Universitas Sumatera Utara Repositori Institusi USU
http://repositori.usu.ac.id
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Skripsi Sarjana
2017
Pelaksanaan Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) Di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017 Lubis, Naimatussaadah http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1609 Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2017
SKRIPSI
OLEH : NAIMATUSSAADAH LUBIS NIM: 131000314
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017
Universitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2017
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
OLEH NAIMATUSSAADAH LUBIS NIM: 131000314
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan
ini
saya
“PELAKSANAAN
menyatakan SISTEM
bahwa
skripsi
PENCATATAN
saya DAN
yang
berjudul
PELAPORAN
TERPADU PUSKESMAS (SP2TP) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2017” ini beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Medan, September 2017
Naimatussaadah Lubis 131000314
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) merupakan sumber pengumpulan data dan informasi di tingkat Puskesmas. Segala data dan informasi baik faktor utama dan tenaga pendukung lain yang menyangkut puskesmas untuk dikirim ke pusat serta sebagai bahan laporan untuk kebutuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sistem administrasi pencatatan dan pelaporan dalam pelaksanaan SP2TP dari aspek input (sumber daya manusia, material dan kebijakan), aspek proses (pencatatan dan pelaporan masing-masing program kepetugas SP2TP dan menginput laporan data dalam pelaporan (LB)), dan aspek output (ketepatan waktu, kelengkapan data, dan keakurata data) diwilayah kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Dengan informan sebanyak 8 orang dengan kategori Kepala Puskesmas Terjun, Koordinator SP2TP Puskesmas Terjun, 5 orang pelaksana kegiatan program dan Koordinator SP2TP di Dinas Kesehatan Kota Medan. Hasil penelitian diperoleh bahwa pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu (SP2TP) di wilayah kerja Puskesmas Terjun sudah terlaksana meskipun belum optimal, ditemukan beberapa masalah yaitu, belum adanya koordinasi yang baik antara koordinator SP2TP dengan petugas program SP2TP, belum adanya dukungan sumber daya manusia khusus pelaksanaan SP2TP baik secara kualitas dan kuantitas, belum adanya dukungan alat teknologi dalam pengerjaan laporan sehingga masih adanya petugas mencatat, dan menginput data laporan secara manual serta dalam pelaporan laporannya selalu tidak tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, belum adanya buku pedoman khusus untuk membantu pelaksanaan SP2TP, dan tidak adanya kebijakan khusus dari penanggung jawab SP2TP di Puskesmas terjun dalam menangani setiap keterlambatan laporan yang terjadi, perlu adanya koordinasi antara petugas masing-masing program dengan koordinator SP2TP yang baik dan terbuka agar pelaksanaan program ini berjalan lancar, serta adanya sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pelaksanaan SP2TP di puskesmas. Kesimpulan dari penelitian ini adalah input SP2TP dari SDM, pengetahuan dan pelatihan tentang SP2TP di Puskesmas Terjun masih kurang baik secara kualitas dan kuantitas. Proses SP2TP di Puskesmas Terjun masih belum optimal sesuai dengan pedoman. Output dari pengelolaan SP2TP di Puskesmas Terjun yang berupa informasi kesehatan kualitasnya kurang baik.
Kata Kunci: Pelaksanaan, Sistem, Pencatatan, Pelaporan, Puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT Integrated Reporting and recording system of clinics (SP2TP) is a source of information and data collection on the level of the Health Centre. All data and information is both a major factor and other supporting personnel concerning the clinics to be sent to the Centre as well as a report for your needs. The purpose of this research is to know the administrative system of recording and reporting in the implementation of SP2TP of the inputs (human resources, materials and policy), aspects of the process (the recording and reporting of each program to the SP2TP officer and reporting of data in the report input (LB)), and output (timeliness, completeness and accuracy of the data, the data) the working relic of Health Centre Terjun Subdistrict Medan Marelan. This research is descriptive research with qualitative approach. Data collection is done with the interview. With an informant as much as 8 people with category Head Falls SP2TP, Coordinator of the Health Centre Plunge, 5 people implementing activities program and coordinator of the SP2TP in the health service of the city of Medan. The research results obtained that the implementation of the integrated reporting and recording system (SP2TP) in the region had already started to Plunge even though the clinic has not been optimal, found several problems, not the existence of a good coordination between the Coordinator of SP2TP with the SP2TP program officer, not the existence of specialized human resources support the implementation of the SP2TP both in quality and quantity, not to support technology tools in the workmanship of the report so that it is still the presence of the clerk records , and enter data manually as well as reports in the reporting of the results are not always timely in accordance with time, yet the existence of a special handbook to assist the implementation of SP2TP, and the absence of a specific policy of person in charge SP2TP in Clinics plunge in dealing with any delay in reporting the case, need for coordination between the officers of each program with a good SP2TP Coordinator and open so that the implementation of this program in full swing , as well as the existence of adequate facilities and infrastructure to support the implementation of the SP2TP in the Health Centre. Conclusion of this research is SP2TP input from human resources, knowledge and training on SP2TP in Health Centre Plunge still lacking both in quality and quantity. The process of SP2TP in Health Centre Plunge still not optimized in accordance with the guidelines. The output of SP2TP management in health centers health information in the form of falls and the quality is not good.
Keywords: Implementation, Systems, Record-Keeping, Reporting, Health Centre.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2017”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada : 1.
Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2.
Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3.
Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes., selaku Ketua Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan sekaligus sebagai Pembimbing I.
4.
dr. Fauzi, SKM., Selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak membimbing dan meluangkan waktu, memberikan saran, dukungan, nasihat, serta arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
5.
Dr. Juanita, SE, M.kes., dan dr. Heldy B.Z., MPH., selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dan kritik demi penyempurnaan skripsi ini.
6.
Ir. Etty Sudaryati, MKM, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan perhatiannya kepada penulis selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kesehatan Masyarkat Universitas Sumatera Utara.
7.
dr. Surya S. Pulungan selaku Kepala Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan dan seluruh staf yang telah memberi izin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian.
8.
Seluruh Dosen dan Staf Akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan ilmu dan bantuan selama masa perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
9.
Drg. Hj. Usma Polita Nasution, M.Kes., selaku Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.
10. Terkhusus dan teristimewa untuk orang tua tercinta, Ayahanda Drs. Syahminan Lubis, S.H dan Ibunda Nur Minta Siregar, BA yang telah membesarkan, mendidik, dan memberikan kasih sayang yang begitu berharga serta memberi dukungan dan doa bagi penulis dalam menyelesaikan pendidikan dan penulisan skripsi ini. 11. Abang dan Kakak yang penulis sayangi Muhammad Sopian Lubis, S.H dan Aisyaturrodiah Lubis, S.H yang telah banyak memberikan doa, nasihat, kasih sayang, perhatian, dukungan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
Universitas Sumatera Utara
12. Para sahabat tersayang (Saufi Ichwana, SKM., Widya Novita Sari, SKM., Rafida, Evi Anggraini, Wina Wahyuni dan kawan-kawan seperjuangan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumarera Utara) terima kasih atas dukungan, motivasi serta doa-doanya selama ini. . 13. Teman-teman seperjuangan PBL di Desa Lidah Tanah, Kabupaten Serdang Bedagai, Fitri Adelina, Irma Yulita, Wilda Susanti, SKM., Siti Namira, SKM., Josua Matulesi yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi Penulis dan para pembaca dan agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya, serta penulis menyadari bahwa skripsi ini kemungkinan masih banyak kekurangan, baik dari penulisan, pemahaman materi, pemakaian bahasa, penyampaian materi, dan lain-lain. Oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Skripsi ini.
Medan, September 2017 Penulis
Naimatussaadah Lubis Nim. 131000314
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................i HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................ii ABSTRAK .........................................................................................................iii ABSTRACT .......................................................................................................iv KATA PENGANTAR .......................................................................................v DAFTAR ISI .....................................................................................................viii DAFTAR TABEL.............................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xii DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiv RIWAYAT HIDUP ...........................................................................................xv BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1 1.1 Latar Belakang ................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................7 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................8 1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................9 2.1 Konsep Sistem ................................................................................9 2.2.1 Pengertian Sistem .................................................................9 2.2.2 Sistem Kesehatan ..................................................................10 2.2.3 Data dan Sistem Informasi ...................................................10 2.2 Definisi Pencatatan dan Pelaporan .................................................13 2.3 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) ....14 2.4.1 Pengertian SP2TP .................................................................14 2.4.2 Tujuan SP2TP ......................................................................17 2.4.3 Ruang Lingkup SP2TP .........................................................18 2.4.4 Kegiatan-Kegiatan Yang Dilakukan SP2TP .........................18 2.4.5 Pengorganisasian SP2TP ......................................................19 2.4.6 Pengolahan, Analisa dan Pemanfaatan SP2TP .....................21 2.4.7 Proses SP2TP ........................................................................21 2.4.8 Pemanfaatan Data SP2TP .....................................................28 2.4 Definisi Puskesmas .........................................................................29 2.5.1 Struktur Organisasi Puskesmas ............................................30 2.5.2 Asas Pengelolaan Puskesmas................................................32 2.5.3 Upaya kesehatan Puskesmas .................................................33 2.5.4 Pengorganisasian Puskesmas ................................................34 2.5 Kerangka Pikir ................................................................................35
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................39 3.1 Jenis Penelitian .............................................................................39 3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian .......................................39 3.2.1 Lokasi Penelitian ...............................................................39 3.2.2 Waktu Penelitian ...............................................................39 3.3 Informan Penelitian ......................................................................39 3.4 Metode Pengumpulan Data ..........................................................39 3.5 Jenis dan Sumber Data .................................................................40 3.6 Instrumen Pengambilan Data........................................................40 3.7 Definisi Operasional .....................................................................40 3.8 Triangulasi ....................................................................................42 3.9 Metode Analisis Data ..................................................................42 BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................43 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ..........................................................43 4.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Terjun .................................43 4.1.2 Wilayah KerjaPuskesmas Terjun .......................................43 4.1.3 Sumber Daya Manusia Puskesmas Terjun .........................45 4.1.4 Karakteristik Informan ......................................................45 4.2 Input SP2TP di Puskesmas Terjun ...............................................46 4.2.1 SDM ..................................................................................46 4.2.1.1 Masa Kerja Petugas Program di Puskesmas Terjun ....................................................................47 4.2.1.2 Masa Kerja Koordinator SP2TP di Puskesmas Terjun .....................................................................47 4.2.1.3 Masa Kerja Kepala Puskesmas di Puskesmas Terjun .....................................................................48 4.2.1.4 Pengetahuan Informan Tentang Sistem Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Terpadu di Puskesmas (SP2TP) di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun ................................................48 4.2.1.5 Pelatihan SP2TP yang pernah diikuti Informan di Puskesmas Terjun ............................................50 4.2.2 Material .............................................................................51 4.2.2.1 Perolehan Data, Pengumpulan Data Dan Kendala Dalam Pengumpulan Data di Wilayah Puskesmas Terjun ..............................51 4.2.2.2 Ketersediaan Buku pedoman SP2TP, Buku I dan Buku II, Seri A, B, dan C serta Formulir SP2TP dan Buku Register .................53 4.2.2.3 Sarana Dan Prasarana Yang Digunakan Untuk Membuat Laporan SP2TP .....................54 4.2.3 Kebijakan SP2TP ...............................................................55 4.2.3.1 Monitoring Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Wilayah
Universitas Sumatera Utara
Kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan..................................................................55 4.3 Prosses SP2TP di Puskesmas Terjun ..........................................57 4.3.1 Pencatatan dan Pelaporan Masing-Masing Program ke Petugas SP2TP ..............................................................57 4.3.2 Menginput Laporan Data Dalam Pelaporan .......................61 4.4 Output SP2TP di Puskesmas Terjun ............................................63 4.4.1 Ketepatan Waktu ...............................................................63 4.4.2 Kelengkapan Data ..............................................................64 4.4.3 Keakuratan Data .................................................................66 BAB V
PEMBAHASAN ................................................................................68 5.1 Input SP2TP di Puskesmas Terjun ..............................................68 5.1.1 SDM ..................................................................................68 5.1.2 Material SP2TP di Puskesmas Terjun ................................72 5.1.3 Kebijakan SP2TP di Puskesmas Terjun ............................. 78 5.2 Proses SP2TP di Puskesmas Terjun ...........................................80 5.3 Output SP2TP di Puskesmas Terjun ..........................................85
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................89 6.1 Kesimpulan ..................................................................................89 6.2 Saran ............................................................................................90 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................92 DAFTAR LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 4.1 Jumlah Kelurahan di Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan 2016 .................................................................................
44
Tabel 4.2 Jumlah Sumber Daya Manusia di Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan 2016 .....................................................................
45
Tabel 4.3 Karakteristik Informan ...................................................................
45
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pikir ................................................................................35 Gambar 4.1 Keterangan Peta Wilayah Kerja Puskesmas Terjun ........................44
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISTILAH Depkes RI Dinkes Ditjen Binkesmas Ispa KB KIA KMS KTP LB LT PD3I Permenkes PJP Posyandu PP RKK SDM Simpus SK Menkes SPT SP2TP SP3 UKM UKP UU
: Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Dinas Kesehatan : Direktur Jendral Bina Kesehatan Masyarakat : Infeksi Saluran Pernapasan Akut : Keluarga Berencana : Kesehatan Ibu dan Anak : Kartu Menuju Sehat : Kartu Tanda Pengenal : Laporan Bulanan : Laporan Tahunan : Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi : Peraturan Menteri Kesehatan : Pembangunan Jangka Panjang : Pos Pelayanan Terpadu : Peraturan Pemerintah : Rekam Kesehatan Keluarga : Sumber Daya Manusia : Sistem Informasi Manajemen Puskesmas : Surat Keputusan Menteri Kesehatan : Sistem Pelaporan Terpadu : Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas : Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas : Upaya Kesehatan Masyarakat : Upaya Kesehatan Perorangan : Undang-Undang
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Pedoman Wawancara Lampiran 2 Matriks Pedoman Wawancara SP2TP Lampiran 3 Surat Izin Survei Pendahuluan dari FKM USU Lampiran 4 Surat Izin Pendahulan Dinas Kesehatan Kota Medan Lampiran 5 Surat Izin Peneltian dari FKM USU Lampiran 6 Surat Izin Penelitian Dinas Kesehatan Kota Medan Lampiran 7 Surat Keterangan Selesai Penelitian dari Puskesmas Terjun
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama
: Naimatussaadah Lubis
Tempat/Tanggal Lahir
: Rantau Prapat, 20 Januari 1996
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Mandailing
Nama Ayah
: Drs. Syahminan lubis, S.H
Suku Bangsa Ayah
: Mandailing
Nama Ibu
: Nur Minta Siregar, BA
Suku Bangsa Ibu
: Mandailing
Alamat
: Jl. Kapuk Dusun XII Desa Bandar Khalipah Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara
Pendidikan Formal 1. 2. 3. 4.
SD Negeri 064976 Medan MTS Al-Washliyah Tembung MAN 3 Medan Lama Studi Di Fkm USU
: 2001-2007 : 2007-2010 : 2010-2013 : 2013-2017
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pusat
Kesehatan
Masyarakat
(Puskesmas)
di
Indonesia
mulai
dikembangkan sejak dicanangkannya Pembangunan Jangka Panjang (PJP) yang pertama tahun 1971. Pemerintah mengembangkan puskesmas dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sebagian terbesar masih tinggal dipedesaan. Puskesmas sebagai tulang punggung penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat diwilayah kerjanya berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal (Permenkes No. 44 Tahun 2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 menyatakan
puskesmas
menyelenggarakan
upaya
adalah
fasilitas
kesehatan
pelayanan
masyarakat
dan
kesehatan upaya
yang
kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya. Pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat melalui puskesmas didasarkan pada misi puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan (Centre for Health Development) di wilayah kerjanya. Manajemen kesehatan yang baik akan terwujud jika didukung dengan sistem Informasi kesehatan yang handal (Muninjaya, 2011).
Universitas Sumatera Utara
Manajemen puskesmas yang merupakan bagian dari tatanan administrasi kesehatan dibawah koordinasi Dinkes Kabupaten/Kota seharusnya diintegrasikan kedalam strategi pengembangan Kabupaten Sehat 2010. Dengan demikian, gerakan reformasi puskesmas di Indonesia sejalan dengan gerakan reformasi kesehatan ditingkat Kabupaten/Kota. Untuk itu, gugus kerja (integreted taskforce) di tingkat Kabupaten/Kota juga harus dibentuk (Muninjaya, 2004). Salah satu sumber informasi manajemen puskemas (SIMPUS) di Negara Indonesia adalah Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). Sistem informasi puskesmas (SIMPUS) dan sistem pelaporan terpadu (SPT) telah dikembangkan di berbagai jajaran dinas kesehatan kabupaten yang ada di Indonesia. SIMPUS merupakan perangkat lunak yang digunakan puskesmas untuk merekam data kunjungan pasien rawat jalan. Data kunjungan pasien disimpan dan digunakan untuk membuat data pelaporan pada periode waktu tertentu yang selanjutnya data tersebut dikirimkan ke Dinas Kesehatan. Data pelaporan antar puskesmas ditingkat kabupaten memiliki struktur data yang sama. SPT SIMPUS merupakan sistem informasi yang digunakan di tingkat kesehatan. Sistem ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dinas kesehatan dalam mengelola data-data yang dimiliki. Di puskesmas, Sistem Pencatatan dan Pelaporan yang disebut sebagai Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) telah diberlakukan sejak tahun 1981. SP2TP secara potensial, dapat berperan banyak dalam menunjang proses manajemen puskesmas. Namun berbagai data SP2TP yang tersedia untuk menunjang manajemen puskesmas belum dapat dimanfaatkan
Universitas Sumatera Utara
secara optimal oleh karena berbagai hal yang berkaitan dengan rancangan sistem tersebut. Disamping itu, kapasitas sumber daya yang terbatas di puskesmas, baik dari segi manusia maupun sarana pendukungnya, tidak memungkinkan memanfaatkan data SP2TP secara optimal dan informasi lainnya dalam menunjang manajemen puskesmas (Depkes RI, 1997). Berdasarkan pendapat Tiara (2011), yang dikutip oleh Pontoh (2013) bahwa Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu puskesmas (SP2TP) adalah kegiatan Pencatatan dan Pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 63/MENKES/SK/II/1981. Data SP2TP berupa umum dan demografi, ketenagaan, sarana, kegiatan pokok puskesmas. Menurut Yusran (2008), yang dikutip oleh Pontoh (2013) yaitu sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Pukesmas (SP2TP) merupakan kegiatan pencatatan dan pelaporan puskesmas secara menyeluruh (terpadu) dengan konsep wilayah kerja puskesmas. Sistem pelaporan ini diharapkan mampu memberikan informasi baik bagi puskesmas maupun untuk jenjang administrasi yang lebih tinggi, guna mendukung manajemen kesehatan. Sejak pelaksanaan SP2TP dari tahun 1981 berbagai permasalahan dihadapi antara lain banyaknya variabel yang harus dilaporkan sehingga menambah beban tugas petugas. Berbagai upaya telah dilakukan guna memecahkan masalah yang ada, sampai akhirnya dikeluarkan keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat No. 590/BM/DJ/INFO/V/96 Tentang Penyederhanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas. Sesuai dengan keputusan
Universitas Sumatera Utara
tersebut, diperlukan pedoman SP2TP untuk pegangan bagi pelaksana diberbagai tingkat administrasi, terutama bagi petugas puskesmas sebagai sumber data (Depkes RI, 1997). Peran informasi sangat penting terhadap organisasi. Sistem informasi merupakan suatu cara yang sudah tertentu untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh organisasi untuk beroperasi dengan sukses. Kegiatannya terdiri dari input untuk menyediakan data, proses untuk memproses dan mengolah data, output untuk menghasilkan laporan, penyimpanan untuk memelihara dan menyimpan data, serta kontrol yang menjamin suatu sistem informasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan dan wawancara dengan pengurus sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) di Dinas Kesehatan Kota Medan tentang SP2TP diketahui bahwa dari 39 puskesmas yang ada di kota Medan, Puskesmas Terjun yang menjadi pilihan objek penelitian penulis. Hal ini dikarenakan pada survey awal penelitian di Dinas Kesehatan Kota Medan Puskesmas Terjun yang sering terlambat dalam pengiriman laporan bulanan. Dari hasil penelitian awal yang dilakukan di puskesmas terjun diperoleh beberapa permasalahan yaitu: (1) Puskesmas Terjun paling sering terjadi keterlambatan dalam pengiriman laporan bulanan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) oleh petugas puskesmas, yang seharusnya pengiriman laporan bulanan dilakukan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya, (2) tidak adanya data LB2 didalam laporan SP2TP Puskesmas Terjun; (3) Data yang diolah sering terjadi kesalahan dalam pencatatan dan pelaporannya.
Universitas Sumatera Utara
Adanya keterlambatan pelaporan SP2TP, data laporan bulanan yang tidak lengkap serta data yang diolah sering terjadi kesalahan. Hal ini menunjukkan adanya berbagai kesulitan yang sedang dihadapi baik oleh pengelola SP2TP maupun pengelola program di puskesmas sehingga pelaksanaan SP2TP belum berjalan efektif. Adapun yang menjadi kesulitan dalam pelaksanaan SP2TP di Puskesmas Terjun yaitu kurangnya/minimnya tenaga kerja (SDM), pencatatan masih dilakukan secara manual artinya belum menggunakan komputerisasi, tidak adanya koordinasi antara pengelola pelaporan dengan petugas program di Puskesmas Terjun tentang waktu yang ditetapkan dalam pengiriman laporan SP2TP, belum tersedianya buku pedoman tentang SP2TP dan belum terlaksananya pelatihan untuk mengolah data SP2TP dan pelatihan komputer bagi koordinator SP2TP dan petugas program di Puskesmas Terjun. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Suryani (2013) SP2TP di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu Provinsi Nusa Tenggara Barat menyatakan bahwa pencatatan pada laporan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) semua puskesmas di Kabupaten Dompu dalam pekerjaanya masih bersifat manual, pelaporan pada sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) masih belum lengkap karena tidak ada koordinasi, tidak ada buku petunjuk, sulitnya transportasi, mati lampu (listrik), tidak ada honor khusus. Pelaksanaan pada sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) masih ada yang bermasalah karena belum lengkap dan belum tepat waktu dalam pelaporannya. Walaupun pengawasan pada sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) sudah dilakukan ditiap
Universitas Sumatera Utara
puskesmas di Kabupaten Dompu karena setiap laporan yang masuk ke Dinas Kesehatan selalu dilakukan analisis tapi tidak dapat membantu dalam kelengkapan laporan yang dikirim oleh puskesmas. Informasi atau laporan haruslah mempunyai kualitas yang relevan, tepat waktu dan efisien agar dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Sebagaimana di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan menyatakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan. Informasi atau laporan haruslah mempunyai kualitas yang relevan, tepat waktu dan efisien agar dapat bermanfaat bagi yang membutuhkan sebagai dasar pengambilan keputusan. Sedangkan informasi yang dibuat dengan cara manual mempunyai resiko terhadap kebenaran dan keakuratan kemungkinan terjadi kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja akan lebih besar, sehingga keakuratan informasinya pun berkurang. Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas merupakan sumber pengumpulan data dan informasi ditingkat puskesmas. Segala data dan informasi baik faktor utama dan tenaga pendukung lain yang menyangkut puskesmas untuk dikirim ke pusat serta sebagai bahan laporan untuk kebutuhan. Dengan demikian kajian terhadap kegiatan SP2TP sangatlah penting mengingat data hasil kegiatan puskesmas menjadi informasi dipuskesmas dan untuk memenuhi administrasi pada jenjang yang lebih tinggi dalam tingkat pembinaan, perencanaan, dan penetapan kebijaksanaan. Sehingga bermanfaat untuk peningkatan upaya kesehatan puskesmas melalui: perencanaan, (perencanaan mikro), penggerakan
Universitas Sumatera Utara
dan pelaksanaan (lokakarya mini puskesmas), pengawasan, pengendalian, serta penilaian (stratifikasi). Dampak dari pada keterlambatan pelaporan atau tidak adanya laporan bulanan SP2TP yaitu tidak tersedianya data yang up to date yang dapat digunakan sebagai informasi yang akurat/relevan bagi orang yang membutuhkan dan dijadikan bahan referensi penelitian. Dan tanpa adanya pencatatan dan pelaporan maka tidak adanya umpan balik dilintas sektor dari Dinas Kesehatan Kota ke puskesmas, Dinas Kesehatan Kota ke Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Provinsi ke Pusat untuk memberikan informasi sistem apa yang harus dievaluasi kembali untuk memperbaiki mutu dalam pelayanan kesehatan, selain itu tanpa adanya pencatatan dan pelaporan maka kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat dan terdokumentasi wujudnya menjadi informasi untuk pengambilan keputusan selanjutnya dan tidak tersedianya data yang lengkap untuk kemudian dijadikan laporan tahunan atau buku profil tahunan puskesmas. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas ternyata dapat diketahui adanya masalah dalam pelaksanaan pelaporan Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan. Maka dengan demikian penulis ingin mengetahui mengenai Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di wilayah kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan. 1.2 Permasalahan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat diambil rumusan masalah dari penelitian ini yaitu: Mengapa sistem administrasi
Universitas Sumatera Utara
pencatatan dan pelaporan di Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan tidak tercatat dengan rapi sehingga mengakibatkan terjadinya keterlambatan dan ketidaklengkapan dalam pelaporan data SP2TP? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui sistem administrasi pencatatan dan pelaporan dalam pelaksanaan SP2TP di wilayah kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan. 1.4 Manfaat Penelitian a. Bagi Puskesmas Sebagai masukan atau input bagi Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan dalam Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP); b. Bagi Peneliti Untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman dan dapat dijadikan sebagai dasar penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Sistem 2.2.1 Pengertian Sistem Telah disebutkan bahwa objek dan subjek kajian administrasi kesehatan adalah sistem kesehatan (health sytem). Dengan demikian untuk dapat melaksanakan administrasi kesehatan, perlu dipahami apa yang disebut dengan sistem kesehatan tersebut. Jika menyebut perkataan sistem, ada banyak macamnya pengertian dari sistem tersebut. Beberapa di antaranya yang di pandang cukup penting adalah: 1. Berdasarkan pendapat Ryans, yang dikutip oleh (Azwar, 2010), Sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan; 2. Berdasarkan pendapat John McManama, yang dikutip oleh (Azwar, 2010), Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif dan efisien; 3. Sistem adalah kumpulan dari bagian-bagian yang berhubungan dan membentuk satu kesatuan yang majemuk, dimana masing-masing bagian bekerja sama secara bebas dan terkait untuk mencapai sasaran kesatuan dalam suatu situasi yang majemuk pula (Azwar, 2010);
Universitas Sumatera Utara
4. Sistem adalah satu kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai elemen yang berhubungan serta saling mempengaruhi yang dengan sadar dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Azwar, 2010). Penggunaan pendekatan sistem dalam pekerjaan informasi atau pekerjaan lainnya adalah untuk memudahkan pengelolaan terhadap objek bersangkutan agar dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. 2.2.2 Sistem Kesehatan Sedangkan pengertian kesehatan sebagaimana dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional pada Pasal 1 ayat (1) Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk itu adapun pengertian dari sistem kesehatan yaitu gabungan antara pengertian sistem dan pengertian kesehatan. Untuk Indonesia sistem kesehatan dikenal dengan nama sistem kesehatan nasional (SKN). Sebagaimana dalam Pasal 1 ayat (2) Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional, yang selanjutnya disingkat SKN adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. 2.2.3
Data dan Sistem Informasi Informasi sangat erat hubungannya dengan data. Informasi berasal dari
data. Oleh karena itu, sebelum dijelaskan mengenai informasi akan dijelaskan terlebih dahulu arti data (Hasibuan, 2011).
