MAKALAH BAHASA INDONESIA
“Mewujudkan Pendidikan Indonesia Yang Berkarakter Melalui Peran Mahasiswa Dalam Gerakan Indonesia Membaca“
Dosen Pengampu : Disusun Oleh :
Dr. Muhammad Abdullah, MA Ivena Christie (24040117120010)
PROGRAM STUDI S1-FISIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2018
DAFTAR ISI
Halaman 1. DAFTAR ISI ………………………………..………………………......... 2 2. BAB I PENDAHULUAN ………………..……………............................. 3
2.1. Latar Belakang ……………………...………………………………... 3 2.2. Rumusan Masalah ……………………………..……………………... 4 2.3. Tujuan dan Manfaat …………………………………...………...….... 5 2.4. Tinjauan Pustaka ………………………………………………..……. 5 3. BAB II PEMBAHASAN ………………………………………...……...... 7
3.1. Tragedi Nol Buku ……………………………………………..……... 7 3.2. Peran Aktif mahasiswa ………………………………………..……... 8 3.3. Gerakan Indonesia Membaca ………………………..…………...…. 10 4. BAB III PENUTUP ……………………………………...………………..12
4.1. Simpulan …………………………………...………………………... 12 5. DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………...…….. 13
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Gerakan mahasiswa merupakan bagian dalam gerakan sosial, muncul karena adanya motivasi tertentu. Salah satu bentuk dari motivasi mahasiswa antara lain adanya keinginan untuk mengadakan perubahan atau koreksi terhadap hal yang menyimpang dalam kehidupan sosial serta masyarakat, khususnya pada bidang pendidikan yang akan saya bahas kali ini. Mahasiswa merupakan kekuatan terdepan yang mempelopori terjadinya gerakan serta perubahan. Dimana mahasiswa sebagai kaum muda Indonesia adalah masa depan bangsa. Karena itu, setiap pemuda Indonesia, baik yang masih berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang sangat diandalkan untuk mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan bangsa kita di masa depan. “The founding leaders” Indonesia telah meletakkan dasar-dasar dan tujuan kebangsaan sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD 1945. Dimana pada makalah ini, saya mencoba untuk membahas mengenai peran mahasiswa dalam persoalan pendidikan di Indonesia, khususnya di persoalan membaca. Telah kita ketahui bahwa membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah bahasa. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor. Dimana membaca dapat menjadi sesuatu yang dilakukan sendiri maupun dibaca keras-keras. Hal ini dapat menguntungkan pendengar lain, yang juga bisa membangun konsentrasi kita sendiri. Dimana ketika kita membaca sesuatu kita haruslah bersifat aktif agar apa yang kita baca dapat kita cerna secara menyeluruh intisarinya. Bahkan bukan hanya pemahaman yang di tuntut dalam membaca,
3
melainkan juga pengolahan bahan bacaan secara kritis dan kreatif. Membaca bukan hanya proses mengingat, melainkan juga proses kerja yang melibatkan aspek berpikir kritis dan kreatif . Atau lebih berarti bila ia mampu menerapkanya dalam kehidupan secara nyata. Tak bisa di pungkiri saat ini persoalan yang terjadi adalah bahwa pengajaran membaca itu telah berakhir bila seseorang dapat memvokalkan simbol-simbol tulis. Jangan heran bila ada seorang murid SMA masih terbiasa membaca buku pelajarannya dengan suara keras, Tak bisa di salahkan mereka itu. Sebab, selama itu pula tak ada yang mengoreksi. Dan disinilah peran mahasiswa untuk membantu. Karena membaca sangat berpengaruh besar pada kehidupan sehari-hari, itulah makanya seseorang yang pengetahuannya luas dan aktual haruslah selalu membaca. Penting bagi kita semua, terutama kaum muda Indonesia yaitu para mahasiswa untuk membiasakan diri yaitu untuk mengerjakan apa saja yang semestinya kita kerjakan guna memperbaiki keadaan dan meningkatkan produktifitas kita sebagai bangsa dan negara. Dimana yang saya maksud pada makalah ini adalah dalam hal membantu berperan dalam bidang pendidikan khususnya membantu dalam membaca atau meningkatkan angka melek huruf dalam masyarakat umum. Dimana setiap anak bangsa perlu bertekad melaksanakan tugas dan kewajiban masing-masing melebihi apa yang seharusnya dikerjakan, dengan hanya mengambil hak tidak melebihi hak yang memang seharusnya diterima.
