Nama : Salma Nisrina Primastuti NPM : 160110160097 Fraktur Mandibula 1. Etiologi Etiologi dari fraktur mandibula antara lain kecelakaan kendaraan bermotor, kekerasan, kecelakaan karena olahraga atau pekerjaan, jatuh dan fraktur patologis. Penyebab utama fraktur mandibula yang paling sering adalah kecelakaan kendaraan bermotor dan diikuti oleh kekerasan dan insiden-insiden dalam pekerjaan (Andersson dkk, 2010). Beberapa studi melaporkan bahwa badan mandibula merupakan lokasi yang paling sering mengalami fraktur, yaitu sekitar 33%. Kondilus dan angulus juga termasuk yang frekuen yaitu sekitar 29% dan 23%. Fraktur pada simfisis 9% sedangkan lokasi anatomic lainnya jarang terlibat. Bergantung pada mekanisme injuri, fraktur dari mandibula sebesar 10-25% dari seluruh fraktur fasial. Dalam banyak studi, lebih dari 50% fraktur mandibula yang dilaporkan terjadi sebagai fraktur multiple. Kombinasi yang frekuen dari multiple fraktur mandibula adalah angulus dan badan kontralateral, angulus bilateral atau badan serta kondilus dan badan. Fraktur akibat kekerasan biasanya terjadi di bagian kiri dikarenakan kebanyakan individu dominan tangan kanan (Andersson dkk, 2010).
2. Klasifikasi Fraktur mandibula diklasifikasikan berdasarkan lokasi gigi relatif terhadap fraktur, regio anatomic dari fraktur dan pola dari fraktur. Satu klasifikasi khusus untuk fraktur angulus dan badan mandibula berhubungan dengan arah dari garis fraktur pada plain film dengan peran dari otot mastikasi pada segmen fraktur. Klasifikasi ini menjelaskan prinsip favorableness pada bidang horizontal dan vertikal. Fraktur termasuk favourable pada bidang horizontal jika fraktur dapat menahan tarikan superior dari segmen fraktur proksimal dengan otot masseter dan temporalis. Fraktur termasuk favourable pada bidang vertikal jika fraktur dapat menahan tarikan medial dari segmen proksimal dengan otot medial pterygoid (Andersson dkk, 2010).
Anatomic Region Symphisis
Fraktur yang melibatkan area antara insisif lateral meluas secara vertikal ke border inferior mandibula
Parasymphisis
Fraktur di antara foramen mental dan aspek mesial kanin meluas ke border inferior mandibula
Body
Fraktur di antara foramen mental dan aspek distal dari molar kedua meluas ke border inferior mandibula
Angle
Fraktur di antara aspek distal dari molar kedua dan perlekatan posterior dari otot masseter meluaske border inferior mandibula
Ramus
Fraktur yang meluas secara horizontal ke border anterior dan posterior dari ramus atau meluas secara vertikal dari sigmoid notch ke border inferior mandibula distal ke molar kedua
Condylar
Fraktur meluas dari sigmoid notch ke border
process
posterior dari ramus
Coronoid
Fraktur yang melibatkan coronoid process
process Alveolar
Fraktur yang terbatas pada segmen tulang yang menahan gigi
Fracture Pattern Greenstick
Fraktur melalui satu cortex dan tidak ada discontinuity tulang. Tidak ada mobilitas dari segmen fraktur. Umumnya pada anak-anak.
Simple
Fraktur tertutup
Compound
Fraktur terbuka
Comminuted
Multiple segmen dari tulang sebagai hasil dari tekanan besar trauma
Telescoped atau
Satu fraktur segmen didorong ke segmen lainnya
impacted Complex
Fraktur yang melibatkan kerusakan pada strukturstruktur sekitarnya
Pathologic
Fraktur pada area tulang yang sakit
3. Tanda dan Gejala
Occlusal changes
Deviation on opening
Altered range of motion
Localized pain
Lacerations, ecchymosis, or hematoma
Neurosensory deficits of the inferior alveolar nerve
Changes in facial contour or mandibular arch form
Blood in external auditory canal
Mobility of bone segments/palpable step-offs
4. Perawatan Tujuan perawatan fraktur mandibula:
Membentuk kembali oklusi yang stabil
Membenuk kembali gerakan yang cukup
Mengembalikan bentuk fasial dan bentuk lengkung mandibula
Mengembalikan fungsi yang bebas dari rasa sakit
Menghindari internal derangament dari TMJ
Menghindari gangguan pertumbuhan dari mandibula
Pilihan perawatan: a. Closed Reduction Reduksi fraktur dan imobilisasi mandibula dicapai dengan jalan menempatkan peralatan fiksasi maksilomandibular tanpa pembedahan (Andersson dkk, 2010).
Indikasi:
Non-displaced mandibular fracture
Grossly comminuted mandibular fracture
Atrophic edentulous mandibular fracture
Loss of soft tissue coverage over a fracture
Mandibular fractures in children
Condylar fracture
b. Open Reduction Reduksi terbuka dilakukan dengan cara membuka fraktur melalui proses pembedahan dan segmen direduksi serta difiksasi secara langsung menggunakan kawat atau plat (Andersson dkk, 2010). Indikasi:
Systemic disorders
Displaced unfavorable fractures
Multiple facial and/or mandibular fractures
Bilateral condylar fractures and midfacial fractures
Delayed treatment with soft tissue in between the fracture
Malunion/non-union
5. Komplikasi Perawatan
a. Infection b. Malunion c. Non-union d. Nerve injury e. TMJ dysfunction and ankylosis f. Growth disturbance
REFERENSI: Andersson, Lars. dkk. 2010. Oral and Maxillofacial Surgery. United Kingdom: Wiley Blackwell. Hal: 878-892.