Refreshing
PIODERMA Oleh : Ria Astria 2005730058 Pembimbing : dr.Heryanto Sp.KK
PENDAHULUAN PIODERMA adalah terminologi umum untuk penyakit-penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh bakteri, terutama Streptococcus beta hemolyticus atau Staphylococcus aureus
Berbagai bentuk
Sering dijumpai (anak-anak) Insidens : menduduki tempat ketiga (FKUI) Berhubungan erat dengan keadaan sosial ekonomi
DEFINISI
PIODERMA
Penyakit kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, atau oleh keduanya.
ETIOLOGI
Staphylococcus aureus
Streptococcus B hemolyticus
Faktor Predisposisi
Higiene kurang
Daya tahan tubuh menurun
Telah ada penyakit kulit
KLASIFIKASI Pioderma
• Terjadi pada kulit normal • Gambaran klinis tertentu
Primer
• Penyebab 1 (satu) macam mikroorganisme
• Telah ada penyakit kulit sebelumnya
Pioderma
• Gambaran klinis tidak khas
Sekunder
• Disebut impetigenisata contoh : skabies impetigenisata
PEMERIKSAAN PENUNJANG Lab leukositosis
Pada kasus-kasus yang kronis dan sukar sembuh dilakukan kultur dan tes resistensi
Pengobatan umum SISTEMIK • Penisilin G prokain dan semisintetiknya – Penisilin G prokain
Dosis : 1,2 juta per hari i.m. Tidak dipakai lagi (tidak praktis), diberikan i.m dengan dosis tinggi, dan makin sering terjadi syok anafilaktik – Ampisilin Dosis : 4x500 mg, diberikan 1 jam sebelum makan
Pengobatan umum – Amoksisilin Dosis = Ampisilin, Lebih praktis (setelah makan), cepat diabsorbsi dibandingkan dengan Ampisilin sehingga konsentrasi dalam plasma lebih tinggi.
– Golongan obat penisilin resisten-penisilinase Oksasilin, kloksasilin, dikloksasilin, flukloksasilin.
Dosis kloksasilin 3x250 mg per hari sebelum makan. Kelebihan : juga berkhasiat bagi Staphylococcus aureus yang telah membentuk penisilinase
PENGOBATAN UMUM SISTEMIK • Linkomisin dan Klindamisin Dosis Linkomisin 3x500mg sehari. Klindamisin diabsorbsi lebih baik karena itu dosisnya lebih kecil, yakni 4x150mg sehari. Pada infeksi berat dosisnya 4x300-450mg sehari. Obat ini efektif untuk pioderma di samping golongan obat penisilin resisten-penisilinase.
PENGOBATAN UMUM SISTEMIK Eritromisin Dosis : 4x500mg sehari. Efektivitasnya kurang dibandingkan dengan linkomisin/klindamisin dan obat golongan penisilin resisten-penisilinase. Obat ini cepat menyebabkan resistensi. Sering memberi rasa tak enak di lambung.
Sefalosporin Pada pioderma yang berat atau yang tidak memberi respons dengan obat-obat
tersebut di atas. Yang berkhasiat untuk kuman positif-Gram ialah generasi I (contoh: sefadroksil dengan dosis dewasa 2x500mg atau 2x1000mg sehari) dan generasi IV.
BENTUK PIODERMA
Impetigo
Ektima
Folikulitis
Furunkel/ karbunkel
Pionikia
Erisepelas
Selulitis
Flegmon
Ulkus piogenik
Abses multipel kelenjar keringat
Hidraadenitis
S.S.S.S
IMPETIGO
Definisi
Klasifikasi
• Impetigo ialah pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis).
• Impetigo krustosa • Impetigo bulosa • Impetigo neonatorum
IMPETIGO KRUSTOSA
IMPETIGO BULLOSA
Sinonim
Impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris, impetigo Tilbury fox
Impetigo vesiko-bulosa, cacar monyet
Etiologi
Streptokokus B hemolitikus
Staphylococcus aureus
Gambaran Khas Krusta khas berwarna kuning kecoklatan seperti madu, mudah diangkat.
