10 Wasiat

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 10 Wasiat as PDF for free.

More details

  • Words: 2,242
  • Pages: 8
10 Wasiat (Bhg 1) 21 Mac 2007 Ust Dr Abdullah Yasin

َ َ‫ن إِحْسَانًا و‬ ‫ل‬ ِ ‫علَيْكُ ْم أَلّ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَ ْي‬ َ ْ‫ُقلْ َتعَالَوْا أَ ْتلُ مَا حَرّمَ رَبّ ُكم‬ ‫ن إمْلَقٍ ّنحْنُ نَرْ ُزقُكُمْ َوإِيّاهُمْ وَلَ َتقْرَبُو ْا ا ْلفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا‬ ْ ّ‫لدَكُم م‬ َ ْ‫َتقْ ُتلُواْ أَو‬ َ‫ل إِلّ بِا ْلحَقّ َذلِكُمْ َوصّاكُمْ بِ ِه لَ َعلّكُمْ تَ ْع ِقلُون‬ ّ ‫س الّتِي حَرّمَ ا‬ َ ْ‫وَمَا بَطَنَ وَلَ َتقْ ُتلُواْ ال ّنف‬ Terjemahan: Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu olih Tuhanmu, iaitu; janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan. Kami akan memberikan rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. Demikian itu yang diperintahkan olih Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahaminya”. [Al-An’aam 6:151] Keutamaannya: Ibnu Mas’ud berkata: Barangsiapa yang ingin melihat doktrin Rasulullah (sallallahu alayhi wasalam) yang terakhir, maka hendaklah ia membaca ayat-ayat ini (AlAn’aam; 151-152-153 ). Syekh Syaltut berkata di dalam kitabnya: “Sepuluh Wasiat”: Ayat-ayat di atas mengandungi 10 wasiat Islam untuk melindungi akidah, keluarga dan masyarakat. Ayat 151 mengandungi 5 wasiat, ayat 152 mengandungi 4 wasiat dan ayat 153 mengandungi 1 wasiat. Setiap ayat diakhiri dengan ( ِ‫ ) ذَِلكُ ْم َوصّاكُم بِه‬artinya yang demikian itu adalah wasiatNya kepadamu, ini menunjukkan betapa pentingnya wasiat-wasiat tersebut. Sungguh kesemuanya adalah “WASIAT KETUHANAN” yang dapat meluruskan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Penjelasan: Allah memerintahkan NabiNya agar menyuruh umat manusia mendengar apa yang diharamkan olih Allah kepada mereka, setelah menjelaskan kepada mereka pada ayat-

