PENGARUH PERKEMBANGAN AKTIVITAS EKONOMI TERHADAP STRUKTUR RUANG KOTA LUMAJANG
OLEH: VICKY SANDI PRADITYA 181910501043
PROGRAM PENDIDIKAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER 2019
BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota memiliki peran yang cukup besar dalam strategi pembangunan negara dimana memiliki peran sebagai pusat industri manufaktur dan pusat kegiatan pelayanan. Kota adalah suatu pemukiman yang relative besar, padat, dan permanen, terdiri dari kelompok individu yang heterogen dari segi sosial. Kota merupakan tempat bergabungnya berbagai hal dan merupakan kumpulan keanekaragaman banyak hal (Zahnd,2006). Keberadaan kota tidak lepas dari sejarah awal perkembangan, kondisi saat ini, serta wajah kota di masa yang akan datang. Perkembangan kota sangat berkaitan dengan fungsi waktu, hal ini mengingatkan kita pada masa lampau yaitu aspek kesejarahan memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk morfologi kota (Mumford,1967) Pengetahuan mengenai morfologi kota sebagai upaya pendekatan dalam memahami kota sangat diperlukan. Morfologi terdiri dari dua suka kata yaitu morf yang berarti bentuk dan logos yang berarti ilmu. Secara sederhana morfologi kota berarti ilmu yang mempelajari produk bentuk-bentuk fisik kota secara logis. Morfologi merupakan pendekatan dalam memahami bentuk logis sebuah kota sebagai produk perubahan sosio-spatial. Morfologi bukan kajian yang statis, dimana hanya mempelajari bentuk fisik seperti ketinggian bangunan, susunan jaringan jalan, serta komposisi dan proporsi bangunan dalam suatu bentang kota (townscape), melainkan justru berusaha menggali proses yang melatarbelakangi perubahan dan dinamika terbentuknya lingkungan perkotaan dengan lingkungan fisik sebagai representasinya. Pengentahuan mengenai morfologi kota sangat perlu karena pertama sejalan dengan semakin kompleks kehidupan kota muncul masalah bentukan fisik kota. Kedua karena tuntutan tujuan perancangan kota itu sendiri yang mengharapkan terciptanya kualitas lingkungan fisik.
Kabupaten Lumajang merupakan salah satu wilayah di Jawa Timur yang memiliki potensi sumber daya alam dan potensi sosial - ekonomi yang dapat dikembangkan dan dimanfatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara
geografis,
pemerintah Kabupaten Lumajang
Terletak
di antara
112°50’113° 22’ Bujur Timur dan 7° 52’–8° 23’ Lintang Selatan. Kabupaten Lumajang terdiri dari 21 (dua puluh satu) kecamatan, yaitu: Yosowilangun, Kunir, Tempeh, Pasirian, Candipuro, Pronojiwo, Tempursari , Rowokangkung, Tekung, Lumajang, Sumbersuko, Sukodono, Senduro, Pasrujambe, Padang, Gucialit, Jatiroto, Randuagung, Kedungjajang, Klakah dan Ranuyoso. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jawa Timur disebutkan fungsi dari Kabupaten
Lumajang
adalah
sebagai
pusat
pemerintahan,
pendidikan,
kesehatan,4industri, pariwisata, perdagangan dan jasa. Pergerakan manusia yang disebabkan oleh aktivitas ekonomi memberikan dampak pada stuktur kota tersebut baik dari penggunaan lahan maupun jaringan jalan. 1.2 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh perkembangan aktivitas ekonomi terhadap struktur ruang kota di Kabupaten Lumajang 2. Untuk mengidentifikasi masalah maupun potensi yang ditimbulkan akibat dari perkembangan aktivitas ekonomi di Kabupaten Lumajang 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan apa yang telah dipaparkan dari latar belakang tersebut, berikut rumusan masalah yang dapat dikaji lebih lanjut. 1. Bagaimana kondisi struktur kota yang telah dipengaruhi aktivitas ekonomi di Kabupaten Lumajang? 2. Bagaimana
BAB II
KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Morfologi Kota 1. Kota adalah kumpulan berbagai bangunan dan artefak (a collection of buildings and artefact) serta tempat untuk berhubungan sosial (a site for social relationships). Morfologi kota merupakan suatu geometri dari proses perubahan keadaan yang bersifat sosio-spatial (the geometry of a socio-spatial continum) (Ali Madanipour,1996). 2. Kota