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pendapat Gordon B. Davis yang dikutip oleh Hasibuan (2011), data adalah bahan mentah bagi informasi, dirumuskan sebagai kelompok lambang tidak acak yang menunjukkan jumlah-jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan sebagainya. Data-data disusun untuk mengolah tujuan-tujuan menjadi susunan data, susunan kearsipan dan pusat data atau landasan data. Jadi jelas kiranya bahwa data merupakan sumber informasi, merupakan bahan informasi dan dengan sendirinya erat hubungannya dengan informasi. Berdasarkan pendapat Gordon B. Davis, yang dikutip oleh Hasibuan (2011) menyatakan bahwa informasi tersebut adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi sipenerima dan yang mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang. Dengan demikian kajian terhadap sistem informasi dan pengambilan keputusan diarahkan untuk mempelajari proses pengambilan keputusan strategis pada sebuah organisasi (keputusan kunci). Untuk pengambilan keputusan strategis, diperlukan informasi yang akurat dan menyeluruh tentang organisasi, terutama tentang bagaimana sistem yang ada dalam organisasi dapat tetap berjalan sesuai dengan misinya mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Muninjaya, 2004). Jelaslah bahwa agar informasi itu menjadi berguna harus disampaikan kepada orang yang tepat, pada waktu yang tepat dan dalam bentuk yang tepat pula (Hasibuan, 2011). Pada umumnya data dan informasi diperlukan dalam manajemen, pelaksanaan,
dan
pengembangan
pembangunan
kesehatan.
Untuk
Universitas Sumatera Utara
menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan. Informasi kesehatan digunakan sebagai masukan pengambilan keputusan dalam setiap proses manajemen kesehatan baik manajemen pelayanan kesehatan, manajemen institusi kesehatan, maupun manajemen program pembangunan kesehatan atau manajemen wilayah. Disamping itu, dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan. Dalam rangka peningkatan sistem informasi kesehatan nasional, Menteri Kesehatan telah menetapkan kebijakan strategi pengembangan sistem informasi kesehatan nasional yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan. Dalam peraturan pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan pada Pasal 1 ayat (3) yang dimaksud dengan informasi kesehatan adalah data kesehatan yang telah diolah atau diproses menjadi bentuk yang mengandung nilai dan makna yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dalam mendukung pembangunan kesehatan. Sedangkan yang dimaksud dengan data kesehatan yang terdapat pada ayat (2) adalah angka dan fakta kejadian berupa keterangan dan tanda-tanda yang secara relatif belum bermakna bagi pembangunan kesehatan. Sebagaimana yang dituangkan dalam pasal 1 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan, yang dimaksud dengan sistem informasi kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber
Universitas Sumatera Utara
daya manusia dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan. 2.2 Definisi Pencatatan dan Pelaporan 1. Pencatatan Catatan berisi keterangan-keterangan yang di simpan di unit kesehatan mengenai pekerjaan unit, keadaan kesehatan masyarakat, dan pasien perorangan, serta keterangan mengenai hal-hal ketatausahaan misalnya staf, peralatan dan perlengkapan (McMahon dkk,1999). Catatan biasanya berupa informasi dalam buku catatan atau arsip, catatan dapat juga tersimpan dalam pita rekaman atau komputer. Catatan merupakan ingatan tata usaha dan merupakan perangkat penting untuk mengawasi dan menilai pekerjaan, pencatatan membantu para pengawas: a. Mempelajari apa yang terjadi; b. Membuat keputusan yang efektif; c. Menilai kemajuan pencapaian tujuan. Catatan harus tepat, mudah diperoleh, tersedia bila diperlukan, dan berisi informasi yang berguna bagi manajemen. Informasi tidak selalu dicatat kecuali bila diketahui akurat dan ada gunanya. Sedangkan pencatatan adalah kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas dalam bentuk tulisan diatas kertas, file komputer, dan lain-lain dengan ilustrasi tulisan, grafik, gambar, dan suara (Mubarak, 2012). Manfaat pencatatan adalah sebagai berikut: a. Memberi informasi tentang keadaan masalah/kegiatan;
Universitas Sumatera Utara
b. Sebagai bukti dari suatu kegiatan/ peristiwa; c. Bahan proses belajar dan bahan penelitian; d. Sebagai pertanggungjawaban; e. Bahan pembuatan laporan; f. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi; g. Bukti hukum; h. Alat komunikasi dalam penyampaian peran serta mengingatkan kegiatan peristiwa khusus (Mubarak, 2012). 2. Pelaporan Laporan adalah keterangan yang disampaikan kepada tingkat lain dari pelayanan kesehatan. Laporan juga merupakan perangkat manajemen penting yang mempengaruhi tindakan selanjutnya (McMahon dkk, 1999). Jenis-jenis laporan (lisan, tertulis atau melalui telepon atau radio bilamana perlu) Isinya (informasi statistik mengenai kelahiran, kematian, dan kesakitan, atau keterangan mengenai perkembangan atau kesulitan program), dan frekuensi serta kegunaannya akan berbeda dari satu negara ke negara lain. Sedangkan pengertian pelaporan adalah catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya disampaikan kepihak yang berwenang atau berkaitan terhadap kegiatan tersebut. 2.3 Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) 2.3.1 Pengertian SP2TP Berdasarkan pendapat Ahmad (2005), yang dikutip oleh Pontoh (2013) menyatakan SP2TP adalah kegiatan Pencatatan dan Pelaporan data umum, sarana,
Universitas Sumatera Utara
tenaga, dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas yang bertujuan agar didapatnya semua data hasil kegiatan puskesmas (termasuk puskesmas dengan tempat tidur, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, Bidan Desa dan posyandu) dan data yang berkaitan, serta dilaporkannya data tersebut kepada jenjang administrasi diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas merupakan sumber pengumpulan data dan informasi ditingkat puskesmas. Segala data dan informasi baik faktor utama dan tenaga pendukung lain yang menyangkut puskesmas untuk dikirim ke pusat seta sebagai bahan laporan untuk kebutuhan. Berdasarkan pendapat Lapau (1989), yang dikutip oleh Pontoh (2013) menyatakan yaitu data yang dikumpul oleh puskesmas dan dirangkum kelengkapan dan kebenarannya. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) ialah laporan yang dibuat semua puskesmas pembantu, posyandu, puskesmas keliling bidan-bidan desa dan lain-lain yang termasuk dalam wilayah kerja puskesmas. Jenis data yang dikumpulkan dan dicatat dalam SP2TP adalah seluruh kegiatan di puskesmas yang meliputi data: 1. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas; 2. Data ketenagaan puskesmas, dan; 3. Data sarana yang dimiliki puskesmas (Pontoh, 2013). Berdasarkan pendapat Santoso (2008) yang dikutip oleh Pontoh (2013) Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas (SP3) merupakan instrumen vital dalam sistem kesehatan. Informasi tentang kesakitan, penggunaan pelayanan
Universitas Sumatera Utara
kesehatan di puskesmas, kematian, dan berbagai informasi kesehatan lainnya berguna untuk pengambilan keputusan dan pembuatan kebijakan di tingkat Kabupaten/Kota maupun Kecamatan. Berdasarkan pendapat Tiara (2011) yang dikutip oleh Pontoh (2013) Pencatatan dan pelaporan indikator keberhasilan suatu kegiatan. Tanpa ada pencatatan dan pelaporan, kegiatan atau program apapun yang dilaksanakan tidak akan terlihat wujudnya. Output dari pencatatan dan pelaporan ini adalah sebuah data dan informasi yang berharga dan bernilai bila menggunakan metode yang tepat dan benar. Jadi, data dan informasi merupakan sebuah unsur terpenting dalam sebuah organisasi, karena data dan informasilah yang berbicara tentang keberhasilan atau perkembangan organisasi tersebut. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas mencakup 3 hal yakni: 1. Pencatatan, pelaporan, dan pengolahan; 2. Analisis; 3. Pemanfaatan. Pencatatan hasil kegiatan oleh pelaksana dicatat dalam buku-buku register yang berlaku untuk masing-masing program. Data tersebut kemudian direkapitulasikan kadalam format laporan SP3 yang sudah dibukukan. Koordinator SP3 di puskesmas menerima laporan-laporan dalam format buku tadi dalam 2 rangkap, yaitu satu untuk arsip dan yang lainnya untuk dikirim ke Koordinator SP3 di Dinas Kesehatan Kabupaten. Koordinator SP3 di Dinas Kesehatan Kabupaten meneruskan ke masing-masing pengelola program di Dinas Kesehatan Kabupaten.
Universitas Sumatera Utara
Dari Dinas Kesehatan Kabupaten, setelah diolah dan dianalisis di kirim ke Koordinator SP3 di Dinas Kesehatan Provinsi dan seterusnya dilanjutkan proses untuk pemanfaatannya. Laporan SP2TP mempergunakan sistem tahun kalender. Periode laporan dari puskesmas ke Dati II adalah bulanan dan tahunan. Periode laporan dari Dati II ke Dati I dan pusat adalah triwulan. 2.3.2
Tujuan SP2TP Tujuan Sistem Informasi Manajemen di puskesmas adalah untuk
meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data SP2TP dan informasi lain yang menunjang. Berdasarkan pendapat Ahmad (2005), yang dikutip oleh Pontoh (2013), Tujuan dimaksud dapat terwujud apabila . 1. Data S2TP dan data lainnya diolah disajikan dan diinterprestasikan sesuai dengan petunjuk Pengolahan dan Pemanfaatan data SP2TP. 2. Pengolahan, analisis, interprestasi dan penyajian dilakukan oleh para penanggung jawab masing-masing kegiatan di puskesmas dan mengelola program disemua jenjang administrasi. 3. Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan interprestasi data SP2TP dan sumber lainnya dapat bersifat kualitatif (seperti meningkat, menurun, dan tidak ada perubahan) dan bersifat kuantitatif dalam bentuk angka seperti jumlah, persentase dan sebagainya. Tujuan umum dari Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) ini ialah data dan informasi yang akurat tepat waktu dan mutakhir secara
Universitas Sumatera Utara
periodik dan teratur pengolahan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi (Syafrudin dkk, 2009). Adapun tujuan khususnya ialah: 1. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana dan kegiatan pokok puskesmas akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur; 2. Terlaksananya pelaporan data secara teratur diberbagai jenjang administrasi sesuai dengan peraturan yang berlaku; 3. Digunakan data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas diberbagai tingkat administrasi (Syafrudin dkk, 2009). 2.3.3
Ruang Lingkup SP2TP
1. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas keliling; 2. Pencatatan dan pelaporan mencakup: a. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas; b. Data ketenagaan di puskesmas; c. Data saran yang dimiliki puskesmas; d. Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik didalam gedung maupun diluar gedung. 3. Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan, triwulan, semester dan tahunan). 2.3.4
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan SP2TP
1. Mengkompilasi data dari puskesmas;
Universitas Sumatera Utara
2. Mentabulasi data upaya kesehatan yang dilakukan; 3. Menyusun kartu indeks penyakit; 4. Menyusun sensus harian mengolah data kesakitan; 5. Menyajikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik sesuai kebutuhan; 6. Melakukan analisa untuk kebutuhan pemantauan, intervensi, serta perencanaan dimasa mendatang; 7. Membuat peta wilayah puskesmas termasuk sarana kesehatan. 2.3.5
Pengorganisasian SP2TP Untuk kelancaran kegiatan SP2TP di puskesmas, maka dibentuk
pengorganisasian yang terdiri dari: 1. Penanggung jawab (Kepala Puskesmas); tugas penanggung jawab adalah memberikan bimbingan kepada koordinator SP2TP dan para pelaksana kegiatan di puskesmas; 2. Koordinator (petugas yang ditunjuk kepala puskesmas), koordinator SP2TP bertugas: a. Mengumpulkan laporan dari masing-masing pelaksana kegiatan; b. Bersama dengan para pelaksana kegiatan membuat laporan bulanan SP2TP dan mengirimkan laporan tersebut ke Dinas Kesehatan Dati II paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya; c. Bersama dengan para pelaksana kegiatan membuat laporan tahunan SP2TP dan mengirimkan laporan tersebut ke Dinas Dati II paling lambat 31 Januari tahun berikutnya; d. Menyimpan arsip laporan SP2TP dari masing-masing pelaksana kegiatan;
Universitas Sumatera Utara
e. Bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan SP2TP kepada kepala puskesmas; f. Mempersiapkan pertemuan berkala setiap 3 bulan yang dipimpin oleh Kepala
Puskesmas
dengan
pelaksanaan
kegiatan
untuk
menilai
pelaksanaan kegiatan SP2TP. 3. Anggota (pelaksanaan kegiatan di puskesmas), pelaksana kegiatan SP2TP bertugas: a. Mencatat setiap kegiatan pada kartu individu dan register yang ada; b. Mengadakan bimbingan terhadap puskesmas pembantu dan bidan di Desa; c. Melakukan rekapitulasi data dari hasil pencatatan dan laporan puskesmas pembantu serta bidan di Desa menjadi laporan kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Hasil dari rekapitulasi ini merupakan bahan untuk mengisi/ membuat laporan SP2TP; d. Setiap tanggal 5 mengisi/membuat laporan SP2TP dari hasil kegiatan masing-masing dalam dua rangkap dan disampaikan kepada koordinator SP2TP puskesmas. Dengan rincian satu rangkap untuk arsip koordinator SP2TP puskesmas dan satu rangkap oleh koordinator SP2TP puskesmas disampaikan ke Dinas Kesehatan Dati II; e. Mengolah dan memanfaatkan data hasil rekapitulasi untuk tindak lanjut yang diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya; f. Bertanggung jawab atas kebenaran isi laporan kegiatannya.
Universitas Sumatera Utara
2.3.6
Pengolahan, analisa dan pemanfaatan SP2TP
1. Dilaksanakan pada setiap jenjang administrasi; 2. Pemanfaatan di sesuaikan dengan tugas dan fungsi dalam pengambilan keputusan; 3. Di Puskesmas digunakan untuk pemantauan pelaksanaan program operasionalisasi dan early warning sytem; 4. Pada Dati II digunakan untuk pemantauan, pengendalian dan pengambilan tindak koreksi yng diperlukan; 5. Dati I digunakan untuk perencanaan program dan pemberian bantuan yang diperlukan; 6. Pada tingkat pusat digunakan untuk pengambilan kebijaksanaan pada tingkat nasional; 2.3.7
Proses SP2TP
1. Pencatatan SP2TP Kegiatan pokok puskesmas baik didalam gedung maupun diluar gedung puskesmas, puskesmas pembantu dan bidan di desa harus dicatat. Bentuk pencatatan berdasarkan pada sasaran, yaitu: catatan individu (catatan ibu, bayi dan balita); catatan keluarga (kesehatan keluarga tertentu); dan catatan masyarakat (biasanya pada kegiatan survei komunitas apabila ditemukan masalah komunitas yang lebih diarahkan pada ibu dan anak balita). Bentuk catatan berdasarkan kegiatan, yaitu: catatan pelayanan kesehatan anak; catatan pelayanan kesehatan; catatan pelayanan kesehatan ibu; catatan imunisasi; catatan kunjungan rumah; catatan persalinan; catatan kelainan; catatan kematian ibu dan bayi; dan
Universitas Sumatera Utara
catatan rujukan. Sementara bentuk catatan berdasarkan proses pelayanan, yaitu; catatan awal/masuk; catatan pengembangan berisi kemajuan/perkembangan pelayanan; catatan pindah dan catatan keluar (Mubarak, 2012). Dengan demikian perlu adanya mekanisme pencatatan yang baik, formulir yang cukup serta cara pengisian yang benar dan teliti. Untuk memudahkan pencatatan dapat formulir standar yang telah ditetapkan dalam sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP). a. Formulir pencatatan Formulir pencatatan SP2TP terdiri dari: (Depkes RI, 1997) 1) Rekam Kesehatan Keluarga (RKK) atau yang disebut “family folder”; 2) Kartu Tanda Pengenal (KTP); 3) Kartu Rawat Jalan; 4) Kartu Rawat Tinggal; 5) Kartu Penderita Kusta; 6) Kartu Indeks Penyakit Khusus Kusta; 7) Kartu penderita TB Paru; 8) Kartu Indeks Penyakit Khusus TB Paru; 9) Kartu Ibu; 10) Kartu Anak; 11) KMS Balita; 12) KMS Anak Sekolah; 13) KMS Ibu Hamil; 14) KMS Usila;
Universitas Sumatera Utara
15) Kartu Tumbuh Kembang Balita; 16) Kartu Rumah; 17) Register adalah formulir untuk mencatat/merekap data kegiatan didalam dan diluar gedung puskesmas yang telah dicatat di kartu-kartu dan catatan lainnya. b. Mekanisme pencatatan Pada prinsipnya seorang pasien yang berkunjung pertama kali atau kunjungan ulang ke puskesmas harus melalui loket untuk mendapatkan kartu tanda pengenal atau mengambil berkasnya dari petugas loket. Pasien tersebut disalurkan pada unit pelayanan yang dituju. Apabila pasien mendapat pelayanan kesehatan diluar gedung puskesmas, maka pasien tersebut akan dicatat dalam register yang sesuai dengan pelayanan yang diterima (Depkes RI, 1997). 2. Pelaporan SP2TP Pelaporan terpadu puskesmas menggunakan tahun kelender yaitu dari bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Sesuai dengan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Masyarakat No. 590/BM/DJ/INFO/V/96 diberlakukan formulir laporan yang baru. Sedangkan kebutuhan Dati II dan Dati I diberikan kesempatan mengembangkan variabel laporan sesuai dengan kebutuhan, dengan memperhatikan kemampuan/beban kerja petugas di puskesmas. a. Formulir laporan dari puskesmas ke daerah tingkat II adalah sebagai berikut: 1) Laporan bulanan; a) Data kesakitan (LB I); b) Data Obat-obatan (LB 2);
Universitas Sumatera Utara
c) Data kegiatan gizi, KIA/KB, imunisasi, termasuk pengamatan penyakit menular (LB 3); d) Data kegiatan puskesmas (LB 4). 2) Laporan sentinel, berikut adalah bentuk laporan sentinel; a) Laporan bulanan sentinel (LB 1S). Laporan yang memuat data penderita penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), serta Diare menurut umur dan status imunisasi. Puskesmas yang memuat LB 1S adalah puskesmas yang ditunjuk, yaitu ( 1 Puskesmas dari tiap Dati II) dengan periode laporan bulanan serta dilaporkan ke Dinas Kesehatan Dati II, Dati I, dan pusat (Ditjen PPM dan PLP); b) Laporan bulanan sentinel (LB 2S). Dalam laporan ini memuat data KIA, Gizi, Tetanus neonatorium, dan penyakit akibat kerja. Laporan ini diberikan ke Dinas Kesehatan Dati I, Dati II, dan pusat (Ditjen Binkesmas); 3) Laporan tahunan. Laporan tahunan meliputi data berikut; a) Data dasar puskesmas (LT-1); b) Data kepegawaian (LT-2); c) Data peralatan (LT-3). b. Alur pelaporan Laporan dari Dati II dikirimkan ke Dinas Kesehatan Dati I Kanwil Depkes Provinsi serta Pusat dalam bentuk rekapitulasi dari laporan SP2TP. Laporan tersebut meliputi sebagai berikut: (Mubarak, 2012)
Universitas Sumatera Utara
1) Laporan triwulan : a) hasil entri data/ rekapitulasi laporan LB 1 b) hasil entri data/ rekapitulasi laporan LB 2 c) hasil entri data/ rekapitulasi laporan LB 3 d) hasil entri data/ rekapitulasi laporan LB 4 2) Laporan tahunan : a) hasil entri data/ rekapitulasi laporan LT 1 b) hasil entri data/ rekapitulasi laporan LT 2 c) hasil entri data/ rekapitulasi laporan LT 3 c. Frekuensi pelaporan 1) Laporan dari puskesmas ke Dati II (Depkes RI, 1997). Laporan ini menggunakan formulir standar yang terdiri dari: a) Laporan LB1, LB2, LB3 dan LB4, dilakukan setiap bulan dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Dati II. Khusus laporan LB2, satu kopi laporan dikirimkan pula ke gudang farmasi Dati II (GFK). b) Laporan bulanan sentinel LB1S dan LB2S setiap tanggal 10 bulan berikutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Dati II, Dati I, dan Pusat (untuk LB1S ke Ditjen PPM dan PLP dan LB2S ke Ditjen Binkesmas).\ c) Laporan tahunan (LT-1, LT-2, dan LT-3) dikirimkan selambat lambatnya tanggal 31 januari tahun berikutnya. Khusus untuk laporan
Universitas Sumatera Utara
LT-2 (data kepegawaian) hanya di isi bagi pegawai yang baru/belum pernah mengisi formulir data kepegawaian. 2) Laporan dari Dati II ke Dati I dan Pusat Laporan ini dalam disket hasil entry data/ rekapitulasi dari laporan SP2TP. Frekuensi laporan adalah: a) Laporan triwulan: Laporan ini dikirimkan paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya dari triwulan yang dimaksud kepada: i) Kepala Dinas Kesehatan Dati I; ii) Kepala Kantor Wilayah Depkes Provinsi; iii) Depkes RI. Cq. Ditjen Binkesmas b) Laporan tahunan Laporan ini dikirimkan paling lambat akhir bulan februari dari tahun berikutnya, kepada: i) Kepala Dinas Kesehatan Dati I; ii) Kepala Kantor Wilayah Depkes Provinsi; iii) Depkes RI Cq. Ditjen Binkesmas. d. Mekanisme pelaporan 1) Tingkat puskesmas a) Laporan dari puskesmas pembantu dan dari bidan di desa disampaikan ke pelaksana kegiatan di puskesmas;
Universitas Sumatera Utara
b) Pelaksana kegiatan merekapitulasi data yang dicatat baik di dalam gedung maupun diluar gedung serta laporan yang diterima dari puskesmas pembantu dan bidan di desa; c) Hasil rekapitulasi oleh pelaksana kegiatan dimasukkan ke formulir laporan dalam dua rangkap, untuk disampaikan kepada koordinator SP2TP puskesmas; d) Hasil rekapitulasi oleh pelaksana kegiatan diolah dan dimanfaatkan untuk tindak lanjut yang diperlukan dalam rangka meningkat kinerja kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. 2) Tingkat Dati II a) Pengolahan data SP2TP di Dati II menggunakan piranti lunak yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan; b) Laporan SP2TP dari puskesmas yang diterima oleh Dinas Kesehatan Dati II (Koordinator SP2TP Dati II), disampaikan kepada pelaksana SP2TP untuk direkapitulasi/ dientri data; c) hasil rekapitulasi data, setiap tanggal 15 disampaikan ke pengelola program di Dati II; d) Hasil rekapitulasi/ entri data, dikoreksi, diolah dan dimanfaatkan sebagai bahan untuk umpan balik, bimbingan teknis ke puskesmas dan tindak lanjut yang diperlukan dalam rangka meningkatkan kinerja program; e) Hasil rekapitulasi/ entri data setiap 3 bulan dibuat dalam 3 disket untuk dikirimkan ke Dinas Kesehatan Dati I, Kanwil Depkes Provinsi
Universitas Sumatera Utara
dan Departemen Kesehatan Cq. Direktoran Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 3) Tingkat Dati I a) Pengolahan dan pemanfaatan data SP2TP di Dati I mempergunakan piranti lunak yang sama dengan Dati II; b) Laporan dari Dinas Kesehatan Dati II, diterima oleh Dinas Kesehatan Dati I dan Kantor Wilayah Departemen Kesehatan (koordinator tim SP2TP) dalam bentuk disket diteruskan kepada pelaksana SP2TP, untuk dikompilasi/direkapitulasi; c) Hasil kompilasi disampaikan kepada pengelola program Dati I/Kanwil Departemen Kesehatan untuk diolah dan dimanfaatkan dalam rangka tindak lanjut, bimbingan dan pengendalian yang diperlukan; d) Hasil kompilasi yang telah diolah tersebut diumpan balikkan ke Dinas Kesehatan Dati II. 4) Tingkat Pusat Hasil olahan yang dilaksanakan oleh Ditjen Pembinaan Kesehatan Masyarakat paling lambat 2 bulan setelah berakhirnya triwulan tersebut disampaikan kepada pengelola program terkait dan pusat data kesehatan untuk dianalisis dan dimanfaatkan serta dikirimkan ke Kanwil Depkes Provinsi sebagai umpan balik. 2.3.8
Pemanfaatan data SP2TP
1. Untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang yang lebih tinggi dalam rangka pembinaan, perencanaan dan penetapan kebijaksanaan;
Universitas Sumatera Utara
2. Dimanfaatkan
puskesmas
untuk
meningkatkan
upaya
kesehatan
puskesmas, melalui: a. Perencanaan (perencanaan mikro); b. Penggerakan dan pelaksanaan (loka karya mini pusksmas); c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian (stratifikasi). 2.4 Definisi Puskesmas Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan puskesmas adalah Fasilitas Kesehatan tingkat pertama yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat diwilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah kecamatan. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dalam Pasal 1 angka 2 puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah kerjanya. Jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, maka peranan dan kedudukan puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Ini disebabkan karena peranan dan kedudukan puskesmas di Indonesia adalah amat unik. Sebagai sarana pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka puskesmas kecuali bertanggung jawab dalam menyelenggarakan
Universitas Sumatera Utara
pelayanan
kesehatan
masyarakat,
juga
bertanggung
jawab
dalam
menyelenggarakan pelayanan kedokteran. Sesuai dengan strategi jangka panjang pembangunan berwawasan kesehatan untuk mewujudkan Indonesia sehat pada tahun 2010 dan kebutuhan pembangunan sektor kesehatan di era desentralisasi ini, Depkes pusat sudah menetapkan visi dan misi puskesmas. Visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas adalah terwujudnya kecamatan sehat tahun 2010. Untuk mewujudkan visi puskesmas tersebut maka, ada tiga misi yang harus di emban oleh puskesmas yaitu: 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan; 2. Memberdayakan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan; 3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang mutu. Sesuai dengan misinya, puskesmas memiliki fungsi sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan, dan sebagai pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama. 2.4.1
Struktur Organisasi Puskesmas Struktur organisasi puskesmas bergantung pada kegiatan dan beban tugas
setiap
puskesmas.
