373303650-makalah-komunikasi-keperawatan-2.docx

  • Uploaded by: ristanti
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 373303650-makalah-komunikasi-keperawatan-2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,100
  • Pages: 5
Panggilan Jiwa (Altruisme) Perawat harus dapat menjawab, mengapa kamu ingin menolong orang lain? helper yang baik harus interes dengan orang lain dan siap menolong dengan cara mencintai dari manusia tersebut. Secara benar bahwa seseorang selama hidupnya membutuhkan kepuasan dan penyelesaian dari kerja yang dilakukan. Tujuannya

mempertahankan

keseimbangan

antara

kedua

kebutuhan

tersebut.Altruismeadalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Altruisme lebih menitikkan pada kesejahteraan orang lain. Tidak diartikan secara altruistik diri juga tidak menampilkan kompensasi yang adekuat dan pengulangan atau pengingkaran secara praktis atau pengorbanan diri. Akhirnya, altruisme juga dapat diasumsikan sebagai bentuk perubahan sosial yang dibuat untuk manusia dalam bentuk kebutuhan akan kesejahteraan. Salah satu tujuannya adalah semua profesional harus dapat membantu orang lain dalam pemberian pelayanan dan mengembangkan kemampuan sosial. Secara legitimasi diperlukan peran perawat dalam melakukan pekerjaannya untuk mengadakan perubahan struktur yang besar dan proses perubahan sosial dalam meningkatkan kesehatan individu dan kemampuan dirinya. Etika dan Tanggung Jawab Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral.Dari konsep pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu: a. Baik dan buruk b. Kewajiban dan tanggung jawab. Tujuan etika profesi keperawatan adalah mampu: 1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan. 2. Membentuk strategi / cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktik keperawatan.

1

3. Menghubungkan prinsip moral / pelajaran yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan, sesuai dengan kepercayaannya. Tanggung jawab menunjukkan kewajiban. Ini mengarah kepada kewajiban yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara professional. Manajer dan para staf harus memahami dengan jelas tentang fungsi tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing perawat serta hasil yang ingin dicapai dan bagaimana mengukur kualitas kinerja stafnya. Perawat yang professional akan bertanggung jawab atas semua bentuk tindakan klinis keperawatan atau kebidanan yang dilakukan dalam lingkup tugasnya. Keyakinan diri pada seseorang dan masyarakat dapat memberikan berupa kesadaranakan petunjuk untuk melakukan tindakan. Kode untuk perawat umumnya menampilkan penguatan nilai hubungan perawat-klien dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang merupakan rujukan untuk semua perawat dalam memberikan penguatan untuk kesejahteraan pasien dan tanggung jawab sosial. Pilihan etik bertanggung jawab dalam menentukan pertanggung jawaban, risiko, komitmen dan keadilan. Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab untuk merubah perilaku. Dimana harus diketahui batasan dan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Juga dilakukan oleh anggota tim kesehatan, perawat yang setiap waktu siap untuk menggali pengetahuan dan kemampuan dalam menolong orang lain; sumber-sumber yang digunakan guna dipertanggung jawabkan. Empat phase hubungan perawat pasien yang berkatian dengan tanggung jawab dan tugas perawat kesehatan terhadap pasien adalah : 1. Orientasi ( orientation ), pada phase ini seorang perawat harus mampu menangkap bahwa pasien ingin mencari kesembuhan penyakitnya dan dia mempercayakan dirinya dirawat oleh perawat dengan pengenalan. 2. Indetifikasi ( identification ), interaksi perawat – pasien hendaknya berbasis pada kepercayaan, penerimaan, pengertian, relasi yang saling membantu. 3. Eksploitasi ( exploitation ), interrrelasi perawat – pasien, akan menumbuhkan pengertian pasien terhadap proses system asuhan, sehingga pasien mempunyai keterlibatan aktif yang muncul dari dirinya karena ingin cepat sembuh dari

2

sakitnya. Aspek lain pasien dapat ditimbulkan pengertian, dan kesadaran self – care, sehingga peran perawat dan pasien dalam proses keperawatan untuk mencapai penyembuhan terjadi dengan baik ( kolaborasi ). . 4. Resolusi ( resolution ). Harapan, kebutuhan pasien dapat diketahui melalui hubungan kesetaraan perawat – pasien dengan menggunakan komunikasi efektif. Harapan, kebutuhan pasien merupakan data yang menjadi arah tindakan apa yang perlu dilakukan terhadap pasiennya Phase yang keempat ini sering kali disebut dengan phase terminasi.