1.2. Rumusan dan Masalah Berdasarkan pada latar belakang diatas maka perumusan masalah yang akan dikemukakan adalah :
1.2.1.1. Sejauh mana peran yang dapat mahasiswa berikan melalui kegiatan Gerakan Indonesia Mengajar untuk mewujudkan pendidikan di Indonesia yang lebih berkarakter?
4
1.2.1.2. Hambatan apa saja yang akan dihadapi oleh mahasiswa dalam meningkatkan minat membaca masyarakat dalam Gerakan Indonesia Membaca ini? 1.2.1.3. Apakah upaya yang bisa dilakukan mahasiswa untuk meningkatkan minat serta ketrampilan membaca masyarakat melalui kegiatan Gerakan Indonesia Membaca?
1.3. Tujuan dan Manfaat Untuk mengetahui sejauh mana pembahasan pada makalah ini dapat terlaksana dengan baik, maka tujuan penelitian sebagai berikut :
1.3.1. Untuk mengetahui sejauh mana kontribusi yang dapat diberikan oleh kaum muda yaitu mahasiswa 1.3.2. Untuk mengetahui taraf baca atau melek huruf pada masyarakat Indonesia saat ini 1.3.3. Untuk memaksimalkan kemampuan kaum muda yaitu mahasiswa sebagai penggerak perubahan bangsa dalam meningkatkan karakter pendidikan bangsa 1.3.4. Untuk mengetahui keuntungan serta pentingnya membaca bagi kehidupan sehari-hari
1.4. Tinjauan Pustaka 1.4.1. Pengertian Membaca Membaca adalah suatu proses ganda meliputi proses penglihatan dan tanggapan. Proses penglihatan dijabarkan bahwa kegiatan membaca bergantung pada kemampuan melihat Pendapat lain berpendapat bahwa membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang mempunyai pengertian membaca sebagai proses melisankan paparan tulis, kegiatan mempersepsi tuturan tertulis, dan seperangkat keterampilan kognitif untuk
5
memperoleh pemahaman dari tuturan yang dibaca (Suwaryono, 1989: 55). Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan membaca suatu kegiatan yang kompleks karena meliputi proses mental dan kognitif yang didalamnya diharapkan seorang pembaca bisa mengikuti dan merespon terhadap pesan sipenulis. 1.4.2. Minat membaca Minat membaca adalah sumber motivasi kuat bagi seseorang untuk menganalisa dan mengingat serta mengevaluasi bacaan yang telah dibacanya, yang mempengaruhi dalam menentukan cita-citanya kelak dimasa yang akan dating sebagai bagian dari proses pengembangan diri yang harus senantiasa diasah sebab minat membaca tidak diperoleh secara instan. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca: a. Perkembangan fisik b. Perbedaan sex (identitas kelamin) c. Lingkungan d. Status sosial-ekonomi 1.4.3. Karakteristik Mahasiswa Karakteristik dasar mahasiswa ialah pada penampilan fisik tidak lagi mengganggu aktifitas dikampus, mulai memiliki intelektualitas yang tinggi dan kecerdasan berpikir yang matang untuk masa depannya, memiliki kebebasan emosional untuk memiliki pergaulan dan menentukan kepribadiannya. Mahasiswa juga ingin meningkatkan prestasi dikampus, memiliki tanggung jawab dan kemandirian dalam menyelesaikan tugas-tugas kuliah, serta mulai memikirkan nilai dan norma-norma di lingkungan kampus maupun di lingkungan masyarakat dimana dia berada.
