Wahyu.docx

  • Uploaded by: Wahyudi Maulana
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Wahyu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,168
  • Pages: 9
BAB XIII. DINAMIKA POPULASI, KOMUNITAS EKOSISTEM, DAN BIOLOGI KONSERVASI

13.1 Deskripsi komponen terkecil dari ekosistem adalah spesies, pada level ini dipelajari khusus suatu spesies mengenai perannya dalam sebuah ekosistem dan pengaruhnya dalam sebuah ekosistem. Baik itu spesies dari filum plantae, animalia ataupun filum-filum mikroskopis lainnya.komponen satu tingkat diatasnya yang merupakan kumpulan satu spesies yang sama yaitu populasi. pada level ini mempelajari mengenai penaguruh suatu populasi dalam sebuah ekosistem dan perannya dalam sebuah ekosistem. Jadi, Populasi dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).beberapa populasi dalam suatu wilayah berkumpul juga membentuk komponen ekosistem yang disebut komunitas. Pada level ini dipelajari mengenai suatu komunitas yang tersusun dari berbagai suatu populasi usus suatu spesies mengenai perannya dalam sebuah ekosistem dan penaruhnya dalam sebuah ekosistem. (Fitri.H 2010) 13.2 Kegiatan Pembelajaran Tujan kegiatan 1. Apa yang di maksud dinamika populasi? 2. Tujuan utma dari biologi konservasi? 3. Apa yang dimaksud dinamika populitas?

1

13.3 Uraian Materi A. Dinamika populasi Kata populasi (population/ universe) dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan). Pengetahuan tentang populasi sebagai bagian dari pengetahuan ekologi telah berkembang menjadi semakin luas. Dinamika populasi tampaknya telah berkembang menjadi pengetahuan yang dapat berdiri sendiri. Dalam perkembangannya pengetahuan itu banyak mengembangkan kaidah-kaidah dan pertumbuhan populasi. Pengembangan kaidah-kaidah matematika itu sangat berguna untuk menentukan dan memprediksikan pertumbuhan populasi organism dimasa yang akan datang. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi. Ukuran populasi dibagi menjadi dua yaitu: populasi terhingga (finite population), yaitu ukuran populasi yang berapa pun besarnya tetapi masih bisa dihitung (cauntable). Misalnya populasi sapi perah suatu daerah seperti Padang dan populasi tak terhingga (infinite population), yaitu ukuran yang sudah sedemikian besarnya sehingga sudah sulit untuk dihitung ( uncountable). Misalnya populasi sapi perah di seluruh dunia. 1. Pola Penyebaran Populasi di Alam Populasi cenderung diatur oleh komponen fisik seperti cuaca, arus air, faktor kimia yang membatasi pencemaran dan sebagainya dalam ekosistem yang mempunyai keanekaragaman rendah atau dalam ekosistem yang menjadi sasaran gangguangangguan luar yang tidak dapat diduga, sedangkan dalam ekosistem yang mempunyai keanekaragaman tinggi, populasi cenderung dikendalikan secara biologi dan seleksi alam faktor negative ataupun positif bagi populasi adalah ketidaktergantungan pada kepadatan ( density independent), apabila pengaruhnya tidak tergantung dari besarnya populasi. Contohnya iklim sering kali, tetapi tidak berarti selalu. Ketergantungan pada kepadatan apabila berpengaruhnya pada populasi merupakan fungsi dari kepadatan. Contohnya faktor biotik (persaingan, parasit, dan sebagainya) tetapi tidak selalu. Populasi dapat konstan dapat pula berfluktuasi atau dapat pula miningkat atau menurun terus. Perubahan-perubahan demikian merupakan fokus utama ekologi populasi. Perubahan-perubahan ini dipengaruhi oleh empat faktor yaitu kelahiran ( natality), kematian (mortality), dan migrasi (emigrasi dan Imigrasi). Dalam penyebaranya individuindividu itu dapat berada dalam kelompok-kelompok, dan kelompok-kelompok itu dapat dibatasi oleh kondisi geografis atau kondisi cuaca yang menyebabkan individu antar kelompok tidak dapat saling berhubungan untuk melakukan tukar menukar informasi genetik. Populasi-populasi yang hidup secara terpisah ini disebut deme. Selain itu, ada juga yang menyebutkan bahwa populasi merupakan totalitas semua nilai yang mungkin, hasi menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kalitatif, mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas 2

yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Menurut Umar (2013), penyebaran populasi dalam suatu ekosistem dapat terjadi melalui tiga pola yaitu: a) Emigrasi, yaitu pergerakan individu keluar daerah ketempat lainya dan tinggal secara permanen. b) Imigrasi, yaitu pergerakan suatu individu dari suatu daerah populasi lainya dan tinggal secara permanen. c) Migrasi, yaitu pergerakan secara dua arah suatu individu dari suatu daerah ke daerah populasi lainya secara periodik. Sedangkan penyebaran organisme / individu dalam populasi (penyebaran intern) terjadi menurut tiga pola yaitu: a. Penyebaran Random atau acak Penyebaran secara cak relative jarang di alam, terjadi dimana lingkungan sangat seragam dan cenderung berkumpul, dapat terjadi dimana persaingan di antara individu sangat keras dimana terdapat antagonisme positif yang mendorong pembagian ruang yang sama. Hampir merupakan aturan jika yang diperhatikan adalah individu-individu. Pola penyebaran acak terjadi apabila kondisi lingkungan bersifat seragam dan tidak adanya kecenderungan individu untuk bersegresi. Kelompok-kelompok ini terjadi akibat respon individu terhadap kondisi-kondisi local, perubahan cuaca harian atau musiman, proses dari perkembangan seperti atraksi seksual untuk membentuk pasangan kawin ataupun kelompok induk dan anak, serta atraksi sosial yang merupakan agregasi aktif dan individu membentuk suatu koloni tertentu, seperti pada berbagai serangga atau hewan vertebrata tertentu. b. Penyebaran seragam Pola penyebaran seragam sering terjadi di alam baik diantara hewan-hewan tingkat rendah dimana adanya seekor hewan tidak memberikan pengaruh terhadap adanya hewan lain dengan jenis yang sama. Pola penyebaran seragam jarang terdapat pada populasi alami. Yang mendekati keadaan demikian adalah apabila terjadi penjarangan akibat kompetisi antara individu yang relatif ketat. c. Penyebaran berkelompok Dimana individu-individu selalu ada dalam kelompok-kelompok dan sangat jarang terlihat sendiri secara terpisah. Pola ini umumnya dijumpai di alam, karena adanya kebutuhan akan faktor lingkungan yang sama. 2. Faktor pendukung pertumbuhan populasi Dalam mengkaji pertumbuhan populasi, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah dalam lingkaran hidup dari organisme terdapat fase lahir, pertumbuhan, dewasa, tua dan kemudian mati. Umur hewan terbagi dalam tiga periode, yaitu fase produktif, dimana hewan mengalami pertumbuhan yang cepat tetapi belum mampu berproduksi, dimana hewan mampu berproduksi , fase post reproduksi, dimana hewan tidak mampu lagi bereproduksi yaitu pada umur tua. Dengan demikian struktur umur atau rasio umur dalam suatu populasi dapat menunjukan suatu populasi apakah sedang mengalami pertumbuhan yang cepat,stabil, Pertumbuhan populasi suatu populasi akan mengalami pertumbuhan, apabila laju kelahiran didalam 3

