VIRUS pada SISTEM RESPIRASI
dr. Alvi Miliana, M.Biomed Laboratorium Mikrobiologi-Parasitologi FKIK_UIN Maulana Malik Ibrahim
Tujuan Pembelajaran 1. Adenovirus 2. Coronavirus 3. Orthomyxovirus
ADENOVIRUS
Adenovirus • Penyebab penyakit pada saluran nafas, gastrointestinal, mata dan saluran kemih • Gejala subklinis • Dapat menetap dalam tubuh host selama berbulan-bulan • 51 serotipe
Struktur dan Komposisi • Ikosahedral simetri Φ 7090 nm • 240 kapsomer hexon • Penton aktivitas menyerupai toksin • Serat/fiber aktivitas hemaglutinasi • Tidak memiliki selubung
• • • •
DNA 26-45 kbp Linier Beruntai ganda Terminal protein jika dihilangkan dengan proteolisis maka infektivitasnya berkurang
Sifat-sifat penting Adenovirus
Klasifikasi • 4 genus • Adenovirus manusia: genus mastodenovirus • Adenovirus manusia dibagi menjadi 6 kelompok (A-F) berdasarkan sifat genetik, fisik, kimiawi dan biologisnya
Replikasi Adenovirus • Di dalam sel yang berasal dari epitel • Virus menempel melalui fiber pada reseptor sel pejamu yaitu CAR (coxsakie-adenovirus receptor)
Patogenesis • • • • •
Menginfeksi dan bereplikasi pada sel epitel Gejala muncul akibat kematian sel epitel Tidak menyebar di luar kelenjar limfe regional Infeksi sistemik jarang terjadi Virus Grup C menetap sebagai infeksi laten selama bertahun-tahun pada adenoid dan tonsil, disekresikan ke dalam feses selama berbulan-bulan • Tidak menyebabkan keganasan pada manusia
Gejala 1. Saluran nafas
2. Infeksi mata
• Batuk, hidung tersumbat, demam, nyeri tenggorok • Adenovirus tipe 3, 7 dan 21 menyebabkan Pneumonia pada anak mortalitas 810% • 2017 wabah adenovirus tipe 14 • 1990 epidemi pada calon militer di AS karena penghentian vaksin adenovirus tipe 4 dan 7
• Konjungtivitis akut, keratitis, opasitas subepitel pada kornea • Demam faringokonjungtiva • “Konjungtivitis kolam renang” • Keratokonjungtivitis yang sangat menular • Tipe 8, 19, 37 • Penularan secara inokulasi langsung: tangan, peralatan oftalmologik, air
Gejala 3. Penyakit Gastrointestinal 4. Penyakit lain • Pasien transplantasi hati • Bereplikasi pada usus hepatitis adenovirus • Terdapat pada feses • Transplantasi jantung • 5-15% Gastroenteritis adenovirus miokardium infantil • Sistitis hemoragik akut pada anak laki-laki • Immunodefisiensi, pasien AIDS mudah terinfeksi adenovirus ringan-berat
Diagnosis Laboratorium • Isolasi virus untuk identifikasi tidak dilakukan secara rutin • Dilakukan pada kasus wabah nosokomial atau epidemik • Identifikasi serotipe adenovirus dengan antiserum spesifik tipe
Diagnosis Laboratorium Deteksi, isolasi dan identifikasi virus
Serologi • Peningkatan antibodi • Spesimen: feses, rektum, terhadap antigen apusan tenggorok, konjungtiva, rektum • Uji CF • Isolasi memerlukan galur sel epitel manusia: HEp-2, HeLa • Uji Nt pemeriksaan imunofluoresensi • Uji HI dengan antibodi antihekson • • • • •
Antibodi monoklonal PCR Mikroskop elektron ELISA Uji aglutinasi lateks
Terapi • Tidak ada terapi spesifik • Pencegahan penyakit: – Vaksin baru (2011) yang mengandung adenovirus hidup tipe 4 dan 7 yang dilemahkan – Mencegah penyakit saluran nafas epidemik untuk personil militer AS
CORONAVIRUS
Struktur dan Komposisi • Virus RNA, memiliki selubung • Berukuran 120-160 nm • Genom RNA bersens positif, beruntai tunggal • Protein nukleokapsid (N) • Glikoprotein membran (M) • Glikoprotein runcing/ duri (S) • Hemaglutinin esterase (HE) menyebabkan hemaglutinasi
Klasifikasi • Ordo Nidovirales • Famili Coronaviridae • Genus 1. Coronavirus, 2 serogrup: a) 229E b) OC43: SARS
2. Torovirus
Replikasi
• • • •
Tidak tumbuh dengan baik pada kultur sel Replikasi pada sitoplasma sel Glikoprotein S menyebabkan fusi selubung virus dengan membran sel Frekuensi mutasi tinggi
Patogenesis • Penyebab utama penyakit saluran nafas dewasa selama musim dingin • Spesies spesifik • Wabah SARS tahun 2003 ditandai dengan pneumonia dan gagal nafas progresif • SARS Virus dapat dideteksi di organ lain: ginjal, hati, usus halus, feses • Menyebabkan gastroenteritis
Gambaran klinis • Infeksi saluran nafas atas ringan-sedang “flu” • Reinfeksi dapat terjadi pada infeksi dengan serotipe yang sama dalam hitungan bulan [short lived immunity] • Coronavirus dapat mengalami perubahan virulensi dan tropisme jaringan seperti perubahan “spike”
Gambaran klinis: SARS Newly emerged Coronaviruses