6
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Tragedi Nol Buku Tragedi nol buku, demikian sastrawan senior Taufiq Ismail sampaikan dalam sebuah audiensi dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) tahun 2010. Tragedi nol buku, sebuah ungkapan keprihatinan dari sesorang sastrawan senior terhadap budaya bangsa ini. Kalimat tersebut lahir dari kontemplasi beliau melihat budaya baca bangsa ini. Budaya baca yang sangat rendah. Keprihatinan Taufiq Ismail tersebut sangat beralasan, didukung oleh sebuah fakta atau temuan dari berbagai lembaga yang melakukan studi tentang hal tersebut. Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2009 melakukan studi tentang minat baca terhadap 65 negara. Dari studi PISA tersebut, Indonesia menempati urutan ke-57 dari 65 negera yang di survei tentang minat baca. Indonesia masih kalah dengan Thailand, yang menempati posisi ke-50. Bila dibandingkan dengan Jepang, jarak Indonesia semakin lebih jauh. Jepang menempati posisi ke-8 dalam hasil survei tersebut. Disinilah seharusnya mahasiswa bisa mengambil peran penting tersebut. Mahasiswa adalah insan akademis yang juga sebagai makhluk sosial. Ada dua peran mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam hal ini minat baca yakni: (1) berperan sebagai petugas knowledge transfer dari dunia kampus menuju luar kampus dalam upaya mencerdaskan bangsa dalam berbagai bidang terutama kalangan menengah ke bawah; (2) sebagai pelopor dalam pembentukan community development untuk memacu dinamisasi kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah. Taufiq Ismail melakukan penelitian tentang kewajiban membaca buku sastra pada SMA di 13 negara pada Juli - Oktober 1997. Beliau melakukan serangkaian wawancara dengan tamatan SMA 13 negara dan bertanya beberapa hal antara lain: 1) Kewajiban membaca buku
7
2) Tersedianya buku wajib di perpustakaan sekolah 3) Bimbingan menulis dan, 4) Pengajaran sastra di tempat mereka Ternyata hasil penelitiannya sungguh mengejutkan. Siswa SMA Indonesia tidak wajib membaca buku sastra sama sekali sehingga dianggap sebagai siswa yang bersekolah tanpa kewajiban membaca. Patut bila seorang Taufiq Ismail sedih melihat budaya baca kita yang begitu rendah. Sedih melihat budaya kita yang semakin jauh dari tradisi membaca. Studi yang sama juga dilakukan oleh United Nations Development Programme (UNDP) terhadap minat baca beberapa negara di dunia. Tidak jauh berbeda dengan temuan PISA sebelumnya, dari temuan UNDP tersebut, Indonesia menempati posisi ke-96. Urutan tersebut memaksa dahi kita berkerut. Memaksa kita mengelus dada. Minat baca kita berada pada posisi titik nadi. Dengan terbebasnya bangsa ini dari tragedi nol buku maka pembangunan bangsa ini dapat berjalan dengan lancar serta membawa bangsa ini kepada kejayaan dan kesejahteraan. 2.2 Peran Aktif Mahasiswa Selama 70 tahun hingga sampai saat ini, kita telah menelantarkan kewajiban membaca di sekolah-sekolah. Kita tidak lagi mewajibkan siswa-siswi sebagai generasi penerus untuk membaca buku sebagai sumber ilmu. Sehingga turun derajat dari membaca itu sendiri, yang sekarang hanya menjadi himbauan, ajakan dan anjuran belaka. Disinilah seharusnya mahasiswa bisa mengambil peran penting tersebut. Mahasiswa adalah insan akademis yang juga sebagai makhluk sosial. Ada dua peran mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam hal ini minat baca yakni: (1) Berperan sebagai petugas knowledge transfer dari dunia kampus menuju luar kampus dalam upaya mencerdaskan bangsa dalam berbagai bidang terutama kalangan menengah ke bawah; (2) Berperan sebagai pelopor dalam pembentukan community development untuk memacu dinamisasi kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah.