ayat sebelumnya bahwa segala perkara yang mereka haramkan dari diri mereka sendiri sebenarnya tidak ada asas samasekali karena hak menghalalkan dan mengharamkan hanya dimiliki olih Allah Azza Wa Jalla. Wasiat Pertama: Janganlah kamu mempersekutukan Allah Syirik adalah dosa yang paling besar mengatasi segala dosa besar lainnya (lihat An-Nisaa ayat 48). Keselamatan dan kesejahteraan akidah dari noda-noda syirik dan khurafat adalah punca kejayaan manusia serta menjadi tapak benaan keIslaman seseorang. Selagi akidah seseorang masih belum bersih dari noda-noda tersebut selama itu pulalah amalan mereka tidak akan diterima olih Allah SWT walaubagaimanapun baik dan banyak amalannya (lihat Az-Zumar ayat 65) Wasiat Kedua: Hendaklah berbuat baik kepada ibubapa Wasiat ini mengandungi makna kita dilarang melakukan sesuatu yang bertentangan dengan perintah tersebut iaitu berbuat durhaka kepada kedua ibubapa seperti menyakiti hati mereka dengan cara bagaimanapun walaupun kelihatannya kecil (lihat Al-Israa ayat 23). Allah mengiringi perintah agar mentaatiNya dan jangan berbuat syirik terhadapNya dengan perintah agar berbuat ihsan kepada kedua ibubapa, ini menggambarkan betapa agungnya kedudukan kedua ibubapa dan sekaligus mendorong kita agar memuliakan mereka. Di dalam Al-Quran terdapat 7 kali diulang-ulang perintah agar berbuat ihsan kepada kedua ibubapa. Wasiat Ketiga: Janganlah kamu membunuh anak-anak kamu Setelah Allah berwasiat agar anak-anak berbuat baik kepada kedua orang tuanya, di sini Allah berwasiat pula kepada ibubapa agar mereka berbuat ihsan kepada anak-anak mereka iaitu dengan membena keluarga di atas tiang-tiang yang kokoh berdasarkan kasih sayang, kemesraan dan hubungan yang harmonis. Keluarga adalah tonggak terbenanya suatu masyarakat. Kalaulah Islam suatu agama yang sangat mengutamakan pembentukan masyarakat ideal dan harmonis maka sudah tentulah Islam sangat mengutamakan pembenaan keluarga yang berlandaskan kaedah-kaedah yang benar-benar kokoh seperti mengutamakan kebaikan, kasih sayang, sikap bertanggungjawab, masing-masing anggotanya merasa terikat dengan hak-hak dan kewajiban tertentu. Islam berwasiat agar anak berbuat ihsan kepada kedua ibubapa mereka, sebagaimana juga berwasiat kepada ibubapa agar berbuat baik kepada anak-anak mereka seperti melindungi, mengasuh dan mendidik mereka dengan baik. Malahan Islam menjadikan salah satu dosa yang besar bagi mereka yang mengabaikan tanggungjawab tersebut. Sabda Nabi (sallalhu alayhi wasalam):

ُ‫كَفَ بِالْمَ ْرءِ اْثِماً أنْ ُيضِيْعَ مَنْ َيقُ ْوت‬ “Cukuplah seseorang itu ditimpakan dengan dosa sekiranya ia mengabaikan tanggungjawabnya terhadap keluarganya”. (Hadis Riwayat Muslim dan Abu Daud) Membunuh anak adalah diharamkan dalam bentuk apapun juga. Di dalam ayat di atas disebut membunuh karena takut ditimpa kemiskinan karena demikianlah sebab yang masyhur pada zaman jahiliyah selain juga karena takut ditimpa kefakiran pada masa hadapan (lihat Al-Israa ayat 21) atau karena takut malu (lihat At-Takwir ayat 8-9). Wasiat Keempat: Janganlah kamu mendekati perbuatan keji Wasiat ini bertujuan untuk membersihkan masyarakat Islam dari segala jenis keburukan dan kekotoran sehingga mereka bolih hidup dalam keadaan suci bersih zahir dan batin. Yang dimaksudkan dengan “Al-Fawaahisy” ialah segala sesuatu yang keji. Yang dimaksudkan dengan “Al-Fawaahisy” di sini ialah penzinaan. Walaupun dia juga mengandungi makna membunuh anak, membunuh manusia tanpa sebab yang diizinkan. Larangan terhadap alfawaahisy ini berulang kali disebut di dalam Al-Quran (lihat AlA’raaf 33). Wasiat Kelima: Janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan sesuatu sebab yang dibenarkan Sesungguhnya Allah SWT melindungi jiwa manusia. Darah mereka tidak bolih ditumpahkan melainkan bersesuaian dengan syari’at Allah sebagaimana yang dijelaskan olih Nabi (sallalahu alayhi wasalam):

،‫ل بإحدى ثلث‬ ّ ‫ل يحلّ دم امرئٍ مسلم يشه أن لاله الال وانّ رسول ال إ‬ ‫ والنفس بالنفس والتارك لدينه المغارق للجماعة‬،‫الثيب الزان‬ “Tidak halal darah seorang muslim yang memperaksikan bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah dan aku adalah utusan Allah, kecuali janda yang berzina, jiwa dengan jiwa (qisas) dan orang yang meninggalkan agamanya berpisah dengan jamaah (murtad)”. (Hadis sahih Riwayat Bukhari dan Muslim)

Islam sangat melarang pembunuhan tanpa sebab yang diizinkan dan menggolongkan perbuatan tersebut ke dalam salah satu dosa yang amat besar. Firman Allah SWT:

