5 kategori asset yang ada pada current assets : 1. Cash Cash merupakan alat pembayaran yang mana bank akan menerima untuk deposit dan creditor akan menerima untuk pembayaran. Jadi, cash harus tersedia untuk membayar kreditor dalam jangka pendek dapat dipertimbangkan sebagai kemampuan kas dalam membayar hutang jangka pendek perusahaan. Akun kas pada balance sheet biasanya diberi nama cash, cash and equivalent, atau cash and certificated of deposit. Klasifikasi cash biasanya termasuk mata uang dan dana tidak terikat dengan deposito bank. 2. Marketable securities Merupakan alternative yang digunakan untuk menyimpan entitas kas yang tidak dalam bentuk cash / uang tunai melalui investasi jangka pendek dan dapat dicairkan lagi dalam bentuk uang tunai ketika membutuhkannya. Cara tersebut digunakan oleh banyak management untuk menyimpan seluruh entitas kasnya. Investasi harus menjadi tujuan dari management untuk mengubah investasinya menjadi uang tunai dalam siklus operasi saat ini atau dalam satu tahun. Hal tersebut dapat menjadi keuntungan bagi management untuk menunjukan investasi di bawah marketable securities sebagai ganti dari investasi jangka panjang, karena itu dapat mengubah likuiditas perusahaan. Investasi yang dikalsifikasikan sebagai marketable securities harus bersifat sementara. Investasi dalam preferred stock dan common stock disebut sebagai marketable equity securities. Security’s liquidity harus ditentukan agar dapat diklasifikasikan sebagai marketable
securities.
Analisinya
harus
diasumsikan
bahwa
securities
yang
diklasifikasikan sebagai marketable securities harus siap dipasarkan. 3. Receivable Suatu entitas biasanya mempunyai angka dari klaim cash yang masuk di kemudian hari, klaim tersebut biasanya diklasifikasikan sebagai account receivable dan notes receivable pada financial statement. Klaim utama mempunya banyak entitas yang berasal dari penjualan barang dan service pada akun konsumen disebut dengan trade receivable. Klaim yang lain dapat berasal dari pinjaman pegawai dan dana pajak pemerintah. Karakteristik umum dari receivable adalah perusahaan biasanya mengharapkan penerimaan kas di kemudian hari. Perbedaan antara jumlah yang tercatat dan face amount
selanjutnya akan diamortisasi sebagai interest income (note receivable) dan interest expense (note payable). Perusahaan harus mengistimasi bad debt expense dan menunjukkan penururan nilai dari receivable dan keduanya diungkapkan dengan penggunaan akun “allowance for doubtful account” yang dikurangi dari gross receivable account. Penurunan nilai receivable bisa berasal dari piutang yang tidak tertagih atau disebabkan oleh masalah lain. Biasanya perusahaan mempertimbangkan semua hal yang menyebabkan penurunan nilai receivable pada aku allowance for doubtful account, dari pada mengatur allowance account yang terpisah untuk setiap penyebab. Hasil dari penggunakan pendekatan Allowance for doubtful account dalam bad debt expense yang dibebankan pada periode penjualan, dengan demikian expense ini cocok dengan revenue nya. Biaya tambahan dari akun receivable yang ditentukan tidak mempengaruhi income statement atau net receivable pada balance sheet, biaya tersebut mengurangi akun receivable dan allowance for doubtful account. Apabila receivable bersifat immaterial, maka pengakuan bad debt expense menggunakan metode direct write-off. Dengan metode tersebut bad debt expense diakui akun customer diidentifikasi tidak tertagih, dan juga bad debt expense diakui pada income statement dan gross account receivable nya pada balance sheet turun.
Day’s Sales in Receivables
Account Receivable Trunover Merupakan perhitungan yang lain yang menunjukkan likuiditas dari receivable. Account Receivable Turnover = Net sales / Averange gross receivable
Account Receivable Turnover in Days
Credit sales vs Cah sales