adalah suatu laboratorium tempat
pencarian kebebasan
dilaksanakan dan percobaan-percobaan diuji mengenai bentukanbentukan fisik. Bentukan-bentukan fisik kota adalah perwujudan kehidupan manusia ; polanya dijalin dengan pikiran dan tangan yang dibimbing oleh suatu tujuan. Bentukan fisik kota terjalin dalam aturan yang juga mengemukakan lambang-lambang pola-pola ekonomi, sosial, politis dan spiritual serta peradaban masyarakatnya. Kota adalah tempat mengaduk kekuatan-kekuatan budaya dan rancangan kota merupakan ekspresinya (Gallion dan Eisner,1992) 2.1.2 Struktur Kota Struktur kota merupakan gambaran dari penyebaran atau pembagian tata guna lahan dan sistem jaringan. Penjabaran struktur kota membentuk pola kota yang dapat memberikan informasi antara lain kesesuaian lahan, kependudukan, guna lahan, sistem transportasi, dan sebagainya, dimana kesemuanya saling berkaitan satu sama lain. Pola kota yang merupakan ilustrasi dari struktur ruang kota secara tak langsung dapat menunjukkan arah perkembangan kota yang pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh tata guna lahan.
2.1.3 Citra Kota Citra Kota merupakan kesan fisik yang mampu memberikan ciri khas kepada kota tersebut. Dalam pengembangan suatu kota, citra kota berperan sebagai pembentuk identitas kota, dan sebagai penambah daya tarik kota. Citra dan identitas kawasan seakan telah menjadi tolak ukur bagi kualitas suatu lingkungan khususnya menyangkut cara pandang orang terhadap nilai lingkungan tersebut (Linch, 1982). 2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan 1. Weishaguna dan Ernady Saodih dalam artikelnya yang berjudul “Morfologi Sebagai Pendekatan Memahami Kota” dimana telah dijelasan berbagai alasan mulai dari mengapa pengetahuan mengenai morfologi itu terbilang penting serta dibahas juga mengenai ruang lingkup dalam pengkajian morfologi kota yang dimana juga dijelaskan mengenai bentuk-bentuk ekspresi ruang kota yang disertai gambar yang dimana untuk memudahkan dalam pemahaman. 2.3 Kerangka Berpikir Penelitian ini mengidentifikasi mengenai gambaran umum morfologi kota di Kabupaten Lumajang yang dilihat dari tiga aspek yaitu morfologi kota, struktur kota dan citra atau identitas kota tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan cara survey primer dan survey sekunder dengan data yang diperoleh dari pihak instansi terkait.
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian untuk mengidentifikasi morfologi kota ini di laksanakan di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Agar memudahkan dalam proses pengidentifikasian, penulis membatasi ruang lingkup penelitian yaitu hanya di daerah pusat kota lebih tepatnya di Kecamatan Lumajang. Adapun penelitian di lakukan di lokasi tersebut karena penulis berkepentingan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah “Morfologi Kota” yang juga sebagai syarat kelulusan dalam menempu pendidikan di semester dua ini. Dan lokasi ini adalah daerah asal penusil sehingga dapat mempermudah dalam pengerjaan. 3.1.2 Waktu Penelitian Waktu penelitian dalam upaya penyelesaian tugas ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan, mulai bulan April sampai dengan bulan Juni 2019. 3.2 Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.36 Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan ialah : 3.2.1 Observasi Observasi memiliki arti mengamati (watching) dan mendengar (listening) perilaku seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan manipulasi atau pengendalian, serta mencatat penemuan yang memungkinkan atau memenuhi syarat untuk digunakan ke dalam tingkat penafsiran analisis.
