MODUL PELATIHAN PENGEMBANGAN DAN PEMANFAATAN KONTEN JARDIKNAS
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM PEMBELAJARAN
Penulis: Drs. SUDIRMAN SIAHAAN, M.Pd
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN 2009 Text Box:
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN �����������������������������.. 3 Kegiatan Belajar 1 : PEMAHAMAN TENTANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) �..................................................�. 5 1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) �� 5 2. Jenis-jenis Perangkat TIK .................................................. 10 3. Potensi TIK .......................................................................... 13 4. Fungsi TIK dalam Pendidikan/Pembelajaran ....................... 18 5. Dampak dari Kemajuan TIK daalm Pendidikan/ Pembelajaran ...................................................................... 21 RANGKUMAN ............................................................................ 27 TUGAS .................................................................................. ..... 27
Kegiatan Belajar 2: PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN .......................... 28 1. Pengantar ............................................................................ 28 2. Pertimbangan dlm Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran ...................................................................... 29 3. Faktor Penyebab Belum Memanfaatkan TIK dalam Kegiatan Pembelajaran ..................................................�. 30 4. Langkah-langkah/Prosedur Pemanfaatan TIK dalam Kegiatan Pembelajaran �................................................... 37 a. Umum ........................................................................... 37
b. Khusus ......................................................................... 38 5. Model-model Pemanfaatan TIK untuk Kegiatan Pembelajaran ...................................................................... 41 RANGKUMAN ............................................................................ 43 TUGAS .................................................................................. ..... 43 PENUTUP .................................................................................. ................................... 44 KEPUSTAKAAN .................................................................................. ......................... 46 TES AKHIR MODUL .................................................................................. .................. 48 KUNCI TES AKHIR MODUL .................................................................................. ....... 56
PENDAHULUAN
Modul pelatihan ini berjudul �Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran�. Yang menjadi fokus pembahasan adalah mengenai pemanfaatan potensi TIK untuk kepentingan pendidikan/pembelajaran. Materi pokok yang disajikan di dalam modul ini adalah (1) pemahaman tentang TIK, (2) komponen TIK, (3) potensi TIK dalam pendidikan/pembelajaran, (4) fungsi TIK dalam pendidikan/pembelajaran, (5) dampak kemajuan TIK terhadap pendidikan/pembelajaran, dan (6) prinsip-prinsip pemanfaatan TIK. Dengan mempelajari modul ini diharapkan para peserta pelatihan memiliki pemahaman yang sama mengenai TIK dan termotivasi untuk memanfaatkan TIK secara terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran.
Setelah selesai mempelajari materi yang disajikan di dalam modul ini diharapkan peserta pelatihan dapat: (1) menjelaskan pengertian TIK, (2) menyebutkan komponen-komponen TIK, (3) menjelaskan potensi TIK, (4) fungsi TIK dalam pendidikan/pembelajaran, (5) dampak kemajuan TIK terhadap pendidikan/ pembelajaran dan (6) menjelaskan prinsip-prinsip pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Manfaat yang diiperoleh peserta pelatihan setelah selesai mempelajari modul ini dan mengikuti kegiatan pembelajaran secara tatap muka adalah pengetahuan dan kemampuan untuk memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut di atas, pokok-pokok materi yang akan dibahas di dalam modul ini dibagi ke dalam 2 Kegiatan Belajar, yaitu (1) Pemahaman tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), dan (2) Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Kegiatan Pembelajaran. Modul ini direncanakan dapat dipelajari peserta pelatihan sebelum dimulai kegiatan pembelajaran tatap muka sehingga waktu yang tersedia untuk tatap muka dapat dioptimalkan pemanfaatannya mendiskusikan materi pelajaran yang belum dipahami atau untuk mendapatkan penjelasan tambahan. Perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk mempelajari modul ini adalah sekitar 2 x 45 menit. Oleh karena itu, peserta pelatihan diharapkan membuat catatan-catatan mengenai hal-hal yang perlu
didiskusikan selama kegiatan belajar tatap muka.
Peserta pelatihan haruslah mempelajari modul ini setahap demi setahap dimulai dari materi pelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-1. Setelah menyelesaikan materi pelajaran pada Kegiatan Belajar-1, barulah peserta pelatihan diperkenankan untuk mempelajari materi
pelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-2. Di dalam modul ini tersedia beberapa soal latihan dan hendaknya semua soal latihan ini dikerjakan oleh peserta. Dengan mengerjakan semua soal latihan yang ada diharapkan peserta akan dapat menilai sendiri tingkat penguasaan atau pemahamannya terhadap modul ini. Keuntungan lainnya dari mengerjakan soal-soal latihan adalah mengetahui bagian-bagian materi tertentu yang disajikan di dalam modul yang masih belum sepenuhnya dipahami.
Peserta pelatihan akan mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan belajar tatap muka. Selama kegiatan belajar tatap muka, nara sumber pelatihan akan lebih cenderung bertindak sebagai fasilitator. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran secara tatap muka dapat dilakukan dengan cara membahas masing-masing materi pokok. Terbuka kemungkinan bagi peserta pelatihan untuk membentuk kelompok dalam mendiskusikan materi pokok yang diuraikan di dalam modul ini.
Apabila dibentuk kelompok, hendaknya ada arahan yang jelas dari nara sumber untuk digunakan peserta pelatihan sebagai pedoman dalam melakukan diskusi kelompok. Hasil diskusi kelompok disajikan oleh setiap kelompok untuk mendapatkan tanggapan dari kelompok-kelompok lainnya. Kemudian, kesimpulan dirumuskan bersama pada setiap akhir penyajian hasil diskusi kelompok. Jika tidak ada pembentukan kelompok, maka pada akhir pembahasan masing-masing materi pokok, nara sumber memfasilitasi peserta agar dapat dirumuskan kesimpulan secara bersama-sama.
Untuk menunjang pelaksanaan kelancaran kegiatan belajar tatap muka, fasilitas yang dibutuhkan adalah LCD projector, laptop/PC, whiteboard dan alat tulisnya. Akhirnya, selamat belajar dan semoga SUKSES!
KEGIATAN BELAJAR 1 PEMAHAMAN TENTANG TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
URAIAN MATERI 1. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Istilah teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sudah sering digunakan di dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam kegiatan pembelajaran. Sekalipun sudah sering digunakan, namun tampaknya masih terjadi pemahaman yang berbeda mengenai istilah TIK. Bahkan ada sebagian orang yang agak berlebihan pemahamannya, yaitu yang mengidentikkan TIK itu dengan komputer atau internet saja. Akibatnya, setiap ada pembicaraan mengenai TIK, maka yang terlintas di dalam pemikiran yang bersangkutan adalah komputer atau internet.
Di lingkungan pendidikan atau pembelajaran, apabila ada topik pembicaraan mengenai TIK, ternyata masih ada sebagian guru yang pemahamannya langsung mengarah atau terpusat pada komputer atau internet. Pemahaman yang demikian ini mengakibatkan bervariasinya sikap para guru dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Ada sebagian guru yang secara spontan mengemukakan bahwa belum saatnya dilakukan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Penyampaian pendapat ini disertai dengan sejumlah argumentasi pembenaran terhadap pendapat atau sikap mereka. Tetapi ada juga sebagian guru yang mengatakan bahwa pada dasarnya sebagian guru sudah mulai memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Perbedaan pendapat atau sikap guru ini dapat saja diakibatkan oleh berbedanya pemahaman mereka mengenai TIK itu sendiri.
Sebagai guru atau instruktur, tentunya ANDA sudah sering mendengar atau sama sekali juga mungkin belum pernah mendengar istilah TIK, atau lebih jauh lagi bahkan sudah menggunakan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Dalam posisi yang mana pun ANDA, bagaimana pengertian ANDA mengenai istilah TIK. Cobalah rumuskan pendapat ANDA pada kolom yang disediakan di bawah ini. Hendaknya ANDA tidak dipengaruhi oleh pemikiran apakah pengertian ANDA mengenai TIK yang akan ANDA rumuskan itu benar atau salah. Janganlah ANDA terkungkung dengan rumusan yang berupa definisi. Tuliskan saja apa pendapat ANDA mengenai TIK. Kalau terlepas dari kungkungan, tentunya diharapkan semakin mudah ANDA menuliskannya.
Pengertian saya mengenai TIK adalah sebagai berikut: .................................................................................. .................................. .................................................................................. .................................. .................................................................................. .................................. .................................................................................. .................................. .................................................................................. .................................. .................................................................................. ..................................
Kalau sudah selesai merumuskan pendapat ANDA mengenai TIK pada kolom tersebut di atas, berarti setidak-tidaknya ANDA telah mengerti apa yang dimaksudkan dengan TIK, terlepas dari rumusan ANDA tersebut apakah sudah lengkap/sempurna atau belum. Nah, sekarang cobalah bandingkan pendapat yang telah ANDA rumuskan sendiri dengan mempelajari uraian berikut ini.
Teknologi merupakan alat atau sarana teknis yang digunakan manusia untuk meningkatkan perbaikan/penyempurnaan lingkungannya. Teknologi merupakan suatu pengetahuan tentang cara menggunakan alat dan mesin untuk melaksanakan tugas secara efisien. Selain itu, teknologi dapat juga dikatakan sebagai pengetahuan, alat, dan sistem yang digunakan untuk membuat hidup lebih mudah dan lebih baik. Melalui pemanfaatan teknologi memungkinkan orang dapat berkomunikasi dengan lebih baik dan lebih cepat. Teknologi ada di mana-mana dan dapat membuat kehidupan manusia menjadi lebih baik (http://www.bergen.org/technology/defin.html).
Yang menjadi esensi dari rumusan di atas adalah bahwa teknologi itu pada dasarnya merupakan pengetahuan yang menjawab pertanyaan tentang bagaimana (�know how�). Dengan memanfaatkan teknologi, pekerjaan atau tugas dapat dilaksanakan secara efisien. Salah satu contoh aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran adalah seorang guru yang telah melaksanakan pembaharuan terhadap �know how� dalam membelajarkan
para siswanya sehingga terjadi efisiensi. Berikut ini disajikan contoh tentang penerapan teknologi dalam kegiatan pembelajaran.
Seorang guru memperkenalkan metode pembelajaran yang menekankan pengembangan kemampuan/keterampilan bertanya di kalangan para siswa sebagai ganti dari metode ceramah. Manakala kemampuan/keterampilan bertanya
telah tumbuh dan berkembang di kalangan para siswanya, berarti sang guru telah berhasil menerapkan teknologi dalam kegiatan pembelajarannya. Atau, sang guru telah melakukan suatu pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran.
Seorang guru berinisiatif melakukan pembaharuan di bidang metode pembelajaran yang menekankan keaktifan belajar para siswanya. Dalam kaitan ini, guru dapat saja mempersiapkan beberapa kasus misalnya untuk didiskusikan para siswa secara berkelompok. Para siswa digugah untuk mencari berbagai sumber atau referensi yang akan dijadikan sebagai acuan proposisi yang akan dikemukakan dalam diskusi kelompok. Setelah diskusi kelompok berakhir, maka kepada setiap kelompok diberikan waktu untuk menyajikan hasil kerja kelompoknya di depan semua siswa untuk mendapatkan tanggapan, pendapat, atau sanggahan. Pada akhirnya, guru menyampaikan hal-hal penting sebagai inti dari kegiatan pembelajaran.
Dalam konteks tersebut di atas, guru tidak lagi harus sepenuhnya berceramah selama jam pelajaran yang berlangsung. Tetapi guru lebih cenderung berfungsi sebagai fasilitator yang memfasilitasi terjadinya kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Para siswa juga dikondisikan untuk berlatih mencari/menggali sendiri berbagai informasi yang berkaitan dengan materi pelajaran yang dibahas atau didiskusikan. Di samping itu, para siswa juga dikondisikan untuk berlatih mengemukakan pendapatnya terhadap suatu kasus atau pemikiran yang disampaikan guru. Dalam kegiatan pembelajaran yang demikian ini, sang guru telah berinisiatif untuk melakukan pembaharuan khususnya di bidang metode pembelajaran.
Pemahaman lain mengenai teknologi dalam konteks pembelajaran di kelas adalah sebagai alat atau sarana (Haddad, 2005) yang digunakan untuk melakukan perbaikan/penyempurnaan kegiatan pembelajaran sehingga para siswa menjadi lebih otonom dan kritis dalam menghadapi masalah, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan hasil kegiatan belajar siswa (Karsenti, 2005). Teknologi dapat dan benarbenar membantu siswa mengembangkan semua jenis keterampilan, mulai dari tingkat yang sangat mendasar sampai dengan tingkat keterampilan berpikir kritis yang lebih tinggi (MacKinnon, 2005).
Sebagai salah satu contoh dari sampel potret kegiatan pembelajaran yang menerapkan teknologi adalah seorang guru SD yang menggunakan media kaset audio interaktif dalam kegiatan belajar-mengajarnya. Dengan pemanfaatan
teknologi (dalam hal ini adalah media kaset audio interaktif), terjadilah efisiensi dalam arti guru masih mempunyai waktu yang tersisa dari yang disediakan. Waktu yang tersisa ini merupakan nilai tambah yang dihasilkan melalui pemanfaatan teknologi. Dalam kaitan ini, guru dapat menggunakan waktu yang tersisa untuk membimbing para siswanya mengerjakan soal-soal latihan atau untuk berdiskusi sehingga pada akhirnya akan memberikan implikasi pada peningkatan hasil prestasi belajar para siswa.
