04. Laporan Smd Dan Mmd.docx

  • Uploaded by: Rio Christian Tarigan
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 04. Laporan Smd Dan Mmd.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,777
  • Pages: 26
LAPORAN SMD DAN MMD KELURAHAN SUMBER JAYA

UPTD PUSKESMAS RAMI DINAS KESEHATAN KOTA PEMATANGSIANTAR

1

Kata Pengantar

Puji syukur selalu kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas selesainya Laporan Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) Kelurahan Sumber JayaTahun 2018.

Laporan ini akan dijadikan sebagai acuan dalam penyusunan

Rencana Usulan Kegiatan Tahun 2019 dan Rencana Lima Tahunan periode 2019 s/d 2024 , dengan pendekatan Top Down dan Bottom Up. Kami menyampaikan terima kasih atas semua kerja cerdas dan penuh dedikasi dari seluruh staf Puskesmas Rami, Perangkat Kelurahan dan Kader Kesehatan serta semua pihak yang telah berpartisipasi mensukseskan pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) ini . Kami telah berupaya maksimal, namun pasti masih banyak kekurangan, kelemahan dankesalahan. Untuk itu kami mohon kritik, masukan dan saran, demi penyempurnaan Laporan Survei Mawas Diri dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) UPTD PuskesmasRami dimasa yang akan datang.

Pematangsiantar, 26 Pebruari 2018 Kepala UPTD Puskesmas Rami Dinas Kesehatan Kota Pemtangsiantar

Dr Yanti M.Napitupulu, M.Kes NIP.19671007 199903 2002

2

Daftar isi Cover…………………………………………………………….............................................................

1

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….........................................

2

DAFTAR ISI ………………………………………………………………...............................................

3

PENDAHULUAN ……………………………………………………................................

5

1.1 LatarBelakang……………………………………...................................................

5

1.2 Pengertian Survei Mawas Diri

……….. …… …….............................................

6

1.3 Tujuan Survei Mawas Diri……………...................................................................

6

BAB I

1.4 Bahan dan Metode Survei…………………………….............................................

BAB II

PELAKSANAAN SMD

8

2.1 Persiapan SMD....................................................................................................

8

a. Jadwal Kegiatan…………………………………………………………………….

8

b. Penetapan Instrumen/Quisioner…………………………………………………

81

c. PenetapanKriteria Sasaran………………………………………………………

12

d. Penetapan Sampel Survei……………………………………………………….

12

e. Penetapan Tim Survei……………………………………………………………..

12

f. Penjelasan Tahapan Survei…………………………………………………………

12

2.2 Pelaksanaan SMD .............................................................................................

BAB III

6

12

a. Jadwal Pelaksanaan SMD…………………………………………………………

12

b. Cara Pelaksanaan SMD…………………………………………………………..

12

HASIL SMD

13

3.1 Identifikasi Masalah Akses Pelayanan Kesehatan...............................................

13

3.2 Identifikasi Masalah PHBS...................................................................................

13

3.3 Identifikasi Masalah Kesling……………………………………………………………

13

3.4. Identifikasi Masalah Gizi………………………………………………………………

13

3.5 Identifikasi Masalah KiA/KB……………………………………………………………

13

3

3.5 Identifikasi Masalah P2P……………………………………………………………..

14 15

PELAKSANAAN MMD……………………………………………………………………. BAB IV

4.1 Jadwal Pelaksanaan………………………………………………………………….

15 15

4.2 Penyajian Hasil SMD………………………………………………………………… 15 4.3 Perumusan Penentuan Prioritas Masalah………………………………………….. 16 4.4 Penentuan Akar Penyebab Masalah……………………………………………….. 4.5 Pemecahan Masalah…………………………………………………………………. 4.6. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan…………………………………………..

19 25

27 BAB VI

PENUTUP………………………………………………………………………………….. 28 LAMPIRAN.............................................................................................................

4

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Puskesmas merupakan Pusat Kesehatan Masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.

Kegiatan UKM Puskesmas yang disusun oleh Kepala Puskesmas dan penanggungjawab program tidak hanya mengacu pedoman atau acuan yang sudah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi, maupun Dinas Kesehatan Kota tapi juga perlu memperhatikan kebutuhan dan harapan masyarakat terutama sasaran program.Kebutuhan dan harapan masyarakat maupun sasaran terhadap kegiatan UKM dapat diidentifikasi melalui kotak saran,survei, informasi langsung dari pelanggan maupun temu muka dengan tokoh masyarakat. Komunikasi perlu dilakukan untuk menyampaikan informasi tentang program kepada masyarakat, kelompok masyarakat maupun individu yang menjadi sasaran program.

Kebutuhan masyarakat akan kegiatan UKM yang baik cenderung mengalami perubahan seiring dengan perubahan pola hidup dan kejadian penyakit. Seiring dengan perbaikan derajat kesehatan dan lingkungan, telah terjadi pergeseran penyebab kesakitan terbesar di banyak daerah dari penyakit infeksi menjadi penyakit degeneratif. Perubahan permintaan tersebut memiliki dampak yang cukup besar terhadap manajemen Puskesmas..

