After Rain

  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View After Rain as PDF for free.

More details

  • Words: 6,043
  • Pages: 18
AFTER THE RAIN Author : nade Genre :....gak tahu^^ Pairing : all member and crew l’arc en ciel “kumohon, dokter!! Ku..mohon...” ucap tetsu sambil menundukkan kepala dan punggungnya dihadapan seorang pria setengah baya yang memakai jas dokter berwarna putih bersih. “ogawa-san....anda tahu ini bukan masalah kecil.” Ucap nya “saya tahu itu...tapi....konser ini.....saya mohon pada anda!!....saya berjanji sehari setelah konser..saya pasti akan.....” ucap tetsu yang terputus-putus. Keheningan tercipta cukup lama, mata dokter tersebut memandang kearah wujud tetsu yang masih membungkukkan badannya. “......baiklah. ...saya terpaksa menyetujuinya.” Ucapnya lirih. Tetsu mengangkat wajahnya dengan tatapan yang bersinar. “terima kasih,dokter tachibana.” “tapi ogawa-san....apa anda bersedia menanggung resikonya?” “.......ya, saya.....akan menanggungnya.” Tetsu berjalan keluar dari pintu utama gedung rumah sakit, ia terus berjalan menuju tempat dimana mobilnya berada. Matanya menabrak sosok pria yang sedang bersandar dan sesekali menghisap sebatang rokok. “ah...tetsu, bagaimana?” tanya pria itu sambil membuang rokoknya ketanah dan menginjaknya hingga api kecil yang membakar rokok itu pun padam. Tetsu tersenyum kecil dan masuk kedalam mobil, diikuti oleh pria tersebut. Tak lama kemudian, mobil berwarna silver itu pun melesat dijalanan besar. “okano-san...” ucap tetsu lirih sambil matanya tetap menatap keluar jendela mobilnya. Okano yang berada di belakang stir mobil menoleh sesaat kearah tetsu yang ada disampingnya. “hemm..?” “......apakah hari ini akan turun hujan?” “mungkin saja...langitnya tidak bisa disebut cerah.” “aku ingin hujan segera turun....jika ....aku menangis diantara hujan tersebut, mungkin orang lain tidak akan melihatnya.”. okano terdiam cukup lama, salah satu tangannya bergerak menepuk lembut pundak tetsu yang masih memandang hampa keluar jendela mobilnya. “konser laruku....lima hari lagi, aku akan membuatnya menjadi konser terbesar yang pernah diadakan di jepang.”

“ya!!....kita semua akan membantumu!...konser nanti akan menjadi konser yang tidak akan terlupakan bahkan akan menjadi legenda dinegara jepang ini.” Ucap okano dengan tegas. ----------------------------panggung super besar. Itulah yang terpampang disebuah lapangan yang ada di kota Tokyo. Ratusan orang bekerja mengangkat beberapa peralatan berat dan menaruhnya ditempat yang sudah ditentukan. Suara teriakan pengawas untuk mengatur kerja karyawannya kadang melengking dan membuat suasana menjadi lebih ramai. Suara petikan gitar dan juga gebukan drum mulai terdengar walau tidak beraturan. Ken yang berdiri diatas panggung yang hampir jadi itu dengan santainya mengecek sound dari gitarnya, sedangkan yukki menagtur kembali susunan set drumnya dan kadang kala memukulkan stick drumnya untuk menguji sound yang keluar. “ken...” ucap hyde yang berdiri disisi ken “kau...apa melihat keanehan pada tet-chan?” tanya hyde, ken memutar kepalanya untuk melihat sisi panggung didepannya. Tetsu terlihat sibuk berbicara dengan technical crew, wajahnya terlihat kaku dan tegang, tak terlihat satu senyumpun diwajah tetsu, bahkan dia bisa menilai kalau saat ini ia sedang “setengah” memarahi kerja technical crewnya. “kurasa dia hanya sedikit tegang. Kau tahu khan ini konser besar?..dia hanya ingin konser ini berjalan baik saja.” ucap ken “ya, awalnya aku juga berpikir begitu, tetapi apa dia tidak terlalu keras melakukannya? Hampir semua orang yang bekerja untuk konser ini tidak ada yang tidak kena bentakannya. Bahkan sekarang aku bisa melihat tatapan tidak suka dari crew.” “....lalu kita bsia berbuat apa?, itu sudah menjadi sifat tet-chan, biarkan saja..setelah konser ini selesai, dia akan kembali ceria dan mulai meminta maaf ke crew atas segala kemarahannya itu.” “kalian berdua!!” ucap tetsu terdengar kemana-mana karena tetsuu mengucapkannya melalui mic yang ada dihadapannya. Ken dan hyde yang terkejut memandang kearah tetsu dengan wajah takut. “ini bukan waktunya chatting, sekarang kembali keposisi kalian dan kita mulai latihan sound!!” ucap tetsu keras. Hyde dan ken terdiam membisu, mereka berdua bergerak keposisi mereka masing-masing. Hyde,ken, dan yukki bisa merasakan banyak mata yang menatap penuh tanda tanya kearah tetsu tetapi sepertinya tetsu bersikap tidak perduli. “kita mulai dengan dive to blue.” Ucap tetsu. Beberapa detik kemudian, mulai lah mengalun suara musik yang mengawali lagu “dive to blue”. Hyde kemudian mengeluarkan vokalnya dan menyebutkan lirik demi lirik dari lagu yang diciptakan oleh tetsu itu. Tiba-tiba tetsu menghentikan permainan bassnya dan itu membuat suara musik lainnya pun ikut berhenti. Mata ken dan yukki langsung bergerak menatap tetsu yang menatap hyde dengan penuh amarah, sedangkan hyde yang kebingungan sedikit gemetar melihat tatapan tajam tetsu. “apa yang kau lakukan,haido-kun?...ini akibatnya kalau kau terlalu banyak merokok.” “apa?” “eh...tet-chan, sudahlah! Kita ulang saja lagi.” Ucap ken berusaha menenangkan tetsu

