036 Menjadi Juara Bangsa-stie Trianandra 31 Ags 08

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 036 Menjadi Juara Bangsa-stie Trianandra 31 Ags 08 as PDF for free.

More details

  • Words: 1,585
  • Pages: 8
MENJADI

JUARA

BANGSA H. Wiranto, SH. Ketua Umum Partai HANURA Orasi Ilmiah Upacara Wisuda Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Trianandra

Ekonomi

Hotel Sahid Jaya Solo Sabtu, 31 Agustus 2008

Kemajuan umat manusia yang paling besar bukanlah terdapat pada penemuan, tetapi bagaimana penemuan itu digunakan untuk mengurangi ketidaksetaraan. Saya senang sekali menjadikan orang bergairah dengan perangkat lunak, tapi kenapa kita tidak sekalian berbuat yang lebih menyenangkan dengan menyelamatkan kehidupan? Bill Gates

SIAPA yang tak kenal Bill Gates? Semua pencinta teknologi informasi pasti mengagumi kecerdasannya. Banyak perkantoran bertaraf internasional tergantung pada soft ware-soft ware ciptaan-ciptaannya. Lawan-lawan bisnisnya seperti IBM, google, yahoo sangat hormat padanya. Bahkan banyak kaum muda sekarang yang bangga berkaca mata minus seperti dia. Gates mendirikan Microsoft pada 1975 bersama teman semasa kecilnya, Paul Allen. Pada 1980, mereka secara cerdik berunding dengan IBM Corp. hingga menghasilkan kesepakatan yang memberi hak kepada Microsoft, perusahaan baru bidang perangkat lunak, untuk melisensikan sistem operasinya ke pabrik-pabrik pembuat komputer pribadi (PC).

1|Menjadi Juara Bangsa

Perjanjian itu pada akhirnya menjadikan bisnis komputer sangat ramai, dan kekuasaan beralih dari pabrik perangkat keras ke perusahaan perangkat lunak. Saat ini, setiap tahun ratusan perusahaan memproduksi ratusan ribu PC dan 90 persennya menggunakan Windows yang diproduksi Microsoft. Microsoft go public pada 1986 dan dalam setahun, sahamnya melonjak tinggi hingga Gates, saat itu berusia 31 tahun, menjadi miliuner termuda di dunia. Namun,

tahun

2006,

Gates

mengatakan

akan

mengundurkan diri dari manajemen Microsoft pada 2008 dan mengkonsentrasikan diri pada kerja kedermawanan. Tahun 2000, Yayasan Bill and Melinda Gates ia didirikan. Yayasan ini diorientasikan kesehatan,

untuk

membantu

pengurangan

proyek-proyek

kemiskinan,

dan

peningkatan

proyek

yang

memperluas akses masyarakat pada teknologi. Nah, katakanlah kita tertinggal dua langkah dari Bill Gates. Di saat kita masih terkagum-kagum dengan semua penemuan cemerlang

ciptaannya,

dan

berusaha

keras

untuk

dapat

menyainginya, ia justru berfatwa tentang kemanusiaan. Bahwa baginya, penemuan seperti apa pun tak akan berarti bila tidak berkontribusi pada kehidupan. Barangkali banyak orang yang terkagum-kagum pada kejeniusan

Gates,

tapi

ia

justru

mementahkan

sendiri

reputasinya itu bila ternyata ia tak sanggup berbuat banyak untuk kehidupan. Mungkin saja dunia silau pada kekayaannya yang luar biasa banyak. Namun, baginya kekayaan itu hanyalah perangkat untuk membangun kehidupan manusia yang lebih baik. Ada sisi lain yang ternyata sangat didambakan seorang Gates ketimbang status sosial yang tinggi juga kesuksesan materi yang selama ini jelas dicari banyak orang di dunia ini.

2|Menjadi Juara Bangsa

Tapi begitulah. Benar kata Gates. Seseorang dihitung sebagai

orang

yang

berbudi

bukan

pada

kecerdasannya

menemukan sesuatu, tapi lebih pada bagaimana menggunakan temuannya tersebut bagi kemaslahatan publik. Apalah artinya kecerdasan tanpa peran sosial bagi masyarakat sekitar. Begitu kira-kira hikmah kita hari ini.

Apa Kabar Indonesia Hari Ini? Bagaimana dengan Indonesia, masyarakat, dan generasi penerusnya? Apakah kita masih harus belajar banyak dari orangorang seperti Bill Gates? Mari kita awali dengan gurita globalisasi yang telah berhasil menguasai seluruh sendi kehidupan bernegara. Sebagai sebuah fenomena, bagi sebuah bangsa, globalisasi, pada satu sisi memang menawarkan peluang bagi bangsa tersebut untuk tampil di kancah global. Tetapi, tentu saja sejumlah kualifikasi harus dipenuhi. Tidak dapat dipungkiri, di dalam konteks globalisasi terdapat aneka persaingan antar-entitas dalam sebuah pasar global,

di mana hukum-hukum persaingan global berlaku.

