Nama
: Mutiah
NPM
: 210720090001
Dosen
: Dr. Elvinaro Ardianto, M.Si
Magister Ilmu Komunikasi 2009 (Reguler) Pasca Sarjana Unpad A HISTORY OF COMMUNICATION STUDY
Sejarah ilmu komunikasi awalnya berkembang di Eropa, Charles Darwin (1809-1882), walaupun teori evolusinya lebih berisi berkenaan biologi tetapi teori ini juga menyinggung ilmu sosial. Salah satu buku Darwin yaitu fakta penting untuk sarjana komunikasi, yakni ekspresi emosi dalam diri manusia dan hewan. Buku ini menetapkan suatu area dari komunikasi non verbal. Menurutnya ekspresi emosi manusia tidak dapat dimengerti tanpa memahami ekspresi emosi dari hewan. Teori Charles Darwin ini didukung dari asal komunikasi nonverbal melalui penggambaran ekspresi emosi pada bayi. anak-anak (dia mengobservasi bayinya sendiri), dalam diri orang dewasa di berbagai budaya, dalam ilustrasi jiwa, dan dalam hewan seperti jenis aves dan anjing. Kontribusi dari teori evolusi, telah mempengaruhi pemikiran ilmu sosial dan ilmu komunikasi. Teori evolusi Darwin ini tidak dipindahkan dalam tatanan sarjana ilmu komunikasi, kecuali bagi siswa komunikasi non verbal. Teori Psychoanalytic Theory, Sigmund Freud Sigmund Freud (1856-1939) sebagai dokter kesehatan dengan profesi psychoanalysis. Freud bukan dari latar belakang ilmu social tetapi teorinya mempengaruhi ilmu social. Konsep dari teorinya terletak pada perhatian mengenai alam bawah sadar. Teori ini mencoba mencari penjelasan mengenai tingkah laku manusia. Freud berfikir bahwa individu melihat dalam dirinya, khususnnya pada pengalaman masa kanak-kanak, pikiran alam bawah sadar yang dipendam untuk menjelaskan tingkah laku. Freud berpendapat bahwa kondisi pengalaman masa kecil dan perilaku orang dewasa
secara tidak sadar menjelaskan dan mempengaruhi bagaimana manusia berperilaku. Asumsi teori Freud adalah penempatan perilaku manusia dapat dijelaskan dalam diri manusia itu sendiri, khususnya dalam alam bawah sadar. Hingga saat ini pemikiran Sigmund Freud selalu membayang-bayangi perkembangan ilmu komunikasi antar pribadi. Karl Marx dan the critical school Teorinya banyak dipengaruhi dari revolusi perancis ditahunnya (1848) crtical scholars berpendapat bahwa media massa digunakan oleh penguasa untuk mengontrol masyaraknya. Teori ini melihat bahwa media massa mampu memperbaiki persoalan yang ada ditengah masyarakat dan sebagai panduan untuk perubahan sosial mereka. Dalam ilmu komunikasi warisan teori Karl Marx ini banyak digunakan untuk melihat efek media massa dalam masyarakat atau kelompok kecil. Perkembangan Ilmu Komunikasi di Amerika. Perkembangan ilmu komunikasi di Amerika banyak dipengaruhi oleh ahli sosiologi, seperti Aguste Comte (1978-1857), Emile Durkhem (1858-1917), Gorge Simmel (1858-1918), Gabriel Tarde (1843-1904), Max Weber (1864-1920), Wilhelm Wundt (1832-1920). Perkembangan ilmu komunikasi di Amerika dapat ditemui pada Chicago school, universitas Chicago memberikan banyak pengaruh pada teori dan penelitian komunikasi, namun banyak dipengaruhi oleh pemikir ilmu sosiologi. Jhon Dewey (1859-1952) selama di universitas Chicago, dia mengemukakan secara philosophy
bahwa
komunikasi
merupakan
bentuk
manusia
seutuhnya
ketika
