00.pdf

  • Uploaded by: IkhsanRafi
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 00.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 2,538
  • Pages: 11
KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Tuhan karunia alam yang telah memberikan kita nikmatnya, kehidupan dan nikmat kasih sayang yang teranugerahkan dengan sempurna hingga kita diberi kemudahan untuk melakukan segala aktifitas dengan mudah. Shalawat beserta salam mari kita hadiahkan kepada sang suri tauladan pembawa kebenaran dan kabar kebahagiaan yang telah mengangkat derajat kejahiliaan menuju derajat yang penuh dengan kemuliaan dan penuh dengan kecanggihaan seperti yang telah kita nikmati pada saat ini. Kami sebagai penulis sangat bersyukur kepada Allah karena telah diberi kemampuan untuk menyelesaikan kewajiban kami sebagai mahasiswi dengan menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Perilaku Non-Verbal dalam Komunikasi” dengan penuh rasa tanggung jawab. Kami juga ucapkan banyak terima kasih kepada referensi buku dan Google yang sangat membantu dalam penyelesaian makalah ini, juga memberi pengetahuan dan ilmu tambahan kepada kami. Semoga makalah ini bermanfaat untuk penulis dan pembaca agar menjadi amal jariyyah untuk bekal hidup kami selanjutnya. Terima kasih juga kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah “NLP dan Komunikasi Konseling” yakni Nyai Nazlah Hidayati, M.Ps.I yang telah mempercayai kami untuk membuat makalah ini sehingga dapat membantu mahasiswi untuk lebih memahami cara komunikasi dalam proses konseling. Kami menyadari bahwa makalah yang telah kami buat jauh dari kesempurnaan , masih dipenuhi kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, kepada siapapun yang bersangkutan penulis mengharapkan adanya sebuah kritik dan saran demi perbaikan selanjutnya, karena kami hanyalah manusia yang jauh dari kesempurnaan dan tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi semuanya dan mendapat ridha Allah SWT. Amin

Prenduan, 17 Januari 2017

Penulis

PEMBAHASAN A. Perilaku Non Verbal dalam Komunikasi Di dalam proses konseling terjadi perilaku verbal dan juga perilaku non verbal, seperti gerak badan, isyarat, ekspresi wajah, nada suara dan sebagainya. Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima.1 Komunikasi nonverbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal. Banyak orang tidak menyadari bahwa rasa suka ataupun rasa benci bisa tersampaikan hanya karena bahasa nonverbal mereka. Di antara sekian banyak perilaku non verbal seperti senyuman, pandangan mata, atau sentuhan sering menjadi perilaku non verbal yang paling berpengaruh. Syarat, gerakan tubuh, postur tubuh, gerakan kepala, ekspresi wajah, dan kontak mata adalah perilakuperilaku yang kesemuanya di sebut bahasa tubuh yang mengandung makna pesan yang potensial. Diasumsikan bahwa setiap komunitas budaya memiliki cara-cara khas untuk menyampaikan pesan lewat gerakan tubuh. Hanya dari orang-orang komunitas mereka sendirilah yang bisa mengerti maksud dari pesan tersebut.2 Komunikasi non verbal adalah setiap informasi atau emosi dikomunikasikan tanpa menggunakan kata-kata atau nonlinguistik. Komunikasi non verbal adalah penting, sebab apa yang sering kita lakukan mempunyai makna jauh lebih penting daripada apa yang kita katakan. Komunikasi non-verbal juga sebagai penggambaran emosi yang tidak terungkapkan dengan lisan, maka dari itu antara komunikasi verbal dan non verbal tidak bisa dipisahkan. Maka dari itu, tidak heran jika anak autis bisa berkomunikasi dengan guru atau teman-temannya dengan nyaman dengan menggunakan gerakan tubuh sebagai komunikasinya sehari-hari.3

1

Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2010) hlm. 343 Deddy Mulyana. Komunikasi Efektif; Suatu Pendekatan Lintas Budaya. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2008) hlm. 159 3 Reza Rizkina Taufik. 2015. Pengelolaan Pesan Non Verbal pada Komunikasi Siswa Autis di SLB LOB ABCDE Cibiru Bandung. “Jurnal Ilmu Komunikasi” Vol II (2) hlm 66 2

