ATURAN DISIPLIN INTERNAL PERAWAT RSU MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI 1. DEFINISI Disiplin Internal Perawat adalah kesanggupan Perawat untuk mentaati dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin.
2. DASAR HUKUM a. Pasal 27 ayat 2 dan pasal 28 B ayat 2 Undang-Undang Dasar 1945; b. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 Tentang pokok-pokok kepegawaian; c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang perubahan kedua atas Undang-Undang 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah; d. Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009; e. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Ketenagakerjaan; f. Undang-Undang Keperawatan Nomor 38 Tahun 2014 g. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil; h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 41/PMK.01/2011 Tentang Penegakan Disiplin dalam Kaitannya Pemberian Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara kepada Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Keuangan; i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2015 Tentang Standar Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit Khusus; j. Peraturan Bersama 3 Menteri (Menteri Pemberdayaan Wanita dan Perlindungan Anak, Menteri Tenaga Kerja serta Menteri Kesehatan) Nomor 48/MEN.PP/XII/2008, PER.27/MEN/XII/2008 dan 1177/MENKES/PB/XII/2008 Tentang Pemberian Air Susu Ibu selama Waktu Kerja di Tempat Kerja;
BAB I PERATURAN TATA KERJA PERAWAT Pasal 1 HARI KERJA DAN WAKTU KERJA 1. Hari kerja perawat di Lingkungan RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci tergantung posisi/tempat perawat bertugas, ditetapkan 6 (enam) hari kerja yaitu mulai hari Senin sampai
Sabtu dengan jumlah jam kerja efektif37,5 jam per minggu untuk melaksanakan tugas pokok di luar istirahat.
2. Hari kerja perawat pelaksana di Lingkungan RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci ditetapkan shift yaitu mulai hari Senin sampai dengan Minggu dengan rata-rata jumlah jam kerja efektif selama 6,5 jam per hariuntuk melaksanakan tugas pokok di luar istirahat. 3. Perhitungan jam kerja setiap bulan disesuaikan dengan hari libur pada bulan tersebut. 4. Setiap kelebihan dari jam kerja sesuai dengan ketentuan ayat 2 (dua) pasal ini,dihitung dan diganti dihari lain. 5. Jadwal dinas disusun oleh Kepala Ruangan dengan mempertimbangkan kemampuan dan masukan staf perawat. 6. Jika perawat berhalangan hadir dengan alasan izin (berbagai alasan), perawat yang bersangkutan harus mencari pengganti tugas dengan izin atasan dan mengisi blanko penggantian dinas. 7. Untuk perawat yang tidak hadir karena sakit yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Sakit dari dokter RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci dan Surat Keterangan Dirawat, maka perawat on call yang menggantinya. 8. Dengan memperhatikan perundang-undangan yang berlaku, maka hari kerja & jam kerja perawat di RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci sebagai berikut : a. Hari Senin – Kamis
07.30 – 14.15 WIB
b. Hari Jumat
07.30 – 11.30 WIB
c. Hari Sabtu
07.30 – 14.00 WIB
d. Perawat Shift 1) Shift
I
(Pagi)
→ 07.30 – 14.00 WIB
2) Shift
II
(Sore)
→ 14.00 – 20.00 WIB
3) Shift
III
(Malam)
→ 20.00 – 08.00 WIB
9. Khusus untuk ibu hamil, shift sore dan malam sampai kehamilan 8 (delapan) bulan. 10. Ibu menyusui sampai anak umur 9 (sembilan) bulan masuk sift sore dan umur anak 12 (dua belas) bulan masuk sift malam. 11. Hal-hal lain diluar ketentuan ayat 4 akan diatur sesuai dengan kebutuhan, sepanjang tidak menyimpang dari ayat 1 dan ayat 2.
Pasal 2 SISTEM PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUANGAN DAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
1. Sistem pemberian Asuhan Keperawatan di RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci melalui pengembangan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) di mana metode yang digunakan adalah penggabungan metode tim dan metode perawat primer. Unsur ketenagaan dalam MPKP adalah sebagai berikut : a. KEPALA RUANGAN Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat. 1) Tugas Pokok Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya. 2) Uraian Tugas a) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain sesuai kebutuhan.
Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai kebutuhan.
Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
b) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang rawat.
Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau tenaga lain yang akan bekerja diruang rawat.
Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan/standar.
Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di ruang rawat.
Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga lain yang berada diwilayah tanggug jawabnya.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan antara lain melalui pertemuan ilmiah.
Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan pengadaannya sesuai kebuthan pasien agar tercapai pelayanan yang optimal.
Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan bahan lain yang diperlukan diruang rawat.
Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu dalam keadaan siap pakai.
Mempertangungjawabkan pelaksanan inventarisasi peralatan.
Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya, meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.
Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) untuk pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan, serta menyampaikan kepada staf untuk melaksanakannya.
Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi untuk memudahkan pemberian asuhan keperawatan.
Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk mengetahui keadaanya dan menampung keluhan serta membantu memecahkan masalah yang dihadapinya.
Mejaga perasan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga dalam batas kewenangan.
Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan benar. Untuk tindakan perawatan selanjutnya.
Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang yang lain, seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan kepala unit di RS.
Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberikan ketenangan.
Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian memeriksa dan meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan dietnya.
Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan, serta kegiatan lain di ruang rawat.
c) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi :
Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah ditentukan.
Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang perawatan.
Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta obatobatan secara efektif dan efisien.
Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.
b. Ketua Tim (Perawat Primer) 1) Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif. 2) Membuat tujuan dan rencana keperawatan. 3) Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan. 4) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh disiplin ilmu lain maupun perawat lain. 5) Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan. 6) Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di masyarakat. 7) Membuat jadwal perjanjian klinik. 8) Mengadakan kunjungan rumah bila perlu. 9) Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. 10) Mengikuti timbang terima.
11) Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai. 12) Menyiapkan penyuluhan untuk pulang. 13) Melaksanakan sentralisasi obat. 14) Mendampingi visite. 15) Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan perawat associate. 16) Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala ruangan. c. Perawat Pelaksana (Perawat associate) Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada klien. 1) Tugas Pokok Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan sentuhan kasih sayang. 2) Uraian Tugas a) Melaksanakan tindakan perawatan yang telah direncanakan oleh ketua tim/perawat primer. b) Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan. c) Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan repons klien pada catatan perawatan. d) Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab.
Pemberian obat.
Pemeriksaan laboratorium.
Persiapan klien yang akan dioperasi.
e) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik , mental, dan spiritual dari klien:
Memelihara kebersihan klien dan lingkungan.
Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan ketenangan.
Pendekatan dengan komunkasi terapiutik.
f) Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan perawatan dan pengobatan serta diagnostik. g) Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannnya. h) Memberi pertolongan segera pada kien gawat atau sakaratul maut. i) Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksaaan ruangan secara administratif.
Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal.
Sensus harian dan formulir.
Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan.
Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan ruangan.
Melaksankan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian.
Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan penyakitnya.
Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun tertulis.
Membuat laporan harian.
Mengikuti timbang terima.
Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.
Berkoordinasi dengan perawat associate yang lain dan perawat primer.
Melakukan evaluasi formatif.
Pendokumentasian tindakan dan catatan perkembangan pasien.
Melaporkan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada perawat primer.
2. Pelayanan Asuhan Keperawatan didokumentasikan dalam format dokumentasi keperawatan sebagai berikut : a. Format Pengkajian Keperawatan b. Format Perencanaan Keperawatan (NANDA NIC NOC) c. Format Implementasi Tindakan Keperawatan d. Format Catatan Perkembangan (Terintegrasi) e. Blanko Grafik suhu, nadi, tekanan darah, pernapasan dan instruksi terapi dokter f. Blanko laporan penggantian shif
Pasal 3 PENEMPATAN DAN MUTASI TENAGA PERAWAT 1. Jumlah dan kategori penempatan tenaga perawat masing-masing ruangan dihitung berdasarkan Metode Gillies. 2. Penempatan tenaga perawat berdasarkan spesialisasi dengan mempertimbangkan kemampuan keilmuan, keahlian khusus, sikap danminat.
3. Mutasi akan dilakukan berdasarkan hal-hal sebagai berikut : a. Hasil evaluasi atasan langsung/berwenang. b. Tenaga perawat dibutuhkan di tempat/ruangan lain. c. Atas permohonan sendiri dengan pertimbangan pihak yang berwenang. 4. Mutasi dan atau penempatan tenaga perawat ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur dengan mempertimbangkan rekomendasi Bidang Keperawatan.
