MAKALAH ASUHAN GIZI III (KASUS 1)
DISUSUN OLEH NAMA: ADILA FAUZIAH NIM: 22030116120021 KELAS: GANJIL
UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI 2018
I.
LATAR BELAKANG Tn A 65 tahun mengeluh nyeri bagian perut kanan atas seperti ditusuk sejak 5 bulan lalu dan makin parah pada 3 hari terakhir. Pasien merasa perut mbeseseg, mual hebat namun tidak muntah. Keluhan makin hebat bila pasien terlalu banyak makan. Karena rasa sakit, akhirnya nafsu makan pasien menurun. Perut Tn A juga membesar dan mengeras sejak 1 bulan lalu. Saat ditekan, nyeri perut kian bertambah. BAB lancar dan BAK warna kuning pekt, kadang seperti teh. Dokter mendiagnosis Tn A menderita sirosis hati dan Hepatocellular Carcinoma BCLC C disertai dyspepsia. BB Tn A menurun 14 kg dalam 5 bulan. BB awal 63 kg, dan TB 160 cm. Hasil Laboratorium menunjukkan BUN 10 mg/dl, kreatinin 0,5 mg/dl, Hb 9,1 g/dl, hematokrit 30%, leukosit 14,3 ribu/uL, trombosit 309 µl, eritrosit 3,71 jt/uL, albumin 2,6 g/dl, globulin 4,7 g/dl, alkalin fosfatase 340 u/L, SGOT 53 U/L, SGPT 15 U/L, GGT 192 u/L, protein total 7,4 g/dl, natrium darah 130 mmol/L, kalium 4,5 mmol/L, MCV 77,8 /um, MCH 24,2 Pg, MCHC 31,1 g/dl. Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 84 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,7 oC. Pasien mendapat terapi medis RL, folaxin, dan omeprazol. Sehari hari Tn A makan 3x sehari. Ketika di RS nafsu makan Tn.A menurun. Sehari sehari sebelum sakit, Tn A bekerja sebagai petani, namun saat ini sudah tidak bekerja semenjak sakit. Tn A adalah lulusan SD dan tinggal bersama istrinya. Tn A sangat antusias terhadap informasi dari tenaga kesehatan agar cepat sembuh.
II.
SKRINING (DATA UMUM)
A. Pemilihan Metode Skrining Metode skrining yang digunakan adalah Mini Nutritional Assesment-Short Form (MNA-SF) dikarenakan Tn.A berusia 65 tahun dan tergolong dalam usia lansia. Alat skrining ini digunakan untuk mengidentifikasi lansia yang beresiko mengalami malnutrisi dan merupakan alat yang sederhana, tidak invasif, murah dan mudah untuk digunakan selain itu juga dikembangkan sebagai alat diagnostik dan juga prognostik.1
B. Pengisian Kuesioner
0
0
1 0 2 1
4
C. Kesimpulan Kuesioner
Berdasarkan hasil skrining didapatkan skor skrining Tn.A yaitu 4 sehingga ia memiliki kemungkinan gizi kurang/malnutrisi dan kemungkinan mengalami penyakit tertentu sehingga membutuhkan pengkajian lebih lanjut serta membutuhkan terapi gizi segera.
I.
ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI A. Pengkajian Antropometri (AD) Domain
Data
AD-1.1.1
160 cm
Standar
Interpretasi
54 kg
91%
Height/Length AD-1.1.2
49 kg
Weight
(Kurang dari BBI)
AD-1.1.4
14 kg dalam 5 ½-1 kg dalam satu Normal
Weight change
bulan
minggu
AD-1.1.5
19,14 kg/m2
18,5-22,9 kg/m2
Normal
Body mass idex Kesimpulan
Tn.A memiliki IMT yang normal dan penurunan berat badan yang normal.2
B. Pengkajian Data Biokimia (BD) Domain
Data
Standar
Interpretasi
BD-1.2.1
10 mg/dL
15-40 mg/dl
Rendah
0,5 mg/dL
0,5-1,5 mg/dl
Normal
Ureum BD-1.2.2 Creatinine BD-1.2.5
130 mmol/L 135-144 mmol/l
Rendah
4,5 mmol/L
>3,5-5 mmol/l
Normal
340 u/L
45 – 190 u/l
Tinggi
Sodium BD-1.2.7 Potassium BD-1.4.1
Alkaline phosphatase BD-1.4.2
15 u/L
< 41 u/L.
