Adila Asgiz.docx

  • Uploaded by: Zahrotin
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Adila Asgiz.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,956
  • Pages: 21
MAKALAH ASUHAN GIZI III (KASUS 1)

DISUSUN OLEH NAMA: ADILA FAUZIAH NIM: 22030116120021 KELAS: GANJIL

UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS KEDOKTERAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI 2018

I.

LATAR BELAKANG Tn A 65 tahun mengeluh nyeri bagian perut kanan atas seperti ditusuk sejak 5 bulan lalu dan makin parah pada 3 hari terakhir. Pasien merasa perut mbeseseg, mual hebat namun tidak muntah. Keluhan makin hebat bila pasien terlalu banyak makan. Karena rasa sakit, akhirnya nafsu makan pasien menurun. Perut Tn A juga membesar dan mengeras sejak 1 bulan lalu. Saat ditekan, nyeri perut kian bertambah. BAB lancar dan BAK warna kuning pekt, kadang seperti teh. Dokter mendiagnosis Tn A menderita sirosis hati dan Hepatocellular Carcinoma BCLC C disertai dyspepsia. BB Tn A menurun 14 kg dalam 5 bulan. BB awal 63 kg, dan TB 160 cm. Hasil Laboratorium menunjukkan BUN 10 mg/dl, kreatinin 0,5 mg/dl, Hb 9,1 g/dl, hematokrit 30%, leukosit 14,3 ribu/uL, trombosit 309 µl, eritrosit 3,71 jt/uL, albumin 2,6 g/dl, globulin 4,7 g/dl, alkalin fosfatase 340 u/L, SGOT 53 U/L, SGPT 15 U/L, GGT 192 u/L, protein total 7,4 g/dl, natrium darah 130 mmol/L, kalium 4,5 mmol/L, MCV 77,8 /um, MCH 24,2 Pg, MCHC 31,1 g/dl. Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 84 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,7 oC. Pasien mendapat terapi medis RL, folaxin, dan omeprazol. Sehari hari Tn A makan 3x sehari. Ketika di RS nafsu makan Tn.A menurun. Sehari sehari sebelum sakit, Tn A bekerja sebagai petani, namun saat ini sudah tidak bekerja semenjak sakit. Tn A adalah lulusan SD dan tinggal bersama istrinya. Tn A sangat antusias terhadap informasi dari tenaga kesehatan agar cepat sembuh.

II.

SKRINING (DATA UMUM)

A. Pemilihan Metode Skrining Metode skrining yang digunakan adalah Mini Nutritional Assesment-Short Form (MNA-SF) dikarenakan Tn.A berusia 65 tahun dan tergolong dalam usia lansia. Alat skrining ini digunakan untuk mengidentifikasi lansia yang beresiko mengalami malnutrisi dan merupakan alat yang sederhana, tidak invasif, murah dan mudah untuk digunakan selain itu juga dikembangkan sebagai alat diagnostik dan juga prognostik.1

B. Pengisian Kuesioner

0

0

1 0 2 1

4

C. Kesimpulan Kuesioner

Berdasarkan hasil skrining didapatkan skor skrining Tn.A yaitu 4 sehingga ia memiliki kemungkinan gizi kurang/malnutrisi dan kemungkinan mengalami penyakit tertentu sehingga membutuhkan pengkajian lebih lanjut serta membutuhkan terapi gizi segera.

I.

ASESMEN (PENGKAJIAN) GIZI A. Pengkajian Antropometri (AD) Domain

Data

AD-1.1.1

160 cm

Standar

Interpretasi

54 kg

91%

Height/Length AD-1.1.2

49 kg

Weight

(Kurang dari BBI)

AD-1.1.4

14 kg dalam 5 ½-1 kg dalam satu Normal

Weight change

bulan

minggu

AD-1.1.5

19,14 kg/m2

18,5-22,9 kg/m2

Normal

Body mass idex Kesimpulan

Tn.A memiliki IMT yang normal dan penurunan berat badan yang normal.2

B. Pengkajian Data Biokimia (BD) Domain

Data

Standar

Interpretasi

BD-1.2.1

10 mg/dL

15-40 mg/dl

Rendah

0,5 mg/dL

0,5-1,5 mg/dl

Normal

Ureum BD-1.2.2 Creatinine BD-1.2.5

130 mmol/L 135-144 mmol/l

Rendah

4,5 mmol/L

>3,5-5 mmol/l

Normal

340 u/L

45 – 190 u/l

Tinggi

Sodium BD-1.2.7 Potassium BD-1.4.1

Alkaline phosphatase BD-1.4.2

15 u/L

< 41 u/L.

