GENERASI BARU HARAPAN BARU H. Wiranto, SH.
Orasi Ilmiah Upacara Wisuda Sarjana Universitas Mathlaul Anwar ‘Peningkatan Kualitas SDM Daerah Tertinggal Melalui Sektor Pendidikan’ Banten, 01 November 2008
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Ar-Ra’du: 11) Rupanya banyak keajaiban di tengah-tengah republik yang tak terlalu
banyak
dibicarakan.
Bahwa
sebenarnya
Indonesia
telah
melahirkan anak-anak supergenius yang membanggakan. Bahwa pada hari ini, berjubel negara mengantre merekrut mereka. Bahwa fakta menunjukkan,
kemiskinan
tak
menyurutkan
langkah
anak-anak
tersebut untuk berprestasi. Ada Mulyono. Ia anak seorang pembantu rumah tangga yang ayahnya meninggal saat dia berusia satu bulan. Mulyono tinggal nun jauh di Dusun Ngampel Kurung, Desa Srikaton, Kecamatan Papar, Kabutapen Kediri, Jatim. Mulyono tercatat sebagai siswa yang mampu menggondol medali perunggu dalam ajang Olimpiade Biologi di Brisbane, Australia. Ada Ika Rohmatina. Ia gadis desa, anak seorang petani di Bojonegoro, berusia 16 tahun, ketika ia menjadi satu dari 10 pelajar yang mewakili Indonesia dalam APEC Youth Science Festival di Beijing pada Agustus 2004. Di ajang ini, Ika mempresentasikan karya ilmiahnya berjudul ‘Pengaruh Pemberian Biji Jarak Ricinus communis L terhadap Masa Kehamilan dan Jumlah Anak Mencit’. Karya ilmiah ini 1|
sudah meraih gelar juara di ajang Kabupaten hingga tingkat Asia Tenggara. Ada Yudistira Virgus. Anak muda berkacata minus, salah seorang generasi teknologi nano peraih medali emas Olimpiade Fisika di Pohan, Korea Selatan. Teknologi nano adalah tahapan paling aktual dari rekayasa manusia atas susunan atom. Teknologi ini menumpukan perkembangannya pada produksi mesin-mesin canggih berdimensi sangat kecil. Dengan kolaborasi bersama teknologi hayati, ditemukan aplikasi mesin atau robot canggih untuk beragam keperluan, antara lain menghancurkan kolesterol, memerangi virus/bakteri, dan lainnya. Ada Andy Octavian Latif. Ia lahir di Plakpak, Palengaan, Pamekasan yang sederhana. Temannya menjuluki ia Einstein Muda. Ia juara I Lomba Fisika Nuklir BATAN 2004, juara I Olimpiade Sains Fisika 2004, pemilik predikat High Distinction dalam Australian National Chemistry 2004. Subhanallah. Allah Swt. telah mengirimkan mereka agar hidup di negeri ini harus selalu disyukuri. Bangsa Indonesia ternyata memiliki potensi luar biasa atas SDM yang bisa jadi, tak terlalu beruntung karena terlilit kemiskinan dan hidup kekurangan. Masalah Pendidikan Hari Ini Pembangunan pendidikan tinggi Indonesia saat ini dihadapkan kepada
permasalahan
mikro
dan
makro.
Permasalahan
mikro,
terutama terfokus kepada proses pembelajaran serta mutu dari proses dan hasil pembelajaran yang dijalankan pada semua perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Dimensi mikro mencakup peserta didik atau mahasiswa, pendidik atau dosen, kurikulum, metode, alat bantu, ruang dan
sarana
dikembangkan.
2|
pembelajaran,
serta
iklim
pembelajaran
yang
Dalam perspektif ini, pendidikan tinggi Indonesia menampilkan proses pembelajaran dan hasil proses pembelajaran yang belum bermutu,
sebagaimana
yang
seharusnya
berjalan.
