81-81-1-pb.pdf

  • Uploaded by: Isak Simanjuntak
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 81-81-1-pb.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 2,941
  • Pages: 7
Widya Teknika Vol.21 No.1; Maret 2013 ISSN 1411 – 0660 : 42 - 48

ANALISIS KAPASITAS PRODUKSI UAP TERHADAP STABILITAS PUTARAN MESIN TURBIN Vitri Pitrandjalisari 1) , Toni Dwi Putra

2)

ABSTRAK Perkembangan pemakaian listrik di Indonesia semakin banyak baik digunakan pada industri pabrik, kebutuhan rumah tangga ataupun untuk fasilitas umum. Oleh karenanya sangat perlu dikembangkan atau dibuat pembangkit listrik baik menggunakan tenaga uap, bahan batu bara dan bahan bakar minyak bahkan memakai tenaga nuklir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh variasi kapasitas produksi uap pada stabilisasi putaran turbin. Tempat melakukan penelitian di Unit PLTU Di PG. Kebon Agung Malang pada bulan mei tahun 2010.Kapasitas produksi uap dapat mempengaruhi stabilisasi putaran turbin dengan data sbb Kapasitas uap 78,9 ton/jam menghasilkan putaran teoritis 10540,56 rpm dan putaran aktual 9900 rpm. Kata Kunci: Kapasitas, Produksi Uap, Putaran Mesin dan Turbin PENDAHULUAN Pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) terdapat komponen-komponen yang sangat penting, yaitu ketel uap (boiler steam), turbin uap (turbine steam) dan generator. Ketel merupakan alat yang memproduksi produksi uap. Energi panas yang diperoleh dari suatu proses kimia, dimana terjadi proses pembakaran pada furnance atau dapur yang kemudian ditransfer melalui media logam. Sehingga pada tekanan dan temperatur tertentu akan berubah menjadi uap-uap dengan panas laten dan enthalpy yang mempunyai energi pontensial. Turbin uap adalah penggerak mula yang mengubah energi pontensial uap menjadi energi kinetik dan energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Putaran poros turbin akan diubah menjadi energi listrik di generator. Untuk bisa menjaga kelangsungan dari kerja turbin maka produksi uap dari ketel harus selalu diperhatikan. Kebutuhan uap dari turbin untuk memutar sudu-sudu secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja dari mesin turbin. Tujuan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh variasi kapasitas produksi uap pada stabilisasi putaran turbin. Ketel Uap Ketel uap adalah salah satu jenis pesawat tenaga yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap air. Ketel uap banyak digunakan pada pembangkit tenaga listrik, yang biasanya disebut pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Ketel uap menurut letak air dan gas panas dapat dibedakan ketel uap pipa air dan ketel uap pipa api. Ketel uap pipa api adalah ketel yang gas-gas panas hasil pembakaran disalurkan (mengalir) dalam pipa-pipa api (pipa nyala) yang dibenamkam dalam air, sehingga terbentuk uap di luar pipa api. Ketel uap pipa air adalah ketel yang gas-gas panas hasil pembakaran mengalir di luar pipa-pipa yang berisi air selanjutnya pipa air ini dihubungkan ke tangki utama 1) 2)

42

(drum), di tangki ini diadakan pemisahan uap dengan air. Pembentukan Uap Keadaan uap tergantung dari tekanan, oleh karena itu pembentukan uap diadakan pada tekanan konstan. Bila 1 kg air dipanaskan dengan temperatur mula 00 C di dalam tangki tertutup dengan tekanan konstan, pada pemanasan tingkat pertama temperatur air akan naik sampai air mendidih dan dikenal sebagai temperatur didih. Setelah temperatur didih dicapai, uap mulai terbentuk selama temperatur dipertahankan konstan, sampai dicapai titik di mana semua air berubah menjadi uap. Isi tangki akan berupa campuran air dan uap, dikenal sebagai uap basah. Dan bila semua air termasuk butir-butir yang terapung dalam uap basah itu diuapkan maka akan didapat uap kenyang atau keadaan uap di mana ia tepat berwujud uap seluruhnya. Jumlah panas yang diperlukan untuk mengubah 1 kg air mendidih menjadi 1 kg uap kenyang pada tekanan yang sama dinamakan entalpi penguap laten. Begitu pemanasan dilanjutkan temperature uap kenyang itu naik dan uap ini dikenal sebagai uap kering. Gas-gas hasil pembakaran memanasi bidang pendidih atau penguap, super heater, ekonomiser dan pemanas udara dan akhirnya dibuang ke atmosfir melalui cerobong asap. Udara setelah mengalami pemanasan pada pemanas udara, di masukan ke dalam dapur. Air pengisi setelah mengalami pemanasan pada ekonomiser, dimasukan kependidih atau penguap. Dari bidang ini, uap dikeringkan pada super heater, untuk selanjutnya siap untuk diisikan ke dalam mesin atau turbin uap. Penempatan ekonomiser dan pemanas udara dalam saluran gas bekas, dimaksudkan untuk mengurangi kerugian panas melalui gas yang meninggalkan cerobong asap.

Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri Universitas Widyagama Malang Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Widyagama

ANALISIS KAPASITAS ... TERHADAP STABILITAS [ VITRI P., TONI D.P. ]

DAYA TURBIN .  G  F u  ( C iu  C eu ) g 

Keterangan 

F u = Gaya yang menyebabkan roda turbin berputar .

G = Berat fluida kerja mengalir melalui sudu-sudu persatuan waktu g = Percepatan gravitasi Gambar 1. Diagram Aliran Zat Kerja Pada Generator Uap 

Ciu = Kecepatan absolute fluida kerja masuk sudu

kerja teoritis yang dapat dilakuka nya dikenal sebagai effiensi relatif sudu tersebut, yaitu sebagai berikut

dengan arah tangensial 

Ceu = Kecepatan absolute fluida kerja keluar sudu dengan arah tangensial Apabila Fu sudah diketahui maka besarnya momen putar pada poros turbin ialah

T  r  Fu Keterangan r = Jari-jari atau jarak dari sumbu roda turbin ke Fu Maka daya yang dihasilkan turbin adalah sebagai berikut

N  T  2Tn Keterangan  = Kecepatan sudut dari roda turbin n = Kecepatan putar roda sudu Hubungan antara kerja 1 kg uap Lu pada keliling cakram yang mempunyai sudu-sudu gerak terhadap

t 

102



427GH i

 oi 

Li io  i2 H i   Lo io  i1t H o

Prestasi ekonomik turbin uap banyak tergantung pada efisiensi dalam. Hubungan antara penurunan kalor adiabatic teoritis di dalam turbin Ho = io – i1t (kkal/kg) dan kalor yang tersedia dari ketel io – q (kkal/kg) dikenal sebagai efisiensi termal, yaitu sebagai berikut dalam

tingkat

turbin

adalah

102 oi



'

Daya dalam turbin adalah N i 

427GH i kW  102

Daya efektif yang dihasilkan pada poros turbin akan menjadi

N efektif  N i  N m ' Dimana

N m '

adalah kerugian daya dalam

mengatasi tahanan mekanis (kW).

Ni  oi

Hubungan antara daya efektifmdan daya dalam yang dihasilkannya disebut sebagai efisiensi mekanis turbin tersebut, dengan persamaan

m 

Hubungan antara kerja yang bermanfaat yang dilakukan oleh 1 kg uap Li pada tingkat atau di dalam turbin terhadap kerja teoritis yang tersedia Lo disebut sebagai efisiensi dalam tingkat atau turbin, yaitu sebagai berikut

427Ghi N i'  kW  102

q adalah kalor sensible kondensat yang temperaturnya sama dengan temperature uap buang. Keterangan G = Masa alir uap segar melalui turbin (kg/detik) hi = Penurunan kalor yang digunakan pada tingkat Hi = Penurunan kalor yang digunakan pada semua tingkat turbin Daya yang dihasilkan oleh turbin ideal

No 

Lu ALu  Lo io  i1t

Daya

Ho i i  o 1t io  q io  q

427GH o

u 

N efektif Ni

Hubungan antara N efektif dan No disebut sebagai

 re 

N efektif No



N i  m  oi   m  oi Ni

Perkalian antara efisiensi efektif dengan efisiensi termal disebut sebagai efisiensi efektif mutlak, dengan persamaan

 e   re  t   oi  m t  i  m

efisiensi efektif relatif, dengan persamaan

43

WIDYA TEKNIKA Vol.21 No.1; MARET 2013: 42 – 48

Hubungan antara daya yang dibangkitkan pada terminal generator Ne dan Nefektif disebut efisiensi generator, dengan persamaan :  g 

