Islam Ulil Albab Dosen Pengampu: Nurdin Dr.,S.Ag., SS., MA. Kelompok Asri nur septiani 15312268 Elvana Novita Candra 15312052 Desy Ulfa 15312108 Sarah asiyah qolby 16312213 Kharisma Fatmalina 16312219 Hayu Enggar Astuti 16312228 Rahmani Muharim 16312247
AKIDAH TAUHID DALAM WACANA MASYARAKAT KONTEMPORER (Pergumulan antara Akidah Tauhid dengan Peramalan pada Masyarakat Kontemporer)
PENDAHULUAN Akidah merupakan ajaran islam yang berkaitan dengan masalah keyakinan. Disebut keyakinan karena ruang lingkup akidah banyak berkaitan dengan hal ghaib daripada analisa rasional. Akidah juga tidak terlepas dari masalah tauhid sebagai pembahasan utamanya. Tujuan dari tauhid itu sendiri yakni untuk meningkatkan nilai ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan untuk menginternalisasikan nilai ketuhanan sehingga dapat menjiwai lahirnya nilai etika insani (Chabib Thoha, 1996). Namun, seiring perkembangan zaman dan majunya teknologi, nilai tauhid pada masyarakat semakin pudar.
Pudarnya nilai tauhid pada masyarakat kontemporer salah satunya adalah dengan percaya kepada ramalan, yang pada hakikatnya memercayai ramalan merupakan perbuatan yang menyekutukan Allah dan sangat menyimpang dari akidah tauhid. “Barang siapa yang mendatangi Sang Peramal lalu menanyakan kepada tentang ramalan maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 malam.” (HR. Muslim 2230)
PEMBAHASAN A. PENGERTIAN DAN TUJUAN AKIDAH • Pengertian akidah menurut bahasa ialah iman atau pegangan yang kuat atau satu keyakinan. Sedangkan menurut istilah, akidah ialah keyakinan hati dan pembenarannya terhadap sesuatu. • Tujuan dari akidah ini yaitu agar umat islam dapat menghindari perkara-perkara yang membawa pada penyelewengan akidah terhadap Allah SWT. Maka dari itu, umat islam wajib mempelajari dan mendalami ilmu akidah.
B. PENGERTIAN DAN PERAN TAUHID Menurut bahasa, tauhid ialah menjadikan sesuatu itu menjadi satu. Sedangkan menurut istilah, tauhid ialah mengesakan terhadap Allah SWT dalm sesuatu hal yang merupakan kekhususan bagi-Nya, yaitu yang berupa Rububiyah (mengetahui dan mengimani bahwa Allah sebagai pencipta), Uluhiyah (mengetahui dan mengimani bahwa Allah adalah satu-satunya dzat yang berhak disembah), Asma’ Wal Sifat (mengetahui dan mengimani nama-nama dan sifat-sifatnya Allah). • Tauhid memiliki peran yang besar dalam kehidupan manusia. Karena dengan tauhid manusia dapat mengetahui dan memahami arti dan tujuan hidup mereka. Hal ini disebutkan dalam Al-Qur’an Surat AdDzariat Ayat 56 yang berbunyi: “Dan tidak Aku Allah ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu Allah.”
C. FAKTOR PUDARNYA NILAI AKIDAH 1. Al-Jahlu (Kebodohan) Keengganan untuk mempelajari atau mengajarkan aqidah yang benar atau sangat sedikitnya perhatian terhadapnya, maka akan melahirkan generasi yang tidak mengenal aqidah yang benar serta tidak menyadari kedudukannya dalam kehidupan mereka, atau mereka tidak lagi mengetahui hal-hal yang menyelisihinya dan membatalkannya. Sehinga pada akhirnya mereka tidak lagi dapat membedakan yang hak dengan yang bathil, atau bahkan meyakini yang bathil itu hak dan yang hak itu adalah suatu kebathilan. Maka kebodohan adalah awal dari kebinasaan, menyebabkan seseorang akan jauh dari jalan Allah, berpaling dari agama Allah, membuat seseorang akan terjerumus dalam kemaksiatan dan dosa, dan menyebabkan seseorang akan tenggelam dalam kesyirikan.
2. Taqliid (Ikut-ikutan Secara Membabi Buta/Dikuasai Nafsu) Penyakit hati yang lain yang dapat menyebabkan seseorang jatuh kepada kesyirikan yaitu hawa nafsu dan syahwat.
Dan hati yang bersih, fithroh yang lurus akan cenderung menerima apa yang di wajibkan oleh Allah, akan tetapi jika hati itu di kalahkan oleh hawa nafsu dan syahwat maka akan cenderung menolak dan memberontak terhadap hukumhukum yang di tetapkan oleh Allah. Disebutkan dalam FirmanNya:
“Dan apabila di katakan kepada mereka : Ikutilah apa yang di turunkan oleh Allah, mereka menjawab : Tidak, tapi kami hanya mengikuti apa yang kami dapati dari bapak-bapak kami yang mereka kerjakan.” - QS. Luqman 21 “Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapatkan petunjuk dari Allah sedikitpun.”- QS. Al-Qoshosh 50
D. PENGERTIAN DAN HUKUM MEMERCAYAI RAMALAN • Ramalan adalah prediksi mengenai peristiwa-peristiwa yang akan datang. Kata ramal diambil dari bahasa Arab yaitu raml yang artinya adalah suatu ilmu untuk menafsir, menilik, melihat atau memprediksi nasib seseorang, atau apa yang akan terjadi di masa depan. • Hukum memercayai ramalan berdasarkan hadits: “Barangsiapa yang mendatangi dukun atau peramal kemudian membenarkan apa yang dia katakan, maka dia telah kafir terhadap apa (Al-Qur`an) yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.” - HR. Ahmad no. 9171, Sunan Darimin No.1116
E. PENGERTIAN MASYARAKAT KONTEMPORER Masyarakat Kontemporer adalah masyarakat yang hidup pada era kekinian dan bersinggungan dengan teknologi dan elektronik yang serba maju, masyarakat kontemporer memiliki tingkat intelektual dan tingkat peradabannya yang lebih tinggi.