Normal
53 u/L
< 35 u/L
Tinggi
192 u/L
0 – 51 u/l
Tinggi
9,1 g/dL
13-18 g/dl
Rendah
30%
40-50 %
Rendah
77,8
80-100 (fL)
Kecil
SGPT BD-1.4.3 SGOT BD-1.4.4 GGT BD-1.10.1 Hemoglobin BD-.1.10.2 Hematocrit BD-1.10.3 MCV BD-1.11.1
(Mikrositik) 2,6 g/dL
3,4-5,4 g/dL
Rendah
Leukosit
14,3 ribu
3,2 rb - 10,0 rb/uL
Tinggi
Eritrosit
3,71 juta
4,4 – 5,6 jt/mL
Rendah
Trombosit
309 µl
170 – 380 µl
Normal
Protein total
7,4 g/dl
6,1 – 8,2 g/dl
Normal
Globulin
4,7 g/dl
2,3 – 3,2 g/dl
Tinggi
MCH
24,2
28– 34 pg/ sel
Kecil (anemia
Albumin
mikrositik) 32 – 36 g/dL
MCHC
31,1 g/dL
Kesimpulan
Tn.A mengalami gangguan pada fungsi hati, dan mengalami anemia mikrositik.
C. Pengkajian Data Klinis/Fisik (PD)
Rendah
Domain
Data
Standar
PD-1.1.5
Nyeri perut kanan
Digestive system
atas,
Interpretasi
mbeseseg,
mual hebat, perut membesar
dan
mengeras. PD-1.1.9
Tekanan
Vital signs
130/80 mmHg
Kesimpulan
darah 120/80 mmHg
Tinggi
Suhu tubuh 36,7oC 36,6-37,2 oC
Normal
Nadi 84 kali/menit
60-100x/menit
Normal
RR 20 kali/menit.
14-20x/menit
Normal
Tn.A memiliki gangguan pada sistem pencernaannya. Dilihat dari tanda vitalnya Tn.A memiliki Tekanan darah yang tinggi, suhu tubuh, nadi, dan RR yang normal.
D. Pengkajian riwayat terkait gizi/makanan (FH) Domain
Data
Standar
FH-1.1.1.1
SMRS = 1408,4 kkal
SMRS
= 66,14 %
2129,4
(Kurang
kkal
kebutuhan)
Total
energy
intake MRS = 397,5 kkal
MRS
Interpretasi
= 18,4 %
2160 kkal
(Kurang kebutuhan)
FH-1.2.2.2 Types foods/meals
SMRS : Nasi, Mie instan, of singkong
rebus,
ketela
rambat, roti sisir, biskuit, ca kangkung,
bobor
daun
ketela, daun singkong rebus, bening bayam dan kubis,
dari
Cukup bervariasi
dari
telur ayam
ceplok/dadar,
tahu, tempe goreng, ayam goreng,
daging
rendang,
pisang, jeruk, pepaya, teh manis
dan
susu
kental
manis. MRS : Nasi tim, ayam
Kurang
semur, daging semur, tahu,
bervariasi
telur, sayur bayam. FH-1.2.2.3
SMRS : Frekuensi makan 3x 3x makan Pola
Meal/Snack
sehari
Pattern
makan
utama dan tidak teratur 2
kali
selingan MRS : Frekuensi makan 3x 3x makan Pola sehari
makan
utama dan tidak teratur 2
kali
selingan FH-1.5.1.1
SMRS = 29,4 gr
Total fat
SMRS 59,15 gr
= 49,7 % (Kurang
dari
kebutuhan) MRS = 21,8 kkal
MRS = 60 36,33% gr
(Kurang
dari
kebutuhan) FH-1.5.2.1
SMRS = 38,8 gr
Total protein
SMRS 49 gr
= 79,18% (Kurang
dari
kebutuhan) MRS = 16,2 gr
MRS 86,4 gr
= 18,75 % (Kurang kebutuhan)
dari
FH-1.5.3.1
SMRS = 246,1 gr
Total
SMRS
= 70,26 %
350,26 gr
Carbohydrat
(Kurang
dari
kebutuhan) MRS = 36,4 gr
MRS 318,6 gr
= 11,42 % (Kurang
dari
kebutuhan) Kesimpulan
Asupan makan Tn.A sebelum dan setelah masuk rumah sakit kurang dari kebutuhannya, Tn.A memiliki asupan makanan yang cukup bervariasi dan pola makan yang kurang teratur.