Penyusunan
struktur
organisasi
puskesmas
disatu
Kabupaten/Kota dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan penempatannya dilakukan dengan peraturan daerah. Pola struktur organisasi puskesmas adalah, (Syafrudin, 2009) : 1. Kepala Puskesmas;
Universitas Sumatera Utara
2. Unit Tata Usaha (bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam pengelolaan): a. Data dan informasi; b. Perencanaan dan penilaian; c. Keuangan; d. Umum dan Kepegawaian. 3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas; a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM); b. Upaya Kesehatan Perorangan. 4. Jaringan Pelayanan Puskesmas; a. Unit Puskesmas Pembantu; b. Unit Puskesmas Keliling; c. Unit Bidan di Desa/Komunitas. Dalam Peraturan Pemerintah Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Pasal 34 ayat (1) organisasi puskesmas disusun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berdasarkan kategori, upaya kesehatan dan beban kerja puskesmas. Organisasi puskesmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri atas: a. Kepala Puskesmas; b. Kepala Sub bagian Tata Usaha; c. Penanggungjawab UKM dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat; d. Penanggungjawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium, dan; e. Penanggungjawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2
Asas Pengelolaan Puskesmas Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia,
pengelolaan program kerja puskesmas berpedoman pada empat asas pokok yakni: 1. Asas pertanggung jawaban wilayah Dalam asas dijelaskan bahwa puskesmas harus bertanggung jawab atas semua masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya. Karena adanya asas yang seperti ini, maka program kerja puskesmas tidak dilaksanakan secara pasif saja, melainkan harus secara aktif yakni memberikan pelayanan kesehatan sedekat mungkin dengan masyarakat. Lebih dari pada itu, karena Puskesmas harus bertanggung jawab atas semua masalah kesehatan yang terjadi di wilayah kerjanya, maka banyak dilakukan berbagai program pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan masyarakat. 2. Asas peran serta masyarakat Dalam menyelenggarakan program kerjanya, puskesmas harus melaksanakan asas peran serta masyarakat. Artinya, berupaya melibatkan masyarakat dalam menyelenggarakan program kerja tersebut. 3. Asas keterpaduan Dalam menyelenggarakan program kerjanya, puskesmas harus melaksanakan asas keterpaduan. Artinya, berupaya memadukan kegiatan tersebut bukan saja dengan program kesehatan lain (lintas program), tetapi juga dengan program dari sektor lain (lintas sektoral).
Universitas Sumatera Utara
4. Asas rujukan Dalam menyelenggarakan program kerjanya, puskesmas harus melaksanakan asas rujukan. Artinya, jika tidak mampu menangani suatu kesehatan harus merujuknya kesarana kesehatan yang lebih mampu. untuk pelayanan kedokteran jalur rujukannya adalah rumah sakit. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan masyarakat jalur rujukan adalah berbagai kantor kesehatan, (Azwar, 2010). 2.4.3
Upaya Kesehatan Puskesmas Untuk
memberikan
pelayanan
kesehatan
secara
menyeluruh
(chomprehensive health care service) kepada seluruh masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas menjalankan beberapa upaya kesehatan masyarakat esensial sebagaimana yang terdapat pada pasal 36 ayat (2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yang meliputi program: 1. Pelayanan promosi kesehatan; 2. Pelayanan kesehatan lingkungan; 3. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana; 4. Pelayanan gizi; dan 5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit. Selain upaya kesehatan masyarakat esensial terdapat pula upaya kesehatan pengembangan. Dalam pasal 36 ayat (4) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 yang dimaksud dengan upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya
Universitas Sumatera Utara
yang sifatnya inovatif dan /atau bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-masing puskesmas. 2.4.4
Pengorganisasian Puskesmas Pengorganisasian
penetapan
tingkat
pekerjaan-pekerjaan
puskesmas pokok
untuk
didefinisikan dikerjakan,
sebagai
proses
pengelompokan
pekerjaan, pendistribusian otoritas/wewenang dan pengintegrasian semua tugastugas dan sumber-sumber daya untuk mencapai tujuan puskesmas secara efektif dan efisien. Secara aplikatif pengorganisasian tingkat puskesmas adalah pengaturan pegawai puskesmas dengan mengisi struktur organisasi dan tata kerja puskesmas yang ditetapkan oleh peraturan daerah Kabupaten/Kota disertai dengan pembagian tugas dan tanggung jawab serta uraian tugas pokok dan fungsi (tupoksi), serta pengaturan dan pengintegrasian tugas dan sumber daya puskesmas untuk melaksanakan kegiatan dan program puskesmas dalam rangka mencapai tujuan puskesmas (Pontoh, 2013). Berdasarkan definisi tersebut, fungsi pengorganisasian puskesmas merupakan alat untuk memadukan (sinkronisasi) dan mengatur semua kegiatan yang dihubungkan dengan personil/pegawai, finansial, material, dan metode puskesmas untuk mencapai tujuan puskesmas yang telah disepakati bersama antara pimpinan dan pegawai puskesmas. Pengorganisasian puskesmas meliputi hal-hal berikut: 1. Cara manajemen puskesmas merancang struktur formal puskesmas untuk penggunaan sumber daya puskesmas secara efisien;
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana
puskesmas
mengelompokan
kegiatannya,
dimana
setiap
pengelompokkan diikuti penugasan seorang penanggung jawab program yang diberi wewenang mengawasi stafnya; 3. Hubungan antara fungsi, jabatan, tugas, dan pegawai puskesmas; 4. Cara pimpinan puskesmas membagi tugas yang harus dilaksanakan dalam unit kerja dan mendelegasikan wewenang untuk mengerjakan tugas tersebut (Peraturan Menteri No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat). 2.5 Kerangka Pikir Kerangka pikir ini bertujuan untuk melihat bagaimana Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di wilayah kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan melalui indikator masukan (input), proses (process), dan luaran (output). Oleh karena itu kerangka pikir disusun sebagai berikut: INPUT A. SDM/Tenaga 1. Masa Kerja 2. Pengetahuan 3. Pelatihan SP2TP B. Material 1. Tersedianya data 2. Buku pedoman SP2TP 3. Formulir SP2TP 4. Ketersediaan sarana dan prasarana C. Kebijakan SP2TP
A. Pencatatandan PROSES A. Pencatatan dan pelaporan masingmasing program ke petugas SP2TP B. Menginput laporan data dalam pelaporan (LB)
OUTPUT A. Ketepatan Waktu B. Kelengkapan Data C. Keakuratan Data
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Universitas Sumatera Utara
Kerangka pikir ini menggunakan pendekatan teori sistem. Teori sistem terdiri dari input, process, output (Azwar, 2010). 1. Unsur Input terdiri dari SDM/Tenaga, Material, Fasilitas,. a.
SDM/Tenaga merupakan tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja pimpinan
maupun
tenaga
kerja
operasional/pelaksana.
Dalam
pelaksanaan program SP2TP SDM/Tenaga yang dimaksud dalam penelitian
ini
penyelenggaraan
adalah program
menyangkut SP2TP
di
tenaga
pelaksana
Puskesmas
Terjun.
dalam Agar
terlaksananya pelaksanaan program SP2TP dengan baik maka dalam unsur man ini perlu diperhatikan usia, masa kerja, pengetahuan, pelatihan, dan ketersediaan tenaga kerja; b.
Material, bahan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. yaitu alat kelengkapan yang digunakan dalam proses pencatatan dn pelaporan yaitu berupa tersedianya data, tersedianya buku pedoman dan formulir SP2TP serta buku register, serta ketersediaan instrumen pencatatan dan pelaporan dalam SP2TP (ketersediaan format pencatatan dan pelaporan, bagan alur pelaporan);
c.
Kebijakan, rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak, adapun kebijakan yang ada dalam pelaksanaan SP2TP berupa target waktu yang ditentukan dalam Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat No. 590/BM/DJ/INFO/V/96 Tentang
Universitas Sumatera Utara
Penyederhanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). 2. Unsur proses ( process) adanya pelaksanaan progrm dimana komponen yang satu saling berkaitan mempengaruhi komponen sistem ke komponen sistem yang lain. a. Pencatatan dan pelaporan masing-masing program ke petugas SP2TP Kegiatan atau proses pendokumentasian suatu aktivitas dalam bentuk tulisan. Pencatatan dilakukan diatas kertas, disket, pita nama dan pita film. Bentuk catatan dapat berupa tulisan, grafik, gambar dan suara (Mubarak, 2012). Pencatatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan pencatatan dilakukan dengan mencatat hasil pengamatan, pengukuran dan atau penghitungan pada setiap langkah/tahapan kegiatan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang telah dibakukan. Sumber data dalam proses pencatatan dipuskesmas ini yakni pencatatan yang terdiri dari pencatatan dalam gedung dan pencatatan diluar gedung. Sedangkan laporan adalah keterangan yang disampaikan kepada tingkat lain dari pelayanan kesehatan. Laporan juga merupakan perangkat manajemen penting yang mempengaruhi tindakan selanjutnya (McMahon dkk, 1999). Pelaporan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan untuk menyusun sekumpulan data hasil pencatatan untuk disampaikan kepada pihak terkait sebagai bentuk pertanggungjawaban dan atau pemberitahuan atas kegiatan dan hasil kegiatan yang teah dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
b. Menginput laporan data dalam pelaporan (LB) Menginput laporan data dalam pelaporan (LB) adalah kegiatan pengumpulan data-data yang diperoleh dari hasil pencatatan dan pelaporan masing-masing kegiatan program yaitu LB1, LB2, LB3, LB4, yang mana data- data yang diperoleh dari masing-masing kegiatan program tersebut di input dan dimasukkan ke dalam formulir SP2TP oleh koordinator SP2TP. 3. Unsur keluaran (output) yaitu berupa kualitas informasi meliputi ketepatan waktu, kelengkapan data dan keakuratan data. a. Ketepatan waktu, dalam mengirim laporan data SP2TP ke Dinas Kesehatan dati II haruslah tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. b. Kelengkapan data, data yang dilaporkan haruslah lengkap, sesuai dengan pedoman SP2TP. c. Keakuratan data, data yang diolah dan dilaporkan haruslah bebas dari kesalahan artinya data tersebut harus akurat.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan jenis penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif dengan metode kualitatif. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2017 sampai dengan selesai. 3.3 Informan Penelitian 1. Kepala Puskesmas Terjun 2. Koordinator SP2TP Puskesmas Terjun 3. Penanggung Jawab Program Puskesmas Terjun 4. Koordinator Dinas Kesehatan Kota Medan 3.4 Metode Pengumpulan Data 1. Wawancara mendalam (indepth interview) yaitu melakukan tanya jawab terhadap informan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengamatan (observasi) yaitu mengamati kegiatan, sarana dan prasarana kegiatan pencatatan dan pelaporan terpadu di Puskesmas Terjun. 3.5 Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer diperoleh melalui wawancara mendalam (indepth interview) kepada informan dengan berpedoman pada panduan pertanyaan yang telah dipersiapkan. Informan diwawancarai pada waktu yang berbeda, untuk itu penelitian menggunakan alat bantu berupa alat tulis, kamera digital, tipe recorder alat untuk perekam, dan pedoman wawancara. 2. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari laporan SP2TP di Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan dan referensi buku-buku serta hasil penelitian yang berhubungan dengan Pencatatan dan Pelaporan Terpadu. 3.6 Instrumen Pengambilan Data Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara kepada informan. 3.7 Definisi Operasional 1. Sistem adalah suatu struktur konseptual yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan yang bekerja sebagai satu unit organik untuk mencapai keluaran yang diinginkan secara efektif dan efisien (John McManama); 2. Pencatatan adalah catatan berisi keterangan-keterangan yang di simpan di unit kesehatan mengenai pekerjaan unit, keadaan kesehatan masyarakat, dan
Universitas Sumatera Utara
pasien perorangan, serta keterangan mengenai hal-hal ketatausahaan misalnya staf, peralatan dan perlengkapan; 3. Pelaporan adalah keterangan yang disampaikan kepada tingkat lain dari pelayanan kesehatan. Laporan juga merupakan perangkat manajemen penting yang mempengaruhi tindakan selanjutnya; 4. Berdasarkan pendapat Ahmad (2005) yang dikutip oleh Pontoh (2013) SP2TP adalah kegiatan Pencatatan dan Pelaporan data umum, sarana, tenaga, dan upaya pelayanan kesehatan di puskesmas yang bertujuan agar didapatnya semua data hasil kegiatan puskesmas (termasuk puskesmas dengan tempat tidur, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan desa dan posyandu) dan data yang berkaitan, serta dilaporkannya data tersebut kepada jenjang administrasi diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang pengelolaan upaya kesehatan masyarakat; 5. Puskesmas adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Adapun yang dimaksudkan dengan puskesmas ialah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menyelenggarakan
kegiatan
secara
menyeluruh,
terpadu
dan
berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu.
Universitas Sumatera Utara
3.8 Triangulasi Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Triangulasi Sumber yaitu melalui wawancara mendalam dengan semua informan yaitu Kepala Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan, koordinator pelaporan SP2TP di Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan, penanggung jawab program di wilayah kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan, dan informan tambahan yaitu koordinator SP2TP di Dinas Kesehatan Kota Medan. 3.9 Metode Analisis Data Untuk mengetahui dan menjelaskan pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan dilakukan secara kualitatif beradasarkan keterangan serta alasan yang dinyatakan oleh informan (Bungin, 2007).
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Terjun Puskesmas Terjun merupakan salah satu puskesmas yang menjadi pusat pembangunan.
Pembinaan
pelayanan
kesehatan
masyarakat
seoptimal
mungkin,secara merata di kecamatan Medan Marelan. Puskesmas ini melayani kesehatan masyarakat di lima kelurahan yaitu kelurahan Rengas Pulau,Kelurahan Tanah 600, Kelurahan Paya Pasir, Kelurahan Terjun dan kelurahan Labuhan Deli. Puskesmas ini didirikan pada tahun 1979 dan diresmikan oleh walikota madya Medan Bapak A.S Rangkuti.Puskesmas Terjun menyediakan fasiitas rawat inap. Kecamatan Marelan berbatasan dengan sebagai berikut : Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Medan Belawan.
Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Medan Labuhan.
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Medan Helvetia.
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Deli Serdang.
4.1.2 Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Batasan wilayah kerja puskesmas yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan berdasarkan geografis, demografis, sarana transportasi, masalah kesehatan setempat, sumber daya dan lain-lain. Luas wilayah kerja puskesmas terjun 447 HA meliputi 5 kelurahan dengan jumlah penduduk 125.487 jiwa.
Universitas Sumatera Utara
Puskesmas Terjun terdiri dari 5 kelurahan yaitu: Tabel 4.1 Jumlah Kelurahan di Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan 2016 No
Kelurahan
Jumlah Lingkungan
1
Kelurahan Terjun
22 Lingkungan
2
Kelurahan Rengas Pulau
35 Lingkungan
3
Kelurahan T.600
11 Lingkungan
4
Kelurahan P.Pasir
9 Lingkungan
5
Kelurahan L.Deli
11 Lingkungan
JUMLAH
88 Lingkungan
Pada wilayah kerja Puskesmas Medan Marelan,terdapat 3 Puskesmas pembantu,yaitu : 1. Puskesmas Pembantu Tanah 600. 2. Puskesmas Pembantu Labuhan Deli. 3. Puskesmas Pembantu Rengas Pulau. Keterangan Peta Wilayah Kerja Puskesmas Terjun
Gambar 4.1
Universitas Sumatera Utara
4.1.3
Sumber Daya Manusia Puskesmas Terjun Adapun tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Terjun Kecamatan
Medan Marelan adalah: Tabel 4.2 Jumlah Sumber Daya Manusia di Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan 2016 No
Kelurahan
Jumlah Lingkungan
1
Jumlah Dokter Spesialis
-
2
Jumlah Dokter Umum
3
3
Jumlah Dokter Gigi
2
4
Jumlah Asisten Apoteker
3
5
Jumlah Sarjana Non Medis
1
6
Jumlah Paramedis
26
7
Jumlah Perawat Gigi
2
8
Jumlah Tenaga Tata Usaha
1
9
Jumlah Petugas Sanitasi/Kesling
1
4.1.4 Karekteristik Informan Karakteristik dari masing-masing informan pada penelitian ini, dapat dilihat pada tebel berikut : Tabel 4.3 Karakteristik Informan No
Informan
1
dr. Surya S. Pulungan
Umur/ Tahun 55
2
Elisa Fitri, Am. Keb
3 4
Pendidikan
Jabatan
S1
Kepala Puskesmas
35
DIII
Koordinator SP2TP
Suharni Siregar
56
DIII
Petugas Gizi
Nikmahyani
47
S1
Petugas KIA
Universitas Sumatera Utara
5
Nurhayati
46
DIII
Petugas Imunisasi Petugas Pengamatan
6
Muhardi Suryanto
51
DIII Penyakit Menular Asisten
7
Nurmadiah
53
Asisten Apoteker Apoteker Koordinator SP2TP
8
Restu
54
S1 Dinkes Kota Medan
4.2 Input SP2TP di Puskesmas Terjun 4.2.1
SDM Sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dengan begitu adapun yang dikatakan sebagai sumber daya manusia dalam organisasi puskesmas yaitu orang-orang yang mengabdikan diri dalam bidang tertentu diwilayah kerja puskesmas serta harus mempunyai wewenang untuk melakukan upaya jenis tertentu dalam bidang yang digelutinya dalam penyelenggaraan program di puskesmas. Sumber daya manusia meliputi tingkat pengetahuan atau wawasan serta kemampuan, dan masa kerja (lama bekerja) merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan dan jabatan, pengetahuan dengan tingkat pengetahuan ini dapat mempengaruhi kemampuan berpikir
dan skill
dalam pelaksanaan dan pengetahuan tentang SP2TP.
Universitas Sumatera Utara
4.2.1.1 Masa Kerja Petugas Program di Puskesmas Terjun Petugas program atau juga pelaksana kegiatan program adalah mereka yang terlibat langsung dalam laporan SP2TP. Dalam penelitian ini mereka adalah penanggung jawab kegiatan yang dilakukan didalam gedung Puskesmas Terjun yaitu; penanggung jawab Gizi, KIA, imunisasi, dan petugas pengamat penyakit menular. Berikut ini pernyataan dari beberapa informan terkait masa kerja petugas program kegiatan di Puskesmas Terjun: “saya bekerja sudah hampir kurang lebih 20 tahun gitu dek.” (Informan 2) “kalau saya dek tugas kira-kira sudah hampir 22 tahun.”(Informan 3) “saya sudah bertugas di puskesmas selama 16 tahun lebih kurang dek.” (Informan 4) “mengenai sudah berapa lama saya bertugas di puskesmas iya kurang lebih 22 tahun lah dek.”(Informan 5) “kalau saya menjadi pegawai di puskesmas sudah sekitar 20 tahun dek.”(Informan 6) Berdasarkan pernyataan di atas diketahui bahwa masa kerja informan terbilang sudah cukup lama dan terbilang sudah cukup berpengalaman dalam bertugas. 4.2.1.2 Masa Kerja Koordinator SP2TP di Puskesmas Terjun Koordinator SP2TP adalah petugas yang mengumpulkan laporan bulanan dari masing-masing pelaksana kegiatan dan koordinator SP2TP bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan SP2TP. Hasil wawancara tentang masa kerja Koordinator SP2TP di Puskesmas Terjun. Berikut pernyataan dari informan: “saya sudah bertugas sebagai koordinator SP2TP baru jalan 4 tahun ini dek, kalau untuk pendidikan terakhir saya DIII kebidanan dek.” (Informan 1).
