Analisa Keuangan (arus Kas)

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisa Keuangan (arus Kas) as PDF for free.

More details

  • Words: 3,783
  • Pages: 14
PERTEMUAN KE-9 MATA KULIAH : ANALISA LAPORAN KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI : AKUNTANSI Materi :

Dividen dan Earning Per Share Menurut Zaki Baridwan (2003) “laba per lembar saham (earning per share) adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode (biasanya satu tahun) untuk tiap saham yang beredar”. Menurut Abdul halim (2005) : “laba per lembar saham (earning per share) adalah Perbandingan antara keuntungan bersih setelah pajak yang diperoleh emiten dengan jumlah saham yang beredar” Menurut SAK No. 56 mendefinisikan Laba Per Lembar atau Earning Per Share (EPS) dasar sebagai: ”Jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham bisa yang beredar selama periode pelaporan”. Larson dkk (2002:579) mendefinisikan Laba per lembar saham sebagai berikut: ”earning per share also called net income per share is the amount of income earned per each share of company’s outstanding common stock”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan EPS adalah laba yang hanya tersedia hanya untuk saham biasa yang beredar selama satu periode. EPS dasar seperti dikemukakan sebelumnya juga dapat dipengaruhi oleh adanya stock dividend (dividen saham). Dividen saham merupakan distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada para pemegang saham (Kieso:2002). Transaksi dalam pembagian dividen saham disebut sebagai “Non reciprocal Transaction” atau bukan transaksi timbal balik karena disatu sisi perseroan mengeluarkan atau menerbitkan saham untuk pemegang saham tapi di lain sisi, perseroan tidak menerima apapun dari hasil penerbitan saham tersebut. Tidak ada aktiva yang dibagikan bukan merupakan aktiva bagi perseroan yang mengeluarkan dividen saham tersebut.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ABDUL ROSID,SE,MM ANALISA LAPORAN KEUANGAN

2.1. Dividen Tunai Manajemen mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan: 1) dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen, dan 2) diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Pada umumnya sebagai EAT di bagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi di investasikan kembali. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang besarnya EAT yang dibagikan sebagai dividen. Pembuatan keputusan tentang dividen ini disebut kebijakan dividen. Menurut Lukas Setia Atmaja (2003:285) Persentase deviden yang dibagi atau cash dividen dari EAT disebut “Divident Payout Ratio”. Kebijakan dalam pembagian dividen masih menjadi masalah kontroversi, karena apakah pemegang saham lebih suka peusahaan membagikan laba sebagai dividen tunai atau perusahaan membeli kembali saham atau mengguankan kembali laba itu dalam operasi atau biasa disebut laba ditahan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Bambang Riyanto (2001:281) mendefinisikan kebijakan dividen sebagi berikut: Politik

dividen

adalah

bersangkutan

dengan

penentuan

pembagian

pendaptan(earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan, yagn berarti pendaptan tersebut harus ditahan di dalam perusahaan. Sedangkan menurut Sundjaja dan Barlian (2003:390) mendefinisikan kebijakan dividen sebagai berikut: “Kebijakan dividen adalah rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen”. Dan menurut Weston dan Brigham (1990:198) mendefinisikan kebijakan deviden sebagia berikut: “kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen adalah rencana pembagian pendapatan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen, apakah dividen akan dibayarkan atau harus ditahan dalam perusahaan sebagai laba ditahan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ABDUL ROSID,SE,MM ANALISA LAPORAN KEUANGAN

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden 1.

Peraturan Hukum a) Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa, deviden dapat dibayar dari laba tahun-tahun yang lalu dan tahun berjalan b) Peraturan mengenai indakan yang merugikan modal. Mwelindungi para kreditur, dengna melarang pembayaran deviden yang berasal dari modal c) Peraturan mengenai tak mampu bayar. Perusahaan boleh tidak membayar deviden jika tidak mampu

2.

