Aggregate Planning For Seasonal Demand

  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Aggregate Planning For Seasonal Demand as PDF for free.

More details

  • Words: 1,329
  • Pages: 7
RESUME AGGREGATE PLANNING FOR SEASONAL DEMAND: RECONCILING THEORY WITH PRACTICE

A. RESUME JURNAL UTAMA Permintaan terhadap produk sering dipengaruhi oleh siklus tahunan yang berulang. Variasi musim banyak menjadi penyebab kesulitan terutama dalam perencanaan produksi dan dalam memastikan ketersediaan sumber daya. Ada dua strategi produksi fundamental

yaitu

dinamakan

dengan

level

dan

chase.

Perencanaan

level

mempertahankan tingkat produksi yang stabil setiap hari dan menggambarkan ketersediaan barang jadi yang dihasilkan setiap bulan yang disesuaikan dengan tingkat penjualan. Sedangkan perencanaan chase menyesuaikan input tenaga kerja dalam usaha memenuhi permintaan bulanan yang diharapkan. Taktik yang umum digunakan untuk kapasitas yang bervariasi adalah :dengan mengadakan lembur atau mengurangi jam kerja, menyewa atau memberhentikan peralatan atau mengurangi jumlah shif, dan mengsubkontrakkan beberapa pekerjaan. Kombinasi dari kedua jenis perencanaan (mixed strategy) diatas dapat meminimumkan biaya marginal total yang dijumlahkan dalam waktu 12 bulan. Perencanaan aggregate perlu dibagi kedalam sebuah skedul produksi master (MPS) yang ekuivalen dengan struktur biaya yang sama, karena tidak mungkin untuk memproduksi produk secara keseluruhan. Ruang lingkup dan metode Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan mengapa para praktisi seringkali gagal dalam memanfaatkan perencanaan aggregate. Metode penelitian

studi kasus digunakan untuk memahami proses pembuatan keputusan yang komplek dan mendapatkan informasi-informasi yang relevan. Jumlah sample yang digunakan terdiri dari 42 perusahaan manufaktur. Sample dibandingkan untuk 2 lokasi survey yaitu perusahaan yang berlokasi di pedesaan dan didaerah metropolitan Australia, serta penjualannya menggambarkan pengaruh musiman. Sampel dengan sengaja ditarik dari lingkup industri yang luas, dengan proses produksi yang berbeda, dan puncak penjualannya adalah pada saat musim dingin dan musim panas. Disamping itu sample yang diambil mulai dari bisnis keluarga yang kecil sampai pada perusahaan multinasional besar. Untuk menemukan perusahaan yang sesuai dilakukan dengan membaca Koran bisnis, direktori telepon yellow pages, dan dari kemasan barang-barang yang dijumpai di toko-toko. Setiap kasus melibatkan wawancara setengah terstruktur dengan pemilik, eksekutif kepala atau eksekutif senior (biasanya perusahaan mengajukan manajer produksi), diikuti dengan perjalanan ke pabrik untuk melakukan pengamatan dan mengajukan pertanyaan pada staf lainnya. Muatan kasus dibatasi pada lingkup perencanaan produksi, dan meliputi seluruh strategi yang disesuaikan dengan permintaan musiman, bentuk dan tujuan perencanaan produksi, skedul sumber daya, pembangunan konsep MPS, isu-isu manajemen, kendala-kendala dasar, dan fleksibilitas volume.

Temuan Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perusahaan yang diteliti menerapkan strategi yang berbeda-beda, yaitu level, chase, mixed, dan demand