BAB II KEWAJIBAN DAN HAK PERAWAT Pasal 4 KEWAJIBAN BAGI PERAWAT
Kewajiban yang harus ditaati oleh setiap perawat antara lain: 1. Mentaati ketentuan jam kerja. 2. Melakukan absensi pada waktu masuk kerja dan waktu pulang kerja. 3. Melaksanakan tugas/pekerjaan dengan sebaik-baiknya, penuh pengabdian, kesadaran dan bertanggung jawab. 4. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat dan bersemangat untuk kepentingan rumah sakit. 5. Memelihara dan meningkatkan keutuhan, kekompakan dan persatuan untuk menciptakan suasana kerja yang baik sesuai dengan harapan rumah sakit. 6. Menyimpan rahasia rumah sakit dan/atau rahasia-rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya. 7. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik rumah sakit dengan sebaik-baiknya, serta menjaga pemborosan waktu dan material. 8. Segera melaporkan kepada atasannya, apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan institusi, terutama dibidang keamanan, keuangan dan materil. 9. Bertindak dan bersikap tegas, tetapi adil dan bijaksana terhadap bawahannnya. 10. Menjadi dan memberikan contoh serta teladan yang baik terhadap bawahannya. 11. Memberikan bimbingan kepada bawahannya dalam melaksanakan tugasnya. 12. Memberikan kesempatan dan dorongan kepada bawahannya untuk meningkatkan prestasi kerja dan mengembangkan kariernya. 13. Berpakaian rapi dan sopan sesuai aturan serta bersikap dan bertingkah laku sopan santun terhadap masyarakat dan sesama pegawai.
14. Mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang dan/atau orang lain yang ditunjuk olehnya. 15. Mentaati segala peraturan perundang-undangan dan peraturan-peraturan RSU Mayjen H.A Thalib Kabupaten Kerinci. 16. Memperhatikan dengan sebaik-baiknya setiap tindakan disipliner yang diterima. 17. Datang ditempat kerja sebelum jam kerja dan mulai bekerja tepat pada waktu yang telah ditentukan. 18. Selalu menggunakan atau membawa kartu tanda pengenal pegawai dan harus dapat menunjukkan jika diminta oleh petugas keamanan. 19. Bersikap sopan, jujur dan selalu mentaati perintah atasan dalam melakukan pekerjaannya serta selalu meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja. 20. Selalu menggunakan alat-alat keselamatan kerja dan selalu mencegah terjadinya tindakan atau keadaan yang dapat menimbulkan bahaya seperti misalnya kebakaran, kecelakaan kerja dan sebagainya dalam institusi. 21. Tidak melakukan perbuatan yang dapat merusak atau merugikan nama baik rumah sakit, pimpinan atau teman sekerja dan harus memelihara kerjasama yang baik diantara pegawai untuk menciptakan ketenangan kerja dan memelihara ketertiban dalam rumah sakit. 22. Menggunakan, menjalankan atau menyimpan dengan baik semua peralatan atau mesinmesin, bahan-bahan atau surat-surat berharga milik rumah sakit yang dipercayakan kepadanya. 23. Bertanggung jawab atas semua barang atau harta milik rumah sakit yang dipercayakan kepadanya dan harus segera melaporkan kehilangan atau kerusakan yang terjadi terhadap barang-barang atau harta milik rumah sakit tersebut kepada Pengelola Logistik Keperawatan untuk dipertimbangkan penggantinya. 24. Tetap berada ditempat kerja masing-masing selama jam kerja, kecuali untuk keperluan dinas yang telah mendapat persetujuan dari atasan dan harus melaporkan diri kepada atasan masing-masing bila datang terlambat atau apabila hendak pulang lebih awal.
Pasal 5 HAK-HAK PERAWAT 1. Perawat berhak mendapatkan upah dan dibayarkan tepat pada waktunya. 2. Perawat berhak mendapatkan perlindungan hukum secara adil.
3. Perawat berhak menolak pekerjaan yang diberikan apabila membahayakan pekerja itu sendiri atau orang lain. 4. Perawat berhak atas jenjang karir yang ada di rumah sakit sesuai dengan kemampuan dan prestasi kerjanya. 5. Perawat berhak mangajukan pendapat yang bersifat membangun/positif yang bertujuan untuk memajukan Rumah Sakit dan kesejahteraan pegawai melalui prosedur yang baik dan benar.