Puskesmas harus memiliki suatu mekanisme untuk memantau permintaan masyarakat secara teratur karena perubahan permintaan masyarakat akan berdampak terhadap pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas. Puskesmas harus tanggap terhadap perubahan lingkungan yang cepat dan terbuka terhadap perubahan kebutuhan dan harapan masyarakat.

Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kegiatan UKM Puskesmas sangat diperlukan untuk mengetahui kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kegiatan UKM Puskesmas, sehingga tujuan dari kegiatan UKM Puskesmas dapat tercapai tepat sasaran.Salah satu upaya yang dilaksanakan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat adalah melaksanakan Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

1.2. PENGERTIAN SMD DAN MMD Survei Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader setempat dibawah bimbingan petugas

5

kesehatan atau perawat di desa ( Depkes RI, 2007). Metode mawas diri diciptakan oleh yayasan Indonesia sejahtera, salah satu LSM yang banyak bergerak dibidang pembinaan kesehatan masyarakat didaerah pedesaan. Mawas diri sering dipakai oleh berbagai instansi yang terkait dengan program

kesehatan dengan melakukan beberapa modifikasi sesuai dengan

keperluannya masing-masing. Mawas diri harfiah berarti melihat kedalam diri sendiri untuk mengenali secara sadar berbagai kelemahan dan kekurangan yang dihadapi. Apabila seseorang telah sampai pada tingkat mawas diri, maka dengan sendirinya ia akan melakukan tindakan untuk menanggulanginya dengan penuh kesadaran dan dengan menggunakan segala potensi yang dimilikinya.Sedangkan MMD adalah pertemuan perwakilan warga beserta tokoh masyarakat dan para petugas kesehatan untuk membahas hasil SMD dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari SMD.

1.3 TUJUAN SMD DAN MMD A. Tujuanumum: Untuk mengetahui kebutuhan dan harapan masyarakat di Kelurahan Sumber Jaya. B. Tujuankhusus: 1. Terlaksananya pengumpulan data di Kelurahan Sumber Jaya 2. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kegiatan UKM di Kelurahan Sumber Jaya 3. Menganalisa kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap kegiatan UKM di Kelurahan Sumber Jaya 4. Mengiventarisasi Sumber Daya Masyarakat yang dapat mengatasi masalah kesehatan di Kelurahan Sumber Jaya 5. Diperoleh dukungan dari Lurah, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama dalam pelaksanaan pergerakan dan pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Sumber Jaya 6. Mengetahui prioritas usulan kegiatan UKM di Kelurahan Sumber Jaya

1.4 BAHAN DAN METODE SMD Bahan yang dipakai pada survei mawas diri adalah hasil pelaksanaan program Upaya Kesehatan Masyarakat dan gambaran status kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas yang telah dikerjakan dan dilaporkan tiap bulannya oleh Puskesmas Rami.Sedangkan pedoman dalam pelaksanaan survei mawas diri mulai dari pengumpulan data, primer dan sekunder pengolahan dan penyajian data masalah dan potensi yang ada, analisis hasil / masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 44 Thun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas.

6

BAB II PELAKSANAAN SMD 2.1 PERSIAPAN SMD a. Jadwal Kegiatan Kegiatan ini dilaksanakan hari Senin tanggal 5 Pebruari 2018 di Balai Desa Kelurahan Sumber Jaya b. Penetapan instrument/quisioner Menyusun daftar pertanyaan dan lembar observasi, dengan memperhatikan : 1) Prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas dan di Lingkungan 2) Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data 3) Pernyataan harus jelas, singkat, padat, dan tidak bersifat mempengaruhi responden 4) Kombinasi pernyataan terbuka, tertutup, dan menjaring 5) Lembar observasi dapat mudah mengobsevasi rumah, halaman, dan lingkungan

(Contoh Quisener terlampir)

c. Penetapan kriteria sasaran Sasaran SMD adalah KK yang mempunyai bayi, balita, ibu hamil, penderita penyakit menular dan tidak menular, lansia, keadaan rumah dan lingkungan yang ada di Kelurahan Sumber Jaya.

d. Penetapan sampel survei Dengan menetapkan sampel survei di Kelurahan Sumber Jaya , maka dapat menggambarkan kondisi masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku pada umumnya di kelurahan Sumber Jaya. Pada tahun 2018 ini diambil sampel 100 KK dengan menggunakan metode sample size calculator e. Penetapan tim survei Pelaksana SMD adalah Kader Kesehatan berjumlah 10 orang yaitu:

f.

