Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (IMPLAN/ SUSUK KB)
Implan adalah: Alat Kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Didalam setiaphormon Levomorgestril yang dapat mencegah terjadinya kahamilan. Satu set Implant terdiri dari 6 kapsul yang dapat bekerja secara efektif selama 5 tahun. Kalau Implant dicabut kesuburan bisa pulih dan kehamilan bisa terjadi Cara pencabutan Implan hampir sama dengan pemasangannya yaitu dengan penyayatan kecil dan dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih. Sebelum pemasangan Implan sebaiknya kesehatan Ibu diperiksa terlebihdahulu, maksudnya supaya tahu apakah Ibu bisa memakai Implan atau tidak. Beberapa nama untuk Implan Norplan (Merk dagang) Alat Kontrasepsi bawah kulit/lengan AKBK Susuk KB Implan cocok bagi Ibu yang :
Ingin pakai cara KB yang jangka waktu lama Masih ingin punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat. Tidak bisa pakai cara KB lain. YANG HARUS IBU LAKUKAN SETELAH PEMASANGAN IMPLAN Daftarkan diri segera ke Pos KB Desa, supaya dapat dibantu mengingatkan pada saat jatuh tempo pencabutannya. Sesudah pemasangan mungkin Ibu mengalami sedikit nyeri dibekas tempat pemasangan, Ibu tidak usah khawatir, karena rasa nyeri akan hilang dalam satu atau dua hari. Untuk mencegah terjadinya Infeksi dibekas pemasangan Implant harus dijaga supaya tetap kering selama 3 hari, kalau mandi angkatlah tangan tempat pemasangan Implant keatas supaya tidak kena air, sebab alau basah bisa menyebabkan Infeksi. Jangan segan untuk membicarakan dengan petugas lapangan KB dan petugas kesehatan kalau ada masalah dengan pemakaian Implant. Sesudah 5 Tahun Implan harus dicabut dan Apabila Ibu masih mau pakai Implant lagi bisa dipakai kembali. Kalau tidak cocok pakai Implant, masih banyak alat/cara kontrasepsi lain Kemungkinan efek samping dan penanggulangannya Gangguan pola Haid : Tidak Haid Pendarahan yang tidak lama Kemungkinan Infeksi pada bekas luka pemasangan Penanggulangan : Hubungan Petugas berwenang Hematoma (warna biru dan rasa nyeri) pada deerah pemasangan. Penanggulangan : Kompres dengan air dingin selama 2 hari, selanjutnya kompres dengan air panas/hangat sampai
warna biru hilang. Implan cocok bagi Ibu yang : Ingin pakai cara KB yang jangka waktu lama Masih ingin punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat. Tidak bisa pakai cara KB lain. Yang harus Ibu lakukan setelah pemasangan Implant Efek samping dan penanggulangan pada pemakai kontrasepsi Implant Sasaran yang cocok memakai Implant Dialog Pemakaian Implant APA ITU ? 1 atau 6 kapsul (seperti korek api) yang simasukkan ke bawah kulit lengan atas secara perlahan melepaskan horman progesteron selama 3 atau 5 tahun. CARA KERJA : Menghambat terjadinya ovulasi. Menyebabkan endometrium/selaput lendir tidak siap untuk nidasi/menerima pembuahan. Mempertebal lendir serviks/rahim. Menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir. TINGKAT KEBERHASILAN/EFEKTIVITAS : 97-99 % KEUNTUNGAN : Tidak menekan produksi ASI. Praktis,efektif. Tidak harus mengingat-ngingat.
Masa pakai jangka panjang (3 atau 5 tahun). Kesuburan cepat kembali setelah pengangkatan. Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen. KERUGIAN : Susuk KB/Implan harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih. Dapat menyebabkan pola haid berubah. Pemakai tidak dapat menghentikan pemakainnya sendiri. CARA PEMASANGAN : Saat pemasangan yang tepat adalah pada saat haid atau 1-2 hari setelah menstruasi. YANG TIDAK BOLEH MENGGUNAKAN/KONTRA INDIKASI : Hamil atau diduga hamil. Pendarahan pada vagina yang tidak diketahui sebabnya Penyakit jantung, varises, kencing manis, darah tinggi, dan kanker. EFEK/AKIBAT SAMPING : Gangguan siklus haid. Keluar bercak-bercak darah atau pendarahan yang lebih banyak selama menstruasi. Hematoma/pembekakan dan nyeri. Pusing, mual (jarang terjadi). Perubahan berat badan. TEMPAT PELAYANAN : Rumah Sakit, Klinik, Puskesmas. Dokter, Bidan Swasta. KUNJUNGAN ULANG : Jika ada keluhan atau masalah, pemakai harus segera kembali ke klinik. Jika pindah rumah, pemakai harus memberi tahu ke klinik.
EPO Cari
KONTRASEPSI KONTRASEPSI Paramitha Harsary
Pendahuluan Adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Konsepsi (pembuahan, fertilisasi) adalah
terjadinya pertemuan antara sel telur (ovum) isteri dengan sel mani (spermatozoa) suami pada saluran telur. Kontrasepsi atau antikonsepsi adalah mencegah terjadinya konsepsi dengan memakai cara, alat atau obat-obatan. Pengaturan kelahiran (birth control) adalah penggunaan alat-alat atau cara-cara dengan maksud mengatur jumlah dan jarak waktu kelahiran. Keluarga berencana adalah suatu usaha menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Secara umum, kontrasepsi dibagi dua menurut cara pelaksanaannya : 1. Cara temporer (spacing) Yaitu menjarangkan kelahiran selama beberapa tahun sebelum menjadi hamil lagi. 2. Cara permanen (kontap) Yaitu mengakhiri kesuburan dengan cara mencegah kehamilan secara permanen; pada wanita disebut sterilisasi dan pada pria disebut vasektomi.
Sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal. Ciri-ciri suatu kontrasepsi yang ideal meliputi daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak memerlukan motivasi terus menerus dan efek samping minimal.
Syarat-syarat kontrasepsi : 1. Aman pemakaiannya dan dipercaya. 2. Efek samping yang merugikan tidak ada
3. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan 4. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan 5. Tidak memerlukan bantuan medik atau control yang ketat selama pemakaiannya 6. Cara penggunaannya sederhana 7. Harganya murah supaya dpt dijangkau masyrakat 8. Dapat diterima oleh pasangan suami istri
Kontrasepsi yg ideal dan memenuhi syarat diatas belum ada. Yang ada kontrasepsi yg memenuhi sebagian syarat atau hampir memenuhi syarat. Yang penting sebenarnya adalah "memakai salah satu cara kontrasepsi jauh lebih baik dari tidak memakai kontrasepsi sama sekali".
Pembagian Cara-cara Kontrasepsi 1. Pembagian menurut jenis kelamin 1. Cara atau alat yang dipakai oleh suami (pria). 2. Cara atau alat yang dipakai oleh isteri (wanita). 2. Menurut pelayanannya 1. Cara medis dan non medis 2. Cara klinis dan non klinis 3. Pembagian menurut efek kerjanya 1. Tanpa mempengaruhi fertilitas 2. Menyebabkan infertilitas temporer (sementara) 3. Kontrasepsi permanen dimana infertilitas menetap. 4. Pembagian menurut cara kerja/ cara kontrasepsi 1. Menurut keadaan biologis : sanggama terputus, metod kalender, suhu badan, abstinensia dan lain-lain. 2. Memakai alat barier (kondoml, diafragma, kap porsio, spermisida) 3. Kontrasepsi intrauterin : IUD
4. Hormonal (pil KB, suntikan KB, dan AKBK) 5. Operatif : tubektomi dan vasektomi.
5. Pembagian yang umum dan banyak dipakai adalah sebagai berikut : 1. Metoda merakyat (Folk methods) : ·
Coitus interuptus
·
Postcoital douche
·
Prolonged lactation 2. Metoda tradisional (traditional methods) :
·
Pantang berkala
·
Kondom
·
Diafragma vaginal
·
Spermisida 3. Metoda modern
·
Pil KB
·
Suntik KB
·
AKBK atau norplant
·
IUD 4. Metoda permanen operatif
·
Tubektomi
·
Vasektomi
Pada tulisan ini akan diuraikan secara singkat bveberapa cara kontrasepsi sebagai usaha medik dalam keluarga berencana. Cara kontrasepsi yang dibicarakan ialah : a.
Pantang berkala
b.
Obat spermatisid/ pil vagina
c.
Kondom
d.
AKDR
e.
Kontrasepsi hormonal
f.
Sterilisasi
PANTANG BERKALA
Mekanisme kerja Prinsipnya adalah tidak melakukan hubungan suami isteri pada masa subur isteri. Untuk menetukan masa subur istri dipakai 3 patokan, yaitu : 1.
Ovulasi terjadi 14 ± 2 hari sebelum haid yang akan datang
2.
Sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi.
3.
Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi
Jadi jika ingin dicegah, koitus harus dihindari sekurang-kurangnya selama 3 hari (72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam esudah ovulasi terjadi. Cara menentukan masa aman Awalnya dicatat lama siklus haid selama 3 bulan terakhir. Tentukan lama haid terpendek dan terpanjang. Siklus terpendek dikurangi 18 hari dan siklus haid terpanjang dikurangi dengan 11 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan range masa subur. Dalam masa ini merupakan masa pantang sanggama, diluarnya merupakan masa aman. Cara lain untuk menentukan masa aman ialah dengan suhu basal badan. Menjelang ovulasi suhu basal badan akan turun. Suhu basal dicatat dengan teliti setiap hari. Efek sampingan
Pantang yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Hal ini dapat diatasi dengan pemakaian kondom atau tablet vagina sewaktu sanggama. Daya guna Daya guna teoritis ialah 15 kehamilan per 100 tahun-wanita. Daya guna pemakaian ialah 20-30 kehamilan per 100 tahun-wanita.
OBAT SPERMATISID
Mekanisme kerja Terbagi atas 2 komponen, yaitu bahan kimia yang mematikan sperma (biasanya nonilfenoksi polietanol dan medium yang dipakai berupa tablet busa, krim atau agar. Tablet vagina atau agar diletakkan dalam vagina, dekat serviks. Gerakangerakan sanggama akan menyebarkan busa meliputi serviks, sehingga secara
mekanis menutupi ostium uteri eksternum dan mencegah masuknya sperma ke dalam kanalis servikalis. Daya guna Daya guna teoritis ialah 3 kehamilan per 100 tahun-wanita. Daya guna pemakaian ialah 30 kehamilan per 100 tahun-wanita. Efek sampingan Walaupun jarang, berupa reaksi alergik. Disamping itu, preparat spermatisid mempunyai rasa yang tidak enak.
KONDOM
Mekanisme kerja Kondom menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina, sehingga pembuahan dapat dicegah. Jenis kondom Ada 2 jenis kondom, kondom kulit dan kondom karet. Yang kulit dibuat dari usus domba, sedangkan kondom karet lebih elastis, mrah sehingga lebih banyak dipakai. Daya guna
Secara teoritis, kegagalan kondom hanya terjadi jika kondom tersebut robek oleh karena kurang hati-hati, pelumas kurang, atau karena tekanan pada waktu ejakulasi. Ditemukan 3 kehamilan per 100 tahun-wanita. Dalam praktek angka ini lebih tinggi, 15-36 kehamilan per 100 tahun-wanita.
Keuntungan * Murah * Mudah di dapat (tidak perlu resep dokter) * Tidak memerlukan pengawasan * Mengurangi kemungkinan penularan penyakit kelamin. Efek sampingan Pada sejumlah kecil kasus terdapat reaksi alergik terhadap kondom karet.
A K D R (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Mekanisme kerja Tidak diketahui secara pasti bagaimana cara kerja pasti AKDR dalam mencegah kehamilan. Ada yang berpendapat AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan reaksi radang setempat, dengan sebukan leukosit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma.
AKDR yang diliputi kawat tembaga mungkin memiliki mekaisme kerja yang berlainan. Kawat tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan ke dalam rongga uterus selain menimbulkan reaksi radang seperti pada AKDR biasa, juga menghambat khasiat anhidrase karbon dan fosfatase alkali. AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir serviks sehingga menghalangi pasasi sperma. Daya guna Daya guna teoritis hampir sama (1-5 kehamilan per 100 tahun-wanita). Kegagalan lebih rendah pada AKDR yang mengeluarkan hormon atau tembaga. Pengawasan Pengawasan ginekologik terhadap akseptor AKDR dilakukan 1 minggu dan i bulan sesudah pemasangan, kemudian setiap 3 bulan sekali. Disini dilihat filamen dan perubahan-perubahan yang terjadi pada serviks. Jika filamen tidak tampak, singkirkan lebih dahulu kemungkinan kehamilan. Serviks dibersihkan dengan larutan antiseptik, AKDR diraba dengan sonde uterus. Jika AKDR tidak teraba, dapat dilakukan pemeriksaan foto rontgen AP dan lateral dengan sonde logam di dalam uterus. Jika terdapat tranlokasi, pengeluaran AKDR dilakukan via laparaskopi atau laparatomi. Penanganan kehamilan dengan AKDR in situ 50 % kasus kehamilan dengan AKDR dalam rahim mengalami abortus, yang lainnya bisa sampai aterm. Persalinan akan terjadi tanpa penyulit, baik pada ibu maupun anak. Dapat juga terjadi syok septik pada beberapa kasus. Jika klien berkeinginan melanjutkan kehamilan, AKDR dapat dikeluarkan perlahan dan kemungkinan terjadinya abortus menjadi 25%. Efek sampingan
Bisa terjadi ekspulsi, kehamilan, dan beberapa efek sampingan lainnya mesti dijelaskan pada pasien. Beberapa efek sampingan yang ringan : * Nyeri pada saat pemasangan è bisa dilakukan anestesi paraservikal. * Kejang-rahim * Nyeri pelvik * Semaput, sehingga bisa terjadi bradikardia dan refleks vagal. * Spotting * Menoragia * Sekret vagina lebih banyak Beberapa efek sampingan yang lebih serius : * Perforasi uterus. * Infeksi pelvik * Endometritis Kontraindikasi Kontra indikasi mutlak ialah kehamilan dan penyakit radang panggul aktif atau rekuren. Kontra indikasi relatif antara lain tumor ovarium, kelainan uterus, gonorea, servisitis, kelainan haid, dismenorea, stenosis kanalis servikalis dan panjang kavum uteri kurang dari 6,5 cm.
KONTRASEPSI HORMONAL
Mekanisme kerja Estrogen Estrogen berkhasiat mempengaruhi ovulasi, perjalanan ovum atau implantasi. Ovulasi dihambat melalui pengaruh estrogen terhadap hipotalamus dan selanjutnya menghambat FSH dan LH. Ovulasi tidak selalu dihambat oleh pil kombinasi yang mengandung estrogen 50 mikrogram atau kurang. Kalaupun daya guna preparat ini tinggi, hal itu adalah pengaruh progesteron di samping estrogen. Implantasi telur yang sudah dibuahi dihambat oleh estrogen dosis tinggi (dietilstilbestrol, etinil estradiol) yang diberikan pada pertengahan siklus haid. Jarak antar konsepsi dan implantasi adalah 6 hari. Biopsi endometrium yang dilakukan sesudah pemberian estrogen dosis tinggi pasca konsepsi menunjukkan efek antiprogresteron, yang dapat menghambat implantasi. Perjalanan ovum dpercepat dengan pemberian estrogen pasca konsepsi. Mekanisme kerja Progesteron Fungsi progesteron adalah menyiapkan endometrium untuk implantasi dan mempertahankan kehamilan. Beberapa khasiat progesteron dalam kontrasepsi adalah : * Lendir servik menjadi lebih pekat, sehingga penetrasi sperma jadi lebih sulit * Kapasitasi sperma dihambat oleh progesteron. * Menghambat perjalanan ovum dalam tuba sebelum konsepsi. * Menghambat implantasi sebelum ovulasi * Menghambat ovulasi pada poros hipofisis-hipotalamus.
Pil Kombinasi
Terdapat estrogen maupun progesteron sintetik dalam satu pil. Pil diminum tiap hari selama 3 minggu, diikuti selama satu minggu dengan plasebo dimana pada saat perdarahan surut akan terjadi. Kontra Indikasi Terdapatnya riwayat tromboflebitis atau tromboflebitis, kelainan serebrovaskular, fungsi hati tidak atau kurang baik, keganasan pada payudara dan alat reproduksi, kehamilan dan varises berat. Cara makan pil Pil pertama diminum pada hari kelima siklus haid. Pada pasca persalinan, pil mulai dimakan sesudah bayi berumur 30-40 hari, sedangkan pasca keguguran 1-2 minggu pasca kejadian. Usahakan minum pil pada waktu yang sama, seperti sehabis makan malam pada tiap harinya. Tiap pagi dilakukan kontrol apakah pil tadi malam sudah diminum. Jika lupa 1 pil, minumlah segera disaat ingat. Jika lupa 2 pil berturut-turut, minum 2 pil segera ketika ingat dan 2 pil lagi pada waktu biasanya pada hari berikut. Pada keadaan in mungkin terjadi spotting. Jika lupa 3 pil, kemungkinan hamil menjadi besar. Sangat dianjurkan pemeriksaan sitologi vagina dan pemeriksaan payudar setahun sekali. Efek sampingan Efek samping ringan dapat berupa pertambahan berat badan, perdarahan diluar daur haid, enek, depresi, alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea pascapil, retensi cairan, dan keluhan gastrointestinal. Efek samping ini akan hilang dan berkurang dengan sendirinya. Efek samping yang berat adalah tromboemboli, yang mungkin terjadi karena peningkatan aktivitas faktor-faktor pembekuan, atau mungkin juga pengaruh vaskuler secara langsung.