E. Pengkajian data riwayat (CH) Domain
Data
CH-1.1.1
65 tahun
Age CH-1.1.2
Laki-laki
Gender CH-1.1.6
SD
Education CH-1.1.7
Kepala Rumah Tangga
Role in Family CH-2.2.1
-
Medical Treatment/therapy
RL (sebagai sumber elektrolit dan air untuk hidrasi)
-
Folaxin (suplemen asam folat)
-
Omeprazol (menurunkan kadar asam dalam lambung)
Kesimpulan
Tn.A berusia 65 tahun, pendidikan terakhirnya SD dan mendapatkan beberapa terapi medis.
IV. DIAGNOSIS GIZI Rumusan PES : 1. Inadequate oral intake (NI-2.1) berkaitan dengan pasien mengalami nyeri perut kanan atas seperti ditusuk, mbeseseg, dan mual hebat ditandai dengan total asupan energi sebesar 397,5 kkal yaitu 18,4 % dari total kebutuhan. 2. Altered nutrition-related laboratory values (NC-2.2) berkaitan dengan gangguan fungsi hati dan anemia mikrositik ditandai dengan kadar SGOT 53 u/L, GGT 192 u/L, Hb 9,1 g/dL, Hematocrit 30%, MCV 77,8, Albumin 2,6 g/dL, Eritrosit 3,71 juta, MCH 24,3 pg/sel, Globulin 4,7 g/dl, MCHC 31,1 g/Dl, dan Alkaline phosphatase 340 u/L. 3. Self-feeding difficulty (NB-2.6) berkaitan dengan penyakit yang diderita oleh Tn.A ditandai dengan asupan makan yang kurang dari kebutuhan.
V. INTERVENSI A. Perencanaan (Planning)
1. Tujuan Intervensi Gizi : a. Meningkatkan asupan makanan Tn.A hingga sesuai dengan kebutuhannya. b. Menurunkan kadar SGOT, GGT, Alkaline phosphatase, dan globulin
serta
meningkatkan kadar Hb, Ht, Albumin, Eritrosit, MCV, MCH dan MCHC Tn.A hingga sesuai dengan kadar normalnya. c. Mempertahankan berat badan Tn.A agar tetap normal. d. Mencukupi kebutuhan zat gizi lain Tn.A untuk memperbaiki kondisi kesehatannya. e. Memberikan edukasi dan konseling kepada Tn.A dan keluarga.
B. Preskripsi Diet (Komposisi zat gizi makro, mikro, cairan, jenis diet, bentuk makanan, rute, frekuensi) 1. Kebutuhan energi Meningkatkan asupan energi Tn.A hingga sesuai dengan kebutuhannya yaitu sebanyak 2160 kkal. Peningkatan asupan energi dilakukan secara bertahap yaitu sebanyak 1300 kkal pada tahap pertama, 1800 kkal pada tahap ke-2 dan 2160 kkal pada tahap ke-3 selama 1 minggu.
2. Komposisi zat gizi makro a. Meningkatkan asupan karbohidrat Tn.A hingga sesuai dengan kebutuhannya yaitu sebanyak 318,6 gram. Peningkatan asupan karbohidrat dilakukan secara bertahap yaitu sebanyak 100 gram pada tahap pertama, 200 gram pada tahap ke-2 dan sebanyak 318,6 gram pada tahap ke-3 (sesuai kebutuhan) selama 1 minggu. b. Meningkatkan asupan lemak Tn.A hingga sesuai dengan kebutuhannya yaitu sebanyak 60 gram. Peningkatan asupan lemak dilakukan secara bertahap yaitu sebanyak 35 gram pada tahap pertama dan sebanyak 60 gram pada tahap kedua (sesuai kebutuhan) selama 1 minggu. c. Meningkatkan asupan protein Tn.A hingga sesuai dengan kebutuhannya yaitu sebanyak 86,4 gram. Peningkatan asupan protein dilakukan secara bertahap yaitu sebanyak 45 gram pada tahap pertama dan sebanyak 86,4 gram pada tahap kedua (sesuai kebutuhan) selama 1 minggu.