Sayangnya, tidak semua bangsa di muka bumi berangkat dari start yang sama dalam konteks persaingan itu. Satu sisi, terdapat bangsa-bangsa yang dari segi ekonomi telah demikian maju. Di sisi lain, terdapat bangsa-bangsa yang tertinggal. Parahnya, berbagai regulasi yang terkait dengan makanisme pasar bebas (liberalisme pasar) amat ditentukan oleh segelintir negara maju, tanpa

memperhatikan kondisi dan kesiapan

negara-negara yang tertinggal atau yang sedang berkembang.

3|Menjadi Juara Bangsa

Contoh paling nyata, sebut saja globalisasi ekonomi yang dewasa

ini

berparadigma

pasar

bebas.

Ia

telah

menjadi

kecenderungan global. Konsekuensinya, terjadilah kompetisi ekonomi secara bebas. Dalam situasi normal, satu negara dengan negara lain, dengan keunggulan komparatifnya masingmasing, saling bersaing secara ekonomi. Negara yang memiliki keunggulan komparasi tinggi akan memenangkan persaingan. Tetapi, pada kenyataannya tidak selalu demikian. Sebab, garisgaris perdagangan dunia telah ditentukan oleh negera-negara maju. Seunggul apa pun tingkat komparasi sebuah negara terbelakang dalam produk tertentu, tidak akan pernah bisa menyaingi negara-negara maju. Modal, akses, infrastruktur, dan kemampuan SDM keduanya tidak sebanding. Lahirlah

negara-negara

adidaya

yang

kemudian

memonopoli semua jalur perdagangan dunia. Pada konteks Indonesia, ditambah dengan kekalahan kompetisi di tataran regional, dan konsolidasi bangsa yang gagal semakin dapat diketahui bahwa negeri ini tengah mengalami kehancuran karakter yang sangat. Lebih lanjut, bangsa Indonesia pun tersudut dalam percaturan global. Perlahan tapi pasti, rasa cinta tanah air mulai menipis, tergerus oleh semakin mengguritanya kekuatan global yang tidak memberi kesempatan pada pihakpihak yang tidak dapat berkompetisi. Kini, kita bahkan merasa tidak menjadi tuan di negeri sendiri, lantaran berjuta ketergantungan hidup kita terhadap produk-produk

asing.

Kita

tak

dapat

menghindar

dari

kecenderungan kita untuk takluk di depan mereka, hanya karena kita selalu saja merasa inferior, dengan seabrek ratapan yang tidak perlu. Wajar saja, sebab negara berpenduduk terbesar nomor ke-4 di dunia ini merupakan pasar konsumen yang sangat

4|Menjadi Juara Bangsa

potensial. Makanya mereka merasa perlu untuk menghabisi posisi Indonesia sebagai negara produsen. Di sisi lain, mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, dan jumlahnya terbesar di dunia. Kaum Muslimin di Indonesia selalu ditempatkan sebagai obyek strategis. Keberadaan Indonesia sebagai negara kepulauan yang tersebar

di

antara

dua

samudra

dan

dua

benua

juga

menjadikannya faktor penentu dalam konteks geo-politik dan geo-ekonomi

dunia,

maka

mereka

merasa

perlu

untuk

domestik

yang

terus-

menghabisi kemandiriannya. Belum

lagi

seabrek

persoalan

menerus menghantui pertumbuhan negeri ini. Kita lihat praktik demokrasi yang jauh dari nilai-nilai aslinya. Demokrasi masih sebatas prosedural, belum substansial. Di mana-mana terjadi euforia kebebasan tanpa mengindahkan konstitusi. Hasilnya, chaos menjadi rutinitas negeri yang dulu sangat terkenal karena toleransinya ini. Ketimpangan

ekonomi

juga

sangat

kental

mewarnai

perjalanan sejarah bangsa. Ia bahkan berkelindan dengan kekuasaan

dan

menghasilkan

oligarki

dominan

untuk

memperalat rakyat dan kekuasaan demi kepentingan individu dan kelompok. Betapa

saat

ini

akhlak

menjadi

persoalan

berat

kepemimpinan bangsa. Orang tidak malu lagi saling serang. Orang tak merasa risih kalau pun harus menjadi komprador. Orang juga tak membutuhkan kebersamaan sebagai bangsa, karena

membahayakan

posisinya.

keterpurukan ini akan berlangsung? Bermimpilah!