Pasal 6 LARANGAN BAGI PERAWAT
Larangan yang tidak boleh dilanggar oleh setiap perawat antara lain: 1. Setiap keterlambatan masuk dinasdan/atau pulang sebelum waktunya tanpa alasan yang jelas dengan konversi 7,5 (tujuh setengah) jam keterlambatan/pulang sebelum waktunya dihitung sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk dinas. 2. Meninggalkan Rumah Sakit atau pekerjaannya selama jam kerja dan/atau pulang cepat tanpa ijin atasan (yang dalam hal ini kepala Ruangan,Perawat Pengawas). 3. Melanggar kesopanan maupun sopan santun dalam pergaulan dan/atau minum-minuman yang sifatnya memabukkan dilingkungan Rumah Sakit. 4. Melakukan perbuatan yang dapat membahayakan diri sendiri atau orang lain. 5. Menyimpan, menjual atau memperdagangkan barang-barang apapun dalam Rumah Sakit tanpa ijin pimpinan Rumah Sakit. 6. Membawa orang lain/luar masuk dalam lingkungan Rumah Sakit tanpa ijin pihak atasan yang berwenang. 7. Mangkir (tidak masuk bekerja tanpa alasan). 8. Menempel/memasang poster/spanduk dilingkungan Rumah Sakittanpa ijin pimpinan Rumah Sakit. 9. Mempengaruhi pegawai lain untuk tidak melakukan kewajibannya dan melanggar ketentuanketentuan Rumah sakit. 10. Membawa alat-alat/barang-barang milik Rumah Sakit ke luar lingkungan Rumah Sakit tanpa ijin atasan yang berwenang. 11. Menyerahkan tugas kerja kepada Perawat lain tanpa persetujuan atasan. 12. Menjalankan kendaraan Rumah sakit tanpa memiliki ijin mengemudi dan dan Izin Atasan. 13. Menyalahgunakan waktu kerja untuk kepentingan komersial pribadi.
14. Membuat isu-isu yang dapat menimbulkan terjadinya kerusakan yang merugikan Rumah Sakit. 15. Mengabaikan kewajiban-kewajiban yang ditentukan oleh Rumah Sakit. 16. Berkelahi dilingkungan Rumah Sakit. 17. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan dan memalsukan dokumen yang berhubungan dengan kepentingan Rumah Sakit. 18. Mabuk, madat, memakai obat bius atau narkotika atau obat terlarang lainnya di lingkungan Rumah Sakit 19. Melakukan perbuatan asusila di lingkungan Rumah Sakit. 20. Melakukan tindakan kejahatan misalnya: mencuri, menggelapkan, menipu, memperdagangkan barang-barang terlarang baik dalam lingkungan Rumah Sakit maupun diluar lingkungan Rumah Sakit. 21. Menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam atasan, pasien, keluarga pasien atau teman sekerja termasuk dalam pengertian menganiaya adalah siapapun yang menyerang terlebih dulu seorang pegawai dalam waktu dinas apapun persoalannya. 22. Membujuk atasan atau teman sekerja untuk melaksanakan sesuatu yang bertentangan dengan hukum dan kesusilaan. 23. Membongkar/membocorkan rahasia Rumah Sakit atau mencemarkan nama baik Rumah Sakit yang seharusnya dirahasiakan. 24. Melakukan/mengadakan permainan judi dalam lingkungan Rumah Sakit. 25. Perawat yang menyalahgunakan kepercayaan Rumah Sakit dengan menerima sesuatu suapan baik dalam bentuk uang maupun barang atau jasa yang merugikan kepentingan Rumah sakit. 26. Mencemarkan nama baik Rumah sakit. 27. Merokok dan atau menyalakan api pada semua tempat yang ada tanda larangannya. 28. Membawa senjata tajam, senjata api atau barang berbahaya lainnya didalam lingkungan Rumah Sakit. BAB III SANKSI-SANKSI Pasal 7 TINDAKAN DISIPLIN Termasuk pelanggaran disiplin adalah setiap perbuatan memperbanyak, mengedarkan, mempertontonkan, menempelkan, menawarkan, menyimpan, memiliki tulisan atau rekaman
