Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
GAMBARAN POLA PENGASUHAN GIZI PADA ANAK BALITA DI KECAMATAN TAPALANG KAB. MAMUJU PROP. SULAWESI BARAT Syarfaini * * Program Studi Kesehatan Masyarakat UIN Alauddin Makassar Abstrak Pengasuhan yang baik sangat penting untuk dapat menjamin tumbuh-kembang anak yang optimal.Praktik pengasuhan dan sumber -sumbernya berbeda antar daerah karena perbedaan budaya, dan bahkan antar keluarga pada daerah atau budaya yang sama. Namun kebutuhan anak terhadap makanan, kesehatan, perlindungan dan kasih sayang adalah universal. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tapalang Kabupaten Mamuju yang bertujuan untuk Mmberi gambaran tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Pendapatan, Sosial Budaya serta Pola Pengasuhan Gizi. Jenis penelitian ini deskriptif, adapun sampelnya diambil secara proporsional random sampling dengan jumlah sampel 288 sampel dan untuk pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan kuesioner sebagai instrumen yang dibagikan kepada sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 178 orang tua anak balita yang memiliki pendidikan cukup terdapat yang memiliki status pola pengasuhan baik sebanyak 97,8 %, sedangkan dari 110 orang tua anak balita yang memiliki pendidikan kurang terdapat yang memiliki status pola pengasuhan baik sebanyak 57,3%. dari 157 orang tua anak balita yang memiliki pengetahuan cukup terdapat yang memiliki status pola pengasuhan baik sebanyak 96,2 %, sedangkan dari 131 orang tua anak balita yang memiliki pengetahuan kurang terdapat yang memiliki status pola pengasuhan baik sebanyak 65,6 %. Hasil penelitian menunjukkan dari 224 orang tua anak balita yang memiliki pendapatan cukup terdapat yang memiliki status pola pengasuhan baik sebanyak 89,7 %, sedangkan dari 64 orang tua anak balita yang memiliki Pendapatan kurang terdapat yang memiliki pola pengasuhan gizi anak balita baik sebanyak 56,3 %. Hasil penelitian menunjukkan dari 257 orang tua anak balita yang memiliki sosial Budaya cukup terdapat yang memiliki pola pengasuhan anak balita baik sebanyak 81,7 %, sedangkan dari 64 orang tua anak balita yang memiliki Sosial Budaya kurang terdapat yang memiliki pola pengasuhan anak balita baik sebanyak 87,1 %. Diharapkan pada instansi yang terkait khususnya di bidang kesehatan agar dapat memberikan penyuluhan kepada orang tua anak balita, sistematis dan berkesinambungan tentang pentingnya pola pengasuhan anak balit, Dan kepada orang tua agar memberikan perhatian yang penuh kepada anak balitanny agar kelak menjadi anak yang lebih penurut dan berguna. Kata Kunci : Pola Pengasuhan Ibu nek, atau orang lain) dalam memberikan
PENDAHULUAN
P
engasuhan
anak
didefinisikan
makanan, pemeliharaan kesehatan, mem-
sebagai perilaku yang diparktikan
berikan stimuli serta dukungan emosional
oleh pengasuh (ibu, bapak, ne-
yang dibutuhkan anak untuk tumbuh-
267
Gambaran Pola Pengasuhan Gizi Pada Anak Balita...
Syarfaini
kembang. Juga termasuk di dalamnya ten-
kualitas tumbuh kembang anak.
tang kasih sayang dan tanggung jawab
Praktik pengasuhan dan sumber -
orang tua.
sumbernya berbeda antar daerah karena
Pengasuhan
sangat
perbedaan budaya, dan bahkan antar
penting untuk dapat menjamin tumbuh-
keluarga pada daerah atau budaya yang
kembang anak yang optimal. Misalnya
sama. Namun kebutuhan anak terhadap
pada keluarga miskin, yang ketersediaan
makanan, kesehatan, perlindungan dan
pangan di rumah tangga belum tentu
kasih sayang adalah universal. Perubahan
mencukupi,
namun
bagaimana
mengasuh
memanfaatkan
yang
baik
ibu
yang
tahu
di dalam keluarga dapat terjadi karena
anaknya,
dapat
urbanisasi, peningkatan peranan wanita
yang
dalam ekonomi keluarga, dan pendidikan
sumber-sumber
terbatas untuk dapat menjamin tumbuh -
yang
kembang anak yang optimal. Sebagai
berakibat
contoh, menyusui anak adalah praktik
perubahan dan adaptasi dalam praktik
memberikan makanan, kesehatan, dan
pengasuhan anak.
pengasuhan
yang
terjadi
lebih
tinggi,
yang
meningkat
semuanya
kebutuhan
akan
bersamaan.