“tidak ada gunanya diulang kalau suara haido-kun hancur seperti itu. Bagaaimana konser ini akan berhasil kalau vokalistnya tidak bisa menyanyi dengan baik hah?” “jika aku merokok itu bukan urusanmu , tahu?!?” ucap hyde yang suaranya mulai meninggi. Ken segera bergerak berdiri diantara mereka berdua, yukki berdiri dari balik drumnya dan menatap tak percaya....dua pentolan laruku bertengkar?...ratusan mata pekerja juga ikut menatap tak percaya kearah hyde dan tetsu, mereka semua bisa merasakan betapa panasnya suasana antara hyde dan tetsu saat itu. “hentikan kalian berdua!! Ini bukan waktunya berkelahi hanya karena masalah kecil. Haido-kun...kita mulai dari awal ya?..tenangkan dirimu. Kau juga,tet-chan..jika kau tetap mempermasalahkan ini maka latihan kita tidak akan berjalan dan itu hanya akan merusak semua jadwal lainnya khan?” ucap ken tegas. Dengan enggan mereka berdua menganggukkan kepalanya dan membuang wajah mereka kearah lain. Sambil mendesah nafas panjang, ken kembali keposisinya dan memberikan aba-aba untuk memulai. ------------------------------------------Hyde menghisap rokoknya sangat kuat, air mukanya terlihat kusam dan marah. Ken yang duduk disisi hyde sambil memainkan gitar fernandesnya hanya bisa memandang diam melihat kekesalan hyde. Yukki yang ada di duduk didepan ken pun tidak berani mengatakan apapun. “apa-apaan sih tetchan?pake ngomong suaraku serak kek, jelek kek, sumbang kek, rusak kek...heh?emangnya suara nya lebih bagus?..padahal dia tidak pernah merokok tetapi vokalnya juga begitu-gitu saja khan?” ucap hyde kesal “haido-kun, hentikan mengatakan itu!” ucap ken “tetapi itu benar khan?” ucap hyde “haido-kun, rasanya tidak pantas mengucapkan sesuatu yang jelek tentang tetchan, bukankah dia teman kita?” ucap yukki “oh ya? Lalu apa yang dia katakan tadi dipanggung tentangku?...memujiku sebagai temannya yang baik?....heh,tidak!!” “sudah kukatakan tadi..dia hanya sedang tegang untuk konser besok. Kau tahu itu khan,hyde?jadi..janganlah kau jadi ikutan bersitegang begitu, nanti malah membuat tetchan menjadi lebih gila dari sebelumnya.” Ujar ken lembut “kenapa kita yang selalu harus menurutinya?..apa karena dia leader?, dia juga harus memandang kita!..kita ini bukan mainan robot yang akan mengikuti semua perintah si pemilik. Apa dia sendiri menganggap kita manusia?” “aku setuju dengan ken, haido-kun!...tidak selalu tetchan bersikap ....tegas seperti saat ini khan? Jadi...aku rasa ini memang hanya karena konser ini saja, setelah selesai, maka tetchan akan kembali seperti dulu..dia akan berkumpul dengan kita, tertawa mendengar candaanmu, dan tersipu mendengar guyonan porno nya ken.” “aku harap begitu,yukki! Karena..kalau dia masih memperlakukanku seperti sampah...aku berpikir untuk keluar dari band ini.” “haido-kun!!” teriak ken dan yukki bersamaan

“itu sudah jadi keputusanku!!” ucap hyde tegas. Ken dan yukki tidak bisa mengatakan ketidaksetujuannya, karena itu juga tidak ada gunanya. Hyde sama keras kepalanya dengan tetsu. Mereka tahu itu karena mereka sudah berkumpul bersama selama bertahun-tahun lamanya. Dalam hati, mereka hanya berharap hyde akan melupakan pertengkaran ini dan kembali berbaikan dengan tetsu. --------------------------tetsu membuang tasnya kearah sofa kecil yang ada disisi ruang kamar tidurnya. Secara perlahan , tubuhnya merosot dan duduk diatas karpet. Punggungnya bersandar disisi ranjang dan kepala tetsu menunduk sangat dalam bagaikan orang yang sangat kelelahan. “kumohon,Tuhan!..berikan aku kekuatan!..berikan aku waktu!...aku ingin konser besok berjalan dengan baik. Aku ingin laruku mempunyai kenangan yang terindah dalam sejarah perjalanan band ini.” Secara perlahan, ia memegang dadanya dan menekannya dengan kuat, lalu kedua tangannya melingkar dan memeluk kedua lututnya dengan erat. “semuanya.............maafkan aku..!!” ucap tetsu lirih -----------------------tetsu keluar dari mobil dengan cepat, ia berlari kencang – tidak perduli dengan sambutan dari crew yang ia lewati. Tetsu menghentikan larinya tepat disisi depan panggung raksasa, matanya sempat menandai keberadaan ken,yukki, dan hyde yang tidak jauh dari mana dia berdiri saat itu, beberapa orang dengan baju yang resmi dan juga petugas juga berkumpul di depan panggung tersebut. Mata tetsu bagaikan tidak bisa menerima pemandangan yang ada dihadapannya. Sebagian sisi dari panggung dan segala tiang tinggi telah jatuh bagaikan habis terkena hembusan tornado. “ke..kenapa?” ucap tetsu gemetar “maafkan kami,tetsu-san! Ini kecerobohan kami!...ternyata tiang penyangga tidak terpasang dengan kuat dan baik sehingga...kemarin malam...tiangnya jatuh dan membuat sebagian lantai panggung menjadi rusak.” Ucap seorang karyawan “untung saja tidak ada korban nyawa, selain itu..peralatan musik kalian juga selamat dan tidak apa-apa.” Ucap nya lagi “ogawa-san!...manajer laruku dan juga kami dari pihak produser telah memutuskan untuk mengundur jadwal konser kalian, hingga pangung dapat dibangun kembali dan dipastikan keamanannya. Mungkin membutuhkan waktu seminggu lagi. Kami juga sudah menyebarkan informasi penundaan ini kepada penggemar kalian yang telah membeli tiket konser ini.” Ucap pria berjas itu. “se-seminggu?....itu tidak mungkin!!....kenapa tidak tetap dilaksanakan hari ini saja? bukankah masih ada setengah panggung lagi? ..kita masih bisa memakainya.” Ucap tetsu tegas. “itu tidak mungkin dilakukan,ogawa-san!...kami tidak akan menaruh kalian diartas panggung yang sudah hampir roboh itu. Ini sudah menyangkut nyawa. Tenanglah! Konser