Contoh berikutnya adalah mengenai pengelola lembaga pendidikan sekolah yang dengan antusiasnya ingin memperlihatkan kepada masyarakat bahwa sekolah yang dikelolanya telah memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu cara yang ditempuh adalah melakukan pengadaan perangkat komputer. Pada masa penerimaan siswa baru, dipromosikanlah bahwa sekolahnya telah memanfaatkan TIK. Keadaan yang demikian tentu menimbulkan konsekuensi, yaitu meningkatnya biaya pembangunan dan uang sekolah bagi para siswa baru.
Apabila dilihat dari upaya yang telah dilakukan oleh pengelola sekolah tersebut di atas, maka seolah-olah TIK itu hanyalah yang berupa komputer. Kalau sekolah sudah melakukan pengadaan fasilitas komputer dan disediakan untuk dimanfaatkan oleh para siswa berarti dalam pemahaman mereka, sekolah telah memanfaatkan TIK. Lebih-lebih lagi apabila sekolah telah memanfaatkan internet. Dalam kaitan ini, dapatkah disimpulkan bahwa sekolah telah memanfaatkan TIK yang sekalipun dalam hal ini hanya berupa komputer dan internet? Cobalah kemukakan pendapat dan alasan ANDA pada kolom di bawah ini!
Jawaban saya adalah bahwa sekolah sudah dapat dikatakan telah memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Alasan saya adalah sebagai berikut: .................................................................................. ............................ .................................................................................. ............................ .................................................................................. ............................ .................................................................................. ............................ .................................................................................. ............................
atau
Jawaban saya adalah bahwa sekolah belum dapat dikatakan telah memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Alasan saya adalah sebagai berikut: .................................................................................. ............................ .................................................................................. ............................ .................................................................................. ............................ .................................................................................. ............................
Tampaknya pemikiran pengelola pendidikan sekolah seperti tersebut di atas yang cenderung banyak dianut oleh masyarakat kebanyakan. Pemikiran pengelola pendidikan sekolah yang demikian ini memang tidaklah sepenuhnya salah dan juga belum sepenuhnya benar. Mengapa? Tidak sepenuhnya salah karena sebagian para ahli berpendapat bahwa TIK merupakan teknologi yang dibutuhkan untuk memproses informasi; terutama penggunaan komputer elektronik dan piranti lunak komputer yang ditujukan untuk mengolah, menyimpan, melindungi, mentransmisikan, dan mencari informasi dari mana saja dan kapan saja. Tetapi, belum sepenuhnya juga dikatakan benar karena teknologi informasi dan komunikasi itu tidaklah terbatas hanya sekedar perangkat komputer, tetapi juga mencakup rentangan dari yang paling sederhana (misalnya: telepon, radio, kaset audio/video, OHP sampai dengan yang paling mutakhir (http://www.answers.com/topic/information-technology).
Berbicara pemahaman mengenai istilah apapun termasuk mengenai TIK, seseorang dan mungkin juga ANDA akan spontan terusik untuk bertanya. Pertanyaannya kemungkinan saja adalah �Apa sih yang dimaksudkan dengan TIK itu?�. Nah, dalam kaitan ini (pemahaman yang bersifat teoritis), Kementerian Negara Riset dan Teknologi memberikan rumusan pengertian mengenai TIK sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Lebih jauh dikemukakan bahwa TIK secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Pemahaman TIK yang demikian ini mencakup semua perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi, dan infrastruktur.
Dari uraian yang telah dikemukakan di atas mengenai TIK, maka penerapannya di lingkungan pendidikan/pembelajaran dapatlah dikatakan bahwa TIK mencakup perangkat keras, perangkat lunak, kandungan isi (materi pelajaran), dan infrastruktur
yang fungsinya berkaitan dengan pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi (materi pelajaran). Apabila dihadapkan dengan beberapa contoh yang telah dikemukakan, maka pemahaman mengenai TIK tidak lagi hanya sebatas pada hal-hal yang canggih (sophisticated), seperti komputer dan internet, tetapi juga mencakup yang konvensional, seperti bahan cetakan, kaset audio, Overhead Transparancy (OHT)/Overhead Projector (OHP), bingkai suara (sound slides), radio, dan TV.
Sampai sejauh ini diharapkan sudah semakin jelas pemahaman ANDA mengenai TIK. Oleh karena itu, seandainya ANDA mendengarkan istilah TIK, maka diharapkan bahwa pemahaman ANDA tidak lagi langsung hanya terbatas atau fokus pada perkembangan yang terkini yaitu komputer dan internet. Artinya, apabila ANDA sebagai guru atau instruktur telah menerapkan pemanfaatan OHT (jenis TIK yang sudah mulai ditinggalkan) dalam kegiatan pembelajaran sehingga lebih efektif atau efisien, maka ANDA dapatlah dikatakan telah ber-TIK ria. Namun pembahasan mengenai TIK di dalam modul ini hanya akan difokuskan pada komputer dan internet.
2. Jenis-jenis Perangkat TIK Setelah membicarakan perubahan paradigma di bidang pendidikan/pembelajaran, maka pembahasan berikutnya adalah mengenai jenis-jenis perangkat TIK. Dalam kaitan ini, cobalah ANDA tuliskan pada kolom berikut ini jenis-jenis TIK menurut pendapat ANDA. Tentunya ANDA masih ingat bukan mengenai jenis-jenis perangkat TIK sewaktu mempelajari materi pelajaran yang telah dibahas pada bagian sebelumnya? Oleh karena itu, cobalah ingat kembali dan tuliskan! Tidak perlu merasa ragu dalam memberikan jawaban. Seandainya ada jawaban yang belum benar, berarti ANDA telah belajar mengenai jawaban yang benar.
Menurut saya, jenis-jenis perangkat TIK adalah: .................................................................................. .................................... ............................. .................................................................................. .................................... ............................. ..................................................................................
.................................... .............................
Bagaimana? Tidak terlalu sulit bukan? Mungkin saja beberapa di antara jawaban ANDA adalah komputer (PC), laptop, printer, LCD projector, internet, intranet, dan lain-lain. Baguslah. Jawaban ANDA masih dapat dilengkapi dengan jenis perangkat TIK lainnya, yaitu televisi, radio, dan handphone seperti yang disajikan berikut ini. Untuk lebih memantapkan pemahaman ANDA mengenai jenis-jenis perangkat TIK ini, cobalah jelaskan fungsi masing-masing perangkat TIK yang disajikan di bawah ini.
Jenis-jenis Perangkat TIK
Radial Diagram
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa TIK selalu terdiri dari hardware dan software. Hardware atau perangkat keras adalah segala sesuatu peralatan teknologi yang berupa fisik. Cirinya yang paling mudah adalah terlihat dan bisa disentuh. Sedangkan software atau perangkat lunak adalah sistem yang dapat menjalankan atau yang berjalan dalam perangkat keras tersebut. Software dapat berupa operating system (OS), aplikasi, ataupun konten. Nah sekarang, cobalah sebutkan contoh-contoh software OS, aplikasi, dan konten dengan cara melengkapi soal latihan berikut ini.
Contoh OS antara lain adalah ..............................................................................
................................................................................. .............................................. Contoh software aplikasi antara lain adalah .......................................................... .................................................................................. ............................................. Contoh konten, antara lain adalah ....................................................................... .................................................................................. .............................................
TIK
PC
Intranet LCD projector
Printer
Televisi
Telepon
Radio
Internet
Satu hal yang tampaknya sering terjadi sewaktu membeli satu unit komputer (PC) atau laptop adalah kesalahan persepsi, yaitu anggapan bahwa PC atau laptop tersebut telah lengkap dan siap digunakan. Padahal kenyataannya, PC atau laptop tidak dapat digunakan tanpa adanya OS dan aplikasi di dalamnya. Sedangkan OS dan aplikasi adalah software yang harus dibayar lagi. Dalam kaitan ini, sebagai warga negara yang baik yang menghargai hak cipta (intellectual property rights), maka ANDA sebaiknya menggunakan OS dan aplikasi yang orisinal. Beberapa provider menyediakan software yang dapat diakses/diperoleh secara gratis (cuma-cuma) melalui internet (open source).
Selanjutnya, pada bagian berikut ini, cobalah kemukakan pendapat ANDA mengapa kita harus menghargai hak cipta dengan cara menggunakan OS dan aplikasi yang orisinal. Masing-masing kita didorong agar menghindarkan diri untuk menggunakan software OS dan berbagai aplikasi lainnya hasil bajakan.
Kita harus menghargai hak cipta karena: .................................................................................. .......................................... .................................................................................. .......................................... .................................................................................. .......................................... .................................................................................. .......................................... .................................................................................. .......................................... .................................................................................. ..........................................
Sebutkan pula pengertian software open source dan software propriety .................................................................................. .......................................... .................................................................................. ..........................................
.................................................................................. .......................................... .................................................................................. .......................................... .................................................................................. .......................................... .................................................................................. ..........................................
3. Potensi TIK TIK dikatakan dapat memberikan suatu solusi praktis untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan (http://www.unicttaskforce.org/). Dalam kaitan ini, keberhasilan untuk memecahkan masalah pendidikan/pembelajaran dan yang mengarah pada peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan adalah sepenuhnya sangat ditentukan oleh guru yang melaksanakan pemanfaatan TIK itu sendiri. Para peneliti telah menyadari bahwa TIK tidak dapat diperlakukan sebagai variabel bebas tunggal, dan prestasi belajar siswa tidak semata-mata hanya ditentukan oleh sebaik apapun para siswa mencapai hasil tes standar tetapi ditentukan juga oleh kemampuan siswa untuk menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi (seperti: berpikir kritis, berpikir analitis, membuat inferensi, dan pemecahan masalah).
Mempertimbangkan dampak dari TIK jenis apapun menuntut suatu pemahaman tentang bagaimana TIK itu dimanfaatkan di dalam kelas dan untuk mencapai tujuan pembelajaran apa (perlu ditetapkan oleh para guru yang memanfaatkannya) di samping pengetahuan tentang jenis penilaian yang akan digunakan untuk menilai peningkatan prestasi belajar siswa, dan kesadaran tentang hakekat perubahan yang kompleks di lingkungan sekolah. (http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/methods/ technlgy/ te800.htm). Namun demikian, ada permasalahan atau pertanyaan yang sangat mendasar yang perlu mendapat pengkajian yaitu �Apakah peralatan komputer dan fasilitas internet (bagian dari fasilitas TIK) yang diadakan sekolah atau yang diterima sekolah telah dirancang sedemikian rupa sehingga potensinya menunjang kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi hasil belajar siswa?�.
Pada umumnya, pengalaman menunjukkan bahwa semangat untuk melakukan pembangunan termasuk pengadaan peralatan selalu menggebu-gebu. Tetapi, setelah pembangunan selesai atau perangkat fasilitas/peralatan telah tersedia, masalah yang cenderung terjadi adalah bahwa bangunan yang telah jadi atau peralatan yang telah tersedia lebih banyak menganggurnya (idle). Keadaan yang demikian ini dapat juga terjadi di lingkungan sekolah. Sebagai contoh adalah pengadaan perangkat fasilitas/peralatan TIK, baik yang diadakan sendiri oleh sekolah maupun yang diterima sekolah sebagai hasil pengadaan pihak lain. Di beberapa sekolah, perangkat fasilitas/peralatan yang ada belum atau tidak pernah digunakan sekolah atau baru dipakai sudah rusak.Mengapa?
Banyak faktor penyebabnya, antara lain misalnya: (a) para guru belum dipersiapkan dengan baik untuk memiliki kesiapan dalam memanfaatkan peralatan/fasilitas TIK secara
optimal bagi kepentingan kegiatan pembelajaran, (b) para guru juga tidak dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai di bidang pengembangan bahanbahan belajar yang dapat disajikan melalui fasilitas/ peralatan TIK yang telah diadakan sekolah, (c) para guru tidak mendapatkan appresiasi atas usaha atau kerja ekstra yang telah mereka lakukan dalam mengoptimalkan pemanfaatan fasilitas/ peralatan TIK yang tersedia di sekolah, dan (d) kurangnya perhatian untuk melakukan perawatan atau pemeliharaan fasilitas/peralatan TIK yang telah dimiliki sekolah (enerjik dalam membangun/ mengadakan tetapi lemah dalam melakukan perawatan/pemeliharaan).
Tidaklah mengherankan apabila di beberapa sekolah ditemukan adanya perangkat fasilitas/peralatan yang sudah menjadi �besi tua�. Atau, ada juga sekolah yang tidak tahu harus berbuat apa terhadap seperangkat fasilitas/peralatan TIK yang telah mereka terima. Alhasil, pimpinan sekolah tidak berani memanfaatkannya. Mengapa? Karena unsur ketidaktahuan pimpinan sekolah (tidak ada pelatihan bagi mereka tentang cara-cara pemanfaatan dan pemeliharaan peralatan), di samping adanya kekhawatiran akan terjadinya kerusakan apabila dicoba-coba untuk memanfaatkannya. Kalau terjadi kerusakan akan fasilitas/peralatan TIK yang diterima, rasa takut membayang-bayangi mereka. Mereka belum atau tidak tahu harus membawa kemana untuk memperbaiki fasilitas/peralatan TIK tersebut dan dari mana biaya untuk memperbaikinya. Akhirnya, yang terjadi adalah bahwa perangkat fasilitas/ peralatan TIK itu tetap tersimpan dengan baik.