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan pernyataan diatas diketahui bahwa masa kerja Koordinator SP2TP di Puskesmas Terjun masih terbilang baru artinya koordinator SP2TP di puskesmas Terjun tersebut masih belum cukup berpengalaman sebagai penanggung jawab atas kelancaran pelaksanaan SP2TP. 4.2.1.3 Masa Kerja Kepala Puskesmas di Puskesmas Terjun Kepala Puskesmas bertanggung jawab atas Pelaksanaan Sistem pencatatan dan Pelaporan Terpadu di puskesmas, serta membimbing Koordinator SP2TP dan para pelaksana kegiatan di Puskesmas. untuk itu masa kerja sangat mempengaruhi dalam menjabat sebagai Kepala Puskesmas. Hasil wawancara tentang masa kerja kepala puskesmas di Puskesmas Terjun. Berikut pernyataan dari informan: “usia saya lebih kurang 55 tahun, untuk pendidikan terakhir saya adalah profesi dokter, kalau untuk masa kerja ya dek kurang lebih 9 tahun dek.” (Informan 7). Berdasarkan pernyataan diatas diketahui bahwa masa kerja Kepala Puskesmas Terjun masih terbilang belum cukup lama. 4.2.1.4 Pengetahuan Informan Tentang Sistem Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Terpadu di Puskesmas (SP2TP) di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Selain dilihat dari masa kerja informan, pengetahuan informan juga dapat mempengaruhi kinerja informan tentang pelaksanaan SP2TP. Pengetahuan tentang SP2TP disini mengenai pemahaman informan tentang tata cara pengisian, pencatatan, pelaporan, pengolahan data dan penyajian informasi SP2TP, serta siapa yang bertanggung jawab untuk data laporan program SP2TP di wilayah Puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
Berikut beberapa pernyataan dari informan terkait pengetahuan Petugas Program tentang SP2TP: “menurut saya SP2TP itu hanya sebatas laporan bulanan saja. Dan sepengetahuan saya yang bertanggung jawab untuk pelaksanaan SP2TP Kepala Puskesmas tapi yang bertanggung jawab untuk laporan setahu saya koordinator SP2TP yang sekaligus sebagai petugas SP2TP yang bertugas mengkordinir seluruh programer yang ada di puskesmas ini agar mengumpulkan seluruh kegiatan di puskesmas.” (Informan 2). “laporan dari hasil rekapan seluruh kegiatan program puskesmas yang akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota setiap bulan. Kalau penanggung jawab untuk program SP2TP Kepala Puskesmas dek, karena dari semua kegiatan yang ada di puskesmas kan Kepala Puskesmas yang bertanggung jawab termasuk program SP2TP.” (Informan 4). “....Kalau SP2TP itu laporan bulanan kegiatan puskesmas. setahu saya Kepala Puskesmas yang bertanggung jawab untuk program SP2TP dek.” (Informan 6). Pernyataan lain diberikan oleh informan 1, sebagai berikut: “SP2TP itu adalah kegiatan untuk merangkap seluruh program kegiatan yang ada di Puskesmas Terjun baik didalam gedung puskesmas maupun di luar gedung puskesmas yang dilaporkan rutin setiap bulannya dalam bentuk format khusus terdiri dari LB1, LB2, LB3 dan LB4. Kalau untuk penanggung jawab data laporan SP2TP Kepala Puskesmas dek.” (Informan 1). Pernyataan lain juga diberikan oleh informan 7, sebagai berikut: “....menurut saya SP2TP itu kegiatan mengumpulkan program-program pskesmas secara global...yang bertanggung jawab terhadap SP2TP ya koordinator SP2TP dek karena kan dia yang mengumpulkan sampai mengirimkan data ke Dinas Kesehatan Kota Medan.” (Informan 7).
Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan bahwa pengetahuan informan tentang Sistem Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) menyatakan bahwa SP2TP merupakan bentuk laporan bulanan dari hasil kegiatan yang ada di puskesmas dan yang bertanggung jawab untuk program
Universitas Sumatera Utara
SP2TP ini adalah Kepala Puskesmas, karena Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab terhadap manajemen puskesmas, artinya seluruh kegiatan puskesmas termasuk kegiatan program SP2TP dalam setiap pencatatan dan pelaporannya diketahui oleh Kepala Puskesmas.
4.2.1.5 Pelatihan SP2TP yang pernah diikuti Informan di Puskesmas Terjun Pelatihan terkait SP2TP disini merupakan pendidikan non formal yang diperoleh oleh tenaga pengelola SP2TP berkenaan dengan cara mengelola SP2TP terkait pengelolaan data. Berikut beberapa pernyataan dari informan terkait pelatihan tentang SP2TP yang pernah diikuti informan di Puskesmas Terjun: “hmm...untuk pelatihan SP2TP belum pernah dek, dan setahu saya pelatihan itu memang tidak pernah dibuat oleh pihak Dinas Kesehatan Kota.” (Informan 3). “selama saya bekerja di puskesmas ini saya tidak pernah mengikut pelatihan SP2TP, dan belum pernah diadakannya pelatihan utnuk SP2TP itu dek.” (Informan 6). Hasil pernyataan menunjukkan tidak ada dan tidak pernah diadakannya pelatihan tentang SP2TP di Puskesmas Terjun. Pernyataan serupa juga di sampaikan oleh koordinator SP2TP di Puskesmas Terjun, berikut pernyataan informan: “sepengetahuan saya dek, selama saya bekerja di puskesmas ini kurang lebih empat tahun, saya tidak pernah mengikuti pelatihan dan itu memang belum ada digerakkan dari pihak Dinas Kesehatan, seharusnya itu memang dilaksanakan untuk menambah pengetahuan tentang SP2TP khususnya bagi saya sebagai koordinator SP2TP. ”(Informan 1) Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh dari informan dapat menunjukkan bahwa informan yang ada di Puskesmas Terjun terkait informan
Universitas Sumatera Utara
dalam pelaksanaan program SP2TP khususnya belum pernah mengikuti pelatihan SP2TP tersebut dan juga pelatihan SP2TP itu belum pernah diadakan dari Dinas Ksehatan Kota Medan untuk para petugas kegiatan laporan data SP2TP dan juga koordinator SP2TP.
4.2.2
Material Material adalah alat kelengkapan yang digunakan dalam proses pencatatan
dan pelaporan berupa tersedianya data dari berbagai jenis kegiatan secara lengkap dan akurat untuk kemudian direkap dan dientri kedalam formulir SP2TP, buku pedoman pencatatan dan pelaporan terpadu, formulir SP2TP dan ketersediaan sarana dan prasarana. 4.2.2.1 Perolehan Data, Pengumpulan Data Dan Pengumpulan Data di Wilayah Puskesmas Terjun
Kendala
Dalam
Data yang diperoleh dari kegiatan baik dari dalam gedung puskesmas maupun dari luar gedung puskesmas. Data yang diperoleh dari dalam gedung puskesmas yaitu diperoleh dari penanggung jawab program di puskesmas yang diperoleh dari kunjungan pasien di puskesmas, sedangkan data yang diluar gedung puskesmas diperoleh dari laporan pustu dan posyandu. Berikut beberapa pernyataan dari informan terkait ketersediaan data di Puskesmas Terjun: “Untuk data tersedia dek, sumber data di dapat dari dalam gedung puskesmas berupa data kunjungan puskesmas, register kunjungan, dan diagnosa penyakit, kartu KB, dan kartu status, dan data yang didapat dari luar gedung puskesmas di peroleh dari pustu, setiap bulannya pihak pustu melaporkan kegiatannya ke Puskesmas Terjun dengan cara pihak pustu datang ke Puskesmas Terjun untuk memberikan laporannya ke petugas masing-masing program.” (Informan 2).
Universitas Sumatera Utara
“Puskesmas Terjun memperoleh data dari dalam dan luar gedung puskesmas, dari dalam gedung puskesmas diperoleh dari kegiatan rutin puskesmas dan kalau laporan dari luar gedung puskesmas hanya dari puskesmas pembantu saja, untuk itu laporan yang didapat hanya dari pustu saja, dan pihak pustu melaporkan kegiatannya setiap bulannya dengan mengirimkannya langsung ke Puskesmas Terjun.” (Informan 4). “Data laporan bulanan diperoleh dari kegiatan sehari-hari puskesmas dan juga dari pustu, dan setiap bulannya pihak pustu mengirimkan laporan ke Puskesmas Terjun.” (Informan 5). Berdasarkan dari pernyataan informan diatas menunjukkan bahwa data laporan bulanan setiap bulannya diperoleh dari dalam gedung puskesmas, dan dari luar gedung puskesmas. Dari dalam gedung puskesmas yaitu kegiatan rutin yang dilakukan puskesmas seperti kunjungan puskesmas, register kunjungan, dan diagnosa penyakit, kartu KB, dan kartu status. Sedangkan data laporan bulanan yang diperoleh dari luar gedung puskesmas didapat dari puskesmas pembantu, yang mana puskesmas pembantu mengirimkan laporan bulanan setiap bulannya ke Puskesmas Terjun sesuai dengan target waktu yang telah di tentukan dan memberikannya kepada masing-masing petugas program kegiatan. Pernyataan lain diberikan oleh informan 1 sebagai berikut: “Laporan data diperoleh dari masing-masing program yang ada di puskesmas dan juga pustu, sedangkan data obat-obatan diperoleh dari ruang obat yang ada di puskesmas ini. Namun data obat-obatan itu di bedakan dalam pengirimannya, artinya petugas apoteker langsung yang mengirim laporan data obat-obatan ke pihak farmasi dinas kesehatan kota medan. Akan tetapi, seharusnya pihak apoteker puskesmas tetap menyetorkan hasil laporannya ke saya, tapi saya tidak pernah memperoleh laporan tersebut.”(Informan 1). Dalam hal perolehan data tersebut informan selalu menemukan kendala dalam pengumpulan data laporan bulanan, berikut pernyataan dari beberapa informan terkait kendala dalam pengumpulan laporan bulanan:
Universitas Sumatera Utara
“hmm... untuk kendala pasti ada ya seperti lamanya data laporan yang dikirimkan pustu ke puskesmas sehingga menyebabkan petugas kegiatan terlambat dalam merekapitulasi data laporan tersebut.” (Informan 2). “....Kalau kendala pasti ada, karena pihak pustu selalu terlambat dalam melaporkan kegiatan setiap bulannya dari jangka waktu yang diberikan.” (Informan 4).
4.2.2.2 Ketersediaan Buku pedoman SP2TP, Buku I dan Buku II, Seri A, B, dan C serta Formulir SP2TP dan Buku Register Mengenai buku pedoman, sampai saat ini pihak puskesmas belum ada memperoleh buku pedoman SP2TP tersebut. Berikut pernyataan dari beberapa informan: “Buku pedoman enggak ada dek, tapi formulir sama register ada di puskesmas ini.” (Informan 2). “Enggak ada itu buku pedoman disini dek, tapi untuk formulir dan register selalu ada.” (Informan 3). “Buku pedoman enggak ada disediakan dek, tapi kalau register dan formulir ada dek.” (Informan 4). “Buku pedoman enggak ada, tapi formulir dan register ada disediakan dek.” (Informan 5). “Buku pedoman tidak tersedia, dan memang tidak pernah ada, tapi untuk formulir SP2TP dan buku register sudah tersedia di puskesmas ini.” (Informan 6). Berdasarkan dari pernyataan informan diatas menunjukkan bahwa untuk persediaan buku pedoman SP2TP, Buku 1 dan Buku 2, Seri A, B, dan C sampai saat ini belum tersedia di puskesmas terjun, bahka belum ada diberikan dari pusat sampai sekarang ini, sedangkan persediaan untuk formulir SP2TP dan buku register sudah tersedia di Puskesmas Terjun. Pernyataan serupa juga diberikan oleh informan 1 sebagai berikut: “Kalau buku pedoman sih belum ada dk, dari saya bertugas di puskesmas ini kayaknya nggak ada buku pedoman SP2TP, saya belum pernah lihat,
Universitas Sumatera Utara
dan kalau format laporan saya dapat sudah ada formatnya di komputer, karena dari mulai awal saya kerja di puskesmas ini saya dapatkan formatnya sudah ada kian di komputer, dan formulir SP2TP sudah selalu tersedia di puskesmas namun untuk wilayah pustu tidak tersedia biasanya pihak pustu dan posyandu memberi nama laporan bulanan perawatan. Begitu juga untuk register SP2TP sudah tersedia di puskesmas ini.” (Informan 1). Berdasarkan pernyataan informan diatas menunjukkan bahwa diketahui tidak adanya buku pedoman SP2TP yang tersedia atau apaupun itu mengenai sistematik pencatatan dan pelaporan yang dapat digunakan untuk membantu kelancaran program SP2TP di Puskesmas Terjun. 4.2.2.3 Sarana Dan Prasarana Yang Digunakan Untuk Membuat Laporan SP2TP Ketersediaan sarana dan prasarana dalam SP2TP adalah fasilitas yang dipakai langsung atau alat untuk mencapai tujuan seperti adanya alat tulis kantor dan form SP2TP untuk pengelolaan SP2TP, serta tersedianya layanan internet, dan program pendukung seperti komputer, dan printer dalam pengelolaan SP2TP. Berikut pernyataan dari beberapa informan terkait ketersediaan sarana dan prasarana di Puskesmas Terjun: “Untuk sarana tersedia seperti kelengkapan ATK, kelengkapan data, dan untuk prasarana itu sendiri belum sepenuhnya terpenuhi, iya artinya lihat aja dek pengerjaan kami belum menggunakan komputer. Memang ada komputer tapi bukan untuk pengerjaan SP2TP, selain itu jaringan internet juga belum terpenuhi. Sehingga dalam pengerjaan laporan bulanan ini sangat terbatas.”(Informan 2). “Untuk ketersediaan sarana sudah ada seperti kelengkapan ATK, kalau untuk prasarana belum tersedia untuk pengerjaan laporan bulanan SP2TP, karena pengerjaan laporan SP2TP belum menggunakan komputer, akan tetapi komputer sudah ada Puskesmas Terjun ini tapi bukan untuk pengerjaan laporan bulanan dan juga belum tersedianya jaringan internet di puskesmas ini.”(Informan 5). “Untuk sarana dan prasarana seperti komputer dan printer ada tapi itu tidak dipergunakan dalam pengerjaan laporan data SP2TP, karena Laporan
Universitas Sumatera Utara
SP2TP disini dicatat, diolah dan dilaporkan secara manual saja.”(Informan 1). Berdasarkan pernyataan informan diatas menunjukkan bahwa sudah tersedianya sarana di puskesmas seperti kelengkapan ATK, dan ketersediaan data, sedangkan untuk prasarana di Puskesmas Terjun belum terpenuhi karena dapat dilihat dari pengerjaan setiap masing-masing program pembuatan laporan bulanan SP2TP masih secara manual, artinya didalam pengolahan data laporan belum menggunakan alat teknologi komputer dan belum tersedianya jaringan internet di puskesmas ini. Seharusnya di masing-masing program sudah terpenuhi kebutuhan komputer sehingga memudahkan para programer dalam bekerja mengolah data hingga menginput laporan program mereka masing-masing. 4.2.3
Kebijakan SP2TP
4.2.3.1 Monitoring Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan disini berbeda dengan peraturan dan hukum,
jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu
prilaku, akan tetapi kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan. Dalam pelaksanaan SP2TP kebijakan yang dimaksud disini yaitu mengenai target waktu. Target waktu pencapaian pengolahan SP2TP yang dimulai
Universitas Sumatera Utara
dari jenjang pelayanan kesehatan tingkat Desa (Pustu, Polindes dan Poskesdes) sampai ke puskesmas dan dari puskesmas sampai ke Dinas Kesehatan Kota dengan ketentuan sesuai dengan pedoman paling lambat setiap tanggal bulan 10 pada bulan berikutnya untuk laporan bulanan dan untuk laporan tahunan paling lambat tanggal 31 Januari pada tahun berikutnya. Berikut pernyataan informan terkait kebijakan SP2TP di wilayah kerja Puskesmas Terjun: “Untuk kebijakan itu sudah ada dibuat secara nasional. Dalam hal ini kebijakan SP2TP yaitu kebijakan tentang target waktu, tapi yang namanya dalam pelaksanaan suatu kegiatan pasti tidak terlepas dari namanya masalah, untuk itu mengenai target waktu yang ditentukan sudah di upayakan semaksimal mungkin” (Informan 2). “laporan dari wilayah diupayakan setiap tanggal 5 sudah direkap dan sudah terkumpul kepada saya sebagai koordinator SP2TP tapi itu nggak jalan, laporan saya terima dari programer selalu lewat waktunya, selanjutnya saya sebagai koordinator SP2TP menginputnya kedalam formulir SP2TP dan tanggal 10 dikirim ke Dinas Kesehatan Kota Medan.” (Informan 2). Berdasarkan
pernyataan
informan
menunjukkan
bahwa
mengenai
kebijakan dalam SP2TP yaitu adanya target waktu, dan target waktu disini sudah jelas ada ditetapkan namun hanya saja dalam pelaksanannya di pihak Puskesmas Terjun belum melakukannya dengan tepat waktu, dalam hal ini pelaporan laporan bulanan memang sering terlambat, hal ini dibenarkan oleh koordinator SP2TP di Puskesmas Terjun dan juga di perkuat dengan pernyataan dari Kepala Puskesmas Terjun, dibuktikan melalui hasil wawancara sebagai berikut: “Kebijakan yang dilaksanakan mengikuti aturan nasional yang ada, untuk kebijakan SP2TP secara khusus di Puskesmas ini belum ada. Sudah dilkasanakan dengan efektif, tapi ya nak namanya suatu program apalagi ditambah di puskesmas ini programnya banyak jadi sedikit banyaknya
Universitas Sumatera Utara
walaupun sudah efektif akan tetapi masih ada kurang lebihnya.” (Informan 7). Komitmen dari Dinas Kesehatan Kota Medan adalah menargetkan untuk laporan SP2TP tepat waktu hal ini diperoleh dari hasil wawancara dengan informan 8 di Dinas Kesehatan Kota Medan, sebagai berikut: “target waktu yang diberikan kepada puskesmas tentang pengiriman laporan bulanan setiap tanggal 7 dan paling lama tanggal 10 bulan berikutnya. Dan kalaupun ada yang terlambat pihak Dinas Kesehatan hanya memberitahukan lewat telepon atau sms saja.”(Informan 8). Berdasrkan hasil wawancara dengan seluruh pernyataan informan menunjukkan bahwa untuk target waktu Dinas Kesehatan Kota Medan menargetkan agar smua laporan tepat waktu dikirimkan sebelum tanggal 10 setiap bulannya, dan jika terlambat ada pemberitahuan melalui telepon ataupun sms. 4.3 Proses SP2TP di Wilayah Kerja Puskesmas Terjun 4.3.1 Pencatatan dan Pelaporan Masing-Masing Program ke Petugas SP2TP Pencatatan adalah proses mencatat kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan didalam gedung seperti rawat inap dan rawat jalan, maupun kegiatan diluar gedung. Proses pencatatan data merupakan rangkaian kegiatan dalam menunjang ketersediaan data dan informasi. Mencatatat semua kegiatan yang dilakukan didalam gedung puskesmas yaitu pencatatan diloket dengan menggunakan RKK termasuk kartu status, register kunjungan, kartu KB, dan register nomor indeks serta penambahan catatan pada layanan yang dituju sudah dilakukan petugas loket dan layanan, dibuktikan dengan pernyataan dari informan sebagai berikut: “pencatatan biasanya dilakukan oleh para programernya masing-masing. Dalam membuat laporan bulanan setiap bulannya”(Informan 2).
Universitas Sumatera Utara
“Kalau pencatatan disini itu sebenarnya lengkap, namun kendalanya kadang-kadang laporan itu terlambat masuk secara bersamaan. Karena memang ada beberapa laporan yang itemnya itu banyak mislanya program gizi dn KIA, program ini yang sering terlambat masuk karena banyaknya laporan yang mau direkap program KIA dan Gizi.” (Informan 1). Berdasarkan pernyataan informan diatas menunjukkan bahwa pencatatan laporan bulanan SP2TP yakni para programer yang melakukan kegiatan dari tiaptiap unit yang ada di Puskesmas. semua yang dicatat kemudian akan dijadikan sebagai suatu informasi berupa laporan bulanan. Ada beberapa kendala yang ditemukan oleh petugas program dalam merekap laporan ini seperti tidak adanya fasilitas yang menunjang sehingga muncullah situasi yang membuat perekapan terlambat. Berikut pernyataan dari beberapa informan: “sumber data di dapat dari dalam gedung puskesmas berupa data kunjungan puskesmas, register kunjungan, dan diagnosa penyakit, kartu KB, dan kartu status, dan data yang didapat dari luar gedung puskesmas di peroleh dari pustu, setiap bulannya pihak pustu melaporkan kegiatannya ke Puskesmas Terjun dengan cara pihak pustu datang ke puskesmas terjun untuk memberikan laporannya ke petugas masing-masing program, untuk kendala pasti ada ya seperti lamanya data laporan yang dikirimkan pustu ke puskesmas sehingga menyebabkan petugas kegiatan terlambat dalam merekapitulasi data laporan tersebut.” (Informan 2). “Laporan bulanan biasanya diperoleh dari dalam dan luar gedung puskesmas, dari luar gedung puskesmas hanya dari pustu saja, dan setiap bulannya pustu melaporkan datanya ke puskesmas dengan cara mengirimkannya ke puskesmas terjun. Kendala pasti ada ya paling data laporannya terlambat masuk ke puskesmas sehingga membuat petugas kegiatan terlambat melakukan rekapitulasi data laporan.” (Informan 3).
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan kunci dan informan tambahan di puskesmas, sudah melakukan kegiatan pada tahap
Universitas Sumatera Utara
pencatatan SP2TP, namun berdasarkan data SP2TP yang diperoleh dari puskesmas terdapat beberapa kolom yang tidak terisi seperti di data kesakitan (penyakit bakteri, penyakit virus, penyakit karena arthropoda, penyakit kelamin, penyakit infeksi, penyakit susunan saraf, penyakit saluran pernafasan, kecelakaan dan keracunan), di data Gizi dan KIA (Jumlah anak balita dapat vit.A, Jumlah ibu nifas dapat vit. A, jumlah ibu hamil dapat obat tambahan darah, jumlah balita dapat syrup tambahan darah, jumlah bumil dapat kapsul yodium, jumlah penduduk dapat kapsul yodium, jumlah WUS, jumlah WUS baru dengan LILA, jumlah murid SD kelas 1 di vaksin DT1 dan DT II, jumlah murid SD kelas VI di vaksinasi TT I dan TT I, pengamatan penyakit menular, tetanus neonatorium, malaria, rabies, filaria, frambusia, ispa dan kusta) dan di data kegiatan puskesmas (data rawat tinggal, kegiatan perawatan kesehatan masyarakat), serta lampiran data LB2 yang tidak ada. Sehingga dalam pelaporan data-data yang disebutkan diatas kosong dan ditulis dengan garis penghubung dengan kata lain kegiatannya tidak dilaksanakan dan sebagian yang kosong tersebut data belum selesai dicatat dari masing-masing program hal ini karena sebagian data diperoleh dari pustu oleh karena itu pihak program yang ada dipuskesmas terpaksa menunggu datangnya laporan dari Pustu sehingga hal ini yang sering mengakibatkan keterlambatan dalam perekapan data laporan. Pelaksanaan kegiatan program menerima laporan dari Pustu seharusnya paling lama tanggal 3 setiap bulannya namun yang terjadi laporan yang diterima pelaksana kegiatan program dari pihak Pustu selalu terlambat, sehingga pelaksana kegiatan program juga telat dalam merekap laporannya secara otomatis pelaksana
Universitas Sumatera Utara
program juga terlambat mengirimkan laporannya ke koordinator SP2TP, yang seharusnya koordinator SP2TP menerima rekapan laporan dari masing-masing program yaitu paling lambat tanggal 5 setiap bulannya. Rekapitulasi dilakukan dengan cara pelaksana kegiatan program mencatat hasil rekapitulasi data dari pustu, posyandu dan hasil kegiatan puskesmas kedalam formulir laporan SP2TP setiap tanggal 5 setiap bulannya, namun pihak koordinator selalu mengalami kendala dalam menerima hasil rekapitulasi tersebut dari pelaksana kegiatan masing-masing program. Di buktikan dari pernyataan beberapa Informan sebagai berikut: “Data yang saya terima dari pustu kemudian saya rekap dan setelah selesai saya setor ke koordinator SP2TP, biasanya itu saya setor setiap tanggal 5 tapi kadang bisa jadi sampai tanggal 7 baru saya setor ke koordinator SP2TP, untuk pelaporan ya pasti ada kendalanya kan dek, kendala disini karena lamanya masuk laporan dari pustu yang mana pustu selalu menyetorkan laporannya pada tanggal 3 dan terkadang bisa sampai tanggal 5 baru disetor ke puskesmas.” (Informan 2). “Seharusnya pelaksana kegiatan program menerima laporan dari Pustu paling lama tanggal 3 setiap bulannya, akan tetapi kenyataannya pihak Pustu selalu terlambat dalam mengirimkan laporannya setiap bulan ke pelaksana kegiatan program, belum lagi dari pelaksana kegiatan program seharusnya mereka mengumpulkan hasil rekapan laporannya ke koordinator SP2TP paling lama tanggal 5 setiap bulannya, namun yang saya peroleh pelaksana kegiatan program selalu meminta saya untuk menunggu mereka menyelesaikan rekapan laporannya sampai terkadang lewat waktu yang sudah ditentukan.” (Informan 1). Berdasarkan hasil wawancara diperoleh kesimpulan, bahwa pelaporan yang dilakukan masing-masing program ke petugas SP2TP yang seharusnya paling lama tanggal 5 setiap bulannya hasil dari rekapitulasi laporan tersebut sudah dikumpulkan ke Koorinator SP2TP namun pada kenyataannya tidak konsisten.