populasi itu lebih besar dari laju kematian. Dengan mengasumsikan bahwa laju emigrasi dikenal dua macam bentuk pertumbuhan populasi yaitu: a) Pertumbuhan eksponensial Terjadi bilamana populasi ada dalam sesuatu lingkungan ideal baik, yaitu ketersediaan makanan, ruang dan kondisi lingkungan lainya tidak beroperasi membatasi, tanpa ada persaingan dan lain sebagainya. pada pertumbuhan populasi yang demikian kerapatan bertambah dengan cepat secara eksponensial dan kemudian berhenti mendadak saat berbagai faktor pembatas mulai berlaku mendadak. b) Pertumbuhan sigmoid Populasi mula-mula meningkat dengan sangat lambat ( fase akselerasi positif). Kemudian makin cepat sehingga mencapai laju peningkatan secara logaritmik, namun segera menurun lagi secara perlahan dengan makin meningkatnya pertahanan lingkungan, misalnya yang berupa persaingan intra spesies ( fase akselerasi negative) sehingga akhirnya mencapai suatu tingkat yang kurang lebih seimbang. Faktor pembatas pertumbuhan populasi : • Tergantung kepadatan ( makanan dan ruangan) •Tidak tergantung kepadatan (iklim dan bencana alam) Faktor pembatas menyebabkan spesies menerapkan strategi untuk bertahan hidup. B. Dinamika komunitas Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. Dengan memperhatikan keanekargaman dalam komunitas dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan organisasi komunitas tersebut. Nama komunitas harus dapat memberikan keterangan mengenai sifat-sifat komunitas tersebut. Cara yang paling sederhana, member nama itu dengan menggunakan kata-kata yang dapat menunjukan bagaimana wujud komunitas seperti padang ruput, padang pasir, hutan jati. Cara yang paling baik untuk menamakan komunitas itu adalah dengan mengambil beberapa sifat yang jelas dan mantap. Baik hidup maupun tidak ringkasanya pemberian nama komunitas dapat berdasarkan: a) Bentuk atau struktur utama seperti jenis dominan, hidup atau indicator lainya seperti hutan pinus, hutan agathis, hutan jati dll. b) Berdasarkan habitat fisik dari komunitas, seperti komunitas hamparan lumpur, komunitas pantai pasir,komunitas lautan dll. c) Berdasarkan sifat-sifat atau tanda-tanda fungsional misalnya tipe metabolisme komunitas. Berdasarkan sifat lingkungan alam seperti iklim.

4

Perubahan fenologi beragam spesies sebagai sebuah komunitas akan membawa perubahan terhadap struktur komunitas itu sendiri. Perubahan yang terjadi dapat berupa: a) Perubahan siklis Perubahan komunitas yang terjadi pada periode tertentu, mudah kembali ke keadaan yang hamper sama denagn kadaan sebelumnya. Contoh perubahan siklis antara lain: b) Perubahan rutin harian yaitu kegiatan hewan nocturnal dan diurnal c) Perubahan musiman contoh, kelimpahan serangga pada musim hujan, suarasuara burung merak pada musim tertentu, migrasi burung dll. d) perubahan non siklis. contoh perubahan komunitas yang terjadi secara drastis dan kadang-kadang hanya dapat dilihat pada beberapa tahun kemudian, bahkan dapat melebihi satu abad lamanya yang hanya dapat dupelajari dengan cara tidak langsung. Di alam, terdapat berbagai macam komunitas yang secara grais besar dapat dibagi menjadi dua yaitu: 1. komunitas akuatik (perairan) 2. komunitas terrestrial ( daratan) struktur komunitas dibagi menjadi: 1. struktur fisik adalah suatu komunitas tampak apabila komunitas tersebut di amati. 2. Struktur biologi adalah komunitas meliputi komposisi spesies, kelimpahan individu dalam spesies, perubahan temporal dalam komunitas, hubungan antara spesies dalam suatu komunitas. Berikut adalah karakter komunitas: 1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organism. 2. Kuantitatif, seperti frekuensi, densitas dan densitas relative. Frekuensi kehadiran merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies didalam suatu habitat. Densitas ( kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit. 3. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terrarah dan dapat diramalkan suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkunagn fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Suksesi adalah proses perubahan, berlangsung satu arah secara teratur yang komunitas baru yang berbeda dengan kpmunitas semula. Dengan kata lain,