-

Heni

- Andika

-

Esrin Br. Saragih

- Marisi Marpaung

-

Nursiah Lubis

- Maria Silalahi

-

Dewiana

- Rosdiana Manurung

-

Sariana Masnun Lubis

- Sinta Dumaria Hutabarat

Penjelasan tahapan survei kepada tim survei Petugas Puskesmas Rami memberikan penjelasan tentang tahapan survei kepada kader agar kader mengerti dalam pelaksanan SMD

7

2.1 PELAKSANAAN SMD a. Jadwal Pelaksanaan SMD Kegiatan SMD ini dilaksanakan pada tanggal 8 dan 9 Pebruari 2018.

b. Cara Pelaksanaan SMD Kader Kesehatan Kelurahan Sumber Jaya melaksanakan SMD dengan didampingi oleh Petugas Puskesmas Rami untuk mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Cara Pelaksanaan SMD adalah sebagai berikut: 1. Wawancara langsung kepada sasaran Wawancara dengan kepala keluarga dengan metode tanya jawab, pengisian formulir 2. Pengamatan langsung dengan cara observasi dan pemeriksaan fisik tentang keadaan rumah dan anggotanya

8

BAB III HASIL SMD 3.1 IDENTIFIKASI MASALAH AKSES PELAYANAN KESEHATAN a. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya mayoritas Akses Pelayanan Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan b. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya transportasi yang digunakan mayoritas Kendaraan Pribadi. c. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya yang mempunyai jaminan kesehatan mayoritas KIS dan yang mempunyai jaminan kesehatan ada : 66 KK dan tidak memiliki jaminan kesehatan ada 34 KK

3.2 IDENTIFIKASI MASALAH PHBS a. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya yang Merokok ada 79 KK dan yang tidak merokok ada 21 KK b. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya yang tidak CTPS ada 70 KK 3.3 IDENTIFIKASI MASALAH KESLING a. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya yang mempunyai jamban tidak sehat ada 16 KK dan yang tidak mempunyai jamban ada 4 KK c. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya yang tidak mempunyai pembuangan limbah rumah tangga ada 25 d. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya yang membuang limbah ke sungai ada 6 e. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya yang membuang sampah ke sungaiada 6 KK 3.4 IDENTIFIKASI MASALAH GIZI a. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya yang mempunyai masalah Balita Gizi Kurang ada 4 orang. b. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya yang mempunyai masalah bayi tidak mendapat ASI Eksklusif ada 11 orang. c. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya yang mempunyai masalah tidak membawa balita ke posyandu ada 3 orang

3.5 IDENTIFIKASI MASALAH KIA / KB a. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya Ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan secara tepat waktu ada 5 orang b. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya ditemukan Bayi BBLR 1 orang. c. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya PUS yang tidak memakai KB ada 10 KK

9

3.6 IDENTIFIKASI MASALAH P2P a. Dari 100 KK di Kelurahan Sumber Jaya yang tidak imunisasi (tidak lengkap) ada 3 KK b. Penyakit yang ditemukan - TB Paru

: 3

- Diare

: 7

- ISPA

: 6

- Hipertensi : 5 - DM

: 4

- ODGJ

: 1

- Gatal-gatal

: 12

- Sesak nafas

:6

- Asam urat

:6

- Sakit pinggang

:2

- Epilepsi

:1

- Stroke

:1

10

BAB IV PELAKSANAAN MMD 4.1 JADWAL PELAKSANAAN MMD Kegiatan ini dilaksanakan hari Senin tanggal 26 Pebruari 2018 di Balai Desa Kelurahan Sumber Jaya. 4.2 PENYAJIAN HASIL SMD Penyajian hasil SMD dilakukan oleh Kader Kesehatan bernama Rosdiana Manurung. Dan Penyajian ini dibuat dalam bentuk power point. (Power point terlampir) 4.3 PERUMUSAN PENENTUAN PRIORITAS MASALAH NO

PROGRAM

1

PHBS

2

3

4

KESLING

GIZI

KIA, KB

MASALAH

U

S

G

TOTAL

Merokok

3

4

5

12

CTPS

2

4

4

10

Tidak mempunyai jamban sehat

4

4

4

12

Tidak mempunyai jamban

4

5

5

14

Tidak ada SPAL

2

4

4

10

Buang sampah sembarangan

4

3

4

11

Bayi Gizi Kurang

4

5

5

14

Bayi Tidak ASI Eksklusif

4

4

4

12

Balita tidak dibawa ke posyandu

3

4

4

11

Ibu hamil tidak periksa kehamilan

4

4

5

13

Bayi BBLR

4

4

4

12

PUS tidak ber KB

3

4

4

11

Imunisasi Tidak lengkap

4

4

4

12

TB PARU

5

5

5

15

DIARE

5

5

5

15

ISPA

4

5

4

13

HIPERTENSI

4

4

5

13

tepat waktu

5

P2P

11

DM

4

4

5

13

ODGJ

3

4

4

11

Dari hasil USG dan diskusi maka prioritas masalah kesehatan yang ada di kelurahan Sumber Jaya adalah: 1. Ditemukan penderita DIARE 2. Ditemukan penderitaTB.Paru 3. Ditemukan Bayi Gizi Kurang 4. Masih ada KK yang tidak mempunyai jamban 5. Ibu hamil tidak periksa kehamilan tepat waktu 6. Ditemukan penderita ISPA 7. Ditemukan penderita HIPERTENSI 8. Ditemukan penderita DM 9. Masih Banyak KK yang MEROKOK 10. Bayi Tidak diberi ASI Eksklusif 11. Bayi lahir dengan BBLR 12. Masih ada Bayi yang Imunisasi tidak lengkap 13. Masih ada KK Tidak mempunyai jamban sehat 14. Masih ada KK Buang sampah sembarangan 15. PUS tidak ber KB 16. Balita tidak dibawa ke posyandu 17. Ditemukan penderita ODGJ 18. Banyak KK yang tidak CTPS 19. KK Tidak ada SPAL