Universitas Sumatera Utara
4.3.2 Menginput Laporan Data Dalam Pelaporan Setelah
pelaksana
kegiatan
masing-masing
program
melakukan
rekapitulasi terhadap laporan masing-masing program, selanjutnya koordinator SP2TP dan sekaligus petugas SP2TP melakukan pengumpulan laporan terpadu yang telah direpitulasi oleh masing-masing program setelah itu koordinator dan sekaligus
petugas
SP2TP
melakukan
penginputan
laporan
data
dan
memasukkannya kedalam formulir SP2TP. Berikut wawancara yang diperoleh dari beberapa Informan sebagai berikut: “seperti biasanya setelah laporan data itu dicatat dan direkapitulasi oleh pelaksana masing-masing program yang melakukan pengumpulan data dari pelaksana kegiatan masing-masing program itu saya sendiri sebagai koordinator SP2TP dan sekaligus sebagai petugas SP2TP, dan setelah itu laporan data itu baru saya input dan kemudian dimasukkan kedalam formulir laporan SP2TP.” (Informan 1). “laporan data untuk LB2 ya saya sendiri sebagai penanggung jawab obat yang mengumpulkan merekap dan juga mengirimkannya ke Dinas Kesehatan Kota.” (Informan 6) Berdasarkan hasil pernyataan informan menunjukkan bahwa selama ini di Puskesmas Terjun yang melakukan pengumpulan data dari pelaksana kegiatan msing-masing program adalah sepenuhnya dilakukan koordinator SP2TP yang sekaligus sebagai petugas SP2TP, dan setelah dikumpulkan maka barulah laporan data di input dan dimasukkan kedalam formulir SP2TP. Akan tetapi khusus laporan data obat-obatan atau LB2 itu pihak penanggung jawab program yang melakukan pengumpulan laporan data hingga mengirimkannya sendiri ke Dinas Kesehatan Kota. Setelah semua laporan data kegiatan program lengkap dimasukkan kedalam formulir SP2TP, Koordinator SP2TP sekaligus petugas SP2TP
Universitas Sumatera Utara
melaporkan hasil laporan SP2TP ke penanggung jawab pelaksana SP2TP (Kepala Puskesmas) hasil wawancara dengan Koordinator SP2TP yang sekaligus petugas SP2TP di Puskesmas Terjun, hal ini dibuktikan melaului wawancara dengan Informan sebagai berikut: “seperti biasanya sebelum dikirim ke Dinas Kesehatan Kota saya melaporkan hasil laporan SP2TP ke Kepala Puskesmas untuk mendapatkan tanda tangannya terlebih dahulu.” (Informan 1). Berdasarkan pernyataan informan diatas menunjukkan bahwa laporan akan diserahkan terlebih dahulu kepada Kepala Puskesmas untuk mendapatkan persetujuan dan tandangannya. Setelah laporan SP2TP mendapatkan persetujuan dan tandatangan dari Kepala Puskesmas barulah Koordinator SP2TP yang sekaligus sebagai petugas SP2TP mengirim Laporan Bulanan (LB1, LB2, LB3, LB4) yang dilakukan setiap bulannya dan paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dikirim ke Dinas Kesehatan Kota, namun di Puskesmas Terjun hanya melaporkan LB1, LB3,LB4 saja setiap bulannya, dan laporan profil puskesmas serta kepegawaian hal ini dibuktikan melalui hasil wawancara dengan Informan sebagai berikut: “kalau data yang saya laporkan dari puskesmas adalah hanya laporan bulanannya saja yaitu LB1, LB3, LB4.” (Informan 1). Berdasarkan pernyataan informan diatas menunjukkan bahwa laporan bulanan yang rutin pihak Puskesmas Terjun laporkan ke Dinas Kesehatan adalah LB1, LB3 dan LB4 sedangkan LB2 selalu beda pelaporannya ke Dinas Kesehatan hal ini karena penanggung jawab obat-obatan langsung yang melaporkannya ke Dinas Kesehatan di bagian GFK hal ini karena penanggung jawab obat-obat selalu terlambat dalam melakukan pengumpulan laporan datanya.
Universitas Sumatera Utara
Untuk laporan tahunan puskesmas tidak lagi melaporkan laporan tahunan dalam bentuk LT1, LT2, LT3, hal ini diperoleh berdasarkan pernyataan Informan sebagai berikut: “ya laporan tahunan itu sekarang diganti dengan laporan profil puskesmas, kepegawaian dan laporan inventaris puskesmas dan laporan itu pun juga dilaporkan setiap bulan, untuk yang melaporkannya pihak Koordinator SP2TP.” (Informan 1). Hal senada pun juga disampaikan oleh pihak Dinas Kesehatan bahwa Puskesmas Terjun dalam pengiriman Laporan Bulannya selalu mengalami keterlambatan. Berikut pernyataan yang diperoleh dari Informan: “Sepengetahuan saya dari setiap pengiriman Laporan Bulanan yang dikirimkan oleh pihak Puskesmas Terjun, mereka mengirimkan laporannya hampir selalu lewat dari waktu yang telah ditentukan sebelumnya yaitu tanggal 10 bulan berikutnya paling lama, namun kenyataannya mereka mengirimkan laporan bulanannya tersebut terkadang sampai 3 bulan telatnya, misal untuk Laporan Bulan januari yang seharusnya dikirim paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya berarti Februari kan, nah akan tetapi mereka mengirimkan laporan bulan januari tersebut bisa di bulan maret atau bulan april gitu.”(Informan 8). 4.4 Output SP2TP di Puskesmas Terjun 4.4.1 Ketepatan Waktu Ketepatan waktu pelaporan disini dapat diartikan ketepatan waktu pelaporan laporan ke Dinas Kesehatan Kota Medan. Ketepatan waktu dalam pengiriman laporan SP2TP yaitu mulai dari jenjang administrasi yang terbawah sampai ke Dinas Kesehatan Kota, tidak semua jenjang admnistrasi (Pustu, ke puskesmas dan puskesmas ke Dinas Kesehatan) tepat waktu sesuai dengan pedoman SP2TP, berikut pernyataan dari beberapa informan: “laporan dari pustu diterima puskesmas paling lama tanggal 5 setiap bulannya, karena tanggal 7 sudah harus selesai direkap oleh pelaksana kegiatan masing-masing program dan selanjutnya koordinator menginput
Universitas Sumatera Utara
laporan dan kemudian tanggal 10 sudah dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kota. ” (Informan 1). “banyak puskesmas yang tidak tepat waktu dalam pelaporannya, ya artinya kebanyakan puskesmas menunda laporannya, untuk puskesmas yang tidak tepat waktu biasanya nanti mereka akan mengumpulkan diakhir tahun sebelum adanya evaluasi, data yang dikirim sebelumnya hanya data seadanya dulu, biasanya yang paling lama terlambat dalam pelaporannya yaitu Puskesmas Terjun.”(Informan 8).
Berdasarkan pernyataan informan diatas menunjukkan bahwa data SP2TP untuk Puskesmas Terjun dalam pelaporannya ke Dinas Kesehatan belum sepenuhnya dilakukan dengan tepat waktu, kendala dari keterlambatan pelaporan data SP2TP tersebut adalah kurangnya koordinasi petugas SP2TP dengan pelaksana kegiatan masing-masing program, terlambatnya data yang dikumpulkan dari Pustu secara rutin dengan batas waktu yang sudah ditentukan hingga hal ini menyebabkan banyak data yang tidak relevan antara data di Dinas Kota I dengan Dinas Kesehatan Dati I. Seharusnya data yang diterima dari Pustu paling lama tanggal 3 dan setelah itu direkapitulasi paling lama tanggal 5 oleh pelaksana kegiatan masing-masing program kemudian laporan datanya dikumpulkan ke Koordinator SP2TP yang sekaligus Petugas SP2TP dikirmkan tanggal 7 dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. 4.4.2 Kelengkapan Data Kelengkapan data disini dapat diartikan kelengkapam data pencatatan baik data yang diperoleh dari luar gedung puskesmas baik itu dari pustu dan posyandu yang setiap bulannya memberikan laporannya ke puskesmas sesuai dengan waktu yang telah di tentukan, maupun data yang diperoleh dari dalam gedung
Universitas Sumatera Utara
puskesmas, yaitu dari kegiatan puskesmas setiap harinya, berikut pernyataan dari beberapa informan: “data diperoleh dari masing-masing program yang ada di puskesmas dan juga pustu, akan tetapi data obat-obatan diperoleh dari obat yang ada di puskesmas ini. Namun data obat-obatan dibedakan dalam pengirimannya, artinya petugas apoteker langsung yang mengirim laporan data obat-obatan ke pihak farmasi Dinas Kesehatan Kota Medan. Akan tetapi, seharusnya pihak apoteker puskesmas tetap menyetorkan hasil laporannya ke saya, tapi saya tidak pernah memperoleh laporan tersebut.” (Informan 1). “sepengetahuan saya Puskesmas Terjun dalam pengiriman datanya setiap bulannya sudah lengkap, yaitu dengan mengirimkan data LB1,LB3,LB4 setiap bulannya, akan tetapi LB2 itu langsung dikirimkan ke GFK farmasi di Dinas Kesehatan Kota Medan.”(Informan 8). Berdasarkan pernyataan informan diatas menunjukkan bahwa kelengkapan data SP2TP setiap bulannya sudah sesuai dengan peraturan yang ada yaitu adanya data LB1, LB2, LB3, LB4 yang dibuat setiap bulannya. Yang data tersebut diperoleh dari dalam gedung puskesmas berupa kegiatan puskesmas setiap harinya yang dicatat oleh masing-masing petugas program, dan data yang di peroleh dari luar gedung puskesmas yang di peroleh dari posyandu dan pustu yang di kirimkan setiap bulannya sesuai dengan target waktu yang telah di tentukan. Akan tetapi, untuk data LB2 tidak pernah di terima oleh pihak Koordinator SP2TP, karena petugas Program obat-obatan tidak pernah memberikan laporan tersebut kepada Koordinator SP2TP Puskesmas Terjun, yang seharusnya pihak program membuat data tersebut dalam dua rangkap yang mana satu rangkap di kirimkan ke Dinas Kesehatan Kota Medan, dan yang satu rangkap lagi di pegang oleh Koordinator SP2TP puskesmas Terjun untuk sebagai arsip di Puskemas Terjun.
Universitas Sumatera Utara
4.4.3 Keakuratan Data Keakuratan data disini dapat diartikan sebagai kebenaran data yang dibuat setiap bulannya oleh masing-masing petugas program yang ada di puskesmas ini. Sehingga data tersebut berguna untuk menunjang keberhasilan suatu kegiatan puskesmas, karna data yang dibuat puskesmas akan dikirimkan setiap bulannya ke Dinas Kesehatan Kota Medan, berikut pernyataan dari informan: “data yang dicatat setiap bulannya oleh masing-masing petugas program yang ada di puskesmas, yaitu dari hasil kegiatan yang ada di puskesmas ini, dan data yang diterima dari posyandu dan pustu setiap bulannya, akan tetapi ya dek, karna mengejar target waktu tersebut dan laporan data tersebut belum selesai dikerjakan maka laporan data yang dikirmkan tersebut yaitu data yang bulan kemarinnya, karna waktu pengiriman sudah terlambat, akan tetapi data tersebut di perbaiki lagi, seperti data Gizi, KIA, KB ini yang belum siap datanya dikerjakan oleh petugas programnya, sehinggan data tersebut yang dikirimkan data yang bulan-bulan sebelumnya.”(Informan 1). “sepengetahuan saya dek data yang dikirimkan oleh puskesmas seharusnya data yang memang benar-benar akurat, karna kan dek data yang dikirimkan oleh pihak puskesmas itu sebagai bahan pertimbangan untuk membuat suatu program lebih baik lagi, sehingga adanya feed back dari Dinas Kesehatan Kota Medan ke puskesmas, agar dapat diketahui masalah kesehatan mana yang harus di perbaiki lagi, supaya menghasilkan program kesehatan yang lebih baik lagi.”(Informan 8). Berdasarkan pernyataan informan diatas menunjukkan bahwa data SP2TP yang di buat setiap bulannya belum menghasilkan data yang akurat, karna dari pernyataan Koordinator SP2TP bahwa data yang di buat oleh petugas program masih membuat data yang sama dari bulan sebelumnya, karna untuk mengejar waktu pelaporan ke Dinas Kesehatan Kota Medan, sehingga data yang belum siap tersebut dimasukkan dengan data yang sama dengan bulan sebelumnya. Yang seharusnya data tersebut harus benar-benar akurat karna data yang dikirmkan ke Dinas Kesehatan Kota Medan
untuk melihat program
Universitas Sumatera Utara
kesehatan mana yang masih buruk sehingga harus di tingkatkan lagi dan mempunyai feed back ke puskesmas untuk membuat suatu program berjalan dengan baik sehingga dapat lebih meningkatkan program kesehatan yang lebih baik lagi.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN 5.2 Input SP2TP di Puskesmas Terjun 5.2.1
SDM Berdasarkan hasil penelitian menyebutkan bahwa seluruh informan
bermasam-macam, dari segi usia informan di puskesmas yaitu Kepala Puskesmas 55 tahun dan yang berkedudukan sebagai Koordinator SP2TP 35 tahun, sedangkan informan yang bertugas sebagai pelaksana kegiatan program rata-rata berusia 34-56 tahun, dan informan berusia antara 34-55 tahun, sehingga bisa dirata-ratakan seluruh petugas yang terkait dalam pengolah laporan SP2TP di wilayah kerja Puskesmas Terjun berada pada usia 30-50 tahun, hingga produktifitasnya masih tinggi dan umur seseorang memiliki pengaruh yang kuat terhadap tingkat pengetahuan atau wawasan. Jenis kelamin pengelola SP2TP mayoritas adalah perempuan ini berkaitan sebagian besar pegawai Puskesmas berprofesi sebagai bidan, namun tidak ada kaitannya mengenai perbedaan antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah. Masa kerja pada pengolah data SP2TP pada tingkat Puskesmas Terjun yaitu penanggung jawab Puskesmas atau Kepala Puskesmas selama 9 Tahun, Koordinator SP2TP 4 tahun, penanggung jawab program lebih kurang 20 Tahun. Tidak jauh berbeda dengan penelitian Puspita, (2013) di Puskesmas Umbulsari Kabupaten Jember yang menunjukkan bahwa SDM dari pada pelaksana SP2TP tidak memiliki pengalaman yang cukup dalam memegang perannya masing-masing, serta tidak memiliki pengetahuan yang luas tentang
Universitas Sumatera Utara
SP2TP dan tidak memiliki pendidikan formal yang mendukung, terutama kepada petugas khusus pelaksana program SP2TP rata-ratanya tamatan SMA. Setelah dilakukan wawancara dengan seluruh informan yang ada diperoleh bahwa pengetahuan informan tentang SP2TP belum begitu memahami makna dari SP2TP masih ada informan yang menganggap bahwa ada beberapa petugas yang tidak mengetahui bahwa laporan yang di buat adalah sebagian dari SP2TP, hal ini akan membuat petugas mengenyampingkan proses dan hasil dari laporan karena mereka kurang mengetahui pemanfaatan dari pelaporan terpadu puskesmas. Kurangnya pengetahuan informan tentang SP2TP di Puskesmas Terjun sesuai dengan wawancara
yang dilakukan menunjukkan bahwa
tidak pernah
diadakannya pelatihan tentang SP2TP hal ini yang menjadi penghambat tercapainya tujuan dari pelaksanaan program SP2TP di Puskesmas Terjun. Menurut Werther dan Davis (1996) yang dikutip oleh Sutrisno (2015), menyatakan bahwa sumber daya manusia adalah pegawai yang siap, mampu, dan siaga dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dengan begitu adapun yang dikatakan sebagai sumber daya manusia dalam organisasi puskesmas yaitu orangorang yang mengabdikan diri dalam bidang tertentu diwilayah kerja puskesmas serta harus mempunyai wewenang untuk melakukan upaya jenis tertentu dalam bidang yang digelutinya dalam penyelenggaraan program di puskesmas. Sumber daya manusia merupakan faktor masukan (input) terpenting dalam mencapai keberhasilan. Seperti halnya puskesmas sebagai organisasi pelayanan kesehatan memiliki tanggung jawab penuh dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan di kecamatan. Termasuk melaksanakan kegiatan pencatatan dan
Universitas Sumatera Utara
pelaporan tepadu yang merupakan produk informasi manajemen puskesmas. dengan peran begitu besar perlu didukung oleh sumber daya manusia yang cukup baik jumlah maupun kualitas. Faktor individual merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja, faktor individual itu sendiri terdiri dari kemampuan dan keahlian, latarbelakang pendidikan, pengetahuan, lama bekerja serta usia dan jenis kelamin. Pengetahuan dan pemahaman petugas tentang tahapan proses SP2TP sebagian besar hanya sekedar tahu jika laporan yang mereka buat akan diserahkan ke Dinas Kesehatan Kota bersifat rutin setiap bulannya, belum dapat mengaplikasikan terbukti kurangnya pemanfaatan dari informasi yang diperoleh dari SP2TP. Penanggung jawab program disini yaitu koordinator SP2TP secara keseluruhan tidak pernah mengikuti pelatihan pegolahan dan pemanfaatan data, sedangkan penanggung jawab puskesmas disini yaitu Kepala Puskesmas memahami secara detail tentang tahapan SP2TP namun tidak di aplikasikan dalam pemanfaatannya serta masih mengenyampingkan pentingnya suatu laporan dari hasil pelayanan yanag telah dilaksanakan. Pengetahuan tentang SP2TP sangatlah penting dan berfungsi sebagai peningkatan pemahaman terhadap pentingnya pengolahan SP2TP yang akan dimanfaatkan untuk sistem informasi kesehatan di puskesmas. Tingkat pendidikan informan juga akan mempengaruhi pengetahuan dan keahlian informan, dimana dengan tingkat pendidikan ini dapat memepengaruhi kemampuan berpikir dan skill dalam proses SP2TP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenjang
Universitas Sumatera Utara
pendidikan informan yang terlibat dalam pengolahan SP2TP di Puskesmas Terjun rata-rata tamatan dari DIII Bidan. Keberhasilan pelaksanaan SP2TP sangat ditentukan oleh faktor manusia yang melaksanakan prosedur sistem informasi. Pengetahuan dan keterampilan merupakan hal mendasar yang harus dimiliki oleh petugas dalam melaksanakan kegiatan sistem informasi kesehatan. Untuk itu sudah seharusnya puskesmas perlu dibekali dengan sumber daya manusia yang kompeten dan handal, agar dapat melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan SP2TP secara efektif dan efesien. Berdasarkan pendapat Handoko (2005) pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, selanjutnya pelatihan pengembangan didefinisikan sebagai praktek jalan manusia yang fokus adalah mengindetifikasi, menilai dan melalui pembelajaran yang direncanakan membantu pengembangan kompetensi kunci yang memungkinkan orang untuk melakukan pekerjaan saat ini atau masa depan. Definisi tersebut menggambarkan bahwa pelatihan merupakan kegiatan yang dirancang untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui rangkaian kegiatan identifisikan, pengkajian serta proses belajar yang terencana. Hal ini dilakukan melalui upaya untuk membantu mengembangkan kemampuan yang diperlukan agar dapat melaksanakan tugas, baik sekarang maupun dimas yang akan datang. Ini berarti bahwa pelatihan dapat dijadikan sebagai sarana yang berfungsi untuk memperbaiki maslah kinerja organisasi, seperti efektivitas, efesiensi dan produktivitas.
Universitas Sumatera Utara
Bentuk pelatihan SP2TP yang dilakukan untuk SP2TP adalah pengolahan, perekapan, dan penyajian data menjadi informasi kesehatan, secara langsung ada dua bentuk pelatihan yaitu pelatihan data SP2TP dan pelatihan komputer. Sebagai besar pengelola SP2TP tidak pernah mengikuti pelatihan SP2TP dan pelatihan komputer, hal ini juga menjadi penghambat tercapainya tujun organisasi, karena data yang dikirim ke puskesmas masih bersifat manual sehingga menggunakan waktu yang lama untuk merekap dan melaporkan kembali ke Dinas Kesehatan, untuk itu perlu adanya pelatihan dan bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kota kepada seluruh koordinator SP2TP di Puskesmas Kota Medan, agar SDM di puskesmas lebih mempunyai keahlian dalam pengelolaan data menjadi informasi yang lebih baik lagi. 5.2.2
Material SP2TP di Puskesmas Terjun Dari hasil penelitian di Puskesmas Terjun data yang diperoleh dari hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan oleh puskesmas, baik kegiatan didalam gedung puskesmas maupun diluar gedung puskesmas. sedangkan laporan sentinel tersebut tidak pernah ada dilaporkan hal ini karena Puskesmas Terjun bukan puskesmas yang dipilih oleh Dinas kesehatan untuk melaporkan kegiatan laporan sentinel. Tidak jauh berbeda dengan penelitian Puspita, (2013) di Puskesmas Umbulsari Kabupaten Jember, diperoleh data yang diterima di dapat dari kegiatan didalam puskesmas dan kegiatan yang ada di luar gedung puskesmas. Tersedianya data dari berbagai jenis kegiatan secara lengkap dan akurat, untuk kemudian direkap dan dientri kedalam formulir SP2TP, yaitu formulir pencatatan sebanyak 59 terdiri dari kartu dan register, sedangkan formulir
Universitas Sumatera Utara
pelaporan terdiri dari formulir LB1, LB2, LB3, LB4, LB1S, LB2S, LT1, LT2, LT3. Program pokok puskesmas memerlukan data yang selalu siap pakai dan sudah dianalisa dan disajikan dalam bentuk tabel ataupun grafik dan dilaporkan secara naratif, data yang dilaporkan tersebut adalah informasi tentang pelaksanaan program pengembangan masalah kesehatan masyarakat, dan jenis data berasal dari kegiatan harian puskesmas yang dibagi berdasarkan lokasi pencatatan data yaitu data dari pencatatan didalam gedung dan diluar gedung puskesmas. pelaporan yang dimuat dari dalam gedung puskesmas adalah semua data yang diperoleh dari pencatatan kegiatan harian program yang dilaksanakan didalam gedung puskesmas seperti data dari poli gigi, gizi, KIA, KB, Laboratorium. Data yang berasal dari luar gedung puskesmas adalah data yang dibuat berdasarkan catatan harian kegiatan program yang dilaksanakan diluar gedung puskesmas yaitu pustu seperti kegiatan posyandu, UKS, dan kesehatan lingkungan. Menurut Direktoral Jenderal Kesehatan Masyarakat (1997) Formulir laporan dari puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota adalah Laporan Bulanan berupa LB1 yaitu Laporan Bulanan penyakit, LB2 berupa Laporan Bulanan Pemkaian dan Lembar Pemakaian Obat (LPLPO), LB3 berupa Laporan Bulanan Gizi, KIA, Imunisasi, dan Pengamatan Penyakit Menular dan LB4 berupa berisi Laporan Hasil Kegiatan puskesmas. Laporan bulanan sentinentil (Laporan Program Khusus dari Puskesmas Terpilih) LB1S dan LB2S. Laporan Tahunan LT1 tentang laporan sumber daya manusia puskesmas, LT2 tentang ketenagaan dan administrasi kepegawaian puskesmas, LT3 tentang laporan peralatan puskesmas.
Universitas Sumatera Utara
Pengelolaan SP2TP diatur dalam buku pedoman SP2TP yang terdiri dari 6 buku yaitu: Buku I tentang konsep dasar sistem manajemen puskesmas dan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP), Buku II seri A batasan operasional SP2TP, Buku II seri B berisi petunjuk pengisisan formulir pelaporan SP2TP, Buku II seri C tentang petunjuk pengisisan formulir pelaporan, daftar tabulasi, dasar penyakit, indeks klas terapi, daftar singkatan dan Buku III petunjuk pengolahan dan pemanfaatan data SP2TP. Saat ini di puskesmas khususnya Puskesmas Terjun tidak tersedianya petunjuk teknis SP2TP atau tidak adanya buku pedoman SP2TP yang dimiliki Puskesmas terjun. Kegiatan progarm SP2TP dilaksanakan hanya mengacu pada contoh yang sudah ada dari pengalaman-pengalaman petugas yang melaksanakan program SP2TP sebelumnya dan dilaksanakan hanya berdasarkan rutinitas. Kegiatan program akan terlaksana dengan baik jika didukung oleh aspek legaltas tertulis berupa pedoman pelaksanan kegiatan program. Padahal sesuai dengan SK Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Nomor 590/BM/DJ/INFO/1996, sangat jelas dinyatakan petunjuk teknis SP2TP dimanfaatkan sebagai acuan dan pedoman dalam melaksanakan kegiatan pengolahan, penyajian dan interpretasi data SP2TP baik di Puskesmas maupun di Dinas Kesehatan Kota, sehingga diperoleh informasi yang dijadikan bahan dalam penentuan prioritas masalah, upaya pemecahan masalah serta tindak lanjut dalam menunjang tugas pokok serta fungsi dan tugas tanggung jawab (Depkes RI, 1997).