Posisi Likuidasi

Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun terdahulu sudah diinvestasikan dalam bentuk mesin dan peralatan, persediaan dan barang-barang lainnya, bukan disimpan dalam bentuk uang tunai. Oleh karena itu suatu perusahaan yang keuntungannya luar biasa mungkin saja tidak dapat membayar dividen karena keadaaan likuiditasnya. 3.

Mambayar Pinjaman Jika perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas usahanya atau untuk pembiayaan lainnya maka ia dapta melunasi pinjamannya pada saat jatuh tempo atau ia dpat menyisihkan cadangan-cadangna untuk melunasi pinjaman itu nantinya. Jika diputuskan bahwa pinjaman itu akan dilunasi, maka biasanya harus ada laba ditahan. 4.

Kontrak Pinjaman

Kontrak pinjaman, apalagi jika menyangkut pinjaman jangka panjang, seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai. Pembatasan-pembatasan yang dimaksudkan untuk melindungi para kreditur yaitu: 

Dividen yang akan datang hanya boleh dibayar dari keuntungan yang diperoleh sesudah ditandatanganinya kontrak pinjaman (artinya tidak boleh dibayarkan dari laba tahun lalu yang ditahan)



Dividen tidak boleh dibayarkan jika modal kerja bersih jumlahnya lebih kecil dari suatu jumlah tertentu. Begitu pula persetujuan mengenai saham preferen biasanya menyatakan bahwa dividen atas saham biasa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ABDUL ROSID,SE,MM ANALISA LAPORAN KEUANGAN

tidak boleh dibayarkan sebelum semua dividen atas saham preferen selesai dibayar. 5.

Pengembangan Aktiva

Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhannya untuk membiayai pengembangan aktiva perussahaan. Semakin banyak dana yang dibutuhkan di kemudian hari, smakin banyak laba yang harus ditahan dan tidak dibayarkan. 6. Tingkat Pengembalian Tingkat pengembalian atas asset menentukan pembagian laba dalam bentuk dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan kembali di dalam perusahaan maupun di tempat lain. 7. Stabilitas Keuntungan Perusahaan

yang

keuntungannya

relatif

teratur

seringkali

dapat

memperkirakan bagaimana keuntungan di kemudian hari. Maka perusahaan seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen dengna persentasi yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yagn keuntungannya berfluktuasi. 8. Pasar Modal Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan profitabilitas yagn tinggi dasn keuntungan yagn teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau memperoleh

macam-macam

dana

dari

luar

untuk

pembiayaannya.

Perusahaan kecil yang masih baru atau yang agak gegabah akan terlalu berisiko bagi para calon debitur. Perusahaan yang sudah mantap akan mempunyai

tingkat

dividen

yang

lebih

tinggi

dibandingkan

dengan

perusahaan kecil atau yagn masih baru. 9. Kendali Perusahaan Jika perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan intern maka pembayaran

dividen

akan

berkurang.

Kebijakan

ini

dijalankan

atas

pertimbangan bahwa menambah modal dengan menjual saham biasa akan mengurangi pengendalian atas perusahaan itu oleh golongan pemegang saham yang kini sedang berkuasa. Selain itu penjualan saham tambahan akan memperbesar risiko berfluktuasinya keuntungan bagi para pemegang saham. 10. Keputusan Kebijakan Dividen Hamper semua perusahaan ingin mempertahankan dividen per saham pada tingkat yang konstan. Tetapi naiknya dividen selalu terlambat dibandingkan dengan naiknya keuntungan. Artinya dividen itu baru akan dinaikan jika Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ABDUL ROSID,SE,MM ANALISA LAPORAN KEUANGAN

sudah jelas bahwa menignkatnya keuntungan itu benar-benar mntap dan nampak cukup permanent. 2.2.3 Deviden Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan yang lebih baik bagi perusahaan tersebut di satu pihak, namun di pihak lain perusahaan menginginkan dapat membayar deviden kepada para pemegang saham. Kedua hal tersebut sangat bertentangan sehingga sulit untuk dilakukan keduaduanya dalam waktu yang bersamaan. Sebab semakin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang dapat ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan. Kalau perusahaan ingin menahan