Pengaruh budaya yang mendukung
Perilaku ibu seperti cara memelihara
interaksi antara ibu dan anak perlu
kebersihan
rumah,
dilestarikan.
kebersihan
perorangan,
higiene dan
makanan, praktik
learning
Perilaku
melalui
interaksi
dicermati,
yang berpengaruh terhadap proses tumbuh-
dorongan
kembang anak.
mengembangkan kemampuannya.
dari
Data
anak
ini
psikososial adalah faktor - faktor penting
Demikian pula faktor lingkungan
dan
eksplorasi
perlu
membutuhkan
orang-tua
UNICEF
dan
untuk
tahun
1999
seperti ketersediaan air bersih dii dalam
menunjukan, 10 -12 juta anak balita di
rumah, bahan pangan yang tersedia untuk
Indonesia (4 juta diantaranya dibawah satu
makanan sehari-hari, dan pengetahuan ibu
tahun) bersatus gizi sangat buruk dan
atau pengasuh lainnya. Latar belakang
mengakibatkan
pendidikan ibu, serta keadaan kesehatan
berkelanjutan
fisik dan mental, dan kemampuan ibu
kematian anak. Setiap tahun diperkirakan
mempraktikan
yang
7 % anak balita Indonesia (sekitar 300.
dipunyainya dalam kehidupan sehari-hari,
000 jiwa) meninggal ini berarti setiap 2
serta
anggotan
menit terjadi kematian satu anak balita dan
keluarga lainnya, tetangga dan masyarakat,
170. 000 anak (60 %) diantaranya akibat
semuanya berakumulasi dalam membentuk
gizi buruk. Dari seluruh anak usia 4 -24
hubungan
pengetahuan emosional
268
kematian, meningkatkan
malnutrisi angka
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
bulan yang berjumlah 4, 9 juta di
pada tahun 2008
Indonesia, sekitar seperempat sekarang berada
dalam
kondisi
kurang
gizi
METODE PENELITIAN
(Wahyuni, 2001, dalam Herwin. B. 2004).
Desain dan Variabel Penelitian
Sesuai dengan proyeksi penduduk
Penelitian ini adalah penelitian
Indonesia yang disusun BPS, jumlah anak
deskriptif untuk memberi gambaran Pola
usia 0-4 tahun di Indonesia mencapai 20,87
pengasuhan gizi
juta di tahun 2005 ini. Itu berarti ada seki-
deang Kecamatan Tapalang Kabupaten
tar 1,67 juta anak balita yang menderita
Mamuju Propensi Sulawesi Barat
balita di Desa Takan-
busung lapar. Diperkirakan jumlah anak
Variabel yang diteliti adalah Pola
balita yang terancam kurang gizi terus
pengasuhan gizi sebagai variabel dependen
meningkat. Mengingat ada 5-6 juta bayi
dan
lahir di Indonesia dan dari jumlah itu 75%-
serta sosial budaya variabel independent.
85% berasal dari keluarga miskin.
Populasi dan Sampel
pendidikan,pengetahuan,pendapatan
Menurut Departemen Kesehatan
Populasi penelitian adalah semua
(2004), pada tahun 2003 terdapat sekitar
balita yang ada di kelurahan Takandeang
27,5% (5 juta balita kurang gizi), 3,5 juta
dengan jumlah populasi sebanyak 1152
anak (19,2%) dalam tingkat gizi kurang,
Anak Balita Sampel adalah sebagian anak
dan 1,5 juta anak gizi buruk (8,3%). WHO
balita yang ada pada saat posyandu di ada-
(1999)
wilayah
kan sebanyak 288 balita yang diambil
berdasarkan prevalensi gizi kurang ke
secara proportional random sampling yai-
dalam 4 kelompok yaitu: rendah (di bawah
tu mengambil secara acak anak balita dari
10%), sedang (10-19%), tinggi (20-29%),
masing- masing desa dan kelurahan yang
sangat tinggi (=>30%).
telah ditentukan
mengelompokkan
Data dinas kesehatan kabupaten
Pengumpulan Data
Mamuju menyebutkan bahwa hingga akhir
Data primer Di peroleh dengan
Desember 2007 lalu tercatat 725 Balita
pemberian
yang menderita gizi buruk dari 30.899
orang tua anak balita yang datang pada
jumlah Balita yang ada di kabupaten
saat posyandu.
