Agama.docx

  • Uploaded by: Dzikrhinha Chitra Fhiandri
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Agama.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,926
  • Pages: 30
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Laporan Akhir Ceramah)

Dzikrina Citra Fiandri 1718011040 No. Presensi 34

Dosen Pembimbing Dr. Nunung Rodiyah, M.A. (Dosen PAI di FK Jurusan Pendidikan Dokter Universitas Lampung)

JURUSAN PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2018

Kata Pengantar

Assalamua’laikum warahmatullahi wabarukatuh Alhamdulillahirabbilalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan kasih saying-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas laporan akhir ceramah ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, Nabi besar yang diutus sebagai rahmat sekalian alam. Semoga salawat serta salaNya terlimpahkan kepada segenap keluarga dan para sahabatnya serta seluruh umat manusia yang mana bertetapan mengikuti tuntunan hingga akhir zaman. Tugas ini ditulis dan disusun sebagai laporan akhir ceramah pada mata kuliah umum Pendidikan Agama Islam di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung tahun ajaran 2017/2018. Saya ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam, Ibu Dr. Nunung Rodiyah, M.A. yang telah memberikan bimbingan dan dukungan kepada saya sehingga laporan akhir ceramah ini dapat terselesaikan dengan baik. Saya berharap semoga laporan akhir ceramah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Akhirnya dengan selalu mengharap taufik dan hidayah dari Allah SWT, saya ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 23 Mei 2018

Dzikrina Citra Fiandri (1718011026)

DAFTAR ISI

COVER…………………………………………………………………………………i KATA PENGANTAR…………………………………………………………….……ii DAFTAR ISI………………………………………………………………………..…..iii Ceramah 1……………………………………………………………………………....1 Ceramah 2………………………………………………………………………………3 Ceramah 3………………………………………………………………………………5 Ceramah 4………………………………………………………………………………7 Ceramah 5………………………………………………………………………………9 Ceramah 6………………………………………………………………………………11 Ceramah 7………………………………………………………………………………12 Ceramah 8………………………………………………………………………………13 Ceramah 9………………………………………………………………………………15 Ceramah 10……………………………………………………………………………..17 LAMPIRAN……………………………………………………………………………. 19

Nama

: Dzikrina Citra Fiandri

NPM

: 1718011040

No. Presensi

: 34

Nama Penceramah

: - Ustadz Maulana

Tugas ke : 1

- Ustadz Benri - Ustadz Azhari Nasution - Ustadz Syamsuddin Nur Hari/Tgl/Pukul

: Kamis, 8 Maret 2018. Pukul 05.00 – 06.25

Tempat

: TV Nasional (Trans TV) / Islam Itu Indah

Kategori

: Kuliah Subuh

Kesalahan Fatal Orang Tua dalam Mendidik Anak Ada 7 (tujuh) kesalahan fatal orang tua dalam mendidik anak, diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Berkata sumpah serapah/makian/kutukan kepada anak Orang tua tidak boleh mengutuk anak, betapa banyak orang tua yang sedikit-sedikit mengutuk

anaknya.

Islam

melarang

orang

tua

mengutuk/menyumpahi

anaknya,bagaimanapun marahnya orangtua. Orang tua harus selalu ingat bahwa dimulut mereka ada sebuah doa, seperti contoh yaitu 40 kali orang tua berkata ‘bodoh’ kepada anaknya maka hal tersebut dapat menjadi kenyataan. Hal tersebut dapat terjadi karena di dalam mulut orang tua terdapat doa. Malaikat tidak akan mencatat apa yang ada di hati kita tetapi ketika seudah keluar dari mulut maka akan tercatat. Maka dari itu perkataan orang tua dapat menjadi doa untuk anak-anaknya. Rasulullah Saw. Bersabda “Kullu Kalam Addoa” yang memiliki arti bahwa setiap perkataan adalah doa. Entah itu perkataan yang baik ataupun yang buruk, sama-sama mengandung unsur doa bagi yang mengucapkannya. Maka dari itu, berhati-hatilah dalam perkataan juga perbuatan terhadap anak. Allah menunjukkan sesuai dengan kehendak kita karena Allah dalam prasangka kita, maka senantiaslah berprasangka baik kepada anak, yaitu salah satu caranya adalah dengan masukke dalam dunianya, seperti contoh: anak-anak mencoret-coret dinding di rumah itu mungkin karena orang tuanya tidak menyiapkan kertas untuk anaknya menyalurkan ide dan imajinasi yang dia punya. 2. Kesalahan dalam membanding-bandingkan anak

Seorang anak tentu mempunyai perasaan yang sama seperti manusia yang lain. Tentu mereka sangat tidak suka jika dibanding-bandingkan dengan orang lain, karena pada dasarnya setiap anak itu unik. Artinya setiap anak mempunyai potensi yang berbeda-beda dan itulah cara Rasulullah saw. dalam membangun hubungan yang baik dengan para sahabatnya. Apabila kita melihat fenomena para sahabat Rasul ada Umar yang tegas, Abu Bakar yang lembut, dan begitupun Usman yang dermawan. Rasulullah tidak pernah membeda-bedakan antara sahabat yang satu dengan sahabat yang lain. Rasulullah berkata “Yang terbaik diantara kamu adalah yang beriman, bertakwa, dan beramal shaleh. Untuk itu kita patut meneladani sifat Rasul yang tidak yang tidak pernah membeda-bedakan orang lain. Kita harus dapat memotivasi setiap anak kita agar bisa menjadi yang lebih baik lagi, kita pelihara anak-anak kita dengan perasaannya, dan kita juga harus dapat membuat mereka bangga terhadap dirinya sendiri yaitu dengan cara membawa mereka supaya dapat berkomunikasi dengan baik dengan orang tuanya. Terkadang maksud kita sebagai orang tua, ketika membandingkan antara anak yang satu dengan anak yang lain tujuannya adalah untuk memotivasi, tetapi justru hal tersebut dapat menimbulkan iri hati dan dendam. 3. Orang tua suka memarahi anaknya di depan orang lain Kebanyakan orang tua menganggap bahwa memarahi anak di depan orang lain adalah jurus terakhir yang ampuh ketika anak sudah tidak dapat untuk dinasehati. Niat orang tua melakukan hal tersebut adalah untuk membuat sang anak malu dan jera sehingga mereka tidak akan mengulangi kesalahan itu lagi, tetapi realitanya setelah anak dimarahi di depan orang lain maka sang anak tersebut malah merasa tidak malu dan ia pun tentunya menyimpan dendam terhadap orang tuanya karena yang mereka fikirkan adalah sudah terlanjur dikenal bandel/nakal maka lebih baik saya menjadi bandel/nakal saja. Kesalah fatal berikutnya adalah ketika orang tua memarahi anaknya di depan orang lain itu sama artinya dengan kita sedang mengajari orang lain tersebut untuk memaki anak kita di lain kesempatan. 4. Menyetir anak untuk menjadi seperti yang orang tua mau Mengarahkan boleh, menyetir/memaksakan kehendak jangan. Setiap anak tentunya memiliki keinginan dan cita-cita masing-masing, apalagi mereka masih labil, memiliki citacita yang mudah berubah seperti ingin menjadi dokter, menjadi polisi, pilot, dan lain-lain. Islam mengajarkan bahwa menjadi apa kelak anak-anak itu urusan paling akhir, yang terpenting adalah mereka dapat menjadi orang-orang yang shaleh dan shalehah. Keinginankeinginan orang tua tersebut sebenarnya baik, hanya saja terkadang cara menyampaikannya yang salah dan terlalu memaksakan kehendak. 5. Terlalu memkasakan anak untuk memperoleh nilai tertinggi/juara 1