ّ‫عد‬ َ َ‫علَيْهِ َولَعَنَهُ َوأ‬ َ ّ‫ب ال‬ َ ِ‫غض‬ َ ‫وَمَن َيقْ ُتلْ مُ ْؤمِنًا مّ َتعَمّدًا َفجَزَآؤُ ُه جَهَنّ ُم خَالِدًا فِيهَا َو‬ ‫عظِيمًا‬ َ ‫عذَابًا‬ َ ُ‫لَه‬ “Dan barangsiapa yang membunuh orang beriman dengan sengaja maka balasannya adalah neraka jahannam kekal abadi di dalamnya, Allah murka dan mengutuknya serta menyediakan baginya azab yang besar” (An-Nisaa 4: 93) Setelah menyebut kelima-lima wasiat di atas, lalu Allah berfirman (ْ‫ذَِلكُ ْم َوصّاكُمْ بِهِ َلعَّلكُم‬ َ‫ ) َت ْعقِلُون‬artinya” Demikian itu yang diperintahkan olih Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami(nya)”. Ini memberi makna bahwa kelima-lima perkara di atas adalah bukan perkara yang ringan. Kelima-limanya datang langsung daripada Allah. Semua umat Islam mesti mengambil berat terhadap perkara-perkara tersebut dan selalu memikir tentangnya.

10 Wasiat (Bhg 2) 21 Mac 2007 Ust Dr Abdullah Yasin

َ‫شدّهُ َوأَ ْوفُو ْا الْكَ ْيلَ وَالْمِيزَان‬ ُ َ‫ن حَتّى يَ ْبلُ َغ أ‬ ُ َ‫ي َأحْس‬ َ ِ‫ل الْيَتِيمِ إِلّ بِالّتِي ه‬ َ ‫وَلَ َتقْرَبُواْ مَا‬ ّ‫بِا ْلقِسْطِ لَ ُن َكلّفُ َن ْفسًا إِلّ ُوسْعَهَا َوإِذَا ُقلْتُ ْم فَاعْ ِدلُواْ َولَوْ كَانَ ذَا قُرْبَى وَبِعَ ْه ِد ال‬ ُ‫( َوأَنّ هَـذَا صِرَاطِي مُسْ َتقِيمًا فَاتّبِعُوه‬١٥٢) َ‫أَ ْوفُواْ َذلِكُمْ َوصّاكُم ِب ِه لَ َعلّكُمْ تَذَكّرُون‬ (١٥٣) َ‫علّكُمْ تَ ّتقُون‬ َ َ‫ل فَ َتفَرّقَ بِ ُكمْ عَن سَبِيلِهِ َذلِكُمْ َوصّاكُم ِب ِه ل‬ َ ‫وَلَ تَتّبِعُواْ السّ ُب‬ Terjemahan: (152) Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat hingga samapai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil walaupun dia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat.

(153) dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan itu menceraiberaikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa. Penjelasannya: Wasiat Keenam: Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim Wasiat Ketuhanan ini mewajibkan kita supaya menjaga anak yatim dan harta mereka dengan baik. Anak yatim ialah anak yang tidak mempunyai ayah dan belum baligh. Istilah: Janganlah kamu dekati mengandungi makna yang lebih daripada Jangan kamu ambil. Sedangkan mengambil harta anak yatim yang dibolihkan ialah jika dengan cara yang baik iaitu sebagai upah memelihara. Itupun dalam jumlah yang wajar menurut kebiasaan yang berlaku, bukan menurut hawa nafsu. Lihat An-Nisaa ayat dan 10. Sabda Nabi (sallallahu alayhi wasalam): “Sebaik-baik rumah orang Islam ialah rumah yang ada anak yatim di dalamnya yang diperlakukan dengan baik dan seburuk-buruk rumah orang Islam ialah rumah yang ada anak yatim di dalamnya yang diperlakukan dengan buruk. (HR Ibnu Majah) Wasiat Ketujuh: Sempurnakan takaran dan timbangan dengan adil Allah menyuruh hambanya yang beriman agar berlaku adil dalam semua muamalah mereka samada dalam hal timbangan ataupun yang lain-lain, karena bersikap zalimlah yang menyebabkan hancurnya umat terdahulu. Lihat Al-Muthaffifiin 1-3. Allah menjadikan hal ini sebagai salah satu wasiat daripadaNya supaya hambaNya sadar bahwa segala perbuatan mereka adalah dalam pengawasan Allah sentiasa. Dan kebaikan bagi mereka selagi mereka berpegang teguh dengan syariat Allah, dan kecelakaan bagi mereka sekiranya mereka mengabaikan perintah Allah. Adapun perintah ini diikuti olih: Kami tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, ini memberi makna: barangkali untuk menjaga keadilan yang mutlak agak sulit dilaksanakan. Olih sebab itu jika telah diusahakan sungguh-sungguh untuk adil tetapi masih belum juga sempurna maka ia akan dimaafkan Allah. Wasiat Kedelapan: Dan jika kamu berkata, maka hendaklah kamu berlaku adil walaupun dia kerabatmu