F. RAMALAN BINTANG Syekh Islam Ibnu Taimiyah mempunyai definisi sendiri tentang pengertian Ilmu perbintangan. Beliau mengatakan bahwa: “Ilmu Perbintangan adalah ilmu yang mempelajari fenomena yang terjadi di langit dan menjadikannya sebagai standar (petunjuk) atas terjadinya sesuatu di bumi.” Pengertian tersebut mengisyaratkan bahwa dalam ilmu perbintangan, seseorang dituntut untuk selalu mengaitkan peristiwa yang terjadi di bumi ini dengan peristiwa yang terjadi di langit. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya bergesernya bintang atau jatuhnya meteor, tidaklah menunjukan kematian atau kehidupan seseorang. akan tetapi jika Allah memutuskan sesuatu, maka para pembawa Arsy (para malaikat) pada bertasbih.”
Berdasarkan hadits tersebut, maka semua ilmu yang mengandung unsur-unsur seperti itu haram untuk dipelajari dan orang islam dilarang memercayainya. Karena keyakinan seperti itu bertentangan dengan akidah islamiyah yang mengajarkan pada kita bahwa semua yang ada di bumi ini tidak akan terjadi kecuali atas kehendak dan takdir Allah SWT. Begitu juga, semua orang tidak akan tahu apa yang akan terjadi di muka bumi ini, karena semuanya merupakan hal ghaib, kecuali yang telah disebutkan di dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.
G. HUKUM MEMERCAYAI RAMALAN MENURUT AGAMA 1. Hanya sekedar membaca ramalan bintang, tapi tidak memecayainya. Maka hukumnya HARAM, berdasarkan sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya selama 40 hari tidak diterima.” – HR. Muslim 4/1751, No. 2230 2. Membaca lalu membenarkan atau meyakini ramalan tersebut, maka hukumnya dianggap telah MENGKUFURI AL-QUR’AN, berdasarkan hadits: “Barang siapa yang mendatangi dukun lantas membenarkan apa yang diucapkannya, maka ia telah kufur dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad saw.” - HR. At-Tirmidzi 1/242, No. 135
H. DAMPAK MEMERCAYAI RAMALAN 1. Tidak mempunyai semangat hidup (selalu
menggantungkan hidupnya pada ramalan yang belum terbukti kebenarannya).
2. Sulit mengambil keputusan (karena terkadang apa yang dipikirkan berbeda dengan apa yang diramalkan, sehingga menjadi bingung). 3. Membuat stress (karena terlalu memikirkan sesuatu yang belum terjadi).
PENUTUP A. Kesimpulan Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa: • Ramalan merupakan ilmu rekaan yang menghubung-hubungkan suatu hal dengan sesuatu yang akan terjadi kemudian di kehidupan manusia atau dengan kata lain sebagai prediksi nasib manusia di masa depan yang belum tentu kebenarannya. • Mempercayai ramalan adalah haram hukumnya, sehingga sebagai umat muslim dilarang keras mempercayai maupun mempelajari ramalan. • Mempercayai ramalan dapat menimbulkan beberapa efek yang sangat berbahaya, diantaranya adalah: 1) Tidak mempunyai semangat hidup 2) Sulit mengambil keputusan 3) Membuat stress
B. Saran Ramalan bukan hanya datang dari tukang ramal dengan bertanya langsung, namun saat ini bisa masuk ke rumah-rumah kaum muslimin dengan begitu mudah, baik lewat media cetak, TV, atau pun internet. Kita berlindung kepada Allah semoga diri kita, anak-anak kita, kerabat-kerabat kita terbebas dari membaca dan mempercayai ramalan bintang, serta dijauhi segala bentuk perbuatan syirik. Jadikanlah satu-satunya sandaran dalam segala urusan adalah Allah Ta’ala semata. Jika Allah SWT menjadi satu-satunya sebagai sandaran, maka rizki, jodoh dan segala urusan akan dimudahkan oleh Allah Ta’ala. “Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya.”- QS. Ath Tholaq 3 “Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepadaNya-lah aku kembali.” - QS. Hud 88
DAFTAR PUSTAKA Thoha, Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar http://www.kompasiana.com/masto/tauhid-danimplementasinya_552e525b6ea834dd448b45c1 http://www.tandapagar.com/pengertian-tauhid/ (Diakses pada tanggal 22 Desember 2016, pukul 16.58 WIB) https://rumaysho.com/688-dosa-besar-akibatmembaca-ramalan-bintang.html
Terima Kasih