management strategi. Strategi manajemen permintaan dilakukan jika motivasi utama dalam memperkenalkan produk musiman adalah untuk meringankan masalah produksi musiman. Sekitar 45% sample menerapkan strategi chase murni, sebanyak 81% lebih menyukai strategi chase atau chase yang sudah dimodifikasi, dan tidak ada sample yang menerapkan mixed strategi. Pemikiran chase strategi didasarkan atas logika yang sama dengan produksi JIT. Strategi ini penting untuk tipe produk yang bernilai, berukuran besar, atau sulit untuk disimpan, mudah rusak, dan memiliki resiko keusangan yang cukup besar. Dengan variasi produk yang tinggi, prediksi penjualan yang tepat dibutuhkan sepanjang waktu. Sebuah skedul pemesanan dibuat untuk mencegah kelebihan produksi, tapi pengaturan ini tidak membolehkan perlindungan apapun untuk antisipasi persediaan konvensional. Hubungan antara rata-rata utilisasi dari peralatan tetap dan besarnya penjualan bulanan adalah factor kunci dalam menentukan kelayakan strategi chase ini. Pada sisi tenaga kerja, pendukung yang paling penting adalah pelatihan yang berlangsung tidak lebih dari 3 minggu, rekrutmen yang mudah, kondisi tenaga kerja yang fleksibel atau kontrak jangka pendek dan beberapa kebebasan pada saat jam kerja pabrik menurun atau pekerja libur. Perusahaan yang menerapkan modified chase strategi didasarkan atas alasan keterbatasan sumber daya yang menghalangi tingkat output untuk memenuhi permintaan pasar. Umumnya kendala ini dikaitkan dengan kapasitas maksimum peralatan atau ketidakmampuan untuk mencukupi tenaga kerja dengan pelatihan yang panjang. Untuk itu produk tertentu harus direncanakan pada saat bahan baku musiman sudah tersedia. Strategi ini meminta sejumlah persediaan, namun perusahaan akan mengurangi resiko

memegang barang yang tidak diinginkan dengan membuat strategi keputusan informal, misalnya untuk pesanan ekspor, pesanan inden, dan pesanan dalam jumlah besar dikaitkan dengan kontrak, semuanya ditempatkan dengan baik sebelum tanggal penyerahan. Perusahaan yang menerapkan level strategi karena operator membutuhkan waktu yang panjang untuk bisa ahli pada tugas-tugas penting. Disamping itu manajemen juga ingin mengintensifkan agar pabrik beroperasi dalam kapasitas yang penuh sepanjang tahun. Perusahaan menerapkan produk yang stabil dengan mengabaikan probabilitas keusangan. Untuk mengantisipasi factor musiman disediakan sejumlah kecil persediaan yang cukup memadai, dan untuk memenuhi target penjualan tahunan, pemasar memberikan harga diskon. Taktik ini menghasilkan 60-70% pejualan dan menjamin perputaran persediaan yang cukup besar, sehingga level strategi dipilih sebagai sebuah strategi yang aman dan sederhana. Perusahaan yang menerapkan strategi manajemen permintaan menstimulir penjualan musiman dengan memperkenalkan produk komplementer.Kebanyakan perencanaan diputar ulang untuk membetulkan bauran produk setiap bulan. Beberapa sample memiliki tenaga kerja yang cukup dan proses yang fleksibel untuk memenuhi permintaan. Pekerja temporer ditempatkan pada periode yang singkat untuk menyesuaikan penawaran dan permintaan.

B. RESUME ARTIKEL PENDUKUNG Penjualan bulanan dari banyak produk akan dipengaruhi oleh siklus musiman. Pada puncak permintaan, jumlah permintaan melebihi tingkat penawaran yang

normal, sehingga perlu dilakukan pengaturan untuk mengejar proses barang dengan meningkatkan jam kerja per minggu atau meningkatkan operasi perusahaan agar lebih intensif. Dan sebaliknya pada saat permintaan menurun maka proses produksi konstan sama dengan rata-rata penjualan. Tujuan dari aggregate planning adalah untuk menentukan posisi yang dapat dikompromikan.