Di dalam wasiat ini Allah menuntut agar kita sentiasa berlaku adil dalam ucapan kita walaubagaimanapun dekat hubungan kita dengan orang persaksikan atau hukum. Biasanya sebab utama yang mendorong seseorang berlaku serong dan khianat di dalam hukum dan penyaksiaan adalah karena kesan kekeluargaan, ingin mendapat manfaat, supaya terhindar dari bencana yang bakal menimpanya, ingin mendapat tempat di mata sultan atau karena takut akan kekejamannya. Jadi wasiat ini mengandungi satu lagi pengajaran dari Allah bagaimana Dia mendidik hati muslim agar sentiasa bersikap benar dan jujur dalam kondisi yang mencabar. Sabda Nabi (sallalahu alayhi wasalam): “Demi diri Muhammad di tanganNya, jika Fatimah Binti Muhammad mencuri niscaya pasti Muhammad memotongnya”. Lihat juga An-Nisaa ayat 135). Wasiat Kesembilan: Dan penuhilah janji Allah Janji Allah ialah segala yang diperintahkan olih Allah, segala yang diwasiatkan olih Allah, segala yang menjadi tuntutan ubudiyahNya dan rububiyahNya. Kita secara fitrah adalah hamba Allah. Janji-janji Allah tercantum di dalam kktabNya (Al-Quran) dan tertera di dalam sunnah NabiNya. Olih sebab itu, mentaati perintah Allah adalah berarti memenuhi janjiNya. Menjauhi larangan Allah juga memenuhi janji Allah. Dan berpegang teguh dengan sunnah Rasul juga memenuhi janji Allah. Kemudian wasiat di atas diakhiri olih Allah dengan: Yang demikian itu menunjukkan bahwa wasiat-wasiat di atas bukanlah wasiat manusia biasa sehingga bolih dianggap ringan dan bolih diabaikan. Dia adalah wasiat Allah Yang Maha Mengetahui tentang kemaslahatan kita. Semoga kamu ingat Penutup ayat pertama diakhiri dengan: Semoga kamu memahami karena yang pertama perlu kepada pemahaman dan fikiran yang mendalam; hubungan antara tauhid dengan kebahagian manusia, keselamatan masyarakat dengan menjauhi pekerjaan keji dan pertumpahan darah. Adapun empat wasiat berikutnya karena tersembunyi faedahnya yang hakiki dan begitu nyata manfaatnya untuk jarak dekat maka orang yang ingin kepada kebaikan perlu ingat, karena sangat banyak gara-gara mencari manfaat yang dekat membuat seseorang lupa kepada kebenaran dan lalai dari kebaikan. Wasiat Kesepuluh: Dan sesungguhnya inilah jalanku yang lurus, maka olih sebab itu ikutilah dia dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)… Yang dimaksudkan dengan jalanku yang lurus di sini adalah jalan Rasulullah (sallallahu alayhi wasalam). Dialah juga jalan Allah, dan jalan Allah adalah jalan kebenaran iaitu agama yang diredhai olih Allah untuk hamba-hambaNya. Jalan yang lurus adalah jalan