4.4 PENENTUAN AKAR PENYEBAB MASALAH

MANUSIA

METODE

- Kurangnya berprilaku hidup bersih dan sehat Kurangnya pemahaman tentang diare Kurangnya kepedulian masyarakat

-Penyampaian informasi yang kurang kreatif

PENDERITA DIARE Makanan yang tidak bersih - Pengolahan makanan yang buruk

LINGKUNGAN

MATERIAL

12

METODE

MANUSIA -

-Penyampaian informasi yang kurang kreatif

Ketidak seimbangan jumlah petugas TB dengan wilayah kerja Pukesmas. Kurangnya kesedaran masyarakat untuk memeriksakan batuk yang dialami Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang TB Paru

Ditemukannya Penderita TB Paru Makanan yang tidak bersih - Pengolahan makanan yang buruk

LINGKUNGAN

MATERIAL

Manusia Kurangnya pengetahuan dan informasiyang mendukung membuat sarana

METODE Kebiasaan

Data dasar kesling belum akurat

Kurangnya kesadaran masyarakat Peran lintas sektor masih kurang

Kurangnya media penyuluhan cara pembuatan jamban sehat sederhana

Belum terbentuknya Kader Kesling

Mayarakat tidak mempunyai Jamban Media kesehatan kurang spt Tingkat ekonomi rendah -

Leaflet Brosur Poster dll

SARANA

Tidak adanya dana pelaksanaan program jamban sehat

LINGKUNGAN

- Kebiasaan BAB Sembarangan(sungai dll) Letak geografis yang kuran mendukung karena berada di wilayah DAS

DANA

13

Dengan menggunakan FISH BONE, maka akar penyebab masalah kesehatan di Sumber Jaya adalah sebagai berikut: 1. Diare  Penyampaian informasi yang kurang kreatif  Kurangnya berprilaku hidup bersih dan sehat  Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit Diare  Kurangnya kepedulian masyarakat  Lingkungan tidak bersih dan sehat  Tempat sampah terbuka atau tidak tertutup  Makanan yag tidak bersih  Pengolahan makanan yang buruk

2. TB.Paru  Ketidakseimbangan jumlah petugas TB dengan wilayah kerja Pukesmas  Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan batuk yang dialami  Kurangnya minat masyarakat untuk menjadi kader TB  Kurangnya penyuluhan ke masyarakat  Penularan TB Paru sangat cepat  Sanitasi rumah yang buruk  Tidak adanya pemisah antar ruang tunggu pasien poli TB dengan pasiennya lainnnya  Keterbatasan ruangan di puskesmas

3. Bayi/balita dengan Gizi Kurang  Bayi/Balita tidak mengkomsumsi makanan yang bergizi  Ibu tidak memperhatikan kandungan gizi dalam makanan yang dikonsumsi oleh balita  Ibu kurang memahami pentingnya kandungan gizi  Pendidikan ibu yang rendah  Ibu tidak menimbang balita secara teratur  Ibu kurang perhatian terhadap balita  Pengetahuan Ibu yang kurang tentang gizi  Cara penyuluhan yang tidak tepat  Penyuluhan yang diberikan sama setiap bulan  Makanan tambahan yang diberikan tidak mencukupi  Pencatatan bayi/balita gizi kurang yang tidak akurat

4. Tidak punya Jamban  Kurangnya pengetahuan dan informasi yang mendukung untuk membuat jamban sehat  Peran lintas sektor masih kurang  Kebiasaan yang buruk  Kurangnya kesadaran masyarakat

14

 Belum terbentuknya Kader Kesling  Kurangnya media penyuluhan cara pembuatan jamban sehat sederhana  Data dasar kesling belum akurat  Media kesehatan kurang  Tidak adanya dana pelaksanaan program jamban sehat  Tingkat ekonomi rendah  Letak geografis yang kurang mendukung karena berada di wilayah DAS  Kebiasaan BAB Sembarangan(sungai dll)

5. Ibu hamil tidak memeriksakan kehamilan tepat waktu  Kurangnya penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan ibu hamil dan tentang bahaya dan tanda-tanda resiko kehamilan  Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya tepat waktu  Ibu hamil usia muda  Ibu hamil berpendidikan rendah  Kurangnya dukungan suami

6. ISPA  Lingkungan rumah yang kurang memadai sehingga memudahkan penularan ISPA  Jarak rumah penduduk yang sangat sempit  Kepadatan penduduk  Kurang optimalnya pemantauan terhadap kesembuhan pasien ISPA dan penularannya  Kurangnya pengetahuan pasien akan bahaya penyakit ISPA  Kurangnya informasi yang diberikan petugas kesehatan tentang bahaya ISPA  Keterbatasan alat, media untuk penyuluhan