Ne N efektif

Menentukan masa alir uap pada turbin yang memakai roda gigi reduksi

102.N 427.H 0 . re . r . g

G0 

Keterangan G0 = Masa alir uap (kg/detik) Menentukan putaran turbin teoritis :

nt 

60.G0 .v.x  . 2 .d 2 .l. sin 

Keterangan : G0 = Masa alir uap (kg/s)

Efisiensi listrik relatif generator turbo adalah  r .et   re  g   oi  m  g dan efisiensi listrik mutlak

generator

turbo

yaitu

:

 ae   e  g   oi t  m  g  i  m  g N = Daya turbin (Kw) H0 = Enthalpi teoritis (Kcal/kg)  re = Efesiensi relatife efektif turbin

r g

= Efisiensi reduksi roda gigi = Efisiensi generator

v = Volume spesifik uap m3/kg x = Fraksi kekeringan uap  = Derajat pemasukan uap parsial d = Diameter roda rurbin (m) l = Tinggi sisi keluar nosel (m)  = Sudut nosel Tabel 2. Data Aktual Turbin Uap

METODE PENELITIAN Waktu melakukan penelitian di bulan mei sampai bulan juni tahun 2010 di Unit PLTU Di PG. Kebon Agung Malang Data Turbin Uap 1. Nama = Turbin Generator Siemens 2. Merk = Siemens 3. Tahun Pakai = 1973 4. Type = W. 2298 5. Kapasitas = 1200 Kw 6. Putaran = 10.000 rpm 7. Gear Box = 1500 / 1800 Hp 8. Tekanan = 16 Kg/cm2 9. Temperature = 325 0C 10. Tekanan Buang = 1 Kg/cm2

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Aktual Ketel Uap

1 2 3 4 5 6 7 8

44

Tabel 1. Data Aktual Ketel Uap Produksi Temperatur Waktu Uap (ton/jam) ( 0C ) 77,6 343,6 06.00 78,1 338,3 07.00 77,3 344,6 08.00 79,5 333,2 09.00 76,6 336,9 10.00 79,4 333,1 11.00 77,2 336 12.00 78,9 345,3 13.00

B. Penurunan Enthalpi Uap Teoritis Selisih antara uap masuk dan uap keluar turbin dapat ditentukan dengan cara berikut Keadaan awal dari uap Tekanan Uap ( P0 ) = 16 Kg/cm2 Temperature ( t0 ) = 330 0C Dari diagram Mollier atau tabel uap maka didapatkan Enthalpi uap awal (h0) = 740,52 Kcal/kg Keadaan akhir dari uap Tekanan uap akhir (P1) = 1 Kg/cm2 Dari diagram Mollier atau tabel uap maka didapatkan Enthalpi uap akhir ( h1t) = 707,09 Kcal/kg Jadi selisih enthalpi teoritisnya adalah H0 = h0 – h1t = 740,52 – 707,09 = 33,43 Kcal/kg C. Perhitungan Masa Alir Uap

G0 

102.N 427.H 0 . re . r . g

N= 1200 Kw H0 = 33,43 Kcal/kg  re = 0,705

ANALISIS KAPASITAS ... TERHADAP STABILITAS [ VITRI P., TONI D.P. ]

Rata-rata data I (X)

 r = 0,97  g = 0,948

X 

(Efisiensi didapat dari grafik efisiensi. Sumber :P. Shlykhin ’’Steam Turbines’’) Jadi masa alir uap

102.1200 G0  427.33,43.0,705.0,97.0,948

X i n

Rata-rata data II (Y)

Yi n

Y 

Standard deviasi data I n1

=13,2 kg/detik E.Perhitungan Putaran Turbin Teoritis Untuk mencari putaran turbin teoritis dapat dilakukan dengan persamaan sebagai berikut

60.G0 .v.x nt   . 2 .d 2 .l. sin   Putaran turbin teoritis untuk jam I Data yang diperoleh adalah  =1 G0 =13,2 kg/dtk x = 0,8 d = 0,6 m l = 0,02 m sin  =18 = 0,309 v = 0,342 m3/kg ( Pada : t0 = 3300 dan P = 8,5 bar) jadi putaran teoritis jam I (06.00 :

nt 

S1 

(X i  X )2

i 1

n1  1

Standard deviasi data II n2

S2 

 (Yi  Y ) 2

i 1

n2  1

Spooled

S pooled  Uji T 

(n1  1) S12  (n 2  1) S 22 n1  n2  2

Ttabel   / 2; n1  n2  2 Thitung 



60.13, 2.0,342.0,8 (3,14) 2 .(0,6) 2 .0,02.0,309 = 9876,48 rpm

Tabel 3. Rekapitulasi Perhitungan Kapasitas Produksi Uap Terhadap Putaran Turbin

F.Analisis Statistik Untuk mengetahui apakah kapasitas produksi uap dapat mempengaruhi stabilisasi putaran turbin dan bagaimana pengaruh dari putaran turbin aktual dan putaran turbin teoritis, maka perlu dilakukan analisis statistik dengan distribusi T.