Universitas Sumatera Utara
Formulir SP2TP ada dan tersedia di Puskemas Terjun, namun tidak lengkap di pustu tidak ada form pencatatan SP2TP untuk itu mereka mengumpulkan hasil rekapan dengan nama laporan bulanan perawatan. Karena ketidaksediaan form pencatatan pustu menggunakan buku-buku yang dibuat sendiri dalam setiap kegiatan sesuai dengan kebutuhan puskesmas. Form SP2TP untuk pengelolaan SP2TP, yaitu formluir pencatatan SP2TP terdiri dari: 1) Rekam Kesehatan Keluarga (RKK) atau yang disebut “family folder”; 2) Kartu Tanda Pengenal (KTP); 3) Kartu Rawat Jalan; 4) Kartu Rawat Tinggal; 5) Kartu Penderita Kusta; 6) Kartu Indeks Penyakit Khusus Kusta; 7) Kartu penderita TB Paru; 8) Kartu Indeks Penyakit Khusus TB Paru; 9) Kartu Ibu; 10) Kartu anak; 11) Kartu Balita; 12) KMS Anak Sekolah; 13) KMS Ibu Hamil; 14) KMS Usila; 15) KMS Tumbuh Kembang Balita; 16) Kartu Rumah;
Universitas Sumatera Utara
17) Register adalah formulir untuk mencatat/merekap data kegiatan didalam dan diluar gedung puskesmas yang telah dicatat di kartu-kartu dan catatan lainnya. Jenis-jenis register ada 42 macam yang dimaksud adalah: register nomor indeks pengunjung puskesmas, kunjungan rawat jalan, rawat inap, KIA, kohort ibu, kohort balita, deteksi tumbuh kembang, gizi, kapsul minyak beryodium, pengamatan penyakit menular, kusta, pemeriksaan kontak penderita kusta, pemeriksaan anak sekolah (untuk penyakit kusta), malaria, pes, antraks, rabies, kohort TB paru, kasus DBD, pemberantasan sarang nyamuk DBD, Acute Flaccid Paralysis (AFP), tetanus neonatorum, frambusia, filariasis, buku inventarisasi peralatan puskesmas, perawatan gawat darurat puskesmas, kohort pembinaan keluarga, rawat jalan gigi, laboratorium, PKM, PSM, data dasar kesehatan lingkungan, kegiatan penjaringan, kegiatan UKS, data dasar sekolah, kegiatan posyandu, pelayanan kesehatan olahraga, pembinaan kelompok/klub olah raga, registrasi perawatan kesehatan masyarakat untu keluarga dan individu (Reg. A), register perawatan kesehatan masyarakat untuk kelompok/masyarakat (Reg. B). Seharusnya melalui staf TU (Tata Usaha) menyediakan form pencatatan secara lengkap untuk menunjang dan mempermudah petugas dalam proses pengelolaan SP2TP agar laporan dari wilayah benar-benar terpadu serta menggunakan form pencatatan dan formulir pelaporan yang sama hal ini dimaksudkan juga agar mempermudah koordinator dalam proses perekapan laporan SP2TP untuk kebutuhan jenjang administrasi di atasnya. Dalam pedoman SP2TP form pencatatan harus tersedia di semua fasilitas pelayanan kesehatan,
Universitas Sumatera Utara
agar pencatatan dan pelaporannya terpadu mulai dari tingkat desa, kecamatan dan kota. Ketersediaan sarana adalah fasilitas yang dipakai langsung atau alat untuk mencapai tujuan seperti adanya alat tulis kantor (ATK) di Puskesmas Terjun, untuk ketersediaan ATK sudah cukup. Sedangkan ketersediaan prasarana dalam melaksanakan pencatatan dan pelaporan SP2TP secara umum belum membawa perubahan dalam menyediakan data SP2TP, hal ini karena ketersediaan pendukung teknolgi dalam menunjang pelaksanan program SP2TP belum tersedia. Tersedianya layanan internet dan program pendukung seperti komputer, printer dalam pengelolaan SP2TP, sistem informasi akan memberikan kemudahan bagi para penggunanya untuk menghasilkan informasi yang dipercaya, relevan, tepat waktu, sangat dipahami, dan teruji sehingga membantu pengambilan keputusan serta dapat meningkatakan efektifitas kerja karyawan dalam mencatat semua kegiatan-kegiatan operasional organisasi. Meskipun dipuskesmas sudah ada beberapa unit komputer, dan printer akan tetapi teknologi komputer disini tidak dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan pengolahan data SP2TP sehingga sampai saat ini data SP2TP tersbut masih dilakukan dengan cara sederhana yaitu cara mencatat dan merekapnya dilakukan dengan manual. Saat ini teknologi komputer yang tersedia di puskesmas hanya digunakan sebagai alat mengetik surat-surat atau kegiatan tambahan saja mengenai laporan-laporan puskesmas yang sederhana.
Universitas Sumatera Utara
5.1.3 Kebijakan SP2TP di Puskesmas Terjun Dari hasil penelitian di Puskesmas Terjun dan Dinas Kesehatan Kota Medan target waktu Dinas Kesehatan kota Medan menunjukkan bahwa kebijakan yang dipakai pihak Puskesmas Terjun adalah kebijakan nasional artinya kebijakan yang telah sesuai dengan pedoman yang diberikan oleh Dinas Kesehatan Kota yaitu mengenai menargetkan agar semua laporan tepat waktu dikirimkan, sebelum tanggal 10 setiap bulannya, dan jika terlambat pihak Dinas Kesehatan Kota Medan hanya mengingatkannya dengan memberitahu melalui telepon ataupun sms. Tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Puspita, (2013) di Puskesmas Umbulsari Kabupaten Jember, menunjukkan bahwa agar semua laporan tepat waktu dilaporkan ke Dinas kesehatan Kota sebelum tanggal 10 pada bulan berikutnya dan jika terlambat ada pemberitahuan melalui telpon dan surat panggilan. Berdasarkan wawancara dengan seluruh informan yang ada diperoleh bahwa dalam menerapkan kebijakan tersebut selalu ada kendalanya, sebagaimana yang telah disampaikan oleh Kepala Puskesmas Terjun sebelumnya. Adapun kendala yang ditemukan Diketahui dari hasil penelitian bahwa data yang dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kota Medan dari Puskesmas Terjun selama ini selalu melewati dari target waktu. hal ini sudah tidak sesuai dengan pedoman SP2TP yang seharusnya pelaporan laporan bulanan tersebut harus sudah sampai di Dinas Kesehatan Kota sebelum tanggal 10.
Universitas Sumatera Utara
Dalam pelaksanaan SP2TP yang dikatakan kebijakan disini yaitu suatu pedoman tindakan yang dapat memperoleh hasil yang diinginkan. Kebijakan yang dibicarakan dalam pelaksanaan SP2TP adalah tentang pedoman target waktunya dalam pengiriman laporan bulanan ke Dinas Kesehatan Kota. Kebijakan sebagaimana yang telah diatur berdasarkan keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Nomor: 590/BM/DJ/INFO/V/96 tentang Penyederhanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). Keseluruhan pembahasan Input (SDM) di Puskesmas Terjun ditemukan kurangnya pengetahuan tentang
SP2TP, rata-rata petugas belum pernah
mengikuti pelatihan SP2TP yang mencakup pelatihan pengolahan data, bahan (material) berupa data, buku pedoman formulir SP2TP, untuk data dalam mengolah laporan diperoleh dari masing-masing kegiatan yang telah dilakukan baik dari dalam puskesmas maupun dari luar gedung puskesmas, sedangkan untuk buku pedoman SP2TP tidak tersedia, dan untuk sarana dan prasarana juga belum terpenuhi, kurangnya pemanfaatan teknologi informasi karena komputer yang belum mencukupi dan jaringan internet yang tidak terpenuhi sehingga pencatatan dan pelaporan masih dilakukan secara manual, untuk kebijakan disini adalah tentang target waktu dalam pelaporan data setiap bulannya pencapaian pelaporan masing-masing jenjang administrasi berbeda, di tingkat puskesmas terjun data yang dilaporkan setiap bulannya selalu terlambat untuk itu perlu komitmen dari semua pimpinan dari jenjang puskesmas dan Dinas Kesehatan agar kualitas informasi kesehatan lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Proses SP2TP di Puskesmas Terjun Dari hasil penelitian diketahui bahwa Puskesmas Terjun telah melakukan pencatatan kegiatan yang dilaksanakan di dalam dan luar gedung puskesmas dalam hal ini didalam gedung yaitu kegiatan seperti KIA, KB, Gizi, poli gigi dan laboratorium, sedangkan luar gedung yaitu kegiatan dari pustu yang mana dalam hal ini laporan dari puskesmas pembantu yang disampaikan ke pelaksana kegiatan di puskesmas. Kemudian pelaksana kegiatan merekaptulasi data yang dicatat baik didalam gedung maupun diluar gedung. Tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan Tahir, (2015) di Puskesmas Abeli Kota Kendari, bahwa proses pencatatan data SP2TP dalam hal pengolahan datanya masih dilakukan secara sederhana dikarenakan tidak mencukupinya perangkat komputer dan masih awamnya petugas untuk menggunakan komputer, ini salah satu penyebab terhambatnya proses pencatatan di Puskesmas Abeli. Berdasarkan wawancara dengan seluruh informan yang ada tahap pencatatan SP2TP di Puskesmas Terjun belum sesuai dengan pedoman SP2TP karena pencatatan yang dilakukan masih banyak data yang ada di formulir kosong untuk direkap, hal ini karena ada kegiatan yang tidak dilakukan puskesmas dan juga hal ini terjadi kekosongan data karena tidak terdapat penderita dan juga karena belum sampainya
laporan data yang diterima puskesmas dari pustu
sehingga rekapitulasi terhadap pencatatan sering terjadi kekosongan data. Padahal ini seharusnya melakukan secara rutin dan dilakukan pencatatan setiap bulannya.
Universitas Sumatera Utara
Pencatatan dalam SP2TP meliputi pencatatan kegiatan pokok puskesmas yang dilakukan didalam dan diluar gedung puskesmas, rawat inap, dan pustu. Masing-masing kegiatan dalam tahap pencatatan sebagai berikut: 1. Mencatat kegiatan didalam gedung puskesmas menggunakan RKK termasuk kartu status, KTP, register kunjungan, kartu KB dan register nomor indeks. 2. Mencatat kegiatan diluar gedung puskesmas. 3. Merekap/mencatat data kegiatan didalam dan diluar gedung puskesmas Muninjaya (2004), yang dikutip oleh Pontoh berpendapat bahwa untuk pengembangan efektifitas sistem informasi manajemen puskesmas, standar mutu (input, proses, dan output) perlu dikaji dan dirumuskan kembali, masing-masing komponen terutama proses pencatatan dan pelaporannya perlu di tingkatkan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komponen input dan komponen proses berpengaruh signifikan dan searah terhadap pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas di wilayah kerja Puskesmas Terjun. Semakin baik komponen input dan komponen proses maka akan semakin baik pula sistem pelaksanaan pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas di wilayah Puskesmas Terjun. Saat ini di Puskesmas Terjun Pencatatan yang dilakukan masih belum optimal artinya komponen input dan komponen prosess belum dilaksanakan secara optimal. Input SP2TP di Puskesmas Terjun belum sepenuhnya terpenuhi sehingga dalam pencatatan data dan pengolahan data SP2TP hasilnya tidak maksimal sebagaimana Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
Masyarakat Nomor: 590/BM/DJ/INFO/V/96 Tentang Penyederhanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). Setelah dilakukan pencatatan di puskesmas maka kegiatan selanjutnya pelaporannya. Pelaporan terpadu puskesmas menggunakan tahun kalender yaitu bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang sama. Kegiatan menerima dan merekapitulasi data yang dicatat didalam dan luar gedung puskesmas kemudian dicatat hasil rekapitulasi tersebut kedalam formulir SP2TP serta membuat laporan SP2TP merupakan tugas pelaksana kegiatan SP2TP. Kegiatan mengumpulkan laporan SP2TP dan membuat laporan SP2TP dari masing-masing pelaksana kegiatan kemudian melaporkan hasil tersebut ke penanggung jawab SP2TP merupakan tugas koordinator SP2TP, sedangkan kegiatan melaporkan laporan bulanan dan tahunan dilakukan koordinator SP2TP bersama pelaksana kegiatan, arsip laporan SP2TP kemudian disimpan koordinator SP2TP. Kegiatan merekap data dilakukan oleh penanggung jawab program sebagai pelaksana kegiatan dan sudah sesuai dengan pedoman SP2TP (Depkes RI, 1997). Akan tetapi berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Puskesmas Terjun, pelaporan SP2TP di Puskesmas Terjun yang dilaksanakan oleh puskesmas adalah setelah pelaksana kegiatan melakukan pencatatan terhadap semua kegiatan yang ada di dalam dan diluar gedung puskesmas kemudian data tersebut direkapitulasi dan kemudian dikumpulkan ke koordinator yang sekaligus petugas SP2TP untuk kemudian di input kedalam formulir SP2TP oleh koordinator SP2TP yang juga sekaligus sebagai petugas SP2TP. Sebagaimana
Universitas Sumatera Utara
yang telah diketahui berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Terjun penginputan data dalam laporan bulanan SP2TP disini masih dilakukan secara sederhana yaitu tidak menggunakan teknologi komputer. Seperti
diketahui
tugas koordinator
yaitu mengkoordinasi
untuk
mengumpulkan data dari masing-masing pelaksana kegiatan namun berdasarkan hasil penelitian koordinator SP2TP juga ikut melakukan rekapitulasi data tersebut untuk membantu para programer hal ini karena banyaknya kegiatan item yang harus dicatat dan direkap hasilnya. Dan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan koordinator tidak mengumpulkan laporan bulanan secara lengkap yang dilaporkan hanya LB1, LB3 dan LB4, sedangkan untuk LB2 petugas pelaksana kegiatan itu sendiri yang melaporkannya langsung ke Dinas kesehatan Kota, akan tetapi meskipun dilaporkan oleh pelaksana kegiatan itu sendiri secara langsung ke GFK harusnya pelaksana kegiatan tersebut membuat laporannya dua rangkap yang mana satu rangkapnya diberikan ke Koordinator SP2TP sebagai arsip di puskesmas namun kenyataanya pelaksana kegiatan yang memegang program LB2 tidak membuatnya dalam dua rangkap. Berdasarkan penelitian yang dilakukan mengenai pengiriman laporan yang dilakukan Puskesmas Terjun ke Dinas Kesehatan Kota memang berjalan sama seperti puskesmas lainnya, yaitu diantar langsung ke Dinas Kesehatan Kota oleh Koordinator SP2TP, namun dalam mengirimkan laporannya ke Dinas Kesehatan Kota tidak sesuai dengan tanggal yang sudah ditentukan. Untuk laporan LB1S dan LB2S berdasarkan hasil penelitian laporan tersebut tidak pernah dilaporkan dan juga dibuat, hal ini karena Puskesmas Terjun
Universitas Sumatera Utara
tidak termasuk puskesmas yang dipilih oleh Dinas kesehatan Kota, sesuai dengan peraturan yang ada bahwa untuk LB1S hanya dilakukan oleh Puskesmas yang ditunjuk pihak Dinas Kesehatan Dati II dan LB2S hanya untuk puskesmas yang mempunyai rawat inap (Depkes RI, 1997). Sedangkan untuk laporan tahunan berdasarkan hasil penelitian LT1 diganti dengan laporan profil puskesmas, LT2/laporan kepegawaian ini tetap dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota setiap bulannya dan untuk LT3/ laporan inventaris tetap dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota dalam setiap enam bulan sekali, namun berdasarkan penelitian yang dilakukan laporan ini sudah hampir lebih kurang 2 tahun tidak dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota. Kondisi tersebut tidak terlepas dari kurangnya koordinasi antara program di tiap-tiap ruangan, koordinator memang melakukan penyampaian tentang target waktu laporan yang dikumpul, selebihnya jika para programer belum juga mengumpulkan hasil data yang direkap tersebut ke koordinator SP2TP maka program kegiatan itu sendiri yang akan melaporkan langsung ke Dinas Kesehatan Kota. Berkaitan dengan permasalahn pengiriman laporan SP2TP diperlukan dukungan berupa dukungan pengadaan fasilitas yang memadai, perbaikan tatalaksana pengiriman laporan, serta pengadaan tenaga ahli khusus bekerja di program SP2TP yang telah mendapatkan pelatihan terlebih dahulu, hal ini diharapkan akan meningkatkan pola pengiriman laporan SP2TP Puskesmas ke Dinas Kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
5.4 Output SP2TP di Puskesmas Terjun Ketepatan waktu pelaporan adalah penyampaian atau penerimaan menjadi faktor penting dalam arus laporan atas dasar pertimbangan laporan diperlukan untuk bahan pengambilan kebijaksanaan pada saat tertentu atau secara berkala. Keterlambatan penyampaian atau penerimaan laporan akan mengganggu mekanisme pengambilan keputusan. Ketepatan waktu dalam pengiriman laporan SP2TP mulai dari jenjang administrasi yang terbawah sampai ke Dinas Kesehatan Kota sangatlah penting, karena informasi yang telah usang tidak mempunyai nilai lagi. Informasi merupakan dasar dalam pengambilan keputusan, jika pengambilan keputusan tersebut terlambat, maka akan berdampak pada organisasi selaku pengguna sistem informasi tersebut. Oleh karena itu maka sebaiknya informasi yang dihasilkan harus tepat waktu. Ketepatan waktu pelaporan disini dapat diartikan ketepatan waktu pelaporan laporan bulanan Puskesmas Terjun ke Dinas Kesehatan Kota Medan, sesuai tanggal pelaporan yang harusnya dikumpul tiap bulan ke Dinas Kesehatan Kota Medan yaitu pada tanggal 7 dibulan berjalan dan paling lambat laporan itu dikumpulkan pada tanggal 10 bulan berikutnya. Dari hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Terjun diperoleh informasi bahwa untuk puskesmas yang paling sering terlambat dalam pengiriman laporan bulanannya ke Dinas Kesehatan Kota Medan
adalah
Puskesmas Terjun. Dari pengecekan validitas temuan/kesimpulan yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan triangulasi sumber adalah untuk menjamin
Universitas Sumatera Utara
validitas dan realibilitas informasi yang diperoleh. Alasan menggunakan metode triangulasi adalah untuk mendapatkan informai yang tepat, lengkap dan dipercaya. Salah satunya dengan melakukan wawancara yang mendalam dengan koordinator SP2TP di Dinas Kesehatan Kota Medan dan membandingkan dengan informasi yang diperoleh saat peneliti mewanwancarai informan kunci di Puskesmas Terjun. Berdasarkan hasil wawancara di Dinas Kesehatan Kota dengan koordinator SP2TP menjelaskan bahwa secara umum pengiriman laporan bulanan Puskesmas Terjun masih belum optimal. Kondisi tersebut dibuktikan dari hasil wawancara yang diperoleh dari koordinator SP2TP di Dinas Kesehatan Kota yang menyampaikan bahwa memang masih ada beberapa puskesmas di kota Medan yang sering terlambat dalm pengiriman laporan ke Dinas Kesehatan Kota, namun dari beberapa puskesmas tersebut salah satunya Puskesmas Terjun yang kerap sekali terlambat dalam pengiriman laporan dan dengan jangka waktu yang cukup lama baru laporan tersebut dikirimkan ke Dinas Kesehan Kota. Untuk pelaporan laporan bulanan hampir dilaporkan lewat dari waktu yang telah ditentukan. Misalnya yaitu laporan untuk bulan Januari dilaporkan di bulan maret, padahal yang diketahui sesuai ketentuan yang telah ditentukan seharusnya laporan disetor ke Dinas Kesehatan pada tanggal tujuh di bulan berjalan dan paling lambat tanggal sepuluh bulan berikutnya, sehingga Puskesmas Terjun dikatakan sangat terlambat dari kata tepat waktu oleh pihak Dinas Kesehatan Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut peneliti permasalahan tersebut tidak terlepas dari koordinasi antar petugas pelaksana kegiatan di dalam gedung maupun di luar gedung puskesmas dengan koordinator SP2TP serta penanggung jawab puskesmas itu sendiri, tidak tersedianya sarana dan prasarana yang menjadi penunjang seperti komputer, dan jaringan wifi, tidak adanya petugas khusus yang melakukan analisis dan penginputan data hal inilah yang menyebabkan laporan tidak tepat waktu disampaikan ke Dinas Kesehatan Kota, dan sangat berpengaruh pada kualitas laporan SP2TP. Sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan, sistem informasi kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur, perangkat, teknologi, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarhkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan. Dengan kata lain secara tidak langsung SP2TP merupakan salah satu sistem informasi kesehatan yang didalamnya mencakup tentang pencatatan dan pelaporan kesehatan yang ada di puskesmas. Untuk itu agar mendapatkan informasi yang akurat terkait pencatatan dan pelaporan SP2TP maka peraturan pemerintah nomor 46 tahun 2014 tentang sistem informasi kesehatan agar pengolahan data hingga pelaporannya dilakukan secara elektronik artinya dilakukan dengan komputer serta pengirimnya dilakukan secara online. Hasil penelitian di Puskesmas Terjun bahwa komponen prosess dengan komponen output tidak terpenuhi secara optimal sehingga hasil dari pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas tidak berhasil secara optimal. Berdasarkan wawancara dengan sekuruh informan diperoleh bahwa proses masih dilakukan secara manual tidak dilakukan sebagaimana dalam peraturan pemerintah nomor 46 tahun 2014 sehingga output yang dihasilkan tidak mencapai keberhasilan yang maksimal. semakin baik komponen prosess dan komponen output
maka akan
semakin baik pula terhadap hasil yang diperoleh dalam sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas. terpenuhinya perangkat proses dalam pencatatan dan pengolahan data maka output yang dikeluarkan akan menghasilkan hasil yang akurat dan tepat waktu. Agar pengiriman laporn SP2TP dapat berjalan baik, sebaiknya pihak Dinas Kesehatan Kota perlu mengembangkan media pengiriman laporan secara elektronik (email), diadakannya fasilitas internet sehingga dapat mengurangi beban waktu yang dikeluarkan pada proses pelaporan laporan bulanan dan hal yang paling penting yaitu agar laporan tersebut tepat waktu diterima oleh pihak Dinas Kesehatan Kota.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) di wilayah kerja Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2017, masih belum maksimal ditemukan kendala dalam pelaksanaannya, yaitu: 1. Petugas SP2TP di Puskesmas Terjun diketahui memiliki masa kerja yang cukup berpengalaman namun belum pernah mendapatkan pelatihan SP2TP, yaitu tentang pelatihan dalam mengolah data SP2TP dan pelatihan komputer. 2. Pelaksanaan SP2TP di wilayah Puskesmas Terjun untuk pencatatan SP2TP dilakukan oleh program masing-masing kegiatan yang dilakukan dengan cara sederhana masih dengan cara manual artinya pencatatan dan perekapan belum memakai komputerisasi. 3. Pengumpulan data yang belum tepat waktu oleh pemegang program kepada petugas SP2TP, berdampak pada proses pengolahan data SP2TP yaitu data yang diolah menjadi tidak tepat waktu sesuai dengan target waktu yang telah ditentukan. 4. Proses pengumpulan data SP2TP yang terlambat menyebabkan proses pengolahan data SP2TP juga ikut terlambat sehingga pada akhirnya pengiriman laporan data SP2TP ke Dinas Kesehatan Kota Medan mengalami keterlambatan.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi pihak pemerintah Dinas Kesehatan Kota Medan a. Perlu diadakan pengembangan sistem pencatatan dan pelaporan elektronik baik dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan maupun dari Dinas Kesehatan ke Puskesmas agar memudahkan pelaporan data antar puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Medan. b. Untuk meningkatkan efektifitas pelaksanaan SP2TP di Puskesmas Terjun, pihak Dinas Kesehatan Kota Medan perlu mengupayakan peningkatan kualitas dan kuantitas komponen input dengan penekanan yang lebih besar pada aspek pengetahuan petugas SP2TP di puskesmas, melalui pendidikan dan pelatihan SP2TP baik formal maupun informal . c. Kepala Puskesmas sebagai pembimbing, perlu meningkatkan pengawasan bagi petugas SP2TP dalam melakukan pencatatan, pengolahan data sampai pelaporan sehingga pelaporan tersebut bisa tepat waktu sesuai dengan peraturan Departemen Kesehatan RI No. 590/BM/DJ/INFO/V/96 yang ditetapkan tanggal 10 Mei 1996. 2. Bagi pihak Puskesmas Terjun a. Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pencatatan dan pelaporan seharusnya ada koordinasi yang baik dan terpadu antara petugas pelaksana program kegiatan dengan koordinator SP2TP.