ini akan tetap dilaksanakan..hanya saja diundur waktunya saja, itupun tidak terlalu lama khan?” ucap pria itu yang kemudian bergerak meninggalkan tempat itu diikuti oleh beberapa pria berjas lainnya. Ken,yukki, dan hyde berjalan mendekati tetsu. “tenanglah,tetchan!..hanya mundur beberapa hari saja, bukan berarti dunia kiamat khan?” ucap ken lembut “tidak..tidak bisa!!..ken, bantu aku ken!!..konser laruku harus berjalan hari ini!! Ayo,ken!! Bantu aku bicara dengan mereka.” Ucap tetsu sambil memandang ken dengan penuh harap. “tet-chan..kau sudah mendengarnya khan? Sangat berbahaya bernyanyi di panggung yang roboh seperti itu!!...bisa ada kemungkinan panggung akanjatuh secara keseluruhan. Apalagi, apa kau mau mencelakai para penggemar hah?” ucap ken “benar,tetchan!...lebih baik kita menunggu sampai panggung itu dibangun lebih kuat. Dan setelah itu kita akan menggelar konser paling spektakuler yang pernah ada.” Ucap yukki “jika perlu..kita tidak perlu memakai panggung!! Kita bisa menyanyi di lapangan ini khan?..iya khan?..parta penggemar juga akan senang.” “jangan bersikap egois,tetchan!..pikirkan orang lain!” ucap hyde kesal “lalu kenapa kalau aku egois hah?..bukankah tiap orang kadang-kadang berhak mementingkan diri sendiri?...apa aku tidak boleh kadang bersikap egois?...aku hanya ingin yang terbaik dari segalanya!”pekik tetchan “PLAKK!!” sebuah tamparan telah mengenai pipi kiri tetsu. Sedikit demi sedikit bekas tamparan berwarna merah mulai membekas dipipinya yang putih. Mata hyde dan yukki terbelalak tak percaya. Baru kali ini , mereka melihat ken menampar tetsu. “beberapa hari ini aku membiarkan kau bersikap semaumu, tetchan! Kau memarahi semua orang dan bahkan kau membuat orang-orang makin membencimu dengan sikap egoismu itu..aku mendiamkan semua itu. Tetapi kali ini, aku tidak bisa tinggal diam. Kau boleh bersikap egois,tetchan..kau berhak untuk egois, tetapi jika sudah menyangkut nyawa orang banyak...keegoisanmu itu haruslah kau hilangkan. Apa kau sadar? Apa ini keinginanmu selama ini?menaruh para penggemar laruku dalam bahaya karena keinginanmu yang childish itu?” “..ken....” ucap yukki tetsu membalikkan badannya dan melangkah pergi tanpa mengucapkan apapun. Ken,yuki, dan hyde hanya bsia terdiam melihat dia melangkah pergi. “ken,..apa itu tidak keterlaluan?” ucap hyde lirih “aku tahu itu,haido-kun!..aku pun menyesal melakukan nya tetapi....aku hanya tidak ingin ada yang terluka.” “aku harap dia baik-baik saja.kelihatannya....dia sangat terpukul.” Ucap yukki “....heh,....ada apa dengannya?” ucap ken lirih. Mereka bertiga tidak menyadari saat sepasang mata milik okano memandang dari kejauhan.

“tetsu-san....kenapa semua ini terjadi pada dirimu?..padahal....padahal.....” ucap okano dalam hati. -------------------------malam bergelayut diangkasa kota Jepang, terlihat hampa dan gelap, sinar bintang diganti oleh lampu-lampu yang menghiasi kota Tokyo yang semakin malam semakin ramai. Tiba-tiba beberapa lampu yang menghiasi panggung menyala dengan terangnya. Tetsu melangkah perlahan ditanah berlapiskan aspal yang menghampar dihadapan panggung tersebut. Ia berhenti saat merasa sudah berada di tengah , matanya menatap sendu kearah panggung yang hampir roboh itu. Secara perlahan, tetsu duduk diatas aspal tersebut dan terus menatap kearah panggung. “apakah..aku terlalu egois bila aku meminta pada-MU untuk satu ini?...apakah ini hukuman bagiku karena sering melupakan diri-MU?” ucapnya lirih. Untuk beberapa saat, suasana hening pun tercipta, kilatan bagai kaca bening semakin terlihat dikedua mata tetsu. “heeh...aku..aku telah menyakiti banyak orang ya?...KAU benar, aku memang pantas menerima semua ini.” “kau disini rupanya,tetchan!” teriak ken keras yang berjalan mendekati tetsu , dibelakang ken juga terdapat yukki dan hyde yang masing-masing membawa sekaleng coke. “darimana kau tahu aku disini?”tanya tetsu yang juga sedang berusaha menghilangkan titik airmata yang hampir keluar dari kedua matanya. Mereka bertiga langsung duduk disisi tetsu dan ikut menatap kearah panggung. “kami mencarimu kemana-mana. Tadi ada staf yang bilang melihatmu kearah sini.” Ucap yukki sambil tersenyum “..masih sakit?” tanya ken lirih, bahkan hampir terdengar bersalah. Tetsu menatap ken sambil tersenyum kecil “tidak apa-apa!...ini memang salahku.” Ucapnya “tetchan...maafkan aku!..aku tidak bermaksud menamparmu seperti itu.”ucap ken “tidak,ken!!kau melakukan hal yang benar!..kau membuatku sadar kalau aku...sangat egois dan tidak perduli dengan keselamatan orang lain. Terima kasih,ken!! Terima kasih semuanya!...dan maafkan atas sikap kejamku beberapa hari ini.” Ucap tetsu “aku juga minta maaf,tetchan!...aku memang jarang berlatih vokal sehingga suaraku mengalami perubahan.” Ucap hyde “haido-kun, kau pikir sejak awal aku menarikmu menjadi vokal karena apa?..itu karena aku yakin kau punya suara yang sangat bagus. Jadi....kata-kataku waktu itu tidaklah benar. Aku yang terlalu tertekan menjadi selalu merasa tidak puas dengan apapun yang ada dihadapanku...maafkan aku,haido-kun!!” “aaa..suasananya jadi mengharukan seperti ini sih?....bagaimana kalau kita ganti topik pembicaraan saja?” ucap ken “memangnya mau bicara apa?” tanya yukki

“ehhmm..bagaimana dengan aksi tolol mu kemarin malam,yukki?” ujar ken sambil meringis senang dan licik “hah?aksi apa?”tanya yukki bingung “itu lho...kemarin di bar setempat. Kau yang terlalu mabuk mengikuti permainan kotor para tamu di bar itu.” “ini tentang apa?” tanya tetsu bingung, hyde dan ken tertawa cekikikan sedangkan wajah yukki langsung merah karena malu “hehehehe...tetchan, kemarin malam yukki ikut minum-minum dengan aku dan ken, lalu tak kusangka yukki cepat sekali mabuknya dan ia ikut bermain dengan tamu bar. Bila ia kalah bermain suit, ia akan melakukan apa yang diminta tamu bar.” Ujar hyde “lalu?” tanya tetsu penasaran “ternyata yukki kalah, dan tamu bar meminta dia.....hehehehe..memintanya menari striptease diatas panggung kecil di bar itu hahahahaha...” ujar ken “yu..yukki..kau melakukannya?” tanya tetsu sambil menatap yukki yang semakin malu “aku khan tidak sadar!! Itu mabuk!!itu mabuk!!...”teriak yukki membela diri “jika kami tidak langsung menariknya dari panggung itu, maka...yukki akan pulang dalam keadaan telanjang bulat!!” ujar hyde “ini kesalahan kalian berdua!..kenapa kalian tidak menjagaku malam itu?...kalian malah asyik bermain dengan perempuan disana,sedangkan aku ditinggal sendirian. Aku khan tidak bisa menolak ajakan orang!!” ucap yukki tegas dan kesal, disusul dengan tawa ketiga temannya yang makin keras melihat wajah yukki yang semakin merah dan merah. Tetsu tertawa dengan riangnya, matanya tidak lepas memandang ketiga temannyasahabat-keluarganya. “aku..aku senang mereka bahagia....haido-kun..ken...yukki....kalian adalah....segalanya bagiku. Aku..tidak ingin melihat kalian sedih..aku ingin semua kenangan dalam diriku...hanya dihiasi oleh indahnya senyum dan tawa kalian semua.” Ucapnya dalam hati. “...kalian semuanya!..” ucap tetsu lirih, ketiga pasang mata langsung menatapnya secara seksama, Membiarkan tetsu meneruskan kata-katanya. “bagaimana kalau kita membuat janji?” ajak tetsu “hah?membuat janji?apa maksudnya?” tanya hyde “hmm....haido-kun,ken,dan yukki..kalian harus berjanji untuk selalu tersenyum bahagia seperti ini...apapun yang terjadi nantinya,OK?...selain itu, kalian bertiga juga harus berjanji padaku kalau kalian tidak akan meninggalkan laruku, kalian akan berjanji....untuk selalu menjaga laruku tetap ada!!...maukah kalian membuat janji itu?” tanya tetsu bersemangat “hei,tetchan! Kenapa tiba-tiba kita harus berjanji seperti itu?” tanya ken “aku....aku menyayangi kalian semua!...kalian sudah bagaikan keluargaku sendiri. Disaat sedih dan juga senang,kalianlah yang ada disisiku. Laruku adapun..juga karena