Ada dampak buruk ketika orang tua terlalu memaksakan anaknya untuk mendapatkan niali yang baik/harus menjadi juara 1, yaitu hal ini akan mengajarkan anak bahwa nilai itu adalah segala-galanya, padahal realitanya adalah bukan. Ingat kisah suatu ketika Rasulullah mempunyai anak yaitu Farimah ra, suatu ketika setelah beliau menikah dengan Ali bin Abu Thalib, ia mengeluh bahwa susah sekali untuk menjadi ibu rumah tangga dan beliau meminta kepada Rasulullah saw untuk diberi pembantu, lalu tanggapan Rasullah adalah menasehatinya yaitu dengan cara mengajarkan 3 dzikir kepada Fatimah, Rasulullah berkata bahwa yang ini lebih baik dan lebih menenangkan daripada permintaanmu. Dzikir tersebut adalah Subhanallah, Walhamdulillah, Allahu Akbar yang diucapkan ketika hendak akan tidur yaitu sebanyak 33x, 33x, dan 33x bahkan dzikir Allahu Akbar dengan niatan yang berbeda sehingga genap menjadi 100. Dari kisah tersebut dapat ditarik pelajaran bahwa Rasulullah tidak mengajarkan kepada anaknya bahwa materi adalah segala-galanya dan ada hal yang lebih menenangkan dari materi yaitu tentang pemahaman agama yang baik, kemudian yang kedua jika kita terlalu memaksakan sesuatu kepada anak, maka hal ini akan dapat membuat anak mengambil jalan pintas, yang kadang jalan ini tidak sesuai dengan ajaran agama, seperti menyontek. Kita sebagai orang tua harus dapat melihat potensipotensi yang ada dalam diri anak-anak dan harus selalu mensupport hal tersebut. 6. Jarang berkomunikasi dengan anak Berkomunikasi/mengobrol dengan anak adalah hal yang penting karena salah satu ciri rumah tangga surga adalah mereka suka duduk berhadap-hadapan dan mengobrol. Hal tersebut perlu ditiru karena dimana salah satu kebutuhan anak adalah ia ingin bercerita dengan orang tuanya. Ketika ia tidak dapat bercerita dengan orang tuanya tentu ia akan bercerita dengan orang lain. Ketika anak jarang mengobrol dengan orang tua maka anak mempunyai kebiasaan untuk menyembunyikan sesuatu dari orang tuanya. Ketahuilah ketika anak sudah memiliki rahasia maka hal tersebut dapat menjadi suatu petaka. Untuk itu, komunikasi dengan anak adalah suatu hal yang penting dan hal tersebut merupakan salah satu ciri adanya keterbukaan antara orang tua dan anak. 7. Tidak membekali diri dengan ilmu dalam mengasuh Rasulullah saw bersabda : “Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya “Bagaimana maksud amanat yang disia-siakan?” Nabi menjawab “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran tersebut.” (HR Bukhari-Gois) Seperti contoh yaitu ketika seorang dokter tidak belajar dan pada saat memeriksa pasien dengan asal-asalan dan kemudia pasiennya meninggal maka dokter tersebut akan dikatakan sebagai mal praktek. Sebagai orang tua, kita harus membekali diri kita dengan ilmu dalam

mengasuh karena sebagian orang tua hanya bangga karena sudah memiliki anak tetapi mereka lupa menjaga bagaimana supaya tidak melakukan kesalahan. Berdasarkan statement di atas dapat ditari kesimpulan bahwa ilmu-ilmu parenting itu penting.

Nama

: Dzikrina Citra Fiandri

NPM

: 1718011040

No. Presensi

: 34

Nama Penceramah

: - Ustadz Maulana

Tugas ke : 2

- Ustadz Cecep Maulana - Ustadzah Lulu Susanti Hari/Tgl/Pukul

: Minggu, 18 Maret 2018. Pukul 05.00 – 06.30 WIB

Tempat

: TV Nasional (Trans TV) / Islam Itu Indah

Kategori

: Kuliah Subuh

Lima Penyebab Doa Tidak Dikabulkan Doa merupakan bentuk komunikasi antara hamba, selaku makhluk lemah tak berdaya, kepada Allah SWT. Yang Maha Pengasih dan Mahakuasa. Karenanya, doa merupakan suatu ibadah untuk manusia agar dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT., terdapat beberapa adab yang perlu diperhatikan, yaitu. a. Memperhatikan waktu yang mustajab (waktu yag pasti dikabulkan) ketika berdoa, diantaranya adalah: 

