Tugas.. “VITAMIN A”
Nama: Yahya Djakaria Kelas: Keperawatan A Nim: C01416111
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO T.A 2016/2017
VITAMIN A (SERUM) 1. Pengertian Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata.Vitamin A didapat dalam 27 bentuk yaitu preformed vitamin A (retinol, retinal, asam retinoid dan derivatnya) dan provitamin A (karotenoid) yang merupakan prekursor vitamin A. Preformed vitamin A terdapat khusus dalam makanan hewani manakala bahan nabati memiliki provitamin A.Vitamin A sensitif terhadap oksigen dan sinar UV. Vitamin A relatif stabil terhadap panas dan bioavailabilitasnya diperkuat dengan adanya vitamin E dan antioksida lain. Vitamin
adalah
molekul kecil
yang
sekelompok senyawa organik berbobot memiliki
fungsi
vital
dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu
tentang enzim),
vitamin
adalah kofaktor dalam reaksi
kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah “vitamin” sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai dalam pengertianbiokimia karena tidak memiliki kesamaan struktur tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya “hidup” dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N),
karena
pada
awalnya
vitamin
dianggap
demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N. Sebagai salah satu komponen gizi, vitamin diperlukan memperlancar proses metabolisme tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Vitamin terlibat dalam proses enzimatik. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan
mengakibatkan
terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya
tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis. Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Vitamin A esensial untuk pemeliharaan kesehatan dan kelangsungan hidup (Almatsier 2004). Vitamin A pada lansia memiliki fungsi untuk melawan radikal bebas yang menyebabkan penuaan. Selain itu juga, vitamin A berfungsi untuk memelihara kesehatan kulit mencegah timbulnya penyakit kanker dan jantung koroner. Manfaat lainnya menghambat pertumbuhan sel kanker, mencegah penyumbatan arteri yang menyebabkan serangan jantung dan menurunkan risiko stroke (Fatmah 2010). Sumber vitamin A yang sudah terbentuk (performed) hanya terdapat pada pangan hewani seperti hati, minyak hati ikan, kuning telur sebagai sumber utama. Sayuran terutama berdaun hijau dan buah berwarna kuning-jingga mengandung karetenoid provitamin A (Gibson 2005). Kekurangan atau kelebihan vitamin A akan menimbulkan efek samping atau penyakit. Kelebihan vitamin A akan menyebabkan toksisitas dan jarang terjadi pada usia lanjut; sedangkan kekurangan vitamin A akan menyebabkan respons kekebalan yang menurun (sering terkena penyakit infeksi), terhambatnya perkembangan mental dan yang lebih parah adalah terjadinya xeroftalmia (Fatmah 2010)
2. Nilai Normal Pria 50-64 Tahun: 600 >65 Tahun: 600 Wanita 50-64 Tahun: 500 >65 Tahun: 500
Tabel 1 Kategori Status Vitamin A Kategori
Cut of Point
Defisiensi (Klinis)
< 10 µg/dl
Marginal (Rendah)-defisiensi Subklinis
<20-10 µg/dl
Cukup
20-50 µg/dl
Berlebih
>50 µg/dl
Defisiensi (Klinis)
< 10 µg/dl
3. Tujuan Prosedur Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mendukung diagnose kekurangan vitamin A, bila secara klinis tidak ditemukan tanda-tanda khas KVA, namun hasil pemeriksaan lain menunjukkan bahwa anak tersebut risiko tinggi untuk menderita KVA. v Pemeriksaan yang dianjurkan adalah pemeriksaan serum retinol. Bila ditemukan serum retinol < 20 ug/dl, berarti anak tersebut menderita KVA sub klinis. v Pemeriksaan
laboratorium
lain
dapat
dilakukan
untuk
mengetahui penyakit lain yang dapat memperparah seperti pada : pemeriksaan
darah
malaria,
pemeriksaan
darah
lengkap,
pemeriksaan fungsi hati, pemeriksaan radiologi untuk mengetahui apakah ada pneumonia atau TBC, pemeriksaan tinja untuk mengetahui apakah ada infeksi cacing serta, pemeriksaan darah yang diperlukan untuk diagnosa penyakit penyerta.