Universitas Sumatera Utara
b. Untuk tercapainya ketapatan waktu dalam pelaporan SP2TP dari puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota Medan, kepala puskesmas sebagai penanggung jawab, seharusnya mengadakan rapat evaluasi tentang SP2TP minimal satu kali dalam tiga bulan. c. Tersedianya buku pedoman SP2TP, serta sarana dan prasarana yang memadai dan terpenuhi dalam melaksanakan program pencatatan dan pelaporan SP2TP.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul, 2010. Pengantar Administrasi Kesehatan, Tangerang: Binarupa Aksara. Bungin B. 2007. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Media Group. Depkes RI 1997. Pedoman Sistem Informasi Manajemen Puskesmas. Jakarta. Handoko, 2005. Manajemen Jilid II. Gajah Mada University Press. Hasibuan, Malayu, S.P., 2011. Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah, Jakarta: Bumi Aksara. Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat No. 590/BM/DJ/INFO/V/96 Tentang Penyederhanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP). Keputusan Menteri Kesehatan R.I No. 63/MENKES/SK/II/1981 Tentang Penetapan Berlakunya Penyelenggaraan Pelaksanaan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu di Puskesmas. McMahon Rosemasry, Barton Elizabeth, Piot Maurice, 1999. Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer, Jakarta: Kedokteran EGC. Mubarak, 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsep dan Aplikasi dalam Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Muninjaya, Gde A.A., 2004. Manajemen Kesehatan Edisi 2, Jakarta: Kedokteran EGC. 2011. Manajemen Kesehatan Edisi 3, Jakarta: Kedokteran EGC. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2014 Tentang Sistem Informasi Kesehatan. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72Tahun 2012 Tentang Sistem Kesehatan Nasional.
Universitas Sumatera Utara
Pontoh, Idham, 2013. Dasar-Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta: In Media. Puspita, Siska Jufia., 2013. Kajian Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) Wilayah Kerja Puskesmas Umbulsari Kabupaten Jember Suryani, 2013. Jurnal Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) Di Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu Provinsi NTB. Sutrisno Edi, 2015. Manajemen Sumber Daya Manusia, Surabaya: Kharisma Putra Utama. Syafrudin, 2009 Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Dalam Kebidanan, Jakarta: Trans Info Media. Syafrudin, EVK Theresia, Jomima, 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Mahasiswa Kebidanan, Jakarta: Trans Info Media. Tahir, Irdayanti., 2015. Evaluasi Pelaksanaan Program Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas di Puskesmas Abeli Kota Kencari. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1
PEDOMAN WAWANCARA PELAKSANAAN SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN TERPADU PUSKESMAS (SP2TP) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2017
I. Identitas Informan Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Asal Instansi Tanggal Wawancara
: : : : : :
tahun LK/PR
II. Daftar Pertanyaan A. Kepala Puskesmas Terjun 1. Menurut Bapak apakah SP2TP itu, dan tujuan dari SP2TP? 2. Sudah berapa lama bapak bertugas di puskesmas? 3. Siapakah yang bertanggung jawab terhadap program SP2TP di puskesmas ini? 4. Sebagai kepala puskesmas disini bagaimana peran bapak dalam pelaksanaan SP2TP? 5. Bagaimana tentang sarana dan prasarana dalam pelaksanaan SP2TP di puskesmas ini? 6. Menurut bapak kebijkan seperti apa yang dilakukan dalam pelaksanaan SP2TP di Puskesmas Terjun? Apakah kebijakan tersebut telah dilaksanakan dengan efektif, jika belum bagaimana upaya bapak agar kebijakan tersebut mencapai keberhasilan? 7. Harapan apa yang bapak harapkan utnuk program SP2TP ini agar dalam pengumpulan data hingga pelaporan data bulanan mencapai keberhasilan sesuai target? B. Koordinator SP2TP di Puskesmas Terjun 1. Menurut Ibu apakah SP2TP, siapakah yang bertanggung jawab untuk data laporan program SP2TP di wilayah kerja Puskesmas Terjun, apakah ibu setiap bulan melakukan koordinasi dengan pelaksanaan setiap program? 2. Sudah berapa lama Ibu bertugas sebagai koordinator SP2TP di Puskesmas Terjun? 3. Apakah ibu pernah mengikuti pelatihan SP2TP, jika iya, kapan dan jika belum mengapa?
Universitas Sumatera Utara
4. Menurut ibu bagaimana tentang ketersediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan SP2TP? 5. Menurut ibu siapakah yang bertugas menginput laporan bulanan di Puskesmas Terjun, dan apakah ada tenaga khusus yang bertugas di program SP2TP yang bekerja di puskesmas ini? 6. Menurut ibu apakah disetiap puskesmas sudah diberikan buku pedoman SP2TP, buku 1 dan buku 2 seri A,B dan C serta buku formulir SP2TP dan buku register SP2TP? Dan bagaimana dengan Puskesmas Terjun? 7. Menurut ibu sebagai petugas SP2TP (koordinator SP2TP) di Puskesmas Terjun ini apakah ada kebijakan dari Ibu berikan kepada pelaksana tiaptiap program agar dalam pelaksanaan SP2TP di Puskesmas Terjun mencapai keberhasilan, jika ya, kebijakan seperti apa yang Ibu berikan? Jika tidak, mengapa? 8. Menurut Ibu dari manakah data SP2TP itu diperoleh? 9. Bagaimana pendapat ibu tentang proses pencatatan laporan bulanan (LB) selama ini, dan sumber data dari mana yang Ibu gunakan? Dan siapa yang mencatat? 10. Bagaimana pendapat ibu tentang proses pelaporan laporan bulanan (LB) selama ini, tepat waktukah para programer melaporkan datanya ke petugas SP2TP (koordinator SP2TP)?Dan laporan bulanan apa saja yang petugas kerjakan, apakah sudah lengkap, dan laporan apakah yang dikirim ke Dinas Kesehatan Kota tiap bulannya, serta apakah hambatan yang anda rasakan pada saat proses pelaporan data berlangsung? 11. Setiap tanggal berapa pengiriman laporan bulanan dikirim ke Dinas Kesehatan Kota, apakah rutin pelaporannya, dan siapa yang bertugas mengirim laporan bulanan ini, dan upaya apa yang dilakukan agar pengiriman laporan bulanan tepat waktu? 12. Menurut Ibu sebenarnya di puskesmas ini sudah sesuai targetkah dalam pengumpulan data SP2TP tersebut? 13. Menurut Ibu sebenarnya di Puskesmas ini, setiap tanggal berapakah pelaksana program menyetorkan laporan data bulanan kepada ibu selaku koordinator SP2TP? 14. Menurut Ibu setiap tanggal berapakah pihak puskesmas menerima data dari pustu setiap bulannya? 15. Menurut Ibu apakah setiap laporan data bulanan yang hendak dikirim ke Dinas Kesehatan Kota Medan diketahui oleh Kepala Puskesmas Terjun? 16. Menurut Ibu apakah data yang dibuat petugas program setiap bulannya sudah akurat? 17. Harapan apa yang ibu harapkan dari pihak pemerintah untuk program SP2TP ini khususnya laporan bulanan agar mencapai keberhasilan?
Universitas Sumatera Utara
C. Pelaksana Program di Puskesmas Terjun 1. Menurut Bapak/Ibu apakah SP2TP itu,dan siapakah yang bertanggung jawab untuk data laporan program SP2TP di wilayah Puskesmas Terjun? 2. Apakah setiap bulan Bapak/Ibu melakukan koordinasi dengan petugas SP2TP (koordinator SP2TP) mengenai data laporan rutin SP2TP? 3. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan SP2TP, jika ya kapan dilakukan dan jika belum mengapa? 4. Menurut Bapak/Ibu siapakah yang bertugas merekap laporan bulanan di Puskesmas Terjun, apakah ada tenaga khusus yang bertugas di program SP2TP yang bekerja di puskemas ini? 5. Menurut Bapak/Ibu apakah disetiap puskesmas sudah diberikan buku panduan SP2TP, buku 1 dan buku 2, seri A,B, dan C serta buku formulir SP2TP dan buku register SP2TP, dan bagaimana dengan Puskesmas Terjun? 6. Menurut Bapak/Ibu apakah ada format laporan yang dimiliki, dan dari manakah format itu diperoleh? 7. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas terjun terkait dengan pembuatan laporan SP2TP? 8. Menurut Bapak/Ibu bagaimana pengumpulan data tersebut diperoleh, serta apakah ada kendala dalam pengumpulan data tersebut?jika ya seperti apa? 9. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang proses pencatatan laporan bulanan (LB) selama ini? 10. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang proses pelaporan laporan bulanan (LB) selama ini, serta apakah hambatan yang dirasakan pada saat proses pelaporan data berlangsung? 11. Harapan apa yang Bapak/Ibu harapkan dari pihak pemerintah untuk program SP2TP ini, khususnya laporan bulanan agar mencapai keberhasilan? D. Koordinator SP2TP di Dinas Kesehatan Kota Medan 1. Siapakah yang Ibu ketahui petugas Puskesmas Terjun yang bertugas untuk melaporkan laporan bulanan SP2TP ke Dinas Kesehatan Kota? 2. Bagaimana menurut Ibu mengenai format laporan SP2TP yang dimiliki puskesmas selama ini?apakah sudah sesuai dengan format yang dibakukan serta apakah ada buku panduan yang dimiliki tiap tiap puskesmas? 3. Bagaimana menrut Ibu pencatatan laporan bulanan di Puskesmas Terjun selama ini?
Universitas Sumatera Utara
4. Bagaimana menurut Ibu mengenai pelaporan di Puskesmas Terjun? 5. Setiap tanggal berapa laporan bulanan SP2TP yang dilaporkan puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota yang Ibu ketahui? Dan apa yang Ibu lakukan jika pihak puskesmas belum juga mengirimkan laporan bulanan terkait SP2TP? 6. Menurut Ibu apakah data yang dikirmkan Puskesmas Terjun setiap bulannya sudah lengkap? 7. Menurut Ibu apakah data yang dikirimkan puskesmas setiap bulannya sudah data yang benar-benar akurat? 8. Menurut Ibu apakah ada sanksi yang diberikan pihak Dinas Kesehatan kota terhadap puskesmas yang terlambat dalam pengirman laporan bulanan?
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2 Matriks 1 : Monitoring Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) menurut Koordinator SP2TP Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan No. Pertanyaan 18. Menurut Ibu apakah SP2TP, siapakah yang bertanggung jawab untuk data laporan program SP2TP di wilayah kerja Puskesmas Terjun, apakah ibu setiap bulan melakukan koordinasi dengan pelaksanaan setiap program?
Informan 1 SP2TP itu adalah kegiatan untuk merangkap seluruh program kegiatan yang ada di Puskesmas Terjun baik didalam gedung puskesmas maupun di luar gedung puskesmas yang dilaporkan rutin setiap bulannya dalam bentuk format khusus terdiri dari LB1, LB2, LB3 dan LB4. Kalau untuk penanggung jawab data laporan SP2TP Kepala Puskesmas dek, untuk koordinasi kurang dek karena saya dapatkan laporan setiap bulannya dengan meminta dari para programer.
19. Sudah berapa lama Ibu saya sudah bertugas sebagai koordinator SP2TP bertugas sebagai baru jalan 4 tahun ini dek, kalau untuk pendidikan koordinator SP2TP di terakhir saya DIII kebidanan dek Puskesmas Terjun? 20. Apakah ibu pernah mengikuti pelatihan SP2TP, jika iya, kapan dan jika belum mengapa?
Sepengetahuan saya dek, selama saya bekerja di puskesmas ini kurang lebih empat tahun, saya tidak pernah mengikuti pelatihan dan itu memang belum ada digerakkan dari pihak dinas kesehatan, seharusnya itu memang dilaksanakan untuk menambah pengetahuan tentang SP2TP khususnya bagi saya sebagai koordinator SP2TP.
21. Menurut Ibu bagaimana tentang ketersediaan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan SP2TP?
Untuk sarana dan prasarana seperti komputer dan printer ada tapi itu tidak dipergunakan dalam pengerjaan laporan data SP2TP, karena Laporan
22. Menurut ibu siapakah yang bertugas menginput laporan bulanan di Puskesmas Terjun, dan apakah ada tenaga khusus yang bertugas di program SP2TP yang bekerja di puskesmas ini?
Seperti biasa setelah laporan data itu dicatat dan direkapitulasi oleh pelaksana masing-masing program yang melakukan pengumpulan data dari pelaksana kegiatan masing-masing program itu saya sendiri sebagai koordinator SP2TP dan sekaligus sebagai petugas SP2TP, dan setelah itu laporan data itu baru saya input dan kemudian dimasukan kedalam formulir laporan SP2TP.
23. Menurut ibu apakah
Kalau buku pedoman sih belum ada dek, dari saya
SP2TP disini dicatat, diolah dan dilaporkan secara manual saja.
Universitas Sumatera Utara
disetiap puskesmas sudah diberikan buku pedoman SP2TP, buku 1 dan buku 2 seri A,B dan C serta buku formulir SP2TP dan buku register SP2TP? Dan bagaimana dengan Puskesmas Terjun?
bertugas di puskesmas ini kayaknya nggak ada buku pedoman SP2TP, saya belum pernah lihat, dan kalau format laporan saya dapat sudah ada formatnya di komputer, karena dari mulai awal saya kerja di puskesmas ini saya dapatkan formatnya sudah ada kian di komputer. Dan formulir SP2TP sudah selalu tersedia di puskesmas namun untuk wilayah pustu tidak tersedia biasanya pihak pustu dan posyandu memberinama laporan bulanan parewatan. Begitu juga untuk register SP2TP sudah tersedia di puskesmas ini.
24. Menurut ibu sebagai petugas SP2TP (koordinator SP2TP) di Puskesmas Terjun ini apakah ada kebijakan dari Ibu berikan kepada pelaksana tiap-tiap program agar dalam pelaksanaan SP2TP di Puskesmas Terjun mencapai keberhasilan, jika ya, kebijakan seperti apa yang Ibu berikan? Jika tidak, mengapa?
Untuk kebijakan itu sudah ada dibuat secara nasional. Dalam hal ini kebijakan SP2TP yaitu kebijakan tentang target waktu, tapi yang namanya dalam pelaksanaan suatu kegiatan pasti tidak terlepas dari namanya masalah, untuk itu mengenai target waktu yang ditentukan sudah di upayakan semaksimal mungkin.
25. Menurut Ibu dari manakah data SP2TP itu diperoleh?
Laporan data diperoleh dari masing-masing program yang ada di puskesmas dan juga pustu, sedangkan data obat-obatan diperoleh dari ruang obat yang ada di puskesmas ini. Namun data obatobatan itu di bedakan dalam pengirimannya, artinya petugas apoteker langsung yang mengirim laporan data obat-obatan ke pihak farmasi dinas kesehatan kota medan. Akan tetapi, seharusnya pihak apoteker puskesmas tetap menyetorkan hasil laporannya ke saya, tapi saya tidak pernah memperoleh laporan tersebut.
Kalau pencatatan disini itu sebenarnya lengkap, namun kendalanyakadang-kadang laporan itu tentang proses terlambat masuk secara bersamaan, karena pencatatan laporan bulanan (LB) selama ini, memang ada beberapa laporan yang itemnya itu banyak misalnya program Gizi dan KIA, program dan sumber data dari ini yang sering terlambat masuk karena banyaknya mana yang Ibu laporan yang mau direkap program KIA dan Gizi.
26. Bagaimana pendapat ibu
Universitas Sumatera Utara
gunakan? Dan siapa yang mencatat?
Untuk sumber data diperoleh dari pustu dan programer di puskesmas terjun dan yang mencatat masing-masing dari petugas program di puskesmas terjun.
27. Bagaimana pendapat ibu tentang proses pelaporan laporan bulanan (LB) selama ini, tepat waktukah para programer melaporkan datanya ke petugas SP2TP (koordinator SP2TP)? Dan laporan bulanan apa saja yang petugas kerjakan, apakah sudah lengkap, dan laporan apakah yang dikirim ke Dinas Kesehatan Kota tiap bulannya, serta apakah hambatan yang anda rasakan pada saat proses pelaporan data berlangsung?
Proses pelaporan selama ini kurang baik, karena tidak pernah tepat waktu dalam melaporkan datanya kepada saya selaku petugas SP2TP dan juga koordinator SP2TP. Untuk laporan yang saya kerjakan biasanya, setelah petugas masing-masing program mencatatnya dan merekapitulasinya maka saya sendiri yang akan melakukan penginputan data yang saya peroleh dari masing-masing programe, untuk maslah lengkapnya data lengkap, laporan yang dikirim ke dinas kesehatan kota setiap bulannya laporan bulanan LB1 LB 3 dan LB4
28. Setiap tanggal berapa pengiriman laporan bulanan dikirim ke Dinas Kesehatan Kota, apakah rutin pelaporannya, dan siapa yang bertugas mengirim laporan bulanan ini, dan upaya apa yang dilakukan agar pengiriman laporan bulanan tepat waktu?
Seperti ketentuan yang ada, laporan seharusnya dikirimkan ke dinas paling lama tanggal 10. Tapi karena laporan yang saya terima dari programer selalu lewat waktunya dan setelah itu menginputnya kedalam formulir untuk itu saya mengirimkan laporannya setiap tanggal 10 bulan berikutnya, pelaporannya selalu rutin yang bertugas mengirimkan biasanya saya sendiri tapi dan apabila terlambat maka saya akan titip keteman yang hendak ke dinas kesehatan akan tetapi jika salah satu data laporan dari salah satu program belum selesai maka yang mengirimkannya petugas program itu sendiri. Dari saya upaya yang harus dilakukan yaitu adanya kerja sama antara programer dengan koordinator.
29. Menurut Ibu sebenarnya di puskesmas ini sudah sesuai target kah dalam pengumpulan data
Laporan dari wilayah diupayakan setiap tanggal 5 sudah direkap dan sudah terkumpul kepada saya sebagai koordinator SP2TP tapi itu enggak berjalan, laporan saya terima dari programmer selalu lewat waktunya, selanjutnya saya sebagai
Universitas Sumatera Utara
SP2TP tersebut?
koordinator SP2TP menginputnya kedalam formulir SP2TP dan tanggal 10 dikirim ke Dinas Kesehatan Kota Medan.
30. Menurut Ibu sebenarnya di puskesmas ini, setiap tanggal berapakah pelaksana program menyetorkan laporan data bulanan kepada ibu selaku koordinator SP2TP?
Seharusnya pelaksana kegiatan program menerima laporan dari Pustu paling lama tanggal 3 setiap bulannya, akan tetapi kenyataannya pihak Pustu selalu terlambat dalam mengirimkan laporannya setiap bulan ke pelaksana kegiatan program, belum lagi dari pelaksana kegiatan program seharusnya mereka mengumpulkan hasil rekapan laporannya ke koordinator SP2TP paling lama tanggal 5 setiap bulannya, namun yang saya peroleh pelaksana kegiatan program selalu meminta saya untuk menunggu mereka menyelesaikan rekapan laporannya sampai terkadang lewat waktu yang sudah ditentukan.
31. Menurut Ibu setiap tanggal berapakah pihak puskesmas menerima data dari pustu setiap bulannya?
laporan dari pustu diterima Puskesmas paling lama tanggal 5 setiap bulannya, karena tanggal 7 sudah harus selesai direkap oleh pelaksana kegiatan masing-masing program dan selanjutnya koordinator menginput laporan dan kemudian tanggal 10 sudah dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kota.
32. Menurut Ibu apakah setiap laporan data bulanan yang hendak dikirim ke Dinas Kesehatan Kota Medan diketahui oleh Kepala Puskesmas Terjun?
seperti biasanya sebelum dikirim ke Dinas Kesehatan Kota saya melaporkan hasil laporan SP2TP ke Kepala Puskesmas untuk mendapatkan tanda tangannya terlebih dahulu.
33. Menurut Ibu apakah data yang dibuat petugas program setiap bulannya sudah akurat?
data yang dicatat setiap bulannya oleh masingmasing petugas program yang ada di puskesmas, yaitu dari hasil kegiatan yang ada di puskesmas ini, dan data yang diterima dari posyandu dan pustu setiap bulannya, akan tetapi ya dek, karna mengejar target waktu tersebut dan laporan data tersebut belum selesai dikerjakan maka laporan data yang dikirmkan tersebut yaitu data yang bulan kemarinnya, karna waktu pengiriman sudah terlambat, akan tetapi data tersebut di perbaiki lagi, seperti data Gizi, KIA, KB ini yang belum siap datanya dikerjakan oleh petugas programnya, sehinggan data tersebut yang dikirimkan data yang bulan-bulan sebelumnya.
Universitas Sumatera Utara
34. Harapan apa yang ibu harapkan dari pihak pemerintah untuk program SP2TP ini khususnya laporan bulanan agar mencapai keberhasilan?
Harapan saya dari pemerintah untuk program SP2TP ini yaitu terpenuhinya sarana dan prasarana untuk mendukung pengerjaan program SP2TP, seperti terpenuhinya komputer, serta jaringan internet agar dalam pengerjaannya tidak lagi manual melainkan sudah harus online hal ini mempermudah dalam penginputan data serta dalam pengiriman sehingga bisa menghemat waktu dan tepat waktu dalam pengirimannya.
Matriks 2 : Pendapat Informan Tentang SP2TP,dan siapakah yang bertanggung jawab untuk data laporan program SP2TP di wilayah Puskesmas Terjun Informan 2
3
4
5
6
Pernyataan Menurut saya SP2TP itu hanya sebatas laporan bulanan saja. Dan yang bertanggung jawab untuk itu Kepala Puskesmas tapi yang bertanggung jawab untuk laporan setahu saya ya koordinator SP2TP yang sekaligus sebagai petugas SP2TP yang bertugas mengkoordinir seluruh programer yang ada di puskesmas ini agar mengumpulkan seluruh kegiatan di puskesmas. Merangkum seluruh kegiatan puskesmas yang dilaporkan puskesma yang dilaporkan setiap bulannya ke dinas kesehatan kota. Penanggung jawab untuk program SP2TP ya koordinator SP2TP dia semua yang menghandel kegiatan laporan SP2TP. Laporan dari hasil rekapan seluruh kegiatan program puskesmas yang akan dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota setiap bulan. Penanggung jawab untuk program SP2TP Kepala Puskesmas dk, karena dari semua kegiatan yang ada di puskesmas kan kepala puskesmas yang bertanggung jawab termasuk program SP2TP. Kegitan pelaporan rutin seluruh kegiatan yang ada di puskesmas terjun setiap bulannya ke Dinas Kesehatan Kota. Untuk penanggung jawan program SP2TP menurut saya ya Kepala Puskesmas dek. SP2TP adalah laporan bulanan kegiatan puskesmas. kepala puskesmas yang bertanggung jawab untuk program SP2TP ini dk.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa SP2TP merupakan bentuk laporan bulanan dari hasil kegiatan yang ada di puskesmas dan pihak yang bertanggung jawab untuk program SP2TP ini adalah Kepala Puskesmas, karena Kepala Puskesmas sebagai penanggung jawab terhadap
Universitas Sumatera Utara
manajemen Puskesmas, artinya seluruh kegiatan puskesmas termasuk kegiatan program SP2TP dalam setiap pencatatan dan pelaporannya diketahui oleh Kepala Puskesmas. Matriks 3 : Koordinasi Dengan Petugas SP2TP (Koordinator SP2TP) Mengenai Data Laporan Rutin SP2TP Informan 2
3 4 5
6
Pernyataan Koordinasi dalam hal ini kurang dk, pihak dari koordinator SP2TP nggak pernah melakukan koordinasi dengan para programer kegiatan. Untuk koordinasi munkin ada tapi kurang dek. Nggak ada dek koordinasi antara koordinator SP2TP dengan programer kegiatan Koordinasi sampai saat ini nggak ada dibuat, paling ya untuk mendapatkan data biasanya koordinator sendiri yang meminta nya ke saya. Koordinasi yang dilakukan kurang dk
Dari hasil pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak adanya atau kurangnya koordinasi yang dilakukan antara petugas pelaksan kegiatan masingmasing program dengan koordinator SP2TP, sehingga menyebabkan hasil program yang dijalankan tidak berjalan baik. Matriks 4 : Pelatihan SP2TP yang Pernah Diikuti Oleh Informan Informan 2 3 4 5 6
Pernyataan Nggak pernah dek, dan nggak pernah diadakan pelatihan. Belum pernah dek, dan setau saya pelatihan itu memang tidak pernah dibuat oleh pihak Dinas Kesehatan Kota. Belum pernah dek saya mengikuti pelatihan SP2TP. Nggak pernah ada dek dibuatnya pelatihan SP2TP. Selama saya bekerja dipuskesmas ini saya tidak pernah mengikuti pelatihan SP2TP, dan memang belum pernah adanya diadakan pelatihan untuk SP2TP itu dek.