Pada waktu tengah malam



Di antara adzan dan iqamah



Disaat dalam sujud



Ketika sedang berkecamuk peperangan



Ketika 10 hari terakhir bulan Ramadhan



Ketika adzan



Setelah waktu ashar pada hari jumat



Ketika hari arafah



Ketika sedang turun hujan

b. Jangan lupa memulai doa dengan bersyukur kepada Allah SWT. yaitu dengan shalawat dan mengucapkan pujian kepada Allah SWT. c. Berdoa dengan sungguh-sungguh, berdoa yang khusyuk dan yakin, bahwa Allah akan mengijabah doa kita dan ketika kita yakin maka akan membawa energi positif dalam diri kita.

d. Berdoa dengan sikap rendah diri. Doa adalah meminta sesuatu dari yang rendah kepada Yang Paling Tinggi, untuk itu kita harus bersikap rendah diri. e. Tidak diperkenankan doa untuk saudaranya, yakni doa yang buruk. f. Jangan lupa untuk menjaga pakaian, makanan, dan menjaga semua yang ada pada diri kita dari sesuatu yang haram. Berikut ini adalah lima penyebab doa tidak dikabulkan oleh Allah SWT. yaitu: 1)

Melalaikan hak-hak Allah Melalaikan hak-hak Allah yaitu kita tidak menunaikan kewajiban-kewajiban kita.

Dalam (Q.S. Ash-Shaff: 10-11) yang berbunyi: “Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? Yaitu ketika kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah SWT. dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.” Ada jamaah yang bertany pada suatu kajian “Kenapa doaku tidak dikabulkan oleh Allah?” karena kau mempunya hati yang mati, penyebabnya adalah kau tidak tunaikan hakhak Allah SWT. kau tidak melalukan kewajibanmu sebagai manusia. Salah satu kedahsyatan doa adalah doa-doa orang tua. Jadi, kewajiban kita sebagai manusia salah satunya adalah memperhatikan orang tua. 2) Sesuatu yang haram masuk ke dalam diri kita Sesuatu yang haram jika masuk ke dalam diri kita maka akan tertolak, perbuatan haram tertolak, makanan tertolak, minuman tertolak, bahkan pakaian kita yang haram akan menyebabkan doa-doa kita tidak diijabah oleh Allah SWT. Efek dari kita melakukan sesuatu yang haram, memakan makanan yang haram, adalah. a. Mengikis iman kita Iman kita itu bertambah karena ketaatan dan menurun karena adanya kemaksiatan. b. Amal dan ibadah serta perbuatan baik kita tidak akan diterima

3) Tidak fokus dan melupakan doa

Berdoa dalam hati yang kosong sama artinya kita tidak fokus terhadap apa yang kita ucapkan kepada Allah SWT. Sebenarnya doa itu harus yang serius. Tidak ada bedanya dengan ketika akan berbicara kepada sesama manusia, tetapi tidak mau melihat matanya. Apa yang kita ucapkan jadi terasa bohong dan tidak ada artinya. Akhirnya, kita jadi tidak bersungguh-sungguh terhadap apa yang kita doakan. Berdoa itu perlu kesungguhan, harapan, dan kesabaran. Dari tiga poin utama ini, banyak orang yang salah paham seolah-olah terlalu memaksakan Allah SWT. 4) Meninggalkan Amar MA’ruf Nahi Munkar Disaat kita melalaikansegala perbuatan baik yang sesuai dengan syariat, niscaya tidak akan terkabulkan doa kita karena apa-apa yang kita lakukan hanyalah dosa. Ketidakpedulian kita terhadap lingkungan sekitar dapat menyebabkan doa tidak diijabah. Bagaimana doa-doamu tidak bisa sampai ke atas? Yaitu karena habbul minannas mu tidak terjalin. 5) Senantiasa melampaui batas dalam berdoa Dalam (Q.S. Al-A’raf/7:55) : “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sehingga, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui.” Maksud dari melampaui batas adalah.  Menyekutukan Allah SWT Seperti datang ke pohon./dukung/ patung untuk berda  Doanya kepada keharaman/kepada kemaksiatan  Tidak sesuai dengan proses hikmah manusia Jangan sampai berdoa tetapi tidak sesuai dengan fitrah kita sebagai manusia. 

Derajat yang tidak layak Seperti doa yang menjadi malaikat, menjadi nabi. Hal itu merupakan contoh yang

melampau batas. 

Suaranya terlalu keras

Nama

: Dzikrina Citra Fiandri

NPM

: 1718011040

No. Presensi

: 34

Nama Penceramah

: - Ustadz Maulana

Tugas ke : 3

- Ustadz Cecep Maulana - Ustadzah Aini Hari/Tgl/Pukul

: Senin, 19 Maret 2018. Pukul 05.00 – 06.30 WIB

Tempat

: TV Nasional (Trans TV) / Islam Itu Indah

Kategori

: Kuliah Subuh

Jual Beli yang Berkah Kebiasan orang dahulu pada masa jahiliyah adalah melakukan perjalanan untuk berdagang. Hal itu biasanya dilakukan oleh orang kota. Orang kota kebanyakan berdagang dan berkebun sedangkan orang kampung kebanyakan berternak. Jadi, berdagang sudah menjadi kebiasaan bangsa Arab pada zaman dahulu. Perdagangannya memang bagus, hanya saja ada yang mengandung unsur riba. Unsur riba inilah yang dihilangkan, tetapi jual belinya tetap dipertahankan karena jual beli dapat menyambung silaturahmi. Rasulullah saw. pun berdagang. Rasulullah memperlihatkan bagaimana kejujuran beliau dalam berdagang. Rasulullah saw. melakukan jual beli yang berkah karena memperhatikan rukun-rukun jual beli. Rukun-rukun jual beli itu diantaranya ada penjual, ada pembeli, ada barang, dan juga ada akad. Nabi dan para sahabat menghindari cara jual beli yang batil, diantaranya adalah sebagai berikut. 

Menjual barang dengan memberi syarat



Menjual barang dengan menyebut sumpah



Menjual barang dengan cara menimbun dan menjualnya ketika harganya sudah naik



Menjual barang dengan membatalkan pesanan orang lain yang sudah pesan terlebih dahulu

Kita harus mengerti rukun-rukun jual beli, hal-hal yang dilarang, kita tidak boleh bersumpah bahwa harganya murah. Jual beli lah dengan jujur, yaitu jujur dengan perkataan, jujur dengan timbangan/ukuran. Jangan sampai seperti membeli kucing dalam karung. Al Imam an Nawawi dalam Al Majmu Syarah mengatakan bahwa pengertian jual beli adalah pertukaran harta (barang/jasa) dengan alat pertukaran (uang/harta) yang konsekuensinya

setelah membeli ada perpindahan kepemilikan dari si penjual kepada si pembeli. Jual beli harus dilakukan dengan prinsip suka sama suka atau saling rela., penjual rela barangnyaa dijual dan yang pembeli rela harganya sesuai dengan kesepakatan. Dalam agama islam, macam-macam jual beli ditinjau dari pertukaran (Wahbah AzZuhaili, Al Fiqh at islami wa adillatuhu (Q.S 4:595-596) a. Jual beli salam (perasaan)  Yaitu jual beli yang dilakukan dengan cara menyerahkan uang muka terlebih dahulu kemudia barang-barangnya akan diantar belakangan. b. Jual beli muqayyadah (barter)  Yaitu jual beli yang dilakukan dengan cara menukar barang dengan barang yang lain c. Jual beli muthlaq  Yaitu jual beli barang dengan sesuatu yang disepakati sebagai alat tukar d. Jual beli alat tukar dengan alat tukar  Jual beli barang yang biasa dipakai sebagai alat tukar dengan alat tukar lainnya seperti rupiah dengan dirham dll. Hukum jual beli dalam islam yaitu Allah berfirman dalam Q.S Al Baqarah Ayat 275 bahwa Allah SWT. menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Artinya hukum jual beli pada dasarnya boleh, halal, kecuali jika mengandung unsur-unsur haram, unsur-unsur gharar (ketidakjelasan) maka jual belinya menjadi haram. Rasulullah saw. mengatakan janganlah kalian menjual apa yang tidak kalian miliki. Sebagian ulama menafsirkan dari hadits ini maksudnya adalah jangan kalian jual apa yang tidak bisa kalian serahkan kepada pembelinya. Contoh : jual beli burung yang masih terbang di langit. Lalu bagaimana kita menjual barang yang bukan kita pemiliknya? Dalam Fiqih Al Muamalat ada suatu sistem jual beli, yaitu jual beli amanah. Jual beli amanah adalah jual beli dimana penjual membuka harga awalnya (memberitahu). Seperti misal ada yang minta untuk dibelikan barang (menitip) dan ia ikhlas memberikan tambahan uamg dari harga aslinya, hal yang terpenting adalah penjual dan pembeli tau harga awalnya berapa dan kemudia ketika ada selisihnya dan itu disepakati, maka itu boleh. Kemudian ada juga jual beli muzayadah (jual beli lelang), misal ada tokoh terkenal dan ingin menjual barangmya kemudian ada yang menawar 100, 200, dan seterusnya sampai terdapat tawaran yang tertinggi, yaitu 1 juta, maka tawaran yang tertinggi inilah yang menjadi kesepakatan antara penjual dan pembeli. Hukum jual beli ini adalah boleh. Hal-hal yang harus dihindari ketika jual beli online, yaitu.



Hindari jual beli online yang ada unsur judinya.



Hindari jual beli online yaitu jual beli yang barangnya adalah barang haram.



Hindari jual beli online yang ada unsur tipu-menipu.



Hindari jual beli online yaitu tentang sesuatu yang tidak ada manfaatnya.



Tidak mengenal orang yang menjual amanah atau tidak.



Jika kita sebagai penjual maka kita harus bisa menjaga kepercayaan konsumen.

Bahaya di dunia dan di akhirat ketika jual beli tidak sesuai dengn syariat, diantaranya adalah sebagai berikut. 

Jauh dari rahmat Allah SWT.



Konsekuensinya adalah akan mendapatkan dosa. Dosa itu adalah ketika melakukan sesuatu yang dengan sengaja membiarkan agar orang lain tidak tahu.



Akan musnah hartanya.



Mendapatkan murka Allah SWT.



Merusak sifat karena sekali melakukan hal yang haram maka akan menjadi ketagiham. Jadi, sifat orang baik akan menjadi buruk dan sifat orang buruk akan semakin buruk.



Ada tanggung jawab di akhirat terutama tanggung jawab terhadap harta, yaitu akan ditanya dari mana harta tersebut dan dipergunakan untuk apa saja.

Kalau anda ingin kaya, itu merupakan hal yang mudah yaitu dengan cara berbuat sesuatu hal yang sesuai dengan keridhoan Allah SWT., yaitu jangan rugikan saudaramu. Buatlah taman yang indah dimana akan banyak bunga yang indah dan harum di dalamnya sehingga kupu-kupu datang ke taman yang kau buat. Caranya adalah jual beli lah dengan cara Nabi, perhatikan rukun-rukunnya, yaitu ada penjual, ada pembeli, ada barang, dan ada akadnya. Kalau jual beli online? Ketika anda mengunggah sesuatu barang dan tertulis harganya itu sudah termasuk ijab, dan kabulnya adalah ketika pembeli berkata ingin membeli barang tersebut. Dalam jual beli harus jelas dan menghindari suatu ketidakjelasan (gharar).

Nama

: Dzikrina Citra Fiandri

NPM

: 1718011040

No. Presensi

: 34

Nama Penceramah

: - Ustadz Ahmad Sarwat

Tugas ke : 4

- Ustadzah Aini Hari/Tgl/Pukul

: Jumat, 30 Maret 2018. Pukul 05.00 – 06.00 WIB

Tempat

: Trans 7 (Khasanah)

Kategori

: Kuliah Subuh

Tata Cara Mengangkat Tangan dalam Berdoa Banyak sekali tata cara mengangkat tangan dalam berdoa yang ada di dalam riwayatriwayat Nabi Shallallahu ‘alaihi Wassalam dan para sahabat. Para ulama pun berselisih pendapat dalam sebagian tata cara tersebut namun khilaf ini merupakan khilaf tanawwu’ (variasi), dibolehkan mengambil yang mana saja dari variasi yang ada. Namun, mengingat banyak sekali praktek mengangkat tangan dalam berdoa yang beredar di masyarakat, hendaknya kita mencukupkan diri pada praktek-praktek mengangkat tangan yang dijelaskan para ulama dan tidak mengikuti cara-cara yang tidak diketahui asalnya dari mana. Jika kita dikelompokkan, praktek-praktek mengangkat tangan dalam berdoa dapat dibagi menjadi tiga, sebagaimana pembagian dari sahabat Ibnu ‘Abbas Radhiallu’anhuma : “Al Mas’alah adalah dengan mengangkat kedua tanganmu sebatas pundak atau sekitar itu. Al istighfar adalah dengan satu jari yang menunjuk. Al ibtihal adalah dengan menengadahkan kedua tanganmu bersamaan.” (HR. Abu Daud 1489, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih Al Jami’ 6694) 1) Al Mas’alah Al Mas’alah merupakan jenis yang umumnya dilakukan dalam berdoa. Bentuk ini juga yang digunakan ketika membaca doa qunut, istisqa, dan pada beberapa rangkaian ibadah haji, yaitu dengan membuka kedua telapak tangan dan mengangkatnya sebatas pundak, sebagaimana digambarkan oleh Ibnu ‘Abbas, juga berdasarkan hadits : “Jika engkau meminta kepada Allah SWT., meminta dengan telapak tanganmu, jangan dengan punggung tanganmu.” (HR. Abu Daud 1486, dishahihkan Al Albani dalam silsilah Ash Shahihah 595) 2) Al Istighfar

Al Istighfar yaitu dengan mengangkat tangan kanan dan jari telunjuk menunjuk ke atas, Syaikh Shalih Alu Asy Syaikh mengatakan : “Cara ini khusus bagi khatib yang berdiri. Jika ia berdoa, cukup jari telunjuknya menunjuk ke atas. Ini merupakan simbol dari doa dan tauhidnya. Tidak disyariatkan bagi khatib mengangkat kedua tangannnya (ketika berdoa) jika ia berkhutbah sambil berdiri di atas mimbar atau di atas benda lainnya, kecuali jika sedang berdoa istisqa (maka boleh mengangkat kedua tangan)” (Syarh Arba’in An Nawawiyyah, 1/112). Termasuk dalam jenis ini, khatib jumat yang membaca doa, yang sesuai sunnah adalah dengan mengacungkan telunjuknya ke langit ketika sedang berdoa. 3) Al Ibtihal Al Ibtihal yaitu dengan bersungguh-sungguh mengangkat kedua tangan ke atas dengan sangat tinggi hingga terlihat warna ketiak. Boleh juga hingga punggung tangan menghadap ke langit dan telapak tangannya ke bumi. Jenis ini dilakukan ketika keadaan benar-benar sulit, mendapat musibah yang sangat berat, sedang sangat-sangat mengharapkan sesuatu, atau berdoa dalam keadaan sangat berduka, atau ketika istisqa (memohon hujan). Ada beberapa posisi tangan ketika berdoa, mau kita menggunakan yang mana tidak ada yang salah karena memiliki dalil masing-masing dan juga shahih. Hal terpenting yang perlu diingat adalah kita tidak boleh menyalahkan posisi doa yang lainnya. Karena ketiga posisi tangan ketika berdoa di atas adalah sunnah Rasulullah saw.

Nama

: Dzikrina Citra Fiandri

NPM

: 1718011040

No. Presensi

: 34

Nama Penceramah

: - Ustadz Maulana

Tugas ke : 5

- Ustadz Syam - Ustadz Riza Muhammad - Ustadzah Lulu Hari/Tgl/Pukul

: Jumat, 6 April 2018. Pukul 05.00 – 06.30 WIB

Tempat

: TV Nasional (Trans TV) / Islam Itu Indah

Kategori

: Kuliah Subuh

Terjebak di antara Dua Cinta Ibu dan istri memiliki kedudukan yang sama pentingnya dalam islam dan harus diutamakan dan didahulukan. Tapi yang harus kita ingat bahwa seorang ibu yang shalehah akan melahirkan anak yang shaleh dan shalehah akan melahirkan anak yang shaleh dan shalehah hingga tumbuh menjadi suami yang shaleh dan istri yang shalehah pula. Sedangkan istri yang shalehah akan menjadikan rumah tangga suaminya penuh dengan cinta dan kasih sayang, membantu suami dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT. dan memenuhi kewajiban terhadap suaminya karena seorang wanita adalah milik suaminya dan seorang laki-laki adalah milik ibunya. Rasulullah saw. bersabda : “Siapakah yang berhak terhadap seorang wanita?” Rasulullah menjawab, “Suaminya (apabila telah menikah), Aisyah ra. Bertanya lagi , “Siapakah yang berhak terhadap seorang laik-laki?” Rasulullah menjawab, “Ibunya” (HR. Muslim). Karena seorang wanita yang telah menikah menjadi “milik” suaminya, maka ketaatan kepada suaminya lebih didahulukan daripada kepada orang tuanya selama itu dalam perkara yang ma’ruf. Kecemburuan istri terhadap ibu suaminya adalah hal yang keliru, karena yang lebih layak cemburu adalah seorang ibu terhadap pendamping anaknya yang baru dikenalnya beberapa tahun saja. Untuk seorang istri, bayangkanlah jika engkau membesarkan seorang anak laki-laki. Semua rasa lelah, cinta, keringat, dan darahmu tercurah. Hingga suatu saat anak lakilakimu menikah dan memilih menghabiskan banyak waktunya bersama dengan wanita asing atau dikenal sebagai menantu bagimu. Istri yang shalehah tidak akan menghalangi bakti suaminya kepada ibunya. Sebab berbakti kepada orang tua (Ibu) adalah kewajiban besar yang diperintahkan bergandengan dengan perintah beribadah kepada Allah SWT.