Pil Sekuensial Diberikan estrogen selama 14-15 hari pertama, selanjutnya kombinasi estrogen dan progesteron sampai siklus haid selesai. Khasiatnya untuk menghambat ovulasi. Cara pemakaian, efek samping dan kontraindikasi sama dengan pil kombinasi.
Pil Mini Mengandung progestin saja, tanpa estrogen. Harus dimnum tiap hari, juga pada waktu haid. Pencegahan kehamilan mungkin karena pengaruh terhadap motilitas tuba, korpus luteum, endometrium dan lendir serviks serta pencegahan ovulasi. Efek sampingnya adalah perdarahan tidak teratur dan spotting.
Kontrasepsi Suntikan Yang digunakan adalah long-acting progestin, yaitu Norestiteron enantat (NETEN) dengan nama dagang depomedroksi progesterone acetat (DPMA). Suntikan diberikan pada hari ke 3 – 5 pasca persalinan, segera setelah keguguran
Kontrasepsi Implant
Efektifitas progestin sebagai mkontrasepsi dapat diperpanjang dengan cara memasukkan progestin tersebut ke suatu delivery system. Ada beberapa cara delivery system, antara lain cincin vagina, implant dan mikrokapsul. Implant yang beredar di pasaran adalah norplant. yang terdiri dari enam kapsul dan masingmasing mengandung 36 mg levonorgestrel. Mekanisme kerja 1. Menekan ovulasi ; lebih dari 80% pemakai norplant pada tahun-tahun pertama tidak mengalami ovulasi. 2. Membuat getah serviks menjadi kental. 3. Membuat endometrium tidak siap menerima kehamilan. Daya guna Merupakan kontrasepsi dengan daya guna yang tinggi, angka kegagalannya 0,3 per seratus tahun-wanita. Efek sampingan Gangguan siklus haid berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak, dan maenorea. Sebagian besar penghentian pemakaian kontrasepsi progestin disebabkan gangguan pola perdarahan. Beberapa cara pengobatan yang dipakai untuk menghentikan perdarahan pada akseptor progestin antara lain : 1. Konseling 2. Pemeriksaan fisik, ginekologik dan laboratprium 3. Pemberian progestin 4. Pemberian estrogen 5. Pemberian vitamin, ferrum, atau plasebo 6. Kuretase
TUBEKTOMI Merupakan tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mkengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan memiliki keturunan lagi. Tubektomi dibagi berdasarkan atas : 1. Saat operasi Pasca keguguran, pasca persalinan atau masa interval. Pasca persalinan dianjurkan 24 jam atau selambat-lambatnya dalam 48 jam setelah bersalin. 2. Cara mencapai tuba Laparatomi, laparatomi mini dan laparoskopi 3. Cara penutupan tuba * Pomeroy Tuba dijepit pada pertengahannya, kemudian diangkat sampai melipat. Dasar lipatan diikat dengan sehelai catgut biasa no. 0 atau no. 1. Lipatan tuba kemudian dipotong di atas iktan cat gut tadi. ·
Kroener
Fimbria dijepit dengan sebuah klem. Bagian tuba proksimal dari jepitan diikat dengan sehelai benang sutera, atatu dengan cat gut yang tidak mudah direabsorbsi. Bagian tuba distal dari jepitan dipotong (fimbriektomi). ·
Irving
Tuba dipotong pada pertengahan panjangnya setelah kedua ujung potongan diikat dengan catgut kromik no. 0 atau 00. Ujung potongan proksimal ditanamkan di dalam miometrium dinding depan uterus Ujung potongan distal ditanamkan di dalam ligamentum latum. ·
Pemasangan cincin falope
Dengan aplikator, bagian isthmus tuba ditarik dan cincin dipasang pada bagian tuba tersebut. Sesudah terpasang lipatan tuba tampak keputih-putihan oleh karena tidak mendapat suplai darah lagi dan akan menjadi fibrotik.
Indikasi Tubektomi 1. Umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup 2. Umur 30 tahun dengan 3 anak hidup 3. Umur 35 tahun dengan 2 anak hidup Indikasi ini dikenal dengan keputusan 100 (umur ibu x banyak anak = 100)
Implant (Jadena) Kontrasepsi untuk wanita (Contraseptive for Female)
Profil *
Dua kapsul tipis, fleksibel berisi levonorgestrel (LNG) yang disisipkan di bawah kulit lengan atas seorang wanita * Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau Implanon * Nyaman * Dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usia reproduksi * Pemasangan dan pencabutan oleh bidan/dokter terlatih * Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut * Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenora * Aman dipakai pada masa laktasi
Cara Kerja Efektifitas * Lendir serviks menjadi kental * Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
* Mengurangi transportasi sperma * Menekan ovulasi Sangat efektif (kegagalan 0,2 - 1 kehamilan per 100 perempuan) Keuntungan Kontrasepsi Keuntungan Nonkontrasepsi * Daya guna tinggi * Perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk Jadena) * Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan * Tidak memerlukan pemeriksaan dalam * Bebas dari pengaruh estrogen * Tidak menggangu kegiatan senggama * Tidak menggangu ASI * Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan * Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuha
* Mengurangi nyeri haid * Mengurangi jumlah darah haid * Mengurangi/memperbaiki anemia * Melindungi terjadinya kanker endometrium * Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara * Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul * Menurunkan angka kejadian endometriosis Keterbatasan Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.
Timbulnya keluhan-keluhan seperti : * Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri payudara, mual-mual * Pening/pusing kepala, perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan * Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan * Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS * Klien tidak menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan * Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsi * Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 wanita pertahun) Yang Boleh Menggunakan Implan Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan * Wanita dalam usia reproduksi * Telah atau belum memiliki anak * Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena) * Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi * Pascapersalinan dan tidak menyusui * Pascakeguguran * Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap * Riwayat kehamilan ektopik * Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit (sickle cell) * Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen * Sering lupa menggunakan pil
* Hamil atau diduga hamil
* Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya * Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara * Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi * Miom uterus dan kanker payudara * Ganguan toleransi glukosa
Peringatan khusus bagi Pengguna Implan * Terjadinya keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah terjadi kehamilan * Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik * Terjadi perdarahan banyak dan lama * Adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi (pemasangan) * Ekspulsi batang implan * Sakit kepala migran, sakit kepala berulang yang berta, atau penglihatan menjadi kabur Segera hubungi dokter atau kinik bila Anda mendapatkan gejala-gejala di atas SUSUK KB (IMPLAN)
PDF
Print E-mail
Written by Ferdias Ramadoni Tuesday, 16 December 2008 06:50 Susuk: Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada
juga yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Berbentuk kapsul silastik (lentur), panjangnya sedikit lebih pendek daripada batang korek api. Jika Implant dicabut kesuburan bisa pulih dan kehamilan bisa terjadi Cara pencabutan Implan hampir sama dengan pemasangannya yaitu dengan penyayatan kecil dan dilakukan oleh petugas kesehatan yang terlatih. Sebelum pemasangan Implan sebaiknya kesehatan Ibu diperiksa terlebih dahulu,dengan tujuan untuk mengetahui apakah Ibu bisa memakai Implan atau tidak.
Cara Kerja Sama dengan pil namun susuk ditanamkan di dalam kulit, biasanya di lengan atas. Implan mengandung progesteron yang akan terlepas secara perlahan dalam tubuh.
Efektifitas * Lendir serviks menjadi kental * Menggangu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi * Mengurangi transportasi sperma * Menekan ovulasi * 99 % Sangat efektif (kegagalan 0,2 - 1 kehamilan per 100 perempuan)
Indikasi Susuk KB * Pemakaian KB yang jangka waktu lama * Masih berkeinginan punya anak lagi, tapi jarak antara kelahirannya tidak terlalu dekat. * Tidak dapat memakai jenis KB yang lain
Yang Harus Ibu Lakukan Setelah Pemasangan Implan Daftarkan diri segera ke Pos KB Desa atau pusat pelayanan kesehatan lainya, agar dapat dibantu mengingatkan pada saat jatuh tempo pencabutannya. Sesudah pemasangan mungkin Ibu mengalami sedikit nyeri dibekas tempat pemasangan, Ibu tidak usah khawatir, karena rasa nyeri akan hilang dalam satu atau dua hari. Untuk mencegah terjadinya Infeksi dibekas pemasangan Implant harus dijaga supaya tetap kering selama 3 hari, jika ibu akan mandi angkatlah tangan tempat pemasangan Implant agar luka tidak terkena air, sebab jika luka menjadi basah dapat menyebabkan Infeksi. Jangan segan untuk membicarakan dengan petugas lapangan KB dan petugas kesehatan jika ada masalah dengan pemakaian Implant. Sesudah 5 Tahun Implan harus dicabut dan apabila Ibu masih berniat memakai implant kembali maka implant dapat dipasangkan lagi. Keuntungan * Tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil. Kesuburan akan kembali segera setelah pengangkatan. Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam setelah pemasangan. * Melindungi wanita dari kanker rahim. * Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui. * Tidak mengganggu aktivitas seksual. * Daya guna tinggi * Perlindungan jangka panjang (3 tahun untuk Jadena) * Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan * Tidak memerlukan pemeriksaan dalam * Bebas dari pengaruh estrogen * Tidak menggangu kegiatan senggama * Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan * Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan * Mengurangi nyeri haid * Mengurangi jumlah darah haid * Mengurangi/memperbaiki anemia
* Melindungi terjadinya kanker endometrium * Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara * Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang panggul * Menurunkan angka kejadian endometriosis
Kelemahan Tidak dianjurkan untuk penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan tanpa sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu, kolesterol tinggi, siklus menstruasi tidak teratur, sakit kepala, penyakit jantung. Beberapa jenis susuk, yang tampak dari luar atau terasa bila diraba. Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid, serta amenorea.
Keluhan-Keluhan Yang Dapat Timbul akibat Pemasangan * Nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri payudara, mual-mual, pening/pusing kepala, perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan * Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan * Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS * Klien tidak menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk pencabutan * Efektifitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkulosis atau obat epilepsy * Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 wanita pertahun) * Keluar bercak-bercak darah atau pendarahan yang lebih banyak selama menstruasi. * Hematoma/pembekakan dan nyeri.
Efek Samping Gangguan pola Haid : * Tidak haid * Pendarahan yang tidak lama * Kemungkinan infeksi pada bekas luka pemasangan * Perdarahan * Siklus menstruasi lebih panjang * Rambut rontok * Gairah seksual turín * Jerawat dan depresi. Penanggulangan : * Hubungan Petugas berwenang * Hematoma (warna biru dan rasa nyeri) pada deerah pemasangan, kompres dengan air dingin selama 2 hari, selanjutnya kompres dengan air panas/hangat sampai warna biru hilang. Kontraindikasi * Hamil atau diduga hamil, penderita jantung, strok, lever, darah tinggi dan kencing manis. * Pendarahan Vagina tanpa sebab. * Wanita dalam usia reproduksi * Telah atau belum memiliki anak * Menginginkan kontrasepsi jangka panjang (3 tahun untuk Jadena) * Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi * Pascapersalinan dan tidak menyusui * Pascakeguguran * Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak kontrasepsi mantap * Riwayat kehamilan ektopik
* Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau amenia bulan sabit (sickle cell) * Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen * Sering lupa menggunakan pil ·
Hamil atau diduga hamil * Perdarahan pervaginan yang belum diketahui penyebabnya * Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara * Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi * Miom uterus dan kanker payudara * Ganguan toleransi glukosa
Peringatan khusus bagi pengguna implan * Terjadinya keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah terjadi kehamilan * Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan ektopik * Terjadi perdarahan banyak dan lama * Adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi (pemasangan) * Ekspulsi batang implan * Sakit kepala migran, sakit kepala berulang yang berta, atau penglihatan menjadi kabur Contoh 1. Implant (Jadena)
·
Dua kapsul tipis, fleksibel berisi levonorgestrel (LNG) yang disisipkan di
bawah kulit lengan atas seorang wanita ·
Efektif 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau
Implanon ·
Nyaman
·
Dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usia reproduksi
·
Kesuburan segera kembali setelah implan dicabut
·
Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan
amenora ·
Aman dipakai pada masa laktasi
·
Yang perlu diperhatikan :
Jika ada keluhan atau masalah, pemakai harus segera kembali ke klinik. Jika pindah rumah, pemakai harus memberi tahu ke klinik 2. Norplan * Alat Kontrasepsi bawah kulit/lengan AKBK 1 atau 6 kapsul (seperti korek api) yang simasukkan ke bawah kulit lengan atas secara perlahan melepaskan horman progesteron selama 3 atau 5 tahun. * Cara kerja Menghambat terjadinya ovulasi. Menyebabkan endometrium/selaput lendir tidak siap untuk nidasi/menerima pembuahan. Mempertebal lendir serviks/rahim. Menipiskan lapisan endometrium/selaput lendir.
Tingkat keberhasilan/efektivitas : 97-99 % * Keuntungan : Tidak menekan produksi ASI. Praktis,efektif. Tidak harus mengingat-ngingat. Masa pakai jangka panjang (3 atau 5 tahun). Kesuburan cepat kembali setelah pengangkatan. Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon estrogen. * Kerugian Susuk KB/Implan harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih. Dapat menyebabkan pola haid berubah. Pemakai tidak dapat menghentikan pemakainnya sendiri. * Cara pemasangan Saat pemasangan yang tepat adalah pada saat haid atau 1-2 hari setelah menstruasi. * Kontra indikasi Hamil atau diduga hamil. Pendarahan pada vagina yang tidak diketahui sebabnya Penyakit jantung, varises, kencing manis, darah tinggi, dan kanker.