keberadaan kalian disampingku. Aku hanya ingin...kalian tetap seperti ini...tersenyum bahagia, tertawa riang....duduk bersama-sama sambil melempar canda kotor kalian. Dalam pikiranku, aku dapat melihat kalian seperti ini juga karena ada laruku khan? Jadi..aku berharap laruku tetap ada, sehingga kenangan ini pun...juga akan tetap abadi.” “..tetchan...” ucap yukki “jadi..bagaimana?..maukah..kalian berjanji menjaga laruku untuk tetap hidup sampai kapanpun?” ucap tetsu menatap ketiga pasang mata yang saat itu juga sedang memandangnya penuh tanda tanya. “..aku berjanji,tetchan!...karena laruku juga adalah rumahku khan?” ucap hyde sambil tersenyum, disusul dengan senyum ken dan yukki “ya, kau benar!!...laruku tidak akan mungkin mati, karena kita semua akan berusaha sekeras mungkin untuk melindungi rumah tercinta kita ini dari segala terpaan masalah.” Ucap ken tegas “tetchan..kita semua juga menyayangimu...laruku adalah dirimu, jadi..itu artinya kami juga menyayangi laruku. Sudah merupakan kepastian bahwa kita akan selalu menjaganya.” Ucap yukki. “benarkah?sungguhkah kalian berjanji akan menjaga laruku? .....terima kasih,semuanya!..aku..aku sangat..berterima kasih. Kalian..kalian memang keluarga ku yang paling aku cintai. Oh ya..satu lagi?!” “hah?apa lagi ini?” tanya ken “selain menjaga laruku....kalian juga harus menjaga satu sama lainnya. Aku..mungkin tidak selalu harus jadi ibu kalian khan?...kalian itu sudah tumbuh dewasa, jadi...sudah bisa berdiri sendiri, tetapi...aku ingin kalian masih saling menjaga dan melindungi satu sama lainnya, seperti antara kakak dan adik ya?” “hoi..kau memang bukan ibu kami,tetchan!!” teriak hyde sambil memukul kepala tetsu pelan, tetsu langsung tertawa diikuti oleh ken dan yukki. “hahaha..aku tahu itu,haido-kun! Hanya saja...aku tidak ingin melihat kalian bertengkar lalu saling melupakan satu sama lainnya. Khan kita keluarga?..maka keluarga adalah harus saling menjaga dan melindungi?” “iya-iya!!apapun keinginanmu deh!! Hari ini kau menjengkelkan sekali.” Ucap ken sambil mengapit kepala tetsu diantara tangan dan ketiaknya seperti gerak gulat. Yang lainnya tertawa melihat tetsu yang berusaha membebaskan dirinya dari aksi gulatnya ken. Tiba-tiba tetsu membelalakkan matanya dan mencengkeram kuat bajunya. Perubahan air muka itu membuat ken juga menghentikan aksinya dan melepas tetsu “tetchan..kau tidak apa-apa khan?” tanya ken, yukki dan hyde menghentikan tawa mereka dan menatap bingung kearah tetsu yang masih menundukkan kepalanya. Secara perlahan tetsu mengangkat kepalanya dan tersenyum kecil. “hei..bagaimana kalau kita bernyanyi bersama-sama?” tanya tetsu cepat “hah?” ucap ketiga temannya bersamaan

“iya!!bernyanyi!...eemm..blurry eyes! Kita bernyanyi blurry eyes saja!!” “kita semua?” tanya yukki “ya!! Kita berempat!..kita mulai ya!! Satu-dua-tiga!” teriak tetsu yang kemudian diikuti dengan alunan lirik lagu milik mereka sendiri yaitu “blurry eyes”. Ken , yukki, dan hyde pun ikut menyumbangkan suaranya untuk mengiringi suara tetsu yang melengking. Sambil menyanyikan bait demi bait, cengkeraman tetsu pada baju t-shirt nya semakin kuat, ia menatap ketiga temannya yang bernyanyi tetapi juga saling melempar senyum. Kadang ken membuat gerakanlucu yang membuat disela bait lagu terdengar suara tertawa dari teman-temannya. Kedua mata tetsu semakin terasa buram, setitik demi setitik air mata menetes dipipinya, tetapi bibirnya yang masih bernyanyi terus menerus menunjukkan senyum bahagia. “tersenyumlah..semuanya!...tersenyumlah pada dunia ini!....apapun yang terjadi....janganlah kalian..menangisinya!!.....jangan..pernah menangisinya.” Ucap tetsu dalam hatinya. Sesudah lagu berakhir, suara tawa mereka semakin keras terdengar. “tetchan..kenapa kau menangis?” tanya yukki “hah?...aaa ini karena aku terharu sekali melihat kalian menyanyi!!..walau berantakan tetapi indah!” ucap tetsu sambil menghapus air matanya “tetchan emang mudah terharu ya? Kau itu terlalu sensitif.” Ucap hyde “iya-iya!” ucap tetsu sambil berdiri dari duduknya “aku pergi kebelakang sebentar ya? Kalian disini saja, nanti aku akan kembali.”ucap tetsu sambil melangkah pergi. “hoi,tetchan!! Kalau sempat mampir beli bir buat kita ya?” ujar ken keras, tetsu menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya sambil tersenyum “iya,akan kuambilkan!.........................semuanya...........terima kasih.” Ucap tetsu yang kemudian melangkah lagi hingga menghilang dibalik bangunan panggung. “kenapa dengannya?dari tadi mengucapkan terima kasih?” tanya ken “mungkin dia menyesal dengan apa yang dia lakukan selama beberapa hari ini?” ucap yukki pelan “ada apa,haido-kun?” tanya ken menatap hyde yang matanya tidak lepas dari tempat hilangnya tetsu. “....entahlah, tadi..saat dia pergi....ada perasaan sakit di dadaku.” Ucap hyde lirih “heh?...kau...jatuh cinta pada tetsu?” tanya ken “hah?..ken!! jangan bicara sembarangan ya!! Bukanitu maksudku!!” teriak hyde “hahahahaha....hyde jatuh cinta!hyde jatuh cinta!” ucap ken “ken!!sialan!!”

