374516153-laporan-audit-tb.docx

  • Uploaded by: lutfi firmansyah
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 374516153-laporan-audit-tb.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,009
  • Pages: 13
PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PUSKESMAS KERTA MUKTI Desa Kerta Mukti Kecamatan Mesuji Raya Kode Pos 30681 email : [email protected]

LAPORAN KEGIATAN AUDIT INTERNAL PROGRAM TB PARU

I. Latar Belakang: Penyakit tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan Masyarakat. Di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia . Di beberapa negara telah terjadi penurunan angka kesakitan dan kematiannya. Angka kematian berkisar dari kurang 5- 100 kematian per 100.000 penduduk pertahun. Angka kesakitan dan kematian meningkat menurut umur. Di Amerika Serikat pada tahun 1974 di laporkan angka insiden sebesr 14,2 per 100.000 penduduk. Penyakit tuberculosis merupakan penyakit menular yang kejadiannya paling tinggi di jumpai di India sebanyak 1,5 juta orang, urutan ke dua di jumpai di China yang mencapai 2 juta orang dan di Indonesia menduduki urutan ketiga dengan penderita 583.000 orang. Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang di sebabkan bakteri berbentuk batang ( basil ) yang di kenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis. Penularan penyakit ini melalui perantara ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberculosis paru. Pada waktu penderita batuk butir-butir air ludah berterbangan di udara dan terhisap oleh orang yang sehat dan masuk ke dalam paru nya. Yang kemudian penyebabkan penyakit tuberkulosis paru. Untuk kedisiplinan pasien dalam menjalankan pengobatan juga perlu diawasi oleh anggota keluarga terdekat yang tinggal serumah. Yang setiap saat dapat mengingatkan penderita untuk minum obat. Apabila pengobatan terputus tidak sampai enam bulan, penderita sewaktu-waktu akan kembali penyakitnya dan kuman tuberkulosis menjadi resisten sehingga membutuhkan biaya besar untuk pengobatannya. Penyakit tuberculosis ini dijumpai di semua bagian penjuru dunia.

Penyakit TB merupakan penyakit yang berdampak multi dimensional, karna itu penanganannya harus melibatkan semua lapisan masyarakat, siapapun dia tidak mengenal status yang ia miliki. Kinerja penanggulangan TB di Indonesia selama 5 tahun terakhir menunjukan hasil yang memadai sehingga pada tahun 2006 telah di capai 76 % penemuan kasus dan angka kesembuhan 86 %. Sedangkan target global adalah 70 % penemuan kasus dan 85 % angka kesembuhan. Pada tahun 2017 jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kerta Mukti 17.576 jiwa dari jumlah tersebut di perkirakan suspek sebanyak 380 orang. Namun yang terjaring sebagai suspek dari bulan Januari sampai Desember adalah sebanyak 68 orang dan dengan hasil pemeriksaan TB BTA Positif sebanyak 24 orang. Target pencapaian program TB Paru di Puskesmas Kerta Mukti sebanyak 29 dari 17.576 jumlah penduduk dalam 100000 penduduk atau 29.orang . Pada hasil pendataan keluarga sehat yang dilaksanakan pada bulan Januari-September 2017, ditemukan angka 24% pasien TB Paru tidak berobat sesuai standar. Berdasarkan data tersebut maka dapat ditemukan masalah sebagai berikut : 1. Penemuan penderita TB belum mencapai target dari 29 kasus, ditemukan 24 pada tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Kerta Mukti 2. Masih ditemukan pasien TB tidak berobat sesuai standar sebesar 24% pada tahun 2017 di wilayah kerja Puskesmas Kerta Mukti Oleh karena itu diperlukan langkah penanganan dan penemuan kasus TB Paru yang benar dan berkesinambungan. Dalam pelaksanaan kegiatan program, diperlukan suatu metode pengawasan kinerja agar tujuan dan visi misi puskesmas dapat tercapai salah satunya melalui audit internal. Audit internal merupakan salah satu penilaian terhadap sarana dan prasana di Puskesmas yang akan dilakukan oleh tim audit internal yang dibentuk oleh kepala puskesmas berdasarkan strandar yang telah ditetapkan. Agar pelaksanaan audit internal dapat dilaksanakan efektif dan efesien, maka disusun rencana program audit.

II.