Keluarga Berencana Yang dikaji : 1. Identitas - Agama - Umur - Ras
2. Status ekonomi 3. Status pernikahan 4. Pola seksual 5. Riwayat kesehatan Š tidak boleh hamil Š penyaki jantung stadium IV 6. Px fisik 7. Px obstetri Penatalaksanaan 1. Memberikan alternatif metode yang dibutuhkan 2. Menjelaskan efek samping dan k I masing-masing metode 3. Melibatkan suami dalam penentuan metode yang digunakan Latihan ! 1. Ibu Sofi melakukan kunjungan antenatal ketiga pada usia 31 tahun G3 P2 Ao terakhir datang 11 minggu yang lalu. Ketika ia sudah hamil (21 minggu) bayinya yang kedua lahir dengan prematur persis 1 tahun yang lalu, tetapi keadaannya baik-baik saja. Ia mengeluh pergelangan kakinya yang bengkak dan merasa terganggu dengan rasa sakit dibagian belakang dan panas dalam TD 110/60 mmHg, Djj 140 x/menit, TFU : 31,5 cm, edema kaki positif dua-duanya. Px lab Hb : 11,5 gr % Jawab S : Ny. Sofi 31 tahun kunjungan ANC II
- ANC 11 minggu yang lalu - Bayi yang kedua lahir prematur 1 tahun lalu, keadaannya baik-baik saja - Ia mengeluh pergelangan kakinya bengkak, rasa sakit dibagian belakang dan panas dalam O : G3 P2 Ao hamil 32 minggu Djj 140 x TD 110/60 mmHg TFU 31,5 cm Edema kaki + dua-duanya Px lab Hb 11,5 gr % A : Ny. Sofi umur 31 tahun G3 P2 Ao hamil 32 minggu janin 1 hidup intra uterin dengan rasa ketidaknyamanan biasa pada kehamilan P : Menjelaskan pada ibu bahwa ibu menderita ketidaknyamanan biasa pada kehamilan konselin gizi, higiene tubuh dan vulva - Asuhan rutin pemberian Fe 30-50 mg/hari, vitamin C dan asam folat 50 mg/hari - Anjurkan ibu berbaring meninggikan kaki untuk menghilangkan bengkak pada pergelangan kaki - Anjurkan ibu berbaring miring ke kiri untuk mengurangi rasa sakit dibagian belakang
Ny. Anna usia 26 tahun melakukan kunjungan ANC kedua hamil kedua melahirkan 1 kali 2 kali tidak pernah abortus. Dia sudah pernah melakukan kunjungan ANC I 3 bulan yang lalu usia kehamilan pada saat itu 12 minggu ia mengatakan bahwa ia baik-baik saja pembesaran perut sesuai kehamilan. Ia mengeluh sering merasa letih, pernah operasi usus buntu pada usia 17 tahun ia mengalami konstipasi dan gusi berdarah Djj 140 x/mnt, tekanan darah 160/100, 37 oC, nadi 84 x/mnt, pernafasan 16/mnt, TFU 23 cm, Hb 12 gr %, kaki eodem Jawab S : Ny. Anna 26 tahun mengeluh sering letih, pernah operasi usus buntu saat 17 tahun, konstipasi dan gusi berdarah, merasa baik-baik saja, ANC I 3 bulan yang lalu, hamil 2 melahirkan 1 x tidak pernah gbr O : G2 P1 Ao hamil 24 minggu. Px fisik Djj 140 x/mnt, TD 160/100 mmHg, suhu 37 oC, N : 84 x/mnt, R : 16 x/mnt, TFU 23 cm. Px lab 12 gr %, kaki oedem, perbesarn perut sesuai untuk A : Umur 26 tahun G2 P1 Ao hamil 24 minggu janin 1 hidup intrauterin dengan PER, konstipasi dan gusi bedarah P : - Kaji tanda-tanda bahaya kejang, perdarahan - Diit vitamin - Pemeriksaan lab : proteiniuri - Asuhan rutin, pemberian tablet fe 30-50 mg/hari, asam folat 50 mg/hari - Perencanaan kunjungan ulang - Konseling gizi, higiene
Konstipasi dan gusi berdarah Š dx nomenklatur Š RS ketidaknyamanan biasa pada kehamilan Ny. Anna 26 tahun Š dx kebidanan Janin 1 hidup Š dx masalah - Menjelaskan pada ibu bahwa ibu menderita PEB - Kolaborasi - Diet TKTP Proses Penatalaksanaan Kebidanan Proses penatalaksanaan kebidanan ada 7 langkah : 1. Pengumpulan data dasar Þ Dikumpulkan informasi yang akurat dan lengkap dari sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien Œ - Anmnesia - Px fisik sesuai kebutuhan dan px TTV - Px khusus - Px penunjang Langkah I merupakan langkah awal yang menentukan langkah berikutnya
Kelengkapan data Š menentukan proses interpretasi Œ Valid, lengkap dan akurar 2. Interpretasi data Þ Untuk mengidentifikasi dx/masalah Data dasar yang dikumpulkan Š diinterpretasikan Š menemukan dx dan masalah yang spesifik Dx Š dapat didefinisikan Masalah Š tidak dapat didefinisikan, berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami orang yang diidentifikasi bidan sesuai dengan hasil pengkajian Þ Masalah selagi menyertai dx Dx kebidanan adalah dx yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktik kebidanan memenuhi standar nomenklatur dx kebidanan 1. Diakui dan telah disahkan oleh profesi 2. Berhubungan langsung dengan praktik kebidanan 3. Memiliki ciri khas kebidanaan 4. Didukung oleh clinical judgement dalam praktik kebidanan 5. Dapat diselesaikan dengan pendekatan penatalaksanaan kebidanan Ibu Sofi melakukan kunjungan antenatal ketiga. Usia 31 tahun G3 P2 Ao, terakhir datang 11 minggu yang lalu yaitu ketika ia sudha hamil 5 bulan (21 minggu). Bayinya yang kedua lahir dengan prematur persis 1 tahun yang lalu, tetapi keadaannya baik-baik saja. Ia mengeluh pergelangan kaki yang bengkak dan merasa terganggu dengan rasa sakit dibagian belakang dan panas dalam.
TD : 110/60 mmHg Djj : 140 x/mnt TFU : 31,5 cm Oedema kaki + dua-duanya Px lab Hb 11,5 gr % Proteinuri – Jawab S : Ny. Sofi 31 tahun kunjungan ANC II Hamil ketiga, melahirkan dua kali dan tidak pernah abortus ANC II 11 minggu yang lalu Bayi yang kedua lahir prematur 1 tahun lalu tetapi keadaanya baik saja Ia mengeluh pergelangan kaki yang bengkak dan merasa terganggu dengan rasa sakit dibagian belakang dan panas dalam O : G3 P2 Ao hamil 32 minggu Djj 140 x/mnt TD 110/60 mmHg TFU 31,5 cm
Oedema kaki + dua-duanya Px lab Hb 11,5 gr % Proteinuri – A : Ny. Sofi umur 31 tahun G3 P2 Ao hamil 32 minggu jani 1 hidup intra uterin dengan rasa ketidaknyamanan biasa pada kehamilan P : - Menjelaskan pada ibu bahwa ibu menderita ketidaknyamanan biasa pada kehamilan - Konseling gizi, higiene tubuh dan vulva serta diet TKTP - Asuhan rutin pemberian fe 30-50 mg/hari, vitamin C dan asam folat 50 mg/hari - Anjurkan ibu berbaring meninggikan kaki untuk menghilangkan bengkak pada pergelangan kaki - Anjurkan ibu berbaring miring ke kiri dan minta keluarga memijat punggung ibu untuk mengurangi rasa sakit dibagian belakang - Ajurkan ibu minum air putih 8-10 gelas/hari untuk mengatasi panas dalam - Perencanaan kunjungan ulang REKAM MEDIS I. Pengertian Þ Berkas yang berisikan catatan dan dokumentasi tentang identitas, anamnesa, px, diagnosis, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien selama dirawat baik di rawat inap, rawat jalan, UGD dan klinik bersalin
Informasi harus lengkap perihal proses pelayanan medis di klinik bersalin/RS yang terjadi di masa lampau, masa kini dan diperkirakan akan terjadi di masa yang akan datang. Þ Kelalaian dan kekeliruan dalam pengisian lembar RM Š sanksi hukum II. Tujuan RM Þ Untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan Tertib administrasi merupakan fx yang menentukan dalam upaya pelayanan kesehatan dalam pendokumentasian kebidanan. III. Kegunaan RM Þ Dilihat dari berbagai aspek 1. Aspek administrasi - Isinya menyangkut nilai tindakan berdasarkan wewenang dan tanggungjawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. 2. Aspek medis - Catatan yang ada dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada pasien. 3. Aspek hukum - Isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadaan, dalam rangka usaha menegakan hukum serta tanda bukti untuk menegakan keadilan.
4. Aspek keuangan/ekonomi - Isinya dapat dijadikan bahan untuk menetapkan biaya Pembayaran pelayanan di klinik/RS Œ Tanpa adanya bukti catatn tindakan/pelayanan, maka pembayaran tidak dapat dipertanggunjawabkan. 5. Aspek penelitian - Berisi data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidnag kesehatan. 6. Aspek pendidikan - Isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis dari kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan/referensi pengajaran dibidnag profesi sebagai pemakai. 7. Aspek dokumentasi - Isinya menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahann pertanggung jawaban laporan kebidanan Kegunaan RM secara umum 1. Sebagai alat komunikasi antara dokter dan tenaga ahli lainnya yang tidak ikut ambil bagian didalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kebidanan.
2. Sebagai dasar untuk merencanakan Pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada pasien 3. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, perkembangan penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung/dirawat diklinik maupun RS 4. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa penelitian dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien 5. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, klinik/RS maupu nakes lainnua dan dokter 6. Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan 7. Sebagai sumber didalam penghitungan biaya pembayaran pelayanan medis pasien 8. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan IV. Penyimpanan dokumentasi medis USA Š 5 tahun Š rata-rata Š berkas/file Š RS, isi dokumen Š pasien 7 tahun Š cacat mental, napza 20 tahun Š kebidanan UK Š 25 tahun Š kebidanan Indonesia 5 tahun Š semua kasus, tidak terkecuali
Di bagian kebidanan hal penting yang harus disimpan antara lain : Catatan tentang asuhan ibu dan bayi selama kehamilan, persalinan dan nifas termasuk semua hasil px, resep obat dan pemberiannya Dalam lingkup RS catatan pasien dibuka untuk 1. Meningkatkan mutu pelayanan 2. Jaminan kesehatan/sosial (asuransi) 3. Penagihan rekenig Š ex. Pasien melarikan diri 4. Menjamin mutu pelayanan (quality assurance) 5. Penelitian Pada pemakaian RM hal-hal yang perlu diperhatikan : 1. Pemakaian harus tepat 2. Waktu harus tepat 3. Relevansi bagian-bagian tertentu harus relevan 4. Bersifat segera 5. Informasi harus tepat Jangka waktu izin yang diberikan Sistem Dokumentasi Pelayanan 1. Rawat jalan Memuat 3 kategori informasi 1) Data dasar : · Anamnesa · Keluhan
· Px fisik 2) Diagnosa, tindakan pengobatan, pemantauan yang diberikan 3) Pernyataan dokter · Advis dokter seperti : istirahat, tidak boleh bekerja berat, banyak minum dll 2. Rawat Inap : 1) Data dasar 2) Diagnosa, tindakan pengobatan dan pemantauan yang dilakukan 3) Pernyataan dokter · Waktu, tanggal · Kondisi pasien · Follow up · Tanda tangan dokter 3. Kegawatdarutan Þ Pencatatan harus teliti/akurat, singkat dan merefleksikan seluruh informasi pasien dari menit ke menit Œ Digunakan sebagai alat komunikasi yang utama tentang dx, pengobatan dlaam suatu lingkungan yang rumit bagi nakes.
Karena di UGD mempunyai atmosfir yang gerak cepat dan tingginya kegawatdaruratan, maka di UGD mempunyai keterbatasan waktu yang serius untuk pencatatan. Þ Setiap petuhas kesehatan harus mencatat setiap aktivitas dan observasi seketika itu juga. Standar UGD : semua aspek dan asuhan di UGD harus tercatat direkma medik pada waktu yang tepat Pedoman untuk Dokumentasi di UGD 1. Menetapkan prioritas untuk dokumentasi situasi di UGD (waktu masuk, triage, survei primer dan sekunder, situasi resti, penyuluhan kepada pasien dan catatan pulang) 2. Mencatat aktivitas triage dan evaluasi awal intervensi terapi, dokumentasi yang terfokus pada pasien, mulai dengan kesinambungan asuhan, mencatat akivitas termasuk evaluasi dan keluhan utama, klasifikasi pasien dan format pengkajian di triage. 3. Melakukan dan mencatat px primer (kesadaran, TTV) 4. Melakukan survey sekunder, pengkajian dari kepala ke kaki (head to toe) Informasi yang dibutuhkan pada situasi risiko tinggi : Disampng berurusan dengan pasien dan keluarga dalam memberikan asuhan dan pengobatan, petugas kesehatan juga dapat berurusan dengan penegak hukum dan lembaga pelayanan sosial misalnya dalam hal : - Pemerkosaan - Luka tembak/tusuk - Pasien dalam pengawasan polisi
- Gigitan binatang (peliharaan/liar) - Px an tertentu yang diwajibkan menurut hukum (misal kadar alkohol dalam darah, tes urin pada kasus tertentu). Catatan observasi dalam px umum secara sistematis - Kondisi umum dan status gizi - Cara berpakaian, higiene/kebersihan - Tanda jelas adanya stress yang termanifestasi dari perilaku dan ekspresi wajah - Kesadaran, mood dan perilaku - Postur tubuh, aktivitas motorik dan cara berjalan - Kejelasan bicara - Bau : alkohol, urine, kimiawi, keton, obat-obatan dan ramu-ramuan DIarsipkan di bawah: ASKEP | Tagged: asuhan keperawatan « OPERATING BUDGET DALAM MANAGEMENT KEPERAWATAN ASUHAN KEBIDANAN » Bukan Sekedar Pencegah Kehamilan
indosiar.com - Kontrasepsi dirancang sedemikian rupa untuk mencegah kehamilan, membantu suami istri mengatur jumlah anak sesuai keinginan dan keadaan mereka. Tiga hal penting dalam memililh alat kontrasepsi adalah efektifitas, keamanan, dan kecocokan. Konsultasikan kepada dokter sebelum menggunakannya.
Metode – metode Kontrasepsi Pil Cara Kerja : Menghasilkan hormon estrogen dan progesterone buatan, yang cara kerjanya menyerupai hormon alami yang diproduksi oleh tubuh setiap bulan. Estrogen akan mencegah produksi sel telur (ovum) dari ovarium, sehingga pembuahan tidak terjadi. Mini-pil biasanya hanya mengandung progesterone. Efektifitas : 99% untuk pil kombiniasi dan 86% untuk mini pil Keuntungan : Mengurangi risiko kanker uterus, ovarium serta radang panggul. Mengurangi sindroma pra menstruasi, jerawat, perdarahan, anemia, kista ovarium, dan nyeri payudara. Siklus menstruasi lebih teratur. Tidak mengganggu aktifitas seksual. Mini pil dapat dikonsumsi saat menyusui. Kelemahan : Tidak dianjurkan untuk: wanita yang pernah menderita kanker payudara atau mempunyai resiko penggumpalan darah, penyakit hati, ginjal, perdarahan uterus tanpa sebab, wanita perokok di atas 35 tahun, dan yang sedang dalam pengobatan tertentu, penderita tekanan darah tinggi, diabetes, migren, depresi, penyakit sickle sel (penyakit kelainan darah), fibroid. Efek Samping : Jarang: gumpalan darah, penyakit hati, tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu, dan migren. Sering: mual, nyeri payudara, perdarahan pada pertengahan siklus menstruasi dalam beberapa bulan pertama, berat badan naik, nafsu makan meningkat, mood yang berubah-ubah, depresi, sakit kepala, dan gangguan kulit. Cara Penggunaan : Satu tablet setiap hari selama 21 hari, jangan diminum waktu menstruasi selama 7 hari. Gunakan kondom atau alat pencegah kehamilan lain jika Anda lupa minum pil atau sedang dalam pengobatan dengan antibiotika.
Susuk KB (Implan) Cara Kerja : Sama dengan pil kecuali susuk ditanamkan di dalam kulit, biasanya di lengan atas. Implan mengandung progesterone yang akan terlepas secara perlahan dalam tubuh. Efektifit : 99 % Keuntungan : Tahan sampai 5 tahun atau sampai diambil. Kesuburan akan kembali segera setelah pengangkatan. Pencegahan kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam setelah pemasangan. Melindungi wanita dari kanker rahim. Aman digunakan setelah melahirkan dan menyusui. Tidak mengganggu aktivitas seksual. Kelemahan : Tidak dianjurkan untuk: penderita penyakit hati, kanker payudara, perdarahan tanpa sebab, penggumpalan darah, penderita tekanan darah tinggi, penyakit kandung empedu, kolesterol tinggi, siklus menstruasi tidak teratur, sakit kepala, penyakit jantung. Beberapa jenis susuk, yang tampak dari luar atau terasa bila diraba. Efek Samping : Perdarahan, siklus menstruasi lebih panjang, rambut rontok, gairah seksual turun, jerawat dan depresi. KB Suntik Cara Kerja: Sama dengan pil Efektifitas : 99% Keuntungan : disuntikkan setiap tiga bulan sekali, efektif, tahan lama, melindungi Anda terhadap kanker rahim. Aman digunakan setelah melahirkan dan saat menyusui. Mengurangi kram saat menstruasi, tidak mengganggu aktivitas seksual. Kelemahan : kesuburan akan kembali setelah 6-24 bulan suntikan terakhir. Tidak boleh digunakan oleh wanita yang perneh mengalami pembekuan darah, kanker payudara, ganguan hati, perdarahan uterus tanpa sebab, wanita dengan riwayat
keluarga kanker payudara, hasil mamografi abnormal, siklus menstruasi tidak teratur, tekanan darah tinggi, migren, asma, epilepsy, diabetes, dan depresi. Efek Samping : siklus menstruasi tidak teratur, gairah seksual menurun, berat badan naik, sakit kepala, depresi, kandungan mineral tulang berkurang. Cara Penggunaan : penyuntikkan setiap 3 bulan oleh dokter. Jika Anda ingin hamil dalam waktu 1-2 tahun, jangan menggunakan metode ini. Intra - Uterine Device (IUD)/Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKR) Cara Kerja : Mencegah kehamilan dengan mempengaruhi pergerakan sperma atau implantasi sel telur yang telah dibuahi dalam dinding rahim. Ada 2 jenis IUD: berisi progesterone dan berisi tembaga berbentuk T. Efektivitas : IUD bentuk T = 99%, IUD Progesterone = 97% Keuntungan : Membutuhkan sedikit perhatian (hanya pemeriksaan benang setiap bulan), kesuburan Anda segera kembali setelah melepas IUD. Tidak mengganggu aktivitas seksual dan aman digunakan selama menyusui. IUD bentuk T hanya perlu diganti dalam waktu 10 tahun, IUD progesterone sebaiknya diganti setahun sekali. Kelemahan : tidak dianjurkan bagi wanita yang belum pernah melahirkan atau masih mengharapkan anak, wanita yang sering berganti pasangan, pernah menderita radang pinggul atau kehamilan tuba. Dapat keluar dengan sendirinya. Efek Samping : Kram, sakit punggung, timbul bercak darah, menstruasi berat, meningkatnya resiko radang panggul, kehamilan tuba, dan menjadi tidak subur. Cara penggunaan : Alat ini harus dimasukkan oleh dokter biasanya pada saat siklus menstruasi. Benang IUD harus diperiksa setiap kali siklus menstruasi usai. Spermisida (Krim, Foam, Supositoria Vagina)
Cara Kerja : mengandung zat kimia yang dapat membunuh sperma, atau membuat sperma menjadi tidak aktif sehingga tidak mampu membuahi sel telur. Efektivitas : 80% Keuntungan : tidak memerlukan resep, dan tidak berbahaya terhadap kesehatan. Kesuburan dapat pulih seketika aetelah tidak digunakan lagi. Ada yang memiliki efek selama 24 jam dan tidak perlu menggunakan setiap kali melakukan hubungan badan selama 24 jam tersebut. Kelemahan : Kurang efektif dibandung alat KB lainnya. Efektivitasnya meningkat jika digunakan bersama kondom. Si pemakai harus menunggu 8 jam sebelum bisa mandi. Dapat mengganggu hubungan intim, dan kebanyakan hanya bertahan untuk satu kali hubungan intim saja. Efek Samping : Iritasi pada vagina, dapat menimbulkan reaksi alergi. Cara penggunaan : Harus dimasukkan ke dalam vagina paling lambat 30 menit setelah ejakulasi. Bentuk supositoria harus dimasukkan 1 jam sebelum melakukan hubungan badan. Perhatikan instruksi pada kemasan. Diafragma & Cervical CAP Cara Kerja : Terbuat dari karet lunak, mencegah sperma mencapai leher rahim. Gel Spermisida digunakan bersama untuk mematikan atau mengganggu gerakan sperma. Efektivitas : 85% Keuntungan : Aman, kesuburan dapat pulih seketika alat dilepas. Diafragma dapat dimasukkan 2-3 jam sebelum hubungan intim, sedangkan cervical cap (penutup serviks) dapat dimasukkan beberapa jam sebelum hubungan intim. Tidak perlu membubuhkan spermisida setiap kali akan berhubungan intim jika menggunakan cervical cap.