B. Jenis-jenis Perilaku Non-Verbal dalam Komunikasi Menurut Ruben & Stewart (2005) komunikasi non verbal memiliki beberapa saluran, yaitu:4 1. Paralanguage Salah satu basgian dari paralanguage adalah vocalics pesan-pesan auditori yang diciptakan dalam proses bicara (cara berbicara). Bagaimana nada suara, nada bicara, intonasi, keras atau lemahnya suara, dan kecepatan berbicara. 2. Kinesics Mencakup gerakan tubuh, lengan dan kai, ekspresi wajah (facial expression), dan perilaku mata (eye behavior) ketika berkomunikasi dengan orang lain, ekspresi wajah akan selalu berubah tanpa disadari baik ketika berbicara ataupun sedang mendengarkan. Mata juga merupakan saluran komunikasi nonverbal yang penting, dengan memelihara kontak mata dan tersenyum orang yang sedang berkomunikasi dengan kita akan berasumsi bahwa kita tertarik dengan pembahasan atau persoalan yang sedang diperbincangkan. 3. Haptics Sentuhan atau kontak tubuh dikatakan oleh Emmert dan Donaghy sebagai cara terbaik untuk mengimunikasikan sikap pribadi, baik yang positif maupun yang negatif. Frekuensi dan durasi sentuhan juga dapat menjadi indikasi terntang persahabatan dan rasa suka diantara orang yang melakukannya. Contoh: berjabat tangan, berpelukan, menampar, memukul, mengelus kepala, mencium tangan dsb. 4. Proxemics (jarak) Yaitu suatu cara bagaimana orang-orang yang terlihat dalam suatu tindak komunikasi berusaha untuk merasakan dan menggunakan ruang. Proksemika tidak hanya meliputi jarak antara dua orang yang terlibat dalam percakapan, tetapi juga orientasi fisik mereka.

4

Prisca Oktavia Della. 2014. Penerapan Metode Komunikasi Non-Verbal yang Dilakukan Guru pada Anakanak Autis di Yayasan Pelita Bunda Therapy Center Samarinda. “e-Journal Ilmu Komunikasi” Vol 2 (4) hlm 116-117

Penting diketahui bahwa orang-orang dari budaya yang berbeda mempunyai cara yang berbeda pula dalam menjaga jarak ketika bergaul dengan sesamanya. Bila kita berbicara dengan orang beda budaya, kita harus dapat memperkirakan pelanggranpelanggaran apa yang akan terjadi.5 Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah fungsi penting. Periset nonverbal mengidentifikasikan enam fungsi utama, yaitu: 1. Untuk menekankan 2. Untuk melengkapi 3. Untuk mengatur 4. Untuk menunjukan kontradiksi 5. Untuk mengulangi 6. Untuk menggantikan Dari berbagai studi yang pernah dilakukan sebelumnya, kode nonverbal dapat dikelompokan dalam beberapa bentuk, antara lain: 1. Kinesics 2. Gerakan mata 3. Sentuhan 4. Paralanguage 5. Diam 6. Postur tubuh 7. Kedekatan dan ruang 8. Artifak dan visualisasi 9. Warna 10. Waktu 11. Bunyi 12. Bau 13. Gerakan wajah6

Prisca Oktavia Della. 2014. “Penerapan Metode Komunikasi Non Verbal yang Dilakukan Guru Pada Anakanak Autis di Yayasan Pelita Bunda Therapy Center Samarinda”. E-Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol 2, 4. Hlm 118 6 Deddy Mulyana. Komunikasi Efektif; Suatu Pendekatan Lintas Budaya. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2008) hlm. 161 5

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, perilaku non verbal sangat berkaitan erat dengan perilaku verbal, maka dibawah ini akan dijelaskan perialu non verbal yang sangat terjalin erat hubungannya dengan perilaku verbal:7 a. Isyarat Muka Isyarat muka dapat memperlihatkan komunikasi yang bersifat afektif yakni emosi dan sikap seperti ketika bercerita keseruan ketika liburan ke taman bunga, maka jika tidak diikuti dengan wajah yang berseri-seri pendengar tidak merasa tertarik terhadap cerita tersebut. b. Proxemic Behavior Yakni adanya ketidaksesuaian antara perilaku verbal dan non verbal seseorang. Seperti seorang konselor yang mengatakan bahwa empati kepada klien, tapi tidak diikuti dengan perilaku atau bahasa tubuh konselor maka tidak akan mempengaruhi perilaku klien. c. Perilaku attending Contoh perilaku attending ini seperti anggukan kepala, badan agak membungkuk kedepan, senyum dan sebagainya. Perilaku ini sangat mendorong terjalinnya komunikasi yang baik terutama untuk konselor.