7. HIPERTENSI  Kurangnya pengetahuan akan pentingnya memahami factor resiko hipertensi  Rendahnya rasa ingin tahu terhadap penyakit hipertensi dan factor resikonya  Kurangnya kepedulian untuk mengatur pola makan rendah garam  Kurangnya prilaku berobat ke Fasilitas kesehatan atau lebih suka memilih untuk membeli obat yang dijual bebas diwarung  Rendahnya latar belakang pendidikan anggota keluarga

8. DM  Kurangnya pengetahuan tentang penyakit DM  Rendahnya rasa ingin tahu terhadap penyakit DM  Faktor Keturunan  Faktor umur yaitu usia lanjut  Obesitas  Gaya hidup tidak sehat

15

 Kurangnya kepedulian untuk mengatur pola makan rendah gula  Aktivitas fisik kurang  Posyandu Lansia tidak berjalan optimal

9. Merokok  Kepercayaan masyarakat bahwa merokok merupakan identitas dari laki-laki  Pemahaman tentang merokok yang salah  Tingkat ekonomi yang rendah  Sejak kecil tebiasa melihat laki-laki merokok  Kurangnya pemahaman akan bahaya merokok bagi kesehatan  Kurangnya tenaga kesehatan yang kompeten terutama dalam penyuluhan bahaya merokok  Banyaknya Tokoh Masyarakat yang merokok  Tidak ada ruangan khusus untuk merokok di TTU

10. Bayi tidak diberi ASI Eksklusif  Air susu ibu tidak ada sehingga bayi diberi susu formula  Kurangnya pengetahuan ibu mengenai pemberian ASI Eksklusif  Tidak ada dukungan dari suami  Metode penyuluhan yang tidak menarik  Penyuluhan tidak merata sehingga tidak tepat sasaran

11. Imunisasi tidak lengkap  Banyak BPS sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih mengimunisasi bayinya ke BPS  Kurangnya dukungan dari masyarakat  Sebagian kecil kelompok masyarakat dengan budaya dan kepercayaan tertentu menolak imunisasi  Data imunisasi kurang akurat

12. Membuang sampah sembarangan  Tidak seimbangnya jumlah TPA dengan jumlah sampah  Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit yang diakibatkan oleh sampah seperti penyakit DBD, gatal-gatal dll  Kurangnya penyuluhan tentang kebersihan lingkungan

13. Balita Yang Tidak Dibawa Keposyandu  Orangtua cenderung merasa tidak perlu lagi untuk menimbang dan memeriksakan anaknya di posyandu  Orangtua malas atau sibuk karena bekerja 

Pelaksanaan posyandu Balita belum optimal

16

14. PUS tidak ber-KB  PUS tidak cocok memakai jenis Alat Kontrasepsi  Tidak ada dukungan dari suami  Kurangnya pengetahuan PUS tentang KB  Kurangnya penyuluhan

15. Tidak Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)  Tidak ditanamkan kebiasaan akan pentingnya CTPS sejak kecil  Kurangnya pengetahuan tentang langkah-langkah dan waktu penting untuk CTPS  Metode penyuluhan yang kurang tepat  Anggapan sepele dari sekelompok masyarakat perihal pentingnya CTPS  Tingkat ekonomi yang rendah  Rendahnya latar belakang pendidikan anggota keluarga  Kurangnya ketersediaan fasilitas berupa air mengalir dan sabun khusus cuci tangan

4.5 PEMECAHAN MASALAH NO

1

PRIORITAS MASALAH

Diare

PENYEBAB MASALAH

-

-

-

-

-

2

TB PARU

-

-

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Penyampaian informasi yang kurang kreatif Kurangnya berPHBS Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit Diare Kurangnya kepedulian masyarakat Lingkungan tidak bersih dan sehat Tempat sampah terbuka atau tidak tertutup Makanan yag tidak bersih Pengolahan makanan yang buruk

-

Ketidakseimbangan jumlah petugas TB dengan wilayah kerja Pukesmas

-

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan batuk yang dialami

-

-

-

PEMECAHAN MASALAH TERPILIH

Metode penyuluhan yang kreatif Penyuluhan PHBS Penyuluhan Diare Kerjasama Lintas sektoral Kunjungan rumah pasien Daire Pemicuan STBM Pemeriksaan TPM Penyuluhan GIZI Tidak membuang sampah sembarangan Memiliki bak sampah tertutup Memilah sampah organic dan non organic

-

Penambahan Petugas TB Penyuluhan TB Paru Penyuluhan Gizi Penyuluhan PHBS Penyuluhan Kesling Membentuk

-

-

-

-

KET

Penyuluhan PHBS Penyuluhan Diare Pertemuan Lintas sektoral Kunjungan rumah pasien Daire Pemicuan STBM Pemeriksaan TPM Penyuluhan GIZI Penyuluhan Kesling Pembuatan bak sampah tertutup

Penambahan Petugas TB Penyuluhan TB Paru Penyuluhan Gizi Penyuluhan PHBS Penyuluhan Kesling