tetsu yang berada di sebuah ruangan kecil yang ada dibalik panggung langsung duduk lemas di sebuah sofa panjang. Keningnya mengeluarkan keringat yang sangat banyak dan wajahnya pucat pasi. Tiba-tiba okano masuk kedalam ruangan itu sambil membawa beberapa tumpuk berkas di kedua tangannya. Ia terkejut melihat tetsu yang lunglai di atas sofa. Tanpa ia sadari, berkas yang ia bawa jatuh kelantai dan dengan cepat okano mendekati tetsu. “tetsu-san!!..tetsu-san..kau tidak apa-apa?” tanya okano dengan penuh kuatir “..okano..san....maafkan..aku.!!...aku....sudah tidak...bisa...menahannya..lagi.” ucap tetsu lirih dan lemah. Sedikit demi sedikit mata tetsu pun menutup. “tetsu-san!!tetsu-san!! Bertahanlah!!” teriak okano ----------------------------------okano menjalankan mobilnya dengan sangat cepat, sering kali dia menekan klakson mobilnya untuk mengusir mobil lainnya yang berjalan dihadapannya. Tak hanya sekali okano melihat kearah tetsu yang duduk di sebelahnya dalam keadaan sangat lemah. “bertahanlah,tetsu-san!...bukankah kau orang yang sangat kuat!...hal seperti ini tidak sebanding dengan perjalanan hidup laruku khan?” ujar okano mata tetsu menatap gerak mobil okano yang sangat cepat, cahaya lampu yang ada di sisi jalan terlihat bagaikan siluet putih yang sangat panjang, ia sendiri dapat mendengar hembusan nafasnya yang semakin berat dan melelahkan. “..okano....san...” “tenanglah,tetsu-san! Sebentar lagi kita sampai!!..kau beristirahatlah saja, kumpulkan semua kekuatanmu.” “.......okano-san.....tolong....maukah kau.....menjaga....’anak-anakku’ ?” “apa maksudmu,tetsu-san? Kau tidak akan kemana-mana!! Kau sendirilah yang akan menjaga mereka.” Ucap okano sambil berusaha agar jangan sampai ia menangis dihadapan tetsu. Itu hanya akan membuat perasaan tetsu semakin tidak tenang dan itu akan membahayakan diri tetsu sendiri. Sekali lagi terdengar okano menekan klakson mobilnya berulang kali, suara umpatan keluar dari mulut okano yang berusaha mendahului mobil yang ada di depannya. “mereka...mere-ka itu...walau sudah ...dewasa...tetapi kadang....mereka akan cepat...rapuh bila...muncul....masalah. – aku...aku ingin mereka...selalu tersenyum....aku suka....wajah bahagia..mereka semua. Oka..no-san....bantu...aku...menjaga mereka. – bantu aku.....mencintai..mereka.” okano sudah tidak bisa menahannya. Air mata itu...akhirnya meledak juga dan mulai bercucuran dikedua belah pipinya. Ia sudah kalah...ia sudah tidak bisa menahan rasa sedihnya. Kedua jemarinya yang memegang stir mobil semakin erat dan kuat bagai hampir ingin mematahkan stir mobil tersebut. “....pelangi.....aku ingin....mereka bersinar seperti..pelangi.” ucapnya lirih dan kemudian menghilang. Tetsu sepertinya sudah tidak punya kekuatan lagi untuk mengucapkan satu kata pun.

Tak lam kemudian, okano menghentikan mobilnya di depan pintu rumah sakit Tokyo, dengan cepat ia keluar dari mobil. “tolong!! Ada pasien sekarat! Tolong!!..panggil dokter tachibana!! Panggil dia!!” teriak okano. Ia berlari kearah pintu tetsu dan mengeluarkan tetsu dari mobil. Ia menggendong tetsu dan berlari masuk kedalam rumah sakit. “dokter tachibana!! Dokter!!.....tolong dia!!” teriak okano keras. Tetsu yang sudah tak berdaya hanya bisa melihat dengan suram wajah okano yang penuh ketakutan berlari didalam rumah sakit. Bibirnya sedikit bergerak tetapi tidak terdengar suara apapun yang bisa keluar dari bibir tetsu..........”gomen...nasai.!!....minna....” --------------------------ken,hyde, dan yukki berdiri bagai patung didepan sebuah kaca pembatas berukuran besar. Wajah mereka mengeras dan matanya menatap tak percaya dengan apa yang ada di hadapan mereka...yang ada di balik kaca pembatas itu. Sebuah ranjang berukuran cukup besar, sosok tubuh pria yang sangat mereka kenal dan mereka sayangi berbaring diatasnya. Sebuah selang menempel disalah satu telapak tangan nya dan mengalir semacam cairan berwarna putih. Selang yang lain berada di hidung pria itu dan membantunya untuk bernafas. Beberapa alat berat/mesin mengeluarkan suara dan gambar grafik yang tidak mereka pahami. Tetsu...kenapa mereka harus melihat tetsu dalamkeadaan seperti ini?apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa dengan tetsu? Berbagai pertanyaan muncul dalam benak mereka bertiga. Okano bergerak mendekati mereka bertiga dan menghela nafas yang sangat berat untuk mengucapkan kata-kata untuk membuat ketiga ‘anak’ tetsu ini memahami situasi yang sebenarnya. “....tetsu-san....sekitar seminggu yang lalu menerima diagnosa kalau....dia mempunyai masalah dengan jantungnya..danharus segera dioperasi.” Ucap okano membuat ken,hyde, dan yukki langsung menoleh kearah okano dengan cepat. “tetapi...tetsu-san meminta dokter untuk mengijinkannya menyelesaikan konsernya terlebih dahulu. Dokter sebenarnya tidak menyetujuinya karena sakitnya sudah cukup parah. Apabila tetsu-san tetap memaksakan dirinya untuk melakukan konser maka...operasipun tidak yakin akan menyembuhkannya.” “kenapa tidak operasi?kenapa lebih perduli konser daripada kesehatannya sendiri?” ucap hyde histeris “haido-kun..sudahlah!” ucap yukki berusha menenangkan hyde “tidak!! Jika dia lebih perduli dirinya sendiri!!...dia memang seperti itu!! Dasar bodoh!!..dia egois!! Kenapa dia se egois itu??dasar egois!!” teriak hyde “haido-kun..kumohon!! tenanglah!!” ucap ken yang memeluk hyde dengan lembut, hyde berusaha memberontak tetapi ken mempererat pelukannya. “dia bilang...dia ingin membuat konser yang tak akan terlupakan oleh siapapun. Dia ingin konser itu akan membuat kalian bertiga lebih bisa berdiri sendiri saat....saat ia tidak bisa berada disisi kalian lagi. Selain itu...dia ingin melihat senyum kalian saat berada di atas panggung besar itu..menurutnya..senyum kalian bagaikan pelangi , ....pelangi yang muncul untuk memberikan warna indah didunia.” . okano mengingat ucapan tetsu dimobil saat pulang dari rumah sakit.