C. Bagian-bagian Tubuh yang Menggunakan Bahasa Tubuh Bagian-bagian tubuh yang langsung berhubungan dengan bahasa tubuh: a. Kepala Bagian tubuh ini biasa digunakan untuk menegaskan (gerakan mengangguk) atau menolak (gerakan menggeleng) informasi yang diberikan. b. Wajah Wajah adalah bagian tubuh yang paling banyak mengirimkan pesan tersembunyi. Bagian ini dapat menunjukan emosi seseorang. Mata adalah salah satu bagian wajah yang paling menarik dibahas dalam hubungannya dengan bahasa tubuh karena melalui mata anda dapat berkomunikasi secara intens dengan orang lain. Menatap

7

Nurul Ramdhani Makarao. NLP (Neuro Linguistic Programming), Komunikasi Konseling (Aplikasi dalam Pelayanan Kesehatan). (Bandung: ALFABETA. 2010) hlm 118-119

mata kekasih dengan lembut menandakan bahwa betapa anda sangat memperhatikannya. c. Pundak Bagian ini biasanya digunakan untuk menunjukan ketidaktertarikan seseorang pada pembicaraan seseorang. d. Lengan Bagian tubuh ini bisa mengekspresikan emosi dan berkuasa (berkacak pinggang). Menyilangkan lengan juga menunjukan ketidaksukaan sementara merenggangkan lengan mengekspresikan emosi yang kuat. e. Tangan Bagian ini bisa digunakan untuk mengekspresikan emosi, persahabatan, dan sebagainya. f. Kaki Arah kaki penting untuk menilai sikap seseorang terhadap mitra bicaranya. Posisi kaki juga dapat menunjukan kekuasaan dirinya (mengangkangkan kaki) atau menunjukan kekuatan dirinya (berdiri dengan kaki merapat). Orang-orang yang berkaki bengkok atau berbentuk huruf

U cenderung terlihat muda, naif dan

cengeng. 8

D. Penggunaan Gesture dalam komunikasi Gesture adalah bentuk perilaku non verbal pada gerakan tangan, bahu dan jari-jari. Gesture juga merupakan kombinasi dari bentuk tangan, orientasi dan gerakan tangan, lengan atau tubuh dan ekspresi wajah untuk menyempaikan pesan dari seseorang. Dalam makalah ini akan dipaparkan beberapa macam Gesture, yaitu: 1. GESTURE DENGAN TELAPAK TANGAN9 Kita menggunakan tangan untuk mendukung gaya bicara kita atau bahkan menggantinya a. Gerakan Tangan Terbuka Tangan yang terbuka menunjukan kebenaran, keterbukaan, kepercayaan dan kerelaan. Ada 3 gerakan tangan yang bisa terjadi:

8 9

Susan G. Buckley. Buku Pintar Bahasa Tubuh. (Jakarta: Cerdas Pustaka. 2008) hlm 28-30 Vijay Kumar. Body Language. (Yogyakarta: Tugu Publisher. 2013) hlm 22

a. Telapak tangan menghadap ke atas berarti seseorang sedang meminta sesuatu, telapak tangan ke bawah berarti seseorang sedang berusaha menekan atau memencet sesuatu. b. Ketika seseorang berusaha untuk jujur total, maka dia akan mengulurkan salah satu atau kedua tangannya dengan telapak tangan terbuka. c. Anak kecil akan menyembunyikan telapak tangan dibelakang badannya ketika ia berbohong atau menyembunyikan sesuatu. b. Jabatan Tangan Cara berjabatan tangan yang dominan dan mengalah: a. Mengubah letak tangan sehingga telapak tangan menghadap kebawah. Tidak perlu sampai menghadap ke lantai, tetapi harus menekan ke bawah telapak tangan lawan. Dengan cara ini mengatakan padanya bahwa kita ingin mendominasi pertemuan-pertemuan selanjutnya. b. Menawarkan jabatan tangan dengan telapak tangan menghadap ke atas. Hal ini efektif untuk memgang kontrol lawan atau bila hendak memberikannya perasaan berkuasa. c. Jabatan tangan seimbang dan vertikal adalah jabatan tangan yang digunakan oleh seorang ayah sewaktu mengajari anaknya untuk berjabat tangan secara laki-laki. Juga digunakan untuk saling menunjukan rasa hormat dan persahabatan. 2. GESTURE DENGAN TANGAN DAN LENGAN a. Gerak Isyarat Tangan 1. Menggosok Telapak Tangan Menggosok telapak tangan berarti sedang berharap sesuatu yang positif. 2. Menjalin Jari-jari Tangan Gerak ini menandakan bahwa dia sedang memendam sikap yang negatif. Ada tiga posisi utama; menjalin jari-jari di depan wajah, tangan diletakan diatas meja atau di atas pangkuan bila sedang duduk dan dimuka tubuh bila berdiri. Orang yang dengan tangan diangkat tinggi akan sulit ditangani daripada orang yang tangannya disimpan diatas meja.