orang-orang yang Allah telah beri nikmat keatas mereka iaitu para nabi, siddiqiin, syuhadaa dan saalihiin. Lihat An-Nisaa ayat 69. Jalan yang lurus adalah jalan yang satu, tidak berbilang-bilang. Segala yang ada sumbernya dari Rasulullah (sallallahu alahyhi wasalam) adalah jalan yang lurus walaupun terkadang-kadang tidak hanya dalam satu bentuk karena sunnah Nabi (sallallahu alayhi wasalam) dalam satu perkara terkadang-kadang dalam banyak bentuk seperti: bilangan salat malam, kaifiyat salat witir, jahar dan sirr basmallah, doa iftitah, bacaan tasyahhud dan lain-lain. Selagi dalilnya ada dari Nabi kita bolih melakukannya satu diantaranya tanpa menyalahkan bentuk lain yang dilakukan olih muslim lainnya. Malahan lebih dari itu, tidak salah kalau kita juga mengikuti sunnah khalifah-khalifahnya karena baginda pernah membenarkan kita berbuat demikian: Sabda Nabi: “Barangsiapa di antara kamu yang hidup (lama) niscaya nanti akan melihat banyak perselisihan, olih sebab itu berpegang teguhlah kamu dengan sunnahku dan sunnah khalifah-khalifah Al-Rasyidin sesudahku, dan gigitlah dia dengan gigi geraham(mu)”. (HR Abu Daud; Kata Tarmidzi: Hasan Sahih). Ingat, bahwa golongan yang akan selamat adalah Golongan Ahlus Sunnah Wal Jamaa’ah, bukan hanya Ahlus Sunnah (tanpa Wal Jamaa’ah). Apalagi menurut penjelasan Nabi di dalam hadisnya yang lain bahwa golongan yang selamat itu ialah Maa Anaa ‘AlaihiWa Ashhaabii iaitu mereka yang mengikuti aku dan sahabat-sahabatku. Olih sebab itu kita perlu memperluaskan pandangan dan pembacaan kita supaya kita tidak terlalu terikat dengan satu-satu pandangan lalu menyalahkan pandangan yang lain, padahal pandangan lain juga barangkali ada asasnya. Adapun amalan bid’ah ialah segala amalan yang tidak ada sumber rujukannya dari Nabi atau Khulafaaur Rasyidin. Allah SWT menutup wasiat-wasiat terdahulu dengan wasiat ini adalah untuk memperkokohkan lagi keyakinan kita bahwa komitmen atau berpegang teguh dengan wasiat-wasiat tersebut itulah jalan yang lurus yang akan membawa kita kepada kejayaan di dunia dan di akhirat. Panduan Pendidik: 1. Usahakan agar ayat-ayat di atas dapat dihafal olih keluarga dan gunakan untuk bacaan surah dalam salat sendirian atau jamaah. 2. Jelaskan kepada anak-anak / keluarga dengan bahasa yang mudah 10 wasiat yang tercantum di dalam ayat di atas. 10 wasiat ini mencakupi segala aspek kebaikan. Jika ia dilaksanakan niscaya akan amanlah rumah tangga, masyarakat dan negara (umat). 3. Jalan lurus yang kita pohonkan saban hari adalah jalan Rasulullah. Olih sebab itu milikilah akidah, ibadah dan akhlak sebagaimana akidah, ibadah dan akhlak Rasulullah

(sallallahu alayhi wasalam) karena beliau adalah contoh tauladan yang paling baik (Lihat Al-Ahzab ayat 21). 4. Tanamkan kepada anak-anak / keluarga sifat toleransi/tolak ansur dalam beramal. Yang penting ada landasannya daripada Rasulullah atau Khulafaaur Rasyidin. Dengan bersikap demikian kita akan menjadi orang yang dicintai Allah dan dicintai manusia lain.

Related Documents

10 Wasiat
May 2020 22
Wasiat
June 2020 19
10 Wasiat Imam Syafie
November 2019 38
Wasiat
May 2020 17
10 Wasiat Imam Hasan Albanna
November 2019 21