#mereka....adalah pelangiku. Mereka....akan tetap menjadi pelangiku. Akan kulakukan apapun..agar pelangiku bersinar dengan terang didunia ini.# Hyde terdiam mendengar ucapan okano. Kilatan-kilatan bening pun mulai memenuhi matanya dan jatuh berbentuk butiran airmata. Ia merebahkan kepalanya dipundak ken dan menangis dan berteriak sekeras-kerasnya. “ARRGGHH!!?!!” teriak hyde terpendam dibalik bahu ken. Tubuh hyde merosot dan ken pun ikut jatuh duduk kelantai yang dingin. Ia berusaha menahan tangisnya agar tidak keluar . ia membiarkan hyde menangis sekerasnya , meluapkan semua kesedihan dan juga kehampaannya. Yukki membalikkan tubuhnya dan menyembunyikan wajahnya yang sudah basah dengan air mata di sudut dinding ruangan itu. ------------------------------dokter tachibana keluar dari ruang perawatan khusus tersebut dengan wajah murung. Okano, ken, danjuga yukki langsung mengerumuni dokter dan hanya menatap air muka mereka, dapat di ketahui kalau mereka ingin tahu keadaan tetsu. Hyde masih terduduk di bangku rumah sakit dengan tatapan yang hampa. Matanya lembab karena tangis yang telah ia keluarkan baru saja. “saya harus menunggu stamina ogawa-san sampai pada batas yang baik, resiko bisa sangat tinggi kalau saya mengoperasi beliau sekarang, dimana keadaan tubuhnya masih menurun. Ada kemungkinan stamina tubuhnya akan membaik besok, jadi...saya berencana akan mengoperasinya besok pagi.” “apa..jika dia di operasi..dia pasti akan sembuh?” tanya ken “...saya harus bicara jujur. Penyakit pada jantungnya cukup parah. Terutama setelah keputusan beliau mengundurkan jadwal operasi karena pekerjaan, membuat penyakit ini makin parah. Keberhasilan untuk operasi ogawa-san...hanya 40% saja.” kata-kata itu bagaikan petir ditelinga semua nya. Wajah mereka menjadi pucat pasi dan rasa takut kembali menggerogoti diri mereka lagi. “saya harap...kalian berdoa untuk keselamatan dan keberhasilan operasi ogawa-san besok pagi. “ ucapnya yang kemudian berlalu meninggalkan mereka berempat dalam keadaan tak menentu. Suasana hening kembali terbentuk diantara mereka berempat, hanya suara wanita dari speaker yang memanggil nama dokter, dan juga suara dari suster dan pasien yang berjalan melalui lorong itu saja. tiba-tiba hyde berdiri dari duduknya, dimana itu membuat terkejut ken,okano, dan yukki. Mereka memandang heran kearah hyde. “maukah kalian..membantuku?” tanya hyde lirih. ---------------------------tetsu membuka matanya berlahan, ia tidak bisa menggerakkan badannya, bahkan ia tidak bisa membuka matanya dengan penuh. “ogawa-san..akhirnya anda bangun. Sudah ada yang menunggu anda.” Ucap dokter tachibana dengan lembut. “menunggu?...siapa?....haido-kun?ken?yukki?okano-san?bukankah...aku tidak bisa.....di temui tamu satupun?” pikir tetsu. Sebelum ia menebaknya,ia merasakan gerakan halus dari ranjangnya. Bagian kepala ranjang bergerak naik sedikit demi sedikit dan berhenti

saat tubuh tetsu sudah hampir dalam keadaan terduduk. Keheranan tetsu semakin kuat saat melihat sebuah layar televisi yang cukup besar berada di hadapannya. “mereka meminta saya untuk memperlihatkan ini padamu,ogawa-san.” “mereka?..siapa?” pikir tetsu penuh rasa penasaran dokter tachibana menekan tombol remote control yang ada dijemarinya dan TV yang ada dihadapan tetsu pun menyala dengan terang dan jelas. Mata tetsu melihat sebuah panggung kecil yang belakangnya hanya ditutupi kain hitam. Sekeliling kain itu terdapat lampu berwarna-warni. Dia membaca tulisan ditengah kain tersebut, “L’Arc~En~Ciel, Searching For The Rainbow”. Belum habis rasa herannya, ia melihat hyde muncul dari balik tirai kain itu dan berdiri ditengah panggung kecil itu. Kemudian,ken dan yukki pun muncul dan berdiri tepat diposisi mereka selama ini. “apa ini?..aku tidak ingat ada konser laruku seperti ini?” pikir tetsu. Hyde menatap lurus kearah kamera, bahkan tetsu bisa merasakan hyde sedang memandangnya saat itu. “Hallo semuanya!!...malam ini..kami akan mengadakan konser kecil untuk seseorang yang sangat berarti bagi kami. Konser ini disiarkan secara live keseluruh jepang dan konser ini akan berbeda dengan konser sebelumnya.” Ucap hyde keras. Tiba-tiba tetsu bisa melihat wujudnya sendiri dalam TV tersebut. Ekor matanya dapat melihat sebuah kamera juga terpasang disisi TV tersebut. Tv kembali menampilkan wajah hyde yang sedikit keras. “tetchan....maafkan kami, karena kami dan seluruh crew laruku..hanya bisa menciptakan panggung kecil dalam waktu beberapa jam saja. tetapi...kami berjanji..kami akan membuat konser ini spektakuler. Kau dengar itu, tetchan? Kita semua..kita semua akan membuat konser yang tidak akan terlupakan sampai kapanpun. Karena kita semua..adalah pelangi ...iya khan?..pelangi yang akan menyinari langit dunia.” Ucap hyde yang berusaha menahan titik airmata nya untuk tidak menetes. Diatas panggung kecil itu, hyde,ken, dan yukki dapat melihat wujud tetsu yang menatap laayar TV dari atas ranjang putihnya. Hyde berusaha untuk tidak menangis saat melihat tubuh tetsu yang dililit selang dan wajah tetsu yang pucat, tetapi itu bukanlah hal yang mudah. “tetchan...kau pernah bilang...kami adalah pelangimu. Tapi pernahkah kau tahu sesuatu?...bahwa bagi kami..kaulah pelangi itu...kaulah yang selalu meberikan warnawarna dalam kehidupan kami dan orang lain, dengan wajah manismu..senyummu...tangisanmu...kemarahanmu...wajah malumu...semuanya itu...adalah warna indah dimata kami semua.” Ucap ken mereka bertiga dapat melihat tetsu mencoba untuk tersenyum, tetapi mereka sadar tetsu menemukan kesusahan untuk memerintahkan tubuhnya yang lemah untuk menuruti keinginan otaknya. “....tetchan, jika kau tidak ada disini..maka warna-warna pelangi itupun akan hilang. Kaulah yang membuat kami bersinar..kaulah yang menuntun kami untuk menjadi lebih dewasa. Tetchan..kami masih membutuhkan sinar itu..kami masih membutuhkan dirimu...tetaplah..menjadi pelangi kami!!...kembalilah kepada kami!” ucap yukki