Kelemahan : Harus diresepkan dan digunakan dibawah pengawasan dokter. Harus tetap tinggal di dalam vagina selama 6-8 jam setelah berhubungan intim dan harus digunakan setiap kali hendak berhubungan intim. Posisi alat bisa berubah. Dapat menimbulkan alergi. Lebih repot karena harus selalu digunakan bersama spermisida setiap kali berhubungan intim. Meningkatkan risiko infeksi kandung kemih. Cervical cap tidak boleh digunakan oleh wanita dengan riwayat sindroma syok akibat keracunan (toxic shock syndrome), danpernah mempunyai hasil pap smear abnormal. Harus sering melakukan pap smear pada 1-2 tahun pertama penggunaankarena dapat mengakibatkan perubahan pada sel-sel dalam serviks. Cara Penggunaan : Masukkan spermisida ke bagian paling dalam vagina, sehingga melewati serviks. Kondom Pria Cara Kerja : Mencegah sperma mencapai serviks (leher rahim) Efektivitas : 80-90% (dapat meningkat jika digunakan bersama spermisida) Keuntungan : Tidak memerlukan resep. Melindungi terhadap beberapa penyakit akibat hubungan seksual, aman, kesuburan Anda segera pulih setelah tidak memakai kondom lagi. Kelemahan : Risiko bocor. Memerlukan rencana terlebih dahulu, menimbulkan reaksi alergi pada wnaita akibat spermisida atau karet. Hanya dipakai sekali, dapat mengganggu spontanitas seksual. Catatan : Kondom yang terbuat dari kulit binatang, TIDAK DAPAT melindungi Anda dari PHS. Cara Penggunaan : menutupi penis yang dalam keadaan ereksi dan di ujungnya membentuk seperti kantong untuk wadah sperma. Tubektomi (Sterilisasi pada wanita)
Cara Kerja : Tuba fallopi (pembawa sel telur ke rahim) dipotong dan diikat dengan teknik yang disebut kauter, atau dengan pemasangan klep atau cicin silastik. Efektivitas : 99% Keuntungan : aman bagi kesehatan setelah prosedur dilakukan. Tidak mengganggu hubungan intim. Kelemahan : memerlukan operasi bedah. Prosedur ini hanya untuk pasangan yang sudah memutuskan untuk tidak akan punya anak lagi. Prosedur operasi : Merupakan operasi kecil melalui irisan kecil di bagian pusar. Dengan bantuan alat laparoskopi (alat untuk memeriksa bagian perut). Alat ini akan memotong dan mengikat tuba fallopi, atau dengan tehnik kauter. Biasanya dilakukan bersamaan dengan operasi sesar dengan persetujuan pasangan. Vasektomi (Sterilisasi Pria) Cara Kerja : Saluran vaas deferens yang berfungsi mengangkut sperma dipotong dan diikat (lihat gambar), sehingga aliran sperma dihambat tanpa mempengaruhi jumlah cairan semen. Jumlah sperma hanya 5% dari cairan ejakulasi. Cairan semen diproduksi dalam vesika seminalis dan prostat sehingga tidak akan terganggu oleh vasektomi. Efektivitas : 99% lebih Keuntungan : Tidak akan mengganggu ereksi, potensi seksual, produksi hormon. Kelemahan : Sama dengan sterilisasi yang dilakukan wanita.(Idh) ------------------ http://www.indosiar.com/ragam/21407/alat-kontrasepsi
PROYEK PENINGKATAN MUTU SOSIALISASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU TAHUN 2008 September 7, 2008 — Ya2N^_^ Editor : Yayan Akhyar Israr, S.Ked. M. Irwan, S.Ked. Wan Rika Haliza, S.Ked. Yance Warman S.Ked. Liza Novita, S.Ked. Romadhiati, S.Ked. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. 2008. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang —-Keluarga berencana (KB) adalah program nasional yang bertujuan meningkatkan derajat kesehatan, kesejahteraan ibu, anak dan keluarga khususnya, serta bangsa pada umumnya. Salah satunya dengan cara membatasi dan menjarangkan kehamilan.1,2 —-Masalah yang akan dihadapi oleh keluarga yang memiliki anak dalam jumlah banyak terutama disertai tidak diaturnya jarak kelahiran adalah peningkatan risiko terjadinya pendarahan ibu hamil pada trimester ketiga, angka kematian bayi meningkat, ibu tidak memiliki waktu yang cukup untuk merawat diri dan anaknya, serta terganggunya proses perkembangan fisik dan mental anak yang diakibatkan kurang gizi, berat badan lahir rendah (BBLR) dan lahir prematur.3 —-Proyeksi penduduk telah dirumuskan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dengan perkiraan penduduk Indonesia sekitar 273,65 juta jiwa pada tahun 2025. Laju
pertumbuhan penduduk Indonesia tahun 1971-1980 adalah 2,30%, tahun 19801990 adalah 1,97%, tahun 1990-2000 sebanyak 1,49% dan tahun 2000-2005 adalah 1,3%. Hal ini menujukkan adanya penurunan laju pertumbuhan penduduk Indonesia. Sedangkan laju pertumbuhan di Provinsi Riau berturut-turut untuk tahun yang sama adalah 3,11%, 4,25%, 4,22%, 4,35%, dan 4,05%. Hal ini menunjukkan laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Riau masih jauh lebih tinggi dari laju pertumbuhan penduduk Indonesia.4 —-Revitalisasi program KB perlu dilakukan, karena dalam lima tahun terakhir pertumbuhan akseptor (pengguna) KB baru hanya berkisar antara 0,3 persen sampai 0,5 persen. Badan Koordinator Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menargetkan pertumbuhan akseptor KB aktif minimal satu persen mulai 2007. Pada 2006, jumlah akseptor KB aktif tercatat sebanyak 37.000. Dengan revitalisasi program KB yang dimulai akhir Juni lalu, diharapkan jumlah akseptor aktif mencapai 40.000 pada akhir 2007. Bila revitalisasi program KB tidak segera dilakukan, Indonesia terancam pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali.5 —-Jumlah akseptor baru KB berdasarkan alat kontrasepsi di Provinsi Riau tahun 2007 sebanyak 90.197 orang (67,16%) dari target 134.300 orang. Akseptor baru metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebanyak 5.656 orang dan non MKJP sebanyak 84.541 orang.6 —-Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya tahun 2007 sebanyak 81.689 orang yang terdiri dari pria 48.191 orang dan wanita 33.498 dengan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak 17.822 orang. Dari semua PUS yang ada, akseptor KB aktif MKJP sebanyak 2.131 orang dan non MKJP sebanyak 12. 464 orang. Akseptor baru KB sebanyak 1.388 orang (63,17%) dari target 2.197 orang, target MKJP hanya tercapai 30,29% (128 orang) dari 423 orang dan target non MKJP 71,02% (1.260 orang) dari 1.774 orang. Akseptor baru pria sebanyak 60 orang (4,32%) dari 2.197 orang akseptor baru, dimana seluruh akseptor ini merupakan akseptor non MKJP.6 —-Berdasarkan Human Development Report tahun 2006 masih rendahnya angka cakupan KB-MKJP dikarenakan masih sangat rendahnya tingkat pengetahuan PUS
tentang metode kontrasepsi jangka panjang. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003 menunjukkan wanita kawin yang mengetahui metode Mini Operasi Wanita (MOW) sebesar 63 persen dan metode Mini Operasi Pria (MOP) sebesar 39 persen, sedangkan pria kawin yang mengetahui metode MOW 44 persen dan MOP sebesar 31 persen. Bandingkan dengan pengetahuan mereka tentang metode kontrasepsi modern lainnya seperti Pil, Suntik, IUD, dan kondom yang sudah mencapai rata-rata diatas 80 persen.7 —-Hal tersebut juga didukung dengan angket prepenelitian yang penulis lakukan terhadap pengunjung Puskesmas Harapan Raya, dan didapatkan hanya 5% pengunjung yang mengetahui tentang KB-MKJP. Sedangkan 95% lainnya tidak mengetahui tentang KB-MKJP. —-Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab Program KB di Puskesmas Harapan Raya, penulis menilai masih diperlukan suatu upaya untuk meningkatkan pengetahuan KB MKJP di Puskesamas Harapan Raya dengan mensosialisasikan KB-MKJP sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan angka cakupan akseptor KB-MKJP. —1.2 Tujuan Kegiatan 1.2.1 Tujuan Umum —-Peningkatan mutu sosialisasi KB-MKJP di Puskesmas Harapan Raya tahun 2008. 1.2.2 Tujuan Khusus 1. Teridentifikasinya masalah-masalah yang ada pada masing-masing program di Puskesmas Harapan Raya 2. Teranalisanya setiap permasalahan yang ada pada masing-masing program di Puskesmas Harapan Raya
3. Diketahuinya prioritas masalah dari permasalahan yang ada pada masingmasing program di Puskesmas Harapan Raya melalui metode skoring 4. Diperolehnya penyebab timbulnya masalah belum optimalnya kegiatan sosialisasi KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya 5. Diperolehnya alternatif pemecahan masalah untuk mengoptimalkan kegiatan sosialisasi KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya 6. Terlaksanakannya upaya pemecahan masalah dalam rangka peningkatan mutu kegiatan sosialisasi KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya 7. Terevaluasinya kegiatan pemecahan masalah belum optimalnya kegiatan sosialisasi KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya 8. Diperolehnya solusi dan perbaikan bagi pihak terkait untuk pelaksanaan upaya pelayanan sosialisasi KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya ——BAB II TINJAUAN PUSTAKA —2.1 Konsep Dasar KB —- Gerakan KB Nasional adalah gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia. Tujuan gerakan KB Nasional adalah mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia.1,2
—-Aseptor KB (peserta keluarga berencana/family planning participant) ialah PUS yang mana salah seorang menggunakan salah satu cara/ alat kontrasepsi untuk pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun non program.3,4 —2.2 Konsep Pelayanan Keluarga Berencana di Puskesmas —-Tujuan umum dari program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang Norama Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS). Sasaran dalam program ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ditetapkan berdasarkan survei PUS yang dilaksanakan sekali dalam satu tahun dan pelaksanaannya di koordinasikan oleh Petugas Lapangan KB (PLKB).1,2,5,6 —-Ruang lingkup dalam program KB terdiri dari:7,8 1. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat (pada saat kunjungan rumah, posyandu, pertemuan dengan kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga, dasawisma dan sebagainya). Termasu ke dalamnya kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS. 2. Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan pengobatan efek samping KB. 3. Mengadakan kursus keluarga berencana untuk para dukun bersalin. Dukun diharapkan dapat bekerjasama dengan Puskesmas dan bersedia menjadi motivator KB untuk ibu-ibu yang mencari pertolongan pelayanan dukun. —2.3 Manfaat Keluarga Berencana —-Manfaat yang didapatkan apabila mengukuti program keluarga berencana antara lain :9
1. Menekan angka kematian akibat berbagai masalah yang melingkupi kehamilan, persalinan dan aborsi yang tidak aman. 2. Mencegah Kehamilan terlalu dini (tubuhnya belum sepenuhnya tumbuh; belum cukup matang dan siap untuk dilewati oleh bayi. Lagipula, bayinya pun dihadang oleh risiko kematian sebelum usianya mencapai 1 tahun) 3. Mencegah kehamilan terjadi di usia tua. —-Perempuan yang usianya sudah terlalu tua untuk mengandung dan melahirkan terancam banyak bahaya. Khususnya bila ia mempunyai problema-problema kesehatan lain, atau sudah terlalu sering hamil dan melahirkan. 1. Menjarangkan Kehamilan —-Kehamilan dan persalinan menuntut banyak energi dan kekuatan tubuh perempuan. Kalau ia belum pulih dari satu persalinan tapi sudah hamil lagi, tubuhnya tak sempat memulihkan kebugaran, dan berbagai masalah bahkan juga bahaya kematian, menghadang. 2. Terlalu sering hamil dan melahirkan —-Perempuan yang sudah punya lebih dari 4 anak dihadang bahaya kematian akibat pendarahan hebat dan macam-macam kelainan lain, bila ia terus saja hamil dan bersalin lagi. 9 —2.4 Konsep Dasar Kontrasepsi —-Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat bersifat sementara dan permanen. Kontrasepsi ideal harus memenuhi syaratsyarat sebagai berikut :2 1. Dapat dipercaya 2. tidak menimbulkan efek yang menganggu kesehatan
3. Daya kerjanya dapat diatur menurut kebutuhan 4. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus. 5. Tidak memerlukan motivasi terus menerus 6. Mudah pelaksanaannya 7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat 8. Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan bersangkutan. —2.5 Jenis Kontrasepsi 2.5.1 Metoda Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) —-Metode kontrasepsi Jangka Panjang merupakan kontrasepsi yang dapat bertahan antara 3 tahun sampai seumur hidup. Seperti IUD, Implant/susuk KB, Steril pada pria/wanita.1,2 A. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) —-Ada beberapa jenis alat KB yang bekerja dari dalam rahim untuk mencegah pembuahan sel telur oleh sperma. Biasanya alat ini disebut spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine Devices, disingkat IUD. Spiral bisa bertahan dalam rahim dan terus menghambat pembuahan sampai 10 tahun lamanya. setelah itu harus dikeluarkan dan diganti. Bahan spiral yang paling umum digunakan adalah plastik, atau plastik bercampur tembaga.6,7 —-Spiral tidak melindungi dari berbagai penyakit yang menular melalui hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. Selain itu spiral akan memperparah penyakit, menyebabkan komplikasi-komplikasi serius, umpamanya radang mulut rahim yang bisa membuat pasien kehilangan kesuburan (mandul). Cara kerjanya adalah sebagai berikut : 10 1.
Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2.
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3.
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu
4.
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
—-Keuntungan penggunaannya adalah sebagai berikut : 10 1.
Memilki efektivitas tinggi (6 kegagalan dalam 1000 kehamilan)
2.
AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan
3.
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu
diganti) 4.
Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
5.
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
6.
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
7.
Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)
8.
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
9.
