07 Lulusan Smk

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 07 Lulusan Smk as PDF for free.

More details

  • Words: 751
  • Pages: 2
LULUSAN SMK LEBIH SIAP PAKAI Rubrik Khusus 09-07-2009 Oleh M Yusuf Hasibuan LULUSAN sekolah menengah kejuruan (SMK) lebih siap pakai dibanding dengan lulusan sejenis bila bekerja di industri. SMK dapat menjadi pilihan siswa yang akan masuk sekolah lanjutan tingkat atas. Selain dapat ilmu umum, juga akan dapat pengetahuan berupa kemampuan khusus sesuai dengan bidang yang digeluti. Rakyat Indonesia memiliki persantase pengangguran yang cukup tinggi. Alasannya adalah minimnya keahlian dari sumber daya manusianya dalam mengelola hasil alam. Akibatnya banyak dari masyarakat kita yang menjadi tenaga kerja rumah tangga di negeri jiran dengan pengetahuan yang tidak memadai. Muncullah kekerasan yang menimpa tenaga kerja disebabkan perlakuan semena-mena oleh majikan. Sekolah kejuruan akan dapat mengatasi pengangguran yang melambung tinggi. Pada sekolah kejuruan akan diberikan keterampilan yang memadai sesuai dengan kebutuhan kerja. Banyaknya sarjana dan lulusan sekolah menengah yang menganggur diakibatkan oleh tidak adanya keterampilan memadai sesuai dengan pasar kerja. Industri saat ini membutuhkan tenaga kerja siap pakai dalam mengoperasikan alat-alatnya. Kenyataannya sekolah tidak dapat memenuhi tuntutan perusahaan dan tidak siap kerja. Akibatnya perusahaan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk melaksanakan pelatihan bagi karyawan. Sedang apabila sekolah telah dapat menghasilkan lulusan siap kerja pengeluaran untuk training karyawan dapat dialihkan kepada pengembangan lain. Supaya kejadian serupa tidak terjadi maka pihak perusahaan harus memberikan input kepada sekolah. Bisa saja mereka memberikan masukan supaya kurikulum SMK sesuai dengan yang diinginkan pasar. Program ini akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak. Perusahaan memperoleh tenaga kerja ideal sedangkan lulusan sekolah dapat bekerja langsung setelah tamat sekolah. Kerja sama antara sekolah dan perusahaan akan menjadi bermanfaat dengan model simbiolisme mutualisme ini. Selain bekerja di perusahaan lulusan SMK juga dapat membuka usaha sendiri. Keahlian yang diperoleh dari sekolah dapat menjadi modal dasar untuk membuka lapangan kerja. Tidak perlu modalnya harus tinggi cukup hanya dengan mengumpulkan kawan-kawan satu lulusan. Apalagi sekarang telah digulirkan beberapa kredit usaha bagi pengusaha muda sehingga dapat dengan mudah membuka usaha sendiri. Lambat laun usaha akan berkembang terus menerus seiring berjalannya waktu. Contohnya adalah sahabat saya yang setelah tamat sekolah kejuruan peternakan langsung membuka ternak di rumahnya. Hanya selang beberapa tahun usahanya berkembang dan memiliki konsumen dari berbagai daerah. Begitu juga dengan di Jepang banyak anak-anak hanya lulusan sekolah menengah dapat menjadi pengusaha sukses. Industri transportasi mereka justru komponennya banyak dibuat oleh lulusan kejuruan. Lihat saja misalnya Honda tidak semuanya menggunakan komponen dari perusahaan. Akan tetapi di-sub-kan pada pengusaha kecil sehingga semuanya dapat berkembang dan perekonomian dapat berputar dengan cepat. Geliat ini juga telah dapat kita lihat pada masyarakat kita. Hanya saja kemampuan mereka bukan diperoleh dari sekolah tetapi hanya berasal dari pendidikan keluarga seperti batik misalnya. Perbaikan Mutu SMK Program SMK yang digulirkan pemerintah pada dasarnya adalah untuk mengurangi pengangguran. Rasio yang ditargetkan oleh pemerintah antara SMK dan SMA adalah 67 : 33, sedang sekarang adalah 50 : 50. Untuk menyelesaikan program ini akan dibutuhkan pembukaan sekolah SMK yang baru ataupun bisa saja dilakukan dengan mengganti SMA yang ada dengan SMK. Selanjutnya guru juga menjadi kendali karena untuk menyediakan penambahan guru kejuruan

dalam waktu singkat tentu tidak mudah. Apalagi sekarang guru yang memiliki keahlian masih minim. Persoalan ini tentunya dapat diselesaikan dengan melakukan sharing bersama perguruan tinggi. Kerjasamanya dilakukan dengan meminta kepada mahasiswa perguruan tinggi supaya mahasiswanya magang tugas akhir pada sekolah yang minim guru. Guru juga dapat diambil dari tenaga profesional yang ada di perusahaan agar dapat disesuaikan antara kebutuhan perusahaan dengan kurikulum sekolah. Supaya program ini sesuai yang diharapakan maka harus ada perbaikan menyeluruh. Selama ini lulusan SMK minim keterampilan padahal menyandang nama kejuruan. Lulusannya banyak yang tidak siap pakai ketika bekerja di perusahaan. Pihak penyedia kerja malah lebih percaya kepada lulusan umum daripada kejuruan. Begitu juga apabila mereka memilih untuk melanjutkan ke universitas akan sulit untuk lolos seleksi karena materi umumnya sedikit dipelajari. Mengatasi problema ini perlu dilakukan terobosan baru dengan melakukan perbaikan kurikulum. Materi praktek tetap dipertahankan bahkan perlu dipertajam kemudian jam pelajaran untuk pelajaran umum ditambah lagi bobotnya. Pekerja terampil perlu disiapkan untuk membangun bangsa ini. Banyak sumber daya manusia kita tetapi tidak terampil. Maka dari itu sekolah kejuruan harus berbenah diri supaya dapat menyiapkan lulusan siap pakai. Pasar tenaga kerja yang besar harus disahuti dengan menyiapkan tenaga siap pakai. Negara – negara maju seperti Jepang, Korea, Taiwan dan lainnya banyak membutuhkan tenaga kerja terampil sehingga mereka banyak mencari tenaga kerja ke berbagai negara termasuk Indonesia. Apabila kita dapat menyiapkan tenaga terampil yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja maka rakyat Indonesia yang bekerja di luar negeri bukan hanya bekerja pada sektor informal tetapi sudah bergerak pada sektor formal. Penulis adalah dosen Universitas Negeri Medan

Related Documents

07 Lulusan Smk
May 2020 1
Smk
June 2020 35
Smk
November 2019 41