Kenyataan mengindikasikan bahwa apabila dimanfaatkan secara efektif, �pendayagunaan TIK dapat mendukung keterampilan berpikir tingkat tinggi dengan cara melibatkan (engaging) siswa melaksanakan tugas-tugas yang autentik dan kompleks dalam konteks belajar kolaboratif� (Means, Blando, Olson, Middleton, Morocco, Remz & Zorfass, 1993). Selanjutnya, Soledad MacKinnon mengemukakan bahwa hanya sebagian kecil aplikasi teknologi (misalnya: drill, latihan, tutorial) yang berkaitan dengan pembelajaran yang terarah (directed instruction); sebagian besar lainnya (misalnya: pemecahan masalah, aplikasi multimedia, telekommunikasi) dapat meningkatkan tidak hanya pembelajaran yang terarah tetapi juga lingkungan yang konstruktif tergantung pada bagaimana para guru mengintegrasikannya ke dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
Secara sederhana dapatlah dikemukakan bahwa pada umumnya fasilitas/peralatan TIK dimanfaatkan untuk kegiatan pembelajaran karena potensinya antara lain yang dapat: a. membuat konkrit konsep yang abstrak, misalnya untuk menjelaskan sistem peredaran darah; b. membawa obyek yang berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan belajar, seperti: binatang-binatang buas, atau penguin dari kutub selatan; c. menampilkan obyek yang terlalu besar, seperti pasar, candi borobudur; d. menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, seperti: mikro organisme; e. mengamati gerakan yang terlalu cepat, misalnya dengan slow motion atau timelapse photograhy; f. memungkinkan siswa berinteraksi langsung dengan lingkungannya; g. memungkinkan keseragaman pengamatan dan persepsi bagi pengalaman belajar siswa; h. membangkitkan motivasi belajar siswa; i. menyajikan informasi belajar secara konsisten, akurat, berkualitas dan dapat diulang penggunaannya atau disimpan sesuai dengan kebutuhan; atau j. menyajikan pesan atau informasi belajar secara serempak untuk lingkup sasaran yang sedikit/kecil atau banyak/luas, mengatasi batasan waktu (kapan saja) maupun ruang di mana saja).
TIK memiliki potensi yang sangat besar dalam membantu peningkatan efektivitas pembelajaran berdasarkan referensi penelitian yang dirujuk Ade Kusnandar. Potensi TIK yang dimaksudkan dikemukakan sebagai berikut: a. b. c. d. e. f.
10% 20% 30% 50% 80% 80%
informasi informasi informasi informasi informasi informasi
diperoleh diperoleh diperoleh diperoleh diperoleh diperoleh
dengan dengan dengan dengan dengan dengan
cara cara cara cara cara cara
membaca (teks). mendengar (suara). melihat (grafis/foto). melihat dan mendengar (video/animasi). berbicara. berbicara dan melakukan (interaktif).
Sejauh ini telah dibahas apa yang menjadi potensi TIK. Nah, pemahaman ANDA akan lebih mantap lagi apabila ANDA mencoba mengemukakan potensi TIK di dalam pembelajaran. Tuliskanlah jawaban ANDA pada bagian berikut ini. Semakin banyak potensi TIK yang dapat ANDA rumuskan, maka semakin mantap pula tingkat penguasaan ANDA terhadap materi pelajaran yang disajikan di dalam modul ini.
Potensi TIK dalam kegiatan pembelajaran menurut saya adalah: �����������������������....�������.. ����������������� �����������������������....�������.. ����������������� �����������������������....�������.. ����������������� �����������������������....�������.. ����������������� dst.
Bagaimana jawaban ANDA? Tidak perlu berkecil hati apabila ANDA hanya mampu merumuskan beberapa saja di antaranya. Apabila sudah selesai ANDA kerjakan, cobalah bandingkan jawaban ANDA dengan jawaban yang disediakan di bawah ini. Melalui kegiatan membandingkan ini diharapkan pemahaman dan wawasan ANDA mengenai potensi TIK akan semakin luas dan mantap.
Berikut ini disajikan beberapa di antara potensi TIK dalam lingkup pendidikan/ pembelajaran. Apabila beberapa jawaban ANDA ternyata sama dengan semua daftar berikut ini, BAGUS. Kalaupun misalnya hanya sebagian saja yang sesuai, tidak usah merasa kecil hati. Seseorang yang mau belajar dari pengalaman, maka apa yang ia pelajari melalui pengalaman tersebut akan senantiasa bertahan lebih lama dalam ingatannya (strong retention). Termasuk belajar melalui kesalahan. Oleh karena itu, cobalah pahami potensi TIK yang disajikan di bawah ini.
Daftar Potensi TIK untuk Pendidikan/Pembelajaran
Memperluas kesempatan belajar Meningkatkan efisiensi Meningkatkan kualitas belajar Memfasilitasi pembentukan keterampilan Mendorong belajar sepanjang hayat/berkelanjutan Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen Mengurangi kesenjangan digital Multi-sensory delivery visual, audio, kinestetik Belajar secara aktif: interaktif, menarik minat (stimulating) Eksplorasi aktif Belajar kooperatif (cooperative learning) Individualisasi Belajar mandiri (independent learning) Pengembangan keterampilan komunikasi (communication skills) Pengembangan keterampilan yang diperlukan dalam era informasi
4. Fungsi TIK dalam Pendidikan/Pembelajaran Dalam blue print TIK untuk pendidikan, fungsi-fungsi TIK digambar sebagai sebuah bangunan gedung. Terdiri dari pondasi, tiang, dan atap, sebagaimana dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Berdasarkan gambar tersebut di atas, cobalah tuliskan fungsi-fungsi apa sajakah dari TIK yang sudah berjalan atau diterapkan di sekolah ANDA. Selain itu, tuliskan juga fungsifungsi TIK yang belum berjalan di sekolah ANDA dan faktor-faktor penyebabnya.
Fungsi-fungsi TIK yang TELAH berjalan di sekolah saya: .................................................................................. ................................... ....................................................................... .................................................................................. ................................... ....................................................................... .................................................................................. ................................... .......................................................................
10 SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA WAHANA TRANSFORMASI 7 6
5 4 3 I2 1 IICCTT SSEEBBAAGGAAII IINNFFRRAASSTTRRUUKKTTUURR PPEENNDDIIDDIIKKAANN PPEENNDDIIDDIIKKAANN IICCTT SSEEBBAAGGAAII AALLAATT BBAANNTTUU MMAANNAAJJEEMMEENN SSEEKKOOLLAAHH IICCTT SSEEBBAAGGAAII PPEENNUUNNJJAANNGG AADDMMIINNIISSTTRRAASSII IICCTT SSEEBBAAGGAAII GGUUDDAANNGG IILLMMUU PPEENNGGEETTAAHHUUAANN ICCTT SSEEBBAAGGAAII AALLAATT BBAANNTTUU PPEEMMBBEELLAAJJAARRAANN IICCTT SSEEBBAAGGAAII SSTTAANNDDAARR KKOOMMPPEETTEENNSSII IICCTT SSEEBBAAGGAAII FFAASSIILLIITTAASS PPEENNDDIIDDIIKKAANN VISI � MISI � TUJUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PPEERRAANNAANN TTIIKK DDII SSEEKKOOLLAAHH MMOODDEERREENN HANKAM BUDAYA SOSIAL EKONOMI POLITIK IDEOLOGI
NILAI-NILAI BUDAYA DAN FILOSOFI PENDIDIKAN ADMINISTRASI LEMBAGA PENDIDIKAN MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN LEMBAGA PENDIDIKAN INFRASTRUKTUR DAN SUPRASTRUKTUR PENDIDIKAN SUMBER DAYA MANUSIA FASILITAS DAN SARANA PRASARANA PROSES BELAJAR MENGAJAR KONTEN DAN KURIKULUM
Fungsi-fungsi TIK yang BELUM berjalan di sekolah saya: .................................................................................. ................................... ....................................................................... .................................................................................. ................................... ....................................................................... .................................................................................. ................................... ....................................................................... .................................................................................. ................................... ....................................................................... .................................................................................. ................................... .......................................................................
Alasan sebagian fungsi TIK belum berjalan di sekolah saya: .................................................................................. ................................... ....................................................................... .................................................................................. ................................... ....................................................................... .................................................................................. ................................... ....................................................................... .................................................................................. ................................... ....................................................................... ..................................................................................
................................... .......................................................................
Selanjutnya, cobalah bandingkan apa yang telah ANDA tuliskan dengan berbagai informasi yang tampak pada Blue Print TIK berikut ini.
Pertama-tama, dapat kita lihat bahwa TIK berfungsi sebagai gudang ilmu pengetahuan, dapat berupa referensi berbagai ilmu pengetahuan yang tersedia dan dapat diakses melalui fasilitas TIK, pengelolaan pengetahuan, jaringan pakar, jaringan antara institusi pendidikan, dll.
Kedua, fungsi TIK sebagai alat bantu pembelajaran dapat berupa alat bantu mengajar bagi guru, alat bantu belajar bagi siswa, serta alat bantu interaksi antara guru dengan siswa.
N M L K J I H G F G F E D C B A
Komunitas Perbandingan Standar Kompetensi INTERNATIONAL
BENCHMARKING AND STANDARD
Wahana Pengembangan Kurikulum CURRICULUM DEVELOPMENT INFORMATION SYSTEM Pusat Pengembangan Materi Ajar COURSE AND CONTENT RESOURCE DEVELOPMENT Jaringan antar Institusi Pendidikan EDUCATION INSTITUTION NETWORK Jaringan Pakar Beragam Bidang Ilmu COMMUNITY OF INTEREST NETWORK
Manajemen Pengetahuan KNOWLEDGE MANAGEMENT
Referensi Ilmu Pengetahuan Terkini INTERNET BASED CONTENT E D C B A Komunikasi Guru-Siswa TEACHERSTUDENT COMMUNICATION SYSTEM Manajemen Kelas Terpadu INTEGRATED COURSE Kolaborasi Kelompok Studi WORKGROUP
SYSTEM Alat Bantu Interaksi Guru-Siswa Komunikasi Antar Guru INTER TEACHER COMMUNICATION Animasi Peristiwa EVENT ANIMATION Alat Peraga Visual MULTIMEDIA VISUAL SYSTEM Evaluasi Kinerja Siswa Simulasi Kasus CASE SIMULATION Sumber Referensi Ajar KNOWLEDGE SOURCE Alat Uji Siswa STUDENT EVALUATION SYSTEM
Alat Bantu Siswa Alat Bantu Buku Interaktif INTERACTIVE STORY BOOK Media Illustrasi MULTIMEDIA LEARNING Latihan Soal COURSE PRACTICING Belajar Mandiri SELF LEARNING SYSTEM
Ketiga, fungsi TIK sebagai fasilitas pendidikan di sekolah dapat berupa pojok internet, perpustakaan digital, kelas virtual, lab multimedia, papan elektronik, dll.
5. Dampak dari Kemajuan TIK dalam Pendidikan/Pembelajaran Sebagai contoh misalnya tentang potret sebuah sekolah yang telah dilengkapi dengan peralatan/ fasilitas penyajian media. Para gurunya juga telah dilatih tentang cara-cara merancang dan mengembangkan materi pelajaran ke dalam media tertentu, seperti media overhead transparancy (OHT) serta cara-cara menyajikannya di kelas. Selanjutnya, sang guru melakukan pemanfaatan media pembelajaran OHT dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas. Dalam konteks kegiatan pembelajaran yang demikian ini, seorang guru dapat menghemat sebagian dari waktu (lebih efisien) yang disediakan untuk kegiatan pembelajaran di samping menghemat energi dalam menyajikan materi pelajaran kepada para siswanya.
Waktu yang dihemat ini dapat digunakan guru untuk memberikan bimbingan kepada para siswa, misalnya dalam mengerjakan soal-soal latihan dan diskusi. Namun sebagai konsekuensinya, para guru dituntut kesediaannya menggunakan sebagian waktu tidak mengajarnya untuk merancang dan mengembangkan materi pelajaran ke dalam media OHT. Manakala guru telah mengelola kegiatan pembelajarannya dengan menggunakan jenis TIK tertentu, seperti media OHT, maka setidak-tidaknya guru telah memperlihatkan bahwa dirinya sudah mulai memahami makna dan pentingnya pemanfaatan TIK dalam Alat Ajar Multi-Intelijensia MULTIPLE INTELLIGENT LEARNING DEVICES Pojok Internet INTERNET CORNER
Perpustakaan Elektronik ONLINE LIBRARY Kelas Virtual VIRTUAL CLASS Aplikasi Multimedia APPLICATION Papan Elektronik Sekolah SCHOOL BULLETIIN BOARD Kelas Jarak Jauh VIDEO CONFERENCING Kelas Teater Multimedia THEATRE Komunikasi Kolaborasi Kooperasi SCHOOL INTRANET G H
A B MULTIMEDIA C MULTIMEDIA D E F I
kegiatan pembelajaran. Tidak hanya sekedar memahami tetapi guru juga telah mulai menerapkan pemanfaatan TIK dalam membelajarkan para siswanya.
Dari beberapa sampel potret kegiatan pembelajaran yang telah dikemukakan di atas, ada makna penting yang dapat ditarik, yaitu: (1) guru lebih efisien dalam mengelola kegiatan pembelajaran, (2) siswa lebih aktif belajar karena tidak hanya mendengarkan uraian/ceramah dan mencatat catatan dari guru saja tetapi para siswa juga memanfaatkan sumber belajar lain, mengerjakan soal-soal latihan, berdiskusi dengan guru sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan tidak membosankan, dan (3) prestasi belajar siswa memperlihatkan kecenderungan meningkat.
Selanjutnya, TIK telah menjadi simbol gelombang perubahan. Bagaimana kita menghadapi perubahan ini? Kalau TIK itu diibaratkan sebagai arus badai, maka sekurang-kurangnya ada tiga sikap dalam menghadapinya. Pilihan pertama, membangun dinding yang kokoh agar tidak terkena badai tersebut. Pilihan kedua, berdiam diri dan membiarkan diri kita terbawa arus. Pilihan ketiga, memanfaatkan arus tersebut sebagai sumber energi. Pilihan manakah yang akan kita ambil? Sekalipun jawaban terhadap pertanyaan ini tergantung kepada diri kita masing-masing, tentunya kita sepakat bahwa pilhan terbaik adalah memanfaatkan arus tersebut sebagai sumber energi.