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila
tidak terjadi infeksi) 10. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir ) 11. Tidak ada interaksi dengan obat-obat 12. Membantu mencegah kehamilan ektopik
—-Kerugian penggunaannya adalah : 10 Efek samping yang umum terjadi adalah sebagai berikut : * Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan berkurang setelah tiga bulan ) * Haid lebih lama dan banyak * Perdarahan antar menstruasi * Saat haid lebih sakit Komplikasi lain : * Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan * Perdarahan berat pada waktu haid * Perforasi dinding uterus * Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS * Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering berganti pasangan * Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR —B. Kontrasepsi Mantap —-Kontrasepsi mantap adalah satu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran telur (pada perempuan) atau saluran sperma (pada lelaki). Kontap adalah salah satu cara kontrasepsi untuk mengakhiri kelahiran. Kontrasepsi mantap ( Kontap ) dikenal ada dua macam, yaitu Kontap Pria dan Kontap Wanita.10 MOW (metoda operasi wanita)
—-MOW adalah tindakan penutupan terhadap kedua saluran telur kanan dan kiri, yang menyebabkan sel telur tidak dapat melewati sel telur, dengan demikian sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma laki-laki sehingga tidak terjadi kahamilan. Keuntungan MOW : 10 -
Tidak ada efek samping dan perubahan dalam fungsi dan hasrat seksual
-
Dapat dilakukan pada perempuan umur diatas 26 th
-
Tidak mempengaruhi ASI ( air susu ibu )
-
Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi
-
Dapat digunakan seumur hidup
-
Tidak menggangu kehidupan suami isteri
-
Tidak mempengaruhi kehidupan suami isteri
-
Dapat dilakukan dengan menggunakan bius lokal
Keutungan dari Kontap di bandingkan kontrasepsi yang lain adalah : 10 -
Lebih Aman ( keluhan lebih sedikit )
-
Lebih Praktis ( hanya memerlukan satu kali tindakan )
-
Lebih Efektif ( tingkat kegagalan sangat kecil )
-
Lebih Ekonomis
Langkah-langkah persiapan pelayanan Kontap Wanita (MOW) adalah : 10
1. Sebelum menjalani tindakan, lakukan puasa mulai tengah malam, atau sekurang-kurangnya 6 jam sebelum operasi. 2. Mencukur rambut kemaluan dan rambut di perut bagian bawah antara pusar dan tulang kemaluan sampai bersih. 3. Tidak memakai perhiasan , kosmetik, cat kuku dan lain-lain. 4. Bawalah surat persetujuan dari suami yang telah di tandatangani atau di cap jempol. 5. Menjelang operasi harus kencing terlebih dahulu. 6. Datang ke klinik tempat operasi tepat pada waktunya ditemani oleh suami atau anggota keluarga yang telah dewasa , langsung segera melapor ke petugas Akseptor telah selesai menjalani pemasangan kontap wanita/MOW harus melakukan hal sebagai berikut : 10 1. Istirahat secukupnya 2. Minumlah obat sesuai dengan anjuran 3. 7 hari setelah pemasangan tidak bekerja berat, kemudian secara bertahap boleh bekerja seperti biasa 4. Perawatan luka , bekas luka operasi harus selalu bersih dan kering 5. Kalau ada keluhan, muntah yang hebat, nyeri perut, sesak napas, pendarahan, demam, segera kembali ke tempat pelayanan terdekat 6. Persetubuhan boleh dilakukan setelah 1 minggu ( setelah luka kering ) 7. Tidak ada pantangan makanan 8. Kontrol untuk pemeriksaan diri setelah 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, dan setahun, atau bila ada keluhan. —MOP (metoda operasi pria) MOP adalah tindakan penutupan terhadap kedua saluran mani sebelah kanan dan sebelah kiri sehingga pada waktu senggama tidak dapat menyebabkan kehamilan. Keuntungan dari kontap pria adalah :
-
Perlindungan terhadap terjadinya kehamilan sangat tinggi
-
Dapat digunakan seumur hidup
-
Tidak menggannggu kehidupan suami isteri
Syarat untuk mendapatkan pelayanan kontap pria adalah : 10 1. Dilakukan atas permohonan pasangan suami isteri yang syah , tanpa paksaan dari pihak lain dalam bentuk apapun , telah dianugerahkan 2 orang anak dengan umur anak terkecil sekitar 2 tahun dengan mempertimbangkan umur isteri sekurang-kurangnya 25 tahun. 2. Setiap calon peserta Kontap Pria harus memenuhi syarat kesehatan, artinya tidak menemukan hambatan atau kontradiksi untuk menjalani kontap. Nasehat yang diberikan setelah tindakan dilakukan antara lain : 10 1. Istirahatkan satu sampai dua hari 2. Jagalah luka bekas operasi jangan sampai terkena air atau kotoran 3. Pakailah celana dalam yang bersih 4. Minumlah obat yang diberikan sesuai dengan anjuran. 5. Kembali memeriksakan diri ke klinik setelah satu minggu —C. Implant atau susuk —-Merupakan alat kontrasepsi yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang masing-masing 3cm. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi.12
—-Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut. 12 —-Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada dokter. Selain itu hanya dokter dan petugas medis yang terlatih, yang dapat memasangkan susuk KB ini. 12 —-Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai pemasangan susuk KB ini adalah:12 1. AKBK atau susuk disusupkan dibawah kulit lengan kiri bagian atas. Hal ini tergantung pada kebiasaan kita yang umumnya lebih banyak menggunakan tangan kanan dibanding tangan kiri. Oleh karena itu, bagi mereka yang kidal dianjurkan untuk memasang susuk di bawah kulit lengan kanan bagian atas. 2. Cara menyusupkan susuk ini adalah dengan sedikit menyayat kulit, maka sebelumnya pemakai akan dibius lokal terlebih dahulu untuk mengurangi rasa sakit. 3. Susuk dipasang pada waktu menstruasi atau haid. Atau dapat juga setelah 40 hari melahirkan. 4. Setelah susuk dipasang, luka bekas sayatan harus dijaga tetap bersih dan kering, tidak boleh kena air selama 5 hari. 5. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter atau bidan terlatih; 1 minggu setelah susuk dipasang, dan setelah itu 1 tahun sekali selama pemakaian. 6. Sesudah 5 tahun, susuk harus diambil dan diganti dengan yang baru. —-Pasien dianjurkan untuk segera pergi kerumah sakit/klinik/petugas kesehatan lainnya jika: 12
1. Luka bekas pemasangan berdarah atau membengkak (infeksi). 2. Terjadi pendarahan yang banyak sekali, lebih hebat dari haid. 3. Sakit Kepala berat dan mata berkunang-kunang. 4. Terlambat haid disertai tanda-tanda kehamilan misalnya pusing, mual dan muntah-muntah (risiko kegagalan 2:1000). —2.5.2 Metoda Non-Kontrasepsi Jangka Panjang (Non-MKJP)10 A. Pil Kombinasi —-Pil kombinasi sangat efektif bila digunakan setiap hari, jika penggunaan dihentikan maka kehamilan dapat terjadi. Pada bulan-bulan pertama pemakaian mungkin dapat menimbulkan efek samping, antara lain : 1. Mual 2. Perdarahan 3. Keputihan diantara masa haid 4. Kenaikan berat badan 5. Sakit kepala. —-Semua gejala ini tidak berbahaya dan cukup man untuk hampir semua wanita karena efek samping jarang terjadi. Keuntungan lain dari metoda ini adalah dapat digunakan wanita berbagai golongan umur, baik yang sudah maupun yang belum mempunyai anak. —B. Suntik KB —-Sangat efektif untuk mencegah kehamilan bila dilakukan secara rutin dan teratur setiap 1 bulan atau 3 bulan (sesuai dengan jenis suntikan KB yang diberikan). Bila berhenti memakai cara KB ini, kehamilan dapat segera terjadi. Aman digunakan
pada masa menyusui, setelah 6 minggu setelah melahirkan. Membantu mencegah kanker rahim, mencegah kehamilan di luar rahim. Efek samping yang mungkin terjadi pada pemakaian suntik KB antara lain : 1. Perdarahan ringan diantara 2 masa haid 2. Setelah pemakaian satu tahun sering tidak mengalami haid 3. Kenaikan berat badan juga biasa terjadi atau timbul sakit kepala ringan —C. Pil Progestin —-Pilihan yang baik bagi ibu yang menyusui dan ingin menggunakan pil, mulai diminum pada minggu ke 6 setelah melahirkan. Jika digunakan pada masa menyusui, biasanya terjadi perubahan pola haid terutama Keputihan diantara masa haid. —D. Kondom —-Selain mencegah kehamilan juga dapat melindungi terhadap infeksi penyakit menular seksual (PMS) termasuk HIV / AIDS. Kondom mudah digunakan dan efektif bila apabila penggunaannya benar. Beberapa pria merasa bahwa kondom mengganggu hubungan seks dan mengurangi kenikmatan. —E. Metode Sederhana/ Vaginal —-Spermisid/tissu KB, diafragma dan kap, merupakan cara KB yang dapat dipakai sendiri oleh wanita. Penggunaannya adalah dengan memasukkan ke dalam vagina setiap akan melakukan hubungan seks. Efektif bila digunakan secara benar. Cara ini juga dapat membantu mencegah penyakit menular seksual.
—F. Sistem Kalender —-Wanita harus mengetahui masa subur wanita dalam siklus haidnya. Yang dimaksudkan dengan sistem kalender adalah mengatur jadwal berhubungan seksual dimana hubungan seksual tidak dilakukan pada masa subur (masa subur diperkirakan dengan indicator jadwal menstruasi). Namun pada kenyataannya cara ini sering kurang efektif dan diperlukan kerjasama yang baik dengan pasangan, karena sulit untuk menghindari hubungan seksual untuk waktu yang lama. Tidak ada efek samping fisik dan cara ini dianjurkan apabila cara KB lain sulit dipergunakan pada waktu menderita demam, infeksi vagina, setelah melahirkan atau pada waktu menyusui. —G. Metode LAM (Lactational Amenorrhoe Methode) / Pemberian Asi —-Cara KB melalui menyusui eksklusif (menyusui bayi dari 0 s/d 4 bulan tanpa makanan tambahan). Seorang wanita menyusui dikatakan menggunakan metoda LAM, bila : * Menyusui secara penuh atau bayinya tidak mendapat makanan tambahan, ibu sering memberikan ASI, siang dan malam. * Belum mendapat haid * Bayinya belum berumur 6 bulan. * Wanita sebaiknya sudah merencanakan penggunaan cara KB lain, bila tidak menggunakan LAM. —2.6 Permasalahan yang Dihadapi Program Keluarga Berencana
—-Permasalahan yang dihadapi program KB antara lain:1,2,3 1. Kepercayaan, Pada dasarnya semua kepercayaan yang ada di Indonesia menerima gagasan dari KB walaupun terdapat erbedaan pandangan tentang metode pelaksanaan dan alat kontrasepsi yang digunakan. 2. Budaya, seperti faktor pengambilan keputusan yang dilakukan tidak oleh istri belum puas bila tidak memiliki anak perempuan atau lelaki, percaya banyak anak banyak rezeki, serta anggapan bahwa perempuan yang hamil dan melahirkan sehingga yang harus menggunakan alat kontrasepsi agar tidak hamil. 3. Perempuan yang karena kemiskinan dan pendidikan rendah terpaksa menikah pada usia muda 4. terbatasnya alat kontrasepsi yang dapat digunakan pria 5. Dengan adanya alat-alat kontrasepsi yang dapat mencegah terjadinya kehamilan terutama kondom yang dapat membantu mencegah penyakit kelamin, dikhawatirkan akan semakin banyaknya praktek prostitusi di masyarakat. 6. Adanya efek samping atau masalah kesehatan akibat penggunaan alat kontrasepsi. —2.7 Sosialisasi —-Sosialisasi adalah penyebarluasan informasi (program, kebijakan, peraturan) dari satu pihak (pemilik program, kebijakan, peraturan) kepada pihak-pihak lain (aparat, masyarakat yang terkena program, dan masyarakat umum). Isi informasi yang disebarluaskan bermacam-macam tergantung pada tujuan program.7 —-Pada dasarnya, sosialisasi memberikan dua kontribusi fundamental bagi kehidupan kita. Pertama, memberikan dasar atau fondasi kepada individu bagi terciptanya partisipasi yang efektif dalam masyarakat, dan kedua memungkinkan lestarinya suatu masyarakat, karena tanpa sosialisasi akan hanya ada satu generasi saja sehingga kelestarian masyarakat akan sangat terganggu.
—-Fungsi sosialisasi adalah mengalihkan segala macam informasi yang ada dalam masyarakat tersebut kepada anggota-anggota barunya agar mereka dapat segera dapat berpartisipasi di dalamnya.7 —-Sosialisasi dapat dilakukan melalui tiga metode berikut ini.7 1. Komunikasi tatap muka seperti pertemuan warga (musyawarah dusun, musyawarah desa), kunjungan rumah, kunjungan ke tempat-tempat berkumpulnya warga, lokakarya dalam rangka CAP, rapat evaluasi. 2. Komunikasi Massa seperti penyebarluasan leaflet, pamflet, poster, komik, newsletter, dan pemutaran film. 3. Pelatihan Pelaku seperti pelatihan untuk Panitia Perencana, Juru Ukur, Pengawas Konstruksi, dan Tukang. —-Proyek peningkatan mutu dimulai dengan melakukan observasi, wawancara dan melihat data sekunder. Metode yang digunakan dalam proyek peningkatan mutu ini adalah metode Plan, Do, Check, and Action (PDCA cycle) yang didasari atas masalah yang dihadapi (problem-faced) ke arah penyelesaian masalah (problem solving). —-Konsep PDCA cycle pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“. Selanjutnya konsep ini dikembangkan oleh Dr. Walter Edwards Deming yang kemudian dikenal dengan ” The Deming Wheel”. PDCA cycle berguna sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau sistem.13 Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam PDCA cycle, yaitu: 13 a. Plan 1. Mengidentifikasi output pelayanan, siapa pengguna jasa pelayanan, dan harapan pengguna jasa pelayanan tersebut melalui analisis suatu proses tertentu. 2. Mendeskripsikan proses yang dianalisis saat ini
* Pelajari proses dari awal hingga akhir, identifikasi siapa saja yang terlibat dalam prose tersebut. * Teknik yang dapat digunakan : brainstorming –3. Mengukur dan menganalisis situasi tersebut * Menemukan data apa yang dikumpulkan dalam proses tersebut * Bagaimana mengolah data tersebut agar membantu memahami kinerja dan dinamika proses * Teknik yang digunakan : observasi * Mengunakan alat ukur seperti wawancara –4. Fokus pada peluang peningkatan mutu * Pilih salah satu permasalahan yang akan diselesaikan * Kriteria masalah : menyatakan efek atas ketidakpuasan, adanya gap antara kenyataan dengan yang diinginkan, spesifik, dapat diukur. –5. Mengidentifikasi akar penyebab masalah * Menyimpulkan penyebab masalah * Teknik yang dapat digunakan : brainstorming * Alat yang digunakan : fish bone analysis ishikawa –6. Menemukan dan memilih penyelesaian * Mencari berbagai alternatif pemecahan masalah * Teknik yang dapat digunakan : brainstorming b.
Do
--1. Merencanakan suatu proyek uji coba * Merencanakan sumber daya manusia, sumber dana, dan sebagainya.
* Merencanakan rencana kegiatan (plan of action) –2. Melaksanakan Pilot Project —-Pilot Project dilaksanakan dalam skala kecil dengan waktu relatif singkat (± 2 minggu) c. Check –1. Evaluasi hasil proyek * Bertujuan untuk efektivitas proyek tersebut * Membandingkan target dengan hasil pencapaian proyek (data yang dikumpulkan dan teknik pengumpulan data harus sama) * Teknik yang digunakan: observasi dan survei * Alat yang digunakan: kamera dan kuisioner –2. Membuat kesimpulan proyek * Hasil menjanjikan namun perlu perubahan * Jika proyek gagal, cari penyelesaian lain * Jika proyek berhasil, selanjutnya dibuat rutinitas d.
Action
–1. Standarisasi perubahan * Pertimbangkan area mana saja yang mungkin diterapkan * Revisi proses yang sudah diperbaiki * Modifikasi standar, prosedur dan kebijakan yang ada * Komunikasikan kepada seluruh staf, pelanggan dan suplier atas perubahan yang dilakukan. * Lakukan pelatihan bila perlu * Mengembangkan rencana yang jelas
* Dokumentasikan proyek –2. Memonitor perubahan * Melakukan pengukuran dan pengendalian proses secara teratur * Alat untuk dokumentasi — pdca_filesofdrsmed — —— BAB III KEGIATAN PENINGKATAN MUTU SOSIALISASI KB-MKJP DI PUSKESMAS HARAPAN RAYA —3.1 Plan (Perencanaan) 3.1.1. Deskripsi Keadaan —-Harapan Raya memiliki beberapa program, salah satu diantaranya adalah program KIA-KB. Program KIA-KB ini memiliki satu orang petugas yang bertanggung jawab. Dalam program KB ini memiliki beberapa elemen kegiatan diantaranya memberikan penerangan kepada PUS mengenai manfaat KB, sehingga diharapkan dapat meningkatkan angka cakupan akseptor KB. Tapi di Puskesmas Harapan Raya sendiri angka cakupan ini belum mencapai target yakni hanya 30 %. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi tentang KB MKJP itu sendiri. Dapat dilihat dari
kurangnya media informasi yang tersedia seperti tidak adanya poster, folder dan kegiatan penyuluhan-penyuluhan tentang KB MKJP ini. 3.1.2 Identifikasi Masalah —-Proses identifikasi masalah didapatkan melalui: 1. Observasi 2. Wawancara dengan Kepala Puskesmas serta staff yang bertanggung jawab terhadap bagian atau program KB di Puskemas Harapan Raya. 3. Data sekunder mengenai laporan evaluasi program Puskesmas Harapan Raya tahun 2007, khususnya mengenai program KIA-KB. —-Dari data-data tersebut teridentifikasikan beberapa masalah, yaitu : Tabel 3.1 Identifikasi Masalah No
Aspek yang dinilai
Masalah
Metode identifikasi masalah 1
PROMKES
1.