Dalam melakukan proses komunikasi interpersonal dipengaruhi oleh beberapa hal terhadap isi pesan dan sikap penyampaian pesan antara lain: 1. Perkembangan Pada prinsipnya dalam berkomunikasi yang perlu diperhatikan adalah siapa yang diajak berkomunikasi. Maka dalam berkomunikasi isi pesan dan sikap menyampaikan pesan harus disesuaikan apakah yang kita ajak bicara adalah anak-anak, remaja, dewasa atau usia lanjut. Pasti akan berbeda dalam berkomunikasi 2. Persepsi Persepsi adalah pandangan personal terhadap suatu kejadian. Persepsi dibentuk oleh harapan dan pengalaman. Kadangkala persepsi merupakan suatu hambatan kita dalam berkomunikasi. Karena apa yang kita persepsikan belum tentu sama dengan yang dipersepsikan oleh orang lain.Nilai. Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga sangat penting bagi pemberi pelayanan kesehatan untuk menyadari nilai seseorang. 3. Latar belakang budaya Gaya berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya inilah yang akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi. 4. Emosi Emosi

adalah

perasaan

subjektif

tentang

suatu

peristiwa.

Dalam

berkomunikasi kita harus tahu emosi dari orang yang akan kita ajak berkomunikasi. Karena emosi ini dapat menyebabkan salah tafsir atau pesan tidak sampai.

3

5. Pengetahuan Komunikasi akan sulit dilakukan jika orang yang kitan ajak berkomunikasi memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Untuk itu maka kita harus bisa menempatkan diri sesuai dengan tingkat pengetahuan yang kita ajak bicara 6. Peran Gaya komunikasi harus di sesuaikan dengan peran yang sedang kita lakukan. Misalnya ketika kita berperan membantu pasien akan berbeda ketika kita berperan atau berkomunikasi dengan tenaga kesehatan yang lain. 7. Tatanan interaksi Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam lingkungan yang menunjang. Kalau tempatnya bising, ruangan sempti, tidak leluasa untuk berkomunikasi dapat mengakibatkan ketegangan dan tidak nyaman.

4

Kesmpulan Self Awareness adalah proses dimana seseorang berusaha untuk mengetahui dan memahami tentang dirinya sendiri, aktifitas yang dilakukannya, dan menyadari posisinya dalam suatu lingkungan. Self Awareness atau kesadaran intrapersonal dalam hubungan interpersonal perawat dituntut mampu menjadi role model, berdasarkan panggilan jiwa, dan mengerti akan etika dan tanggung jawab sehingga dapat menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualsasi diri. Perawat dituntut menjadi Role Model / contoh di tengah masyarakat maka perawat harus terlebih dahulu mengenali diri sendiri sebelum menjadi contoh untuk masyarakat. Altruismeadalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Altruisme lebih menitikkan pada kesejahteraan orang lain.Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan oleh seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral.

Saran Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami bahwa komunikasi

dalam

kehidupan

klita

sehari-hari

terutama

dalam

proses

pembangunan dan dalam proses keperawatan yang diharapkan juga bagi pembaca agar dapat menggunakan bahasa yang sesuai dalam pergaulan sehari-hari, khususnya bagi pembaca yang berprofesi sebagai seorang perawat atau tenaga medis lainnya agar dapat berkomunikasi yang baik dengan pasien guna untyk menjalin kerjasama dengan pasien dalam melakukan proses keperawatan yang bertujuan untuk kesehatan pasien serta berkomunikasi dengan baik terhadap rekan kerja dan siapapun yang terdapat di tempat kita bekerja.

5

More Documents from "ristanti"