3. Komposisi zat gizi mikro a. Mencukupi kebutuhan zat gizi mikro Tn.A hingga sesuai dengan kebutuhannya, diantaranya yaitu kebutuhan vitamin C sebanyak 90 mg/hari, vitamin A sebanyak 600 mcg/hari, Vitamin E 15 mcg/hari, Vitamin K 65 mcg/hari, Vitamin D 20 mcg/hari, Besi 13 mg/hari, fosfor 700 mg/hari dan iodium 150 mcg/hari.
4. Cairan : 1290 ml/hari. 5. Jenis Diet : a. Diet hati
6. Bentuk Makanan : Makanan lunak 7. Rute/Jalur : Makanan diberikan secara oral. 8. Frekuensi : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan
C. Implementasi (Implementation) a. Pemberian Diet Diberikan diet hati dalam bentuk makanan lunak melalui oral agar makanan dapat diterima dengan baik oleh Tn.A. Untuk mengatasi anemia yang dialaminya Tn.A harus mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi seperti bayam, daging, tiram dan hati. Setelah kondisi Tn.A membaik dan ia bisa mengkonsumsi makanan biasa maka ia diberikan makanan biasa.
Contoh Menu Diet Tn.A Waktu
Pagi
Menu
Jumlah
Nasi Tim Daging
URT
Gram
¾ gls
100
ayam 1 ptg sdg
50
Tempe saus
2 ptg sdg
50
Acar ketimun
1 sdm
5
Buah Pir
¼ bh
50
Buah pepaya
1 ptg sdg
100
Bubur
¾ gls
100
Tahu rebus
1 bj bsr
100
cincang
Selingan 10.00 Siang
Semur
daging 1 ptg sdg
50
cincang Sayur bayam
½ gls
50
Buah semangka
1 ptg sdg
50
Selingan
Buah Pisang
1 bh kcl
40
Nasi Tim
¾ gls
100
Ikan nila kukus
1 ptg sdg
50
Oncom
2 ptg sdg
50
Sayur nangka
1 gls
100
Buah Pir
¼ bh
50
16.00 Malam
b. Pendidikan Gizi Memberikan edukasi gizi kepada Tn.A dan keluarga selama ±30 menit pada saat melakukan konseling. Edukasi dilakukan dengan memberikan beberapa penjelasan mengenai bagaimana diet yang sehat untuk pasien dengan gangguan hati dan anemia agar kondisi Tn.A membaik, seperti mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi terutama dari sumber hewani dan vitamin. Selain itu juga diberikan edukasi kepada keluarga Tn.A untuk selalu membantu Tn.A dalam mengkonsumsi makanannya yaitu seperti disuapi, juga untuk menanamkan perilaku hidup sehat kepada Tn.A dan keluarga Tn.A. serta memberikan motivasi agar Tn.A dapat sembuh dari penyakitnya.
c. Konseling Gizi Melakukan konseling gizi setiap 1 minggu sekali agar dapat memantau perkembangan penyakit Tn.A setelah diberikannya intervensi terkait penyakit yang dialaminya. Konseling akan dilakukan untuk menanamkan perilaku hidup sehat kepada Tn.A serta untuk mendiskusikan dan menetapkan asupan makanan apa saja dan seperti apa yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi Tn.A, mengatur jadwal makan yang tepat untuk Tn.A. selain itu juga dilakukan program untuk meningkatkan kebutuhan berbagai zat gizi lainnya seperti vitamin dan mineral sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan.
d. Koordinasi dengan tim kesehatan lain
Melakukan koordinasi dengan dokter dan perawat untuk memantau dan memperbaiki kondisi kesehatan Tn.A. VI. MONITORING – EVALUASI GIZI Domain
Parameter
Target
Dietary
Meningkatkan
asupan
energi, Terdapat peningkatan pada
Tn.A hingga sesuai kebutuhannya asupan Tn.A, yaitu >80% dari selama satu minggu.
Antropometri
total asupan.
Mencegah terjadinya penurunan Tn.A mempertahankan berat berat badan Tn.A
Biokimia
badan ideal.
Menurunkan kadar SGOT, GGT, Tn.A Alkaline
phosphatase,
globulin
serta meningkatkan
memiliki
profil
dan biokimia yang normal.
kadar Hb, Ht, Albumin, Eritrosit, MCV, MCH dan MCHC Tn.A hingga
sesuai
dengan
kadar
normalnya. Klinis
Menurunkan Tn.A
Tekanan
hingga
Darah Tn.A normal, Darah
menghilangkan rasa nyeri perut, merasa mbeseseg, dan mual.