8
Mahasiswa merupakan sebagai generasi muda yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya minat baca. Mahasiswa adalah insan akademis yang juga sebagai makhluk sosial. Dengan tingkat intelektual yang dimiliki mahasiswa, diharapkan dapat memberikan perubahan yang berarti terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia. Karena mahasiswa yang sebenarnya adalah mahasiswa yang tidak sekedar memikirkan kepentingan akademisnya semata. Namun ialah yang seharusnya jauh tersirat dakam benaknya memikirkan tentang asrti dan kualitas hidupnya sebagai pribadi yang mampu mengabdi terhadap masyarakat. Pribadi yang diharapkan mampu melihat permasalahan disekitarnya serta menjadi bagian penentu arah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Sehingga, keadaan yang sangat menyedihkan dalam masyarakat dimana `rendahnya minat baca di Indonesia sudah seharusnya menjadi perhatian dari mahasiswa. Fungsi agent of social change yang melekat pada jati diri mahasiswa pada saat ini, hendaklah bukan sebatas slogan-slogan demontrasi saja. Namun suatu pemikiran yang yang rekonstruktif dan solutif terhadap permasalahan minat baca. Sehingga berdasarkan pemaparan di atas, dapat kita artikan bahwa mahasiswa sebagai calon guru yang profesional harus memiliki pribadi yang unggul. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan mahasiswa dalam meningkatkan minat baca di Indonesia, antara lain: 1. Sadar bahwa membaca itu penting Ketika adanya kesadaran seseorang bahwa membaca itu penting, maka ia berusaha untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya. Sebaliknya jika kesadaran itu tidak ada, maka tidak akan pernah memiliki motivasi ingin tahu. 2. Intropeksi diri Maksudnya seorang mahasiswa harus betul-betul mengintropeksi dirinya, baik secara kognitif, afektif dan psikomotor. Setelah pribadinya terbenahi, maka ia dapat memberikan sejumlah ilmu yang diperolehnya kepada masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung 3. Melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah
9
Mahasiswa peka terhadap kebijakan pemerintah dan mengajukan suatu pendapat dan saran sebagai solusi untuk meningkatkan minat baca di Indonesia. 4. Sebagai fasilitator Dimana merupakan peran mahasiswa dalam memberi pelayanan seperti buku untuk memudahkan siswa dalam kegiatan membaca. 5. Sebagai pelopor dalam pembentukan kelompok baca Karena mahasiswa dapat memacu dinamisasi masyarakat kalangan menengah ke bawah melalui pembentukan kelompok baca 6. Sebagai pembangkit dan pendorong Lebih lagi sebagai pembangkit serta pendorong terhadap kelompok yang sudah ada di masyarakat yang selama ini belum berfungsi dan berusaha untuk memfungsikannya. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa yang akan menggantikan pemimpin-pemimpin bangsa nantinya sudah saatnya menjalankan nilai-nilai peran dan fungsi mahasiswa sehingga diharapkan nantinya nilai tersebut bisa menjadi pengontrol kita kelak ketika pada saatnya menggantikan posisi para pemimpin bangsa. 2.3 Gerakan Indonesia Membaca Buku memiliki demikian besar pengaruhnya dalam menentukan arah dan kebesaran sebuah peradaban. Tidak heran bila banyak negara begitu peduli terhadap minat baca bangsanya. Berbagai langkah dan upaya dilakukan agar minat baca warganya meningkat. Berbagai stimulus diberikan untuk mendorong agar warganya memiliki kebiasaan atau budaya membaca. Kita bisa mencontoh Jepang dalam membangun budaya baca warganya. Di Jepang ada program atau gerakan yang bernama 20 minutes reading of mother and child. Gerakan atau program ini mengharuskan seorang ibu untuk mengajak anaknya membaca buku 20 menit sebelum tidur. Ini merupakan salah satu contoh dari upaya Jepang dalam meningkatkan budaya baca warganya. Disinilah seharusnya mahasiswa bisa mengambil peran penting tersebut. “Beri aku 10 pemuda (mahasiswa) akan kugoncangkan dunia,” itulah sepenggal
10
pidato Soekarno, founding father bangsa ini, yang mengisyaratkan begitu penting peran mahasiswa dalam mengubah kehidupan bangsa ini. Mahasiswa adalah orang yang belajar di perguruan tinggi. Tetapi pada dasarnya makna mahasiswa tidak sesempit itu. Terdaftar sebagai mahasiswa di sebuah perguruan tinggi hanyalah syarat administratif menjadi mahasiswa, tetapi menjadi mahasiswa mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar masalah administratif itu sendiri. Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Mahasiswa merupakan sebagai generasi muda yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya minat baca. Mahasiswa adalah insan akademis yang juga sebagai makhluk sosial. Dengan tingkat intelektual yang dimiliki mahasiswa, diharapkan dapat memberikan perubahan yang berarti terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia. Melihat keadaan tersebut, tidak ada cara lain untuk membentuk budaya membaca ini selain dengan menjadikan membaca sebagai kewajiban melalui Gerakan Indonesia Membaca. Bagi Umat Islam, membaca bukan sekedar anjuran atau himbauan namun sebuah kewajiban. Membaca adalah perintah Allah SWT yang pertama dan sekaligus utama bagi umat Islam. Bahkan perintah sholat turun jauh sesudah perintah membaca. Dimana semua orang menyadari peran penting buku sebagai salah satu pilar penting dalam membangun karakter bangsa. Karena buku tidak hanya akan memberikan kita segudang ilmu pengetahuan atau sekedar memuaskan napsu dahaga intelektualisme kita pribadi. Namun buku juga mampu untuk membentuk cara berpikir, bertutur, dan berbuat setiap individu. Sehingga buku memiliki peran yang besar dalam melakukan perubahan di peradaban-peradaban besar di dunia ini.