“karena itu...konser ini kami buat khusus untuk dirimu,tetchan!..konser ini.... adalah untuk mencari pelangi kami yang hilang...untuk kembali lagi..menjadi satu kembali dengan kami. Kami tidak akan menyerah!..kami pasti akan mendapatkan nya!” ucap hyde. Tetsu menatap mereka bertiga dengan senyum, matanya mulai basah dengan airmata. Hyde memberikan aba-aba dan suara musik pun mulai mengalun. Tetsu dapat melihat okano-san berdiri dibelakang keyboard dan mengalunkan musik laruku. “Niji”...lagu pertama mereka untuk dikumandangkan keseluruh jepang dan kamar dimana tetsu berada. Kemudian menyusul “silver shining”,”dive to blue”,”snow drop”, “blurry eyes”, “honey”, dan lainnya.....dari lagu kelagu laruku lainnya, hyde bernyanyi semaksimal mungkin, air matanya membasahi pipinya, hatinya ikut menjerit saat ia meneriakkan lirik lagu dengan suara falsettonya. Ia ingin tetsu berada disampingnya lagi..berada satu panggung dengannya lagi..ia ingin saat matanya melirik kearah posisi bassist, ia melihat tetsu membetot bassnya sambil mengeluarkan senyum manisnya, berloncatan mengikuti irama lagu....ia merindukan semua itu. Ia..merindukan tetsu. Tetsu melihat penuh haru layar TV yang ada dihadapannya saat itu. Melihat hyde bernyanyi dengan suara indahnya, melihat ken memainkan gitarnya dengan penuh penghayatan, gebukan drum yukki yang terlihat lebih keras dari sebelumnya. “aku....senang telah menjadi bagian dari kalian semua. Kalian memang segalanya bagiku. Haido-kun....aku senang memilihmu menjadi vocalistku..karena aku tahu kau akan menjadi yang terbaik. Ken..teman kecilku...kau selalu menjadi kakak bagiku. Terima kasih. Dan yukki..selalu menjadi teman yang baik bagiku, menolongku untuk menarik kembali laruku dari dalam jurang. Semuanya...terima kasih. Aku....aku....” ucap tetsu dalam hati, tetsu merasakan matanya semakin buram, dan tidak kuat untuk membukanya. Ia pun menutup matanya itu tanpa suara apapun, jemari kirinya yang dia letakkan diperutnya, sedikit demi sedikit...mulai jatuh lunglai disisi ranjang. Tak bergerak....tak bersuara... ken menghentikan permainan gitarnya saat ia merasa hyde tiba-tiba berhenti bersuara ditengah-tengah lirik lagu. Ia melihat tubuh hyde terpaku kaku bagai batu, matanya terbelalak kearah layar TV yang menunjukkan wujud tetsu. Ken mengalihkanpandangannya kearah layar dan melihat apa yang terjadi. Yukki pun juga menghentikan permainannya saat suasana menjadi hening tanpa suara gitar,keyboard, dan vokal hyde. Ia ikut memandang kearah layar. Matanya mulai terbelalak lebar ...jantungnya bagai berhenti saat itu juga, stick drum yang ada ditangannya secara perlahan lepas dari jemarinya dan jatuh kelantai. Dokter tachibana dan perawat sibuk menyadarkan tetsu kembali. Mata tetsu tertutup sangat rapat. Bahkan tubuhnya tidak menunjukkan pergerakan apapun, grafik yang ditunjukkan oleh mesin terlihat kacau dan pendek. “bawa ke ruang operasi!! Sekarang juga!!” teriak dokter. Dengan sigap beberapa perawat sesegera mungkin memindahkan tubuh tetsu kesebuah ranjang dorong dan membawanya keluar kamar. Meninggalkan gambar dilayar TV berupa kamar kosong dan sepi. Hyde bagai tidak bisa bernafas. Dia tidak bisa merasakan tubuhnya sama sekali. Dia tidak bisa berpikir....apa yang barusan terjadi?...apa yang terjadi?...katakan ini semua adalah mimpi buruk?..oh Tuhan..katakan kalau aku hanya bermimpi buruk?. Tiba –tiba hyde merasakan ken menarik tangannya untuk bergerak pergi dari panggung itu. “haido-kun!! Bukan saatnya melamun!!...kita menemui tetchan!!” teriak ken keras menyadarkan hyde dari kegelapannya. Ia melihat yukki ikut berlari di sampingnya dengan wajah bingung dan gusar. Mereka bertiga terus berlari menuju mobil dan melaju di jalanan untuk mencapai rumah sakit.

“Tuhan....kumohon, jangan ambil Pelangi-ku!!” ucap hyde dalam hati. --------------------------------tiga jam..... empat jam.... lima jam.... enam jam.... hyde, ken, dan yukki duduk menunggu didepan ruang operasi. Selama itu pula tidak satu dokter atau perawat yang keluar untuk memberikan satu petunjukpun tentang keadaan tetsu. Tujuh jam.... Delapan jam .... Dokter tachibana keluar dari ruang oprasi dengan wajah yang sangat kelelahan. Dia mendekati hyde, ken, dan juga yukki yang berdiri dengan wajah penuh ketakutan. Tubuh mereka sedikti bergetar karena rasa takut dengan apa yang terjadi di dalam ruang operasi tersebut. Dokter tersebut berdiri dihadapan tiga pemuda tersebut dan mulai mengucapkan sesuatu. Mengucapkan..apa yang terjadi pada tetsu didalam ruang operasi. Tubuh hyde jatuh terduduk dilantai, matanya menatap nanar kearah depan sama sekali tak berkedip. Tangannya yang gemetaran mulai bergerak mencengkeram dadanya, kedua bola matanya mulai dipenuhi dengan butiran kristal air mata. Semakin lama..semakin deras..semakin deras...hyde tidak perduli lagi....tangisan ini....semuanya....ia bahkan tidak lagi merasakan apapun....hanya bisa menangis. Yukki bergerak mundur dan terduduk kembali dibangku. Tubuhnya bagai lemas dan tak berdaya. Bila ia tidak langsung disokong ken, mungkin ia akan jatuh dari tempat duduknya dan tergeletak bagai orang mati di lantai rumah sakit. Ken memeluk pundaknya, mencoba menahan tubuh yukki yang gemetaran. Tetapi yukki juga dapat merasakan getaran yang muncul dari sentuhan ken. Yukki sadar bahwa ken juga seperti dirinya. Ia menatap perlahan kearah ken yang ada disisinya. Ia melihat mata ken yang basah dengan air mata. Ken...ken yang selalu kuat?..ken yang selalu berkata tidak akan menangis....dimana kau sekarang?....semua itu hilang. Yukki pun tidak bisa menahan dirinya lagi....ia pun menangis tersedu-sedu di sisi ken. Ia menutup wajahnya yang basah karena air mata dengan kedua belah jemari tangannya,sedangkan ken berusaha menundukkan kepalanya dalam-dalam. Hyde masih dalam posisi duduk dilantai , wajahnya pun ia tutupi dengan kedua jemarinya. Dokter tachibana tak mampu berbuat apapun untuk ketiga manusia tersebut. Ia hanya bisa..membiarkan mereka mengeluarkan semua kesedihan dihati mereka semua. -------------------------SEBULAN KEMUDIAN........... Hyde mencabut beberapa batang bunga dari dalam tanah, bunga yang berwarna putih, biru, ungu, merah muda, kuning, dan lainnya. Dimatanya, bunga tersebut sangat indah..wlau ada beberapa warna yang tidak akan ia kenali karena penyakit buta warna monochrome nya tetapi, itu tidak mencegahnya untuk mengagumi indahnya bunga yang ada di tangannya saat itu. “hei..indahnya!!” ucap ken yang berdiri disisi hyde dengan senyum ceria