Mamuju yakni sebesar 9.9% (anak 6-23
langsung
kusioner
kepada
Untuk Data sekunder yang berkai-
bulan).
tan dengan penelitian di peroleh dari data Data
dari Puskesmas Tapalang
instansi terkait.
menyebutkan terdapat 246 jumlah balita
Analisis Data
0,5% yang terdapat kejadian kasus KEP
Data diinput dengan menggunakan 269
Gambaran Pola Pengasuhan Gizi Pada Anak Balita...
Syarfaini komputer dengan program SPSS versi 11.
perempuan
sebanyak
46,9
%.dan
berdasarkan kelompok umur anak balita yang mempunyai Kelompok umur terting-
HASIL PENELITIAN Tabel 1 menunjukkan bahwa anak
gi 24-29 Bulan sebanyak 17,4%, dan ke-
balita yang berjenis kelamin laki-laki
lompok umur terendah > 54 bulan
sebanyak 53,1 %, dan jenis kelamin
sebanyak 7,6 %.
Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian Variabel
n(%)
Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan
153(53,1) 135 (46,9)
Kelompok umur 12 – 17 18 – 23 24 – 29 30 – 35 36 – 41 42 – 47 48 – 53 54 – 60
30 (10,4) 39 (13,5) 50 (17,4) 42 (14,6) 28 (9,7) 48 (16,7) 29 (10,1) 22 (7,6)
Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel 2
menunjukkan
Untuk
variabel
sosial
budaya
bahwa jenis pekerjaan petani tertinggi
cukup sebanyak 10,8%, dan sosial budaya
sebanyak 40,3 %, dan pekerjaan PNS ter-
kurang
endah sebanyak 4,2 %.Dari segi pendidi-
pengasuhan yang baik sebanyak 82,3 %,
kan menunjukkan bahwa Orang Tua yang
dan pola pengasuhan tidak baik sebanyak
mempunyai pendidikan cukup sebanyak
17,7 %.
61,8%, dan pendidikan kurang sebanyak
89,2%
Dan
pola
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari
38,2%.
178 orang tua anak balita yang memiliki Untuk
hampir
sebanyak
variabel
seimbang
antara
mempunyai pengetahuan
pengetahuan
pendidikan cukup terdapat yang memiliki
orang
status pola pengasuhan
yang
cukup dan
baik sebanyak
97,8 %, sedangkan dari 110
orang tua
kurang yaitu 54,5%, dan 45,5%.Dari segi
anak balita yang memiliki pendidikan
pendapatan rata-rata orang tua anak balita
kurang terdapat yang memiliki status pola
berada pada taraf pendapatan kurang yaitu
pengasuhan baik sebanyak 57,3 %.
77,8% dan cukup sebanyak 22,2%,
Dari segi tingkat pengetahuan nam-
270
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
Tabel 2. Karakteristik Variabel yang diteliti Variabel
n(%)
Pekerjaan Petani Nelayan Wiraswasta Sopir TNI PNS Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP SMA DIPLOMA S1 Pengetahuan Cukup Kurang Pendapatan Cukup Kurang
116 (40,3) 85 (29,5) 29 (10,1) 22 (7,6) 24 (8,3) 12 (4,2) 27 (9,4) 82 (28,5) 96 (33,3) 69 (24,0) 6 (2,1) 8 (2,8) 157 (54,5) 131 (45,5) 224 (77,8) 62 (22,2)
Sosial Budaya cukup Kurang
31 (10,8) 257 (89,2)
Pola pengasuhan Baik Tidak Baik
237 (82,3) 51 (17,7)
pak bahwa orang tua anak balita yang me-
yang memiliki Pendapatan kurang terdapat
miliki pengetahuan cukup terdapat yang
yang memiliki status pola pengasuhan baik
memiliki status pola pengasuhan baik se-
sebanyak 56,3 %. Dan dari 257 orang tua
banyak 96,2 %, sedangkan dari 131 orang
anak balita yang memiliki sosial Budaya
tua anak balita yang memiliki pengetahuan
cukup terdapat yang memiliki status pola
kurang terdapat yang memiliki status pola
pengasuhan
pengasuhan baik sebanyak 65,6 %.