Tujuan audit:

Tujuan Umum: Melakukan penilaian terhadap kesesuaian proses pelayanan, dan capaian kinerja program P2 TB Paru.

Tujuan Khusus: 1.

Melakukan penilaian penemuan pasien BTA (+) & capaian penanganan

2.

Melakukan penilaian capaian pasien TB Paru berobat sesuai standar

3.

Melakukan penilaian kesesuaian proses pelacakan pasien TB Paru mangkir.

4.

Melakukan penilaian kesesuaian proses pelaksanaan kunjungan rumah dan pemantauan proses pengobatan pasien TB Paru.

5.

Melakukan penilaian kesesuaian proses pengambilan specimen dahak pada suspek TB Paru.

III.

Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan:

a.

Lingkup audit:

1.

Cakupan Program TB Paru : Penemuan & Penanganan Pasien TB Paru BTA (+) di SPM Puskesmas & cakupan pasien TB Paru berobat sesuai standar.

2.

Pelaksanaan kunjungan rumah dan pemantauan proses pengobatan pasien TB Paru.

3.

Pelaksanaan pelacakan pasien TB Paru yang mangkir berobat.

b.

Kegiatan Audit dan Rincian Kegiatan:

1.

Audit di Puskesmas:

a). Melakukan audit terhadap capaian program TB Paru. b). Melakukan audit kesesuaian pemeriksaan spesimen dahak pasien suspek TB Paru. c). Melakukan audit kesesuaian kegiatan pelacakan pasien TB Paru mangkir berobat. d). Melakukan audit kesesuaian kegiatan kunjungan rumah dan pemantauan berobat pasien TB Paru 2.

Audit di desa:

a). Melakukan audit kesesuaian kegiatan pelacakan pasien TB Paru mangkir berobat. b). Melakukan audit kesesuaian kegiatan kunjungan rumah dan pemantauan berobat pasien TB Paru

IV.

Cara melakukan kegiatan:

a.

Kriteria yang digunakan untuk melakukan audit internal:

1. Target cakupan penemuan dan penanganan pasien dengan BTA (+) 2. Target cakupan pasien TB Paru berobat sesuai standar 3. Pedoman / Kerangka Acuan Program TB Puskesmas Kerta Mukti berdasarkan Permenkes 67 Tahun 2016. 4. SOP pelaksanaan kegiatan kunjungan rumah & pemantauan pengobatan pasien TB Paru. 5. SOP pelaksanaan kegiatan pemeriksaan spesimen dahak pasien TB Paru 6. SOP pelaksanaan kegiatan pelacakan pasien TB Paru mangkir berobat. 7. SOP pelaksanaan kegiatan pemantauan ESO dan Resistensi OAT b.

Metoda untuk melakukan audit internal:

Observasi, wawancara, dan melihat dokumen bukti pelaksanaan c.

Instrumen Audit: (terlampir)

V.

Sasaran (Objek) audit: 1. Terlaksananya audit capaian penemuan pasien BTA (+) & penanganannya 2. Terlaksananya audit capaian pasien TB Paru berobat sesuai standar 3. Terlaksananya audit kesesuaian proses pelacakan pasien TB Paru mangkir. 4. Terlaksananya audit kesesuaian proses pelaksanaan kunjungan rumah dan pemantauan proses pengobatan pasien TB Paru. 5. Terlaksananya audit kesesuaian proses pengambilan spesimen dahak pada suspek TB Paru.

VI.

Jadwal dan alokasi waktu :

a. Audit Pertama 1. Telusur data kinerja program TB Paru di Puskesmas : 14 Mei 2018 2. Kunjungan rumah ke a). Pasien di desa Bumi Makmur

: 15 Mei 2018

b). Pasien di desa Kerta Mukti

: 15 Mei 2018

c). Pasien di desa Gedung Rejo

: 16 Mei 2018

d). Pasien di desa Sedyo Mulyo

: 16 Mei 2018

3. Analisis dan penyusunan laporan audit b.

: 17 – 18 Mei 2018

Audit Kedua:

1. Telusur data kinerja program TB Paru di Puskesmas : 6 Agustus 2018 2. Kunjungan rumah ke a). Pasien di desa Bumi Makmur

: 6 Agustus 2018

b). Pasien di desa Kerta Mukti

: 6 Agustus 2018

c). Pasien di desa Gedung Rejo

: 6 Agustus 2018

d). Pasien di desa Sedyo Mulyo

: 6 Agustus 2018

3. Analisis dan penyusunan laporan audit : 10 – 11 Agustus 2018

VII.

