VOLUMETRI KIMIA ANALITIK
Teknik Kimia S1 C 2017/2018
Nama Anggota kelompok
Fachriza Izzaty (1707111317)
Yosi Febri (1707114099)
Mohd Dion Arfi (1707113661)
Naomi Lamria Lisbet Naibaho (1707122632)
Putri Elvira (1707113849)
01
PENGERTIAN VOLUMETRI
02
MACAM-MACAM VOLUMETRI
03
SYARAT REAKSI DALAM TITRIMETRI
04
KLASIFIKASI METODE VOLUMETRI
05 06
KURVA TITRASI
INDIKATOR ASAM BASA
PENGERTIAN VOLUMETRI
Volumetri adalah Analisa suatu zat berdasarkan ke pada volume zat yang bereaksi secara kuantitatif yaitu antara zat yang sudah diketahui konsentrasi nya dengan zat yang akan dicari konsentrasinya
Macam-macam Volumetri
01
02
GASOMETRI .
TITRIMETRI
GASOMETRI PENGERTIAN GASOMETRI
Gasometri adalah suatu analisa penentuan komponen campuran gas dan jumlah substan tertentu dengan me ngukur jumlah gas yang dihasilkan pada reaksi kimia CONTOH GASOMETRI
Penentuan nitrat yaitu dengan mereduksinya dengan Hg dalam ruang tertutup, lalu mengukur volume NO yang di hasilkan berdasarkan reaksi : HNO3 + 3 H2SO4 + 6 Hg → 2 NO + 3 Hg2SO4 + 4 H2O
TITRIMETRI
PENGERTIAN TITRIMETRI
Suatu cara analisis yang berdasarkan pengukuran volume larutan yang diketahui konsentrasinya secara teliti ( titran/penitar/larutan beku ) yang direaksikan dengan larutan sampel yang akan ditetap kan
CONTOH TITRIMETRI Titrasi yang melibatkan Reaksi asam basa disebut titrasi asam basa, Titrasi yang melibatkan redoks disebut titrasi redoks , titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks disebut reaksi kompleksometri
Syarat Reaksi Dalam Titrimetri Reaksi harus berjalan sesuai dengan suatu persamaan reaksi tertentu
Reaksi harus berjalan sempurna
Tidak ada reaksi lain yang mengganggu reaksi antara titran dan anilit
Reaksi harus berjalan cepat
KLASIFIKASI METODE VOLUMETRI Titrasi Asam Basa
Titrasi Pengendapan Titrasi Redoks Titrasi Kompleks Volumetri
Titrasi Asam Basa Titrasi asam basa merupakan analisis volumetri yang berdasarkan reaksi penetralan, dimana se jumlah volume basa di netralkan tepat dengan asam atau sebaliknya dan salah satu dari asam atau basa tersebut diketahui konsentrasinya
Titrasi Redoks Titrasi Redoks adalah titrasi yang meliputi hampir semua reaksi oksidasi reduksi . Titrasi redoks merupakan metode kuantita tif yang terdapat pada senyawa redoks yang hanya dapat berlangsung kalau terjadi interaksi dari senyawa unsur ion yang bersifat oksidator dengan unsur senyawa ion yang bersifat reduktor Fe2+ (aq) + Ce4+ (aq) → Fe3+ (aq) Ce3+ (aq)
TITRASI PENGENDAPAN
Titrasi pengendapan adalah titrasi pembentuan endapan dari garam yang tidak mudah larut antara titran dan analit . Cl- (aq ) + Ag+ (aq) → AgCl (s)
TITRASI KOMPLEKSOMETRI
Titrasi Kompleksometri adalah proses titrasi yang melibatkan terbentuknya senyawa / ion kompleks yang stabil . Ag+ (aq) + CN- (aq) → Ag[Ag(CN)2] (s)
Rumus Umum Titrasi Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal ini dapat kita tulis sebagai berikut: mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat kita tulis sebagai: NxV asam = NxV basa Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH pada basa, sehin gga rumus diatas menjadi: nxMxV asam = nxVxM basa keterangan : N = Normalitas V = Volume M = Molaritas n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)
KURVA TITRASI
80 70
Untuk menentukan suatu reaksi layak digunakan untuk titrasi, dilakukan pembuatan kurva titrasi.Untuk titrasi asam basa, kurva titrasi terdiri dari suatu alur pH (atau pOH) versus ml titran.