Lepuh berisi cairan kekuningan berdidnding tegang, kadang tampak hipopion
Os
Anak
Anak, dewasa
Predileksi
Sekitar lubang hidung, mulut, tangan, leher, dan ekstremitas
Aksila, dada, punggung, ekstremitas.
Efloresensi
Eritema vesikel, bulla krusta kuning kecoklatan, erosi.
Eritema, bula, bula hipopion koleret.
DD/
Varisella, ektima, impetigenisasi
Pemfigus, Impetigenisasi, Tinea sirsinata
Gambar (Impetigo Krustosa)
Impetigo Bulosa
Penatalaksanaan Impetigo Krustosa : Menjaga kebersihan kulit mandi pakai sabun 2x sehari Jika krusta banyak, dilepas dengan mencuci dengan H2O2 dalam air,
lalu diberi salep antibiotik (seperti kloramfenikol 2% dan teramisin 3%) Jika lesi banyak disertai gejala tambahan (ex: demam dan lain-lain) berikan antibiotic sistemik,
misalnya penisilin, kloksasilin atau
sefalosporin. Jika krusta sedikit, dilepaskan dan diberi salap antibiotik.
Impetigo Bulosa : › Menjaga kebersihan › menghilangkan faktor-faktor predisposisi › Jika bula banyak, sebaiknya dipecahkan, selanjutnya dibersihkan dengan antiseptik dan diberi salep antibiotik (kloramfenikol 2% atau eritromisin 3%). › Jika ada gejala konstitusi (demam) sebaiknya diberi antibiotik sistemik. › Jika terdapat hanya beberapa vesikel/bula, dipecahkan lalu diberi salap antibiotic atau cairan antiseptik.
Impetigo Neonatorum • Definsi : Penyakit ini merupakan varian impetigo bulosa yang terdapat pada neonatus • Gejala Klinis : Kelainan kulit serupa impetigo bulosa hanya lokasinya menyeluruh,dapat disertai demam. • Penatalaksanaan : Antibiotik harus diberikan secara
sistemik. Topikal dapat diberikan bedak salisil.
EKTIMA • Definisi : pioderma yang menyerang epidermis dan dermis, membentuk ulkus superfisial dengan krusta berlapis di atasnya. • Etiologi : Streptococcus B hemolyticus • GK : Gatal, Lesi awal berupa vesikel/vesikopustula di atas kulit yang eritematosa, membesar dan pecah. Kemudian tampak sebagai Krusta tebal berwarna kuning, lokasi d tungkai bawah, dengan dasar ulkus yang dangkal.
• DD : impetigo krustosa • Penatalaksanaan : o Bila lesi sedikit beri salep kloramfenikol 2%, bila luas beri AB sistemik. o Terapi topikal dengan kompres terbuka untuk melunakkan krusta dan debris.
Gambar (Ektima)
FOLIKULITIS • Definisi : Folikulitis merupakan peradangan folikel rambut.
• Etiologi : Biasanya Staphylococcus aureus
• Epidemiologi : • Terjadi pada semua umur, namun lebih sering dijumpai pada anak-anak. Frekuensi terjadinya antara pria dan wanita adalah sama. Terjadi lebih sering pada daerah tropis, dan sering pada iklim panas.
KLASIFIKASI • Terbatas di dalam epidermis folikulitis
superficial (sinonim: impetigo Bockhart),
• Tempat predileksi di tungkai bawah • Kelainan berupa papul atau pustule yang eritematosa dan di tengahnya terdapat rambut, biasanya multipel.
• Gambaran klinis yang sama seperti folikulitis superficial Folikulitis profunda
• Teraba infiltrate di subkutan Cth: sikosis barbe berlokasi di bibir atas dan dagu, bilateral
FOLIKULITIS
Folikulitis
• Diagnosis Banding: Tiinea barbe, lokalisasinya di mandibula/submandibula, unilateral.