11
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan Tragedi Nol Buku merupakan sebuah ungkapan keprihatinan dari sesorang sastrawan senior terhadap budaya bangsa ini. Budaya baca yang sangat rendah. Keprihatinan Taufiq Ismail tersebut sangat beralasan, didukung oleh sebuah fakta atau temuan dari berbagai lembaga yang melakukan studi tentang hal tersebut. Ternyata hasil penelitiannya sungguh mengejutkan. Siswa SMA Indonesia tidak wajib membaca buku sastra sama sekali sehingga dianggap sebagai siswa yang bersekolah tanpa kewajiban membaca. Mahasiswa adalah insan akademis yang juga sebagai makhluk sosial. Ada dua peran mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan dalam hal ini minat baca yakni berperan sebagai petugas knowledge transfer dari dunia kampus menuju luar kampus serta berperan sebagai pelopor dalam pembentukan community. Serta ada beberapa upaya yang dapat dilakukan mahasiswa dalam meningkatkan minat baca di Indonesia, antara lain sadar bahwa membaca itu penting, ntropeksi diri, melakukan kontrol terhadap kebijakan pemerintah, sebagai fasilitator, sebagai pelopor dalam pembentukan kelompok baca serta sebagai pembangkit dan pendorong. Melihat keadaan tersebut, tidak ada cara lain untuk membentuk budaya membaca ini selain dengan menjadikan membaca sebagai kewajiban melalui Gerakan Indonesia Membaca karena buku sebagai sumber bacaan mempunyai banyak sekali manfaat untuk kehidupan kedepannya. Dengan terbebasnya bangsa ini dari tragedi nol buku maka pembangunan bangsa ini dapat berjalan dengan lancar serta membawa bangsa ini kepada kejayaan dan kesejahteraan. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa yang akan menggantikan pemimpin-pemimpin bangsa nantinya sudah saatnya menjalankan nilai-nilai peran dan fungsi mahasiswa sehingga diharapkan nantinya nilai tersebut bisa menjadi pengontrol kita kelak ketika pada saatnya menggantikan posisi para pemimpin bangsa.
12
DAFTAR PUSTAKA
Indah wahyu utami : http://library.stmikdb.ac.id/files/disk1/1/--indahwahyu-46-1-indahw-i.pdf http://makalainet.blogspot.com/2013/10/peranmahasiswa.html (24/11/2014) http://nurulayuislam.blogspot.com/2014/01/budaya-membaca-di-indonesia.html Razib, Rizal : 2013. Peran Pemuda dalam Pembangunan Pendidikan di Indonesia; Internalisasi Tiga Ajaran Ki Hajar Dewantara.http://rizalrazib.blogspot.com/2011/11/peran-pemuda-dalam-GerakanMembaca.html Khoiri, Mishad : 2013.PendidikanMembaca.http://kualitaindonesia.blogspot.com2012/03/ pendidikan.html http://ridwanmuslim.wordpress.com/2013/04/03/makalah-GerakanMembacaindonesia/ Rizani, Ahmad. 2013. Peran serta Pemuda sebagai Agen Perubahan.http://kompasiana.com /post/hokum/2011/01/29/peran-sertapemudasebagai-agen-perubahan/ http://nurulsolikha.blogspot.com/2011/03/upaya-pendidikan-karakter-olehmahasiswa.html
13