VII. PEMBAHASAN KASUS
memiliki normal
Tekanan dan
nyeri
mbeseseg, dan mual.
tidak perut,
Tn A berusia 65 tahun mengeluhkan nyeri bagian perut kanan atas seperti ditusuk sejak 5 bulan lalu dan makin parah pada 3 hari terakhir. Pasien merasa perut mbeseseg, mual hebat namun tidak muntah. Keluhan makin hebat bila pasien terlalu banyak makan. Karena rasa sakit, akhirnya nafsu makan pasien menurun. Perut Tn A juga membesar dan mengeras sejak 1 bulan lalu. Saat ditekan, nyeri perut kian bertambah. BAB lancar dan BAK warna kuning pekt, kadang seperti teh. Sehari sehari sebelum sakit, Tn A bekerja sebagai petani, namun saat ini sudah tidak bekerja semenjak sakit. Tn A adalah lulusan SD dan tinggal bersama istrinya. Tn A sangat antusias terhadap informasi dari tenaga kesehatan agar cepat sembuh. Dokter mendiagnosis Tn A menderita sirosis hati dan Hepatocellular Carcinoma BCLC C disertai dyspepsia. Adapun Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi dan regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati (Mansjoer, FKUI, 2001).3 Sedangkan Karsinoma hepatoseluler (KHS) adalah salah satu jenis keganasan hati primer yang paling sering ditemukan dan banyak menyebabkan kematian. Dari seluruh keganasan hati, 80-90% adalah KHS.(1) Dua jenis virus yang dapat dikatakan menjadi penyebab dari tumor ini adalah virus hepatitis B (HBV) dan virus hepatitis C (HCV).4 BB mengalami penurunan berat badan sebanyak 14 kg dalam 5 bulan, namun itu termasuk normal, dengan BB awal 63 kg, dan TB 160 cm. Hasil Laboratorium menunjukkan bahwa Tn.A mengalami gangguan fungsi hati dan anemia mikrositik dapat dilihat dari kadar BUN 10 mg/dl, kreatinin 0,5 mg/dl, Hb 9,1 g/dl, hematokrit 30%, leukosit 14,3 ribu/uL, trombosit 309 µl, eritrosit 3,71 jt/uL, albumin 2,6 g/dl, globulin 4,7 g/dl, alkalin fosfatase 340 u/L, SGOT 53 U/L, SGPT 15 U/L, GGT 192 u/L, protein total 7,4 g/dl, natrium darah 130 mmol/L, kalium 4,5 mmol/L, MCV 77,8 /um, MCH 24,2 Pg, MCHC 31,1 g/dl. Dilihat dari tanda klinis Tn.A memiliki Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 84 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,7 oC. Pasien mendapat terai medis RL, folaxin, dan omeprazol.
Setelah dilakukan skrining didapatkan skor skrining Tn.A yaitu 4 sehingga ia memiliki kemungkinan gizi kurang/malnutrisi dan membutuhkan pengkajian lebih lanjut. Dari data antropometri diketahui bahwa IMT Tn.A sebesar 19,14 kg/m2 sehingga ia tergolong Normal. Berdasarkan asupan makanannya, asupan makan Tn.A sebelum dan setelah masuk rumah sakit kurang dari kebutuhannya, Tn.A memiliki asupan makanan yang cukup bervariasi dan pola makan yang kurang teratur. Setelah dilakukan asesmen maka dilanjutkan dengan diagnosis gizi, dari hasil diagnosis gizi didapatkan hasil bahwa Tn.A mengalami kekurangan asupan energi. Dari data biokimia diketahui bahwa Tn.A mengalami gangguan fungsi hati dan anemia mikrositik. Setelah diagnosis dirumuskan maka dilanjutkan dengan pemberian intervensi. Pada intervensi inilah akan diselesaikan dan dibenahi masalah gizi aktual yang dialami oleh Tn.A, yaitu menyelesaikan dan membenahi asupan makan Tn.A sehingga asupan energi serta asupan zat gizi lainnya dapat sesuai kebutuhan dan memperbaiki kondisi kesehatannya, serta menyelesaikan masalah gangguan fungsi hati dan anemia mikrositik yang dialami Tn.A.