X Y 1 1  S pooled n1 n2

F.1.Analisis Statistik Pengaruh Kapasitas Uap Untuk mengetahui apakah kapasitas produksi uap dapat mempengaruhi stabilisasi putaran turbin maka perlu dilakukan analisis statistik dengan distribusi T. Adapun uji t tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4. Kapasitas Produksi Uap Terhadap Putaran Turbin Aktual

a.

Di

mana

berlaku

Tolak

H0

jika

Ttabel  Thitung Artinya jika perhitungan tabel kurang dari pehitungan t maka hipotesis nol (H0) ditolak yang berarti ada pengaruh.

45

WIDYA TEKNIKA Vol.21 No.1; MARET 2013: 42 – 48

b.

Tolak H1 jika Ttabel  Thitung

X

624600  78075 8

Artinya jika perhitungan tabel lebih dari perhitungan t maka hipotesis diterima, H1  Rata-rata data II (Y) 78700 ditolak yang berarti tidak ada pengaruh atau Y   9837,5 sama. 8  Rata-rata data I (X)  Standard deviasi data I 2 2 S12 = (77600  78075)  (78100  78075)) 

(77300  78075)) 2  (79500  78075)) 2  (76600  78075)) 2  (79400  78075)) 2  (77200  78075)) 2  (78900  78075)) 2 8 1 8235000 =  1176428,571 7 

Standard deviasi data II

 (9900  9837,5) 2  (9800  9837,5) 2  (9900  9837,5) 2 (9700  9837,5) 2  (9900  9837,5) 2  (9800  9837,5) 2  (9900  9837,5) 2

S 22 = (9800  9837,5)

2

8 1 = 38750,04  5535,72 7 

S pooled S pooled 



(8  1)1176428,571  (8  1)5535,72  768,754 882

Uji T dengan perhitungan tabel

Ttabel   / 2; n1  n2  2 Untuk   5% dan n1  n2  8 , maka Ttabel = [5% / 2 ; 8 + 8 - 2] = [2,5% ; 14] = 2,145 (Tabel 5 ; Bhattacharya, GK ; Johnson, RA ; 1977 ; Hal : 599) 

Uji T dengan perhitungan rumus

Thitung 

Thitung

X Y 1 1 S pooled  n1 n2 78075  9837,5   177,53 1 1 768,754  8 8

Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa, Thitung > Ttabel sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak artinya ada pengaruh kapasitas produksi uap terhadap stabilisasi putaran turbin. F.2. Analisis Perbandingan Putaran Teoritis Dan Aktual Untuk mengetahui pengaruh putaran teoritis dan putaran aktual maka perlu dilakukan analisis perbandingan putaran tersebut dengan menggunakan analisis statistik dengan distribusi T. Adapun uji t tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 5. Perbandingan Putaran Teoritis Dan Aktual

No 1 2 3 4 5 6 7

46

Putaran Teoritis Rpm 9876,48 10540,56 9876,48 10540,56 9212,32 10540,56 9876,48

Putaran Aktual Rpm 9800 9900 9800 9900 9700 9900 9800

Jam 06.00 07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00

ANALISIS KAPASITAS ... TERHADAP STABILITAS [ VITRI P., TONI D.P. ]

8 10540,56 Di mana berlaku i.

9900

13.00

Tolak H0 jika Ttabel  Thitung

Artinya jika perhitungan tabel kurang dari pehitungan t maka hipotesis nol (H0) ditolak yang berarti ada pengaruh. ii. 

Artinya jika perhitungan table lebih dari perhitungan t maka hipotesis diterima, H1 ditolak yang berarti tidak ada pengaruh atau sama. 