Pada tinea barbe sediaan dengan KOH positif
• Penatalaksanaan:
– Menjaga kebersihan umum terutama kulit. – Diberikan antibiotic sistemik seperti eritromisin 3x250 mg selama 7-14 hari atau antibiotic topical misalnya kemicetin 2%.
• Prognosis: Baik
Furunkel/Karbunkel •
Definisi :
Furunkel ialah radang folikel rambut dan sekitarnya. Jika lebih dari satu disebut furunkulosis. Sedangkan karbunkel adalah kumpulan furunkel.
•
Etiologi : Biasanya Staphylococcus aureus
•
Epidemiologi : Dapat terjadi pada anak-anak, dan dewasa, insidens pria dan wanita sama. Lebih
serinig ppada musim panas, karena banyak mengeluarkan keringat, serta pada kebersihan dan hygiene yang kurang dan lingkungan yang kurang bersih.
• Gejala Klinis : – Keluhannya nyeri pada daerah lesi. – Kelainan berupa nodus eritematosa berbentuk kerucut, di tengahnya terdapat pustul. – Kemudian melunak menjadi abses yang berisi pus dan jaringan nekrotik, lalu memecah membentuk
fistel. – Tempat predileksi ialah pada bagian tubuh yang berambut dan mudah terkena iritasi, gesekan atau tekanan atau daerah yang lembab seperti aksila
dan bokong
Karbunkel
• Penatalaksanaan: – Higiene kulit harus ditingkatkan – Jika masih berupa infiltrate, topical dapat diberikan kompres salep iktiol 5%, atau salep antibiotic.
– Antibiotik sistemik: eritromisin 4x250mg atau antibiotic berspektrum luas. – Jika lesi matang, lakukan insisi dan aspirasi, slanjutnya di kompres atau diberi salep kloramfenikol 2%. – Bila berulang-ulang mendapatkan furunkolosis atau karbunkel, cari factor predisposisi lain.
PIONIKIA Definisi : Pionikia merupakan radang di sekitar kuku oleh piokokus
Etiologi :
Staphylococcus aureus dan/atau Streptococcus B hemolyticus
cont..
• Gejala klinis: Penyakit
ini
didahului
trauma.
Mulainya infeksi pada lipat kuku,
terlihat
tanda-tanda
radang,
kemudian menjalar ke matriks dan lempeng kuku (nail plate), dapat
terbentuk abses subungual.
cont..
• Pengobatan: Kompres dengan larutan antiseptic dan
berikan antibiotic sistemik. Jika terjadi abses subungual kuku diekstraksi.
ERISEPELAS •
Definisi : Erisepelas ialah penyakit infeksi akut yang biasanya disebabkan oleh Streptococcus dengan gejala utama eritma berwarna merah cerah dan berbatas tegas serta disertai gejala konstitusi.
•
Etiologi : biasanya Streptococcus B hemolyticus
•
Epidemiologi : Banyak pada anak-anak dan dewasa dengan perbandingan antara pria dan wanita sama. Terjadi lebih sering pada daerah tropis dan subtropis.
Gejala klinis •
Terdapat gejala konstitusi (demam dan malaise).
•
Lapisan kulit yang diserang ialah epidermis dan dermis.
•
Penyakit ini di dahului trauma, karena itu biasanya tempat predileksinya di tungkai bawah.
•
Lesi dimulai dengan luka-luka kecil di kulit, menjadi merah. Kelainan kulit yang
utama ialah eritema yang berwarna merah cerah, berbatas tegas, dan pinggirnya meninggi dengan tanda-tanda radang akut. Dapat disertai edema, vesikel dan bula. •
Terasa panas pada perabaan dan nyeri tekan.