17

-

-

-

-

3

Balita kurang

gizi -

-

-

-

-

-

-

-

Kurangnya minat masyarakat untuk menjadi kader TB Kurangnya penyuluhan ke masyarakat Penularan TB Paru sangat cepat Sanitasi rumah yang buruk Tidak adanya pemisah antar ruang tunggu pasien poli TB dengan pasiennya lainnnya Keterbatasan ruangan di puskesmas

Bayi/Balita tidak mengkomsumsi makanan yang bergizi Ibu tidak memperhatikan kandungan gizi dalam makanan yang dikonsumsi oleh baliya Ibu kurang memahami pentingnya kandungan gizi Pendidikan ibu yang rendah Ibu tidak menimbang balita secara teratur Ibu kurang perhatian terhadap balita Pengetahuan Ibu yang kurang tentang gizi Cara penyuluhan yang tidak tepat Penyuluhan yang diberikan sama setiap bulan Makanan tambahan yang diberikan tidak mencukupi

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Kader TB Refresing kader Kunjungan rumah pada penderita TB Paru Sosialisasi pengobatan TB gratis Memakai masker Tidak membuang dahak sembarangan Kerjasama dengan lintas sektoral Dibuat pemisah antar ruang tunggu pasien poli TB dengan pasiennya lainnnya

-

Pemberian PMT pemulihan bagi Bayi/balita gizi kurang Pemberian PMT Penyuluhan bagi ibu balita agar mengerti memberikan gizi yang seimbang kepada anaknya Penyuluhan Gizi Pemantauan kesehatan bayi/balita di posyandu Pemantauan status gizi (PSG) balita dan keluarga Kunjungan rumah pada keluarga Bayi/Balita gizi kurang Metode penyuluhan yang menarik Pendataan bayi dan balita

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

Membentuk Kader TB Pertemuan refreshing kader Kunjungan rumah pada penderita TB Paru Sosialisasi pengobatan TB gratis Pembagian masker gratis Sosialisasi stop membuang dahak sembarangan Pertemuan lintas sektoral Dibuat pemisah antar ruang tunggu pasien poli TB dengan pasiennya lainnnya Pemberian PMT pemulihan bagi Bayi/balita gizi kurang Pemberian PMT Penyuluhan bagi ibu balita agar mengerti memberikan gizi yang seimbang kepada anaknya Penyuluhan Gizi Pemantauan kesehatan bayi/balita di posyandu Pemantauan status gizi (PSG) balita dan keluarga Kunjungan rumah pada keluarga Bayi/Balita gizi kurang Metode penyuluhan yang menarik Pendataan bayi dan balita

18

-

4

Tidak Memiliki Jamban

-

-

-

-

5

Ibu hamil tidak memeriksakan kehamilan tepat waktu

-

-

-

Pencatatan bayi/balita gizi kurang yang tidak akurat Kurangnya pengetahuan dan informasi yang mendukung untuk membuat jamban sehat Peran lintas sektor masih kurang Kebiasaan yang buruk Kurangnya kesadaran masyarakat Belum terbentuknya Kader Kesling Kurangnya media penyuluhan cara pembuatan jamban sehat sederhana Data dasar kesling belum akurat Media kesehatan kurang Tidak adanya dana pelaksanaan program jamban sehat Tingkat ekonomi rendah Letak geografis yang kurang mendukung karena berada di wilayah DAS Kebiasaan BAB Sembarangan Kurangnya penyuluhan tentang pentingnya pemeriksaan ibu hamil dan tentang bahaya dan tandatanda resiko kehamilan Kurangnya kesadaran ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya tepat waktu Ibu hamil usia muda Ibu hamil berpendidikan rendah Kurangnya

-

-

-

-

Penyuluhan Kesling Pemicuan STBM Kerjasama lintas sector Membentuk kader kesling Pengadaan Media informasi ttg cara pembuatan jamban sehat sederhana Kunjungan rumah pada KK yang tidak punya jamban Membuat arisan jamban Mendata secara akurat KK yang tidak punya jamban Membuat jamban communal Penyuluhan PHBS

-

-

-

-

-

-

Penyuluhan kelas ibu hamil Pendaatan Ibu hamil Sweeping Ibu hamil Pendampingan P4K Kunjungan rumah pada ibu hamil Membuat kelas ibu hamil, suami dan keluarga

-

-

Penyuluhan Kesling Pemicuan STBM Pertemuan lintas sector Membentuk kader kesling Membuat Media informasi ttg cara pembuatan jamban sehat sederhana Kunjungan rumah pada KK yang tidak punya jamban Membuat arisan jamban Mendata secara akurat KK yang tidak punya jamban Membuat jamban communal Penyuluhan PHBS

Penyuluhan kelas ibu hamil Pendaatan Ibu hamil Sweeping Ibu hamil Pendampingan P4K Kunjungan rumah pada ibu hamil Membuat kelas ibu hamil, suami dan keluarga