Kriteria Audit

Kriteria yang digunakan adalah Permenkes 67 tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis, Standar Pelayanan Minimal Tahun 2018, Hasil Pendataan PIS-PK, Pedoman Penyelenggaraan Program TB Paru Puskesmas Kerta Mukti, SOP Pengambilan Spesimen Dahak, SOP Pelacakan Pasien TB Paru Yang Mangkir Berobat, SOP Penemuan Suspek Pasien TB Paru.

VIII. Proses Audit Proses Audit dilaksanakan pada tanggal 14 Mei-18 Mei 2018, yang terbagi menjadi : 1. Telusur data kinerja program TB Paru di Puskesmas : 14 Mei 2018 dengan metode wawancara & telaah dokumen. 2. Kunjungan rumah ke a). Pasien di desa Bumi Makmur

: 15 Mei 2018

b). Pasien di desa Kerta Mukti

: 15 Mei 2018

c). Pasien di desa Gedung Rejo

: 16 Mei 2018

d). Pasien di desa Sedyo Mulyo

: 16 Mei 2018

dengan metode observasi dan wawancara ke pasien, PMO, kader & petugas. 3. Analisis dan penyusunan laporan audit

: 17 – 18 Mei 2018 dengan menggunakan data sekunder dan penggalian langsung dari hasil observasi lapangan.

IX. No

Hasil & Analisis Tindak Lanjut

Uraian Ketidaksesuaian

Bukti-bukti Objektif

Ketidaksesuaian Terhadap Standar / Kriteria / Instrumen Ketidaksesuaian terhadap capaian SPM

Standar / Kriteria/ Persyaratan yang digunakan SPM

1

Capaian penemuan dan penanganan kasus TB Paru belum mencapai target

Capaian penemuan dan penanganan kasus TB Paru 17,2%

2

Cakupan pasien TB Paru berobat sesuai standar belum mencapai 100%

Cakupan pasien TB Paru berobat sesuai standar 71%

Ketidaksesuaian terhadap capaian SPM & PIS PK

SPM & PIS PK

Cakupan pasien TB Paru berobat sesuai standar 71%

Ketidaksesuaian terhadap capaian SPM & PIS PK

Permenkes 67 tahun 2016, SOP, dan Pedoman

Cakupan pasien TB Paru berobat sesuai standar 71%

Ketidaksesuaian terhadap Permenkes 67 tahun 2016, SOP, dan Pedoman

Permenkes 67 tahun 2016, SOP, dan Pedoman

Cakupan pasien TB Paru berobat sesuai standar 71% Cakupan pasien TB

Ketidaksesuaian terhadap Permenkes 67 tahun 2016, SOP, dan Pedoman Ketidaksesuaian terhadap

Permenkes 67 tahun 2016, SOP, dan Pedoman Permenkes 67 tahun

3

4

5

Petugas belum melakukan pencatatan dan pelaporan pasien TB Paru dengan membuat laporan yang lengkap dan terinci. Belum memiliki dokumentasi kegiatan dan buku kerja pemegang program Pelacakan pasien TB Paru

Tindakan Perbaikan

Membuat SOP yang runut dan lengkap mengenai penyelenggaraan Program TB Paru yang mengacu pada Permenkes 67 Tahun 2016 Melaksanakan kegiatan pelacakan dan pemantauan pasien TB Paru agar berobat sesuai standar. Melaksanakan advokasi kepada pemerintah desa, aktivasi kader dan memantau pada PMO Membuat buku register pencatatan dan pelaporan suspek TB Paru, pasien TB Paru, pemantauan pengobatan pasien TB Paru Membuat buku kerja dan dokumentasi kegiatan. Melakukan kegiatan