VIII. PENUTUP Tn A berusia 65 tahun mengeluhkan nyeri bagian perut kanan atas seperti ditusuk sejak 5 bulan lalu dan makin parah pada 3 hari terakhir. Pasien merasa perut mbeseseg, mual hebat namun tidak muntah. Keluhan makin hebat bila pasien terlalu
banyak makan. Karena rasa sakit, akhirnya nafsu makan pasien menurun. Perut Tn A juga membesar dan mengeras sejak 1 bulan lalu. Saat ditekan, nyeri perut kian bertambah. BAB lancar dan BAK warna kuning pekt, kadang seperti teh. Dokter mendiagnosis Tn A menderita sirosis hati dan Hepatocellular Carcinoma BCLC C disertai dyspepsia. Tn.A mengalami penurunan berat badan sebanyak 14 kg dalam 5 bulan, namun itu termasuk normal. Hasil Laboratorium menunjukkan bahwa Tn.A mengalami gangguan fungsi hati dan anemia mikrositik. Dilihat dari tanda klinis Tn.A memiliki Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 84 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,7 oC. Pasien mendapat terai medis RL, folaxin, dan omeprazol. Setelah dilakukan skrining didapatkan skor skrining Tn.A yaitu 4 sehingga ia memiliki kemungkinan gizi kurang/malnutrisi dan membutuhkan pengkajian lebih lanjut. Dari data antropometri diketahui bahwa IMT Tn.A sebesar 19,14 kg/m2 sehingga ia tergolong Normal. Berdasarkan asupan makanannya, asupan makan Tn.A sebelum dan setelah masuk rumah sakit kurang dari kebutuhannya, Tn.A memiliki asupan makanan yang cukup bervariasi dan pola makan yang kurang teratur. Setelah diagnosis dirumuskan maka dilanjutkan dengan pemberian intervensi. Pada intervensi inilah akan diselesaikan dan dibenahi masalah gizi aktual yang dialami oleh Tn.A.
DAFTAR PUSTAKA 1. Skates, J.J & Anthony, P.S. 2012. Identifying Geriatric Malnutrition in Nursing Practice: The Mini Nutritional Assessment (MNA)-An Evidence-Based Screening Tool. Journal of Gerontological Nursing., 38(3): 18-27. 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang.
3. Mansjoer Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI. 4. Di Bisceglie AM. Hepatitis C and hepatocellular carcinoma. Hepatoloy 1997; 26:S34-S8.
LAMPIRAN 1. Leaflet Kanker Hati
2. Perhitungan berat badan ideal dan IMT : Berat badan ideal
= (160-100) – 10% = 60 – 6 = 54 kg
Indeks massa tubuh
= BB/TB2
= 49/1,62 = 19,14 kg/m2 BB tanpa acites
= 49 – 6 kg (acites sedang) = 43 kg
3. Perhitungan Kebutuhan : SMRS : BMR
= (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) + 5 = (10 x 49) + 6,25 x 160) – (5 x 65) + 5 = 490 + 1000 – 325 + 5 = 1170
TEE
= BMR x Faktor Aktivitas x Faktor Stres = 1170 x 1,3 x 1,4 = 2129,4
Protein
= 1 gr/kgBB = 1 gr/49 kg = 49 g atau 196 kkal
Lemak
= 25% x TEE/9 = 25% x 2129,4/9 = 59,15 gr atau 532,35 kkal
Karbohidrat
= (2129,4 – 196 – 532,35) : 4
= 350,26 gr atau 1401,05 kkal MRS : Energi
= 40 kkal/kgBB = 40 kkal x 43 kg = 1720 kkal
Protein
= 1,6 gr/kgBB = 1,6 gr/43 kg = 68,8 g atau 275,2 kkal
Lemak
= 25% x TEE/9 = 25% x 1720/9 = 47,7 gr atau 430 kkal
Karbohidrat
= (1720 – 275,2 – 430) : 4 = 253,7 gr atau 1014,8 kkal
Perhitungan Cairan
= 30 x BB = 30 x 49 = 1470 ml/hari
4. Perhitungan hasil recall : Asupan makan sebelum masuk Rumah Sakit : Energi
1408,4 kkal
Karbohidrat
246,1 gr
Lemak
29,4 gr
Protein
38,8 gr
Asupan makan setelah masuk Rumah Sakit : Energi
397,5 kkal
Karbohidrat
36,4 gr
Lemak
21,8 gr
Protein
16,2 gr
SMRS :
MRS :