• Muncul pertama kali tahun 2002 di Cina • Menginfeksi 8000 pasien di 29 negara • Reservoir hewan • Transmisi melalui droplet
• Distres pernafasan akut • Bantuan ventilator • Kematian 10% akibat gagal nafas progresif
Gambaran klinis Newly emerged Coronaviruses
• Muncul pertama kali tahun 2012 • Transmisi antar individu
Diagnosis laboratorium Deteksi asam nukleat dan antigen
Serologi
• Isolasi virus sulit • Uji ELISA: sekret saluran • Serodiagnosis saat masa nafas akut dan konvalesens dengan ELISA dan uji • Mikroskop elektron: hemaglutininasi sampel feses • PCR: sampel plasma
Isolasi dan identifikasi virus • Kultur sel sulit dikerjakan • Spesimen orofaring
Terapi • Belum ada terapi spesifik • Belum ada vaksin • Pengendalian SARS: – – – – – –
Isolasi pasien Larangan bepergian Sarung tangan Jubah Kacamata pelindung Respirator
(VIRUS INFLUENZA)
ORTHOMYXOVIRUS
Sifat Virus • • • •
Berbentuk sferis, diameter 100 nm Genom RNA bersens negatif, beruntai tunggal Selubung lipid berasal dari sel pejamu Pada selubung terdapat protein kanal ion M2 dan protein NS2 • Variasi antigen ditentukan oleh 2 glikoprotein yaitu hemaglutinin (HA) dan neuraminidase (NA)
Family Orthomyxovirus memiliki 1 genus yaitu virus influenza yang terdiri dari 3 tipe yaitu influenza A, B dan C
berdasarkan antigen nukleokapsid (NP) dan matriks (M
• Variasi antigen dalam HA dan NA digunakan untuk menentukan subtipe virus: 15 subtipe HA dan 9 subtipe NA – 4 subtipe HA (H1-H3, H5) dan 2 subtipe NA (N1, N2) ditemukan dari manusia
Diagram of influenza nomenclature
Antigenic Drift & Antigenic Shift • Frekuensi perubahan antigen pada HA dan NA sangat tinggi • Perubahan antigen minor disebut antigenic drift • Perubahan antigen mayor disebut antigenic shift • Kedua perubahan tersebut menyebabkan munculnya subtipe baru • Pergeseran antigenik menyebabkan epidemi/pandemi
Replikasi Endositosis diperantarai reseptor
Ribonukleoprotein virus dilepaskan dalam sitoplasma
ditranspor ke nukleus (replikasi & transkripsi)
Diekspor ke sitoplasma untuk translasi
membentuk protein HA & NA
Pertunasan virion progeni di membran plasma
Skema siklus hidup virus influenza
Patogenesis & patologi • Menyebar dari orang ke • Inkubasi 1-4 hari orang melalui droplet • Infeksi menyebabkan udara, kontak dengan tangan atau permukaan penghancuran sel dan terkontaminasi deskuamasi mukosa • Virion progeni menyebar ke superfisial saluran nafas sel di dekatnya • NA virus menurunkan • Kerusakan epitel kekentalan lapisan mukus serangan bakteri • Jarang ditemukan dalam sekunder: S. aureus, S. darah
pneumoniae, H. Influenzae • Gejala sistemik terjadi akibat sitokin
Gambaran klinis Influenza tanpa komplikasi • Batuk kering, demam tinggi, nyeri kepala, nyeri otot, menggigil, anoreksia • Pada anak dapat menyebabkan gangguan saluran cerna • Tipe C jarang menyebabkan sindrom influenza
Pneumonia • Epidemi influenza memiliki dampak mematikan akibat pneumonia dan penyakit kardiopulmonal • Pneumonia terjadi akibat infeksi sekunder oleh bakteri • Pneumonia terjadi karena sekresi mukus meningkat, hilangnya mekanisme pembersihan silia, disfungsi fagosit • Koinfeksi S. aureus memiliki mortalitas 42%
Gambaran klinis Sindrom Reye • Merupakan komplikasi jarang dari influenza A, B dan herpesvirus varicella-zoster • Berupa Ensefalopati akut pada anak dan remaja • Akibat penggunaan salisilat • Mortalitas 10-40%
Kekebalan • Bertahan lama dan spesifik untuk suatu subtipe • Antibodi HA dan NA penting dalam mencetuskan kekebalan influenza, yaitu antibodi serum dan antibodi IgA sekretorik setempat • Ketiga jenis virus tidak memiliki keterkaitan antigenik sehingga tidak menimbulkan kekebalan silang
Diagnosis laboratorium PCR • RT-PCR merupakan uji yang cepat (< 1 hari), sensitif dan spesifik Isolasi dan identifikasi • Isolasi virus pada sel kultur dari swab • Memerlukan waktu 3-10 hari • Identifikasi isolat virus dengan uji HI
Serologi • Uji HI • ELISA • Serum berpasangan dari fase akut dan konvalesen peningkatan titer 4x/lebih
Pencegahan dan terapi Terapi • Penghambat kanal ion M2: – Amantadin hidroklorida – Rimantadin
• Penghambat NA: – Zanamivir – Oseltamivir – Menghambat pelepasan virus dari sel host
Vaksin • Berisi campuran yang mengandung satu atau dua virus tipe A dan B • KI: alergi protein telur • Dilakukan tahunan mulai 6 bulan – 18 tahun
note