Berdasarkan dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa petugas masing-masing program tidak pernah mengikuti yang namanya pelatihan untuk
Universitas Sumatera Utara
SP2TP, dan juga belum pernahnya diadakan untuk pelatihan SP2TP baik untuk koordinator SP2TP maupun untuk petugas masing-masing program kegiatan SP2TP. Matriks 5 : Pihak yang Bertugas Merekap Laporan Bulanan di Puskemas Terjun Informan 2
3 4 5
6
Pernyataan Yang bertugas merekap laporan biasanya masing2 program, misalnya saya petugas gizi maka saya yang merekap laporannya. Karena untuk tenaga khusus enggak ada dek. Yang merekap laporan masing-masing program kegiatan yang dipegangnya untuk tenaga khusus enggak ada dek. Untuk merekap laporan biasanya ya masing-masing petugas program itu sendiri. Karena enggak ada tuh dek tenaga khusus. Merekap laporan ya kami dek sebagai petugas program masingmasing, tapi tekadang koordinator juga ikut membantu merekapnya. Soalnya untuk tenaga khusus enggak ada dek. Kalau untuk merekap ya saya sendiri dek sebagai petugas obatobatan, data laporannya pun mengenai pemakaian obat-obatan di Puskesmas Terjun.
Berdasarkan dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa yang bertugas merekap laporan bulanan yaitu petugas masing-masing program kegiatan SP2TP, dikarenakan tidak adanya tenaga khusus dalam pelaksanaan pengerjaan laporan bulanan SP2TP, akan tetapi petugas SP2TP selaku Koordinator SP2TP terkadang juga ikut membantu pekerjaan pelaksana kegiatan masing-masing program untuk merekapitulasi data laporan bulanan. Matriks 6 : Ketersediaan Buku Pedoman SP2TP, Buku 1 dan Buku 2, Seri A, B, dan C Serta Formulir SP2TP dan Buku Register Informan 2 3 4
Pernyataan Buku pedoman enggak ada dek, tapi formulir sama register ada di puskesmas ini. Enggak ada itu buku pedoman disini dek, tapi untuk formulir dan register selalu ada. Buku pedoman enggak ada disediakan dek, tapi kalau register dan
Universitas Sumatera Utara
formulir ada dek. Buku pedoman enggak ada, tapi formulir dan register ada disediakan dek. 6 Buku pedoman tidak tersedia, dan memang tidak pernah ada, tapi untuk formulir SP2TP dan buku register sudah tersedia di puskesmas ini. Berdasarkan dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa untuk 5
persediaan buku pedoman SP2TP, Buku 1 dan Buku 2, Seri A, B, dan C sampai saat ini belum tersedia di puskesmas terjun, bahka belum ada diberikan dari pusat sampai sekarang ini, sedangkan persediaan untuk formulir SP2TP dan buku register sudah tersedia di Puskesmas Terjun. Matriks 7 : Ketersediaan Format Laporan SP2TP di Puskesmas Terjun Informan 2 3 4 5 6
Pernyataan Ya, ada format laporan. Diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota. Format laporan ada. Yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kota. Format laporan sudah ada. Format tersebut di peroleh dari Dinas Kesehatan Kota. Format laporan ada, dan format tersebut diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota. Format laporan sudah tersedia, yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota.
Berdasarkan dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa format laporan SP2TP di Puskesmas Terjun sudah tersedia, sehingga dalam pengerjaan pelaporannya harus sudah sesuai dengan format yang diberikan, yang mana format tersebut digunakan oleh tiap-tiap programer, dan tiap-tiap programer memiliki format yang berbeda-beda yang dipakai untuk merekap data.
Universitas Sumatera Utara
Matriks 8 : Sarana Dan Prasarana Yang Digunakan Untuk Membuat Laporan SP2TP Informan 2
3 4 5
6
Pernyataan Untuk sarana tersedia seperti kelengkapan ATK, kelengkapan data, dan untuk prasarana itu sendiri belum sepenuhnya terpenuhi, iya artinya lihat aja dek pengerjaan kami belum menggunakan komputer. Memang ada komputer tapi bukan untuk pengerjaan SP2TP, selain itu jaringan internet juga belum terpenuhi. Sehingga dalam pengerjaan laporan bulanan ini sangat terbatas. Ketersediaan ATK sudah tersedia dan untuk prasarana belum terpenuhi dek. Sarana sudah ada akan tetapi untuk prasarananya belum terpenuhi dek. Untuk ketersediaan sarana sudah ada seperti kelengkapan ATK, kalau untuk prasarana belum tersedia untuk pengerjaan laporan bulanan SP2TP, karena pengerjaan laporan SP2TP belum menggunakan komputer, akan tetapi komputer sudah ada Puskesmas Terjun ini tapi bukan untuk pengerjaan laporan bulanan dan juga belum tersedianya jaringan internet di puskesmas ini. Di puskesmas ini sarana sudah ada dek, tapi kalau untuk prasarananya belum terpenuhi dan juga belum tersedia juga untuk jaringan internetnya.
Berdasarkan dari pernyataan diatas dapat disimpulkan sudah tersedianya sarana di puskesmas seperti kelengkapan ATK, dan ketersediaan data, sedangkan untuk prasarana di Puskesmas Terjun belum terpenuhi karena dapat dilihat dari pengerjaan setiap masing-masing program pembuatan laporan bulanan SP2TP masih secara manual, artinya didalam pengolahan data laporan belum menggunakan alat teknologi komputer dan belum tersedianya jaringan internet di puskesmas ini.
Universitas Sumatera Utara
Matriks 9 : perolehan data, pengumpulan data, dan kendala dalam pengumpulan data Informan 2
3
4
5
6
Pernyataan Untuk data tersedia, sumber data di dapat dari dalam gedung puskesmas berupa data kunjungan puskesmas, register kunjungan, dan diagnosa penyakit, kartu KB, dan kartu status, dan data yang didapat dari luar gedung puskesmas di peroleh dari pustu, setiap bulannya pihak pustu melaporkan kegiatannya ke Puskesmas Terjun dengan cara pihak pustu datang ke puskesmas terjun untuk memberikan laporannya ke petugas masing-masing program, untuk kendala pasti ada ya seperti lamanya data laporan yang dikirimkan pustu ke puskesmas sehingga menyebabkan petugas kegiatan terlambat dalam merekapitulasi data laporan tersebut. Laporan bulanan biasanya diperoleh dari dalam dan luar gedung puskesmas, dari luar gedung puskesmas hanya dari pustu saja, dan setiap bulannya pustu melaporkan datanya ke puskesmas dengan cara mengirimkannya ke puskesmas terjun. Kendala pasti ada ya paling data laporannya terlambat masuk ke puskesmas sehingga membuat petugas kegiatan terlambat melakukan rekapitulasi data laporan. Puskesmas Terjun memperoleh data dari dalam dan luar gedung puskesmas, dari dalam gedung puskesmas diperoleh dari kegiatan rutin puskesmas dan kalau laporan dari luar geung puskesmas hanya dari puskesmas pembantu saja, untuk itu laporan yang didapat hanya dari pustu saja, dan pihak pustu melaporkan kegiatannya setiap bulannya dengan mengirimkannya langsung ke Puskesmas Terjun. Kalau kendala pasti ada, karena pihak pustu selalu terlambat dalam melaporkan kegiatan setiap bulannya dari jangka waktu yang diberikan. Data laporan bulanan diperoleh dari kegiatan sehari-hari puskesmas dan juga dari pustu, dan setiap bulannya pihak pustu mengirimkan laporan ke Puskesmas Terjun, kalau kendala pasti ada, dalam pengiriman data yang terlambat, sehingga para petugas program terlambat dalam merekapitulasi data laporan. Laporan dari luar gedung puskesmas yang didapat dari pustu, dan pihak pustu yang mengirimkan ke puskesmas laporan bulanan setiap bulannya, kendala pasti ada, seperti keterlambatan dalam pengiriman laporan dari target waktu yang telah ditentukan.
Berdasarkan dari pernyataan informan diatas dapat disimpulkan bahwa data laporan bulanan setiap bulannya diperoleh dari dalam gedung puskesmas, dan dari luar gedung puskesmas. Dari dalam gedung puskesmas yaitu kegiatan
Universitas Sumatera Utara
rutin yang dilakukan puskesmas seperti kunjungan puskesmas, register kunjungan, dan diagnosa penyakit, kartu KB, dan kartu status. Sedangkan data laporan bulanan yang diperoleh dari luar gedung puskesmas didapat dari puskesmas pembantu, yang mana puskesmas pembantu mengirimkan laporan bulanan setiap bulannya ke Puskesmas Terjun sesuai dengan targer waktu yang telah di tentukan dan memberikannya kepada masing-masing petugas program kegiatan. Matriks 10 : Proses Pencatatan Laporan Bulanan (LB) di Puskemas Terjun Informan 2 3
4 5
6
Pernyataan Pencatatan dilakukan oleh para petugas program masingmasing dalam membuat laporan bulanan setiap bulannya. Pencatatan dilakukan oleh masing-masing petugas program akan tetapi koordinator SP2TP juga sering membantu dalam proses pencatatan laporan bulanan ini, dikarenakan laporan yang seharusnya sudah diberikan kepada koordinator SP2TP akan tetapi laporan tersebut belum diberikan kepadanya. Selama ini petugas program yang melakukan pencatatan kegiatan, dan membuat laporan bulanan setiap bulannya. Untuk pencatatan yang mengerjakannya pihak petugas kegiatan program masing-masing, dan bahkan koordinator juga sering andil dalam membantu pencatatan laporan bulanan karena targer waktu yang ditentukan sudah lewat dan sudah terlambat. Pencatatan bulanan selama ini dikerjakan oleh masing-masing petugas program.
Berdasarkan dari pernyataan informan diatas dapat disimpulkan bahwa proses pencatatan di Puskesmas Terjun dilakukan oleh para petugas masingmasing program kegiatan yang ada di puskesmas setiap bulannya. Akan tetapi jika target waktu yang ditentukan sudah lewat, maka koordinator SP2TP juga ikut andil dalam pencatatan bulanan.
Universitas Sumatera Utara
Matriks 11 : Proses Pelaporan Laporan Bulanan (LB) Selama ini di Puskesmas Terjun, Serta Kendala yang Ditemukan Dalam Pelaporannya Informan 2
3
4
5
6
Pernyataan Data yang saya terima dari pustu kemudian saya rekap dan setelah selesai saya setor ke koordinator SP2TP, biasanya itu saya setor setiap tanggal 5 tapi kadang bisa jadi sampai tanggal 7 baru saya setor ke koordinator SP2TP, untuk pelaporan ya pasti ada kendalanya kan dek, kendala disini karena lamanya masuk laporan dari pustu yang mana pustu selalu menyetorkan laporannya pada tanggal 3 dan terkadang bisa sampai tanggal 5 baru disetor ke puskesmas. Menurut saya pelaporan di puskesmas ini cukup baik ya dk, untuk program yang saya pegang itu imunisasi, setelah saya lakukan pencatatan laporan data baik dari dalam puskesmas dan pustu kemudian saya rekap setelah itu saya setor ke koordinator SP2TP selaku petugas SP2TP di puskesmas ini, untuk kendala pasti ada dek, ya biasanya tentang waktu yang terkadang lewat untuk meaporkan laporan data bulanan itu dek, penyebabnya karena pengerjaan kami yang belum menggunakan komputer, jadi kami merekap data secara manual. Prosesnya pelaporan dipuskesmas sejauh ini sudah baik, data diberikan dari pustu setiap tanggal 3,terkadang bisa melewatin tanggal waktu yang diberikan, setelah data yang dikirim dari pustu ke puskesmas data tersebut di berikan ke masing-masing program kegiatan, dan program kegiatan merekap laporannya, dan setelah selesai di rekap diberikan ke koordinator SP2TP yang sudah mempunyai target waktunya di tanggal 5. Kendala ya selalu ada, karena peraturan yang berlaku tanggal 5 laporan bulanan sudah diberikan ke koordinator SP2TP, tapi kenyataan yang terjadi lebih banyak melewati batas waktu dibandingkan dengan ketepatan waktu pelaporan bulanan ke koordinator SP2TP. Puskesmas pembantu memberikan laporan bulanan setiap bulannya ke puskesmas, dan setelah pustu memberikan laporannya kami selaku petugas program kegiatan merekapnya, dan setelah selesai direkap kami berikan ke koordinator SP2TP. Kendalanya yang terjadi selama ini masalah keterlambatan memberikan laporan ke koordinator SP2TP. Data yang masuk dari puskesmas pembantu direkap oleh masing-masing petugas program, dan setelah selesai kami rekap kami berikan ke koordinator SP2TP. Kendala iya pasti ada, karena seharusnya laporan diberikan ke koordinator
Universitas Sumatera Utara
SP2TP setiap tanggal 5, akan tetapi laporan bulanan diberikan selalu lewat dari target waktu yang telah ditentukan.
Berdasarkan dari pernyataan informan diatas dapat disimpulkan bahwa data laporan bulanan di dapatkan setiap bulannya dari puskesmas pembantu yang mana target waktu yang di berikan kepada puskesmas pembantu setiap tanggal 3 sudah memberikan laporannya ke Puskesmas Terjun, dan masing-masing program menerima laporannya dan merekap laporan tersebut, dan setelah selesai direkap masing-masing program kegiatan memberikan laporannya dan menyetor laporannya ke koordinator SP2TP di tanggal 5. Akan tetapi kenyataannya tidak sesuai dengan yang diharapkan, karna pihak pustu selalu terlambat dalam pengiriman laporannya ke masing-masing petugas program kegiatan, sehingga masing-masing program kegiatan juga terlambat memberikan laporannya ke koordinator SP2TP, apalagi di lihat dari pengerjaannya yang masih menggunakan sistem
manual
dan belum
menggunakan komputer, sehingga
semakin
memperlama pekerjaan tersebut. Matriks 12 : Harapan Informan Dari Pihak Pemerintah Untuk Program SP2TP Ini, Khususnya Laporan Bulanan Agar Mencapai Keberhasilan Informan 2
3
Pernyataan Dari saya ya agar pemerintah lebih memperhatikan sarana dan prasarana sebagai pendukung dalam pengerjan laporan data setiap bulannya, misalnya tersedianya komputer, dengan terpenuhinya komputer maka pengerjaan laporan SP2TP tidak lagi dilakukan secara manual, dan tersedianya jaringan internet, dengan adanya jaringan internet maka dalam pengiriman pelaporan bulannya ke Dinas Kesehatan akan lebih mudah karena dapat dilakukan dengan cara online tidak dengan manual lagi hal ini dapat menghemat waktu. itu menurut saya dek. Harapan saya mengenai program SP2TP ini, ya pihak
Universitas Sumatera Utara
4
5
6
pemerintah sudah menggalakkan sistem online agar lebih memudahkan pekerjaan dan dapat menghemat waktu sehingga laporan pun setiap bulannya dapat dikirim tepat waktu. dan juga pihak pemerintah haruslah membuat pelatihan untuk koordinator SP2TP, agar lebih memahami tentang SP2TP itu. Dari saya yang paling penting seharusnya ya agar pemerintah lebih memperhatikan sumber daya yang tersedia di puskesmas, karena di sini, banyak pekerjaan yang kami rangkap sehingga pekerjaan yang lain terbengkalai. Dan juga sudah membuat sistem online dalam program SP2TP ini,untuk dapat memudahkan pekerjaan dan menghemat waktu, sehingga laporan setiap bulannya dapat dkirim tepat waktu ke Dinas Kesehatan Kota Medan. Seharusnya pemerintah agar memperhatikan sarana dan prasarana yang ada di puskesmas khusunya sebagai pendukung dalam pengerjaan laporan data setiap bulannya, seperti tersedianya komputer dan jaringan internet. Untuk program ini sangat penting halnya pencatatan dan pelaporan, jadi untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal untuk itu diperlukan suatu sarana dan prasarana yang dapat mendukung aktivitas program ini misalnya komputer yang memadi dan jaringan internet yang baik, dengan terpenuhinya hal ini maka pencatatan dan pelaporan dapat dilakukan secara online dengan begini maka sedikit resiko yang dihadapi misal dapat menghemat waktu dan juga mendapatkan hasil data yang lebih optimal.
Berdasarkan hasil pernyataan diatas dpat disimpulkan bahwa, pihak puskesmas sangat membutuhkan fasilitas sarana dan prasarana yang sangat mendukung kegiatan pelaksanaan program ini, yaitu terpenuhinya komputer dan jaringan internet, agar SIK di puskesmas ini berjalan, dengan adanya SIK secara online maka hal ini dapat mengurangi resiko terhadap pelaksanaan program ini, yang tadinya sering terlambat dalam pengiriman laporan karena banyaknya waktunya yang diperlukan dalam pengerjaan secara manual, dengan demikian jika adanya sistem online mungkin bisa lebih membantu untuk menghemat waktu dalam pelaksanaan program ini. Serta puskesmas ini juga mengharpkan agar
Universitas Sumatera Utara
pelatihan terhadap SP2TP dapat terlaksana hal ini dapat membantu informan dalam menambah pengetahuan secara mendalam mengenai pemahaman tentang SP2TP ini. Matriks 13 : Monitoring Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) menurut Kepala Puskesmas Terjun Kecamatan Medan Marelan No. Pertanyaan Informan 7 1. Menurut Bapak apakah kegiatan mengumpulkan program-program SP2TP itu, dan tujuan puskesmas secara global. dari SP2TP? 2. Sudah berapa lama bapak saya lebih kurang 55 tahun, untuk pendidikan terakhir saya adalah profesi dokter, kalau untuk bertugas di puskesmas? masa kerja ya dek kurang lebih 9 tahun dek. 3. Siapakah yang bertanggung jawab terhadap program SP2TP di puskesmas ini?
Yang bertanggung jawab terhadap program SP2TP ya koordinator SP2TP, karena dia yang melakukan pengumpulan data dari para programer dan mengirimkannya ke Dinas Kesehatan Kota Medan.
4. Sebagai kepala Puskesmas disini bagaiman peran bapak dalam pelaksanaan SP2TP
Dalam pelaksanaan SP2TP peran saya itu menangani seluruh Puskesmas yang mana tanggung jawab saya dalam melakukan pelatihan Simpus, sosialisasi dan juga membuat lokakarya mini.
5. Bagaimana tentang sarana dan prasarana dalam pelaksanaan SP2TP di puskesmas ini?
untuk sarana dan prasarana di puskesmas ini sudah ada namun belum mencukupi. Misalnya jaringan internet belum terpenuhi padahal dengan adanya jaringan internet maka kegiatan puskesmas termsuk SP2TP akan berjalan dengan baik.
6. Menurut bapak kebijkan
Kebijakan yang dilaksanakan mengikuti aturan nasional yang ada, untuk kebijakan SP2TP secara khusus di Puskesmas ini belum ada. Sudah dilkasanakan dengan efektif, tapi ya nak namanya suatu program apalagi ditambah di puskesmas ini programnya banyak jadi sedikit banyaknya walaupun sudah efektif akan tetapi masih ada kurang lebihnya.
seperti apa yang dilakukan dalam pelaksanaan SP2TP di Puskesmas Terjun? Apakah kebijakan tersebut telah dilaksanakan dengan efektif, jika belum bagaimana upaya bapak agar kebijakan tersebut mencapai keberhasilan?
Universitas Sumatera Utara
7. Harapan apa yang bapak harapkan utnuk program SP2TP ini agar dalam pengumpulan data hingga pelaporan data bulanan mencapai keberhasilan sesuai target?
Harapan saya lebih penting diutamakan dalam program SP2TP ini adalah sarana dan prasaranananya lebih diperhatikan lagi oleh pihak Dinas kesehatan Kota, yang mana harus dibuat secara nasional dengan sisitem online, dan juga diperhatikan sumber dayanya.
Matriks 14 : Monitoring Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu (SP2TP) Menurut Koordinator SP2TP di Dinas Kesehatan Kota Medan No. Pertanyaan 1. Siapakah yang Ibu ketahui petugas Puskesmas Terjun yang bertugas untuk melaporkan laporan bulanan SP2TP ke Dinas Kesehatan Kota? 2. Bagaimana menurut Ibu mengenai format laporan SP2TP yang dimiliki puskesmas selama ini?apakah sudah sesuai dengan format yang dibakukan serta apakah ada buku panduan yang dimiliki tiap tiap puskesmas?
Informan 8 Biasanya sih yang mengirimkan laporan bulanan itu kalau nggak salah koordinator SP2TP Puskesmas Terjun itu sendiri, eh tapi kadang orangnya ganti- ganti nak, ya nggak tentu gitu nak yang datang melaporkan laporan bulanannya.
3. Bagaimana menurut Ibu pencatatan laporan bulanan di Puskesmas Terjun selama ini?
Lebih kurang sepengetahuan saya untuk pencatatan dipuskesmas sejauh ini masih menggunakan format yang diberikan pusat ke puskesmas, dan pencatatannya masih dilakukan dengan manual artinya dalam mencatat data laporannya masih tulis tangan.
Format yang dimiliki puskesmas sesuai dengan yang diberikan oleh pusat dan setiap puskesmas sama bentuk formatnya, dan itu masih manual artinya masih seperti bentuk berkas atau kertas biasa. Untuk buku panduan saya kurang tau nak, saya aja baru dengar ni apa iya ada panduan untuk SP2TP.
4. Bagaimana menurut Ibu Untuk pelaporannya sepengetahuan saya dari mengenai pelaporan di setiap pengiriman laporan bulanan yang Puskesmas Terjun? dikirimkan oleh pihak Puskesmas Terjun, mereka mengirimkan laporannya hampir selalu lewat dari waktu yang telah ditentukan sebelumnya yaitu tanggal 10 bulan berikutnya paling lama, namun kenyatannya mereka mengirimkan laporan bulanannya tersebut terkadang sampai tiga bulan telatnya.
Universitas Sumatera Utara
5. Setiap tanggal berapa laporan bulanan SP2TP yang dilaporkan puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota yang Ibu ketahui? Dan apa yang Ibu lakukan jika pihak puskesmas belum juga mengirimkan laporan bulanan terkait SP2TP?
Kalau untuk tanggal pelaporan bulanan setahu saya tanggal 7 harusnya sudah sampai di Dinas Kesehatan Kota dan paling lambat itu pun tanggal 10 bulan berikutnya, tapi untuk saat ini masih banyak puskesmas yang sering lewat waktunya dalam mengirimkan laporan bulanan tersebut, namun dari sekian banyak puskesmas tercatat disini puskesmas terjun yang paling sering mengalami keterlambatan dalam pengiriman laporan bulanan tersebut, misal ya nak lamanya itu sampai terkadang laporan untuk bulan januari itu dilaporkan mereka dibulan maret artinya sampai 2 atau 3 bulan lamanya baru dikirim laporannya nak. Untuk saat ini saya hanya cukup memberitahukannya via telepon dan sms aja nak, kalau sudah masuk bulannya dan belum mengirimkannya saya memberitahukannya hanya dengan telpon aja dan sms.
6. Menurut Ibu apakah data yang dikirmkan Puskesmas Terjun setiap bulannya sudah lengkap?
sepengetahuan saya Puskesmas Terjun dalam pengiriman datanya setiap bulannya sudah lengkap, yaitu dengan mengirimkan data LB1,LB3,LB4 setiap bulannya, akan tetapi LB2 itu langsung dikirimkan ke GFK farmasi di Dinas Kesehatan Kota Medan.
7. Menurut Ibu apakah data yang dikirimkan puskesmas setiap bulannya sudah data yang benar-benar akurat?
sepengetahuan saya dek data yang dikirimkan oleh puskesmas seharusnya data yang memang benar-benar akurat, karna kan dek data yang dikirimkan oleh pihak puskesmas itu sebagai bahan pertimbangan untuk membuat suatu program lebih baik lagi, sehingga adanya feed back dari Dinas Kesehatan Kota Medan ke puskesmas, agar dapat diketahui masalah kesehatan mana yang harus di perbaiki lagi, supaya menghasilkan program kesehatan yang lebih baik lagi.
8. Menurut Ibu apakah ada sanksi yang diberikan pihak Dinas Kesehatan kota terhadap puskesmas yang terlambat dalam pengirman laporan bulanan?
Sanksi belum ada nak, ya paling kalau mereka melewati target waktu yang diberikan itu hanya menegurnya saja dengan mengingatkan agar tidak melakukan keterlambatan lagi dalam pengiriman laporan bulanan di bulan berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara