7 Syarat Jadi Pemimpin

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 7 Syarat Jadi Pemimpin as PDF for free.

More details

  • Words: 657
  • Pages: 2
7 Syarat Jadi Pemimpin Selasa, 11 Maret 2008 | 18:01 WIB JAKARTA, SELASA - Sebagai manajer, mungkin Anda belum dituntut punya kualitas kepemimpinan setara dengan Nancy Pelosi, Ketua "DPR"-nya Amerika. Tapi berkaca pada mereka, Anda bisa jadi pemimpin andal. Asalkan memenuhi 7 syarat berikut ini. 1. Problem solver Seorang pemimpin dituntut mampu membuat keputusan penting dan mencari jalan keluar dari permasalahan. Jika tak mau julukan Miss No Solution GETTY IMAGES/SEBASTIAN SCHEINER POOL tercetak di punggung, mulailah bertindak tegas dan Meski anda belum dituntut untuk memiliki kualitas hapus kebiasaan Anda bersikap plin-plan. Jangan pula kepemimpinan setara dengan Nancy Pelosi, anda bisa jadi memupuk kebiasaan melarikan diri dari tanggung pemimpin andal dengan memenuhi tujuh syarat. jawab. Sebagai "nakhoda", Anda-lah yang berkewajiban mengemudikan "kapal" ke arah yang benar. 2. Besikap positif Setiap orang tak luput dari kesalahan Bila hal ini menimpa anak buah Anda, jangan langsung mencecarnya dengan "segudang" omelan. Selidiki latar belakang permasalahan sehingga Anda bisa bersikap proporsional. Jika Anda yang melakukan kesalahan, tak perlu ragu mengakuinya dan meminta maaf kepada orang-orang terkait. Jangan lupa melakukan perbaikan untuk "menebus" kekeliruan Anda tersebut. 3. Komunikasi, komunikasi! Karyawan sebaik apapun akan kehilangan arah bila dibiarkan "berjalan dalam gelap". Sebagai pemimpin, Anda perlu menerangkan sejelas mungkin tentang tujuan bersama yang hendak diraih dan strategi mencapainya. Bekali pula anak buah dengan penilaian terhadap hasil kerjanya selama ini, sehingga mereka bisa belajar cara melakukan tugas dengan benar. Pelihara komunikasi dua arah dengan bawahan dan mintalah feedback dari mereka setiap kali Anda meluncurkan kebijakan baru. 4. Menjadi inspirasi Seorang pemimpin harus mampu menetapkan standar dan jadi contoh bagi anak buahnya. Jadilah inspirasi bagi bawahan. Up date benak Anda dengan informasi terkini, tidak pelit membagi pengalaman, dan patuhi peraturan yang Anda buat sendiri-misalnya, selalu tiba di kantor on time. 5. Tumbuhkan motivasi Berikan penghargaan terhadap prestasi-sekecil apapun itu, yang dilakukan anak buah Anda. Bahkan karyawan yang paling hobi telat sekalipun akan berusaha memperbaiki diri apabila Anda memujinya ketika ia datang tepat waktu (apalagi bila pujian itu diberikan tanpa terkesan menyindir). Secara berkala, ajukan pula pertanyaan serta tantangan yang mampu merangsang kreativitas berpikir anak buah Anda. Misalnya meminta pendapat mereka atas sebuah proyek kecil. Atau minta ide mereka untuk mempercantik kantor. 6. Hubungan baik Jalin hubungan profesional dan interpersonal yang harmonis dengan seluruh anak buah. lngat, di batik

statusnya sebagai bawahan, karyawan adalah pribadi yang memiliki latar belakang unik dan permasalahan tertentu. Luangkan waktu untuk mengenal karyawan secara personal sehingga Anda mampu melakukan coaching tepat sasaran. 7. Turun gunung Mentang-mentang kartu nama telah dihiasi title manajer, lantas Anda merasa bebas dari kewajiban dan melakukan dirty job atau pekerjaan anak buah. Seorang pemimpin akan dihargai anak buahnya apabila ia bersedia terjun ke lapangan dan tak asal main perintah saja. Semakin hebat lagi hormat anak buah bila pekerjaan itu bisa dilakukan dengan lancar. Turun gunung, masuk lumpur, itu perlu karena akan menunjukkan kualitas Anda kepada anak buah. Perempuan punya kualitas "lebih" Dalam seminar bertajuk Leadership is a Woman's Art, Lois P. Frankel, PhD, penulis buku See Jane Lead, yang juga pakar karier dan manajemen, menyatakan bahwa perempuan memiliki ciri khas yang amat berguna dalam posisi sebagai pemimpin. Perempuan juga disebutnya mendatangkan perspektif unik yang memperkaya perbendaharaan makna dalam berbagai bidang. Berbeda dengan pria yang cenderung memimpin dengan gaya top down; wanita memimpin dengan gaya bottom up. Yaitu, berupaya membentuk koalisi dan menciptakan konsensus. Gaya kepemimpinan yang disebut terakhir ini menguntungkan karena memungkinkan atasan menerima berbagai masukan yang berharga dari anak buah.Jika diterapkan secara proporsional bisa menumbuhkan loyalitas yang tinggi pada diri karyawan. Untuk bisa menjadi pemimpin, tantangan yang mesti dihadapi perempuan adalah keinginan untuk menciptakan kesamarataan dalam berbagai hal. Padahal, mustahil untuk bisa memperoleh dan memberikan perlakuan serupa pada diri setiap orang. Hal ini yang biasanya menghambat langkah banyak perempuan untuk maju dan memimpin. Selain itu, karena pengaruh nilai budaya dan pendidikan di masa kecil, banyak pula perempuan yang merasa tidak nyaman untuk bersikap asertif dan menonjolkan diri. Singkirkan hambatan tersebut dan tunjukkan prestasi gemilang sebagai seorang pemimpin. (CHIC)

Related Documents

Pemimpin
November 2019 47
Pemimpin
June 2020 28
Pemimpin
May 2020 36