5|Menjadi Juara Bangsa

Nah,

sampai

kapan

Semua cita-cita tentang sumbangsih generasi penerus bangsa dapat diawali dengan bermimpi. Dulu Bill Gates maniak games komputer. Namun, kegilaan itu justru membuatnya tertarik untuk mengaitkan matematika dengan game impiannya. Mulailah ia punya hobi baru, yakni menguasai dan menciptakan program komputer baru. Dan seperti diketahui, kini ia berhasil merajai perangkat lunak dunia. Agak

jauh

ke

belakang

ke

abad

pertengahan,

saat

Coppernicus, seorang ilmuwan, menyatakan bahwa bumi ini bulat dan berpusat pada tata surya, banyak yang bilang, ia gila. Ia bahkan dieksekusi mati karena dianggap mengajarkan hal sesat. Namun, setelah teleskop dikembangkan begitu maju, dunia pun meyakini pernyataan Coppernicus, dengan tanpa ragu sedikit pun. Ketika

Maha

Patih

Gajah

Mada

mengumandangkan

Sumpah Palapa untuk menyatukan Nusantara, ia bahkan tak peduli pada kepentingan dirinya. Ia yakin, penyatuan Nusantara akan berbuah pada pengakuan martabat bangsa di tengah pergaulan internasional. Seperti tercatat sejarah, ia pun akhirnya berhasil. Nusantara bahkan menjadi embrio terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Betapa mimpi Gajah Mada ketika itu ternyata berbuah pada persatuan dan kesatuan negara yang melimpah sumber daya alamnya ini. Maka bermimpilah, atau bercita-citalah. Sebab, dengan mimpi, seseorang akan berusaha untuk fokus dalam bertindak. Bila kaum muda Indonesia memiliki fokus tindakan yang tak tanggung-tanggung, 220 juta penduduk negeri ini akan bertemu dengan kebahagiaan, lantaran memiliki generasi penerus yang penuh kualifikasi mumpuni.

6|Menjadi Juara Bangsa

Indonesia Butuh Juara Bangsa Perubahan terjadi sangat cepat. Hanya sosok-sosok yang mampu menyesuaikan diri dengan cepatlah yang mampu berperan dalam perubahan itu. Sementara itu, untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan, seseorang harus berpikir terbuka. Ia dapat menerima perubahan, serta siap memasuki perubahan tersebut. Beruntunglah kaum muda yang mampu memahami dunia yang berubah cepat, juga dapat memasuki masa itu dengan tanpa

mengikis

identitas

utama

kediriannya.

Karena,

keterbukaan berpikir tentu harus selaras dengan kecerdasan mentalnya. Jadi, berpikir terbuka berbeda dengan plagiasi, atau berperilaku meniru bulat-bulat apa yang tengah menjadi tren saat ini. Kerja keras adalah pilihan penting selanjutnya. Sebab, mimpi tidak akan menjadi kenyataan tanpa kerja keras. Lihatlah, Paul Gilbert, mantan gitaris Mr. Big, melatih jari-jarinya selama 8 jam sehari. Simaklah, Einstein bahkan tak sempat mengurus rambutnya,

dan

larut

pada

laboratoriumnya.

Ketahuilah,

Ronaldinho bahkan tidur bersama bolanya. Bekerja keras tentu sangat menyenangkan bagi kaum muda yang memiliki cita-cita. Waktu menjadi sangat penting untuk diisi hal-hal positif agar dapat mengerti banyak hal. Membaca, menulis, diskusi, meneliti, berkarya, berekspresi, hingga mencintai keluarga dan taat beragama. Kreativitas akan tumbuh

dari

komunitas

muda

yang

energik,

memiliki

keingintahuan besar, dan tidak takut berkompetisi. Sebab, semua generasi muda yang dilahirkan berpotensi menjadi juara. Untuk melengkapi kiprah semangat muda, berdedikasi tentu juga merupakan hal penting. Seorang pemuda yang baik

7|Menjadi Juara Bangsa

pasti memiliki orientasi sosial, agar berguna bagi orang lain di sekitarnya.

Persembahan

tersebut

dapat

mewujud

dalam

perilaku untuk berbagi dan aksi. Berbagi artinya membagikan apa yang kita miliki kepada masyarakat; ada yang membuat perpustakaan umum bagi anak jalanan, kegiatan pengobatan gratis, atau berbagi dalam bentuk lain,

yaitu

berbagi

kebahagiaan

kepada

masyarakat

yang

membutuhkan perhatian khusus, seperti kepada anak-anak yatim piatu, panti jompo, dan sebagainya. Jika tidak ada sesuatu yang dapat diberikan secara langsung maka bisa melakukan aksi, yaitu kegiatan-kegiatan sosial

dalam

bentuk

aksi

pembersihan

lingkungan,

ikut

pengamanan lingkungan, ikut mengatur lalu lintas ketika macet, dan aksi apa pun yang bermanfaat bagi sesamanya. Bila masyarakat telah merasakan kehadiran generasi muda dalam hari-harinya, bukan hal mustahil, di masa depan bangsa ini

akan

berisi

pemimpin-pemimpin

tangguh

yang

dapat

mengemban amanah, jujur, adil, dan menyampaikan kebenaran. Lihatlah, jalan menuju masa depan yang cerah telah terbentang luas di depan kita... terang-benderang. Selamat menjadi Juara Bangsa. Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhai generasi muda Indonesia. Saya berdoa untuk keberhasilan Anda semua. Amin.

8|Menjadi Juara Bangsa

Related Documents

Ags-08 Rev1
June 2020 4
Ags
November 2019 16
Ags
December 2019 17
036
November 2019 22
036
November 2019 22