2110-pai

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 2110-pai as PDF for free.

More details

  • Words: 310
  • Pages: 1
Rabu, 21 Oktober 2009

BACAAN RENUNGAN PAGI

SUCI HATINYA “Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah” Matius 5 : 8. Dari semua ucapan bahagia, yang ini merupakan favorit saya. Ini membubung tinggi pada berkat puncak – melihat Allah. “Mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahii mereka,” janji di Buku Wahyu pasal terakhir (Wahyu 22:4). Dan begitu juga doa Musa dahulu kala, “Perlihatkanlah kirana kemuliaan-Mu kepadaku” (Keluaran 33:18), akan digenapi, bukan hanya untuk satu orang saja tetapi semua umat Allah. Dalam ucapan bahagia keenam Yesus mengaitkan berkat puncak ini pada sifat karakter akhir. “Berbahagialah orang yang suci hantinya.” Kata-kata-Nya merupakan ajakan dan sebuah tantangan. Ini mengagetkan kita karena ia menegur cara orang di sekeliling kita hidup, dan kecenderungan kita menjalani hidup. Kata-kata ini mengajak kita lebih tinggi, kearah Allah, mengingatkan kita bahwa “kesalehan – keserupaan dengan Allah – adalah tujuan yang harus dicapai” (Membina Pendidikan Sejati, hlm. 14). Yesus peduli dengan sumber kehidupan kita, hati kita. Dunia melihat pada penampilan; Ia melihat pada hati kita. Dan karena dunia penuh dengan kecemaran dalam perbuatan, kata-kata, dan imajinasi, Ia mmemanggil untuk kesucian dalam hati. Kesucian hati meluas melampaui kesucian moral, meskipun ini menyertakannya. Kesucian hati menunjukkan suatu kehidupan yang mengutamakan Allah, yang berfokus pada Dia, tercuurah pada Dia dan kemuliaan-Nya, sebuah hati dimana Charles Wesley berdoa: “Oh untuk suatu hati memuji Allahku! Suatu hati terbebas dari dosa, Suatu hati yang selalu merasakan darah-Mu, Begitu Cuma-Cuma ditumpahkan untukku. Suatu hati tempat perhentian, tunduk, lembut, Takhta Penebusku yang kekasih, Di mana hanya ada Kristus yang didengarkan, Di mana Yesus berkuasa sendiri. Suatu hati di mana tiap pemikiran diperbaharui, Dan penuh dengan kasih Ilahi, Sempurna, dan benar, dan murni, dan baik, Suatu gambaran, Tuhan, dari-Mu. Allah kasih karunia, berikan akau sebuah hati seperti itu hari ini!

Sumber : disalin kembali dari buku Renungan Pagi

PEMUDA ADVENT INDONESIA e-mail : [email protected]