sebagian

besar

dari

pendapatannya

berarti

bagian

untuk

pembayaran dividen adalah makin kecil. Menurut Bapepam dividen adalah “Porsi keuntungan perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham”. Darmaji dan fakhrudin (2001:9) mendefinisikan dividen sebagai berikut: “Dividen yaitu pembagian keuntungna yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut akan keuntungan yang dihasilkan perusahaan.” Husnan dan Pudjiastuti menefinisikan dividen sebgai berikut: “dividen adalah laba yang diperoleh oleh perusahaan dan tersedia bagi pemegang saham. Dari definisi dividen diatas, dapat diartikan dividen adalah laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan kepada para pemegang saham. Pada umumnya dividen dibagikan secara teratur dalam interval waktu yang tetap. Misalnya tiap tahun, 6 bulan dan sebagainya. Tetapi kadang-kadang dilakukan pembagian dividen tambahan selain pada waktu-waktu tertentu. Menurut Baridwan (2003: 434) dividen yang dibagikan kapada para pemegang saham bias berupa: 1. Cash dividen Yang dimaksud cash dividen adalah dividen dalam bentuk kas.Dividen jenis ini paling umum dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Besar kecilnya dividen yang dibagikan tergantung dari pembatasanpembatasan oleh undang-undang, konrtrak-kontrak dari jumlah uang tunai yang dimiliki dan tersedia dalam perusahaan. 2. Property Dividen (Aktiva dividen selain kas) Property dividen biasa disebut sebagai dividen barang yaitu, dividen yang dibagikan dalam bentuk aktiva selain Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

kas. Aktiva yagn dibagikan bias ABDUL ROSID,SE,MM ANALISA LAPORAN KEUANGAN

berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, barang dagangan atau aktiva lain. 3. Scrip Dividen (dividen utang) Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagikan itu saldonya mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak mencukupi. Sehingga pimpinan perusahaan akan mengeluarkan scrip dividens yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan dating. Scrip dividens ini mungkin berbunga, mungkin juga tidak. 4. Liquidating dividen (Dividen likuidasi) Yang dimaksud dengan dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal. Dividen ini tercatat dengan mendebit rekening pengembalian modal yang dalam neraca di laporkan sebagai pengurangan modal saham. 5. Stock dividen Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham yang dimilikinya. Dividen saham biasa dibagikan sebagai berikut: 

Dividen saham bisa berupa saham yang jenisnya sama, misalnya dividen saham biasa untuk pemegang saham biasa atau dividen saham prioritas untuk pemegang saham prioritas, disebut dividen saham biasa.



Dividen saham berupa saham yang jenisnya berbeda, misalnya dividen saham prioritas untuk pemegang saham biasa atau dividen saham biasa untuk pemegang saham prioritas disebut dividen saham spesial (khusus)