Pembinaan peran serta masyarakat
2.
Penyuluhan Kesehatan 1.
Kader posyandu yang aktif masih rendah
2.
Penyuluhan luar gedung tidak tercapai target 1.
Wawancara dengan ka program promkes mengatakan bahwa kader
memiliki kesibukan lain di luar posyandu Data sekunder: Dari 511 kader yang dilatih hanya 446 kader yang aktif diposyandu (87% ) (data tahun 2007) 2.
Data sekunder: Dari 757 kali penyuluhan yang ditargetkan hanya 704 kali
yang terealisasi (data tahun 2007) 2
KESLING * Klinik sanitasi Alur rujukan dari bagian Poli tidak berjalan dengan baik
Wawancara dengan kepala program Kesling, mengatakan bahwa jumlah petugas pemeriksa yang masih kurang Data sekunder : angka kunjungan yang sangat rendah, dalam bulan Juni 0 3
KIA/KB * Keluarga Berencana * Ante Natal Care Sosialisasi KB MKJP masih kurang.
Belum optimalnya ANC dengan standar 7 T Wawancara: Tidaknya jadwal khusus penyuluhan mengenai KB, dan MKJP khususnya. Observasi:
Tidak tersedianya media informasi mengenai KB-MKJP. Observasi: Tidak dilakukan 2 pemeriksaan yang termasuk ke dalam 7T ANC, yaitu: test PMS dan temuwicara 4
P2P * Surveilance Epidemiologi * Imunisasi Angka penemuan BTA (+) masih rendah
Cakupan imunisasi HB-0 (hepatitis) masih rendah Data sekunder: Dari 1370 target BTA pada tahun 2007 hanya 63 kasus yang tercatat BTA (+) Observasi: Cara penemuan kasus baru hanya menunggu pasien datang berobat ke Puskesmas, kurangnya tenaga kerja Wawancara dengan PJ program Imunisasi Kurangnya jumlah vaksin yang tersedia. Data sekunder: Dari 90% target cakupan imunisasi HB-0 pada tahun 2007, hanya tercapai 40% 5
PENGOBATAN
* Pengobatan dasar Pengobatan rasional kurang berjalan
Observasi :
-
Peresepan tidak selalu dilakukan oleh dokter
-
Adanya perubahan resep oleh petugas apotek
-
Pemberian antibiotik hanya untuk 3 hari
6
PENINGKATAN GIZI * Konseling gizi -
-
Angka kunjungan yang sangat rendah
Alur rujukan dari bagian Poli tidak berjalan dengan baik Observasi :
Jumlah kunjungan konseling gizi dalam 1 minggu adalah 0 Wawancara dengan PJ Gizi : -Rendahnya angka kunjungan ulang -Kurangnya rujukan pasien dari unit pelayanan oleh dokter yang bersangkutan. Data sekunder: Jumlah kunjungan pasien pada bulan Maret: 6 orang, sedangkan jumlah kunjungan pada bulan April berjumlah 9 orang —3.1.3 Penentuan Prioritas Masalah
—-Setelah melakukan brain storming bersama Kepala Puskesmas, dokter penanggung jawab serta staff Puskesmas Harapan Raya pada tanggal 6 Juni 2008, didapatkan beberapa masalah di Puskesmas Harapan Raya. Kemudian dilakukan konfirmasi terhadap permasalahan yang ditemukan serta beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab, lalu diperoleh kritik dan saran, baik dari pimpinan maupun staff Puskesmas, yang digunakan untuk menyaring masalah yang ditemukan. —-Berdasarkan permasalahan yang ditemukan ditetapkan satu prioritas masalah dengan metode scoring yang menggunakan pertimbangan 4 aspek yaitu: 1.
Urgensi/kepentingan
ü nilai 1 tidak penting ü nilai 2 penting ü nilai 3 sangat penting 2.
Solusi
ü nilai 1 tidak mudah ü nilai 2 mudah ü nilai 3 sangat mudah 3.
Kemampuan merubah
ü nilai 1 tidak mudah ü nilai 2 mudah
ü nilai 3 sangat mudah 4.
Biaya
ü nilai 1 tinggi ü nilai 2 sedang ü nilai 3 rendah —-Masalah yang mempunyai total angka tertinggi yang akan menjadi prioritas masalah. Di bawah ini dapat dilihat penetuan prioritas masalah: Tabel 3.2 Penentuan Prioritas Masalah No
Aspek Masalah
Urgensi
Solusi
Kemampuan Mengubah
Biaya
Σ
Rank 1.
Sosialisasi KB MKJP masih kurang
2
3
3
3
54
I 2.
Belum optimalnya pemeriksaan ANC (7T)
3
3
1
3
27
II 3.
Pengobatan rasional di poliklinik kurang berjalan
3
3
1
3
27
II 4.
Alur rujukan ke poli gizi dari bagian Poli tidak berjalan dengan baik
3
3
1
3
27
II 5.
Penyuluhan luar gedung tidak tercapai target
2
3
2
1
12
III 6.
Angka penemuan BTA (+) masih rendah
3
2
2
1
12
III 7.
Cakupan imunisasi HB-0 (hepatitis) masih rendah
3
3
1
1
9
III 8.
Angka kunjungan ke poli gizi yang sangat rendah
3
1
1
3
9
III 9.
Alur rujukan ke klinik sanitasi dari bagian Poli tidak berjalan dengan baik
2
3
1
3
18
IV 10.
-
Kader posyandu yang aktif masih rendah
2
1
1
1
2
V —-Berdasarkan tabel prioritas maslah diatas, maka masalah yang memiliki skor tertinggi adalah “Optimalisasi Sosialisasi KB MKJP masih kurang.”
—3.1.4 Analisis Penyebab Masalah —-Berdasarkan tabel di atas, didapatkan masalah yang menduduki rangking pertama dengan total bobot 54, yaitu jumlah akseptor KB MKJP tidak mencapai target. Setelah didapatkan proritas masalah dan dilakukan observasi serta diskusi dengan penanggung jawab program KB dan Kepala Puskesmas Harapan Raya, teridentifikasi beberapa penyebab dari jumlah akseptor KB MKJP yang tidak mencapai target, dilihat dari berbagai segi, yaitu: Tabel 3.3 Analisis Penyebab Masalah No
Masalah
1
Sosialisasi KB MKJP masih belum optimal
1.
Penyebab timbul masalah
Evidence Base Man
Kurangnya tenaga dalam hal mensosialisasikan KB-MKJP
Money 1.
Tidak adanya alokasi dana khusus untuk sosialisasi KB khususnya MKJP
Method 1.
Tidak adanya pelaksanaan penyuluhan khusus mengenai KB-MKJP
Material 1.Tidak tersedia media informasi mengenai KB-MKJP. Market 1. Kurangnya pengetahuan PUS mengenai KB MKJP 1.
Wawancara: dengan PJ Keluarga Berencana.
Tenaga kesehatan yang bertanggung jawab mengenai KB hanya berjumlah 1 orang. 1.
Wawancara: dengan PJ Keluarga Berencana.
Tidak adanya dana khusus untuk mengadakan penyuluhan dan untuk menyediakan media informasi mengenai KB-MKJP 1.
Wawancara : dengan PJ Keluarga Berencana.
Penyuluhan hanya dilakukan bila ada waktu luang petugas puskesmas. 2.
Observasi : tidak pernah dilakukan penyuluhan KB MKJP
3.
Data sekunder : Jadwal prnyuluhan mengenai KB-MKJP tidak ada
1.
Observasi:
Tidak adanya poster yang tersedia di Puskesmas 1. Angket Prepenelitian Dari 30 orang responden hanya 5% yang mengetahui tentang KB MKJP —-—3.1.5 Alternatif Pemecahan Masalah —-Setelah dilakukan analisis masalah, maka langkah selanjutnya adalah membuat solusi terbaik. Solusi yang diberikan diharapkan dapat mengoptimalkan cakupan target akseptor MKJP. Alternatif pemecahan masalah dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.4 Alternatif pemecahan masalah
No
Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
Tujuan
Sasaran
Tempat
Pelaksanaan Kegiatan
Waktu
Kriteria keberhasilan 1.
Kurangnya tenaga dalam hal mensosialisasikan KB-MKJP
Mengusulkan penambahan petugas pelaksanaan sosialisasi KB-MKJP
Diharapkan kepada kepala puskesmas dapat mempertimbangkan untuk menambah petugas dan dana untuk kegiatan sosialisasi ini
Ka. Puskesmas
Puskesmas Harapan Raya
Dokter muda KKS FK UNRI
Juni 2008
Indikator jangka pendek : Usulan diterima oleh kepala Puskesmas Indikator jangka panjang : Usulan penambahan tenaga dan dana untuk kegiatan sosialisasi dapat terealisasi 2.
Tidak adanya alokasi dana khusus untuk sosialisasi KB khususnya MKJP
Mengusulkan tersediannya dana untuk sosialisasi KB khususnya MKJP
Ka. puskesmas
Puskesmas Harapan Raya
Dokter muda KKS FK UNRI
Juni 2008 3.
Tidak adanya pelaksanaan penyuluhan mengenai KB-MKJP
Melakukan penyuluhan KB-MKJP
Adanya media informasi mengenai KB MKJP
PJ program KB
Puskesmas Harapan Raya
Dokter muda KKS FK UNRI
Juni 2008
Meningkatnya pengetahuan PUS mengenai KB MKJP 4. Tidak adanya media informasi yang berhubungan dengan KB MKJP
Membuat Poster dan folder mengenai KB-MKJP
Tersedianya media informasi mengenai KB MKJP
PJ program KB
Puskesmas Harapan Raya
Dokter muda KKS FK UNRI
Juni 2008 5 Kurangnya Pengetahuan PUS tentang KB MKJP
Melakukan konseling kepada setiap pengunjung poli KB
Menambah pengetahuan PUS tetang KB MKJP
PJ program KB
Puskesmas Harapan Raya
Dokter muda KKS FK UNRI
Juni 2008 ——3.1.6 Definisi Operasional —-Definisi operasional yang digunakan dalam proyek peningkatan mutu ini antara lain: 1. KB-MKJP adalah Jenis Kontrasepsi yang sekali pemakaian dapat bertahan selama 3 tahun sampai seumur hidup. Jenis kontrasepsi ini diantaranya adalah IUD/spiral, Implant/susuk, dan Sterilisasi pada pria dan wanita 2. Sosialisasi KB-MKJP adalah Kegiatan mempromosikan tentang KB-MKJP melalui media promosi seperti poster, folder dan kegiatan penyuluhan yang dilakukan di Puskesmas maupun di luar Puskesmas oleh dokter muda FK UNRI. 3. Kuesioner adalah alat untuk mengukur pengetahuan PUS mengenai KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya dengan kriteria pengetahuan baik, sedang dan kurang. Kuesioner ini disebarkan dalam dua waktu yang berbeda, yaitu kuesioner awal mulai tanggal 16 Juni-5 Juli 2008 dan kuesioner akhir disebarkan setelah dilakukan setelah intervensi. —3.2 Do (Implementasi)
—-Implementasi yang dilakukan dalam proyek peningkatan mutu sosialisasi metoda kontrasepsi jangka panjang di Puskesmas Harapan Raya ini adalah : * Menyebarkan kuesioner awal untuk menilai tingkat pengetahuan para pengunjung KIA-KB terhadap KB MKJP dari tanggal 16 Juni-5 Juli 2008. Hasil kuesiner awal menunjukkan tingkat pengetahuan pengunjung tentang KB-MKJP kurang yaitu 70% Tabel 3.5 Hasil Kuesioner Awal No
Penilaian
Range
Persentase (%) 1 2 3
Baik Sedang Kurang
68-100 34-67 0-33
20% 10% 70%
Total
100 * Menyebarkan folder mengenai KB-MKJP kepada pengunjung poli KIA-KB, pengunjung puskesmas secara umum dan PUS di posyandu dari tanggal 24 Juni-5 Juli 2008 * Melakukan konseling tentang manfaat dan keuntungan KB MKJP pada para pengunjung poli KIA-KB dari tanggal 16 Juni-5 Juli 2008 * Mengadakan penyuluhan mengenai manfaat dan keuntungan KB-MKJP pada acara arisan kader di kantor kelurahan Simpang Tiga pada tanggal 25 Juni 2008 * Menyediakan poster tentang KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya pada tanggal 30 Juni 2008
* Mengadakan penyuluhan mengenai manfaat dan keuntungan KB-MKJP di Ruang tunggu puskesmas Harapan Raya pada tanggal 2 Juli 2008 * Rekomendasi kepada Kepala Puskesmas untuk menambah petugas dan dana untuk pelaksanaan sosialisasi KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya * Rekomendasi kepada pemegang program KB-MKJP untuk melanjutkan kegiatan sosialisasi ini * Rekomendasi kepada kelompok koas IKM-IKK berikutnya untuk melakukan intervensi bila target akseptor KB-MKJP belum tercapai. —3.3 Check (Evaluasi) Evaluasi yang dilakukan dalam proyek peningkatan mutu sosialisasi metoda kontrasepsi jangka panjang di Puskesmas Harapan Raya ini adalah : * Tahap evaluasi ini mulai dilaksanakan dari tanggal 7-16 Juli dengan memberikan kuesioner akhir pada PUS pengunjung ke Puskesmas Harapan Raya, terutama pengunjung poli KB, dan PUS yang akan melakukan MOW di rumah sakit PMC.Setelah dilaksanakannya penyuluhan, konseling dan penyediaan media informasi. Kemudian dilakukan pembagian kuesioner akhir kepada PUS pengunjung di Puskesmas Harapan Raya. Hasil kuesioner akhir menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan KB-MKJP meningkat, dimana pengunjung memiliki pengetahuan kurang menjadi 15% Tabel 3.6 Hasil Kuesioner Akhir setelah intervensi No
Penilaian
Range
Persentase (%) 1 2 3
Baik Sedang Kurang
68-100 34-67 0-33
75% 10% 15%
Total
100 * Diterimanya usulan penambahan tenaga dan alokasi dana khusus untuk kegiatan sosialisasi KB-MKJP oleh Kepala Puskesmas Harapan Raya. —3.4 Action —-Kegiatan sosialisasi tentang KB-MKJP ini dapat dijadikan standarisasi untuk pelaksanaan sosialisasi di Puskesmas Harapan Raya. ——BAB IV PEMBAHASAN ——-Program keluarga berencana (KB) merupakan program yang dicanangkan pemerintah dengan tujuan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia.1,2 Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), terjadinya penurunan laju pertumbuhan penduduk Indonesia, namun tidak demikian halnya dengan laju pertumbuhan Provinsi Riau yang dilaporkan semakin meningkat.4 Meskipun laju pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh hal lain seperti angka kematian dan migrasi (perpindahan) penduduk, angka kelahiran juga
merupakan faktor yang tidak kalah pentingnya. Oleh sebab, menurut BKKBN sangat diperlukannya revitalisasi program KB yang selama ini di canangkan pemerintah.5 —-Metoda kontrasepsi menurut jangka waktu pemakaiannya dibagi atas dua kelompok, yaitu metoda kontrasepsi jangka panjang (MKJP) dan metoda kontrasepsi non-MKJP. Dilihat angka kegagalanya, metoda MKJP dilaporkan terjadi pada 0-2:1000 pengguna sedangkan metoda non-MKJP dilaporkan terjadi pada >10:1000 pengguna.10 Dari hal tersebut terlihat bahwa metoda MKJP lebih efektif untuk dapat mencegah terjadinya kehamilan pada penggunanya. Dari semua PUS yang ada di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya, akseptor KB aktif MKJP sebanyak 2.131 orang dan non MKJP sebanyak 12.464 orang. Target MKJP hanya tercapai 30,29% dan target non-MKJP 71,02%.6 dapat dilihat bahwa masih tingginya minat PUS di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya untuk menggunakan metoda non-MKJP dibandingkan dengan menggunakan metoda MKJP, meskipun sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa metoda MKJP jauh lebih efektif mencegah kehamilan disbanding dengan metoda non-MKJP. —-Setelah dilakukan observasi, wawancara, dan melihat data sekunder yang ada, diketahui bahwa target cakupan KB-MKJP di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya belum tercapai, yakni 30 % dari 80 % target yang ditetapkan.6 Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah sosialisasi tentang KB MKJP ini kepada masyarakat belum dilaksanakan dengan optimal ataupun metoda yang digunakan sebelumnya belum tepat untuk masyarakat di wilayah kerja Pusekesmas Haapan Raya. Pernyataan tersebut didukung oleh angket prepenelitian yang disebar kepada pengunjung Puskesmas Harapan Raya, dimana 95 % pasien memiliki pengetahuan yang kurang tentang KB-MKJP, dan juga dari angket yang disebarkan ini dapat diketahui bahwa banyak anggapan yang salah mengenai KB-MKJP, serta tidak dijumpai adanya media informasi seperti poster, folder, ataupun pelaksanaan penyuluhan mengenai KB-MKJP ini di Puskesmas Harapan Raya. Hal ini sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Hasan Mustafa bahwa sosialisasi yang benar dapat menghindari terjadinya kesalahpahaman dan kekeliruan dalam pelaksanaan suatu kegiatan dan untuk melaksanakan kegiatan sosialisasi diperlukan metode penyediaaan media informasi seperti poster, folder.7 Melihat