Normal

53 u/L

< 35 u/L

Tinggi

192 u/L

0 – 51 u/l

Tinggi

9,1 g/dL

13-18 g/dl

Rendah

30%

40-50 %

Rendah

77,8

80-100 (fL)

Kecil

SGPT BD-1.4.3 SGOT BD-1.4.4 GGT BD-1.10.1 Hemoglobin BD-.1.10.2 Hematocrit BD-1.10.3 MCV BD-1.11.1

(Mikrositik) 2,6 g/dL

3,4-5,4 g/dL

Rendah

Leukosit

14,3 ribu

3,2 rb - 10,0 rb/uL

Tinggi

Eritrosit

3,71 juta

4,4 – 5,6 jt/mL

Rendah

Trombosit

309 µl

170 – 380 µl

Normal

Protein total

7,4 g/dl

6,1 – 8,2 g/dl

Normal

Globulin

4,7 g/dl

2,3 – 3,2 g/dl

Tinggi

MCH

24,2

28– 34 pg/ sel

Kecil (anemia

Albumin

mikrositik) 32 – 36 g/dL

MCHC

31,1 g/dL

Kesimpulan

Tn.A mengalami gangguan pada fungsi hati, dan mengalami anemia mikrositik.

C. Pengkajian Data Klinis/Fisik (PD)

Rendah

Domain

Data

Standar

PD-1.1.5

Nyeri perut kanan

Digestive system

atas,

Interpretasi

mbeseseg,

mual hebat, perut membesar

dan

mengeras. PD-1.1.9

Tekanan

Vital signs

130/80 mmHg

Kesimpulan

darah 120/80 mmHg

Tinggi

Suhu tubuh 36,7oC 36,6-37,2 oC

Normal

Nadi 84 kali/menit

60-100x/menit

Normal

RR 20 kali/menit.

14-20x/menit

Normal

Tn.A memiliki gangguan pada sistem pencernaannya. Dilihat dari tanda vitalnya Tn.A memiliki Tekanan darah yang tinggi, suhu tubuh, nadi, dan RR yang normal.

D. Pengkajian riwayat terkait gizi/makanan (FH) Domain

Data

Standar

FH-1.1.1.1

SMRS = 1408,4 kkal

SMRS

= 66,14 %

2129,4

(Kurang

kkal

kebutuhan)

Total

energy

intake MRS = 397,5 kkal

MRS

Interpretasi

= 18,4 %

2160 kkal

(Kurang kebutuhan)

FH-1.2.2.2 Types foods/meals

SMRS : Nasi, Mie instan, of singkong

rebus,

ketela

rambat, roti sisir, biskuit, ca kangkung,

bobor

daun

ketela, daun singkong rebus, bening bayam dan kubis,

dari

Cukup bervariasi

dari

telur ayam

ceplok/dadar,

tahu, tempe goreng, ayam goreng,

daging

rendang,

pisang, jeruk, pepaya, teh manis

dan

susu

kental

manis. MRS : Nasi tim, ayam

Kurang

semur, daging semur, tahu,

bervariasi

telur, sayur bayam. FH-1.2.2.3

SMRS : Frekuensi makan 3x 3x makan Pola

Meal/Snack

sehari

Pattern

makan

utama dan tidak teratur 2

kali

selingan MRS : Frekuensi makan 3x 3x makan Pola sehari

makan

utama dan tidak teratur 2

kali

selingan FH-1.5.1.1

SMRS = 29,4 gr

Total fat

SMRS 59,15 gr

= 49,7 % (Kurang

dari

kebutuhan) MRS = 21,8 kkal

MRS = 60 36,33% gr

(Kurang

dari

kebutuhan) FH-1.5.2.1

SMRS = 38,8 gr

Total protein

SMRS 49 gr

= 79,18% (Kurang

dari

kebutuhan) MRS = 16,2 gr

MRS 86,4 gr

= 18,75 % (Kurang kebutuhan)

dari

FH-1.5.3.1

SMRS = 246,1 gr

Total

SMRS

= 70,26 %

350,26 gr

Carbohydrat

(Kurang

dari

kebutuhan) MRS = 36,4 gr

MRS 318,6 gr

= 11,42 % (Kurang

dari

kebutuhan) Kesimpulan

Asupan makan Tn.A sebelum dan setelah masuk rumah sakit kurang dari kebutuhannya, Tn.A memiliki asupan makanan yang cukup bervariasi dan pola makan yang kurang teratur.

