Algoritma IG
1 pertama
Poin-poin penting algoritma Instagram Semakin kesini kayaknya semua apps semakin berlomba-lomba jadi sok tahu sama apa yang kita inginkan. Instagram juga kayak gitu dengan algoritmanya yang memprediksi foto dan video yang kita sukai dan kemudian ditampilkan kepada kita. Berikut beberapa poin penting yang jadi faktor utama algoritma Instagram dalam menentukan menentukan hal ini: 1. Interest Apa dan siapa yang kita like sangat mempengaruhi jenis postingan seperti apa yang ditampilkan paling atas pada feed/explore kita. Misal kita sekali ngelike video tentang kucing, maka setelah itu akan muncul postingan tentang kucing-kucing lainnya di explore kita. Kalo dari following kita ada yang upload tentang kucing, kemungkinan juga Instagram akan menampilkannya. Karena doi pikir kita bakalan suka. Tapi aslinya, kan…. Hehe 2. Timeliness Sebagai penyeimbang faktor interest yang bikin kita beberapa kali ngeluh pingin balik ke chronological, Instagram sekarang juga menekankan pada postingan yang paling baru. Dengan tetap dikombinasikan dengan interest kita tentunya. Mungkin kita akan tetap melihat postingan dari 1–2 hari yang lalu, namun masih
tetap dalam interest kita dan itu merupakan postingan terbaru yang mungkin kemarin belom sempat kita lihat. Baik lo sebenernya Instagram sekarang. Kebayang kan kalo full chronological, 2 hari gak buka Instagram bisa-bisa kita harus scrolling seharian biar bisa ngelihat postingan yang kemarin-kemarin, atau harus ngetik nama akun yang pingin kita lihat. Ribet, kan? 3. Relationship Yang paling berpengaruh di sini adalah seberapa sering nulis komentar di postingan orang lain atau saling nge-tag mereka di foto yang kita upload. Ini yang bikin algoritma Instagram memasukkan aktivitas tersebut di dalam kategori “friends and family”. Sering ngasih komen di postingan teman-teman lain kayaknya masih jadi yang paling utama, ya. Aturannya masih tetap minimal 4 kata yang dianggap sebagai sebuah engagement dan minimal harus secepatnya kita balas sebelum 1 jam. Jadi, mari tetap saling berkomentar, bercanda, dan berdialog. 4. Frequency Sehari kita membuka Instagram seberapa sering? Semakin kita sering membuka Instagram, feed kita akan semakin terlihat chronological — karena faktor interest dan timeliness — yang membuat Instagram akan menampilkan postingan yang terbaik sejak terakhir kita membukanya. Artinya, semakin jarang kita membuka Instagram, feed kita isinya ya apa yang menurut Instagram paling kita sukai.
5. Following Seberapa banyak akun yang kita follow pastinya juga berpengaruh sama feed kita. Karena dengan lebih banyak akun yang kita follow, itu artinya Instagram juga semakin punya banyak opsi untuk menampilkan postingan mana yang dianggap cocok dengan interest kita. Karena kita juga gak mungkin punya engagement yang besarnya sama terhadap semua akun, ada kemungkinan juga kita gak akan bisa melihat update postingan terbaru dari semua akun yang kita follow. Hanya beberapa aja yang akan rajin ditampilkan di bagian teratas feed kita. Jadi, kita memang harus benar-benar memikirkan siapa yang kita follow. Atau kalo gak enak buat unfollow — padahal kita gak begitu suka-suka amat sama postingannya — sekarang kita udah bisa mute Instagram accounts, kok. Jadinya masih tetep follow, meskipun gak pernah ngelihat apa yang dia posting. Aman, kan? 6. Usage Semakin lama kita membuka Instagram, menghabiskan banyak waktu buat scrolling dan semacamnya, kita pastinya juga akan semakin banyak melihat postingan semua akun yang kita follow di feed kita. Balik lagi jadi chronological tadi. Tapi kalo kita jarang buka Instagram, jarang scrolling juga, kita ya cuma melihat highlight postingan-postingan yang Instagram susun sesuai dengan interest kita. Hampir sama kayak faktor frequency tadi, sih. Semakin lama tenggelam dalam Instagram, semakin banyak juga postingan-postingan yang akan kita lihat. Mati kau dihabiskan godaan feed Instagram yang ternyata menghabiskan seluruh waktumu.