Tindakan Pencegahan

Tanggal Waktu Penyelesaian Juni 2018

Juni 2018

Juni 2018

Juni 2018

Juni 2018

Juni 2018

yang tidak berobat standar hanya dilakukan pada 20% kasus yang loss follow up

Paru berobat sesuai standar 71%, dan hanya 20% kasus yang loss follow up

Permenkes 67 tahun 2016, SOP, dan Pedoman

2016, SOP, dan Pedoman

6

Ketidakpatuhan petugas terhadap SOP

Pemantauan ESO dan resistensi obat hanya dilakukan pada 50% kasus

Ketidaksesuaian terhadap Permenkes 67 tahun 2016, SOP, dan Pedoman

Permenkes 67 tahun 2016, SOP, dan Pedoman

7

Ketidakpatuhan petugas terhadap SOP

Compliance Rate mengikuti SOP Penemuan Suspek Pasien TB Paru hanya 75%

Ketidaksesuaian terhadap Permenkes 67 tahun 2016, SOP, dan Pedoman

Permenkes 67 tahun 2016, SOP, dan Pedoman

pelacakan, kunjungan rumah untuk mencapai cakupan pasien TB Paru berobat sesuai standar sebesar 100% Melakukan pemantauan ESO dan resistensi Obat pada 100% kasus, sosialisasi SOP pada petugas Melakukan kegiatan sesuai langkah dan prosedur operasional 100%, membuat komitmen untuk pemegang program. Sosialisasi SOP kepada Petugas

Juni 2018

Juni 2018

X. Rekomendasi & Waktu Penyelesaian Tindak Lanjut 1. Dalam melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan Tuberkulosis pada unit P2TB agar dapat membuat SOP per kegiatan dengan mengacu pada Permenkes No 67 Tahun 2016. 2. Petugas dapat melakukan advokasi kepada tokoh masyarakat, pemerintah desa, aktivasi kader dan memantau PMO secara berkala untuk meningkatkan cakupan pengobatan pasien TB Paru sesuai standar. 3. Petugas agar dapat lebih aktif dalam melakukan kegiatan penjaringan dengan melibatkan lintas program dan lintas sektor agar dapat memenuhi angka pemeriksaan suspek pasien TB Paru. 4. Petugas agar dapat memanfaatkan metode penjaringan pasif dengan efektif & efisien, melalui penyuluhan, aktivasi kader dan promosi media. 5. Petugas dapat melakukan pembuatan buku kerja yang memuat laporan harian secara terperinci dan dapat dipertanggungjawabkan serta memiliki dokumentasi kerja. 6. Petugas memperbaiki register pencatatan dan pelaporan pasien. 7. Petugas dapat melakukan koordinasi lintas program dengan farmasi untuk memantau ESO serta resistensi OAT pada pasien dengan mengacu pada SOP. 8. Petugas membuat komitmen untuk melaksanakan program sesuai pedoman atau kerangka acuan yang mengacu pada Permenkes No 67 Tahun 2016 dan mematuhi kebijakan serta SOP yang telah dibuat. 9. Petugas dapat melakukan perbaikan dalam pelaksanaan program sesuai dengan rekomendasi tindak lanjut paling lambat 3 minggu sejak dilaksanakan audit.

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PUSKESMAS KERTA MUKTI Desa Kerta Mukti Kecamatan Mesuji Raya Kode Pos 30681 email : [email protected]

INSTRUMEN AUDIT Lampiran 1. Chek list capaian kinerja Prog. TB Paru: No

Indikator

1

Penemuan dan Penanganan Pasien BTA (+) Pasien TB Paru berobat sesuai standar

2

Target Puskesmas 29

Capaian saat ini 5

100%

71%

Lampiran 2. Panduan Wawancara:

No

Daftar pertanyaan

1 2 3

Bagaimana cakupan program KIA Mengapa cakupan .....tidak tercapai Adakah upaya yang sudah dilakukan agar tercapai Apa hambatan yang dijumpai

4

Jawaban Pemegang Prog. P2 TB Paru

5 6

dalam pelaksanaan kegiatan KIA Bagaimana proses deteksi dini risiko tinggi dilakukan Adakah kendala dalam pelaksanaan ?

Lampiran 3. Instrumen observasi pelaksanaan kegiatan deteksi dini ibu hamil di desa

No

Check list kegiatan yang diobservasi

Pelaksanaan kegiatan Bidan desa Kaliwungu

Bidan desa Manyaran

Bidan desa Sidomulyo

1 2 3 4 5 6 7

Mengetahui, Pimpinan Puskesmas Kerta Mukti

H. Eddy Wimarhum, SKM, M.Kes NIP. 197108151992031007

More Documents from "lutfi firmansyah"