyak,I 2004) Pertambahan jumlah penduduk yang diiringi dengan peningkatan pendapatan dapat dipastikan akan mendorong permintaan terhadap produk peternakan secara kuantitas maupun kualitas. (Dwiyanto,K dan Atien P 2009). Pengembangan aktivitas agrowisata secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan persepsi positif petani serta masyarakat akan arti pentingnya pelestarian sumber daya lahan pertanian. ( Budiarti, dkk 2013) Ketidakmampuan sumberdaya lokal dari Indonesia untuk memnuhi kebutuhan daging nasional serta tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap keberadaan sapi impor menunjukan bahwa mindset bisnis peternak lokal masih kalah dari negara lain. Peternak lokal yang cenderung

memelihara sapi dalam satuan mikro tentu tidak mampu bersaing dari pengusaha Australia yang memelihara dan menjualbelikan sapi dalam jumlah yang besar.(Marhendra.A.V.H dkk 2014)

Secara keseluruhan kesejahteraan petani pola pertanian terpadu tanaman hortikultura dan ternak sudah sejahtera (Siswati dan dini 2014) Jenis program tersebut di antaranya adalah Pengembangan Sistem Integrasi Padi Ternak secara terpadu (SIPT), yaitu program peningkatan produksi daging dengan mendorong populasi sapi produktif melalui perbaikan manajemen pemeliharaan, ketersediaaan pakan dan mutu genetis.(Winarso,B dkk 2015)

BAB III MATERI DAN METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus selama 7 hari yaitu mulai dari tanggal 7-14 Agustus 2019 di Desa Setrorejo Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah . Lokasi ini merupakan lokasi yang banyak terdapat pemuda yang mulai produktif atau mulai bekerja. 3.2 Materi 1. Penelitian ini melibatkan pemuda Desa Setrorejo yang mulai bekerja atau sedang mencari pekerjaan. 2. Peralatan yang digunakan yaitu berupa kuisioner dan alat tulis guna mendapatkan data yang diinginkan. 3.3 Metode Metode pengumpulan data penelitian ini adalah: 1. Observasi, yaitu melakukan pengamatan secara langsung dalam mengumpulkan data dengan mengamati lingkungn dan aktivitas pemuda yang ada di Desa Setrorejo 2. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan cara melakukan wawancara dengan pemuda yang ada di Desa Setrorejo. 3. Kuisioner, yaitu pengumpulan data yang dikumpulkan dari peternak berupa daftar pertanyaan yang telah dibuat untuk peternak. 3.4 Variabel Parameter yang digunakan dalam penelitian ini yaitu meliputi : pola pikir negatif dan pola pikir positif pemuda, jumlah pendapatan pemuda, program program yang mendukung peternakan sapi potong.

3.5 Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Regresi Linear Berganda yang bertujuan untuk mengetahui/memprediksi adanya pengaruh sosial ekonomi (pendapatan, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, status

social)terhadap minat pemuda dalam beternak sapi potong. Dengan menggunakan SPSS 22.0 for windows. Adapun persamaan dari Regresi Berganda adalah sebagai berikut (Algifari, 2000) : Y1 = a+ b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ e Keterangan : Y = Minat Pemuda dalam Beternak Sapi Potong a = konstanta X1= Pendapatan X2= Kebijakan Pemerintah X3= Lingkungan Masyarakat X4= Status Sosial dan ekonomi b1 b2 b3 dan b4= koefisien regresi variable X1, X2, X3, dan X4 e = standar error

BAB IV DAFTAR PUSTAKA Budiarti1,T.

Suwarto.

Istiqlaliyah.M

.2013.

Pengembangan

Agrowisata

Berbasis

Masyarakat pada Usahatani Terpadu guna Meningkatkan Kesejahteraan Petani dan Keberlanjutan Sistem Pertanian. Jurnal Pertanian Indonesia. 18 (3) Daniar,G.R. Bambang, A.N dan Eko ,N .2016. Persepsi dan minat pemuda terhadap agribisnis sapi Madura (Studi di Kecamatan Waru, Kabupaten Pamekasan). Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 24 (3) Diwyanto,K dan Atien.P .2009. Pengembangan Industri Peternakan Berbasis Sumber Daya Lokal1). Pengembangan Inovasi Pertanian 2(3) Indraningsih.K.C.2011. Pengaruh Penyuluhan Terhadap Keputusan Petani Dalam Adopsi Inovasi Teknologi Usahatani Terpadu. Jurnal Agro Ekonomi. 29 .(1) Marhendra,A.V.H. Zainul.A dan Yusri.A.2014. Analisis Dampak Kebijakan Pembatasan Kuota Impor Sapi Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Pada Pt Great Giant Livestock (Gglc), Lampung Tengah- Lampung). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). 13.(1) Siswati,L dan Rini,N.2014. Kesejahteraan Petani Pola Pertanian Terpadu Tanaman Hortikultura Dan Ternak. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. Jurnal Ilmiah IlmuIlmu Peternakan.Vol 17(1) Ummah,I.C.2017. Persepsi Pemuda Terhadap Sistem Pertanian Terpadu Di Desa Nglanggeran Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul

Yusdja,Y dan Nyak,I.2004. Tinjauan Kebijakan Pengembangan Agribisnis Sapi Potong. AKP.2.(2) Winarso,W. Rosmiyati.S,dan Chaerul.M.2005. Tinjauan Ekonomi Ternak Sapi Potong Di Jawa Timur. Forum Penelitian Agro Ekonomi.23.(1)

Related Documents


More Documents from "mina"