5

suksesi dapat di artikan sebagai perkembangan ekosistem tidak seimbang menuju ekosistem seimbang. Ketika habitat berubah, spesies yang baru akan datang menyerbu untuk menjadi mantap ditempat itu, dan spesies yang lama akan menghilang. Berdasarkan tempat terbentuknya, terdapat tiga jenis komunitas klimaks sebagai berikut: 1. Hidroser terbentuk dari ekosistem air tawar 2. Haloser terbentuk dari ekosistem air tawar 3. Xeroser terbentuk didaerah gurun. C. Dinamika Ekosistem Ekositem merupakan gabungan dari spesies, populasi maupun komunitas yang saling berinteraksi dengan biotik dan abiotik dilingkunganya. Contoh interaksi dalam spesies seperti bermain atau bercanda, kawin maupun persaingan. Sedangkan contoh interaksi pada populasi adalah memangsa dan dimangsa, atau persaingan atau bisa pula hubunganya yang saling menguntungkan ataupun merugikan. Contoh interaksi pada tingkat komunitas antara komunitas sawah dan komunitas sungai. Komunitas sawah I susun oleh bermacam-macam organism, misalnya belalang, burung, ular, fitoplankton dan dekomposer. Komunitas sungai tersusun atas ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton dan dekomposer. Interaksi antar komunitas cukup kompleks karena tidak hanya melibatkan organism, tapi juga aliran energy dan makanan interaksi antar komunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat. D. Biologi Konservasi Konservasia dalah pelestarian atau perlindungan. Secara harafiah makna konservasi yang terkait dengan makhluk hidup dan lingkungan di artikan sebagai pelestarian pengelolaan, dan perawatan sumber-sumber makhluk hidup dan cultural). Definisi konservasi dapat dimaknai menjadi tiga, yakni: 1. Preservasi atau pelestarian sumber daya alam 2. Pemanfaatan sumber daya alam dengan penggunaan secara nalar 3. Penggunaan sumber daya alam secara bijak Biologi konservasi merupakan cabang ilmu biologi yang bergerak dalam bidang pelestarian makhluk hidup dan lingkungannya. Biologi konservasi memiliki dua focus utama yaitu: 1. Memahami dasar-dasar ekolgi dari permasalahan lingkungan yang dihadapi oleh spesies dan ekosistem

6

2. Mengembangkan solusi ekologis atas permasalahn-permasalah tersebut. Pada umumnya peraturan atau perundangan resmi dapat dibuat oleh badan pemerintahan maupun badan-badan organisasi lingkunagn lain yang dikelola oleh pemerintah. Di Indonesia sendiri, konservasi sudah lama di upayakan dan terus dikembangkan. Salah satu peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah adalah undang-unadang repuplik Indonesia No 5 tahun 1990, yang berbunyi “ konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelollan sumber daya alam hayati yang pemanfaatanya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaanya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya”. Prevervasi merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan untuk menjaga dan mempertahankan kelestarian alam. Preservasi ini oleh siapa pun, sementara itu, konservasi merupakn bentuk nyata preservasi tersebut. Karena ruang lingkunya yang memerlukan otoritas dibidang hukum, tidak semua orang dapat melakukan pembuatan peraturan tentang konservasi.upaya yang dapat dilakukan dalam upaya preservasi yang mudah namun bermanfaat luas seperti: 1. Membuang sampah pada tempatnya 2. Tidak boros menggunakan energy listrik maupun bahan bakar untuk menguragi polusi 3. Tidak menggunakan berbagai barang yang berasal dari kulit hewan 4. Mengawasi pemanfaatan dan penggunaan kekayaan alam dan keanekaragaman yang ada di Indonesia.

.

7

13.4 Rangkuman A. Kesimpulan Populasi dalam statistika merujuk pada sekumpulan individu dengan karakteristik khas yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan). Sedangkan komunitas ialah kumpulan dari populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang salaing berinteraksi dan mempengarugi satu sama lain. Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain Tujuan utma dari biologi konservasi adalah melindungi dan mengelola biodiversitas. Biologi konservasi bukan sekedar ilmu konsep, tetapi merupakan ilmu terapan yang memerlukan keyakinan, pemahaman dan aplikasi sesungguhnya yang terus menerus dan berkelanjutan. B. Saran Bagi kita generasi yang akan datang sudah sepaptutnya kita tau bagaimana cara menjaga alam, bukan hanya sekedar tau tetapi juga menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari. Karean alam sangat penting bagi keberlangsunagn makhluk hidup, bukan hanya untuk tumbuhan atau hewan saja tetapi juga untuk keberlangsungan hidup kita sebagai manusia. Setelah makalah ini selesai, harapan saya apa yang telah saya kerjakan bisa bermanfaat bagi saya dan pembaca. Semoga makalah ini bisa menjadi acuan kepada para penulis untuk membuat makalah yang lebih baik lagi dari makalah ini dan dapat digunakan sebaik-baiknya. 13.5 Daftar Pustaka Susanto, Pudyo. 2000. Ekologi Hewan. Jakarta :Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Tim Dosen. 2008. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Medan : FMIPA UNIMED Zulkifli, hilda. 1996. Biologi Lingkungan. Jakarta : Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Mochamad, R.B. Primarck, J. supriatna. 2012. Biologi Konservasi. Jakarta :Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

8

9

More Documents from "Wahyudi Maulana"