dangkan dari 64
baik sebanyak 81,7 %, seorang tua anak balita
Untuk pendapatan dari 224 orang tua
yang memiliki Sosial Budaya kurang ter-
anak balita yang memiliki pendapatan
dapat yang memiliki status pola pen-
cukup terdapat yang memiliki status pola
gasuhan baik sebanyak 87,1 %.
pengasuhan
baik sebanyak 89,7 %, se-
dangkan dari 64
orang tua anak balita
271
Gambaran Pola Pengasuhan Gizi Pada Anak Balita...
Syarfaini
Tabel 3. Distribusi pendidikan,pengetahuan,Pendapatan,sosial budaya dan Pola Pengasuhan Gizi diKecamatan Tapalang Kabupaten Mamuju Pola Pengasuhan Gizi Baik Kurang n % N %
Variabel Pendidikan Cukup Kurang Pengetahuan Cukup Kurang Pendapatan Cukup Kurang Sosial Budaya Cukup Kurang
Nilai p
174 63
97,8 57,3
4 47
2,2 42,7
0.000
151 86
96,2 65,6
6 45
3,8 34,4
0.000
201 36
89,7 56,3
23 28
10,3 43,8
0.000
210 27
81,7 87,1
47 4
18,3 12,9
0.458
Sumber : Data Primer PEMBAHASAN
tua maka pengetahuannya akan gizi akan
Pendidikan dengan Pola pengasuhan Gizi
lebih baik dari yang berpendidikan rendah.
Pendidikan adalah usaha sadar dan
Salah satu penyebab gizi kurang pada anak
terencana untuk mewujudkan suasana bela-
adalah kurangnya perhatian orang tua akan
jar dan proses pembelajaran agar peserta
gizi anak. Hal ini disebabkan karena pen-
didik secara aktif mengembangkan potensi
didikan dan pengetahuan gizi ibu yang
dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
rendah.
keagamaan, pengendalian diri, keperiba-
Hasil
penelitian
menunjukkan
dian kecerdesan akhlak mulia, serta kete-
bahwa dari 178 orang tua anak balita yang
rampilan yang diperlukan dirinya dan mas-
memiliki pendidikan cukup terdapat yang
yarakat. Pendidikan meliputi pengajaran
memiliki status pola pengasuhan baik se-
keahlian khusus, dan juga sesuatu yang
banyak 97,8 %, sedangkan dari 110 orang
tidak dapat di lihat tetapi lebih mendalam
tua anak balita yang memiliki pendidikan
yaitu pemberian pengetahuan, pertimban-
kurang terdapat yang memiliki status pola
gan dan kebijaksanaan.
pengasuhan baik sebanyak 57,3%, ini
Tingkat pendidikan dalam keluarga
mengindikasikan bahwa semakin tinggi
khususnya ibu dapat menjadi faktor yang
pendidikan orang tua, maka semakin tinggi
mempengaruhi status gizi anak dalam
kemampuan untuk menyerap pengetahuan
keluarga. Semakin tinggi pendidikan orang
praktis dan pendidikan formal terutama
272
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
melalui masa media terutama dalam pola
pengasuhan baik sebanyak 65,6 %.ini ber-
pengasuhan
juga
arti bahwa Tingkat pengetahuan gizi ibu
dikatakan oleh L. Green, Rooger yang
yang tinggi dapat membentuk sikap yang
menyatakan bahwa makin baik tingkat
positif terhadap masalah gizi,yang pada
pendidikan ibu, maka baik pula keadaan
akhirnya pengetahuan akan mendorong
gizi anaknya .
seorang ibu untuk menyediakan makanan
Pengetahuan dengan Pola pengasuhan
sehari-hari dalam jumlah dan kualitas gizi
Gizi
yang sesuai dengan kebutuhan.kadar gizi
anak,
Pengetahuan
Hal
serupa
hasil
anak dipengaruhi oleh pengasuhnya. Se-
“tahu” dan ini terjadi setelah orang
makin banyak pengetahuan gizinya,maka
melakukan penginderaan terhadap suatu
seorang ibu dapat memilih dan memberi-
objek tertentu Tahu diartikan sebagai
kan makanan bagi balita yang dapat me-
mengingat
telah
menuhi kebutuhan gizi anak balitanya baik
dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam
darin segi jenis maupun jumlah kebutuhan
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
zat gizi sesuai dengan angka kecukupan
kembali (Recall) terhadap suatu spesifik
gizi balita.