19

dukungan suami 6

ISPA

-

-

-

-

-

-

7

Hipertensi

-

-

-

-

-

Lingkungan rumah yang kurang memadai sehingga memudahkan penularan ISPA Jarak rumah penduduk yang sangat sempit Kepadatan penduduk Kurang optimalnya pemantauan terhadap kesembuhan pasien ISPA dan penularannya Kurangnya pengetahuan pasien akan bahaya penyakit ISPA Kurangnya informasi yang diberikan petugas kesehatan tentang bahaya ISPA Keterbatasan alat, media untuk penyuluhan

-

Kurangnya pengetahuan akan pentingnya memahami factor resiko hipertensi Rendahnya rasa ingin tahu terhadap penyakit hipertensi dan factor resikonya Kurangnya kepedulian untuk mengatur pola makan rendah garam Kurangnya prilaku berobat ke Fasilitas kesehatan atau lebih suka memilih untuk membeli obat yang dijual bebas diwarung Rendahnya latar belakang pendidikan anggota keluarga

-

-

-

-

-

Kerjasama dengan lintas sector Perkesmas pada penderita ISPA Kunjungan rumah pada penderita ISPA Penyuluhan tentang ISPA

-

-

-

Penyuluhan tentang factor resiko hipertensi Kerjasama lintas sector Pembuatan media sosialisasi tentang pola hidup makan rendah garam Sosialisasi penting berobat ke faskes -

Pertemuan dengan lintas sector Perkesmas pada penderita ISPA Kunjungan rumah pada penderita ISPA Penyuluhan tentang ISPA

Penyuluhan tentang factor resiko hipertensi Pertemuan lintas sector Pembuatan media sosialisasi tentang pola hidup makan rendah garam Sosialisasi penting berobat ke faskes

20

8

DM

-

-

-

-

9

Merokok

-

-

-

-

-

-

-

10

Bayi tidak ASI Eksklusif -

Kurangnya pengetahuan tentang penyakit DM Rendahnya rasa ingin tahu terhadap penyakit DM Faktor Keturunan Faktor umur yaitu usia lanjut Obesitas Gaya hidup tidak sehat Kurangnya kepedulian untuk mengatur pola makan rendah gula Aktivitas fisik kurang Posyandu Lansia tidak berjalan optimal

-

Kepercayaan masyarakat bahwa merokok merupakan identitas dari lakilaki Pemahaman tentang merokok yang salah Tingkat ekonomi yang rendah Sejak kecil tebiasa melihat laki-laki merokok Kurangnya pemahaman akan bahaya merokok bagi kesehatan Kurangnya tenaga kesehatan yang kompeten terutama dalam penyuluhan bahaya merokok Banyaknya Tokoh Masyarakat yang merokok Tidak ada ruang khusus untuk merokok di TTU

-

Air susu ibu tidak ada sehingga bayi diberi susu formula Kurangnya

-

-

-

-

-

Penyuluhan DM Penyuluhan Gizi Mengadakan Senam Lansia Melaksanakan Posyandu lansia

-

Penyuluhan DM Penyuluhan Gizi Mengadakan Senam Lansia Melaksanakan Posyandu lansia

Penyuluhan bahaya merokok Kerjasama lintas sector Penambahan tenaga kesehatan yang kompeten terutama dalam penyuluhan bahaya merokok Pembuatan ruang khusus merokok di TTU -

Penyuluhan bahaya merokok Pertemuan lintas sector Penambahan tenaga kesehatan yang kompeten terutama dalam penyuluhan bahaya merokok Pembuatan ruang khusus merokok di TTU

Penyuluhan Perawatan payudara Penyuluhan

Penyuluhan Perawatan payudara Penyuluhan ASI

-

ASI -

21

-

11

Imunisasi dasar tidak lengkap

-

-

-

12

PUS tidak ber KB -

-

13

Balita yang tidak dibawa ke posyandu

-

-

pengetahuan ibu mengenai pemberian ASI Eksklusif Tidak ada dukungan dari suami Metode penyuluhan yang tidak menarik Penyuluhan tidak merata sehingga tidak tepat sasaran Banyak BPS sehingga banyak masyarakat yang lebih memilih mengimunisasi bayinya ke BPS Kurangnya dukungan dari masyarakat Sebagian kecil kelompok masyarakat dengan budaya dan kepercayaan tertentu menolak imunisasi Data imunisasi kurang akurat

-

-

-

Ekslkusif Membuat penyuluhan dengan metode yang menarik

Ekslkusif Membuat penyuluhan dengan metode yang menarik

Supervisi ke BPS Kerjasama lintas sekor Penyuluhan imunisasi Melaksanakan imunisasi di posyandu Sweeping imunisasi DO Pendataan balita yang imunisasinya tidak lengkap

Supervisi ke BPS Pertemuan lintas sekor Penyuluhan imunisasi Melaksanakan imunisasi di posyandu Sweeping imunisasi DO Pendataan balita yang imunisasinya tidak lengkap

-

-

PUS tidak cocok memakai jenis Alat Kontrasepsi Tidak ada dukungan dari suami Kurangnya pengetahuan PUS tentang KB Kurangnya penyuluhan

Penyuluhan KB Sweeping KB DO Kerjasama lintas sektor -

Penyuluhan KB Sweeping KB DO Pertemuan lintas sektor

Orangtua cenderung merasa tidak perlu lagi untuk menimbang dan memeriksakan anaknya di posyandu Orangtua malas atau sibuk karena bekerja Pelaksanaan posyandu balita belum optimal