berpartisipasi sebagai anggota masyarakat. Menurutnya masyarakat tidak hanya eksis oleh pengiriman pesan, oleh komunikasi tapi boleh jadi masyarakat itu eksis ketika mereka melakukan pengiriman pesan ataupun dalam proses komunikasi. Selain itu tokoh Amerika yang mempengaruhi perkembangan ilmu komunikasi adalah Gorge Herbert Mead. Ia terkenal dengan teori interaksi simbolik. Menurut Mead perbuatan merupakan unit dasar dalam ilmu social, dan perbuatan itu adalah symbol signifikan yang dapat dimaknai oleh individu. Harold Lasswell juga adalah tokoh yang memberikan kontribusi perkembangan
ilmu komunikasi, Harold Laswell menggambarkan komunikasi dengan kalimat “who says what in which channel to whom with what effects?” (lasswell 1948). Lasswell juga menjelaskan mengenai analisis propaganda , menurutnya propaganda adalah managemen sikap dari individu secara kolektiv terhadap manipulasi symbol. Analisis propaganda juga dikenalkan oleh Walter Lippmann (1889-1974) yaitu pada teori agenda setting, teori ini menjelaskan bagaimana media menyeting agenda public. Tokoh sosiologi lainnya yakni Paul F. Lazarsfeld dengan teori efek media massa, selain itu ada Kurt Lewin yang berlatar belakang psikologi memperkenalkan proses efek dalam komunikasi kelompok, anggapanya bahwa kelompok dapat mempengaruhi perilaku individu. Sementara Carl Hovland menyumbangkan pikirannya tentang komunikasi persuasif. Penelitianya dititik beratkan pada komunikasi massa, Carl Hovland fokusnnya pada efek komunikasinya. Perkembangan ilmu komunikasi di Amerika juga ditandai dengan hadirnya teori cybernetic oleh Norbert Wiener, sebetulnya di Amerika Wiener lebih dikenal sebagai ahli matematik. Wiener sendiri mengatakan bahwa cybernetic theory merupakan bagian dari teori komunikasi, fokusnya lebih kepada bagaimana pesan merubah dua atau lebih dari unit-unit yang mempengaruhi satu sama lain, dan umpan balik dari pesan cybernetic ini bisa positif bisa juga negatif. Teori cybernetic ini memberikan kontribusi penting dalam ilmu komunikasi, diantaranya menjelaskan fakta-fakta dari pesan komunikasi dimana informasi disampaikan melalui sistem, cybernetic dinamis, prosesnya memperlihatkan perilaku sepanjang waktu, dan informasinya dapat berdampak serta mempengaruhi pemerintahan. Sebagai insinyur pada Bell telephone, Claude E. Shannon menyumbangkan pikirannya dalam ilmu komunikasi dengan melihat paradigma informasi dan menjadi teori informasi (1949 dalam bukunya mathematical theory of communiaction, bersama rekannya Weaver). Model Sannon dan Weaver terkenal dan benyak digunakan sarjana ilmu komunikasi, asumsi teori ini adalah sumber informasi menghasilkan pesan untuk dikomunikasikan dari seperangkat pesan yang dimungkinkan. Perkembangan ranah ilmu komunikasi menuju kepemantapan dan pada masa ini Wilbur Schramm menyumbangkan pemikirannya dengan banyak model komunikasi. Kontribusinya dalam ilmu komunikasi dapat dilihat dari model-model komunikasi yang
dibuatnya mulai dari bagaimana manusia berkomunikasi atau komunikasi manusia, mulai dari proses komunikasi manusia yang sederhana hingga pada ke model yang melibatkan interaksi dua individu dengan memperhitungkan pengalaman dianataranya. Dari sini terjelaskanlah bahwa disiplin ilmu komunikasi sedikit banyak diintervensi oleh ilmu sosiology, psikologi sosial dan ilmu politik. Di masa ini perspektif kuantitatif mewarnai penelitian-penelitian dibidang ilmu komunikasi. Namun metode eksperimen juga banyak dilakukan para ahli untuk melihat komunikasi yang berlangsung. Dan dalam era yang akan datang, mungkin beberapa dekade dari masa ini, Scramm berharap ilmu komunikasi menjadi komponen yang menarik dengan penggabungan ilmu tentang perilaku, sosial.