suatu
merupakan
materi
yang
dari seluruh bahan yang dipelajari atau
Pengetahuan seorang ibu dibutuh-
rangsangan yang diterima.(sarnaini. 2003).
kan dalam perawatan anaknya,terutama
Evaluasi bila seseorang telah mam-
dalam hal pemberian dan penyediaan ma-
pu untuk mengetahui secara menyeluruh
kanannya,sehinggan seorang anak tidak
semua bahan yang dipelajarinya Penguku-
menderita
ran pengetahuan dapat dilakukan dengan
gizi
wawancara
yang
[emilihan bahan makanan yang tidak
menyatakan tentang isi materi yang ingin
benar.pemilihan makanan ini dipengaruhi
diukur dengan subyek penelitian atau
oleh tingkat pengetahuan ibu tentang ba-
responden.
han makanan.Ketidaktahuan dapat me-
atau
(Bloom
kuesioner
dalam
Ngatimin,
1997).
juga
kekurangan dapat
gizi.kekurangan
disebabkan
karena
nyebabkan kesalahn pemilihan dan penHasil
penelitian
menunjukkan
golahan makanan meskipun bahan ma-
bahwa dari 157 orang tua anak balita yang
kanan tersedia.
memiliki pengetahuan cukup terdapat yang
Pendapatan dengan Pola pengasuhan
memiliki status pola pengasuhan baik se-
Gizi
banyak 96,2 %, sedangkan dari 131 orang
Pendapatan adalah hasil, gaji, upah
tua anak balita yang memiliki pengetahuan
imbalan yang diterima seseorang atas
kurang terdapat yang memiliki status pola
kegiatan yang dilakukannya. Pendapatan 273
Gambaran Pola Pengasuhan Gizi Pada Anak Balita...
Syarfaini
akan banyak mempengaruhi. Pada kegiatan
cenderung meningkatkan kualitas konsum-
dan pola pikir termasuk kesempatan untuk
si pangannya dengan harga yang lebih ma-
memanfaatkan potensi dan fasilitas yang
hal per unit zat gizinya. Pada tingkatan
tersedia guna memenuhi kebutuhan hidup-
pendapatan perkapita yang lebih rendah,
nya (BPS, 2004).
permintaan terhadap pangan diutamakan
Besar kecilnya pendapatan suatu
pada pangan yang padat energi yang be-
wilayah, sangat tergantung pada sumber-
rasal dari hidrat arang, terutama padi-
sumber perekonomian yang ada di daerah
padian. Apabila pendapatan meningkat
itu.
dari
pola konsumsi pangan akan beragam, serta
kepemilikan dari sumber-sumber itu. Ting-
umumnya akan terjadi peningkatan kon-
gi tingkat pendapatan masyarakat menc-
sumsi pangan yang lebih bernilai gizi ting-
erminkan
seseorang.
gi. Peningkatan pendapatan tidak hanya
Masyarakat dalam suatu negara tingkat
meningkatkan keanekaragaman konsumsi
pendapatan
baik
pangan, dan peningkatan konsumsi pangan
dibandingkan antara masyarakat dalam
yang lebih mahal, tetapi terjadinya pening-
suatu negara tingkat pendapatan rendah.
katan konsumsi pangan diluar rumah. Oleh
Dengan
tidak
status tinggi
memandang
kesehatan akan
lebih
Hasil penelitian menunjukkan dari
karena itu, setiap keluarga diharapkan
224 orang tua anak balita yang memiliki
mampu untuk memenuhi kebutuhan pan-
pendapatan cukup terdapat yang memiliki
gan seluruh anggota keluarganya.