Hal
tersebut
disebabkan oleh mutu lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas belum memenuhi standar mutu ideal, sehingga mahasiswa yang menjalani pendidikan tinggi pada semua perguruan tinggi di Indonesia belum mencapai tingkat mutu yang standar. Dosen yang mengabdi di perguruan tinggi dari segi jumlah, kompetensi, kualifikasi, dan kemampuannya belum memenuhi standar jumlah dan mutu yang memadai. Kurikulum pendidikan tinggi tidak selalu relevan dengan kebutuhan perkembangan ilmu pengetahuan, dunia kerja, maupun kebutuhan perkembangan masyarakat di masa depan, baik dalam lingkup lokal maupun global. Demikian juga sarana dan alat bantu pembelajaran seperti buku teks dan perpustakaan, dalam
jumlah
dan
mutunya
masih
jauh
dari
memadai.
Iklim
pembelajaran yang merdeka, nyaman, menyenangkan, dan demokratis masih
menjadi
barang
mewah
dalam
proses
pembelajaran
di
perguruan tinggi Indonesia pada umumnya. Permasalahan produktivitas,
dan
makro, daya
yakni
saing
berkaitan
lulusan
dengan
pendidikan
tinggi
mutu, yang
diselenggarakan oleh perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Dalam dimensi makro, performa pendidikan tinggi Indonesia menunjukkan tampilan sebagai berikut. Pertama,
lemahnya
konsistensi
para
elite
politik
dan
pemerintahan dalam merealisasikan komitmen pengalokasian sumber daya nasional, terutama APBN dan APBD bagi pendidikan tinggi. Kedua,
kebijakan
pembangunan
pendidikan
tinggi
cenderung
memperlihatkan ketidakpastian dan ketidakberkelanjutan. Adagium ganti menteri ganti kebijakan masih amat kental terasa di dalam kebijakan pembangunan pendidikan tinggi di Indonesia.
3|
Ketiga, sasaran pembangunan pendidikan tinggi belum fokus dan belum menggambarkan skala prioritas yang harus dicapai dan direalisasikan.
Keempat,
mempertontonkan
manajemen
ketidakefisienan,
pendidikan
tinggi
masih
ketidakefektifan,
dan
kekurangakuntabilitasan, sehingga citra pendidikan Indonesia di hati dan di mata rakyat atau publik belum baik. Dari permasalahan yang teridentifikasi di atas maka tantangan pembangunan pendidikan tinggi Indonesia dalam kurun waktu lima sampai sepuluh tahun mendatang terletak pada empat tantangan pokok berikut. a. Pemerataan dan perluasan akses. b. Peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing. c. Penataan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik. d. Peningkatan pembiayaan. Peran Negara Mukadimah UUD 45 beramanat bahwa Pemerintah Negara Republik
Indonesia
berkewajiban
melindungi
segenap
bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Selanjutnya, dinyatakan juga bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional
yang
dapat
meningkatkan
keimanan
dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undangundang. Untuk mewujudkan amanat tersebut, diperlukan pengerahan segala sumber daya nasional yang dimiliki bangsa Indonesia serta kesungguhan dan konsistensi dalam menjalankannya, terutama dalam aspek-aspek pokok berikut.
4|
Pertama, diperlukan adanya kesadaran kolektif dan konsistensi para elite bangsa untuk melaksanakan komitmen politik nasional, yaitu mengalokasikan sumber daya nasional, khususnya APBN dan APBD sebesar 20% bagi pendidikan. Contoh sukses bangsa Malaysia yang telah mengalokasikan 20% APBN-nya sejak Malaysia merdeka dapat kita lihat dan rasakan. Demikian juga negara pulau Singapura yang saat ini telah menjadi negara tujuan bagi para mahasiswa asing untuk belajar di berbagai perguruan tinggi yang ada di Singapura. Hal yang sama telah lebih dahulu didemonstrasikan oleh bangsa Jepang yang melesat maju, karena didorong oleh besarnya alokasi pembiayaan pendidikan yang dikeluarkan oleh negara bagi pendidikan rakyatnya. Kedua, dibutuhkan suatu kepastian kebijakan pembangunan pendidikan tinggi Indonesia yang dapat dijadikan acuan dan pegangan oleh semua pihak yang terlibat dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia. Keajekan pemerintah dalam
melaksanakan