4. Prosedur Pemeriksaan Metode yang umumnya dipakai dalam analisis vitamin A ini adalah HPLC Untuk mengetahui bagaimana cara perhitungan dari analisis vitamin A ini yang menggunakan metode HPLC dapat dengan rumus : Semua trans retinol (mg/ml) = ( Ast/at× Wt × DF) / V Dengan keterangan:
At = area puncak sampel
Ast = area puncak standar Wt = berat sampel V = volume sampel DF = faktor pengenceran Adapun contoh perhitungannya adalah sebagai berikut: Diket : At = 85.257 volume = 10ml Ast = 50.752 Wt = 3mg
Df =
5ml Jawab : ( Ast/at× Wt × DF) / v = ( 50.752/85.257× 3 × 5) / 10 = 5,27
5. Implikasi Keperawatan Mengkonsumsi terlalu sedikit vitamin dapat menyebabkan gangguan gizi. Oleh karena itu, orang yang makan berbagai macam makanan tidak mungkin kekurangan banyak vitamin.
Kekurangan vitamin D merupakan pengecualian. Hal ini sering terjadi pada kelompok orang tertentu (seperti orang tua) meskipun mereka memakan berbagai macam makanan. Untuk vitamin yang lainnya, kekurangan vitamin dapat terjadi jika seseorang mengikuti diet ketat yang tidak memiliki cukup vitamin tertentu. Gangguan
yang
mengganggu
pencernaan
mencerna
makanan (disebut gangguan malabsorpsi) dapat menyebabkan kekurangan vitamin. Beberapa gangguan mengganggu penyerapan lemak.
6. Fungsi Fungsi Vitamin Pada setiap vitamin memiliki fungsi yang berbeda-beda di tubuh manusia, fungsi dari masing-masing vitamin diantaranya : Vitamin A ( Akseroptol ) Fungsi
utama
dari
vitamin
A
adalah
penglihatan
(vision),
diferensiasi sel-sel epitel, pertumbuhan, dan reprosuksi
7. Masalah Klinis Kekurangan Dampak yang paling menonjol akibat kekurangan vitam A yaitu terjadinya gangguan pada penglihatan seperti mata kering (xeroptalmia), gangguan pada kulit dan lebih mudah terserang penyakit karena lemahnya sistem immun pada tubuh. Penyakit yang sering terjadi akibat kekurangan vitamin A seperti: Cacar air, campak dan gangguan infeksi(Pernapasan). Kekurangan vitamin A secara terus menerus di dalam tubuh dapat menyebabkan
kebutaan
pada
mata
karena
berkurangnya
reproduksi Rhodopsin yang merupakan komponen pada retina yang berguna mendeteksi cahaya.
Kelebihan Kelebihan mengonsumsi vitamin A dapat menimbulkan gejala, seperti: Pusing, rambut rontok, terjadinya pembengkakan pada linfa, iritasi kulit, emosi jadi tidak stabil dan mudah marah. Keracunan
kronis
(parah)
dapat
terjadi
apabila
mengonsumsi vitamin A dalam dosisi tinggi (Lebih dari 10x dosis harian yang disarankan) Keracunan kronis terjadi, biasanya disebabkan karena mengonsumsi suplemen vitamin A secara berlebihan dan tidak sesuai dengan anjuran dokter
8. Sumber Referensi DepKes (2003). Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII (2004) Legowo, Anang M. Dkk. 2007. Analisis Pangan. Semarang. Universitas Diponegoro Permaesih,Dewi. 2008. Penilaian Status Vitamin A Secara Biokimia. Gizi Indon Togatorapi, Ervan. 2014. Metode Analisis Vitamin. Makasar. Universitas