status pola pengasuhan baik sebanyak 89,7
Sosial Budaya dengan Pola pengasuhan
%, sedangkan dari 64 orang tua anak bali-
Gizi
ta yang memiliki Pendapatan kurang terda-
Sosial budaya adalah sebuah gejala
pat yang memiliki pola pengasuhan gizi
berubahnya struktur sosial dan pola bu-
anak balita baik sebanyak 56,3 %.ini berar-
daya dalam suatu masyarakat. Perubahan
ti bahwa semakin cukup tingkat pendapa-
sosial budaya merupakan gejala umum
tan orang tua maka semakin baik pula ting-
yang terjadi sepanjang masa dalam setiap
kat pengasuhanan gizinya, Pendapatan
masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai
keluarga mempengaruhi ketahanan pangan
dengan hakikat dan sifat dasar manusia
keluarga. Ketahanan pangan yang tidak
yang selalu ingin mengadakan perubahan.
memadai pada keluarga dapat mengakibat-
Hirschman mengatakan bahwa kebosanan
kan gizi kurang.
manusia sebenarnya merupakan penyebab
Hal ini sejalan dengan yang
dari perubahan.
dikemukakan M.K Bennet bahwa tingkat
Perubahan sosial budaya terjadi
pendapatan akan mengakibatkan individu
karena beberapa faktor. Di antaranya 274
Jurnal Kesehatan
Volume VII No. 1/2014
komunikasi; cara dan pola pikir masyara-
PENUTUP
kat; faktor internal lain seperti perubahan
Kesimpulan
jumlah penduduk, penemuan baru, ter-
Penelitian
ini
memperlihatkan
jadinya konflik atau revolusi; dan faktor
pendidikan, pengetahuan,pendapatan yang
eksternal seperti bencana alam dan peru-
cukup
bahan iklim, peperangan, dan pengaruh
memberikan pola pengasuhan yang baik
kebudayaan masyarakat lain
pada anak balita yang pada akhirnya akan
Hasil penelitian menunjukkan dari
serta sosial budaya akan dapat
memberi dampak positif terhadap status
257 orang tua anak balita yang memiliki
gizi anak balita.
sosial Budaya cukup terdapat yang memi-
Saran
liki pola pengasuhan anak balita baik se-
Berdasarkan hasil penelitian maka
banyak 81,7 %, sedangkan dari 64 orang
diharapkan pada instansi yang terkait
tua anak balita yang memiliki Sosial Buda-
khususnya di bidang kesehatan agar dapat
ya
memberikan penyuluhan kepada orang tua
kurang terdapat yang memiliki pola
pengasuhan anak balita baik sebanyak 87,1
anak
%.ini mengindikasikan bahwa sosial buda-
berkesinambungan
ya orang tua baik buruk ataupun tidak, cen-
pola pengasuhan anak balita, dan juga
derung memiliki pola pengasuhan yang
kepada orang tua agar
sama.
perhatian Pola Pengasuhan gizi setiap ke-
balita,
yang
sistematis tentang
penuh
pentingnya memberikan
kepada
sehata
ifikasi makanan yang didefinisikan sebagai
pertumbuhan yang sangat baik.
Setiap
kebudayaan
anak
balitanya agar kelak menjadi anak yang
lompok masyarakat memiliki sistem klasbudaya.
dan
dengan
perkembangan
dan
memiliki
pengetahuan tentang bahan makanan yang
DAFTAR PUSTAKA
dimakan,bagaimana
Almatsir, S. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Arisman, MB. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC, 2007. Dep.Kes.Rl, Pedoman Pencegahan Gizi Kurang di Rumah Sakit, Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. 1999. Gibney, Michael J., et al. Public Health Nutrition. Diterjemahkan oleh dr.
makanan
tersebut
ditanam atau diolah, bagaimana mendapatkan makanan, bagaimana makanan tersebut disiapkan,
dihidangkan
dan
di-
makan.Makanan bukan saja sebagai sumber gizi,lebih dari itu makanan memainkan beberapa peranan dalam berbagai aspek kehidupan.
275
Syarfaini
Gambaran Pola Pengasuhan Gizi Pada Anak Balita...
Andry Hartono dengan judul Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC, 2009. Notoatmodjo, Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta, 2003. ____________________, Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta, 2007. ___________________, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,2002.
Riza Mazidu Sholihin. 2008. Mengurai Akar Gizi Buruk. Sediaoetama, A. D, Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi jilid I dan jilid II, PT Dian Rakyat, Jakarta, 2006. Suparyanto. 2010. Konsep Pola Asuh Anak. http://drsuparyanto.blogspot.com. Di akses 4 Agustus 2010. Yuniastuti, A. Gizi dan Kesehatan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008
276