2.2.4 Deviden Tunai Dividen tunai sangat diharapkan oleh para pemegang saham, kerena dividen tunai merupakan pengembalian utama yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan investor. Darmaji dan Fakhrudin (2001:127) mendefinisikan deviden tunai sebagai berikut: ”Deviden tunai merupakan deviden yang diberikan emiten ke pemegang saham dalam bentuk uang tunai”. Dan Zaki Baridwan (2003:434) mendefinisikan deviden tunai sebagai berikut: ”Deviden adalah pembagian laba kepada para pemegang saham PT yagn sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki”.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ABDUL ROSID,SE,MM ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Sedangkan Bambang Riyanto (2001:265) mendefinisikan deviden tunai: ”Deviden tunai adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investor”. Dan Sundjaja dan Barlian (2003:437) mendefinisikan deviden tunai sebagai berikut: ”Deviden tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan deviden berupa uang tunai dalamjumlah rupiah tertentu untuk setiap saham”. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa deviden tunai adalah bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang. Biasanya deviden dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian deviden tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Deviden yang dibagi oleh perusahaan bisa berbentuk kas (cash deviden), deviden utang (scrip deviden), deviden likuidasi dan deviden saham. Baridwan pun mengatakan ”Apabila deviden yang dibagikan itu berbentuk selain uang tunai maka akan dicatat denga judul yang sesuai. Jika dengna istilah deviden saja, maka yang dimaksudkan adalah deviden kas. Deviden jelas lebih bergantung pada arus kas, yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar deviden, dibanding pada laba yang sangat dipengaruhi oleh praktek akuntansi serta hal-hal lain yang tidak mencerminkan kemampuan untuk membayar deviden. Keputusan deviden dapat mempengaruhi secarad signifikan kebutuhan pembiayaan ekternal perusahaan. Dengan kata lain jika perusahaan membutuhkan pembiayaan, maka semakin besar deviden tunai yang dibayarkan semakin besar jumlah pembiayaan yang harus diperoleh di ekternal melalui pinjaman atau penjualan saham. Pembagian deviden tunai kepada para pemegang saham merupakan perbandingan antara deviden yang diusulkan perusahaan dengan laba bersih sertelah pajak (EAT). Jumlah deviden tunai Deviden tunai = Laba bersih setelah pajak Menurut Suad Husnan (2002) mendefinisikan dividen sebagai berikut : ”Deviden adalah laba yang diperoleh oleh perusahaan dan tersedia bagi pemegang saham”. Menurut Zaki Baridwan (2003) dividen yang dibagikan kepada pemegang saham terdiri atas : a. Cash Dividen. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ABDUL ROSID,SE,MM ANALISA LAPORAN KEUANGAN

b. Property Dividen c. Dividen Utang d. Dividen Likudasi e. Stock Dividen Menurut bambang Riyanto (2001) mendefinisikan “dividen tunai adalah aliran kas yang dibayarkan kepada pemegang saham atau equity investor”. Dan menurut Zaki Baridwan (2003), mendefinisikan dividen tunai adalah “pembagian laba kepada pemegang saham yang sebanding dengan jumlah lemnbar yang dimiliki”. Pengertian Kebijakan Dividen Manajemen mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan: 1) dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk dividen, dan 2) diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Pada umumnya sebagai EAT di bagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi di investasikan kembali. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang besarnya EAT yang dibagikan sebagai dividen. Pembuatan keputusan tentang dividen ini disebut kebijakan dividen. Menurut Lukas Setia Atmaja (2003:285) Persentase deviden yang dibagi atau cash dividen dari EAT disebut “Divident Payout Ratio”. Kebijakan dalam pembagian dividen masih menjadi masalah kontroversi, karena apakah pemegang saham lebih suka peusahaan membagikan laba sebagai dividen tunai atau perusahaan membeli kembali saham atau mengguankan kembali laba itu dalam operasi atau biasa disebut laba ditahan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham tersebut dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Bambang Riyanto (2001:281) mendefinisikan kebijakan dividen sebagi berikut: Politik

dividen

adalah

bersangkutan

dengan

penentuan

pembagian

pendaptan(earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan, yagn berarti pendaptan tersebut harus ditahan di dalam perusahaan. Sedangkan menurut Sundjaja dan Barlian (2003:390) mendefinisikan kebijakan dividen sebagai berikut: “Kebijakan dividen adalah rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen”.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ABDUL ROSID,SE,MM ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Dan menurut Weston dan Brigham (1990:198) mendefinisikan kebijakan deviden sebagia berikut: “kebijakan dividen menyangkut keputusan untuk membagikan laba atau menahannya guna diinvestasikan kembali di dalam perusahaan”. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen adalah rencana pembagian pendapatan yang harus diikuti dalam membuat keputusan dividen, apakah dividen akan dibayarkan atau harus ditahan dalam perusahaan sebagai laba ditahan. Dividen Saham dan Tunai Kebijakan dividen (dividen policy) adalah keputusan mengenai apakah laba akan dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan untuk pembiayaan investasi dimasa depan (Agus Sartono, 1999:76). Dividen

merupakan

pembagian

laba

bersih

perusahaan

yang

didistribusikan ke pemegang saham, dividen itu sendiri bisa dibentuk tunai ataupun saham. Baik secara prinsip ataupun dampaknya dividen saham sama dengan bonus issue, berbeda denga dividen tunai, investor menerima sejumlah uang pada tanggal yang telah ditentukan sebagai tanggal pembagian. Pembagian dividen dalam bentuk saham merupakan salah satu kebijakan perusahaan yang diambil karena perusahaan mempunyai peluang investasi yang menguntungkan, sementara perusahaan tidak ingin menggunakan dana eksternal karena beberapa sebab. Selain itu pembagian dividen saham juga disebabkan oleh karena perusahaan tidak ingin harga sahamnya terlalu tinggi sehingga terjangkau oleh investor. Namun demikian dividen saham dapat juga untuk menggantikan dividen kas karena perusahaan mengalami kesulitan finansial dan kalau ini terjadi maka dividen saham tidak dapat mencerminkan prospek yang baik. Disamping yang sudah dijelaskan diatas beberapa jenis lain dari corporate action, yaitu Initial Public Offering (IPO), penambahan saham baik akibat dari konversi warrant, obligasi, ataupun rights. Jenis ini mempunyai perbedaan mendasar dimana corporate action kategori ini tidak memberikan dampak terhadap harga yang terjadi dipasar kecuali pencatatan penambahan saham baru. 2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Deviden 11.

Peraturan Hukum d) Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa, deviden dapat dibayar dari laba tahun-tahun yang lalu dan tahun berjalan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ABDUL ROSID,SE,MM ANALISA LAPORAN KEUANGAN

e) Peraturan mengenai indakan yang merugikan modal. Mwelindungi para kreditur, dengna melarang pembayaran deviden yang berasal dari modal f)

Peraturan mengenai tak mampu bayar. Perusahaan boleh tidak

membayar deviden jika tidak mampu 12.

Posisi Likuidasi

Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva tetap yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun-tahun terdahulu sudah diinvestasikan dalam bentuk mesin dan peralatan, persediaan dan barang-barang lainnya, bukan disimpan dalam bentuk uang tunai. Oleh karena itu suatu perusahaan yang keuntungannya luar biasa mungkin saja tidak dapat membayar dividen karena keadaaan likuiditasnya. 13.

Mambayar Pinjaman Jika perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas usahanya atau untuk pembiayaan lainnya maka ia dapta melunasi pinjamannya pada saat jatuh tempo atau ia dpat menyisihkan cadangan-cadangna untuk melunasi pinjaman itu nantinya. Jika diputuskan bahwa pinjaman itu akan dilunasi, maka biasanya harus ada laba ditahan. 14.

Kontrak Pinjaman

Kontrak pinjaman, apalagi jika menyangkut pinjaman jangka panjang, seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen tunai. Pembatasan-pembatasan yang dimaksudkan untuk melindungi para kreditur yaitu: 

Dividen yang akan datang hanya boleh dibayar dari keuntungan yang diperoleh sesudah ditandatanganinya kontrak pinjaman (artinya tidak boleh dibayarkan dari laba tahun lalu yang ditahan)



Dividen tidak boleh dibayarkan jika modal kerja bersih jumlahnya lebih kecil dari suatu jumlah tertentu. Begitu pula persetujuan mengenai saham preferen biasanya menyatakan bahwa dividen atas saham biasa tidak boleh dibayarkan sebelum semua dividen atas saham preferen selesai dibayar.

15.

Pengembangan Aktiva

Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhannya untuk membiayai pengembangan aktiva perussahaan. Semakin banyak dana yang dibutuhkan di kemudian hari, smakin banyak laba yang harus ditahan dan tidak dibayarkan. 16. Tingkat Pengembalian Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ABDUL ROSID,SE,MM ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Tingkat pengembalian atas asset menentukan pembagian laba dalam bentuk dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan kembali di dalam perusahaan maupun di tempat lain. 17. Stabilitas Keuntungan Perusahaan

yang

keuntungannya

relatif

teratur

seringkali

dapat

memperkirakan bagaimana keuntungan di kemudian hari. Maka perusahaan seperti itu kemungkinan besar akan membagikan keuntungannya dalam bentuk dividen dengna persentasi yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yagn keuntungannya berfluktuasi. 18. Pasar Modal Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan profitabilitas yagn tinggi dasn keuntungan yagn teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau memperoleh

macam-macam

dana

dari

luar

untuk

pembiayaannya.