E. Pengkajian data riwayat (CH) Domain

Data

CH-1.1.1

65 tahun

Age CH-1.1.2

Laki-laki

Gender CH-1.1.6

SD

Education CH-1.1.7

Kepala Rumah Tangga

Role in Family CH-2.2.1

-

Medical Treatment/therapy

RL (sebagai sumber elektrolit dan air untuk hidrasi)

-

Folaxin (suplemen asam folat)

-

Omeprazol (menurunkan kadar asam dalam lambung)

Kesimpulan

Tn.A berusia 65 tahun, pendidikan terakhirnya SD dan mendapatkan beberapa terapi medis.

IV. DIAGNOSIS GIZI Rumusan PES : 1. Inadequate oral intake (NI-2.1) berkaitan dengan pasien mengalami nyeri perut kanan atas seperti ditusuk, mbeseseg, dan mual hebat ditandai dengan total asupan energi sebesar 397,5 kkal yaitu 18,4 % dari total kebutuhan. 2. Altered nutrition-related laboratory values (NC-2.2) berkaitan dengan gangguan fungsi hati dan anemia mikrositik ditandai dengan kadar SGOT 53 u/L, GGT 192 u/L, Hb 9,1 g/dL, Hematocrit 30%, MCV 77,8, Albumin 2,6 g/dL, Eritrosit 3,71 juta, MCH 24,3 pg/sel, Globulin 4,7 g/dl, MCHC 31,1 g/Dl, dan Alkaline phosphatase 340 u/L. 3. Self-feeding difficulty (NB-2.6) berkaitan dengan penyakit yang diderita oleh Tn.A ditandai dengan asupan makan yang kurang dari kebutuhan.

V. INTERVENSI A. Perencanaan (Planning)

1. Tujuan Intervensi Gizi : a. Meningkatkan asupan makanan Tn.A hingga sesuai dengan kebutuhannya. b. Menurunkan kadar SGOT, GGT, Alkaline phosphatase, dan globulin

serta

meningkatkan kadar Hb, Ht, Albumin, Eritrosit, MCV, MCH dan MCHC Tn.A hingga sesuai dengan kadar normalnya. c. Mempertahankan berat badan Tn.A agar tetap normal. d. Mencukupi kebutuhan zat gizi lain Tn.A untuk memperbaiki kondisi kesehatannya. e. Memberikan edukasi dan konseling kepada Tn.A dan keluarga.

B. Preskripsi Diet (Komposisi zat gizi makro, mikro, cairan, jenis diet, bentuk makanan, rute, frekuensi) 1. Kebutuhan energi Meningkatkan asupan energi Tn.A hingga sesuai dengan kebutuhannya yaitu sebanyak 2160 kkal. Peningkatan asupan energi dilakukan secara bertahap yaitu sebanyak 1300 kkal pada tahap pertama, 1800 kkal pada tahap ke-2 dan 2160 kkal pada tahap ke-3 selama 1 minggu.

2. Komposisi zat gizi makro a. Meningkatkan asupan karbohidrat Tn.A hingga sesuai dengan kebutuhannya yaitu sebanyak 318,6 gram. Peningkatan asupan karbohidrat dilakukan secara bertahap yaitu sebanyak 100 gram pada tahap pertama, 200 gram pada tahap ke-2 dan sebanyak 318,6 gram pada tahap ke-3 (sesuai kebutuhan) selama 1 minggu. b. Meningkatkan asupan lemak Tn.A hingga sesuai dengan kebutuhannya yaitu sebanyak 60 gram. Peningkatan asupan lemak dilakukan secara bertahap yaitu sebanyak 35 gram pada tahap pertama dan sebanyak 60 gram pada tahap kedua (sesuai kebutuhan) selama 1 minggu. c. Meningkatkan asupan protein Tn.A hingga sesuai dengan kebutuhannya yaitu sebanyak 86,4 gram. Peningkatan asupan protein dilakukan secara bertahap yaitu sebanyak 45 gram pada tahap pertama dan sebanyak 86,4 gram pada tahap kedua (sesuai kebutuhan) selama 1 minggu.

3. Komposisi zat gizi mikro a. Mencukupi kebutuhan zat gizi mikro Tn.A hingga sesuai dengan kebutuhannya, diantaranya yaitu kebutuhan vitamin C sebanyak 90 mg/hari, vitamin A sebanyak 600 mcg/hari, Vitamin E 15 mcg/hari, Vitamin K 65 mcg/hari, Vitamin D 20 mcg/hari, Besi 13 mg/hari, fosfor 700 mg/hari dan iodium 150 mcg/hari.