Seperti suatu perencanaan untuk memberikan peramalan penjualan

yang meminimalkan kombinasi antara produksi marginal dan biaya persediaan dimasukkan untuk siklus p satu tahun. Solusi aggregate dipertimbangkan sebagai kombinasi bulanan yang terbaik antara output, persediaan, tenaga kerja yang diarahkan untuk membuat suatu master skedul produksi (MPS). MPS adalah dokumen utama yang memungkinkan manajemen menterjemahkan proyeksi bisnis ke dalam realita manufaktur. Perencanaan bisnis akan mengarahkan kegiatan pemasaran, produksi dan keuangan, terutama ruang lingkup produk, sampai pada seluruh ramalan volume penjualan dan anggaran manufaktur. Selanjutnya MPS adalah skedul produksi yang menyesuaikan permintaan yang diharapkan untuk item-item tertentu, kapasitas yang tersedia dan pertimbangan produktifitas yang relevan. Penelitian ini menggunakan 20 industri yang terletak di Australia untuk mengetahui bagaimana tanggapan mereka tentang siklus penjualan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perencanaan aggregate disesuaikan dengan masalah penjualan musiman melalui biaya minimum, pada skedul produksi aggregate sedikitnya untuk satu tahun penuh. Struktur model didasarkan atas penemuan keseimbangan antara biaya

persediaan dan berbagai biaya lain yang disesuaikan dengan input tenaga kerja dari bulan ke bulan. MPS adalah sebuah perencanaan operasi yang didasarkan atas persiapan yang baik dan prioritas yang jelas. Sasaran utamanya adalah untuk memenuhi standar pelayanan konsumen, dalam arti ketersediaan produk di gudang dan waktu tunggu penyerahan. Produktifitas tenaga kerja juga penting dan fleksibel, karena modifikasi masih diperlukan. Sistem perencanaan dirancang untuk menempatkan jangkauan bisnis yang luas dan sasaran manufaktur melalui hirarki struktur keputusan. Tugas utama manajemen adalah menggambarkan garis pedoman untuk menyesuaikan input tenaga kerja dalam penerapan skedul produksi tertentu dan menetapkan prosedur yang meliputi biaya dan usaha minimum. Dalam membuat skedul produksi (MPS) sebagian sample menurunkannya dari perencanaan bisnis aggregate dan sebagian lagi menurunkan MPS dari ramalan penjualan. Dari 20 sampel yang diteliti, 16 industri menggunakan chase plan sedangkan yang lain menggunakan level plan. C. DISKUSI Kedua artikel tersebut membicarakan tentang perencanaan aggregate untuk permintaan yang berfluktuasi pada industri manufaktur yang ada di Australia. Perencanaan aggregate tersebut dituangkan dalam bentuk master skedul produksi (MPS). Dalam perencanaan aggregate terdapat dua jenis strategi perencanaan yaitu chase plan dan level, yang bisa juga dikombinasikan dan menghasilkan mixed strategi. Chase strategi didasarkan atas logika yang sama dengan JIT dan membutuhkan penyesuaian input tenaga kerja setiap waktu untuk menyesuaikan dengan permintaan yang

berfluktuasi. Sementara level strategi plan mempertahankan tingkat produksi yang stabil setiap hari dan menggambarkan ketersediaan barang jadi yang dihasilkan setiap bulan yang disesuaikan dengan tingkat penjualan. Hasil

penelitian

memperlihatkan

bahwa

sebagian

besar

perusahaan

manufaktur lebih menyukai menggunakan strategi chase plan dan modifikasi chase. D. KESIMPULAN Untuk permintaan yang berfluktuasi perusahaan manufaktur lebih baik menerapkan chase strategi plan karena lebih dapat meminimumkan biaya produksi marginal, dengan syarat perusahaan memiliki input tenaga kerja yang fleksibel dan dapat disesuaikan untuk memenuhi fluktuasi permintaan tersebut. E. REFERENSI Buxey, Geoff (2005). Aggregate Planning For Seasonal Demand : Reconciling Theory With Practice, International Journal of Operation & Production Management, Vol 25, No 11. Buxey, Geoff (1993). Production Planning and Scheduling for Seasonal Demand International Journal of Operation & Production Management, Vol 13, No 7.

Related Documents

Aggregate Demand
November 2019 35
Aggregate Planning
November 2019 19
Aggregate Planning
May 2020 13
Aggregate Planning
June 2020 10