Perusahaan kecil yang masih baru atau yang agak gegabah akan terlalu berisiko bagi para calon debitur. Perusahaan yang sudah mantap akan mempunyai

tingkat

dividen

yang

lebih

tinggi

dibandingkan

dengan

perusahaan kecil atau yagn masih baru. 19. Kendali Perusahaan Jika perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan intern maka pembayaran

dividen

akan

berkurang.

Kebijakan

ini

dijalankan

atas

pertimbangan bahwa menambah modal dengan menjual saham biasa akan mengurangi pengendalian atas perusahaan itu oleh golongan pemegang saham yang kini sedang berkuasa. Selain itu penjualan saham tambahan akan memperbesar risiko berfluktuasinya keuntungan bagi para pemegang saham. 20. Keputusan Kebijakan Dividen Hamper semua perusahaan ingin mempertahankan dividen per saham pada tingkat yang konstan. Tetapi naiknya dividen selalu terlambat dibandingkan dengan naiknya keuntungan. Artinya dividen itu baru akan dinaikan jika sudah jelas bahwa menignkatnya keuntungan itu benar-benar mntap dan nampak cukup permanent. 2.2.3 Deviden Setiap perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan yang lebih baik bagi perusahaan tersebut di satu pihak, namun di pihak lain perusahaan menginginkan dapat membayar deviden kepada para pemegang saham. Kedua hal tersebut sangat bertentangan sehingga sulit untuk dilakukan keduaPusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ABDUL ROSID,SE,MM ANALISA LAPORAN KEUANGAN

duanya dalam waktu yang bersamaan. Sebab semakin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang dapat ditahan, dan sebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan. Kalau perusahaan ingin menahan

sebagian

besar

dari

pendapatannya

berarti

bagian

untuk

pembayaran dividen adalah makin kecil. Menurut Bapepam dividen adalah “Porsi keuntungan perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham”. Darmaji dan fakhrudin (2001:9) mendefinisikan dividen sebagai berikut: “Dividen yaitu pembagian keuntungna yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut akan keuntungan yang dihasilkan perusahaan.” Husnan dan Pudjiastuti menefinisikan dividen sebgai berikut: “dividen adalah laba yang diperoleh oleh perusahaan dan tersedia bagi pemegang saham. Dari definisi dividen diatas, dapat diartikan dividen adalah laba yang diperoleh perusahaan untuk dibagikan kepada para pemegang saham. Pada umumnya dividen dibagikan secara teratur dalam interval waktu yang tetap. Misalnya tiap tahun, 6 bulan dan sebagainya. Tetapi kadang-kadang dilakukan pembagian dividen tambahan selain pada waktu-waktu tertentu. Menurut Baridwan (2003: 434) dividen yang dibagikan kapada para pemegang saham bias berupa: 6. Cash dividen Yang dimaksud cash dividen adalah dividen dalam bentuk kas.Dividen jenis ini paling umum dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham. Besar kecilnya dividen yang dibagikan tergantung dari pembatasanpembatasan oleh undang-undang, konrtrak-kontrak dari jumlah uang tunai yang dimiliki dan tersedia dalam perusahaan. 7. Property Dividen (Aktiva dividen selain kas) Property dividen biasa disebut sebagai dividen barang yaitu, dividen yang dibagikan dalam bentuk aktiva selain

kas. Aktiva yagn dibagikan bias

berbentuk surat-surat berharga perusahaan lain yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, barang dagangan atau aktiva lain. 8. Scrip Dividen (dividen utang) Dividen utang timbul apabila laba tidak dibagikan itu saldonya mencukupi untuk pembagian dividen, tetapi saldo kas yang ada tidak mencukupi. Sehingga pimpinan perusahaan akan mengeluarkan scrip dividens yaitu janji tertulis untuk membayar jumlah tertentu di waktu yang akan dating. Scrip dividens ini mungkin berbunga, mungkin juga tidak. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ABDUL ROSID,SE,MM ANALISA LAPORAN KEUANGAN