4. Cairan : 1290 ml/hari. 5. Jenis Diet : a. Diet hati

6. Bentuk Makanan : Makanan lunak 7. Rute/Jalur : Makanan diberikan secara oral. 8. Frekuensi : 3 kali makan utama dan 2 kali selingan

C. Implementasi (Implementation) a. Pemberian Diet Diberikan diet hati dalam bentuk makanan lunak melalui oral agar makanan dapat diterima dengan baik oleh Tn.A. Untuk mengatasi anemia yang dialaminya Tn.A harus mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi seperti bayam, daging, tiram dan hati. Setelah kondisi Tn.A membaik dan ia bisa mengkonsumsi makanan biasa maka ia diberikan makanan biasa.

Contoh Menu Diet Tn.A Waktu

Pagi

Menu

Jumlah

Nasi Tim Daging

URT

Gram

¾ gls

100

ayam 1 ptg sdg

50

Tempe saus

2 ptg sdg

50

Acar ketimun

1 sdm

5

Buah Pir

¼ bh

50

Buah pepaya

1 ptg sdg

100

Bubur

¾ gls

100

Tahu rebus

1 bj bsr

100

cincang

Selingan 10.00 Siang

Semur

daging 1 ptg sdg

50

cincang Sayur bayam

½ gls

50

Buah semangka

1 ptg sdg

50

Selingan

Buah Pisang

1 bh kcl

40

Nasi Tim

¾ gls

100

Ikan nila kukus

1 ptg sdg

50

Oncom

2 ptg sdg

50

Sayur nangka

1 gls

100

Buah Pir

¼ bh

50

16.00 Malam

b. Pendidikan Gizi Memberikan edukasi gizi kepada Tn.A dan keluarga selama ±30 menit pada saat melakukan konseling. Edukasi dilakukan dengan memberikan beberapa penjelasan mengenai bagaimana diet yang sehat untuk pasien dengan gangguan hati dan anemia agar kondisi Tn.A membaik, seperti mengkonsumsi makanan yang kaya akan zat besi terutama dari sumber hewani dan vitamin. Selain itu juga diberikan edukasi kepada keluarga Tn.A untuk selalu membantu Tn.A dalam mengkonsumsi makanannya yaitu seperti disuapi, juga untuk menanamkan perilaku hidup sehat kepada Tn.A dan keluarga Tn.A. serta memberikan motivasi agar Tn.A dapat sembuh dari penyakitnya.

c. Konseling Gizi Melakukan konseling gizi setiap 1 minggu sekali agar dapat memantau perkembangan penyakit Tn.A setelah diberikannya intervensi terkait penyakit yang dialaminya. Konseling akan dilakukan untuk menanamkan perilaku hidup sehat kepada Tn.A serta untuk mendiskusikan dan menetapkan asupan makanan apa saja dan seperti apa yang boleh dikonsumsi dan tidak boleh dikonsumsi Tn.A, mengatur jadwal makan yang tepat untuk Tn.A. selain itu juga dilakukan program untuk meningkatkan kebutuhan berbagai zat gizi lainnya seperti vitamin dan mineral sesuai kebutuhan dan kondisi kesehatan.

d. Koordinasi dengan tim kesehatan lain

Melakukan koordinasi dengan dokter dan perawat untuk memantau dan memperbaiki kondisi kesehatan Tn.A. VI. MONITORING – EVALUASI GIZI Domain

Parameter

Target

Dietary

Meningkatkan

asupan

energi, Terdapat peningkatan pada

Tn.A hingga sesuai kebutuhannya asupan Tn.A, yaitu >80% dari selama satu minggu.

Antropometri

total asupan.

Mencegah terjadinya penurunan Tn.A mempertahankan berat berat badan Tn.A

Biokimia

badan ideal.

Menurunkan kadar SGOT, GGT, Tn.A Alkaline

phosphatase,

globulin

serta meningkatkan

memiliki

profil

dan biokimia yang normal.

kadar Hb, Ht, Albumin, Eritrosit, MCV, MCH dan MCHC Tn.A hingga

sesuai

dengan

kadar

normalnya. Klinis

Menurunkan Tn.A

Tekanan

hingga

Darah Tn.A normal, Darah

menghilangkan rasa nyeri perut, merasa mbeseseg, dan mual.

