ANTI HISTAMINIKA Riza Alfian, S.Farm., M.Sc., Apt
HISTAMIN ????????
Suatu autokoid atau hormon lokal yang merupakan amin nabati histidin yang punya peran/fungsi fisiologik penting baik dlm keadaan normal maupun patologik.
Asam amino ini masuk ke dalam tubuh terutama dalam daging (protein) yang kemudian di jaringan diubah menjadi histamin secara enzimatis (dekarboksilasi)
Letak Histamin ????? Terdapat pada hampir semua organ dan jaringan dengan keadaan terikat dan inaktif dalam sel tertentu. Mast cells banyak ditemukan di bagian tubuh yang bersentuhan dgn dunia luar. Ex: kulit, mukosa, hidung, mata, saluran nafas, usus, basofil darah Di luar tubuh manusia, terdapat dalam bakteri, tanaman, dan makanan
Cara histamin bebas dari mast cells : 1. Reaksi alergi (penggabungan anti gen dan anti bodi) 2. Kecelakaan dengan cedera serius 3. Sinar UV dari matahari. 4. Histamin liberators (zat2 kimia yg membebaskan histamin. Ex: racun ular dan tawon, morfin, kodein, penisilin)
Fungsi Histamin Histamin memegang peranan utama pada proses peradangan dan pada sistem daya tangkis yang bekerja melalui 3 jenis reseptor H1, H2, dan H3. 1. H1 diblok oleh antihistaminika (H1 Blockers) 2. H2 diblok oleh pemblok asam lambung (H2 Blockers). 3. H3 berperan pada regulasi tonus saraf simpatis
Aktivitas penting histamin Kontraksi otot polos bronchi, usus, dan rahim Vasodilatasi pembuluh darah Peningkatan permeabilitas kapiler pembuluh darah hipersekresi ingus, air mata, ludah, dahak, asam lambung Stimulasi ujung saraf dengan eritema dan gatal2
Reaksi Alergi Alergi = Hipersensitivitas (Reaksi khusus dari host terhadap unsur eksogen yang timbul pada kontak kedua kali atau berikutnya. Gejala tergantung lokasi alergi. Hidung, kulit, mata, bronkus. Gejala bisa timbul bersamaan.
Bila antigen masuk ke dalam aliran darah, maka limfosit B akan membentuk antibodi IgE. IgE mengikat diri pada membran mast cells tanpa menimbulkan gejala. Apabila antigen yang sama masuk kedalam darah lagi maka IgE akan mengenali dan mengikatnya. Hasilnya reaksi alergi akibat pecahnya mast cells. Pecahnya mast cell mengeluarkan histamin yg menarik neutrofil dan makrofag ke tempat infeksi untuk menyerang penyerbu. Disamping itu terjadi juga gejala bronkokontriksi, vasodilatasi dan pembengkakan jaringan sebagai reaksi terhadap adanya antigen. Juga peningkatan suhu untuk melawan eksogen
ANTIHISTAMINIKA Zat-zat yang dapat mengurangi atau mengahalangi efek histamin terhadap tubuh denga jalan mem blok reseptor histamin (inhibitor kompetitif)
H1 Blockers (antihistamin klasik) Antagonis histamin dengan memblok reseptor H1 di otot polos, dinding pembuluh darah, bronkus, kandung kemih, rahim, dan saluran cerna. Berefek juga pada di ujung saraf (gatal, flare reaction). Efek simptomatis Tidak bisa menghindarkan timbulnya Rx Alergi
Obat generasi 1 Prometazin, oksomemazin, Tripelennamin, Klorfrniramin, Difenhidramin, Siproheptadin, Azelastin, Sinarizin, Meklozin, dan oksatomida. Obat-obat ini berkhasiat sedatif terhadap SSP dan kebanyakan memiliki efek antikolinergis.
Obat generasi 2 Astemizol, Terfenadin, Fexofenadin, Cetirizin, Loratadin, Akrivastin. Bersifat hidrofil dan sukar menembus CCS, so pada dosis terapi tidak sedatif. Kelebihan lain memiliki T1/2 yang lebih panjang
H2 Blockers (Penghambat Asam) Menghambat secara selektif peningkatan konsentrasi asam lambung akibat histamin dengan menduduki reseptor H2 di lambung. Efeknya penurunan sekresei HCl, so digunakan sebagai terapi tukak lambung atau terapi suportif pada obat yg bersifat gastritis erosiva. Ex : Simetidin, Ranitidin, Famotidin, Nizatidin dan Roksatidin.
H1 Blockers memiliki khasiat lain yakni daya anti kolinergik, anti emetik, menekan SSP (Sedatif), anti serotonin dan anastetik lokal (lemah). Antihistamin digunakan secara sistemik (oral, injeksi) untuk macam2 alergi. Selain digunakan pda kasus rhinitis dan alergi makanan/obat, juga digunakan pada: Asma, Sengatan serangga, Urtikaria, Stimulasi nafsu makan, Sedativum, Parkinson, Mabuk jalan, Shock anafilaksis.
EFEK SAMPING 1. Efek sedatif-hipnotis (rasa kantuk) akibat depresi SSP dan efek anti kolinergis. Efek nyata pd prometazin dan difenhidramin, efek kurang pada deksklorfeniramin dan mebhidrolin. 2. Efek sentral berupa pusing, gelisah, lemas 3. Efek gangguan saluran cerna; mual, muntah, diare. 4. Efek antikolinergik berupa mulut kering dan sembelit 5. Efek anti serotonin, meningkatkan nafsu makan dab BB (terutama siproheptadin). 6. Efek teratogen pada derivat piperazin (meklizin, siklizin, hidroksizin, cetirizin)
Pregnancy Risk Factors and Lactation Sinarizin, Ketotifen, Mebhidrolin, dan Siproheptadin dianggap aman bagi janin. Terfenadin, Cetirizin dan loratadin masuk ke dalam air susu ibu
ANTIHISTAMIN H-1 (Gen ke 1) OBAT
DURASI (JAM)
DOSIS (mg)
EFEK
Etanolamin Difenhidramin HCl Dimenhidrinat Klorfenoksamin
4-6 4-6 6-8
4 x 25-50 4 x 50-100 3 x 20-40
Sedasi, anti mabuk Sedasi, anti mabuk Sedasi sedang
Etilendiamin Antazolin Tripenilamin HCl
4-6 4-6
4 x 50-100
Sedasi sedang Sedasi sedang
4-6
3-4 x 50-100
Sedang, anti mabuk Ringan, anti mabuk
Piperazin Siklisin Flunarizin
ANTIHISTAMIN H-1 (Gen ke 1) OBAT
Fenotiasin Prometasin Oksomemazin Propilamin Feneramin Klorfeniramin DeksKlorfeniramin Derivat Trisiklik Lainnya siproheptadin Ketotifen
DURASI (JAM)
DOSIS (mg)
EFEK
6-8 6-8
3 x 25-50 2-3 x 10
anti mabuk,
6-8
3 x 12,5-25 Sedasi sedang Anti urtikaria
6-8 12
3x4 2 x 1-2
Anti mabuk
Sedang, antiserotonin, Meningkatkan nafsu makan
ANTIHISTAMIN H-1 (Gen ke 2) OBAT Terfenadin Astemizol
DURASI (JAM) 12 24
DOSIS (mg) 2 x 60 1 x 10
Cetirizin Mebhidrolin
24 6-8
5-10 3 x 50
pruritus
Natrium kromoglikat
4-6
4 x 20
Anti asma
EFEK Antiurtikaria, anti rhinitis alergi