Perubahan (kemajuan TIK) ini melanda semua aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan/ pembelajaran. Pendapat Rosenberg (2001) sebagaimana dikutip oleh M. Surya mengemukakan bahwa pergeseran paradigma dalam proses pembelajaran adalah: (a) dari pelatihan ke penampilan, (b) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (c) dari kertas ke �online� atau saluran, (d) dari fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (e) dari waktu siklus ke waktu nyata. Ruang belajar atau ruang kelas, misalnya, mempunyai pengertian yang sangat berbeda dewasa ini.
Dahulu yang disebut ruang belajar adalah ruang berbentuk kotak berisi sejumlah meja kursi murid, meja kursi guru, lemari, dan sebuah papan tulis di dinding. Sekarang, pengertian ruang kelas/belajar tidak lagi dibatasi dengan empat dinding dan satu orang guru. Kemudian, guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi para siswa. Demikian juga dengan media pembelajaran bukan lagi sekedar terbatas pada papan tulis dan kapur; dan buku tidak lagi hanya sebagai kumpulan kertas yang tercetak.
Sekarang, mari kita coba lanjutkan mengidentifikasi satu komponen kegiatan pembelajaran yang mengalami perubahan paradigma, yaitu guru. Tentunya kita semua
tahu bahwa guru itu dahulu merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Bagaimana perkembangan paradigma mengenai guru akhir-akhir ini? Guru bukan lagi merupakan satu-satunya sumber belajar bagi para siswanya tetapi telah bergeser menjadi salah satu sumber belajar karena masih banyak lagi sumber belajar lain.
a. Perubahan Paradigma pada Guru Tampaklah telah terjadi pergeseran paradigma mengenai guru, yaitu yang semula merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswanya, menjadi salah satu sumber belajar bagi para siswanya. Nah sekarang, cobalah lengkapi pernyataan yang belum lengkap berikut ini. Sebagai guru atau instruktur, tentunya ANDA dapat dengan mudah melengkapi beberapa pernyataan berikut ini karena kegiatan pembelajaran merupakan lingkungan yang sehari-harinya ANDA terlibat di dalamnya.
Dahulu guru dianggap sebagai satu-satunya sumber belajar, sekarang ������������������������ Dahulu guru dianggap paling dan serba tahu, sekarang ������������������������� Dahulu guru dianggap sebagai yang harus digugu dan ditiru, sekarang ������������������������� Dahulu kegiatan belajar mengajar berpusat kepada guru, Sekarang ������������������������� Dahulu metode mengajar guru cendrung monoton, Sekarang ������������������������ Dahulu guru cenderung tidak mengembangkan materi ajar, Sekarang ������������������������
Kegiatan identifikasi tersebut di atas tentunya masih dapat kita teruskan. Nah, bagaimana kalau ANDA mencoba untuk melanjutkannya? Cobalah dengan cara mengelompokkan peran guru yang mengalami perubahan dan kelompok peran guru yang tidak mengalami perubahan. Kemudian, tentukan peran guru yang mana yang mengalami perubahan yang diakibatkan oleh perkembangan atau kemajuan TIK. Diskusikanlah hasil pekerjaan ANDA dengan nara sumber sewaktu kegiatan belajar tatap muka dilaksanakan. Kerjakanlah tugas ini dengan sungguh-sungguh karena ANDA sendiri yang akan memperoleh keuntungan atau manfaatnya.
b. Perubahan Paradigma pada Kurikulum Sekarang, mari kita lihat perubahan paradigma tentang kurikulum. Kurikulum pada masa lalu sepenuhnya ditentukan oleh pemerintah dan guru hanya tinggal mengimplementasikannya. Perubahan yang terjadi dewasa ini adalah bahwa penentuan kurikulum telah bergeser, tidak lagi sepenuhnya di tangan pemerintah. Justru, masing-masing satuan pendidikan diberi otonomi untuk mengembangkan kurikulum sendiri. Sedangkan peran pemerintah telah berkurang yaitu hanya menetapkan standar kompetensi. Perubahan ini akan terus berlanjut. Sekolah masa depan akan mengembangkan kurikulum yang menjadi ciri khas masing-masing. Orang tua murid akan memilih sekolah yang cocok untuk tempat pendidikan anaknya sesuai dengan minat dan harapan mereka.
c. Perubahan Paradigma pada Proses Pembelajaran Proes pembelajaran turut mengalami perubahan. Sebagaimana kita pahami bersama bahwa �proses pembelajaran yang sebelumnya adalah didominasi oleh aktivitas guru dan siswa cenderung pasif� telah bergeser menjadi �proses pembelajaran yang mendorong siswa aktif belajar�. Kemudian, apabila sebelumnya, proses pembelajaran adalah berbasis sumber belajar tunggal (single-based learning resources), maka telah berubah menjadi proses pembelajaran yang bebasis aneka sumber belajar (varied-based learning resources). Nah sekarang, cobalah diskusikan dengan sesama teman pelatihan mengenai perubahan paradigma pada komponen lainnya dari proses pembelajaran.
Usahakanlah agar diskusi tersebut di atas dilaksanakan di bawah bimbingan fasilitator. Sebagai peserta pelatihan, hendaknya ANDA dapat seoptimal mungkin memanfaatkan kegiatan diskusi dengan cara memberikan kontribusi pemikiran terhadap masing-masing butir yang ada pada Tabel 1 di bawah ini. Berusahalah untuk dapat mendiskusikan sebanyak mungkin butir-butir yang tercantum pada Tabel 1.
Apabila ANDA dan teman-teman sesama peserta pelatihan berhasil mendiskusikan semua butir yang terdapat pada Tabel 1, maka semakin mantaplah keyakinan ANDA mengenai pengetahuan yang telah ANDA pelajari melalui modul ini. Seandainya tidak dapat mendiskusikan semua butir tersebut, tidak apa-apa. Sampaikanlah hasil diskusi ANDA dengan nara sumber sewaktu kegiatan belajar tatap muka berlangsung.
Tabel 1 Perubahan paradigma pada proses pembelajaran DARI KE teacher-centered instruction student-centered instruction single sense multisensory stimulation singlepath progression multipath progression single media Multimedia isolated work collaborative work information delivery information exchange passive learning active/inquiry-based learning factual thinking critical thinking knowledge-based decision making informed decision making reactive response proactive and planned action isolated authentic artificial context real-world context
DARI KE teacher-centered instruction (Pembelajaran berpusat pada guru) student-centered instruction (Pembelajaran berpusat pada siswa)
d. Perubahan Paradigma pada Lembaga Pendidikan Lembaga pendidikan tidak terkecuali mengalami perubahan paradigma pada berbagai komponennya. Seiring dengan perkembangan atau kemajuan TIK, maka lembaga pendidikan yang sebelumnya hanya menerapkan moda tunggal (single mode) dalam menyelenggarakan pendidikan telah mengalami perubahan menjadi moda ganda (dual mode). Perubahan paradigma juga terjadi pada institusi pendidikan sebagaimana disajikan pada daftar berikut ini. Sebagai peserta pelatihan yang aktif dan berinisiatif, apa yang kemungkinan akan ANDA lakukan mengenai daftar di bawah ini? Tentunya ada beberapa aktivitas yang dapat ANDA lakukan dan salah satu di antaranya adalah mendiskusikan masing-masing butir yang terdapat di dalam daftar dengan teman ANDA sesama peserta pelatihan.
Yakinkan diri ANDA bahwa dengan banyak berdiskusi berarti ANDA semakin terlatih dalam melakukan analisis terhadap berbagai permasalahan yang ada. Di sisi lain, ANDA juga akan semakin termotivasi untuk menggali berbagai referensi yang dibutuhkan. ANDA akan terus tertantang untuk meningkatkan akumulasi pengetahuan dan rasa percaya diri akan kemampuan diri sendiri.
DARI KE studying once a life life-long learning ivory towers competitive markets single mode multiple-mode bbrrooaadd ssccooppee iinnssttiittuuttiioonnss pprrooffiilleedd mmooddee iinnssttiittuuttiioonnss iissoollaatteedd iinnssttiittuuttiioonnss ccooooppeerraattiinngg iinnssttiittuuttiioonnss ssiinnggllee--uunniitt ccuurrrriiccuullaa iinntteerr--uunniitt ccuurrrriiccuullaa bbrrooaadd bbaassiicc ssttuuddiieess jjuusstt--iinn--ttiimmee bbaassiicc ssttuuddiieess
ccuurrrriiccuullaa--oorriieenntteedd ddeeggrreeeess kknnoowwlleeddggee cceerrttiiffiiccaatteess tteerrmm--oorriieenntteedd lleeaarrnniinngg lleeaarrnniinngg oonn ddeemmaanndd lliinneeaarr ccuurrrriiccuullaa lleeaarrnniinngg ssppaacceess
RANGKUMAN Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (TIK) tidak hanya mencakup perangkat keras dan lunak saja tetapi juga konten dan infrastruktur, tidak hanya terbatas pada bentuk yang konvensional saja tetapi juga yang paling mutakhir (sophisticated). Perkembangan/kemajuan TIK telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk bidang pendidikan/pembelajaran. Potensi TIK yang apabila dimanfaatkan secara terintegrasi dan optimal di bidang pendidikan/pembelajaran, maka dampaknya antara lain dapat memperluas akses terhadap layanan pendidikan, meningkatkan efisiensi pengelolaan kegiatan pembelajaran, meningkatkan kualitas pendidikan, mendorong peserta didik untuk belajar lebih mandiri, memudahkan guru menyajikan berbagai jenis materi pelajaran yang sulit, dan membantu mempermudah peserta didik mempelajari materi pelajaran. Agar pemanfaatan TIK dapat dilakukan secara terintegrasi dan optimal dalam kegiatan pembelajaran, maka dituntut adanya sikap terbuka terhadap gagasan pembaharuan khususnya pemanfaatan TIK dari semua aparat kependidikan terutama Kepala Sekolah, guru, dan tenaga pendukung di semua satuan pendidikan.
TUGAS
Tugas yang perlu ANDA lakukan adalah membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang hanya mencakup satu topik materi pelajaran yang dapat disajikan selama 2 jam pelajaran. Di dalam RPP yang ANDA susun tersebut haruslah mencerminkan pemanfaatan TIK secara terintegrasi. RPP yang ANDA mulai susun ini akan terus ANDA kembangkan sesuai dengan sajian materi pelatihan yang akan di bahas dengan para nara sumber lainnya. Usahakan agar ANDA benar-benar siap, tidak menyia-nyiakan waktu karena RPP yang ANDA susun tersebut akan final pada saat seluruh materi pelatihan telah selesai disajikan. Selamat bekerja dan berpeganglah pada prinsip bahwa tiada tugas yang tidak selesai.
KEGIATAN BELAJAR 2 PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN
URAIAN MATERI 1. Pengantar Pengalaman mempelajari materi pelajaran yang disajikan pada Kegiatan Belajar-1 kiranya dapat ANDA terapkan pada Kegiatan Belajar-2. Pemahaman atau penguasaan materi pelajaran yang dibahas pada Kegiatan Belajar-1 akan membantu ANDA untuk memahami materi pelajaran yang akan dibahas pada Kegiatan Belajar-2. Materi pelajaran yang akan dibahas pada Kegiatan Belajar-2 mencakup (a) pertimbangan dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran, (b) langkah/prosedur pemanfaatan TIK untuk pembelajaran, (c) model-model pemanfaatan TIK untuk pembelajaran.
Strategi mempelajari materi pelajaran yang terdapat pada Kegiatan Belajar-1 tidak berbeda halnya dengan mempelajari materi pelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-2, yaitu dimulai dengan mempelajari materi pelajaran yang dibahas pada bagian pertama, �pertimbangan dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran�. Manakala telah memahami atau menguasai materi pelajaran bagian pertama ini, barulah ANDA disarankan untuk mempelajari materi pelajaran yang diuraikan pada bagian kedua �langkah/ prosedur pemanfaatan TIK untuk pembelajaran�. Setelah ANDA berhasil memahami materi pelajaran yang disajikan pada bagian kedua, barulah ANDA diperkenankan untuk mempelajari bagian ketiga, yaitu tentang �model-model pemanfaatan TIK untuk pembelajaran�.
Dengan selesainya ANDA mempelajari keseluruhan materi pelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar-1 dan Kegiatan Belajar-2, maka itu berarti bahwa ANDA telah menyelesaikan materi pelajaran pada Modul Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Pembelajaran. Nah, untuk lebih meyakinkan diri ANDA telah memahami atau menguasai keseluruhan materi pelajaran yang diuraikan di dalam Modul ini, maka kerjakanlah soal-soal yang disajikan pada bagian akhir dari modul ini. Manakala seandainya masih menjumpai soal-soal yang belum dapat dipahami, maka ANDA disarankan untuk mencatat dan kemudian membawanya untuk didiskusikan pada kegiatan belajar tatap muka dengan nara sumber.
Akhirnya, selamat belajar dan semoga SUKSES!
2. Pertimbangan dalam Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran Berdasarkan pengalaman sebagai seorang guru atau instruktur pelatihan yang mengelola kegiatan pembelajaran, tentunya ANDA setidak-tidaknya atau mungkin juga sering menghadapi masalah atau kesulitan dalam menjelaskan berbagai bagian dari materi pelajaran kepada para siswa atau peserta pelatihan secara verbal (keterbatasan diri atau self-limitation). Atau dengan kata lain, ANDA merasakan adanya keterbatasan diri untuk menyampaikan atau memberikan penjelasan materi pelajaran tertentu secara lisan.