VII. PEMBAHASAN KASUS

memiliki normal

Tekanan dan

nyeri

mbeseseg, dan mual.

tidak perut,

Tn A berusia 65 tahun mengeluhkan nyeri bagian perut kanan atas seperti ditusuk sejak 5 bulan lalu dan makin parah pada 3 hari terakhir. Pasien merasa perut mbeseseg, mual hebat namun tidak muntah. Keluhan makin hebat bila pasien terlalu banyak makan. Karena rasa sakit, akhirnya nafsu makan pasien menurun. Perut Tn A juga membesar dan mengeras sejak 1 bulan lalu. Saat ditekan, nyeri perut kian bertambah. BAB lancar dan BAK warna kuning pekt, kadang seperti teh. Sehari sehari sebelum sakit, Tn A bekerja sebagai petani, namun saat ini sudah tidak bekerja semenjak sakit. Tn A adalah lulusan SD dan tinggal bersama istrinya. Tn A sangat antusias terhadap informasi dari tenaga kesehatan agar cepat sembuh. Dokter mendiagnosis Tn A menderita sirosis hati dan Hepatocellular Carcinoma BCLC C disertai dyspepsia. Adapun Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi dan regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati (Mansjoer, FKUI, 2001).3 Sedangkan Karsinoma hepatoseluler (KHS) adalah salah satu jenis keganasan hati primer yang paling sering ditemukan dan banyak menyebabkan kematian. Dari seluruh keganasan hati, 80-90% adalah KHS.(1) Dua jenis virus yang dapat dikatakan menjadi penyebab dari tumor ini adalah virus hepatitis B (HBV) dan virus hepatitis C (HCV).4 BB mengalami penurunan berat badan sebanyak 14 kg dalam 5 bulan, namun itu termasuk normal, dengan BB awal 63 kg, dan TB 160 cm. Hasil Laboratorium menunjukkan bahwa Tn.A mengalami gangguan fungsi hati dan anemia mikrositik dapat dilihat dari kadar BUN 10 mg/dl, kreatinin 0,5 mg/dl, Hb 9,1 g/dl, hematokrit 30%, leukosit 14,3 ribu/uL, trombosit 309 µl, eritrosit 3,71 jt/uL, albumin 2,6 g/dl, globulin 4,7 g/dl, alkalin fosfatase 340 u/L, SGOT 53 U/L, SGPT 15 U/L, GGT 192 u/L, protein total 7,4 g/dl, natrium darah 130 mmol/L, kalium 4,5 mmol/L, MCV 77,8 /um, MCH 24,2 Pg, MCHC 31,1 g/dl. Dilihat dari tanda klinis Tn.A memiliki Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 84 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,7 oC. Pasien mendapat terai medis RL, folaxin, dan omeprazol.

Setelah dilakukan skrining didapatkan skor skrining Tn.A yaitu 4 sehingga ia memiliki kemungkinan gizi kurang/malnutrisi dan membutuhkan pengkajian lebih lanjut. Dari data antropometri diketahui bahwa IMT Tn.A sebesar 19,14 kg/m2 sehingga ia tergolong Normal. Berdasarkan asupan makanannya, asupan makan Tn.A sebelum dan setelah masuk rumah sakit kurang dari kebutuhannya, Tn.A memiliki asupan makanan yang cukup bervariasi dan pola makan yang kurang teratur. Setelah dilakukan asesmen maka dilanjutkan dengan diagnosis gizi, dari hasil diagnosis gizi didapatkan hasil bahwa Tn.A mengalami kekurangan asupan energi. Dari data biokimia diketahui bahwa Tn.A mengalami gangguan fungsi hati dan anemia mikrositik. Setelah diagnosis dirumuskan maka dilanjutkan dengan pemberian intervensi. Pada intervensi inilah akan diselesaikan dan dibenahi masalah gizi aktual yang dialami oleh Tn.A, yaitu menyelesaikan dan membenahi asupan makan Tn.A sehingga asupan energi serta asupan zat gizi lainnya dapat sesuai kebutuhan dan memperbaiki kondisi kesehatannya, serta menyelesaikan masalah gangguan fungsi hati dan anemia mikrositik yang dialami Tn.A.

