Yudi Ogtama.docx

  • Uploaded by: oga
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Yudi Ogtama.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 888
  • Pages: 5
Nama: Yudi Ogtama Nim : P17210171018

BAB I PENDHULUAN 1.1 Latar Belakang

Insidens tuberculosis dilaporkan meningkat secara dramatis dalam decade terakhir di wolrd termasuk Indonesia. Tuberkulosis biasanya, berkembang di Negara berkembang atau terjadi pada populasi dengan rendah ekonomisosial. Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk basil dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama basil Koch. (P. B.- Tuberculosis & 2003, n.d.) Penderita TB paru akan mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti batuk berdahak kronis, demam, berkeringat tanpa sebab di malam hari, sesak napas, nyeri dada, dan penurunan nafsu makan. Semuanya itu dapat menurunkan produk tivitas penderita bahkan kematian. Pasien TB paru juga sering dijumpai konjungtiva mata atau kulit yang pucat karena anemia, badan kurus atau berat badan menurun.Dampak penyakit ini tidak juga pengaruh fisik tetapi juga psikologis. Ini juga terkait dengan biaya yang lebih tinggi selama dirawat di rumah sakit dan pemulihan di rumah. Oleh karena itu, dibutuhkan lebih banyak tanggung jawab dengan profesi lain seperti dokter, perawat, dantim kesehatan lain untuk mengatasi masalah ini.(J. S.- Tuberculosis & 2003, n.d.) TB paru merupakan penyakit infeksi penting saluran pernafasan. Basil mikrobakterium tersebut masuk kedalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet infection) sampai alveoli, sehingga terjadi infeksi primer (ghon) yang

dapat menyebar kekelenjar getah bening dan terbentuklah primer kompleks (ranke). Keduanya dinamakan tubercolosis primer, yang dalam perjalanannya sebagian besar akan mengalami penyembuhan. Tubercolosisparu primer adalah terjadinya peradangan sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadapbasil mikrobakterium, sedangkan tubercolosis post primer (reinfection) adalah peradangan bagian paru oleh karena terjadi penularan ulang pada tubuh sehingga terbentuk kekebalan spesifik terhadap basil tersebut.(Voskuil, Visconti, Tuberculosis, & 2004, n.d.) Tempat kelainan lesi TB paru yang perlu dicurigai adalah bagian apeks paru. Bila dicurigai infiltrat yang agak luas, maka akan didapatkan perkusi y ang redup dan auskultasi nafasbronkial. Selain itu juga dijumpai suara nafas tambahan berupa ronkhi basah, kasar, dan nyaring. Tetapi bila infiltrate ini diliputi oleh penebalan pleura, suara nafasnya menjadi vesicular melemah. Pada limfadenitis tuberculosis, terlihat pembesaran kelenjar getah bening, paling sering dijumpai pada daerah leher, kadang-kadang daidaerah aksila. Pembesaran kelenjar tersebut dapat menjadi “cold abscess”.(Gomez, Tuberculosis, & 2004, n.d.) Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular. Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TB paru ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu olehsel-selparu. Mekanismepembentukandindingitumembuatjaringan di sekitarnyamenjadijaringanparutdanbakteri TB paru akan menjadi dormant (istirahat).(chemotherapy & 2001, n.d.) Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebaga itu berkel pada pemeriksaan fotorontgen. Sistem imun tubuh beresponden gan melakukan reaksi inflamasi. Fagosit (neutrofildanmakrofag) menelan banyak bakteri; limpospesifiktubercolosismelisis (menghancurkan) basil danjaringan normal. Reaksi jaringan ini mengakibatkan penumpukan eksudat dalam alveoli, menyebabkan bronco pneumonia dan infeksi awal terjadi dalam 2-10 minggu setelah pemajanan(J. F.Tuberculosis & 2004, n.d.)

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Hingga saat ini, tuberkulosis masih menjadi penyakit infeksi menular yang paling berbahaya di dunia. World Health Organization(WHO) melaporkan bahwa sebanyak 1,5 juta orang meninggal karena TB (1.1 juta HIV negatif dan 0.4 juta HIV positif) dengan rincian 89.000 laki-laki,480.000 wanita dan 140.000 anak-anak. Pada tahun 2014,kasus TB diperkirakan terjadi pada 9,6 juta orang dan 12%diantaranya adalah HIV – positif (WHO, 2015). Berdasarkan Global Tuberculosi Tuberkulosis pulmoner adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang parenkim paru, dengan agen infeksius utama Mycobacterium tuberculosis. (Smeltzer & Bare,2005) Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, yang dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah.(Price & Wilson,2009) TBC atau tuberculosis adalah infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyerang dan merusak jaringan tubuh manusia. Bakteri tersebut dapat ditularkan melalui saluran udara. TBC biasanya menyerang paru-paru, namun bisa juga menyebar ke tulang, kelenjar getah bening, sistem saraf pusat, jantung, dan organ lainnya. TBC memang dapat disembuhkan dengan pengobatan yang benar dan tepat tentunya. Secara umum, pengobatan TBC saat ini dijalankan dengan memberikan beberapa jenis antibiotic kepada pengguna dengan dosis yang tepat, serta dalam jangka waktu tertentu. Vaksin juga diberikan sebagai langkah pencegahan. Vaksin ini disebut dengan BCG (Bacillus Calmette-Guerin) dan vaksin jenis ini di Indonesia telah diberikan pada bayi-bayi yang belum berusia 2 bulan serta masuk dalam imunisasi dasar. Langkah pengobatan serta pencegahan TBC sangatlah penting untuk dilakukan. Mengingat penyakit ini tergolong berat dan menular, dengan skema

penularan yang relatifcukup mudah, yakni melalui pernapasan. Terlebih lagi juga terdapat risiko komplikasi yang mungkin saja terjadi, yakni: 

Meningitis



Kerusakan sendi



Gangguan organ tubuh, seperti ginjal, hati, jantung



Merasa nyeri pada punggung

Daftar Pustaka Mendeley

chemotherapy, T. P.-A. agents and, & 2001, undefined. (n.d.). Search for new drugs for treatment of tuberculosis. Ncbi.Nlm.Nih.Gov. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC90582/ Gomez, J., Tuberculosis, J. M.-, & 2004, undefined. (n.d.). M. tuberculosis persistence, latency, and drug tolerance. Elsevier. Retrieved from https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1472979203000866 Tuberculosis, J. F.-, & 2004, undefined. (n.d.). Immunology of tuberculosis and implications in vaccine development. Elsevier. Retrieved from https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1472979203000921 Tuberculosis, J. S.-, & 2003, undefined. (n.d.). Pediatric tuberculosis: time for a new approach. Elsevier. Tuberculosis, P. B.-, & 2003, undefined. (n.d.). Structure, function, and biogenesis of the cell wall of Mycobacterium tuberculosis. Elsevier. Retrieved from https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1472979202000896 Voskuil, M., Visconti, K., Tuberculosis, G. S.-, & 2004, undefined. (n.d.). Mycobacterium tuberculosis gene expression during adaptation to stationary phase and low-oxygen dormancy. Elsevier. Retrieved from https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S147297920400023X

Sumber buku https://repository.ugm.ac.id/273526/1/Draft%20Buku%20Antituberkulosis%2014 %20Desember.pdf https://sitinur80.wordpress.com/2016/02/17/buku-ajar-penyakit-tbc/ Sumber lain https://hellosehat.com/penyakit/tbc-tuberculosis/ https://www.cermati.com/artikel/penyakit-tbc-apa-penyebab-gejala-danpengobatan-yang-tepat

Related Documents


More Documents from "Zulfikar Abdul Aziz"