60 50
Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat
40 30
Titrasi Asam Kuat dengan Basa Lemah 20 Titrasi Asam lemah dengan Basa kuat
10 0 Text
Text
Text
Text
Text
Titrasi Asam lemah dengan Basa Lemah
Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat Reaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NaOH 0,1 M, reaksi yang terjadi sebagai berikut : HCl(aq) + NaOH(aq) ---->NaCl(aq) + H2O(aq) pH sebelum NaOH =1,Setelah penambahan 10 ml NaOH pH menjadi 1,37. Penambahan 25 ml NaOH pH = 7,karena terjadi titik ekuivalen yang menyebabkan larutan garam NaCl bersifat netral
Titrasi Asam Kuat dengan Basa Lemah Reaksi antara 25 ml HCl 0,1 M dengan NH3 0,1 M ( Kb = 10-5). Reaksinya sebagai berikut : HCl(aq) + NH3(aq) ---->NH4Cl(aq)
Penambahan sedikit basa maka pH garam hampir tidak berubah, sehingga merupakan larutan penyan gga. Titik ekuivalen terjadi pada pH<7,>karena gara m yang terbentuk mengalami hidrolisis sebagian ya ng bersifat asam.
Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat Reaksi antara 25 ml HC2H3O2 0,1 M (Ka= 1,74.10-5) dengan NaOH 0,1 M.
Reaksi : HC2H3O2(aq) +NaOH(aq) ---> C2H3O2Na(aq) + H2O(l) penambahan sedikit basa, maka pH akan naik sedikit, sehingga termasuk larutan penyangga. Titik ekuivalen diperoleh pada pH >7. Hal itu di sebabkan garam yang terbentuk mengalami hidrolisis sebagian yang bersifat basa.
Titrasi Asam Lemah dengan Basa Lemah kurva titrasi asam lemah dan basa lemah adalah asam etanoat dan amonia CH3COOH (aq) + NH3 (aq) --->CH3COONH4 (aq) Hal ini juga terjadi karena keduanya bersifat lemah pada kasus tersebut, titik ekivalen kira-kira terletak pada pH 7.
Indikator Asam - Basa zat yang berubah warnanya dalam lingkungan asam dan basa.
Indikator Ftalein dan Indikator Sulfoftalein Indikator ftalein dibuat dengan kondensasi anhidrida ftalein (anhi drida ftalat) dengan fenol yaitu terb entuk Fenolftalein. Pada pH 8,0 – 9,8 berubah warnanya menjadi me rah. Anggota-anggota lainnya iala h : o-cresolftalein, Thymolftalein, N aftolftalein. Indikator Sulfoftalein dibuat dari kondensasi anhidrida ftalein dan s ulfonat. Yang termasuk dalam kela s ini : Thymol blue, m-cresol purpl e, Chlorofenolred, Bromofenolred, Bromofenolblue, Bromocresolred, dan sebagainya.
Indikator Azo Indikator azo diperoleh dari rea ksi amina aromatik dengan gar am diazonium, misal : Methyl yellow atau p-dimetil amino azo benzene. Methyl Orange, meth yl Red dan Tropaelino termasu k dalam golongan ini. Indikator azo menunjukkan kenaikan dis osiasi bila temperatur naik. Disi ni proton ditarik dari ion amoniu m tersier meninggalkan suatu residu tak bermuatan. Indikator Trifenilmetana Indikator Trifenil metana seper ti Malachite Green, Methyl viol et dan Kristal violet merupaka n indikator yang memiliki 3 gu gus fenol yang dirangkai oleh gugus metana.
Indikator Campuran Campuran antara 2 buah indikator atau campuran sebuah indikator dengan suatu zat warna biasa ( bukan indikator Ph ). Indikator campuran tidak berubah warna seperti indikator biasa, tetapi pada pH tertentu warnanya hilang dalam arti menjadi hitam yang dalam prakteknya kelihat an sebagai kelabu. Bila pH itu bertepatan dengan pH Titik Ekivalen suatu titrasi, maka titik akhir titrasi dapat ditentukan dengan mudah dan dengan ketelitian yang besar. Indikator campuran terutama diperlukan apabila indikator biasa menunjukkan perbedaan warna asam dan warna basa yang kurang jelas, sehingga perubahan warna juga sama sekali tidak jelas.
Indikator Fluorescein Indikator asam basa tidak dapat digunakan pada larutan yang berwarna pekat atau laru tan yang keruh untuk larutan tersebut biasa nya digunakan indikator yang menunjukkan nyala terang fluor (fluoroscene).
Fluorescein = C20H12O5 Analit = ClTitran = Ag+ Ph =7–8 Perubahan warna = Kuning cerah – Merah Muda
Pada umumnya, titik ekuiva len lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhi r titrasi. Ketelitian dalam pe nentuan titik akhir titrasi san gat mempengaruhi hasil an alisis pada suatu senyawa.
Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar.
Kesalahan Indikator Sekurangnya terdapat dua sumber kesalahan dalam penetapan titik akhir suatu titrasi dengan menggunakan indikator tampak :
Kesalahan pertama terjadi bila indikator yang digunakan tidak berubah warna pada pH yang sesuai
Kesalahan kedua terjadi dalam asam atau basa yang sangat lemah dimana tidak terjadi perubahan warna pada titik akhir secara tajam.
Terima kasih SEMOGA BERMANFAAT