“ya..indah!...tetchan...jika dia melihat semua ini..dia pasti akan menyukainya.” Ucap hyde “ya, dia mungkin akan berlari-lari di taman bunga ini seperti anak kecil, tertawa senang sambil menghirup wanginya bunga satu persatu.” Ucap ken “sayang...dia tidak bisa melakukan nya.”ujar hyde “hmm...disini....langitnya sangat biru ya?....terlihat jelas sekali. Mungkin saja....akan muncul pelangi dilangit ini?” “bisakah?...bukankah harus hujan dulu baru akan muncul pelangi?” “tentu saja bisa! Bukankah kita sudah mengalami hujan sebelumnya...hujan yang sangat..sangat deras.” Ucap ken sambil memandang hyde dengan tersenyum “..ya,kau benar,ken!...hujan yang sangat deras .....aku yakin, pelangi itu pasti akan muncul...pasti tampak indah sekali.” Ucap hyde sambil tersenyum “kalian berdua!!..apa-apaan sih?kenapa meninggalkan ku?” teriak seseorang membuat hyde dan ken membalikkan badannya dan menatap kearah sumber suara tersebut. Mata mereka bersinar terang dan bahagia melihat yukki yang berdiri tidak jauh dari mana mereka berada sambil tersenyum riang. Tetapi yang membuat mereka tersenyum riang adalah sosok pria yang duduk dikursi roda, memasang wajah kesal dan bersungut marah, rambutnya yang coklat pendek menghiasi wajahnya yang putih dan manis. “tuh khan.....pelanginya..muncul!” ucap ken pelan “iya..pelangi terindah yang pernah ada di muka bumi ini.” Ucap hyde tersenyum senang. Mereka berdua mendekati yukki dan pria yang duduk dikursi roda tersebut. “..maafkan kami! Kami terlalu senang sih! Khan sudah lama tidak pergi ke tempat pegunungan yang indah seperti ini. Maaf ya....tetchan?” ucap hyde sambil mendekatkan wajahnya kearah tetsu yang masih kesal. “kalian ini...jika saja badanku sudah kuat dan bisa berjalan sendiri, maka aku akan sampai terlebih dahulu sebelum kalian.” Ucap tetsu disambut tawa kecil ketiga temannya “iya-iya! Nanti kalau sudah sehat, kita kesini lagi!..oh ya..buat kamu!” ucap hyde sambil memberikan sebuket bunga yang berwarna indah. Mata tetsu bersinar terang dan ceria, amarahnya menjadi hilang. “waaaaa.....indahnya!!....lihatlah, pegunungan ini terhampar bunga yang bermacam rupa....seperti pelangi didaratan ya?” ucap tetsu ketiga temannya saling berpandangan dan tersenyum lebar. Kemudian mereka bertiga berdiri dihadapan tetsu dan menatap tetsu sambil tersenyum. Hal itu membuat tetsu keheranan. “ada apa?”tanya tetsu “kami sudah menemukan pelangi yang paling indah dan bersinar,tetchan.” Ucap ken “hah?benarkah?dimana?kapan kalian melihatnya?” “....disini, sekarang, dihadapan kami...” ucap yukki lembut

“heh?....?” “tetchan..pelangi itu adalah dirimu!..kau adalah pelangi terindah dan yang paling bersinar yang pernah kami lihat. Dan kami bangga..kami bisa melihatnya dan bahkan...akan selalu disisi pelangi itu...selamanya.” ucap hyde, wajah tetsu menjadi merah merona karena merasa sangat malu mendengar kata indah itu. “howaa...tetchan merona!!......manisnyaaaaaa!!!!” teriak ken “tidakkkkk!!!” teriak tetsu yang makin merona merah “hahahahahaha...tetchan kawaiiiii !!!!!!!” teriak mereka bertiga “ kalian bertiga!! Aku akan membunuh kalian semua karena menggoda pemimpin kalian!!” teriak tetsu kesal disambut dengan tawa ketiga temannya. Hyde langsung bergerak kebelakang tetsu dan mendorong kursi roda tetsu menuju hamparan taman bunga. Ken dan yukki berjalan disisi tetsu sambil terus memberikan candaan-candaan yang membuat mereka berempat tertawa gembira. “haa..ken juga menangis khan waktu itu?” ucap yukki “itu hanya tangis lega...karena aku kira akan menerima kabar buruk ternyata...tetchan selamat dan operasinyas sukses.” “aku juga begitu.rasanya badan menjadi lemas karena lega...lega melihat tetchan akan kembali pada kita.” Ucap hyde “saat melihat ken menangis, jika bukan karena masalah tetsu, mungkin aku akan mengejekmu.” Ucap yukki “kau tidak mungkin bisa melakukannya,yukki!..karena tidak akan ada yang percaya ucapanmu.” “apa maksudmu,ken?kau bilang orang menganggapku pembohong?” “hei-hei! Jangan bertengar! Sekarang semuanya diam dan menikmati pemandangan.” Ucap tetsu “iya,ibu!!” ucap mereka bertiga diselingi tertawa “kalian.....dasar!” ucap tetsu yang kemudian ikut tertawa riang “pelangi yang paling indah adalah..pelangi yang tetap bersinar dengan indahnya dan bahkan lebih terang dari apapun, setelah hujan mendera dan turun dengan derasnya, setelah petir dan halilintar memekakkan telinga....pelangi yang menghiasi langit biru, menjadikan langit lebih berwarna dan lebih hidup. Dan itu adalah .....L’Arc~En~Ciel” -------owari--------

Related Documents

After Rain
November 2019 22
Bangalore After Sunday Rain
November 2019 10
After The Rain
December 2019 27
Rain
July 2020 22
Rain
November 2019 36
Rain
May 2020 17