Seorang istri seharusnya menyadari akan kewajiban suaminya untuk berbuat baik dan berterima kasih kepada kedua orang tuanya terutama ibunya. Dan juga seorang istri harus mengetahui bahwa ridha dan murka Allah tergantung kepada orang tua. Memang menjadi nomor dua di hati ang suami adalah hal yang tidak disukai. Tetapi dengan kesabaran dan keikhlasan mengikuti apa yang telah ditentukan oleh syariat dalam kehidupan berumah tangga, insyaAllah Allah akan lebih mudah masuk ke dalam surga-Nya. Ketika terdapat konflik antara ibu dan istrinya, bagaimana pria harus mengambil sikap? Sebagai pria yang dekat dengan ibunya, maka pria tersebut akan cenderung melindungi ibunya. Tentu saja ini dipengaruhi oleh naluri berdasarkan pengalaman kecilnya. Untuk itu ketika terjadi perselisihan antara istri dan ibu, maka seorang pria harus harus dapat memberikan pengertian bahwa hal tersebut adalah salah. hal Terbaik yang dapat pria lakukan sebelum terjadi perselisihan adalah mencegahnya. Pria harus mampu membantu menjadikan komunikasi antara istri dan orang tua kandungnya berjalan baik. Jangan biarkan ada perasaan untuk membela salah satu di antara mereka, hanya karena takut dianggap plin-plan.

Nama

: Dzikrina Citra Fiandri

NPM

: 1718011040

No. Presensi

: 34

Nama Penceramah

: Ustadz A. Hamdani

Hari/Tgl/Pukul

: Sabtu, 4 April 2018. Pukul 14.00 – 15.00

Tempat

: Musholla Baitul Anwar

Kategori

: Kajian Langsung

Tugas ke : 6

Menjadi Orang yang Sabar Allah SWT, dan Rasul-Nya mengajarkan kepada kita beberapa sikap dalam menjalani hidup agar lebih terasa lapang dan menenangkan. Salah satu sifat yang dimaksud adalah sifat sabar. Sabar adalah salah satu cara manusia meminta tolong kepada Allah SWT. Sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang tidak disukai karena mengharapkan ridho Allah SWT. Sederhananya, sabar digunakan ketika berhadapan dengan situasi yang sulit, dengan rasa sabar kita tidak akan mudah marah dan menghakimi orang lain perihal situasi sulit yang sedang membelit kita. Allah berfirman dalam QS. Al Baqarah/2:153

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar. Dalam ayat tersebut Allah SWT. menjelaskan kepada orang-orang yang beriman bahwa Allah akan selalu beserta mereka yang menjadikan sabar dan shalat sebagai penolong. Allah juga menjanjikan kedudukan yang tinggi di surga bagi hamba-hambanya yang bersabar. Seperti firman Allah SWT. dalam QS Al urqaan : 75 yang memiliki arti : “Mereka itulah orang-orang yang dibalas dengan kedudukan-kedudukan tinggi (di surga) dengan sebab kesabaram mereka. Al Maraghi mendefinisikan sabar sebagai ketabahan hati dalam menanggung berbagai macam kesulitan dalam mencegah perbuatan maksiat. Dengan sabar manusia akan lebih bersikap bujak dan arif dalam menghadapi masalah. Dengan sabar pula, manusia dapat berfikir jernih untuk mencari jalan keluar dari setiap kesulitan yang sedang dialami. Dan pada akhirnya

sabar akan menghantarkan manusia kepada kebahagiaan setelah manusia terbebas dari permasalahan. Atas dasar itu, kesabaran harus diwujudkan dengan cara mempersiapkandiri menghadapi segala macam kesulitan dan ujian dalam menjalankan seluruh perintah Allah SWT. Secara umum, kesabaran dibagi menjadi dua, yaitu. 1)

Kesabaran dalam menghadapi cobaan yang bersifat fisik Kesabaran dalam menghadapi cobaan yang bersifat fisik adalah tabah dalam memikul

tugas-tugas yang berat, tabah dalam menghadapi kemiskinan, cacat, atau menderita sakit (akibat penyakit maupun siksaan). 2)

Kesabaran dalam menghadapi cobaan yang bersifat non fisik Kesabaran dalam menghadapi cobaan yang bersifat non fisik terbagi menjadi beberapa

hal, diantaranya adalah sebagai berikut. Pertama, sabar dalam menahan hawa nafsu dan kecenderungan seksual. Kesabaran ini disebut dengan ‘iffah’. Kedua, teguh dalam menghadapi musibah, cobaan, kesulitan, dan bencana tanpa ada keluh kesah/mengumpat, tidak menunjukkan rasa kesal dan sebagainya. Kesabaran semacam ini sering dianggap sebagai bentuk kesabaran secara umum. Ketiga, menahan diri dari kehidupan mewah di waktu dirinya kaya. Keempat, syaja’ah (keberanian), yakni mampu menahan diri dari sifat kepengecutan di medan peperangan. Lawan dari syaja’ah adalah jubun (pengecut). Kelima, tasamuh (toleran), yakni sikap untuk menahan diri dan lapang dada terhadap musuh atau orang yang berbeda pendapat. Keenam, kitman, yakni menahan diri untuk tidak menyampaikan suatu aib atau rahasia, baik rahasia diri sendiri, orang lain, dan negara. Ketujuh, zuhud, yakni menahan diri dari kenikmatan dan kesenangan dunia untuk memeroleh kesenangan akhirat. Kedelapan, qana’ah, yaitu menahan diri dari hidup yang berlebih-lebihan dan merasa puas dengan kehidupan yang diusahakannya. Sering kali orang mengatakan bahwa sabar ada batasnya, benarkah kalimat tersebut? Sabar yang kita miliki seharusnya lebih besar dari setiap besarnya masalah yang kita hadapi,

setiap ujian yang Allah berikan bukankah sesuai dengan kesanggupan hambanya? Untuk itu, sepertinya tidak ada batasan yang membuat kesabaran itu menjadi tampak kecil dan berkurang. Kesabaran akan membuahkan keberhasilan dan kebahagiaan. Sebaliknya, sifat tergesagesa, gelisah akan menjatuhkan seorang ke dalam kegagalan dan kemurkaan Allah SWT.