Indonesia,
yaitu
kebijakan
meliputi:
pembangunan
pemerataan
dan
pendidikan perluasan
tinggi akses;
peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing; penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik, menjadi kunci pokok dalam mencapai keunggulan pendidikan tinggi di Indonesia. Pada saat bersamaan,
masyarakat
dituntut
untuk
secara
proaktif
dan
bertanggung jawab mengawasi setiap langkah pelaksanaan kebijakan tersebut. Ketiga,
pengelolaan
penyelenggaraan
pendidikan
tinggi
Indonesia hendaknya dilaksanakan dengan memegang teguh prinsipprinsip efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas, sehingga tidak ada satu pun unsur-unsur manajemen yang mubazir. Dengan demikian, diharapkan dapat diperoleh percepatan dalam mencapai seluruh tahapan pembangunan pendidikan tinggi Indonesia. Karena itu pula, dapat mempercepat pencapaian prestasi Indonesia menjadi negara dan bangsa yang unggul dalam persaingan global antarbangsa. 5|
Merangkai Harapan Baru Setiap kali generasi baru lahir, tercipta pulalah harapan baru pada kehidupan bangsa yang selalu lebih baik. Sebab, perubahan terjadi sangat cepat. Hanya sosok-sosok yang mampu menyesuaikan diri dengan cepatlah yang mampu berperan dalam perubahan itu. Sementara itu, untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan, seseorang harus berpikir terbuka. Ia dapat menerima perubahan, serta siap memasuki perubahan tersebut. Beruntunglah kaum muda yang mampu memahami dunia yang berubah cepat, juga dapat memasuki masa itu dengan tanpa mengikis identitas utama kediriannya. Karena, keterbukaan berpikir tentu harus selaras dengan kecerdasan mentalnya. Jadi, berpikir terbuka berbeda dengan plagiasi, atau berperilaku meniru bulat-bulat apa yang tengah menjadi tren saat ini. Bermimpilah!! Kerja keras adalah pilihan penting selanjutnya. Sebab, mimpi tidak akan menjadi kenyataan tanpa kerja keras. Lihatlah, Paul Gilbert, mantan gitaris Mr. Big, melatih jari-jarinya selama 8 jam sehari. Simaklah, Einstein bahkan tak sempat mengurus rambutnya, dan larut pada laboratoriumnya. Ketahuilah, Ronaldinho bahkan tidur bersama bolanya. Bekerja keras tentu sangat menyenangkan bagi kaum muda yang memiliki cita-cita. Waktu menjadi sangat penting untuk diisi halhal positif agar dapat mengerti banyak hal. Membaca, menulis, diskusi, meneliti, berkarya, berekspresi, hingga mencintai keluarga dan taat beragama. Kreativitas akan tumbuh dari komunitas muda yang energik, memiliki keingintahuan besar, dan tidak takut berkompetisi. Sebab, semua generasi muda yang dilahirkan berpotensi menjadi juara. Untuk melengkapi kiprah semangat muda, berdedikasi tentu juga merupakan hal penting. Seorang pemuda yang baik pasti memiliki 6|
orientasi
sosial,
agar
berguna
bagi
orang
lain
di
sekitarnya.
Persembahan tersebut dapat mewujud dalam perilaku untuk berbagi dan aksi. Berbagi artinya membagikan apa yang kita miliki kepada masyarakat; ada yang membuat perpustakaan umum bagi anak jalanan, kegiatan pengobatan gratis, atau berbagi dalam bentuk lain, yaitu berbagi kebahagiaan kepada masyarakat yang membutuhkan perhatian khusus, seperti kepada anak-anak yatim piatu, panti jompo, dan sebagainya. Jika tidak ada sesuatu yang dapat diberikan secara langsung maka bisa melakukan aksi, yaitu kegiatan-kegiatan sosial dalam bentuk aksi pembersihan lingkungan, ikut pengamanan lingkungan, ikut mengatur lalu lintas ketika macet, dan aksi apa pun yang bermanfaat bagi sesamanya. Bila masyarakat telah merasakan kehadiran generasi muda dalam hari-harinya, bukan hal mustahil, di masa depan bangsa ini akan berisi pemimpin-pemimpin tangguh yang dapat mengemban amanah, jujur, adil, dan menyampaikan kebenaran. Lihatlah, jalan menuju masa depan yang cerah telah terbentang luas di depan kita... terang-benderang. Selamat menjadi Juara Bangsa. Semoga Allah Swt. meridhai generasi muda Indonesia. Saya berdoa untuk keberhasilan Anda semua. Amin.
7|