•
Terdapat leukositosis.
cont.. • Pemeriksaan kulit : – Lokalisasi: biasanya di tungkai bawah namun bisa juga terdapat di wajah – Efloresensi/sifat-sifatnya: Makula erimatosa nummular hingga plakat, berbatas tegas, edematosa, panas pada perabaan dan nyeri tekan. Pada bagian tengah ditemukanvesikel miliar atau bula lentikular.
cont..
• Diagnosis banding : Selulitis, pada penyakit ini terdapat infiltrat di
subkutan
cont..
• Penatalaksanaan : – Istirahat, tungkai bawah dan kaki yang diserang ditinggikan (elevasi – Pengobatan sistemik: antibiotik seperti sefalosporin 4x400mg selama
5 hari – Pengobatan topical diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptic.
– Untuk gejala konstitusi, dapat diberikan antipiretik dan analgetik.
SELULITIS • Definisi:
Selulitis ialah radang kulit dan subkutis yang cenderung meluas ke arah samping dan ke dalam
• Etiologi: Biasanya Streptococcus B hemolyticus.
• Epidemiologi: Biasanya terjadi pada anak-anak dan orang tua. Insidens sama banyak pada pria dan wanita.
cont.. • Gambaran klinis: – Terdapat gejala konstitusi seperti demam dan malaise. Lesi bermula sebagai makula eritematosa yang terasa panas, selanjutnya meluas ke samping dan ke bawah sehingga terbentuk benjolan berwarna merah dan hitam yang mengeluarkan sekret seropurulen. – Kelainan kulit berupa infiltrar yang difus di subkutan dengan tandatanda radang akut.
• SELULITIS Pemeriksaan kulit : –
Lokalisasi: biasanya di tungkai bawah namun bisa juga terdapat di wajah
–
Efloresensi/sifat-sifatnya: Makula eritematosa atau kehitaman menonjol di atas permukaan kulit, ukurannya besar dan dapat mencapai
plakat.
Di
atasnya
terdapat
fistel-fistel
mengeluarkan sekret mukopurulen.
• FLEGMON Flegmon merupakan selulitis yang mengalami supurasi.
Terapinya sama dengan selulitis, hanya ditambah insisi
yang
• Penatalaksanaan:
– Istirahat, tungkai bawah dan kaki yang diserang ditinggikan (elevasi – Pengobatan sistemik: antibiotik seperti sefalosporin 4x400mg selama 5 hari
– Pengobatan topical diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptic. – Untuk gejala konstitusi, dapat diberikan antipiretik dan analgetik.
ULKUS PIOGENIK •
Definisi: Ulkus piogenik adalah infeksi kulit yang menimbulkan ulkus tidak khas, yang disebabkan oleh streptokok dan stafilokok.
•
Etiologi: streptokok dan stafilokok.
•
Epidemiologi: Lebih sering terjadi pada anak-anak dengan frekuensi sama antara pria dan wanita. Lebih sering terjadi pada daerah tropis, dengan musim panas dan daerah lembab. Higiene yang buruk dan gizi yang kurang menimbulkan penyakit lebih berat.
• •
Gambaran klinis: Timbul ulkus dengan tanda-tanda radang di sekitarnya, secara lambat mengalami nekrosis dan menyebar secara serpiginosa.
cont.. • Pemeriksaan kulit:
– Lokalisasi: ekstremitas – Efloresensi/sifat-sifatnya:
ulkus
berukuran kecil, pinggir tidak meninggi, teratur, dinding tidak menggaung, sekitar ulkus ada tanda
radang
kekuningan.
sekret
serosa
cont..
• Penatalaksanaan: – Umum: Bersihkan (debridement) ulkus – Khusus: • sistemik: dengan memberikan antibiotic seperti eritromisin 4x500mg selama 7 hari. Dengan ,memberikan siprofloksasin atau sefalosporin memberi hasil yang baik. • Topikal: dengan menggunakan salep salisil 2%; jika berat, dengan kompres PK 1/10000 atau AgNO3 1-2%
ABSES MULTIPEL KELENJAR KERINGAT •
Definisi: Abses multiple kelenjar keringat ialahh infeksi yang biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus pada kelenjar keringat, berupa abses multiple tidak nyeri berbentuk kubah.
