BALEE
PSIKOLOGI
(oleh : Nur Janah Nitura )
Surat pembaca yang akan dibahas dalam rubrik ini dapat dikirim via email ke
[email protected] atau via Pos maupun diantar langsung ke alamat Redaksi Harian Aceh . Nama dan alamat dirahasiakan
APAKAH HUMOR MENYEHATKAN MENTAL KITA ??? Bagi seorang pelawak, penghibur seperti bung X , humor adalah makanan sehari-hari yang ia olah dan cetuskan. Bahkan kadang ia tiba skonyong-konyong tanpa olahan apapun baik di”goreng” maupun di”rebus”. Istilahnya ”mentah” saja meluncur dari mulut bung X, namun pendengar ataupun pemirsa sudah sakit perut mendengarnya. Hal ini ternyata menjadi buah pemikiran serius bagi T, mahasiswa sebuah PT di Banda Aceh. ” bu, terus terang saja kadang saya muak mendengar lelucon vulgar yang sama sekali tak menyehatkan” . ” ..............Sepertinya terlalu dipaksakan
dan
seolah semata cuma untuk mengumpulkan rupiah’. T mengeluhkan berbagai lawakan yang ia cermati , ia lihat, ia dengar bahkan ia ikuti langsung . ” Aku pernah dengar katanya humor membuat kita sehat mental, tapi entah mengapa bu aku pengen ketawa tapi gak bisa , tapi aku malah malas melihat sesuatu yang sangat dibuat-buat.............”. Dia melanjutkan lagi dengan kalimat .” Memang benar bu, ada yang orisinal humornya, lugas dan spontan, yang seperti barangkali yang membuat pikiran kita fresh dan stres pun hilang” . ” Bagaimana sih bu agar rasa humor kita meningkat, sehingga kita selalu gembira dan tidak suntuk ?”
Begitu kalimat akhir ketika ia
menutup suratnya. Nanda
T
yang
baik,
ibu
dapat
mengerti
betapa
tak
enaknya
mendengar sindiran nyinyir terus menerus apalagi ketika kita sedang
kelelahan atau ketika kita sedang banyak menghadapi masalah kehidupan. Namun tentu saja kita coba telaah kembali sebenarnya sejauh mana dampak humor ini dalam kehidupan kita sehari-hari. Humor dapat diartikan sebagai stimulus verbal atau non verbal yang dapat menyebabkan pendengarnya atau pembawanya merasa tergelitik perasaan lucunya sehingga terdorong untuk tertawa (Dananjaya, 2002). Menurut teori humor yang dikemukakan oleh Chapman & McGhee (1980), humor dapat ditilik dalam 3 konteks, yaitu (1) humor sebagai respon, dalam hal ini menimbulkan
respon
humor.
Respon
adanya materi yang dapat
humor
inilah
ditengarai
dapat
meredakan ketegangan atau stress pada diri manusia dan tentu saja dampaknya akan menyehatkan mental kita. (2) Humor sebagai persepsi ketidaksesuaian, dalam konteks ini
unsur kejutan pada humor diharap
mampu melatih persepsi ketidaksesuaian harapan individu terhadap sesuatu. Melalui manajemen diri yang baik, hal ini mampu melatih individu dalam menghadapi hal-hal yang tidak sesuai dengan harapannya. Atau dengan kata lain akan meningkatkan daya tahan stres individu. (3) Humor sebagai Playful Context, dalam konteks ini humor benar-benar diartikan sebagai canda ria, penyegar dan pemberi warna dalam kehidupan. Tentu saja jika konteks ini muncul, maka dampak positifnya akan membuat kita lebih segar dan gembira. Persoalannya ketika nanda menyimak humor , ternyata ada yang nanda persepsikan kurang nyaman, menyebalkan dan sejenis perasaan negatif lainnya. Kita ganti channel ??!! Kita ganti dengan kaset atau CD lain??!! Kita putar ke gelombang lain di radio??!! Tentu itu solusi singkat. Ketika kita kanak-kanak, kita dapat tertawa spontan bahkan menurut hitungan pakar dapat mencapai angka lebih dari 150 kali. Namun ketika kita dewasa angka ini turun terus hingga berkisar antara
duapuluhan kali.
Sehatkah ??? InsyaAllah humor yang baik akan membuat kita sehat nanda, karena setiap kita tertawa lepas ada suatu enzym dalam tubuh kita yang berproduksi. Enzym Salivary Imunoglobulin A, yang fungsinya meningkatkan daya tahan tubuh kita. InsyaAllah, di tengah ramadhan ini kita beribadah, kita juga tersenyum dan tertawa lepas agar ramadhan kali ini benar-benar
penuh makna. Selamat menunaikan ibadah puasa, semoga ramadhan kali ini penuh makna positif bagi kita semua. Wassalam
.