yang berisi anjuran atau hasutan untuk melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 dan 6 diatas. 1. Setiap perawat yang melakukan pelanggaran peraturan dan tata tertib rumah sakit dapat dikenakan tindakan disiplin. 2. Tingkatan hukuman disiplin (tindakan disipliner) a. Teguran tertulis b. Peringatan tertulis I (pertama) c. Peringatan tertulis II (kedua) d. Peringatan tertulis III (ketiga) atau hukuman administratif e. Skorsing f. Pemutusan hubungan kerja 3. Jenis pelanggaran disiplin yang dapat dikenakan hukuman disiplin, ketentuan pelaksanaannya ditetapkan sebagai berikut: a. TEGURAN TERTULIS 1) Perawat diberikan pengarahan dan didokumentasikan. 2) Perawat diberitahu bahwa ia akan dikenakan tindakan disipliner tingkat selanjutnya, apabila ia melakukan pelanggaran lain. 3) Peringatan ini akan dihapuskan apabila selama 3 (tiga) bulan ia tidak melakukan pelanggaran. 4) Tindakan ini digunakan untuk pelanggaran sejenis tidak terbatas pada contohcontoh dibawah ini : a) Setiap keterlambatan masuk dinas dan/atau pulang sebelum waktunya tanpa alasan yang jelas dengan konversi 7,5 (tujuh setengah) jam keterlambatan/pulang sebelum waktunya dihitung sama dengan 1 (satu) hari tidak masuk dinas. b) Meninggalkan perusahaan atau pekerjaannya selama jam kerja dan atau pulang cepat tanpa ijin atasan (yang dalam hal ini kepala seksi, kepala bagian atau yang lebih tinggi). c) Melanggar kesopanan atau sopan santun dalam pergaulan dan atau minumminuman yang sifatnya memabukkan dilingkungan rumah sakit. d) Melakukan perbuatan yang dapat membahayakan diri sendiri ataupun orang lain. e) Tidak memelihara dengan baik alat-alat yang menjadi tanggung jawabnya.
f) Menyimpan/menjual/memperdagangkan barang-barang apapun dalam perusahaan tanpa ijin pimpinan rumah sakit. g) Lebih dari 2 (dua) kali dalam satu bulan tidak melakukan absen datang atau absen pulang. h) Tidak melaporkan kepada atasan, adanya hal-hal yang tidak wajar. i) Membawa orang lain/luar masuk dalam lingkungan rumah sakit tanpa ijin pihak atasan. j) Menimbulkan pemborosan waktu kerja dan material rumah sakit. b. PERINGATAN TERTULIS (PERTAMA) 1) Perawat diberikan peringatan tertulis I, dan didokumentasikan. 2) Perawat diberitahukan bahwa peringatan ini akan dihapuskan apabila selama 6 (enam) bulan ia tidak melakukan pelanggaran. 3) Tindakan ini digunakan untuk pelanggaran ringan berikutnya sesudah perawat mendapat teguran tertulis. Juga dapat dikenakan langsung untuk pelanggaran sejenis, tidak terbatas pada contoh-contoh dibawah ini : a) Berkali-kali merusak/menghilangkan peralatan rumah sakit. b) Mangkir c) Tidak melaksanakan tugas dengan baik d) Mengedarkan daftar sokongan, menempel/memasang poster atau spanduk di lingkungan rumah sakit tanpa ijin pimpinan rumah sakit. e) Mempengaruhi pegawai lain untuk tidak melakukan kewajiban. f) Menggunakan alat-alat rumah sakit tanpa ijin atasan yang berwenang. g) Menjalankan kendaraan rumah sakit tanpa memiliki ijin mengemudi dan tanpa persetujuan atasan. h) Menjalankan kendaraan/alat-alat milik perusahaan dengan mengabaikan syaratsyarat keselamatan kerja. i) Membawa keluar barang-barang milik perusahaan atau barang-barang milik orang lain/ketiga tanpa ijin atasan yang berwenang. j) Menyalahgunakan waktu kerja untuk kepentingan komersiil pribadi. k) Mempengaruhi pegawai lain untuk melanggar ketentuan-ketentuan rumah sakit. l) Membuat isu-isu yang dapat menimbulkan terjadinya keresahan dalam lingkungan rumah sakit dan atau merugikan rumah sakit. c. PERINGATAN TERTULIS II (KEDUA) 1) Perawat diberikan peringatan tertulis II, dan didokumentasikan.