Dalam menghadapi keterbatasan yang ANDA miliki (pengetahuan, kemampuan, keterampilan) tentunya ANDA senantiasa berupaya untuk mencari dan kemudian memberikan solusi terhadap masalah atau keterbatasan yang ada. Upaya ini tentunya di samping menyita tenaga, tentunya juga membutuhkan waktu. Apakah ANDA juga terusik untuk mengkaji peluang memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebagai salah satu alternatif solusinya? Jika YA, tentunya ANDA berupaya untuk mendapatkan informasi mengenai potensi atau kontribusi TIK dalam kegiatan pembelajaran. Kemudian, ANDA juga akan tergugah untuk mempelajari cara-cara mengoperasikan, mengembangkan bahan-bahan belajarnya, dan yang tidak kalah pentingnya juga adalah cara-cara merawat/memeliharanya.
Pertimbangan lain adalah adanya informasi tentang keberhasilan berbagai lembaga pendidikan dalam meningkatkan kualitas belajar hasil lulusannya melalui pemanfaatan TIK. Bukti keberhasilan ini dapat menjadi salah satu pertimbangan yang menggerakkan atau memotivasi Kepala Sekolah dan guru untuk mencoba menerapkan pemanfaatan TIK bagi kepentingan pembelajaran yang dikelolanya. Artinya ada dulu bukti nyata tentang keberhasilan pemanfaatan TIK atau nilai tambah terhadap hasil belajar siswa/peserta pelatihan (seeing), barulah timbul kepercayaan yang menggerakkan (tumbuh atau berkembang) sikap Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan untuk melakukan penerapan pemanfaatan TIK. Inilah yang disebut pameo atau ungkapan yang mengatakan bahwa �seeing is believing� (melihat dulu, baru percaya dan kemudian termotivasi untuk melakukan).
Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan yang bersikap melihat bukti terlebih dahulu ini masih relatif lebih mudah dimotivasi untuk berperanserta dalam pemanfaatan TIK untuk pembelajaran. Atau bahkan ada kemungkinan juga bahwa di antara Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan yang bersikap demikian ini, telah mempunyai
inisiatif sendiri untuk merencanakan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran/pelatihan.
Adanya �pressure� yang berupa kebijakan dari supra sistem dapat juga menjadi salah satu pertimbangan bagi Kepala Sekolah dan guru untuk menerapkan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Pada umumnya, Kepala Sekolah tidak mau menanggung resiko sebagai akibat dari tindakan yang tidak responsif atau tidak melaksanakan kebijakan supra sistem. Kepala Sekolah akan berupaya sedapat mungkin untuk menerapkan kebijakan yang ditetapkan oleh supra sistem. Dalam kaitan ini, tingkat kesiapan sekolah akan sangat menentukan tingkat keberhasilan penerapan kebijakan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran.
Tingkat pemahaman mengenai potensi TIK dapat pula menjadi salah satu pertimbangan yang medorong atau memotivasi Kepala Sekolah dan guru untuk menerapkan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Kepala Sekolah dan guru yang telah mempunyai pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan di bidang TIK tentunya akan lebih termotivasi dan lebih siap untuk melakukan penerapan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran dibandingkan dengan Kepala Sekolah dan guru yang tingkat pemahaman yang sangat minim mengenai TIK. Setelah memiliki pemahaman yang baik mengenai potensi TIK, maka pertimbangan lainnya adalah ketersediaan fasilitas dan infrastruktur TIK serta dana operasional yang akan mendukung penerapan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran.
Pada kenyataannya, masih ada sebagian Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan yang masih belum termotivasi untuk menerapkan pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran. Dalam kaitan ini, cobalah ANDA identifikasi apa yang menjadi pertimbangan mengapa sebagian Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan belum termotivasi untuk memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran mereka? Apakah dikarenakan belum adanya: (a) pengetahuan dan keterampilan Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan mengenai TIK, (b) fasilitas dan infrastruktur di bidang TIK di sekolah atau lembaga pelatihan, dan (c) dana operasional untuk memanfaatkan TIK?
3. Faktor Penyebab Belum Memanfaatkan TIK dalam Kegiatan Pembelajaran Memang bukan rahasia umum lagi bahwa belum semua Kepala Sekolah dan guru menerapkan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Tentu banyak faktor penyebabnya. Apakah Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan memang
tidak atau belum mengetahui manfaat atau potensi TIK dalam kegiatan pembelajaran? Apakah mereka memang tidak mempunyai kepedulian akan kontribusi potensi TIK terhadap kegiatan pembelajaran? Atau, apakah mereka belum memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran karena belum ada kesempatan mempelajarinya namun mempunyai motivasi dan komitmen yang tinggi untuk mempelajari dan memanfaatkannya dalam kegiatan pembelajaran?
Pengenalan inovasi termasuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran perlu dilakukan secara bertahap melalui percontohan (pilot project). Melalui percontohan inilah para Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan dapat mempelajari berbagai hal termasuk faktor-faktor pendukung atau penghambat dalam pengelolaan pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, para Kepala Sekolah dan guru atau instruktur pelatihan dapat belajar dari berbagai kelemahan atau keberhasilan yang dicapai selama masa perintisan/percontohan dan sekaligus juga menumbuhkan rasa percaya diri atau keyakinan untuk menerapkan pemanfaatan TIK.
Keberhasilan penerapan suatu pembaharuan di bidang pendidikan khususnya di tingkat satuan pendidikan atau pelatihan sangatlah ditentukan oleh tingkat pemahaman dan sikap para guru serta dukungan Kepala Sekolah mengenai TIK. Keterbukaan pemikiran di kalangan para guru dan Kepala Sekolah terhadap gagasan pembaharuan termasuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran merupakan �pintu gerbang� untuk mempercepat kemajuan di bidang pendidikan/pembelajaran. Pembaharuan, apapun jenis dan sekecil apapun kadarnya, jika diperkenalkan kepada para Kepala Sekolah dan guru yang memiliki keterbukaaan pemikiran dan sikap, maka dapatlah dikatakan bahwa pembaharuan akan dilaksanakan dengan penuh komitmen.
Nah sekarang, cobalah identifikasi dan tuliskan pada kolom di bawah ini (pada butir b dan seterusnya) apa saja yang menjadi faktor penyebab sebagian para Kepala Sekolah dan guru belum memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran! Pengalaman ANDA mengelola kegiatan pembelajaran selama ini akan sangat membantu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab sebagian Kepala Sekolah dan guru belum memanfaatkan TIK. Di samping itu, upayakanlah agar ANDA tidak menilai apakah jawaban yang telah ANDA tuliskan itu benar atau salah. Karena dengan cara yang demikian maka akan terbuka peluang yang lebih besar untuk menggali lebih banyak jawaban. Kemudian, diskusikanlah jawaban yang telah ANDA tuliskan, baik dengan sesama teman maupun dengan nara sumber sewaktu kegiatan belajar tatap muka diselenggarakan.
Menurut pemahaman saya, faktor-faktor penyebab sebagian Kepala Sekolah dan guru masih belum memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran adalah: a. Tingkat keterbukaan pemikiran dan sikap di kalangan para guru dan Kepala Sekolah terhadap gagasan pembaharuan termasuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. b. ������������������������������� ����������. c. ������������������������������� ����������. d. ������������������������������� ����������. e. ������������������������������� ����������.
Bagaimana? Apakah ANDA sudah selesai menuliskan faktor-faktor penyebab mengapa sebagian Kepala Sekolah dan guru masih belum memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran? BAGUSLAH kalau sudah selesai. Setidak-tidaknya ANDA telah berhasil menuliskan 4 (empat) faktor penyebabnya. Nah, satu hal yang perlu dicatat adalah bahwa sekalipun para guru yang baru menyelesaikan pendidikannya di lembaga pendidikan guru telah memiliki tingkat pengetahuan/pemahaman tertentu tentang TIK, tetapi berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan mereka tentang �know how� atau kemampuan tekno-pedagogis yang berkaitan dengan cara mengintegrasikan TIK ke dalam kegiatan pembelajaran yang mereka kelola sehari-hari masih relatif rendah (Karsenti, 2005).
Sebagai tambahan wawasan, berikut ini diuraikan beberapa kecenderungan sikap guru dalam pemanfaatan TIK untuk kepentingan pembelajaran (Siahaan, 2005).
a. Tidak mau repot atau merasa puas dengan hasil pekerjaan yang telah dicapai Guru biasanya cenderung merasa puas dengan hasil pekerjaan yang telah dicapainya melalui cara kerja yang telah diterapkan. Tipe guru yang demikian ini �cenderung tidak mau repot-repot dengan hal-hal yang baru (termasuk pemanfaatan TIK dalam pembelajaran)�. Mengapa? Karena mereka berpikir bahwa dengan cara
mengajar yang lama saja, telah memberikan hasil prestasi belajar siswa yang menggembirakan atau bernilai baik. Mengandalkan pengalamannya yang telah berhasil membawa para siswanya mencapai prestasi belajar yang menggembirakan, maka tipe guru yang demikian ini akan cenderung memperlihatkan �sikap yang resistan terhadap setiap gagasan pembaharuan�.
Guru dengan kecenderungan sikap �tidak mau repot-repot dengan hal-hal yang baru� akan terlalu sulit untuk dipengaruhi atau diminta berperanserta dalam menerapkan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Terlebih lagi apabila pengalaman mengajarnya telah membuktikan bahwa para siswa yang dibimbingnya selalu memperlihatkan prestasi belajar yang menggembirakan. Pada umumnya, guru-guru senior yang telah lama mengajar cenderung berpegang pada prinsip �pengalaman telah membuktikan� sehingga sikapnya reisistan terhadap gagasan baru. Kalaupun sangat terpaksa, guru yang bertipe demikian ini akan melaksanakan pembaharuan sekedarnya saja atau sesuka hatinya.
Sekalipun seandainya, sekolah tetangganya telah membuktikan adanya peningkatan efisiensi dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran dan peningkatan hasil prestasi belajar siswa, maka guru bertipe �tidak mau repot-repot dengan sesuatu yang baru� atau �merasa puas dengan hasil belajar yang telah dicapai siswa� cenderung akan berpegang pada pengalamannya. Atau, sulit untuk dapat menerima atau menelaah manfaat yang dapat dihasilkan melalui penerapan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
b. Sikap yang menghendaki bukti konkrit terlebih dahulu Sikap guru yang �menghendaki bukti konkrit terlebih dahulu� masih dinilai lebih moderat dalam menyikapi gagasan pembaharuan dibandingkan dengan sikap guru yang �tidak mau repot-repot dengan sesuatu yang baru� atau �merasa puas dengan hasil belajar yang telah dicapai siswa�. Dalam kaitan ini, perlu dilakukan terlebih dahulu suatu model perintisan pemanfaatan TIK di beberapa sekolah yang gurugurunya mempunyai keterbukaan terhadap gagasan pembaharuan. Keberhasilan penerapan pemanfaatan TIK di sekolah-sekolah perintisan akan menjadi acuan bagi beberapa sekolah yang ada di sekitarnya.
Guru-guru yang berada di beberapa sekolah di sekitar sekolah perintisan akan tergugah dengan melihat langsung dampak positif dari hasil pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Guru-guru di sekitar sekolah perintisan yang sudah tergugah
ini akan lebih mudah diajak untuk turut melaksanakan pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
c. Sikap yang sekedar melaksanakan tugas yang diberikan pimpinan sekolah Guru yang pada dasarnya tidak berminat untuk memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran, tetapi karena ditugaskan oleh pimpinan, maka agar dinilai loyal terhadap pimpinan, maka sang guru yang sekalipun dengan berat hati akan melaksanakan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajarannya. Pada umumnya, iklim yang demikian ini tidak akan berlangsung lama. Akan selalu saja ada alasan yang akan disampaikan sang guru apabila pimpinan sekolah sewaktu-waktu mengetahui bahwa sang guru tidak melaksanakan pemanfaatan TIK secara berkelanjutan dalam kegiatan pembelajarannya.
Pemanfaatan TIK yang diterapkan oleh guru yang bersikap �sekedar melaksanakan tugas dari pimpinan� ini tidak akan membuahkan hasil sekalipun dipahami bersama bahwa TIK dapat memberikan nilai tambah. Nilai tambah akan diperoleh apabila memang TIK itu dimanfaatkan secara tepat (appropriate) dan dengan sungguhsungguh. Tetapi justru sebaliknya, bukan nilai tambah yang diperoleh apabila sang guru hanya sekedar melaksanakan tugas pimpinan.
d. Sikap yang suka mencoba hal-hal yang baru (responsif) Seorang guru yang �suka mencoba hal-hal yang baru (responsif)� biasanya akan sangat berterima kasih apabila pimpinannya memintanya untuk melaksanakan suatu gagasan yang baru, misalnya saja pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Sekalipun tanpa adanya permintaan dari pimpinan, biasanya sang guru yang �suka mencoba hal-hal yang baru (responsif)� akan membawa gagasan baru yang diperolehnya di luar ke dalam sekolah. Bisa saja terjadi bahwa sang guru tidak menginformasikan penerapan gagasan pembaharuan yang telah dilaksanakannya di kelas kepada pimpinan sekolah. Justru pimpinan sekolah yang justru kemungkinan terkejut sewaktu ada pihak luar atau siswa yang bercerita bahwa sang guru telah memperkenalkan gagasan baru kepada para siswa.
Memang ada hambatan apabila penerapan gagasan pembaharuan itu harus menggunakan fasilitas/peralatan tertentu yang tidak memungkinkan untuk dibiayai oleh sang guru sendiri. Dalam hal ini, sang guru memang terpaksa mendiskusikan gagasan pembaharuan yang akan dicoba diterapkannya di sekolah dengan Kepala Sekolah. Harapannya adalah bahwa Kepala Sekolah dapat mendukung gagasan
pembaharuan yang akan diterapkan termasuk dukungan terhadap pengadaan fasilitas/peralatan yang dibutuhkan. Seandainya Kepala Sekolah belum mendukung, maka ada kemungkinan sang guru akan berusaha untuk mendapatkan fasilitas/peralatan yang dibutuhkan.