keadaan tersebut maka dirasakan perlu dilakukan kegiatan peningkatan mutu sosialisasi mengenai KB-MKJP, baik di Puskesmas sendiri maupun di luar Puskesmas. —-Melalui proyek peninkatan mutu ini, diketahui masalah-masalah yang diperkirakan merupakan penyebab dari kurang optimalnya sosialisasi KB-MKJP di Puskesmas harapan Raya yaitu kurangnya pengetahuan PUS mengenai KB-MKJP, kurangnya tenaga dalam hal mensosialisasikan KB-MKJP, tidak tersedia media informasi mengenai KB-MKJP, tidak adanya alokasi dana khusus untuk sosialisasi KB khususnya MKJP, dan tidak adanya pelaksanaan penyuluhan mengenai KB-MKJP. —-Kurangnya pengetahuan PUS mengenai KB-MKJP dipikirkan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya media informasi mengenai KB-MKJP dan tidak adanya penyuluhan ataupun konseling dari pihak yang berkompeten mengenai KBMKJP di Puskesmas Harapan Raya. Dalam proyek peningkatan mutu sosialisasi KBMKJP ini, telah dilakukan pengadaan media informasi yang ditujukan kepada semua pengunjung Puskesmas Harapan Raya, khususnya PUS yang berkunjung ke poliklinik KIA-KB berupa penyebaran folder dan pemasangan poster mengenai KB-MKJP, dan kegiatan ini juga disertai dengan pelaksanaan konseling mengenai KB-MKJP kepada setiap PUS yang berkunjung ke poliklinik KIA-KB, penyuluhan dalam gedung Puskesmas Harapan Raya dan kegiatan penyuluhan di luar gedung yaitu di kantor Lurah Simpang Tiga di depan para kader Posyandu wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya. Dipikirkan bahwa dengan pengadaan media informasi, kegiatan konseling dan kegiatan penyuluhan dalam gedung maupun luar gedung dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang benar mengenai KB-MKJP kepada pengunjung Puskesmas Harapan Raya. Khusus untuk kegiatan penyuluhan kepada kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Harapan Raya, diharapkan para kader yang telah mendapat penyuluhan dapat memberikan pengetahuan dan informasi yang benar mengenai KB-MKJP saat melaksanakan kegiatannya sebagai kader Posyandu di Posyandu nantinya. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh Hasan Mustafa sosialisasi merupakan kegiatan penyebarluasan informasi (program, kebijakan, peraturan) dari satu pihak (pemilik program, kebijakan, peraturan) kepada pihak-pihak lain (aparat, masyarakat yang terkena program, dan masyarakat umum). Isi informasi yang disebarluaskan bermacam-macam tergantung pada tujuan program.7
—-Kurangnya tenaga dalam hal mensosialisasikan KB-MKJP dipikirkan juga sebagai penyebab karena melihat banyaknya kegiatan yang harus dilakukan dan jumlah tenaga yang tersedia di Puskesmas Harapan Raya. Dalam proyek peningkatan mutu ini, diusulkan penambahan petugas pelaksanaan sosialisasi KB-MKJP dan usulan mengenai alokasi dana khusus untuk kegiatan sosialisasi KB-MKJP kepada Kepala Puskesmas Harapan Raya dengan tujuan agar pelaksanaan sosialisasi KB-MKJP tidak terkendala. —-Dari kuesioner akhir yang disebarkan, diketahui bahwa setelah dilakukannya upaya-upaya dalam proyek peningkatan mutu ini pengetahui pengunjung Puskesmas Harapan raya, khususnya PUS meningkat, dimana didapatkan hanya 15% pengunjung yang masuk dalam kategori pengetahuan kurang, yang pada kuesinor awal sebelum dilakukannya upaya-upaya tersebut didapatkan 70% pengunjung masuk dalam kategori pengetahuan kurang tersebut. ——BAB V PENUTUP —5.1 Simpulan —-Berdasarkan wawancara, observasi, data sekunder di Puskesmas Harapan Raya didapatkan beberapa masalah berdasarkan pendekatan program yang ada, diantaranya Sosialisasi KB MKJP belum optimal, belum optimalnya pelaksanaan ANC, Pengobatan rasional belum berjalan, Alur rujukan ke poli gizi belum berjalan dengan baik, penyuluhan luar gedung tidak mencapai target, angka penemuan BTA positif masih rendah, cakupan imunisasi HB-0 masih rendah, angka kunjugan ke poli
gizi masih rendah, alur rujukan ke klinik sanitasi tidak berjalan dengan baik, kader posyandu yang aktif masih rendah. —-Berdasarkan permasalahan yang terindentifikasi di atas, dicari prioritas masalah berdasarkan sistem skoring dan didapatkan masalah sosialisasi KB MKJP sebagai prioritas masalah utama. Kegiatan sosialisasi tentang KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya masih belum optimal disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adalah kurangnya tenaga dalam mensosialisasikan KB MKJP, tidak adanya alokasi dana khusus untuk sosialisasi KB MKJP, tidak adanya pelaksanaan penyuluhan khusus KB MKJP, tidak tersedianya media informasi mengenai KB MKJP dan masih rendahnya pengetahuan PUS tentang manfaat KB MKJP, dimana dari angket prepenelitian hanya 5 % yang mengetahui tentang KB MKJP. —-Oleh karena itu, dilakukan kegiatan sosialisasi dalam bentuk penyuluhan baik di Puskesmas maupun di luar Puskesmas, pemasangan poster, penyebaran folder dan berkoordinasi dengan kepala Puskesmas dan pihak-pihak terkait untuk mendukung kegiatan sosialisasi ini. —-Evaluasi keberhasilan sosialisasi ini, dilakukan kegiatan penyebaran kuesioner, baik sebelum maupun setelah dilakukan intervensi. Didapatkan hasil berupa peningkatan pengetahuan PUS yang berkunjung ke Puskesmas Harapan Raya, dan adanya partisipasi PUS yang mengikuti kegiatan Kontap wanita di RS PMC. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan sosialisasi yang dilakukan sudah berhasil. Sehingga kegiatan sosialisasi ini dapat dijadikan standarisasi untuk pelaksanaan kegiatan sosialisasi berikutnya. 5.1 Saran a.
Puskesmas Harapan Raya
—-Diharapkan kepada Kepala puskesmas dapat mengalokasikan dana dan menambah petugas dalam kegiatan sosialisasi KB MKJP ini dan kepada penanggung
jawab program KB agar dapat melanjutkan sosialisasi disertai dengan monitoring dan evaluasi b.
Masyarakat
—-Diharapkan meningkatnya pilihan masyarakat terhadap metode KB MKJP ini sehingga diharapkan cakupan akseptor KB MKJP di Puskesmas Harapan Raya mencapai target c.
Diharapkan makalah ini bisa menjadi referensi untuk melanjutkan penelitian
mengenai pelaksanaan kegiatan sosialisasi ——DAFTAR PUSTAKA —1. Prawirohardjo S. Keluarga Berencana Dalam Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, 1999. 900-24. 2. Prawirohardjo S. Kontrasepsi dalam Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, 1999. 535-65. 3. BKKBN. Keluarga Berencana. Disitasi dari : http://www.bkkbn.go.id/hqweb/pria/artik. last update : Januari 2007. 4. Badan Statistik Indonesia. Laju pertumbuhan Penduduk per Tahun menurut Provinsi. Disitasi dari : http://www.datastatistikindonesia.com/componetnt/option,com_tabel/task/ite,id,164/. Last update : Mei 2008. 5. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Perkembangan Pencapaian Peserta KB baru Menurut Alat Kontrasepsi. Disitasi dari : http://www.bkkbn.go.ig/ditfor/download/Data-DESEMBER.2007/. Last Update : Desember 007.
6. Puskesmas Harapan Raya. Profil Puskesmas Harapan raya tahun 2007. 7. Pusat data dan informasi Departemen Kesehatan Indonsia. Glosarium Data dan Informasi Kesehatan. 2005 8. Peraturan daerah Pekanbaru no 5 tahun 2004. Restribusi pelayanan dan Perizinan di Bidang Kesehatan. 9. Azwar S. Manfaat KB. Disitasi dari : http://www.kalbe.co.id 10. BKKBN Provinsi Bali. Pemilihan Jenis Kontrasepsi. Disitasi dari : http://www.bkkbn-Bali.go.id/hqweb/pria/artik. last update : Januari 2007. 11. Webmaster. Kontrasepsi Implant. Disitasi dari : http://www. Yakita.or.id. Last update : Maret 2008. 12. Everson P. Deming Cycle. Disitasi dari : http://www.balancedscore.org. Last update : januari 2008. 13. Webmaster. The PDCA Cycle. Disitasi dari : http://dotmouth.edu. Last Update : Agustus 2007. Posted in Penelitian. Tags: KB, metoda KB, Metoda konstrasepsi jangka panjang, MKJP. 1 Comment » One Response to “PROYEK PENINGKATAN MUTU SOSIALISASI PROGRAM KELUARGA BERENCANA METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU TAHUN 2008”
..:: ALAT KONTRASEPSI ::.. Mereka yang tidak dianjurkan untuk menggunakan pil:
Penderita sakit kuning.
Penderita kelainan jantung.
Penderita varises (urat kaki keluar).
Pengidap tekanan darah tinggi.
Pengidap kencing manis (diabetes).
Penderita migrain (sakit kepala sebelah).
Mereka yang mengalami pendarahan dari kemaluan tanpa sebab-sebab jelas. SUNTIKAN Suntikan termasuk dalam kelompok alat kontrasepsi hormonal. Sesuai dengan namanya, cara pemakaianya dengan menyuntikkan zat hormonal ke dalam tubuh. Zat hormonal yang terkandung dalam cairan suntikan dapat mencegah kehamilan dalam waktu tertentu. Biasanya efektif selama 1-3 bulan, tergantung pada kandungan dan jenis zat dan yang ada. Apabila anda memutuskan untuk memilih metode ini, sebagai alat kontrasepsi maka, seperti halnya penggunaan pil, Hal pertama yang harus anda lakukan adalah memeriksakan kesehatan anda ke dokter. Ini juga untuk memastikan apakah pilihan ini cocok untuk anda. Hal kedua, apabila dokter menyatakan kecocokan, maka anda akan disuntikkan pada lengan atas atau belakang anda. Hal ketiga, karena efektifitas suntikan ini akan berkurang setelah 1-3 bulan, maka setelah waktu yang ditentukan, anda biasanya diminta untuk kembali ke rumah sakit dan mendapatkan suntikan lagi. Untuk hasil maksimal, datanglah sesuai tanggal yang telah ditentukan dokter atau bidan anda. Kelebihan dari suntik hormonal: Pertama, zat hormonal yang dikandung oleh cairan suntik ini direkomendasi karena tidak mengganggu laktasi (produksi air susu ibu). Oleh karena itu suntikan dapat segera diberikan setelah 40 hari sejak ibu melahirkan. Contoh suntikan yang aman, menurut data obat di Indonesia, edisi ke-8, 1992 adalah depo provera. Juga, jika
sewaktu-waktu ada keinginan untuk hamil kembali, maka suntikan dapat segera dihentikan. Selain itu, suntik juga tidak menyebabkan kurang darah. Kekurangan dari metode suntik hormonal: Pada hari-hari pertama setelah disuntik, beberapa orang mengeluh mengalami pusing-pusing, mual, atau pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Selain itu, suntik juga biasanya akan mengubah siklus dan waktu menstruasi. Pada beberapa orang, menstruasi bisa jadi berkurang atau bahkan berhenti sama sekali. Jika ini terjadi anda tidak perlu khawatir, karena ini tidak membahayakan kesehatan. Kelemahan lain dari metode ini adalah karena ini hanya efektif untuk jangka waktu tertentu dan sesudahnya harus diperbarui lagi-adalah resiko gagal karena lupa. Keluhan senada juga dilontarkan oleh peserta group diskusi. Jadi sekali lagi memeriksa diri dengan benar akan sangat membantu, selain berkonsultasi dengan ahlinya. Anda dianjurkan untuk segera pergi ke rumah sakit/klinik/petugas kesehatan lainnya jika mengalami: �
Pendarahan hebat (lebih banyak dibanding waktu haid)
�
Pusing atau rasa mual yang berlebihan
�
Penurunan atau penambahan berat badan yang menyolok
�
Terlambat haid yang disertai tanda-tanda kehamilan, seperti pusing, mual-
mual, dan muntah (resiko kegagalan 1:1000) Mereka yang tidak cocok memakai metode suntik: �
Ibu-ibu yang sedang hamil.
�
Penderita tumor/kanker.
�
Penderita penyakit jantung.
�
Penderita penyakit hati.
�
Penderita darah tinggi.
�
Penderita penyakit kencing manis.
�
Penderita penyakit paru-paru.
�
Ibu-ibu yang mengalami pendarahan dari kemaluan yang tidak diketahui
sebabnya. Mereka ini sebaiknya berhati-hati kalau memilih metode ini, atau sebaliknya mencari alternatif lain yang lebih cocok.
ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT (AKBK) ATAU SUSUK Alat KB yang terdiri dari 6 tube kecil dari plastik dengan panjang masing-masing 3cm ini dikenal di Indonesia dengan nama susuk KB. Hormon yang dikandung dalam susuk ini adalah progesterone, yakni hormon yang berfungsi menghentikan suplai hormon estrogen yakni hormon yang mendorong pembentukan lapisan dinding lemak dan, dengan demikian menyebabkan terjadinya menstruasi. Alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah kehamilan dengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang dibawanya. Selanjutnya hormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh darah. Susuk KB bekerja efektif selama 5 tahun. Jika dalam waktu tersebut si pemakai menginginkan kehamilan, maka susuk dapat segera diangkat. Tapi jika tidak, si pemakai tidak perlu repot-repot lagi menggunakan alat KB lain. Hanya sesekali ia perlu memeriksakan kesehatan ke dokter atau bidan yang memasangkan susuk tersebut.
Dibandingkan pil atau suntikan KB, hormon yang terkandung dalam susuk ini lebih sedikit. Namun demikian, efek sampingan yang dibawanya tetap ada. Oleh karena itu, sebelumnya pemakai harus mengkonsultasikan riwayat dan kondisi kesehatannya terlebih dulu kepada dokter. Selain itu hanya dokter dan petugas medis yang terlatih, yang dapat memasangkan susuk KB ini. Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai pemasangan susuk KB ini adalah: 1. AKBK atau susuk disusupkan dibawah kulit lengan kiri bagian atas. Hal ini tergantung pada kebiasaan kita yang umumnya lebih banyak menggunakan tangan kanan dibanding tangan kiri. Oleh karena itu, bagi mereka yang kidal dianjurkan untuk memasang susuk di bawah kulit lengan kanan bagian atas. 2. Karena cara menyusupkan susuk ini adalah dengan sedikit menyayat kulit, maka sebelumnya pemakai akan dibius lokal terlebih dahulu untuk mengurangi rasa sakit. 3. Susuk dipasang pada waktu menstruasi atau haid. Atau dapat juga setelah 40 hari melahirkan. 4. Setelah susuk dipasang, luka bekas sayatan harus dijaga tetap bersih dan kering, tidak boleh kena air selama 5 hari.