Nama

: Dzikrina Citra Fiandri

NPM

: 1718011040

No. Presensi

: 34

Nama Penceramah

: Ustadz A. Hamdani

Hari/Tgl/Pukul

: Jumat, 20 April 2018. Pukul 14.00 – 15.00

Tempat

: Musholla Baitul Anwar

Kategori

: Kajian Langsung

Tugas ke : 7

Pentingnya Menyambung Silaturahmi Marilah kita bertakwa kepada Allah Ta’ala. Takwa yang juga dapat menghantarkan kita pada kebaikan hubungan dengan sesama manusia. Lebih khusus lagi, yaitu sambunglah tali silaturahmi dengan keluarga yang masih ada hubungan nasab (anshab). Yang dimaksud hubungan anshab yaitu keluarga sendiri seperti ibu, bapak, anak laki-laki, anak perempuan, ataupun orang-orang yang mempunyai hubungan darah dari orang-orang sebelum bapaknya atau ibunya. Inilah yang dimaksud dengan arham atau anshab. Adapun kerabat dari suami atau istri, mereka adalah ipar, tidak memiliki hubungan rahim atau nasab. Silaturahmi itu sendiri memiliki arti menggalang hubungan kerabat dekat. Silaturahmi adalah kunci terbukanya rahmar dan pertolongan Allah SWT. Banyak cara untuk menyambung silaturahmi, misalnya dengan berkunjung memberi hadiah, atau dengan pemberian yang lain. Sambunglah silaturahmi itu dengan berlemah-lembut, kasih sayang, wajah berseri, memuliakan, dan dengan segala hal yang sudah dikenal manusia dalam hubungan silaturahmi. Dengan silaturahmi, pahal yang besar akan diperoleh dari Allah Azza Wa Jalla. Silaturahmi dapat menyebabkan seseorang bisa masuk ke dalam surga, serta silaturahmi juga dapat membuat seorang hamba tidak akan putus hubungan dengan Allah di dunia dan di akhirat. Tahuka

h kalian tentang sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan ataupu

keburukam? “Sesuatu yang paling cepat mendatangkan kebaikan adalah pahala orang yang berbuat kebaikan dan menghubungkan silaturahmi, sedangkan yang paling cepat mendatangkan keburukan ialah siksaan bagi orang yang berbuat jahat dan memutuskan tali persaudaraan.” (HR. Ibnu Majah) Hidup kita tidak akan tenang jika di dalam hati masih tersimpan kebencian dan rasa permusuhan kepada sesama muslim. Perhatikan keluarga kita, kaum yang paling kecil di masyarakat. Bila di dalamnya yang hanya terdiri dari beberapa orang saja sudah tidak saling

bertegur sapa, saling menjauhi, menggunjing, dan fitanh, maka rahmat Allah akan dijauhkan dari rumah orang tersebut. Dalam skala yang lebih luas, dalam lingkup sebuah negara, bila di dalamnya sudah ada kelompok yang saling fitnah atau saling menjatuhkan, maka dikhawatirkan bangsa dan negara tersebut akan terputus dari rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubungnya silaturahmi, maka ukhuwah islamiyah akan terjalin dengan baik. Bagaimanapun besarnya umat islam secara kuantitatif, sama ekali tidak ada artinya bila di dalamnya tidak ada persatuan dan kerja sama untuk taat kepada Allah. Sebagai umat yang taat, kita berkewajiban untuk mendukung segala kegiatan yang menyatukan langkah berbagai kelompok kaum muslimin dan mempererat tali persaudaraan di antara kita semua. Oleh karea itu, tetap sambunglah tali silaturahmi. Berhati-hatilah dari memutuskannya. Masing-masing dari kita akan menghadap Allah dengan pahala bagi orang yang menyambung tali silaturahmi. Atau ia menghadap Allah dengan membawa dosa bagi orang yang memutus tali silaturahmi. Marilah kita memohon ampun kepada Allah Ta’ala, karena sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Nama

: Dzikrina Citra Fiandri

Tugas ke : 8

NPM

: 1718011040

No. Presensi

: 34

Nama Penceramah

: - Ustadz Bisri Mustofa

Hari/Tgl/Pukul

: Minggu, 29 April 2018. Pukul 05.00 – 06.00 WIB

Tempat

: Radio 90,0 FM

Kategori

: Kuliah Subuh

Keistimewaan Shalat Shalat lima waktu pastinya perintahnya disampaikan langsung oleh Allah SWT. kepada Nabi Muhammad saw. tanpa melalui perantara siapapun. Ini bisa kita ketahui dari peristiwa Isra’ Mi’raj. Perintah-perintah ibadah yang termasuk didalamnya adalah shalat, merupakan hal yang disampaikan oleh Allah SWT. secara langsung. Dalam konteks Allah menurunkan perintah shalat pada waktu Isra’ Mi’raj, ada dua hal yang kita renungkan, yaitu: 1. Dalam konteks waktu Allah memilih waktu yang istimewa, yaitu menunggu suatu momentum Isra’ Mi’raj. Ada ulama-ulama yang saling berpendapat bahwa waktu-waktu diturunkannya suatu perintah shalah adalah waktu-waktu yang mujabbah dan atau waktu-waktu yang sangat mulia yaitu 1/3 malam bagian akhir. 2. Dalam konteks tempat Allah memilih tempat yang mulia saat menurunkan perintah Allah, yaitu di Sidratul Muntaha. Tidak ada satupun makhluk yang bisa sampai disana. Hanya atas izin Allah sajalah tempat itu dapat didatangi. Terdapat keistimewaan shalat lima waktu lainnya, yaitu shalat merupakan amalan yang pertama kali di hisab di Yaumil Akhir kelak. Hal ini sesuai dengan hadits Rasulullah saw. : “Yang pertama kali dihisab dari seorang hamba adalah shalat. Jika baik shalatnya maka amalan yang lain akan baik. Jika rusak shalatnya maka rusak pula ibadah-ibadah yang lain.” Hal ini berarti shalat merupakan indikator ibadah sesorang muslim. Apabila kita telaah hadits nabi ini, maka shalat diberikan kepada siapa saja untuk menunaikan halat dan memberikan kesempatan manusia untuk masuk ke surga Allah SWT. karena orag miskin apabila shalatnya baik maka memiliki kesempatan untuk masuk surga. Begitu pula dengan orang kaya. Jika tidak ada hadits dan perintah shalat ini, maka akan merugikan bagi si miskinm

si miskin tidak bisa berbuat lebih seperti si kaya yang mampu menunaikan ibadah haji, menunaikan infak, dan membayar sedekah. Hal ini menjadikan shalat sebagai keistimewaan dimana shalat sebagai bentuk penghambaan tertinggi kita kepada Allah SWT.