Sang guru akan merasakan adanya kepuasan di dalam dirinya apabila berhasil memperkenalkan gagasan pembaharuan kepada para siswanya. Kepuasan sang guru akan bertambah apabila para siswanya memperlihatkan hasil belajar yang meningkat pula.
e. Sikap pamrih dalam melaksanakan hal-hal yang baru Pengenalan suatu gagasan pembaharuan, misalnya saja pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran akan disambut positif oleh para guru. Mengapa? Karena mereka berpendapat bahwa kegiatan pengenalan ini akan diikuti dengan langkah berikutnya yaitu penerapannya apabila para guru memang memberikan respons yang positif. Pada umumnya, para guru yang merespons positif dan ditugaskan sekolah untuk berperanserta dalam penerapan pemanfaatan TIK akan dibekali dengan berbagai persiapan termasuk pelatihan untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Selain bekal yang bersifat substansi, para guru juga dibekali dengan insentif atau biaya partisipasi. Kedua jenis bekal yang dalam hal ini disebut sebagai �pamrih�.
Selama dukungan yang bersifat substansi maupun yang bersifat finansial masih berjalan, maka sang guru yang bersikap �melaksanakan hal-hal yang baru berdasarkan pamrih� akan melaksanakan pemanfaatan TIK sebagaimana yang telah didiskusikan. Namun, apabila dukungan substansi dan finansial telah berhenti dan tindak lanjut kegiatan pemanfaatan TIK diserahkan kepada sekolah, maka kecenderungan yang terjadi adalah bahwa sang guru juga berhenti memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajarannya. Pengelola sekolah juga kemungkinan akan mengatakan bahwa tidak ada dana khusus untuk melanjutkan pelaksanaan pemanfaan TIK dalam kegiatan pembelajaran sehingga kegiatannya juga turut segera berhenti. Sebaliknya dapat terjadi manakala pimpinan sekolah memang orang yang bersikap positif dan terbuka terhadap pembaharuan.
f. Sikap ikut-ikutan agar tidak dikatakan ketinggalan jaman Seorang guru cenderung tidak akan menolak apabila ditugaskan untuk turut serta melaksanakan sesuatu gagasan pembaharuan misalnya pemanfaatan TIK sekalipun
mungkin dirinya tidak begitu yakin akan komitmen untuk penerapannya secara berkelanjutan. Setidak-tidaknya, sang guru akan dilihat oleh para koleganya sebagai orang yang tidak ketinggalan. Yang penting di dalam pemikiran sang guru adalah bahwa dirinya sudah mengikuti perkembangan atau kemajuan yang ada, terlepas bagaimana porsi atau kadar keikut-sertaannya.
Guru yang bersikap �sekedar ikut-ikutan agar tidak dikatakan ketinggalan jaman� ini sebenarnya tidaklah sepenuh hati untuk melaksanakan pemanfaatan TIK sehingga kalau dipertanyakan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pemanfaatan TIK, maka sang guru akan melemparkannya kepada pimpinan sekolah. Dapat saja sang guru berkata, �saya ini kan hanya sekedar melaksanakan apa adanya saja; yang tahu sepenuhnya tentang pemanfaatan TIK ini adalah Kepala Sekolah.
g. Sikap innovatif atau kreatif dalam melaksanakan tugas Guru yang memang memiliki keterbukaan, baik dalam hal pemikiran maupun sikapnya terhadap setiap gagasan pembaharuan (misalnya pemanfaatan TIK yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hasil pembelajaran siswa), akan lebih mudah tergugah untuk mempelajari dan memahami suatu gagasan pembaharuan. Dengan kesediaan mempelajari suatu gagasan pembaharuan, maka guru akan memiliki pemahaman yang jelas di bidang pemanfaatan TIK sebelum menerima dan menerapkan gagasan.
Melalui pemahaman yang jelas, maka seorang guru tentunya akan lebih mudah menerapkan gagasan pembaharuan dalam kegiatan pembelajaran yang dikelolanya. Seandainya juga mengalami hambatan/kesulitan pada tahap penerapannya di dalam kelas, ia tentunya tidak mudah menyerah; melainkan akan berupaya untuk mencari solusinya, tidak hanya dengan sesama guru yang ada di sekolahnya tetapi juga dengan pihak-pihak lain yang mempunyai kompetensi di bidang yang relevan. Selain responsif terhadap gagasan pembaharuan yang dalam hal ini berupa pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran, maka sang guru akan selalu mengupayakan adanya kreativitas dalam kegiatan pembelajaran yang dikelolanya.
4. Langkah-langkah/Prosedur Pemanfaatan TIK dalam Kegiatan Pembelajaran a. Umum Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan Amerika Serikat pada tahun 1999, dikemukakan bahwa relatif kecil prosentase jumlah guru (20%) yang menyampaikan bahwa mereka mempersiapkan diri secara baik untuk mengintegrasikan TIK ke dalam pembelajaran di kelas. Sebagai contoh, seorang guru mengatakan �Saya menggunakan komputer di kelas sebagai upaya pengayaan terhadap topik materi yang telah dibahas�, �Para siswa menggunakan internet untuk mendapatkan berbagai informasi yang perlu bagi laporan mereka�, �Saya menggunakan powerpoint untuk mempersiapkan semua presentasi saya di dalam kelas� (US Department of Education, 1999).
Pertama-tama, tentukan dulu tujuan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yang tentunya haruslah mengacu pada tujuan pendidikan/pembelajaran yang bersifat khusus! Apakah TIK dimanfaatkan untuk mendukung inkuiri, meningkatkan komunikasi, memperluas akses ke berbagai sumber, membimbing siswa untuk menganalisis dan memvisualisasikan data, memungkinkan dilakukannya pengembangan produk, atau mendorong pengungkapan gagasan? Kedua, pilihlah jenis TIK yang sesuai dengan kebutuhan dan dilanjutkan dengan pengembangan kurikulum. Kembangkanlah suatu rencana untuk mengevaluasi pekerjaan siswa dan juga penilaian dampak dari pemanfaatan teknologi.
Di samping dukungan yang bersifat pedagogis membantu para siswa memanfaatkan TIK untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran, para guru juga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan produk, piranti lunak, dan sumber-sumber elektronik yang tersedia. Para guru juga membutuhkan waktu untuk berdiskusi mengenai TIK dengan guru-guru lainnya, baik yang digunakan maupun yang akan digunakan. Kolaborasi profesional mencakup komunikasi dengan para pendidik dalam berbagai situasi dan juga dengan yang lain yang mempunyai pengalaman dalam pemanfaatan teknologi (Panel on Educational Technology, 1997).
Pengembangan kemampuan profesional guru yang sesuai dengan perkembangan tuntutan/ kebutuhan adalah penting untuk dilaksanakan secara berkesinambungan. Dengan demikian, ada kesempatan bagi guru untuk belajar, tidak hanya yang terkait dengan cara-cara pemanfaatan TIK baru tetapi juga tentang cara-cara menyajikan materi pembelajaran yang bermakna, dan berbagai kegiatan lainnya yang terkait dengan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Tetapi pelatihan
guru haruslah lebih dari sekedar cara memanfaatkan TIK (termasuk komputer), tetapi sampai pada strategi pembelajaran yang dibutuhkan untuk (infuse) keterampilan teknologis ke dalam proses belajar� (Sulla, 1999).
b. Khusus 1) Perencanaan Pada tahap perencanaan, sebagai seorang guru atau instruktur pelatihan tentunya ANDA akan melakukan serangkaian kegiatan, seperti: (a) merancang/mengemas materi pelajaran, (b) mempersiapkan strategi pembelajaran, (c) mempersiapkan lembar kerja siswa, dan (d) mempersiapkan lembar penilaian hasil belajar siswa.
Berbicara mengenai kegiatan merancang/mengemas materi pelajaran berbasis TIK pada hakekatnya mencakup keempat kegiatan tersebut di atas. Oleh karena itu, pembahasan tentang merancang/mengemas materi pelajaran berbasis TIK hendaknya dimaknai sebagai pembahasan keempat kegiatan tahap perencanaan. Kegiatan merancang/ mengemas materi pelajaran berbasis TIK tidaklah seluruhnya harus dilakukan oleh seorang guru mata pelajaran. Dapat saja seorang guru mencari sebagian materi pelajaran berbasis TIK yang sudah dikemas oleh pihak lain (baik guru maupun institusi) melalui berbagai sumber dan kemudian menyajikannya kepada siswa.
Tentunya sangat diharapkan apabila seorang guru berupaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dirinya sehingga memiliki kemampuan untuk merancang/mengemas sendiri seluruh materi pelajaran yang diampunya berbasis TIK. Memang kegiatan yang demikian ini akan sangat menyita banyak waktu, tetapi penerapannya dalam kegiatan pembelajaran akan sangat menghemat banyak waktu. Oleh karena itu, para guru mata pelajaran sejenis yang berada di suatu wilayah dapat saja secara bersama-sama merancang/ mengembangkan materi pelajaran berbasis TIK (team work). Materi pelajaran yang dirancang/dikemas guru didasarkan atas hasil analisis terhadap kurikulum yang digunakan.
Hasil kerja suatu tim akan lebih baik lagi apabila membuka diri untuk mendapatkan masukan dari kelompok guru mata pelajaran sejenis dari wilayah lainnya. Atau, asosiasi guru mata pelajaran sejenis (jika telah ada) berdasarkan wilayah misalnya dapat berbagi tugas untuk merancang dan mengembangkan
topik-topik tertentu yang telah diinventarisasi secara asosiasi. Selanjutnya, hasil finalisasi dan kompilasi keseluruhan topik pelajaran dapat dimanfaatkan oleh semua anggota asosiasi.
2) Pelaksanaan Pemanfaatan TIK dalam Kegiatan Pembelajaran Pada tahap pelaksanaan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran, seorang guru haruslah benar-benar yakin bahwa fasilitas TIK yang akan dimanfaatkannya dalam keadaan berfungsi baik. Artinya, guru harus melakukan tes terhadap fasilitas TIK sebelum digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hanya dengan cara yang demikian ini diharapkan bahwa kegiatan pembelajaran melalui pemanfaatan fasilitas TIK akan dapat berjalan lancar.
Kemudian, para siswa juga perlu disiapkan agar masing-masing mereka fokus terhadap materi pelajaran yang akan dibahas. Penyiapan siswa dapat dilakukan dengan mengarahkan perhatian mereka terhadap kompetensi yang perlu mereka kuasai pada akhir kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran yang akan diterapkan selama kegiatan pembelajaran juga perlu dikomunikasikan kepada para siswa agar mereka memiliki kejelasan mengenai kegiatan-kegiatan belajar yang dituntut untuk mereka lakukan.
Manakala para siswa dan fasilitas/peralatan TIK telah sepenuhnya dalam siap, barulah guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan dilanjutkan dengan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Selama berlangsung kegiatan pembelajaran, guru haruslah memantau keadaan penerimaan siswa terhadap materi pelajaran. Siswa yang mengalami kesulitan memahami bagian tertentu dari materi pelajaran, hendaknya menjadi perhatian guru dan diberi bimbingan. Sedangkan siswa yang memperlihatkan tingkat penguasaan yang lebih cepat terhadap materi pelajaran dapat diberi tugas-tugas tertentu sehingga tidak mengganggu siswa lainnya.
Pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran tidak selamanya berjalan lancar. Adakalanya terjadi hambatan/kendala, baik yang diakibatkan oleh fasilitas TIK itu sendiri maupun oleh guru dalam mengoperasikannya atau dapat juga disebabkan oleh faktor lainnya seperti listrik yang tiba-tiba padam. Dalam kaitan ini, seorang guru hendaknya mengantisipasi kemungkinan terjadinya kendala/hambatan ini agar tidak mengganggu perhatian siswa. Tentunya masih ada beberapa hambatan lainnya.
Berdasarkan survai yang telah dilakukan sebelumnya, terdapat beberapa faktor yang sering menjadi keluhan para guru, seperti misalnya: tidak tersedianya peralatan, mahalnya akses internet, kurangnya pengetahuan dan kemampuan menggunakan TIK alias gagap teknologi (gatek), dan kurangnya dukungan kebijakan Kepala Sekolah. Nah selanjutnya, cobalah diskusikanlah dengan sesama peserta pelatihan mengenai faktor-faktor pendukung dan penghambat pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Sebagai persiapan diri untuk berdiskusi dengan sesama teman, cobalah jawab beberapa pertanyaan berikut ini:
1. Bagaimanakah ketersediaan peralatan TIK di sekolah ANDA?
2. Apakah akses internet yang adadi sekolah ANDA memadai untuk menunjang kegiatan pembelajaran?
3. Bagaimanakah kemampuan guru dalam memanfaatkan TIK di sekolah ANDA?
4. Bagaimana upaya sekolah ANDA dalam penyediaan biaya pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran?
5. Jelaskanlah solusi apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi hambatan pendayagunaan TIK di sekolah:
3) Penilaian Kegiatan Pembelajaran yang Memanfaatkan TIK Penilaian hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan TIK dapat dilakukan secara (a) terintegrasi atau menyatu dalam bahan belajar siswa, baik yang berupa pertanyaan-pertanyaan lisan sewaktu kegiatan belajar tatap muka, soal-soal latihan secara tertulis (selfevaluation) maupun kuis, (b) tersendiri, baik yang berupa penugasan individual atau kelompok, maupun tes.