Rata-rata data I (X)

X 

81004  10125,49 8

Y 

78700  9837,5 8

Tolak H1 jika Ttabel  Thitung Rata-rata data II (Y) 

Standard deviasi data I

S12 = (9876,48  10125,48) 2  (10540,56  10125,48) 2  (9876,46  10125,48) 2  (10540,56  10125,48) 2  (9212,32  10125,48) 2  (10540,56  10125,48) 2  (9876,46  10125,48) 2  (10540,56  10125,48) 2 8 1 = 1709029,78  244147,1114 7 Standard deviasi data II



 (9900  9837,5) 2  (9800  9837,5) 2  (9900  9837,5) 2 (9700  9837,5) 2  (9900  9837,5) 2  (9800  9837,5) 2  (9900  9837,5) 2

S 22 = (9800  9837 ,5)

2

8 1 38750,04 =  5535,72 7 

S pooled S pooled 



(8  1)244147,1114  (8  1)5535,72  353,33 882

Uji T dengan perhitungan tabel

Ttabel   / 2; n1  n 2  2 Untuk   5% dan n1  n2  8 , maka



Ttabel = [5% / 2 ; 8+8-2] = [2,5% ; 14] = 2,145 (Tabel 5 ; Bhattacharya, GK ; Johnson, RA ; 1977 ; Hal : 599) Uji T dengan perhitungan rumus

Thitung 

Thitung

X Y 1 1 S pooled  n1 n2 10125,49  9837,5   1,63 1 1 353,33  8 8

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa, Thitung < Ttabel sehingga hipotesis nol (H1) ditolak artinya putaran teoritis turbin tidak berpengaruh pada putaran aktual turbin. G.Analisis Grafik Pada analisa grafik ini digunakan analisis regresi yaitu dengan membandingkan variabel kapasitas produksi uap dengan putaran turbin teoritis dan aktual dalam bentuk grafik. Analisis ini berguna untuk mengetahui bentuk dari pengaruh kapasitas produksi uap terhadap putaran turbin dalam grafik regresi Tabel 6. Kapasitas Uap Terhadap Putaran Aktual dan Teoritis Q nt na ton/jam) (rpm) (rpm) 77,6 9876,48 9800 78,1 10540,56 9900 77,3 9876,46 9800 79,5 10540,56 9900 76,6 9212,32 9700 79,4 10540,56 9900 77,2 9876,46 9800

47

WIDYA TEKNIKA Vol.21 No.1; MARET 2013: 42 – 48

78,9

10540,56

9900

Syamsir A. Muin, 1993, Pesawat-Pesawat Konversi Energi II. CV Rajawali. Jakarta Weedy, 1988, Sistem Tenaga Listrik, Aksara Persada Indonesia WirantoArismunandar, 1997, turbin, ITB Bandung.

Simpulan Berdasarkan hasil perhitungan diatas yang menganalisa pengaruh kapasitas produksi uap terhadap stabilisasi putaran turbin, maka dapat disimpulkan sebagai berikut 1. Kapasitas produksi uap dapat berpengaruh pada putaran turbin, secara umum semakin tinggi kapasitas produksi uap, temperatur masuk turbin dan tekanan uap dalam nosel maka makin tinggi putaran turbin. 2. Putaran turbin teoritis dan putaran turbin aktual tidak ada pengaruh dan putaran turbin teoritis lebih tinggi dari pada putaran turbin aktual. DAFTAR PUSTAKA Bhattacharya, GK ; Johnson, RA. 1977. Statistical Concept And Methode. Canada Hlyakhin, P, 1999, Turbin Uap, Erlangga. JAkarta Jurnal. Eprint.undip.ac.id. Pradana Yodha.2011. Perencanaan produksi turbin uap (studi kasus di PT Nusantara Turbin dan Propulsi. Semarang Jurnal. Lontar ui.ac.id. Rahmanta.2011. Produksi uap air dan putaran turbin. Jakarta Jurnal Teknik Komputer. Puslit petra.ac.d. Jurnal Ilmiah Teknologi Energi. www.BPPT.go.id. Steam Turbin. Bandung L.A. De Bruijn & L. Muilwijk, 1977, Ketel Uap. Bhratara Karya Aksara. Jakarta M.M. El – Wakil, 1992, Instalasi Pembangkit Daya. Erlangga Jakarta Musyafa.2012. Sistem pengendalian yang mengatur putaran turbin dalam fasa uap. Surabaya Setiawan, Aji. 2005. Pengaruh kapasitas produksi pada turbin. Skripsi.Univ.Widyagama

48

Penggerak

Mula

More Documents from "Isak Simanjuntak"