Nama

: Dzikrina Citra Fiandri

NPM

: 1718011040

No. Presensi

: 34

Nama Penceramah

: Ustad Ahmad Mz

Hari/Tgl/Pukul

: Sabtu, 5 Mei 2018. Pukul 05.00 – 06.25 WIB

Tempat

: Radio Muslim

Kategori

: Kuliah Subuh

Tugas ke : 9

Sebab-Sebab Terputusnya Pahala Sudah selayaknya bagi kita untuk mengetahui apa saja sebab-sebab yang dpat menghapuskan amalan selain kita sehingga kita akan bisa menghindarinya. Diantara sebabsebab yang dapar menghapuskan amal shalih adalah sebagai beikut. 1. Syirik kepada Allah SWT. Tidak diragukan lagi bahwa syirik akan menghapuskan seluruh amal shalih, sebagaimana dalam firman Allah SWT. : “Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada nabi-nabi sebelummu. Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Az-Zumar : 65) Dosa syirik sangatlah memberi kerugian bagi kita, karena sebaik apapun seseorang bila ia syirik kepada Allah SWT., semua amalannya tidak akan memberi manfaat sedikitpun. 2. Riya’ Tidak diragukan lagi bahwa riya’ membatalkan amalan seorang hamba. Dalam sebua hadits qudsi (Allah berfirman) : “Aku paling kaya, tidak butuh tandngan dan sekutu. Barang siapa beramal menyekutukan-Ku kepada yang lain, maka Aku tinggalkan amalannya dan tandingannya. Contohnya Tika ketika sedang beribadah kemudian ia memposting kegiatannya tersebut di internet dengan tujuan ingin dilihat oleh orang lain, maka dia telah berbuat riya’. 3. Mengerjakan apa yang diharamkan Allah ketika sendirian Betapa banyak dari kita yang berani menerjang hal-hal yang dilaranf Allah terutama saat sedang sendirian dan merasa tidak ada yang tahu atau memperhatikannya, padahal yang kita telah ketahui bahwa Allah Ta’ala adalah dzat Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu.

4. Menyebut-nyebut amalan shalihnya Orang yang menyebut-nyebut amalan shalihnya adalah golongan orang yang tidak dilihat oleh Allah pada saat hari kiamat. 5. Mendahului Rasulullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam dalam perintahnya. Janganlah seseorang mendahului amalan yang tidak diperintahkan oleh Rasulullah sebab hal itu termasuk perbuatan yang lancang. 6. Bersumpah atas nama Tuhan tanpa ilmu 7. Membenci sunnah Rasulullah Allah akan menghapuskan amal-amal kebaikan yang pernah seseorang kerjakan jika mereka membenci apa yang dibawa dan disampaikan oleh Rasul-Nya yaitu Al-Quran yang berisi tauhid. 8. Terluput pahala apabila tidak mengerjakan shalat ashar Rasulullah saw. bersabda : “Barang siapa terluput dari mengerjakan shalat ashar, maka terhapuslah seluruh pahala amalannya pada hari tersebut.” 9. Mendustakan Takdir Sampai kita percaya akan takdir kita, maka barulah Allah akan menerima kembali amalan-amalan kita. 10. Mendatangi pelayan setan Pelayan setan diantaranya adalah dukun, orang pintar, tukang ramal, paranormal, dan pembuat ramalan bintang.

Nama

: Dzikrina Citra Fiandri

NPM

: 1718011040

No. Presensi

: 34

Nama Penceramah

: Ustadz Syaifudin

Hari/Tgl/Pukul

: Selasa, 8 Mei 2018. Pukul 05.00 – 06.00 WIB

Tempat

: Radio 90,9 FM

Kategori

: Kuliah Subuh

Tugas ke : 10

Empat Golongan Manusia yang Akan Mendapat Petunjuk Allah SWT. Ada empat golongan manusia yang akan mendapat petunjuk dari Allah SWT. adalah sebagai berikut. 1. Hamba Allah SWT. yang sedang diuji dan mampu bersabar Semakin tinggi tingkat keimanan seseorang, maka akan semakin diberikan ujian oleh Allah SWT. Allah SWT. menguji hamba-hamban-Nya dengan kekurangan harta, makanan, buah-buahan, dan lain sebagainya yaiyu untuk mengukur sejauh mana hamba-hamba-Nya beriman kepada-Nya dan mampu bersabar. 2. Hamba Allah SWT. yang senantiasa bersyukur Hamba Allah SWT. yang selalu beriman kepada Allah, akan senantiasa bersyukur nikmat-nikmat yang telah Allah berikan, karena ia yakin akan janji Allah SWT. seperti dalam Firman Allah SWT. : “Barang siapa yang selalu bersyukur kepada-Ku, maka akan aku tambahkan nikmat-nikmat-Ku, dan barang siapa yang tidak bersyukur (kufur) kepadaKu, maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih dan akan Aku ambil sedikit demi sedikit nikmat hamba-Ku. Allah akan senantiasa memberi keselamatan dan petunjuk kepada hamba-Nya yang selalu bersyukur. 3. Hamba Allah SWT. yang mampu memaafkan orang yang aniaya kepadanya Ketika seorang hamba Allah SWT, didzalimi, disakiti, dan difitnah, serta lain sebagainya oleh orang lain, tetapi dia mampu untuk memaafkan orang tersebut, maka sesungguhnya dia termasuk orang yang luar biasa dan tergolong orang-orang yang dimuliakan oleh Allah SWT. di Yaumul Akhir. 4. Hamba Allah SWT. yang senantiasa memohon ampunan kepada Allah SWT.

Ketika hamba Allah SWT. berbuat salah kepada orang lain sampai menyakiti hati dan perasaanya, namun dia segera meminta maaf kepada orang itu dan memohon ampun kepada Allah SWT. maka ia termasuk orang-orang yang diberi hidayah oleh Allah SWT.

LAMPIRAN

More Documents from "Dzikrhinha Chitra Fhiandri"

Agama.docx
April 2020 6
6.2. Analisis 4.doc
April 2020 9
Dokumen.docx
November 2019 18
Learning From Errors.docx
November 2019 24