VIII. PENUTUP Tn A berusia 65 tahun mengeluhkan nyeri bagian perut kanan atas seperti ditusuk sejak 5 bulan lalu dan makin parah pada 3 hari terakhir. Pasien merasa perut mbeseseg, mual hebat namun tidak muntah. Keluhan makin hebat bila pasien terlalu

banyak makan. Karena rasa sakit, akhirnya nafsu makan pasien menurun. Perut Tn A juga membesar dan mengeras sejak 1 bulan lalu. Saat ditekan, nyeri perut kian bertambah. BAB lancar dan BAK warna kuning pekt, kadang seperti teh. Dokter mendiagnosis Tn A menderita sirosis hati dan Hepatocellular Carcinoma BCLC C disertai dyspepsia. Tn.A mengalami penurunan berat badan sebanyak 14 kg dalam 5 bulan, namun itu termasuk normal. Hasil Laboratorium menunjukkan bahwa Tn.A mengalami gangguan fungsi hati dan anemia mikrositik. Dilihat dari tanda klinis Tn.A memiliki Tekanan darah 130/80 mmHg, nadi 84 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,7 oC. Pasien mendapat terai medis RL, folaxin, dan omeprazol. Setelah dilakukan skrining didapatkan skor skrining Tn.A yaitu 4 sehingga ia memiliki kemungkinan gizi kurang/malnutrisi dan membutuhkan pengkajian lebih lanjut. Dari data antropometri diketahui bahwa IMT Tn.A sebesar 19,14 kg/m2 sehingga ia tergolong Normal. Berdasarkan asupan makanannya, asupan makan Tn.A sebelum dan setelah masuk rumah sakit kurang dari kebutuhannya, Tn.A memiliki asupan makanan yang cukup bervariasi dan pola makan yang kurang teratur. Setelah diagnosis dirumuskan maka dilanjutkan dengan pemberian intervensi. Pada intervensi inilah akan diselesaikan dan dibenahi masalah gizi aktual yang dialami oleh Tn.A.

DAFTAR PUSTAKA 1. Skates, J.J & Anthony, P.S. 2012. Identifying Geriatric Malnutrition in Nursing Practice: The Mini Nutritional Assessment (MNA)-An Evidence-Based Screening Tool. Journal of Gerontological Nursing., 38(3): 18-27. 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 Tentang Pedoman Gizi Seimbang.

3. Mansjoer Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI. 4. Di Bisceglie AM. Hepatitis C and hepatocellular carcinoma. Hepatoloy 1997; 26:S34-S8.

LAMPIRAN 1. Leaflet Kanker Hati

2. Perhitungan berat badan ideal dan IMT : Berat badan ideal

= (160-100) – 10% = 60 – 6 = 54 kg

Indeks massa tubuh

= BB/TB2

= 49/1,62 = 19,14 kg/m2 BB tanpa acites

= 49 – 6 kg (acites sedang) = 43 kg

3. Perhitungan Kebutuhan : SMRS : BMR

= (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) + 5 = (10 x 49) + 6,25 x 160) – (5 x 65) + 5 = 490 + 1000 – 325 + 5 = 1170

TEE

= BMR x Faktor Aktivitas x Faktor Stres = 1170 x 1,3 x 1,4 = 2129,4

Protein

= 1 gr/kgBB = 1 gr/49 kg = 49 g atau 196 kkal

Lemak

= 25% x TEE/9 = 25% x 2129,4/9 = 59,15 gr atau 532,35 kkal

Karbohidrat

= (2129,4 – 196 – 532,35) : 4

= 350,26 gr atau 1401,05 kkal MRS : Energi

= 40 kkal/kgBB = 40 kkal x 43 kg = 1720 kkal

Protein

= 1,6 gr/kgBB = 1,6 gr/43 kg = 68,8 g atau 275,2 kkal

Lemak

= 25% x TEE/9 = 25% x 1720/9 = 47,7 gr atau 430 kkal

Karbohidrat

= (1720 – 275,2 – 430) : 4 = 253,7 gr atau 1014,8 kkal

Perhitungan Cairan

= 30 x BB = 30 x 49 = 1470 ml/hari

4. Perhitungan hasil recall : Asupan makan sebelum masuk Rumah Sakit : Energi

1408,4 kkal

Karbohidrat

246,1 gr

Lemak

29,4 gr

Protein

38,8 gr

Asupan makan setelah masuk Rumah Sakit : Energi

397,5 kkal

Karbohidrat

36,4 gr

Lemak

21,8 gr

Protein

16,2 gr

SMRS :

MRS :

Related Documents

Adila Asgiz.docx
December 2019 1

More Documents from "Zahrotin"

Adila Asgiz.docx
December 2019 1
Kasus 3 Azgiz 3 Hiv.docx
December 2019 8