5. Model-model Pemanfaatan TIK untukKegiatan Pembelajaran Guru mempunyai kebebasan untuk menentukan model pemanfaatan TIK yang akan diterapkannya dalam kegiatan pembelajaran. Penentuan model pemanfaatan TIK ini hendaknya disesuaikan dengan berbagai kondisi yang ada, seperti: ketersediaan fasilitas TIK di sekolah (apakah lengkap untuk setiap siswa atau siswa harus berpasangan), tingkat kemampuan atau keterampilan guru mengoperasikan fasilitas/peralatan TIK, ketersediaan fasilitas TIK yang dimiliki siswa, tingkat kemampuan atau keterampilan siswa mengoperasikan fasilitas/peralatan TIK, atau tingkat aksesibilitas siswa terhadap materi pelajaran di luar sekolah.
Apabila kondisi obyektif yang ada memang memungkinkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar berbasis TIK, maka model pemanfaatan TIK yang mendukung adalah model yang terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran sekalipun mungkin tidak sepenuhnya. Masih terbuka peluang sekalipun dalam persentase yang kecil bagi siswa untuk dapat berinteraksi secara tatap muka dengan guru. Secara singkat dapatlah dikatakan bahwa hampir keseluruhan kegiatan pembelajaran dilakukan melalui pemanfaatan TIK. Model terintegrasi ini hanya dapat diterapkan apabila setiap siswa telah memiliki pengetahuan, kemampuan dan keterampilan mengoperasikan fasilitas TIK di samping tidak memiliki kendala/hambatan untuk memanfaatkan fasilitas TIK setiap saat.
Model pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran yang kedua yang dapat diterapkan adalah model campuran (mixed model) dengan porsi yang lebih besar pada pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. Model campuran ini dapat dibedakan menjadi:
a. model campuran yang sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan dengan pemanfaatan TIK; hanya sebagian kecil saja dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru secara tatap muka. Artinya, guru memang merencanakan ada kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan secara tatap muka dan ada pula yang diselenggarakan melalui pemanfaatan TIK. b. model campuran yang sebagian besar kegiatan pembelajaran dilakukan secara tatap muka; sedangkan kegiatan pembelajaran melalui pemanfaatan TIK hanya dilakukan dalam persentase yang lebih kecil. Dalam hal ini, guru memang merencanakan ada kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan melalui memanfaatkan TIK.
Penerapan model campuran ini didasarkan atas pertimbangan mengenai ketersediaan fasilitas TIK di sekolah. Manakala fasilitas TIK yang tersedia di sekolah dapat dimanfaatkan siswa secara individual atau setidak-tidaknya secara berpasangan, dan fasilitas TIK yang sama juga dapat dimanfaatkan siswa di luar jam pelajaran sekolah, serta fasilitas TIK juga tersedia di lingkungan sekitar siswa (siswa tidak akan mengalami kesulitan atau hambatan dalam memanfaatkan fasilitas TIK), maka model campuran yang pertama dapat diterapkan guru. Sebaliknya, manakala fasilitas TIK yang tersedia di sekolah terbatas jumlahnya sehingga hanya dapat dimanfaatkan siswa secara berpasangan, trio atau bahkan kwartet, dan fasilitas TIK yang sama tidak mungkin dimanfaatkan siswa di luar jam pelajaran sekolah, serta fasilitas TIK yang tersedia di lingkungan sekitar siswa juga sangat terbatas, maka model campuran yang kedua yang lebih memungkinkan untuk diterapkan guru. Artinya, pemanfaatan TIK untuk pembelajaran hanya dilakukan dalam bentuk tugas-tugas yang harus dilakukan para siswa.
RANGKUMAN Setiap guru mempunyai keterbatasan dalam menyajikan materi pelajaran kepada para siswanya karena berbagai sebab, seperti: konsep yang abstrak, obyek yang berbahaya, obyek yang tidak terlihat secara kasat mata, biaya yang sangat mahal untuk menghadirkan obyek bahasan ke dalam kelas. Berbagai keterbatasan guru dapat diatasi antara lain dengan pemanfaatan eknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran. Gagasan pembaharuan khususnya pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran dapat berasal dari siapa saja. Yang sangat mendasar dan penting adalah sikap Kepala Sekolah dan guru yang kondusif terhadap pemanfaatan TIK. Pembaharuan dapat dimulai dari yang sangat kecil, seperti: guru yang memberikan tugas kepada para siswanya untuk mencari informasi tentang topik tertentu dari internet, memanfaatkan media kaset audio dalam kegiatan pembelajaran, guru mengembangkan komunikasi dengan para siswa melalui email atau short message services (SMS). Manakala kondisi yang kecil ini terus ditingkatkan, tentu pada akhirnya akan memberikan dampak yang lebih besar terhadap hasil belajar siswa dan efisiensi pengelolaan kegiatan pembelajaran. Dalam kaitan ini, perlu dilakukan perencanaan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sehingga pemanfaatan TIK tidak hanya bersifat �tempelan� atau kalau guru berhalangan hadir di dalam kelas karena berbagai alasan.
TUGAS
Tugas yang perlu ANDA lakukan adalah melanjutkan pembuatan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang hanya mencakup satu topik materi pelajaran yang dapat disajikan selama 2 jam pelajaran. Di dalam RPP yang ANDA susun tersebut haruslah mencerminkan pemanfaatan TIK secara terintegrasi. RPP yang ANDA mulai susun ini akan terus ANDA kembangkan sesuai dengan sajian materi pelatihan yang akan bahas dengan para nara sumber lainnya. Usahakan agar ANDA benar-benar siap, tidak menyia-nyiakan waktu karena RPP yang ANDA susun tersebut akan final pada saat seluruh materi pelatihan telah selesai disajikan. Selamat bekerja dan berpeganglah pada prinsip bahwa tiada tugas yang tidak selesai.
PENUTUP
Bagian Penutup ini merupakan bagian akhir dari modul yang sedang ANDA pelajari tentang �Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran�. SUKSES buat ANDA yang telah berhasil selesai mempelajari modul ini. Apabila sekarang kepada ANDA sebuah pertanyaan �Apa saja yang telah ANDA pahami setelah selesai mempelajari modul ini?�. Pertanyaan ini tentulah tidak terlalu sulit untuk dijawab apabila ANDA memang benar-benar secara cermat mempelajari modul ini dan mengerjakan semua tugas atau soalsoal latihan yang diberikan. Namun seandainya ANDA sendiri masih merasa belum sepenuhnya dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan mudah, apakah tidak sebaiknya ANDA mundur selangkah untuk mencoba mempelajari ulang bagian-bagian tertentu dari modul ini yang belum ANDA pahami dengan baik.
Dengan mempelajari ulang materi pelajaran yang dibahas di dalam modul ini yang memang benar-benar belum ANDA pahami secara baik, janganlah sedikitpun ANDA merasa malu atau merasa tidak enak (feel uneasy). Apabila ANDA memang sudah selesai mempelajari ulang bagian-bagian tertentu dari materi pelajaran yang diuraikan di dalam modul ini dan akhirnya telah dapat memahaminya dengan baik, maka siapkanlah diri ANDA untuk mengerjakan Tes Akhir Modul (TAM) yang terdapat di bagian akhir modul ini. Dalam mengerjakan TAM, usahakanlah untuk secara disiplin mengerjakannya sendiri semaksimal mungkin agar ANDA secara obyektif dapat menilai tingkat keberhasilan ANDA menguasai materi pelajaran yang disajikan di dalam modul ini.
Apabila sudah selesai mengerjakan semua soal yang terdapat pada TAM, mintalah Kunci Jawaban TAM dari nara sumber pelatihan dan kemudian, periksalah hasil pekerjaan ANDA. Semoga ANDA berhasil mengerjakan semua atau sebagian besar soal TAM dengan benar. Jika demikian halnya, SELAMAT dan SUKSES buat ANDA. Sebagai tindak lanjut, gunakanlah pengalaman belajar atau cara-cara belajar yang telah ANDA terapkan untuk modul pelatihan lainnya.
Jika seandainya ternyata ANDA belum berhasil mengerjakan semua atau sebagian besar soal TAM, janganlah berkecil hati. Tip yang paling sederhana dan mudah adalah �pelajarilah kembali modul ini dengan lebih cermat�. Di samping itu, yakinkan juga diri ANDA bahwa ANDA pasti dapat memahami keseluruhan atau sebagian besar materi pelajaran yang dibahas di dalam modul ini. Bagaimana? ANDA sudah siap bukan? Bagus! Selamat belajar dan Sukses!
KEPUSTAKAAN
Darmawan, Deni. (2008). Antara Guru dan Abad Teknologi Informasi-Komunikasi. http://e-majalah. com/0608deni.html. Diakses tanggal 02 Pebruari 2009. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional 2005-2009. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Blueprint TIK untuk Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Haddad, Wadi D. (2005). Technology and Teacher Education: Making the Connection. Sumber: http://www.techknowlogia.org/TKL_active_pages2/CurrentArticles/main.asp?IssueNumbe r=18&FileType=PDF&ArticleID=434 (diakses tanggal 31 Mei 2005). Karsenti, Thierry. (2005). From Blackboard to Mouse Pad: A Case Study of the Effectiveness of E-Learning and Technology in Teacher Education Programs. Sumber: http://www.Techknow logia.org/TKL_active_pages2/CurrentArticles/main.asp?IssueNumber=18&FileType=PDF&A rticleID= 446 (diakses tanggal 31 Mei 2005) Kusnandar, Ade. (2008). �Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran�, Modul-1 yang disajikan pada Pelatihan Pemanfaatan TIK untuk Pembelajaran Tingkat Nasional Tahun 2008. Jakarta: Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan-Departemen Pendidikan Nasional. MacKinnon, Soledad. (2005). Technology Integration in the Classroom: Is There Only One way to Make It Effective? Sumber:http://www.techknowlogia.org/ TKL_active_ pages2/CurrentArticles/main.asp? Issue Number=18&FileType=PDF& ArticleID=445 (diakses tanggal 31 Mei 2005). Means, B., Blando, J., Olson, K., Middleton, T., Morocco, C., Remz, A., & Zorfass, J. (1993). Using Technology to Support Education Reform. Washington, DC: U.S. Department of Education. Sumber:http://www.ed.gov/pubs/EdReformStudies/TechReforms/ (diakses tanggal 10 Juni 2005). Siahaan, Sudirman. (2005). �Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK): Pengertian, Potensi, dan Pemanfaatannya dalam Pembelajaran�, makalah yang disajikan pada Pelatihan Pemanfaatan Program Media Pembelajaran melalui Audiovisual untuk Kepala Sekolah dan Guru SD, SMP, SMA/SMK se-Sumatera Selatan di Palembang, Palembang: Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Selatan.
Surya, H. M. (2006). Makalah tentang �Potensi Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran di Kelas� yang disajikan dalam Seminar Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pendidikan Jarak Jauh dalam Rangka Peningkatan Mutu Pembelajaran, diselenggarakan oleh Pustekkom Depdiknas, tanggal 12 Desember 2006 di Jakarta. Diakses tanggal 02 Pebruari 2009. US Department of Education. (1999). Teacher Quality: A report on the Preparation and Qualifications of Public School Teachers. USA: National Center for Education Statistics January 1999. Wibawanto, Hari. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi. . Diakses tanggal 02 Pebruari 2009. Websites: http://www.bergen.org/technology/defin.html http://www.answers.com/topic/information-technology http://www.ncrel.org/sdrs/areas/issues/methods/ technlgy/te800.htm http://www.bergen.org/technology/defin.html http://www.e-dukasi.net
TES AKHIR MODUL
A. Petunjuk 1. Bacalah dengan cermat terlebih dahulu petunjuk tentang cara-cara mengerjakan soal-soal TAM. 2. Bacalah sepintas keseluruhan soal TAM dan perhatikanlah soal-soal mana yang menurut ANDA dapat dengan mudah ANDA jawab. Kemudian, bacalah secara cermat setiap soal yang relatif mudah menurut ANDA dan kerjakanlah. 3. Apabila memang masih ada waktu, cobalah pahami soal yang sulit dan upayakan untuk mengerjakannya. 4. Seandainya semua soal telah selesai ANDA kerjakan, cobalah periksa kembali hasil pekerjaan ANDA. Jika ada yang menurut ANDA perlu diperbaiki, lakukanlah dengan segera. 5. Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang benar menurut ANDA, apakah huruf A, B, C, atau D.
B. Soal-soal 1. Potret guru dalam kegiatan belajar-mengajar yang manakah berikut ini yang dapat dikatakan telah mulai memanfaatkan TIK? A. Guru selalu mengajarkan materi pelajaran kepada para siswanya dengan metode atau cara mengajar sebagaimana yang telah diajarkan oleh para guru/dosennya sewaktu dirinya menjadi mahasiswa. Setiap hari, ia mempersiapkan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkannya dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas. Dia juga memberikan penjelasan terhadap berbagai pertanyaan yang diajukan oleh para siswanya. Adakalanya ia juga menugaskan para siswanya untuk mendiskusikan topik tertentu. Para siswa merasa senang dan hormat terhadap sang guru. B. Guru selalu berusaha menggunakan seluruh waktu jam mengajarnya untuk menjelaskan materi pelajaran kepada para siswanya. Setiap pertanyaan siswa mengenai materi pelajaran dijawab dengan tuntas oleh guru sehingga dengan demikian diharapkan bahwa semua materi pelajaran yang ditetapkan di dalam kurikulum dapat disajikan kepada siswa. Guru tampaknya lebih cenderung berfungsi sebagai pusat kegiatan pembelajaran (teachers-centered instruction) bukannya siswa (students-centered instruction).