Gak ada lagi chronological feed Selamat tinggal chronological feed! Buat yang kemarin-kemarin pingin banget chronological feed balik lagi, kayaknya memang harus segera melupakan hal itu deh. Soalnya menurut TechCrunch, “Instagram udah gak mau menambah kompleksitas aplikasinya”. Bukan berarti Instagram menyembunyikan postingan yang dianggap tidak kita sukai. Postingan itu masih tetep ada, tapi gak ditampilkan di deretan paling atas timeline kita aja. Kita bisa melihat semua postingan dari semua orang yang kita follow jika kita rajin scrolling. Intinya ya, scrolling lah terus tanpa henti.
Postingan berupa video Buat beberapa waktu yang lalu mungkin postingan berupa video bisa berperan lebih besar dalam algoritma Instagram. Karena video merupakan fitur yang hitungannya masih baru. Tapi sekarang, karena Instagram menitik beratkan pada interaksi penggunanya, foto atau video sudah gak jadi masalah. Kalau kita memang gak sering melihat video, kita memang bakal lebih sedikit melihatnya keluar di feed atau explore.
Fitur Stories dan Live Menggunakan Instagram stories atau live sekarang gak bisa lagi membantu postingan kita yang ada di feed. Salah satunya cara
biar postingan kita berjalan baik di Instagram ya dengan bikin konten postingan yang bener-bener bagus. Gak ad acara lain, sih. Stories atau live hanyalah fitur yang bisa kita maksimalkan untuk memberi tahu audiens tentang postingan terbaru kita. Kalo buat saya, stories sangat berguna sebagai salah satu fitur presentasi karya yang kita posting. Lebih dari itu, saya rasa fitur stories sangat berpengaruh jika kita pingin mendapatkan engagement yang lebih yoi. Meskipun memang gak secara langsung berpengaruh terhadap postingan kita, ya. Minimal dengan stories yang menarik bisa menumbuhkan dialog dengan pengguna lainnya melalui DM. Itu kan intinya bersosial media? Menambah teman dan membuka peluang berkolaborasi.
Instagram Shadowban & Hashtag Ternyata ya, shadowbanning hanyalah sebuah mitos, bukanlah hal yang nyata! Shadowbanning ini ternyata hanyalah bug yang kalo menggunakan hashtag yang sama berkali-kali kemudian dianggap Instagram sebagai “spammy behavior”. Karena sekarang algoritma Instagram sudah diperbarui dan Instagram juga gak akan menyembunyikan pengguna yang menggunakan hashtag terlalu banyak atau frekuensi upload yang terlalu sering, sekarang saatnya membuat strategi hashtag yang baru. Maksimal penggunaan masih tetap 30 hashtag. Tapi yang paling efisien penggunaannya adalah kurang dari 10 hashtag yang kita taruh di caption. Sisanya sekarang bisa kita taruh lagi di kolom
komentar — meski kayaknya juga gak ngaruh banget kayak yang ada di caption. Jadi balik lagi kayak jaman dulu, kan? Kalo secara umum sih penggunaan hashtag dan strateginya masih tetep sama kayak ulasan saya yang kemarin. Kesimpulannya, menurut saya algoritma Instagram udah mulai menemukan bentuk intinya. Karena gimanapun juga sekarang udah jamannya saling memprediksi kebutuhan dan kesukaan para penggunanya. Mau gak mau ya kita memang terjebak dalam lingkaran informasi yang ditampilkan algoritma berdasarkan apa yang kita sukai. Kalo mau bentuk yang chronological, berarti kita harus sering-sering buka Instagram dan scrolling terus menerus. Tapi ya masak mau terus-terusan menghamba Instagram? Enggak, kan. Tinggal sekarang pintar-pintarnya kita aja membuat konten yang menarik dan berinteraksi dengan pengguna-pengguna lainnya untuk mendapatkan inspirasi-inspirasi baru. Biar walaupun kita gak sering muncul di Instagram, tapi kehadiran kita selalu ditunggu-tunggu.
Karena kalo kita hanya berinteraksi dengan medianya saja, tidak dengan orangnya, ya kita cuma dapet itu-itu aja. Gak ada yang lebih. disclaimer: informasi yang saya tulis disini merupakan hasil dari beberapa sumber yang saya tambahkan dengan opini dan pengalaman pribadi saya. Jadi, jangan terlalu percaya dengan tulisan saya. Dosa, nanti.