2) Perawat diberitahu bahwa peringatan ini akan dihapuskan apabila selama 9 (sembilan) bulan ia tidak melakukan pelanggaran. 3) Dalam hal yang menyangkut perawat tidak melakukan tugas-tugasnya dengan baik, pada perawat akan diberitahukan bahwa pelanggaran sejenis berikutnya sebagai sanksi akan dikenakan hukuman administratif. 4) Tindakan ini dipakai untuk pelanggaran ringan berikutnya apabila perawat berada pada tingkat peringatan tertulis I.
d. PERINGATAN TERTULIS III (KETIGA) ATAU HUKUMAN ADMINISTRATIF 1) Perawat diberikan peringatan tertulis ketiga, dan didokumentasikan. 2) Perawat diberitahukan bahwa ini adalah peringatan terakhir dan pelanggaran berikutnya akan mengakibatkan ia diskorsing atau bahkan diberhentikan. 3) Dalam hal pelanggaran yang menyangkut hal perawat yang tidak melaksanakan tugas-tugas dengan baik, ia akan dijatuhi hukuman administratif. 4) Peringatan tertulis ketiga ini digunakan untuk pelanggaran ringan berikutnya sesudah perawat berada pada tingkat peringatan tertulis kedua. Juga dapat dikenakan langsung pada pelanggaran sejenis tidak terbatas pada contoh-contoh dibawah ini: a) Menolak perintah yang layak dari atasan dan atau orang lain yang ditunjuk olehnya. b) Mengabaikan kewajiban-kewajiban seperti:
Berulang-ulang datang terlambat walaupun telah diperingatkan tentang kemungkinan pemecatan
Berkali-kali mangkir tanpa alasan yang kuat
Menolak melakukan pemeriksaan kesehatan
c) Tidak cakap melakukan pekerjaan walaupun sudah dicoba untuk ditempatkan/dipekerjakan pada bagian lainnya. d) Menjalankan kendaraan rumah sakit secara kebut-kebutan/tidak mengindahkan sopan santun di jalan raya. e) Menggunakan kemudahan, perkakas dan keterangan-keterangan rumah sakit untuk kepentingan diri sendiri atau pihak lain. f) Dengan sengaja atau karena lalai mangakibatkan dirinya dalam keadaan sedemikian sehingga ia tidak dapat menjalankan pekerjaannya.
g) Melanggar ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan rumah sakit dan perjanjian kerja, sedangkan kepadanya telah diberikan peringatan I (pertama) dan II (kedua). h) Berkelahi dilingkungan rumah sakit.
e. SKORSING (PEMBEBASAN TUGAS) Skorsing (pembebasan tugas) dapat dikenakan pada: 1) Perawat yang dapat dikualifikasikan sebagai perbuatan yang dapat mengakibatkan pemutusan hubungan kerja. Dalam hal ini juga untuk menunggu proses ijin pemutus hubungan kerja. 2) Perawat yang melakukan pelanggaran mempunyai tingkat yang sama dengan peringatan terakhir, dengan pertimbangan bahwa dengan pemberian sanksi ini diharapkan lebih efektif untuk memperbaiki disiplin kerja. 3) Lamanya masa skorsing maksimal 6 (enam) bulan dengan upah 75%.
f. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA Pemutusan hubungan kerja dapat digunakan untuk pelanggaran yang tidak terbatas pada contoh-contoh dibawah ini: 1) Pada saat melamar pekerjaan atau waktu mengadakan perjanjian kerja, memberikan keterangan palsu atau dipalsukan. 2) Mabuk, madat, memakai dan mengedarkan obat bius atau narkotika/psikotropika dilingkungan perusahaan maupun diluar lingkungan rumah sakit. 3) Melakukan perbuatan asusila dilingkungan rumah sakit. 4) Melakukan tindakan kejahatan misalnya: mencuri, menggelapkan, menipu, memperdagangkan barang terlarang baik dalam lingkungan rumah sakit maupun diluar lingkungan rumah sakit. 5) Menganiaya, menghina secara kasar atau mengancam atasan, pasien, keluarga pasien atau teman kerja. Termasuk dalam pengertian menganiaya adalah siapapun yang menyerang terlebih dulu seorang karyawan dalam waktu dinas apapun persoalannya, begitu pula mereka yang hendak menghindari tindakan disipliner rumah sakit melakukan di luar dinas. 6) Membujuk atasan atau teman sekerja untuk melaksanakan sesuatu yang bertentangan dengan hukum atau kesusilaan.