3. Tangan Membentuk Menara Gerak ini sering digunakan dalam interaksi atasan dan bawahan, atau menandakan bahwa dia maha tau. Gerak ini memiliki dau versi; ketika seseorang sedang mengemukakan pendapatnya maka tangannya terangkat hingga membentuk menara, dan ketika mendengarkan tangan menghadap kebawah. b. Mencengkram Tangan, Lengan dan Pergelangan Tangan 1. Satu tangan memegang tangan yang lain dan meletakannya di belakang, maka dia sedang percaya diri dan superioritas. Biasanya dipakai oleh polisi bila sedang PATROLI dan kepala sekolah bila sedang mengelilingi sekolah. 2. Satu tangan memegang lebih tinggi di atas perelangan tangan dan diletakkan dibelakang tubuhnya, maka dia sedang frustasi dan berusaha mengontrol, seolah-olah berusaha berlindung dari pukulan. 3. Ketika tangan yang memegang bergerak ke atas pada tangan yang lain, maka dia sedang dalam keadaan sangat marah dan berusaha untuk mengendalikannya. c. Menggunakan Ibu Jari Ibu jari menunjukan karakter dan rasa bangga. 1. Ibu jari ditempelkan dibagian luar saku depan (jaket, jas dll) untuk menciptakan kesan posisi tinggi 2. Ibu jari ditonjolkan dari saku belakang dalam situasi tersembunyi atau merahasiakan sesuatu, dengan tujuan menyembunyikannya. Wanita agresif dan dominan akan meniru posisi laki-laki seperti itu. 3. Menyilangkan tangannya dengan posisi ibu jari menunjukan ke atas dan kakinya digoyangkan, maka dia menunjuka sifat negatif, dan sikap superior. 4. Ketika ibu jari digunakan untuk menunjukan kepada seseorang, maka hal tersebut mencerminkan sikap ejekan dan tidak sopan. 5. Ibu jari yang digoyang-goyangkan tidak lumrah dipakai wanita, namun dipakai oleh wanita yang tidak ingin maju. 3. GESTURE DENGAN TANGAN DI WAJAH a. Memegang Mulut Posisi ini menunjukan bahwa sang pelaku ingin menyembunyikan sesuatu yang ingin disampaikan.

b. Menyentuh Hidung Sentuhan ini termasuk isyarat kamuflase yang lebih cerdas daripada memegang rambut. Ketika seseorang dalam posisi ini berarti dia sedang merespon beberapa pikiran negatif, juga berarti dia sedang menutupi kebohongan atau digunakan oleh pendengar yang meragukan pernyataan pembicara yang sedang didengar. c. Menggosok Mata 1. menggosok mata dengan semangat berarti dia sedang berbohong, dan jika kebohongannya sangat besar maka sesekali dia buang pandangan ke arah lantai. 2. Posisi itu juga berarti mencerminkan ketidak tulusan hati. d. Menggosok Telinga 1. Ketika dia tidak ingin mendengar apa yang disampaikan orang lain, dia akan meletakan tangannya disekitar telinga dengan hati-hati. 2. Ketika telinganya ditarik kearah depan mendekati cuping atau lekukan telinga, maka berarti dia cukup mendengar apa yang dikatakan lawan dan dia ingin bicara. e. Menggaruk Leher Menggaruk leher dengan telunjuk pada salah satu sisi leher atau dibawah telinga, berarti dia ragu-ragu dan tidak begitu setuju. f. Memegang Kerah Baju 1. Berarti kebohongannya telah diketahui oleh orang lain 2. Ketika seseorang dalam keadaan marah atau frustasi dengan menarik kerah baju keluar leher. g. Jari Jemari di Mulut 1. Ketika seseorang berada dibawah tekanan 2. Dalam rangka mengurangi stress yang di deritanya, kadang seseorang menaruh benda spt bulpoin, pensil, rokok dll di mulutnya. h. Isyarat di Pipi dan Dagu 1. Ketika seseorang menyangga kepalanya dengan tangan, berarti dia berada dalam keadaan jenuh, tidak berminat dan berusaha menahan kantuk. 2. Ketukan jari kaki dan tangan secara terus menerus di atas bangku menunjukan ketidaksabaran. Semakin cepat ketukan tangan, berarti dia sangat tidak sabar.

