KEBUTUHAN NUTRISI IBU HAMIL DAN PERANANNYA TERHADAP JANIN INTRAUTERIN nutrient-nutrien penting dalam kehamilan: 1. Asam lemak essensial Asam lemak essensial yang dimaksud disini adalah omega 6(linileic acid) dan omega 3(linolenic acid). Kedua asam lemak ini berfungsi penting dalam optimalisasi pembentukan otak. Selain itu kedua asam lemak ini juga berfungsi untuk “Prekussor of hormone like substrat” yang berfungsi untuk relaksasi otot, pembuluh darah, fungsi system imun, inflamasi, dan infeksi. Kebutuhan asam lemak essensial ini menurut rekomendasi dari Dietary Reference Intake (DRI) adalah 13 dan 1,4 gram perhari 2. Choline Berguna untuk sintesis lesitin (membrane sel), pertumbuhan otak dan system saraf, dan neurotransmitter asetilkolin. Defisiensi nutrient ini akan menyebabkan gangguan memori anak. Kebutuhannya menurut rekomendasi IDR 450 mg/hari 3. Vitamin A Jika terjadi defisiensi vitamin A dapat menyebabkan birth defect. Namun ketika vitamin A berlebih juga dapat berbahaya pagi janin sendiri. Rekomendasi kebutuhan adalah 770 mg/hari 4. Vitamin D Berpengaruh pada pertumbuhan tulang dan gigi, pencegahan kanker, autoimun, diabetes, jantung, dsb. Rekomendasi sekitar 200 IU-1.000 IU/hari 5. Kalsium Selama kehamilan, kalsium adalah salah satu nutrient yang paling banyak dihisap oleh janin. Maka dari itu pencukupan kebutuhan kalsium bagi ibu hamil sangat penting agar ibu dapat terhindar dari osteoporosis dini. Rekomendasi 1.000 mg/hari 6. Folat Merupakan neurotransmitter. Kebutuhan 600 mikogram/hari 7. Besi (Fe) Besi sangat penting sebagai neurodevelopment selama masa fetal dan anak-anak. Kekurangan zat besi dapat mengganggu fungsi memori dan perubahan tempramen. Rekomendasi asupan besi ibu hamil 27 mg/hari. 8. Zink Berfungsi untuk membentuk dan perkembangan system imun pada trimester pertama. Rekomendasi 11 mg/hari 9. Iodine Apabila terjadi defisiensi, bayi akan menderita retardasi mental, gangguan pertumbuhan, pendengaran, dan bicara. Rekomendasi 220 mikogram/hari Pentingnya Kalsium dan Vitamin D. Neonatus ada pada tahap osifikasi tulang yang cepat saat lahir, sehingga dibutuhkan suplai kalsium yang siap sepanjang masa bayi. Kalsium biasanya disuplai secara adekuat melalui diet susu biasa. Namun absorpsi kalsium oleh saluran pencernaan masih kurang bila tidak terdapat vitamin D. Oleh karena itu, bayi dengan defisiensi vitamin D dapat menderita rakhitis berat hanya dalam waktu beberapa minggu. Hal ini terutama terjadi
pada bayi prematur karena saluran pencernaannya mengabsorbsi kalsium sangat kurang efektif dibandingkan bayi normal. Kebutuhan Zat Besi dalam Diet. Bila ibu memiliki jumlah zat besi yang cukup dalam dietnya, hati bayi biasanya telah menyimpan cukup zat besi untuk mempertahankan pembentukan sel-sel darah merah selama 4 sampai 6 bulan setelah lahir. Tetapi bila ibu kekurangan besi dalam dietnya, anemia berat kemungkinan terjadi pada bayi setelah sekitar 3 bulan kehidupan. Untuk mencegah kemungkinan ini, pemberian kuning telur sejak dini pada bayi, yang mengandung cukup banyak zat besi, atau pemberian zat besi dalam bentuk lain sangat dianjurkan pada bulan ke dua atau ketiga kehidupan. Defisiensi Vitamin C. Asam askorbat (vitamin C) tidak disimpan dalam jumlah yang bermakna dalam jaringan fetus; namun vitamin C dibutuhkan untuk pembentukan yang baik kartilago, tulang, dan struktur interselular lain pada bayi. Lebih jauh, susu hanya menyuplai sejumlah kecil asam askorbat, terutama susu sapi, yang hanya mengandung vitamin C seperempat dari air susu manusia. Oleh karena itu, air jeruk atau sumber lain asam askorbat sering dianjurkan pada minggu ketiga kehidupan.