7) Dengan sengaja atau ceroboh merusak, merugikan atau membiarkannya dalam keadaan bahaya barang milik rumah sakit. 8) Dengan sengaja atau ceroboh merusak atau membiarkan diri atau teman sekerjanya dalam keadaan bahaya. 9) Membongkar/membocorkan rahasia rumah sakit atau mencemarkan nama baik atasan atau teman sekerja dan keluarganya yang seharusnya dirahasiakan, kecuali untuk kepentingan Negara. 10) Melakukan/mengadakan permainan judi dalam lingkungan rumah sakit. 11) Perawat yang menyalahgunakan kepercayaan rumah sakit dengan menerima sesuatu suapan baik dalam bentuk uang maupun barang atau jasa yang merugikan kepentingan rumah sakit atau diluar pengetahuan rumah sakit. 12) Menjalankan kendaraan rumah sakit dalam keadaan mabuk. 13) Mencemarkan nama baik rumah sakit. 14) Mengambil bagian atau menganjurkan setiap penghentian kerja mogok atau memperlambat pekerjaan. 15) Berniaga, menjalankan pekerjaan untuk pihak ketiga dan atau menjalankan pekerjaan lain bersifat apapun juga tanpa ijin direksi. 16) Menyalahgunakan kedudukan/jabatan untuk kepentingan pribadi. 17) Pelanggaran berat terhadap Undang-Undang Republik Indonesia.
Pasal 8 GANTI RUGI 1. Karyawan diwajibkan membayar ganti rugi kepada Rumah sakit apabila: a.
Menghilangkan/merusak barang-barang milik rumah sakit.
b.
Karena kurang hati-hati atau karena kesalahan pegawai yang bersangkutan menimbulkan kerugian bagi rumah sakit.
c.
Pegawai tidak mentaati kewajiban/peraturan rumah sakit, sehingga menimbulkan kerugian bagi rumah sakit.
2. Pelaksanaan/pembayaran ganti rugi akan dilakukan oleh rumah sakit. 3. Dalam hal pegawai telah berkali-kali menimbulkan kerugian bagi rumah sakit ia tidak terlepas dari kemungkinan dikenakan tindakan disiplin.
Pasal 9 SANKSI
Bentuk hukuman yang sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 tersebut diatas ditetapkan sebagai berikut : 1. Teguran tertulis Berupa pemotongan jasa pelayanan sebesar 10% (sepuluh persen) berlaku selama 3 (tiga) bulan. 2. Peringatan Tertulis I Berupa pemotongan jasa pelayanansebesar 20% (dua puluh persen) berlaku selama 6 (enam) bulan. 3. Peringatan Tertulis II Berupa pemotongan jasa pelayanansebesar 30% (tiga puluh persen) berlaku selama 9 (sembilan) bulan. 4. Peringatan Tertulis III Berupa pemotongan jasa pelayanansebesar 50% (limapuluh persen) berlaku 12 (dua belas) bulan atau pemberian sanksi administratif berupa penundaan kenaikan tingkat golongan selama masa peringatan dan akan dievaluasi pada periode penilaian berikutnya.
Pejabat yang berwenang memberikan hukuman adalah: 1. Direktur Berwenang menghukum pegawai yang menjabat tenaga pelaksana sampai dengan kepala bidang dan staf (sederajat kepala seksi) sepanjang mengenai hukuman disiplin (tindakan indisipliner) antara lain: a. Hukuman administratif b. Skorsing c. Pemutusan hubungan kerja 2. Kepala Seksi SDM dan Logistik Keperawatan Apabila dipandang perlu juga mengikutsertakan atasan langsung dan tidak langsung dari pegawai yang bersangkutan berwenang menghukum pegawai yang menjabat tenaga pelaksana sampai dengan kepala ruangan, sedangkan untuk pegawai yang menjabat kepala bagian yang berwenang menghukum adalah direktur sepanjang mengenai hukuman disiplin (tindakan indisipliner): a. Teguran tertulis b. Peringatan tertulis I (pertama) c. Peringatan tertulis II (kedua)
d. Peringatan tertulis III (ketiga)
3. Hukuman disiplin yang berupa hukuman administratif, skorsing dan pemutusan hubungan kerja ditetapkan dengan surat keputusan direktur. BAB IV PEMBINAAN DAN DIKLAT Pasal 10 PEMBINAAN 1. Pembinaan pegawai menurut prestasi kerja dengan tujuan agar para pegawai dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam melaksanakan kewajibannya. 2. Sistem pembinaan dilaksanakan melalui penilaian kerja. Pasal 11 PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Dalam rangka pembinaan, rumah sakit memberi kesempatan kepada pegawai untuk dapat mengikuti pendidikan dan pelatihan, baik diselenggarakan di rumah sakit (in house) maupun di luar rumah sakit (publik).
