Workshop kepala sekolah, 1-2 Juli 2009 Rationale •Pendidikan di mana orang-orang mengalami tidur dogmatis. Tetap beraktifitas namun dijalankan secara mekanis, dalam rutinitas dan seolah kehilangan kesadaran kritis. Mereka melakukan apa yang mereka lakukan. Namun, ketika ditanyakan mengapa, dijawab: sudah begini dari dulu. Yang menjawab ini janganjangan tidak hanya siswa tapi juga guru atau kepala sekolah. Saya yakin ini tidak benar! •Ini sebuah ratapan sekaligus harapan
Integrasi • Salah satu sebabnya adalah bahwa metode pendidikan dan isi pendidikan diberikan dalam kelas yang tidak mengajarkan mereka untuk membuka mata pada dunia. Pendidikan jatuh pada teknikalitas dan transfer pengetahuan teknis. Pendidikan menjadi virtual, telah tercabut dari realitas, dan menjadi artifisial. Pendidikan bukanlah usaha manusia untuk memahami dunia dengan segala kerumitannya, tetapi seni menghafal materi yang dimuntahkan pada saat ujian. Kata kuncinya adalah integrasi pengetahuan dengan dunia (cf. non scholae sed vitae discimus)
Analitis • Di samping integrasi guru perlu mengajarkan berpikir analitis; tidak sekedar memberikan data baru tetapi berusaha menarik kesimpulan-kesimpulan logis dari data dan fenomena yang sudah ada. Siswa diberi makanan baru, sementara yang lama belum juga diolah. Perut bisa mual, dan pada akhirnya muntah.
kritis • Kemampuan menarik kesimpulan logis dari data yang sudah ada juga berguna untuk membuat orang menjadi kritis. Orang yang kritis sulit mengalami tidur dogmatis. Mereka bertanya dan menggugat tentang segala sesuatu yang sudah berjalan rutin, namun terasa tidak tepat. Dalam realita banyak orang terganggu dengan orang-orang yang kritis, padahal merekalah pemicu perubahan!
praksis • Cara berpikir analitis dan kritis adalah praksis itu sendiri. Pikiran adalah tindakan. Banyak orang berpendapat bahwa berpikir itu bukan tindakan nyata. Yang disebut tindakan nyata adalah demonstrasi, pelatihan, atau apapun. Padahal semua itu tidak dapat dilakukan jika orang tidak berpikir terlebih dahulu. Tidak hanya awal tetapi semua proses melibatkan pikiran. Maka teori adalah praksis. Pikiran adalah tindakan, dan cara berpikir analitis dan kritis adalah praksis. Yang pertama-tama harus diubah dalam masyarakat bukanlah sistem ini dan itu, tetapi cara berpikirnya. Maka tindakan nyata pertama adalah berpikir!
Kebaikan bersama • Pendidikan janganlah merupakan menara gading, yang seolah tidak mau kotor dari derita dan air mata dunia. Harapan perubahan berpijak pertama-tama bukan pada sistem obyektif yang sudah ada, melainkan pada sistem organis yang pertama-tama bercokol di kepala kita, yakni pikiran. Kebaikan bersama hanya bisa diraih, jika kita memandang dunia ini dalam kata mata integrasi, di mana segala sesuatu saling bertautan, tanpa bisa dipisahkan. Pendidikan adalah salah satu unsur penting di dalam pertautan itu.
Tujuan kita ber-workshop • Refleksi untuk saling menyadari realita pendidikan kita • Setelah nanti diprovokasi, ibu bapak bersharing untuk mencari solusi • Selanjutnya, terus mengembangkan sikap reformis seraya mengajak rekan-rekan untuk melakukan hal yang sama
metode • Paparan kebijakan dan provokasi • Diskusi interaktif (integratif, kritis, kebaikan bersama, dsb)