3. Jika tangannya ditempel di pipi dengan telunjuk mengacung ke atas, berarti dia sedang menilai sesuatu yang penting. 4. Jika ibu jarinya menyangga dagu dengan telunjuk tertempel lurus ke atas di bagian pipi, berarti dia sedang berpikir negatif atau berpikir kritis 5. Ketika seseorang sedang menentukan keputusan, tangannya akan bergerak ke arah dagu dan mulai menepuk-nepuk pipi.

E. Tujuan Perilaku Non-Verbal Di bawah ini akan dijelaskan tujuan dilakukannya komunikasi non verbal:10 1. Emblems/lambang Adalah untuk melukiskan kata-kata, seperti untuk menyatakan I’m Ok dan sebagainya 2. Ilustrator Menekankan apa yang diucapkan dengan gerakan tangan atau tubuuh sehingga pesan yang akan disampaikan bisa betul-betul dipahami. Biasanya dipakai ketika pidato atau penjelasan. 3. Affect Display Pernyataan tentang perasaan, misalnya menjatuhkan air mata ketika sedih, dan mengernyitkan alis ketika sebal. 4. Regulations Peraturan-peraturan, seperti kerlingan mata dan gelengan kepala. 5. Adapters Yaitu penyesuaian emosi dan gerak tubuh seperti, gerak kaki, pengaturan emosi, sikap dan sebagainya. Dari sekian banyak penelitian terhadap komunikasi non verbal yang dipakai oleh anak autis di berbagai kota, maka kebanyakan perilaku non verbal yang dipakai adalah tersenyum, meraung-raung, mengeluarkan air mata, diam, ketawa-ketawa, bahkan mencubit, memukul dan menjambak rambut orang lain. Perilaku non verbal yang positif (tersenyum, tertawa dll) menandakan bahwa si anak sedang merasakan kenyamanan dengan sekitarnya, seperti sudah merasa kenyang atau senang dengan pelajaran yang diberi gurunya.

10

Ibid... hlm 117

Namun, tidak semua perilaku komunikasi non verbal sama pada anak autis memiliki makna yang sama pula dengan anak autis yang lainnya11.

DAFTAR PUSTAKA 

Mulyana, Deddy. 2010.

Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja

Rosdakarya 

Mulyana, Deddy. 2008. Komunikasi Efektif; Suatu Pendekatan Lintas Budaya. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.



Taufik, Reza Rizkina. 2015. Pengelolaan Pesan Non Verbal pada Komunikasi Siswa Autis di SLB LOB ABCDE Cibiru Bandung. “Jurnal Ilmu Komunikasi” Vol II (2)



Buckley, Susan G. 2008. Buku Pintar Bahasa Tubuh. Jakarta: Cerdas Pustaka.



Kumar,Vijay. 2013. Body Language. Yogyakarta: Tugu Publisher.



Makarao, Nurul Ramdhani. 2010. NLP (Neuro Linguistic Programming), Komunikasi Konseling (Aplikasi dalam Pelayanan Kesehatan). Bandung: ALFABETA.



Della, Prisca Oktavia. 2014. “Penerapan Metode Komunikasi Non Verbal yang Dilakukan Guru Pada Anak-anak Autis di Yayasan Pelita Bunda Therapy Center Samarinda”. E-Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol 2, 4.

11

Reza Rizkina Taufik. 2015. Pengelolaan Pesan Non Verbal pada Komunikasi Siswa Autis di SLB LOB ABCDE Cibiru Bandung. “Jurnal Ilmu Komunikasi” Vol II (2) hlm 67-68

Related Documents


More Documents from ""