BAB V CUTI Pasal 12 HAK CUTI PERAWAT 1. Sesuai dengan ketentuan Kepegawai dapat menjalani cuti menurut jenisnya, yaitu cuti dalam tanggungan Rumah sakit. 2. Jenis cuti dalam tanggungan Rumah sakit adalah: a. Cuti tahunan b. Cuti bersalin dan atau cuti keguguran c. Cuti sakit 3. Pengaturan cuti untuk perawat shiff diatur oleh Kepala dengan mempertimbangkan jumlah kebutuhan tenaga perawat diruangan. BAB VI BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA Pasal 13 SEBAB – SEBAB BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA 1. Seorang pegawai akan berakhir hubungan kerjanya dengan rumah sakit karena salah satu dari sebab – sebab seperti disebutkan pada ayat 4 pasal ini.
2. Seorang pegawai yang putus hubungan kerjanya dengan rumah sakit karena alasan apapun juga, harus mengembalikan seluruh tanda pengenal atau barang – barang atau harta milik rumah sakit yang dikuasainya atau dipercayakan kepadanya. 3. Sebab – sebab berakhirnya hubungan kerja adalah: a. Meninggal Dunia b. Mencapai usia 56 tahun Rumah sakit akan mengakhiri masa kerja seorang pegawai pada saat pegawai tersebut telah mencapai usia 56 tahun. c. Mengundurkan Diri Seorang pegawai karena alasan apapun, dapat mengajukan permohonan untuk mengundurkan diri. Permohonan ini selayaknya disampaikan paling lambat 30 hari sebelum tanggal pengunduran diri seorang pegawai. Seorang pegawai yang tidak masuk kerja selama 5 hari berturut – turut tanpa alasan yang syah akan dianggap telah mengundurkan diri dari rumah sakit. d. Sakit lebih dari 12 bulan atau tidak mampu bekerja karena alasan kesehatan. Rumah sakit akan melakukan pemutusan hubungan kerja dengan seorang pegawai bila pegawai tersebut telah mengalami sakit selama lebih dari 12 bulan, atau bila seorang pegawai dianggap sudah tidak mampu lagi bekerja/invalid karena alasan kesehatan dan memilih untuk berhenti, hal mana berdasarkan atas surat keterangan dari dokter yang ditunjuk untuk memeriksa kesehatan pegawai tersebut. e. Tindakan Disiplin 1) Rumah Sakit akan melakukan pemutusan hubungan kerja dengan seorang pegawai sebagai tindakan disiplin yang disebabkan oleh kelalaian pegawai terhadap kewajiban atau pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertib rumah sakit. 2) Rumah Sakit akan langsung melakukan pemutusan hubungan kerja dengan seorang pegawai, apabila pegawai melakukan salah satu dari kesalahan berat. f. Rasionalisasi Tenaga Perawat Rumah Sakit akan melakukan pemutusan hubungan kerja dengan pegawai apabila rumah sakit menghadapi persoalan dengan berlebihnya tenaga kerja yang ada sehingga mengakibatkan rendahnya efisiensi dan efektifitas pelayanan keperawatan.
BAB VII TATA CARA PENYELESAIAN KELUHAN PERAWAT Pasal 14 TATA CARA PENYELESAIAN KELUHAN PERAWAT 1. Pegawai berhak untuk menyampaikan keluhannya secara pribadi dengan melalui cara – cara penyampaian keluhan yang berlaku. 2. Tata cara penyampaian keluhan di rumah sakit adalah sebagai berikut: a. Pegawai wajib untuk menyampaikan keluhannya terlebih dahulu kepada kepala ruangan, baik berupa keluhan lisan maupun tertulis. b. Bila Kepala ruangan dalam satu minggu belum dapat memberikan penyelesaiannya, maka pegawai dapat menyampaikan keluhan yang sama kepada Pengelola namun dengan kewajiban untuk memberitahu lebih dahulu kepada atasannya langsung. c. Jika seorang Pengelola dalam waktu dua minggu belum dapat menyelesaikan keluhan ini, maka pegawai (setelah memberitahu kepala seksinya) dapat menyampaikan keluhan yang sama kepada Kepala Bagian Keperawatan.