Kunjungan Rumah oleh tenaga kesehatan dan kader mengajak orangtua peran serta aktif dalam posyandu Penyuluhan tentang pentingnya membawa balita ke posyandu

Kunjungan Rumah oleh tenaga kesehatan dan kader mengajak orangtua peran serta aktif dalam posyandu Penyuluhan tentang pentingnya membawa balita ke posyandu

22

14

Tidak CTPS

-

-

-

-

-

Tidak ditanamkan kebiasaan akan pentingnya CTPS sejak kecil Kurangnya pengetahuan tentang langkahlangkah dan waktu penting untuk CTPS Metode penyuluhan yang kurang tepat Anggapan sepele dari sekelompok masyarakat perihal pentingnya CTPS Tingkat ekonomi yang rendah Rendahnya latar belakang pendidikan anggota keluarga Kurangnya ketersediaan fasilitas berupa air mengalir dan sabun khusus cuci tangan

-

-

-

Penyuluhan CTPS Sosialisasi tentang langkah-langkah dan waktu CTPS Melaksanakan penyuluhan dengan menarik Kerjasama dengan lintas sektor -

Penyuluhan CTPS Sosialisasi tentang langkah-langkah dan waktu CTPS Melaksanakan penyuluhan dengan menarik Pertemuan lintas sektor

4.6 MENYUSUN RENCANA USULAN KEGIATAN Rencana Usulan Kegiatan di Kelurahan Sumber Jaya adalah sbb: 1. Promkes -

Penyuluhan Diare

-

Penyuluhan TB PARU

-

Penyuluhan ISPA

-

Penyuluhan Penyakit Tidak Menular (Hipertensi, DM, Stroke, Jantung) dan Kesehatan Jiwa

-

Penyuluhan Kesling

-

Penyuluhan KB

-

Penyuluhan Gizi

-

Penyuluhan ASI Eksklusif

-

Penyuluhan PHBS

-

Penyuluhan Kelas Ibu Hamil

-

Penyuluhan imunisasi

-

Penyuluhan Kelas Ibu Balita

-

Refreshing kader

-

Pertemuan lintas Sektoral

-

Kunjungan rumah PHBS

23

2. Kesling -

Pemicuan STBM

-

Membentuk kader kesling

-

Membuat media informasi tentang pembuatan jamban sehat sederhana

-

Kunjungan rumah pada KK yang tidak punya jamban

-

Membuat arisan jamban

-

Membuat jamban comunal

-

Mendata secara akurat KK yang tidak punya jamban

-

Inspeksi Tempat Pengolahan Makanan (TPM)

-

Pembuatan bak/kotak sampah untuk memisahkan sampah organik dan non organik

-

Pemberantasan sarang nyamuk terutama sampah berupa barang-barang bekas

3. Gizi -

Pemberian PMT pemulihan bagi Bayi/balita gizi kurang

-

Pemberian PMT Penyuluhan bagi ibu balita agar mengerti memberikan gizi yang seimbang kepada anaknya

-

Pemantauan kesehatan bayi/balita di posyandu

-

Pemantauan status gizi (PSG) balita dan keluarga

-

Kunjungan rumah pada keluarga Bayi/Balita gizi kurang

-

Kunjungan rumah pada bayi yang tidak ASI Eksklusif

4. KIA dan KB -

Pendaatan Ibu hamil

-

Sweeping Ibu hamil

-

Pendampingan P4K

-

Kunjungan rumah pada ibu hamil

-

Membuat kelas ibu hamil, suami dan keluarga

-

Sweeping PUS KB DO

-

Membentuk kader KB

5. P2P -

Kunjungan rumah pada penderita TB Paru, Diare, ISPA, Hipertensi, DM, Stroke dan ODGJ

-

Perkesmas pada penderita TB Paru, Daire, ISPA, Hipertensi, DM, stroke dan ODGJ

-

Membentuk Kader TB Paru

-

Pembagian masker gratis

-

Sosialisasi Stop Buang Dahak Sembarangan

-

Sweeping imunisasi DO

24

-

Supervisi ke BPS

-

Pelayanan imunisasi di posyandu dan di Puskesmas

-

Senam bagi penderita Hipertensi, DM, Jantung

25

BAB IV PENUTUP Demikian laporan hasil SMD dan MMD di Kelurahan Sumber Jaya, dengan ini kami menyampaikan banyak terima kasih atas peran serta semua pihak semoga kedepannya akan menjadi lebih baik. Atas perhatian dan kerjasamanya selama ini kami ucapkan terima kasih.

Pematangsiantar, 26 Pebruari 2018 Kepala UPTD Puskesmas Rami Dinas Kesehatan Kota Pemtangsiantar

Dr Yanti M.Napitupulu, M.Kes NIP.19671007 199903 2002

26

Related Documents

Smd Dan Mmd.pptx
May 2020 16
Smd Dan Mmd
November 2019 39
Smd
November 2019 32

More Documents from ""