*** Akhirnya saya memahami bahwa sejarah perkembangan ilmu komunikasi bermula di Eropa (walaupun kegiatan komunikasinya telah ada sebelum ilmu ini berkembang atau ditemukan) dan memperlihatkan kepada kita, ilmu ini banyak dipengaruhi pemikiran tokoh-tokoh dari berbagai ilmu yang mendahuluinya, kenyataan ini seolah menyajikan kepada saya bahwa ilmu komunikasi bukanlah ilmu tunggal yang dapat berdiri sendiri dan tidak berlangsung dalam ruang hampa sosial, namun justru menjadi ilmu yang menarik karena melibatkan berbagai disiplin ilmu dalam prosesnya. (walaupun asal kata komunikasi yaitu communis = persamaan makna merupakan bahasa dari Yunani kuno, yang dikembangkan dari ilmu retorika di romawi kemudian berkemabang di mesir ketika pertama sekali ditemukan mesin cetak, jadi menurut saya sebenarnya banyak literatur dari berbagai ilmu yang menyokong sejarah ilmu komunikasi. Tapi paling tidak ini menunjukan kepada kita bahwa ilmu komunikasi menjadi mata rantai peradaban yang tidak terputus) Fakta bahwa pemikiran Charles Darwin turut memberikan sumbangsih dalam ilmu komunikasi pun cukup menjadi hal yang istimewa bagi saya, karena ternyata Darwin tak hanya mengenalkan teori evolusi namun beliau juga melengakapi teori tersebut dengan tanda-tanda/perilaku/emosi hewan (dalam ilmu komunikasi perilaku, dan simbol dapat diartikan pesan jika dimaknai) yang dia bandingkan dengan manusia. Jika
menilik apa yang sampaikan Darwin, saya teringat pada komunikasi hewan dalam buku Prof. Deddy Mulyana,Ph.D. barangkali karena Darwin lah konteks komunikasi hewan muncul menjadi perhatian ilmu komunikasi. Selain Darwin, ada tokoh psikologi – Sigmund Freud-- dan Karl Marx tokoh politik. Kemudian di Amerika ilmu komunikasi pun dikembangkan oleh tokoh-tokoh sosiologi. Awalnya saya bertanya-tanya kenapa tokoh-tokoh sosiologi yang banyak melahirkan
pemikiran-pemikiran
tentang
ilmu
komunikasi,
namun
dari
hasil
penelahan,menunjukan bahwa kegiatan komunikasi ini telah berlangsung dalam ilmu mereka tapi belum mengetahui dan menetapkan gejalah tersebut ke dalam ilmu tertentu, barulah setelah megidentifikasi gejalah ini dan menemukan fenomenanya hingga melahirkan teori-teori, lahirlah ilmu yang diberi nama komunikasi tersebut. Jika para pakar ini kebanyakan beraliran sosiolog, menurut saya secara umum komunikasi dimaknai sebagai suatu kegiatan yang pelakunya manusia. Tentunya melibatkan 2 orang atau lebih karena komunikasi tidak akan pernah terjadi bila manusia tidak pernah berinteraksi satu sama lain sebab manusia menjadikan komunikasi sebagai panduan untuk menafsirkan situasi apapun dalam lingkungan sosialnya. Sementara pakar psikologi memberikan
kontribusinya yang melahirkan
komunikasi dengan diri sendiri dan transadental yang kita kenal saat ini. Dalam berkomunikasi tak dapat dipungkiri kita selalu berada dalam alam sadar untuk mengelola pesan agar efektif, atau memaknai perilaku agar tidak keliru dalam menafsirkan sesuatu, intinya terkadang komunikasi hadir sebagai solusi untuk menghadapi objek-objek sosial Namun pertanyaan, apakah ilmu komunikasi masih mencari bentuk?, melihat banyaknya ilmu-ilmu lain yang “menampali tubuhnya”, saya kira tidak, karena proses komunikasi dan aktivitasnya yang luas inilah yang membuatnya eksis di ranah ilmu-ilmu lain, justru ilmu-ilmu lainlah yang membutuhkan ilmu komunikasi, contohnya mulai bermunculan komunikasi bisnis, manajemen komunikasi, terapic communication dll. Saya kira, ilmu komunikasi merupakan ilmu yang aplikasinya langsung kelihatan jadi memang mau tidak mau akan melibatkan ilmu-ilmu sosial, psikologi, antropolgi maupun politik bahkan menurut saya apapun disiplin ilmunya bisa seiring sejalan dengan ilmu komunikasi, dalam ilmu kedokteran saja kita mengenal terapic communication. Sejarah mengatakan, dalam banyak penelitian , kajian ilmu komunikasi dikupas dengan
pisau kuantitatif, disertai eksperimen, dan saat ini trend kualitatif telah memberikan warna tersendiri dalam fenomena ilmu komunikasi. Karenanya saya mentoleransi jika ilmu komunikasi dikatakan ilmu yang mapan disamping teori-teorinya yang terus menuju kesempurnaan.