•
Etiologi: Biasanya Staphylococcus aureus
•
Epidemiologi: Penyakit ini ditemui pada anak-anak. Faktor predisposisi ialah daya tahan yang menurun (misalnya malnutrisi, morbili), juga banyak keringat, karena itu sering bersama-sama miliria
cont.. • Gejala klinis: gambaran klinisnya berupa nodus eritematosa, multiple, tidak nyeri, berbentuk kubah dan lama memecah. Lokasinya di tempat yang banyak keringat.
cont.. • Diagnosis banding: Furunkulosis, pada penyakit ini terasa nyeri, bentuknya seperti kerucut denganpustul di tengah dan relatif lebih cepat
memecah.
• Pengobatan: Diberikan antibiotic sistemik dan topikal. Ingat faktor predisposisi.
HIDRAADENITIS • Definisi: Hidradenitis ialah infeksi kelenjar apokrin,
biasanya oleh Staphylococcus aureus.
• Etiologi: Staphylococcus aureus.
Gejala klinis : •
Infeksi terjadi pada kelenjar apokrin,
•
Sering didahului oleh trauma/mikrotrauma,
•
Penyakit ini disertai gejala konstitusi: demam, malaise.
•
Ruam berupa nodus dengan kelima tanda radang akut.
•
Kemudian dapat melunak menjadi abses, dan memecah membentuk fistel dan disebut hidraadenitis supurativa.
•
Pada yang menahun dapat terbentuk abses,
fistel, dan sinus yang multiple. •
Terbanyak berlokasi di ketiak, juga di perineum, jadi tempat-tempat yang banyak kelenjar apokrin. Terdapat leukositosis.
Hidraadenitis supuratif
cont..
• Dagnosis banding: Skofuloderma
cont..
• Pengobatan: Antibiotik sistemik. Jika telah terbentuk abses,
diinsisi. Kalau belum melunak diberi kompres terbuka. Pada kasus yang kronik, residif,
kelenjar apokrin dieksisi.
• SINONIM Penyakit Ritter
STAPHYLOCOCCAL SCALDED SKIN SYNDROME (SSSS)
• DEFINISI SSSS ialah infeksi kulit yang disebabkan S. aureus tipe tertentu dengan gambaran klinis khas yaitu terdapat epidermolisis
• ETIOLOGI S. aureus grup II faga 52, 55, dan/atau 71
• PATOGENESIS – sumber infeksi pada mata, hidung, tenggorok, telinga – eksotoksin
bersifat
epidermolitik
(epidermolin,eksfoliatin)
beredar di seluruh tubuh epidermis – ginjal anak tidak dapat mengekskresikan eksfoliatin – pada orang dewasa terdapat kegagalan fungsi ginjal, – gangguan imunologik, penggunaan imunosupresif
cont.. • GEJALA KLINIS – demam tinggi, infeksi saluran napas atas – kulit eritema mendadak di wajah, leher, ketiak, ipat paha, kemudian seluruh tubuh – timbul bulabula besar, dinding kendur – Tanda Nikolskiy (+)
– eksfoliasi, erosi, deskuamasi – mukosa jarang terkena
cont..
• KOMPLIKASI Selulitis, pneumonia, septikemia • DIAGNOSIS BANDING Nekrolis epidermal toksik
cont.. • TERAPI
– antibiotik sistemik: kloksasilin pada dewasa 3x250mg/hari, pada neonatus 3x50mg/hari, klindamisin, atau sefalosporin – antibiotik topikal – keseimbangan cairan dan elektrolit
• Prognosis – angka kematian rendah, pada bayi < 1 tahun, 1-10% penyebab: gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, sepsis