9. Liquidating dividen (Dividen likuidasi) Yang dimaksud dengan dividen likuidasi adalah dividen yang sebagian merupakan pengembalian modal. Dividen ini tercatat dengan mendebit rekening pengembalian modal yang dalam neraca di laporkan sebagai pengurangan modal saham. 10. Stock dividen Dividen saham adalah pembagian tambahan saham, tanpa dipungut pembayaran kepada para pemegang saham, sebanding dengan saham yang dimilikinya. Dividen saham biasa dibagikan sebagai berikut: 

Dividen saham bisa berupa saham yang jenisnya sama, misalnya dividen saham biasa untuk pemegang saham biasa atau dividen saham prioritas untuk pemegang saham prioritas, disebut dividen saham biasa.



Dividen saham berupa saham yang jenisnya berbeda, misalnya dividen saham prioritas untuk pemegang saham biasa atau dividen saham biasa untuk pemegang saham prioritas disebut dividen saham spesial (khusus)

Deviden Tunai Dividen tunai sangat diharapkan oleh para pemegang saham, kerena dividen tunai merupakan pengembalian utama yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan investor. Darmaji dan Fakhrudin (2001:127) mendefinisikan deviden tunai sebagai berikut: ”Deviden tunai merupakan deviden yang diberikan emiten ke pemegang saham dalam bentuk uang tunai”. Dan Zaki Baridwan (2003:434) mendefinisikan deviden tunai sebagai berikut: ”Deviden adalah pembagian laba kepada para pemegang saham PT yagn sebanding dengan jumlah lembar yang dimiliki”. Sedangkan Bambang Riyanto (2001:265) mendefinisikan deviden tunai: ”Deviden tunai adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investor”. Dan Sundjaja dan Barlian (2003:437) mendefinisikan deviden tunai sebagai berikut: ”Deviden tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan deviden berupa uang tunai dalamjumlah rupiah tertentu untuk setiap saham”. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa deviden tunai adalah bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ABDUL ROSID,SE,MM ANALISA LAPORAN KEUANGAN

uang. Biasanya deviden dibagikan dengan interval waktu yang tetap, tetapi kadang-kadang diadakan pembagian deviden tambahan pada waktu yang bukan biasanya. Deviden yang dibagi oleh perusahaan bisa berbentuk kas (cash deviden), deviden utang (scrip deviden), deviden likuidasi dan deviden saham. Baridwan pun mengatakan ”Apabila deviden yang dibagikan itu berbentuk selain uang tunai maka akan dicatat denga judul yang sesuai. Jika dengna istilah deviden saja, maka yang dimaksudkan adalah deviden kas. Deviden jelas lebih bergantung pada arus kas, yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar deviden, dibanding pada laba yang sangat dipengaruhi oleh praktek akuntansi serta hal-hal lain yang tidak mencerminkan kemampuan untuk membayar deviden. Keputusan deviden dapat mempengaruhi secarad signifikan kebutuhan pembiayaan ekternal perusahaan. Dengan kata lain jika perusahaan membutuhkan pembiayaan, maka semakin besar deviden tunai yang dibayarkan semakin besar jumlah pembiayaan yang harus diperoleh di ekternal melalui pinjaman atau penjualan saham. Pembagian deviden tunai kepada para pemegang saham merupakan perbandingan antara deviden yang diusulkan perusahaan dengan laba bersih sertelah pajak (EAT). Jumlah deviden tunai Deviden tunai = Laba bersih setelah pajak

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

ABDUL ROSID,SE,MM ANALISA LAPORAN KEUANGAN

Related Documents

Arus Kas
June 2020 21
4. Arus Kas
August 2019 14
Laporan Arus Kas Dan.docx
November 2019 26
Analisis Arus Kas
May 2020 21