C. Guru senantiasa berusaha agar prestasi belajar para siswanya memenuhi nilai ketuntasan yang ditetapkan. Semua materi pelajaran yang ditetapkan di dalam kurikulum diupayakan agar dapat disajikan kepada para siswa. Di samping itu, guru dalam kegiatan mengajarnya juga banyak melakukan latihan soal-soal (drilling) sehingga para siswanya familiar dengan berbagai bentuk soal. Berdasarkan pengalaman mengajar yang demikian ini, para siswanya berhasil mencapai nilai ketuntasan yang ditetapkan. D. Guru dalam kegiatan pembelajaran yang dikelolanya berusaha untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat diakses, baik oleh guru maupun para siswa. Mengingat sekolah memiliki overhead projector, maka guru mengembangkan materi pelajaran ke dalam transparansi untuk kemudian secara terencana disajikan kepada para siswanya. Guru cenderung berfungsi sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran sehingga para siswanya yang aktif belajar.
2. Sebagai guru yang inovatif, A. saya selalu merasa puas dengan metode ceramah yang saya terapkan karena para siswa saya senantiasa berhasil mencapai nila prestasi belajar di atas nilai ketuntasan. B. saya selalu berusaha menggunakan cara-cara baru termasuk pemanfaatan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk menjelaskan materi pelajaran yang saya ampu kepada para siswa. C. saya kurang yakin bahwa dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran akan dapat meningkatkan nilai prestasi belajar para siswa. D. saya merasa puas apabila saya dapat menjelaskan secara detail seluruh materi pelajaran yang saya ampu kepada para siswa sehingga para siswa saya tidak perlu mencari sumber belajar lain.
3. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran menurut saya: A. seyogianya dimulai dari penyediaan peralatan/fasilitas TIK di sekolah terlebih dahulu dan apabila memungkinkan barulah kemudian dilanjutkan dengan pelatihan para guru tentang cara-cara memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran.
B. seyogianya dimulai dari pelatihan para guru terlebih dahulu sampai benar-benar mereka mahir memanfaatkan TIK, dan setelah itu barulah dilanjutkan dengan pengadaan peralatan/fasilitas TIK di sekolah. C. seyogianya dimulai dari sosialisasi pemanfaatan TIK di kalangan para Kepala Sekolah dan guru terlebih dulu, barulah dilanjutkan dengan pengadaan peralatan/fasilitas TIK yang diikuti dengan penyelenggaraan pelatihan bagi para guru tentang pemanfaatan TIK. D. seyogianya dimulai dari penyediaan peralatan/fasilitas TIK di sekolah dan kemudian tindak lanjutnya dibuatkan secara tertulis saja untuk dilaksanakan oleh Kepala Sekolah.
4. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam kegiatan pembelajaran menurut saya: A. hanya menambah beban para guru. B. perlu ditunjang dengan pemberian tambahan honor atau insentif agar pemanfaatannya dapat dilakukan guru secara teratur. C. haruslah diperlakukan guru sebagai mitra yang sejajar dalam membelajarkan para siswa. D. perlu memperhatikan kesiapan para guru untuk menerapkannya.
5. Sebagai guru mata pelajaran, saya berpendapat bahwa: A. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran di sekolah sebaiknya haruslah berasal dari Kepala Sekolah dan kemudian disosialisasikan kepada para guru. B. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya haruslah berasal dari masing-masing guru yang diberikan kebebasan untuk melaksanakannya dan Kepala Sekolah mendukungnya. C. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya haruslah berasal dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan menyosialisasikannya kepada para Kepala Sekolah serta mempersiapkan para guru melalui pelatihan. D. inisiatif untuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran tidak menjadi masalah berasal dari mana saja tetapi yang penting adalah komitmen dari para guru untuk teratur memanfaatkannya dengan dukungan penuh dari Kepala Sekolah.
6. Pertimbangan-pertimbangan apa saja yang perlu diperhatikan jika ANDA akan menerapkan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran? A. Ketersediaan fasilitas/peralatan TIK yang akan digunakan guru untuk kegiatan pembelajaran di sekolah. B. Ketersediaan guru dan tenaga penunjang di sekolah yang telah memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan di bidang TIK. C. Ketersediaan bahan-bahan belajar (bahan belajar sudah siap untuk digunakan guru) yang akan dimanfaatkan melalui fasilitas/peralatan TIK D. Adanya dukungan kebijakan Kepala Sekolah, ketersediaan fasilitas/peralatan TIK, komitmen guru untuk mengembangkan dan memanfaatkan bahan belajar berbasis TIK secara teratur dalam kegiatan pembelajaran.
7. Manakah di antara pernyataan berikut ini yang menurut ANDA perlu dijadikan sebagai pertimbangan untuk menerapkan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran? A. Potensi TIK yang dapat mengatasi keterbatasan saya (self-limitation) dalam menyajikan materi pelajaran yang bersifat abstrak, berbahaya, tidak dapat dilihat secara kasat mata. B. Ketersediaan fasilitas/peralatan TIK di sekolah. C. Adanya perintah kedinasan untuk memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran. D. Tingkat pengetahuan dan kemampuan saya untuk memanfaatkan TIK bagi kepentingan pembelajaran dan didukung ketersediaan fasilitas/peralatan TIK di sekolah.
8. Sebagai guru, sikap yang bagaimanakah yang seyogianya dikembangkan guru dalam menghadapi pembaharuan termasuk pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran? A. Sikap yang selalu merasa puas dan bangga apabila dapat mengajarkan materi pelajaran kepada para siswa saya dengan metode atau cara mengajar yang telah saya pelajari sebelum menjadi guru. Saya meyakini bahwa metode atau cara mengajar guru saya telah memungkinkan saya berhasil menyelesaikan pendidikan sebagai guru sehingga menurut saya tidak perlu mempersulit diri menggunakan cara-cara baru (inovatif).
B. Sikap yang merasa puas dan bangga akan potensi dan kemampuan yang telah saya pelajari dan terapkan selama ini yang menghasilkan prestasi belajar para siswa saya tidak mengecewakan sehingga tidak perlu menambah beban pekerjaan dengan pemanfaatan TIK. C. Sikap saya adalah berorientasi pada prestasi belajar para siswa. Jika dengan cara-cara mengajar yang saya terapkan selama ini telah menghasilkan prestasi belajar siswa mencapai nilai ketuntasan, maka saya tidak merasa perlu untuk membebani diri saya dengan segala macam pembaharuan termasuk pemanfaatan TIK. D. Sikap yang senantiasa terbuka terhadap setiap gagasan pembaharuan dan tergugah untuk melakukan kajiannya serta berupaya untuk menerapkannya dalam kegiatan pembelajaran.
9. Sikap yang bagaimanakah menurut ANDA yang seyogianya diperlihatkan guru dalam menghadapi pembaharuan termasuk pemanfaatan TIK untuk kegiatan pembelajaran? A. Sikap saya adalah �wait and see�. Perlu melihat bukti terlebih dahulu tentang keberhasilan sekolah yang telah menerapkan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran. B. Sikap saya adalah melakukan kajian terlebih dahulu dan barulah kemudian mengujicobakannya. C. Sikap saya adalah proaktif untuk mencari dan mendapatkan informasi tentang berbagai gagasan pembaharuan serta berupaya untuk menerapkannya secara bertahap dalam kegiatan pembelajaran. D. Sikap saya adalah menunggu sampai ada instruksi dari Kepala Sekolah untuk memulai penerapan pembaharuan termasuk pelaksanaan pemanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran.
10. Bagaimanakah sebaiknya sikap ANDA sebagai guru dalam memanfaatkan TIK untuk kegiatan pembelajaran? A. Sikap saya adalah memanfaatkan TIK untuk kegiatan pembelajaran apabila saya merasa �tidak mood� masuk ke dalam kelas untuk mengajar secara tatap muka. B. Sikap saya adalah memanfaatkan TIK untuk kegiatan pembelajaran apabila saya berhalangan datang ke sekolah untuk mengajar secara tatap muka di kelas. C. Sikap saya adalah memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran apabila memang ada instruksi dari Kepala Sekolah untuk melakukannya.
D. Sikap saya adalah memanfaatkan TIK terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran, yaitu dengan merencanakan materi pelajaran yang akan saya sajikan melalui TIK berdasarkan kurikulum dan jadwal pelajaran sekolah serta mempunyai komitmen untuk memanfaatkannya sesuai dengan yang direncanakan.
11. Sebagai guru, bagaimana sebaiknya ANDA memperlakukan TIK dalam kegiatan pembelajaran? A. TIK hanya diperlukan apabila saya merasa tidak mempunyai kemampuan untuk menyajikan atau menjelaskan materi pelajaran tertentu. B. TIK memang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran karena akan dapat meningkatkan nama harum sekolah. Oleh karena itu, sekolah perlu dilengkapi dengan fasilitas/perlatan TIK agar semakin banyak masyarakat yang tertarik untuk menyekolahkan anaknya. C. TIK memang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran karena akan sangat membantu mempermudah saya menyajikan materi pelajaran kepada para siswa.
D. TIK memang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran karena menurut saya, TIK dan guru akan dapat berbagi peran atau fungsi sebagai mitra yang sejajar dalam membelajarkan para siswa. Konsekuensinya adalah bahwa akan lebih banyak waktu saya yang tersita untuk merancang dan mengemas materi pembelajaran di luar jam mengajar tetapi akan sangat membantu saya dalam mengelola waktu, menyajikan materi pelajaran, dan memberikan bimbingan individual kepada siswa.
12. Menurut ANDA, apa saja yang menjadi dampak dari pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran? A. Terjadinya pergeseran paradigma dalam berbagai komponen di bidang pendidikan/ pembelajaran. B. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar bagi para siswa tetapi hanya sebagai salah satu sumber belajar saja. C. Peserta didik (siswa) bukan lagi sebagai obyek yang harus disuapi sepenuhnya oleh guru dalam membelajarkan mereka. D. Pembelajaran tidak lagi berfokus pada guru tetapi telah bergeser menjadi berfokus pada siswa (students-centered instruction).
13. Manakah di antara pernyataan berikut ini yang memperlihatkan cakupan terlengkap dari pengertian TIK? A. Perangkat keras dan perangkat lunak. B. Kandungan isi dan infrastruktur. C. Komputer dan internet. D. Perangkat keras dan lunak, kandungan isi, dan infrastruktur.
14. Pernyataan manakah di antara yang berikut ini yang tidak termasuk sebagai potensi TIK? A. Mendorong siswa belajar lebih mandiri. B. Mengembangkan keterampilan komunikasi. C. Membatasi kesempatan atau peluang untuk dapat belajar. D. Meningkatkan kualitas belajar.
15. Pernyataan manakah di antara yang berikut ini yang termasuk sebagai potensi TIK? A. Membuat siswa cenderung lebih malas mengikuti pelajaran. B. Meningkatkan efisiensi pengelolaan kegiatan pembelajaran. C. Menambah beban mengajar guru. D. Menambah kesulitan guru untuk menyajikan materi pelajaran.
16. Manakah pernyataan tentang fungsi TIK yang paling lengkap di antara yang berikut ini? A. TIK sebagai gudang pengetahuan, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, dan standar kompetensi. B. TIK sebagai referensi yang dapat diakses dari internet. C. TIK sebagai jaringan tenaga ahli. D. TIK sebagai perpustakaan digital (electronic library atau elib).
17. Manakah di antara pernyataan berikut ini yang menurut ANDA tidak termasuk sebagai pergeseran paradigma di bidang pembelajaran? A. Pembelajaran yang berfokus pada siswa (students-centered instruction). B. Pembelajaran yang mengkondisikan guru sebagai satu-satunya sumber belajar bagi siswa. C. Pembelajaran yang memposisikan guru sebagai fasilitator. D. Pembelajaran yang memungkinkan para siswa senang belajar.
18. Jika masih ada sebagian guru yang belum memanfaatkan TIK dalam kegiatan pembelajaran, maka menurut ANDA sebagai guru, faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebabnya? A. Guru yang terlalu membanggakan pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan dirinya tanpa mau menyadari adanya keterbatasan pada dirinya. B. Belum adanya kebijakan Kepala Sekolah yang mendukung pelaksanaan pemanfaatan TIK. C. Belum adanya SDM di sekolah yang mempunyai pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan di bidang TIK. D. Belum adanya dukungan dana operasional yang dianggarkan Kepala Sekolah untuk pelaksanaan pemanfaatan TIK dalam kegiatan pembelajaran.
19. Manakah di antara pernyataan yang berikut ini yang tidak termasuk sebagai pergeseran paradigma tentang siswa? A. Siswa tidak lagi diperlakukan sebagai individu yang perlu �dicekokin atau disuapin� dengan berbagai pengetahuan. B. Siswa tidak lagi diperlakukan sebagai obyek tetapi bergeser menjadi subyek dalam kegiatan pembelajaran. C. Siswa diperlakukan sebagai pusat atau fokus dalam kegiatan pembelajaran (students-centered instruction atau students-focused instruction). D. Siswa diberikan perlakuan yang seragam oleh gurunya.
20. Manakah di antara pernyataan yang berikut ini yang tidak termasuk sebagai pergeseran paradigma tentang guru? A. Guru merupakan salah satu di antara berbagai sumber belajar yang dapat diakses oleh para siswanya. B. Guru tidak harus menyajikan sendiri semua materi pelajaran yang ditentukan di dalam kurikulum tetapi dapat berbagi dengan sumber belajar lainnya. C. Guru merupakan orang yang merasa serba tahu semuanya di dalam kelas. D. Guru tidak lagi mendominasi (memonopoli) seluruh waktu yang dialokasikan untuk kegiatan belajar di kelas tetapi lebih cenderung memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
KUNCI TES AKHIR MODUL
1. D 11. D 2. B 12. A 3. C 13. D 4. C. 14. C 5. D 15. B 6. D 16. A 7. D 17. B 8. D 18. A 9. C 19. D 10. D 20. C
_______oooOooo_______