2 kedua fb
Memaparkan Algoritma Facebook: Paling Terbaru, Dari Perubahan dan Faktor Algoritma
71 0 Share0 0
Jika kamu menggunakan Facebook Marketing, satu hal yang pasti ingin kamu pahami, yaitu Algoritma Facebook. Algoritma Facebook membantu dalam membuat postingan dengan jumlah besar yang orang dan pebisnis bagikan setiap harinya dan memilih postingan apa yang muncul pada linimasa mereka berdasarkan banyak sekali faktor. Disini, kita akan membantu kamu mengerti tentang bagaimana postingan Facebook kamu dapat terlihat di Facebook. Dari beberapa data yang kita kumpulkan, semuanya berhubungan dengan faktor algoritma Facebook, update, dan perubahan serta penempatannya dengan referensi yang mudah.
Facebook algorithm values Pengertian tentang algoritma pada Facebook diawali dengan mengetahui nilai dasar bahwa Facebook terbiasa menggunakan pikiran mereka dan bekerja. Nilai-nilai in ibisa memberimu petunjuk tentang konten apa yang akan bekerja dengan baik dan tidak pada Facebook.
Berikut adalah ringkasan dari nilai News Feed pada Facebook: Friends and family come first: Tujuan utama dari News Feed adalah untuk menghubungan orang dengan teman dan keluarga mereka. Jadi postingan dari teman dan keluarga sangat diprioritaskan. Setelah postingan tersebut, Facebook menemukan bahwa orang ingin postingan mereka itu bersifat informasi dan menghibur. A platform for all ideas: Facebook menerima semua ide sambil memastikan bahwa semua orang merasa aman ketika berada disana. Mereka bermaksud mengirimkan cerita kepada setiap individu yang paling ingin melihatnya, berdasarkan dari tindakan dan feedback yang mereka berikan. Authentic communications: Facebook mengutamakan cerita nyata yang tulus, bukan yang menjatuhkan, sensasional dan tidak berguna. You control your experience: Setiap individu tentunya paling mengenal dirinya sendiri. Jadi Facebook membuat fitur (seperti unfollow dan see first) untuk membiarkan orang mengubah pengalaman di Facebook mereka. Constant iteration: Facebook berusaha untuk secara konsisten mengumpulkan feedback dan meningkatkan platform mereka.
The overview of the Facebook algorithm Jadi bagaimana Facebook memutuskan apa yang ingin ditampilkan di News Feed? Ini adalah ringkasan tentang bagaimana news feed di Facebook bekerja, menurut Adam Mosseri, Vice President Product Management untuk News Feed: Untuk membuat kamu lebih mudah megerti tentang algoritma Facebook, kami sudah melihat berbagai perubahan yang terjadi dan tentang bagaimana Facebook mengimplementasikan algoritmanya dan hadir dengan berbagai faktor yang ada.
Do this: The Facebook algorithm loves …
Postingan dengan banyak likes, komentar, dan shares Postingan yang menerima banyak likes, komentar, atau shares dalam waktu yang singkat Postingan yang disukai, dikomentari atau dibagikan oleh salah satu teman
Postingan yang tersambung
Tipe postingan yang membuatnya tertarik
Tipe postingan yang lebih menarik dibanding yang lain (misal: foto, video, atau update status
Video yang diunggah ke Facebook yang mendapat banyak penonton
Postingan yang sedang hits atau menjadi trending topik
Postingan dari Facebook Page yang lebih sering berinteraksi dengan kamu Postingan dari Facebook Page dengan informasi profil yang lengkap Postingan dari Facebook Page dimana salah satu fanbase “numpang” di fanbase lain dengan kualitas Pages yang lebih bagus
Watch out for: The Facebook algorithm is not too keen on …
Clickbait Like-baiting Postingan yang mengandung link berbau “spam”
Postingan dengan konten berulang-ulang yang terlalu sering muncul
Update status yang hanya berisi teks dari Facebook Page Postingan yang sering di-report atau disembunyikan Postingan yang meminta likes, comment atau share Postingan dengan pola pendekatan yang tidak biasa
Promosi yang berlebihan dari Pages – memaksa orang lain untuk membeli sebuah aplikasi atau jasa, memaksa orang untuk mengikuti kontes, postingan yang menggunakan teks sama dengan teks dari Ads.
3 ketiga