5. Pemeriksaan ulang dilakukan oleh dokter atau bidan terlatih; 1 minggu setelah susuk dipasang, dan setelah itu 1 tahun sekali selama pemakaian. 6. Sesudah 5 tahun, susuk harus diambil dan diganti dengan yang baru. Dengan memakai susuk, anda aman dari kemungkinan hamil utnuk jangka waktu yang relatif lama (5 tahun). Selain itu, anda juga terhindar dari faktor lupa. Kekurangan dari metode susuk KB: Setelah pemasangan, beberapa orang mengalami pendarahan sedikit-sedikit diluar waktu menstruasi (spoting). Beberapa mengeluh jadwal menstruasi menjadi tidak teratur (berubah-uabh) dan bahkan berhenti menstruasi sama sekali. Mereka juga mengalami kenaikan berat badan. Semua ini adalah hal yang umum dialami oleh pemakai susuk KB. Jika yang bersangkutan tidak merasa terganggu, pemakaian boleh diteruskan. Tetapi untuk lebih amannya, ada baiknya pemakai memperhatikan catatan berikut ini. Anda dianjurkan untuk segera pergi kerumah sakit/klinik/petugas kesehatan lainnya jika: 1.
Luka bekas pemasangan berdarah atau membengkak (infeksi).
2.
Terjadi pendarahan yang banyak sekali, lebih hebat dari haid.
3.
Sakit Kepala berat dan mata berkunang-kunang.
4.
Terlambat haid disertai tanda-tanda kehamilan misalnya pusing, mual dan
muntah-muntah (resiko kegagalan 2:1000). Karena alat kontrasepsi ini digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama 4 sampai 5 tahun maka bagi mereka yang menghendaki untuk hamil diantara waktu tersebut sebaiknya tidak menggunakan jenis alat kontrasepsi ini. Susuk KB tidak cocok untuk mereka yang menderita: 1.
Tumor.
2.
Gangguan pada jantung.
3.
Gangguan pada hati.
4.
Darah tinggi.
5.
Kencing manis (diabetes).
6.
Berusia diatas 35 tahun.
7.
Pendarahan dari kemaluan yang tidak diketahui sebabnya.
8.
Belum mempunyai anak.
KONTRASEPSI MANTAP (KONTAP) Kontrasepsi mantap adalah satu metode kontrasepsi yang dilakukan dengan cara mengikat atau memotong saluran telur (pada perempuan) atau saluran sperma (pada lelaki). Kontap dijalankan dengan melakukan operasi kecil pada organ reproduksi, baik untuk tubektomi bagi perempuan, maupun vasektomi bagi lelaki. Dengan cara ini, proses reproduksi tidak lagi terjadi dan kehamilan akan terhindar untuk selamanya. Karena sifatnya yang permanen, kontrasepsi ini hanya diperkenankan bagi mereka yang sudah mantap memutuskan untuk tidak lagi mempunyai anak. Itulah sebabnya kontrasepsi ini disebut kontrasepsi mantap. TUBEKTOMI Pada tubektomi, tindakan operasi kecil untuk mencegah kehamilan dilakukan pada saluran telur perempuan. Dengan memotong atau mengikat salah satu bagian saluran yang dilalui sel telur, diharapkan tidak terjadi pembuahan (kehamilan). Beberapa hal yang sebaiknya dipertimbangkan sebelum melakukan KONTAP: Sama seperti alat kontrasepsi lainnya, musyawarahkan dengan pasangan anda siapa diantara keduanya yang akan menjalankan kontrasepsi mantap ini. Bilaa anda telah benar-benar mantap untuk melakukan tubektomi, dan telah mendapat jaminan dari dokter bahwa tidak akan ada resiko setelah menjalaninya, maka yang perlu anda pahami adalah hal-hal sebagai berikut: 1. Dengan tubektomi saluran yang membawa sel telur ke rahim akan dipotong atau diikat. Lalu bagaimana dengan sel telur yang dihasilkan setiap bulannya? Anda tidak perlu khawatir, sebab sel telur yang dihasilkan tersebut akan diserap kembali oleh tubuh tanpa menimbulkan efek apa-apa terhadap tubuh. 2. Operasi ini memang tergolong operasi kecil. Meskipun demikian, ini hanya boleh dilakukan oleh dokter yang terlatih. Sebelumnya anda akan mendapatkan pembiusan (anestesi) lokal agar tidak merasa sakit.
3. Operasi ini dapat dilakukan kapan saja, yang penting anda tidak sedang hamil. Sebenarnya, akan lebih mudah bagi dokter bila operasi dilakukan pada masa-masa nifas yaitu setelah anda melahirkan. Mengapa? Karena pada waktu ini saluran sel telur (tuba fallopian) masih jelas terlihat. 4. Operasi tubektomi (begitu juga vasektomi) tidak ada pengaruhnya atau tidak ada hubungannya dengan menaiknya atau menurunnya gairah seksual seseorang. Akan tetapi karena sifatnya yang mantap menyebabkan orang tidak merasa khawatir hamil kembali. Keadaan ini membuat seseorang merasa aman secara psikologis sehingga dapat menciptakan hubungan yang lebih santai. TIPS BILA ANDA SELESAI MENJALANI OPERASI TUBEKTOMI 1.
Istirahat secukupnya, dan selama 7 hari dianjurkan tidak bekerja berat.
2.
Bekas luka harus tetap bersih dan kering (tidak boleh kena air selama 7 hari).
3.
Minumlah obat yang diberikan dokter sesuai petunjuk.
4.
Senggama dapat dilakukan setelah 1 minggu.
5.
Jangan lupa melakukan pemeriksaan ulang. Biasanya dokter menganjurkan
pemeriksaan dilakukan setelah 1 minggu, 1 bulan, 3 bulan, dan 1 tahun setelah operasi. Kelebihan dari metode KONTAP: Pertama, cara KB ini tidak akan mengganggu kelancaran air susu ibu. Selain itu, jarang sekali ada keluhan tentang efek samping dari mereka yang memilih cara ini. Hal ini bisa dipahami karena memang tidak ada obat yang harus diminum atau alat yang dikenakan pada tubuh. Dalam beberapa pertemuan, pertanyaan yang sering muncul adalah kemana larinya sel telur, sementara saluran ke rahim telah dipotong atau dihalangi? Seperti telah dijelaskan di atas, sel-sel telur yang diproduksi itu akan langsung diserap kembali oleh tubuh tanpa membuat tubuh menjadi sakit atau terganggu. Kedua, dengan cara kontrasepsi ini, resiko kehamilan bisa dihindari. Angka kegagalan hampir tidak ada. Pertanyaan penting lain yang muncul adalah hubungan tubektomi dengan gangguan gairah seksual, mengingat sudah tidak ada lagi sel telur yang keluar. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, hilangnya gairah seks akibat tubektomi ini hanyalah mitos belaka yang tidak ada kebenarannya. Seandainya ada keluhan, itu biasanya disebabkan oleh faktor psikologis semata. Ini
merupakan kelebihan ketiga dari cara kontrasepsi ini yaitu tidak terpengaruhinya hubungan seks diantara keduanya yang disebabkan oleh tindakan vasektomi atau tubektomi. Dengan kontrasepsi ini, efek samping yang pasti muncul hanyalah luka parut kecil bekas operasi di bagian bawah perut. Meskipun demikian, beberapa hal di bawah perlu juga diperhatikan: Segeralah menemui dokter apabila anda mengalami hal-hal berikut setelah operasi berlangsung: 1. Muntah-muntah yang hebat. 2. Nyeri perut yang sangat. 3. Sesak nafas. 4. Demam tinggi. 5. Terlambat haid yang disertai oleh tanda-tanda kehamilan seperti pusing, mual, dan muntah-muntah. Beberapa orang yang dianggap tidak cocok dengan cara kontrasepsi ini adalah: 1. Pasangan yang belum mempunyai anak. 2. Penderita penyakit jantung. 3. Penderita penyakit paru-paru. 4. Penderita hernia. 5. Pernah dioperasi di daerah perut. 6. Pasangan yang masih ragu-ragu untuk menggunakan cara ini. Dengan kata lain, kontrasepsi ini hanya dianjurkan untuk mereka yang tidak memiliki kecenderungan penyakit tersebut diatas, atau tidak lagi berkeinginan menambah jumlah anak, atau yang memiliki masalah berat lain sehingga kehamilan akan sangat berbahaya baginya. Sebelum menjadi akseptor kontap, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi yaitu: 1. Harus dilakukan secara sukarela, bukan karena paksaan pihak lain.
2. Sudah mendapat keterangan dari dokter atau petugas kesehatan lain mengenai indikasi dan kontra-indikasi dari kontrasepsi ini. 3. Menandatangani persetujuan tertulis atas rencana operasi ini (informed consent). Satu hal yang sebaiknya diingat adalah sangat kecil kemungkinannya untuk tidak menyebut tidak ada peluang sama sekali orang bisa hamil lagi setelah operasi tubektomi. Oleh karenanya perlu dipertimbangkan dengan matang sebelum sampai pada keputusan menjadi akseptor kontrasepsi mantap ini. VASEKTOMI Prinsipnya sama dengan tubektomi pada perempuan, yaitu menutup saluran bibit laki-laki dengan melakukan operasi kecil pada kantong zakar sebelah kanan dan kiri. Operasi ini tergolong ringan, bahkan lebih ringan dari khitan (sunat) dan bisa dilakukan tanpa pisau. Seperti juga pada perempuan, bibit laki-laki yang tidak keluar akan diserap kembali oleh tubuh tanpa menimbulkan efek apapun. Berikut adalah ilustrasi bagian reproduksi pria yang diikat atau dipotong pada operasi vasektomi, agar sel mani atau bibit laki-laki tidak keluar. Meskipun ringan, operasi ini memerlukan bius (anestesi) untuk mengurangi rasa sakit. Sebelumnya, dokter yang akan menangani operasi akan memeriksa secara teliti kondisi kesehatan yang bersangkutan. Operasi bisa dilakukan kapan saja dan boleh dokter yang betul-betul terlatih menangani masalah ini. Hal yang harus dilakukan setelah menjalani operasi: 1.
Istirahat secukupnya, dan selama 7 hari setelah operasi sebaiknya tidak
bekerja berat. 2.
Bekas luka harus bersih dan tetap kering selama 7 hari.
3.
Minum obat yang diberikan oleh dokter sesuai aturan.
4.
Meski sudah boleh berhubungan intim dengan istri/pasangan setelah 7 hari
tindakan operasi diambil, namun pasangan tersebut masih harus memakai alat kontrasepsi lain selama kurang lebih 3 bulan. Bagi pria, kira-kira pada 10-12 kali persenggamaan setelah operasi, dianjurkan memakai kondom. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kehamilan akibat sisa-sisa sperma yang terdapat dalam cairan mani. Sementara pasangannya menggunakan metode lain yang cocok. Setelah
vasektomi, air mani tetap ada, tetapi tidak lagi mengandung bibit. Ini karena vasektomi tidak sama dengan pengebirian. 5.
Jangan lupa memeriksa ulang ke dokter: 1 minggu, 3 bulan, 6 bulan, dan 1
tahun setelah operasi. Seperti yang terjadi dengan sel telur perempuan, sperma yang diproduksi oleh tubuh pria juga akan diserap kembali oleh tubuh tanpa menyebabkan satu penyakit atau gangguan metabolisme apapun. Vasektomi adalah metode kontrasepsi dengan kemungkinan gagal sangat kecil. Disamping itu, hampir tidak ada efek samping yang muncul setelah operasi ini. Memang beberapa orang mengeluhkan tentang gangguan terhadap gairah seksual mereka. Tapi biasanya itu hanya bersifat psikologis, bukan gejala fisiologis. Namun bagaimanapun, resiko dari vasektomi masih ada yaitu infeksi karena operasi. Kalau ini terjadi, segeralah hubungi dokter untuk penanganan secara seksama. Mereka yang tidak cocok dengan metode ini: �
Penderita hernia.
�
Penderita kencing manis (diabetes).
�
Penderita kelainan pembekuan darah.
�
Penderita penyakit kulit atau jamur didaerah kemaluan.
�
Tidak tetap pendiriannya.
�
Memiliki peradangan pada buah zakar.
Mereka yang dianggap cocok dengan cara ini adalah: �
Pasangan yang tidak lagi ingin menambah jumlah anak.
�
Pasangan yang istrinya sudah sering melahirkan, atau
�
Memiliki penyakit yang membahayakan kesehatan.
�
Pasangan yang telah gagal dengan kontrasepsi lain.
Seperti juga pada operasi tubektomi, pria yang akan melakukan operasi vasektomi harus melakukannya secara sukarela dan menandatangani surat persetujuan. Disamping itu mereka berhak mendapat keterangan yang benar dan terperinci dari dokter atau petugas pelayanan KONTAP lainnya.
ANGGAPAN KELIRU MENGENAI CARA-CARA PENCEGAHAN KEHAMILAN: Meskipun dewasa ini telah tersedia berbagai pilihan alat kontrasepsi, dan dengan tingkat keberhasilan yang beragam, tidak sedikit orang yang masih keliru dalam memahami tentang cara pencegahan kehamilan secara benar. Hal ini disebabkan, antara lain karena pemberian informasi (hak informasi) para akseptor tidak selalu dipenuhi oleh para petugas kesehatan. Dengan anggapan bahwa masyarakat tidak butuh informasi menyebabkan tidak sedikit munculnya mitos-mitos dan kekeliruan dalam pemahaman tentang cara menceah kehamilan muncul dengan suburnya. Misalnya, anggapan bahwa "selama masa menyusui dan belum haid kembali ibu tidak akan hamil". Anggapan ini sama sekali benar. Dengan tingkat gizi yang kian membaik dan pola kerja kaum perempuan yang cenderung berubah sehingga intensitas penyusuan terganggu, maka kemungkinan hamil dalam masa menyusui bisa terjadi. Contoh anggapan keliru lainnya adalah menghambat laju sperma dengan cara melompat-lompat, jongkok atau segera mencuci kemaluan sesaat setelah melakukan hubungan seks. Cara-cara seperti ini masih dipercaya oleh sebagian masyarakat kita, terutama oleh kaum perempuan. Padahal daya kerja sperma yang berjumlah ribuan dan menyemprot jauh di dalam rahim tidak akan keluar atau turun meskipun dengan cara melompat, jongkok atau mencucinya. Tidak jarang, anggapan keliru itu bisa membahayakan kesehatan perempuan itu sendiri. Misalnya meminum berbagai ramuan seperti ragi tapai, bir hitam atau parutan nanas muda atau campuran berbagai obat-obatan yang di minum dengan minuman keras sesaat setelah disadari menstruasinya terlambat. Pada kenyataannya, tidak ada bukti ilmiah yang dapat menjelaskan efektivitas cara-cara ini dalam pencegahan kehamilan. Lebih berbahaya adalah praktek urut pijat yang oleh beberapa kalangan masyarakat dipercaya dapat mencegah kehamilan dengan cara "membalik kandungan". Pada kenyataannya bukannya mencegah kehamilan, cara ini dapat membahayakan kondisi organ perempuan yang paling sensitif, yaitu rahim. Cara pencegahan kehamilan yang tidak benar dapat menyebabkan, antara lain: �
Kegagalan serta kehamilan yang tidak diharapkan. Kalau terjadi, biasanya ibu
tidak siap dan akan mencoba menggugurkan kandungan dengan cara-cara yang salah, misalnya dengan minum jamu peluntur.
�
Kalau cara seperti di atas menemui kegagalan, maka ada resiko bayi yang
akan dilahirkan mengalami gangguan cacat (misalnya tidak lengkap anggota tubuhnya), akibat pengaruh obat atau jamu peluntur yang diminum ibu. Belum lagi resiko ibu keracunan akibat obat atau jamu tersebut. �
Ibu mengalami pendarahan dan infeksi yang menyebabkan keguguran, cacat,
lahir muda, atau lahir mati. Implikasi dari cara-cara pencegahan kepada perempuan sendiri apabila suatu ketika akan berpengaruh kepada perempuan sendiri apabila suatu ketika menghendaki kehamilan kembali. Kerusakan organ reproduksi yang disebabkan cara penanganan yang serampangan akan menyulitkan proses reproduksi yang pada gilirannya tak mustahil menimbulkan kemandulan, selain bisa membahayakan nyawa ibu. Karena itu, apabila telah positif hamil, jangan minum jamu terlambat bulan. Jika anda benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi, maka berkonsultasi dengan dokter dan jangan ragu-ragu untuk bertanya secara rinci mengenai alat tersebut. Ini adalah hak setiap pengguna alat-alat kontrasepsi yang telah dijamin sebagai bagian dari hak untuk sehat dalam bereproduksi. Yang paling penting adalah anda dapat memenuhi keinginan anda untuk mengatur kelahiran dan dapat menggunakan alat yang cocok dan sehat untuk anda. Aborsi bukanlah cara yang tepat untuk mencegah kehamilan. Karena, bagaimanapun aborsi, bila dilakukan lebih dari tiga kali akan merusak kondisi rahim perempuan. Prev or Back Copyright � 2003 , PT GLOBALINTER NETURA