3.2.2 Indepth Interview Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan focus penelitian yang sedang digunakan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan. 3.2.3 Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data berupa foto-foto, laporan kegiatan, catatan agenda kerjasama dengan mitra jadwal kegiatan dan lain sebagainya. 3.2.4 Pencatatan data (field note) Pencatatan data dalam suatu peneltian sangatlah penting, hal ini mengingat kemampuan mengingat peneliti terbatas. Sehingga diperlukan pencatatan pada saat wawancara sehingga peneliti tidak lupa akan hasil dalam proses wawancara yang dilakukan. 3.3 Alur Pikir Pencatatan data dalam suatu peneltian sangatlah penting, hal ini mengingat kemampuan mengingat peneliti terbatas. Sehingga diperlukan pencatatan pada saat wawancara sehingga peneliti tidak lupa akan hasil dalam proses wawancara yang dilakukan: Tinjauan Morfologi
Input Sejarah
Proses Kota Analisis
Lumajang Peta
Kuantitatif
Periodesasi
Output Perkembangan kota
secara
vertikal
atau
Kabupaten
horizontal
Lumajang
Bentuk-bentuk ekpresi keruangan kota
Struktur Kota
Peta Tata Guna Pendekatan
Bentuk
struktur
Lahan
Positivistik
kota
Analisis
sectoral atau inti
konsentris,
Kuantitatif
berganda (multiple nuclei)
Image Kota
Path
Metode deskriptif
Keterbacaan kota
Node
Analisis kualitatif
dari setiap elemen
Edge
pembentuk image
District
kota
Landmark
3.3.1 Morfologi Kota Dalam pengkajian untuk menemukan form dan shape dari suatu kota serta tren perkembangan suatu kota maka diperlukan data berupa sejarah terbentuknya kota tersebut serta peta periodesasi dari suatu kota tersebut. Dimana kemudian diproses lebih lanjut melalui teknik analisis kuantitatif, metode kuantitatif adalah teknik analisis yang lebih banyak menggunakan teknik analisis untuk memperoleh sebuah kesimpulan. Teknik analisis tersebut dapat saja menggunakan diagram, tabel, dan sebagainya. 3.3.2 Struktur Kota Untuk bisa menentukan struktur dari suatu kota maka diperlukannya data berupa peta penggunaan lahan di kota tersebut 3.3.3 Image Kota Terdapat banyak elemen pembentuk citra kota antara lain path, node, edge, district dan landmark. Dalam upaya mengalanisis image dari suatu kota maka perlu diketahui terlebih dahulu sebaran dari elemen-elemen tersebut. Elemen pembentuk citra kota tidak dapat dianalisa secara kuantitatif namun dapat memberi persepsi yang sama bagi pengamat yang melihatnya maka dari itu perlu metode analisis kualitatif untuk dapat mengetahui elemen-elemen tersebut.
BAB IV
PEMBAHASAN 4.1 Morfologi Kota Lumajang Morfologi adalah studi mengenai form dan shape dari lingkungan permukiman. Form berarti bentuk yang dapat diamati dan merupakan konfigurasi dari beberapa objek, sementara shape adalah fitur geometrik atau bentuk eksternal dan outline dari sebuah benda. Berdasarkan analisa bentuk kota dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Kabupaten Lumajang
4.2 Struktur Kota Lumajang 4.3 Image Kota Lumajang Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Jawa Timur disebutkan fungsi dari Kabupaten Lumajang adalah sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, kesehatan, 10industri, pariwisata, perdagangan dan jasa. Terfokus pada fungsi sebagai pusat wisata maka perlu adanya pengembangan lebih lanjut dan peningkatan daya tarik wisata di Kabupaten Lumajang. Identitas kota merupakan salah satu aspek yang dapat dianalisis guna meningkatkan daya tarik kota, beberapa elemen pembentuk citra kota di Kabupaten Lumajang meliputi: 4.3.1 Path Path adalah koridor linear yang dapat dirasakan oleh manusia pada saat berjalan mengamati kota serta dapat dengan mudah dikenali oleh kebanyakan orang karena merupakan jalur pergerakan utama Ada beberapa path di kawasan perkotaan Kabupaten Lumajang yaitu, Jl. Ahmad Yani, Jl. PB. Sudirman serta Alun-alun Kota Lumajang. 4.3.2 Node Node merupakan titik strategis yang menjadi pertemuan beberapa jalur atau aktivitas. Terdapat ciri utama suatu titik dapat dikatakan sebagai node
yaitu apabila titik pertemuan aktivitas tersebut mampu mendatangkan masa dalam jumlah yang besar. Node pada kawasan Kota Lumajang terletak pada alun-alun Kota Lumajang, GM yang terletak di JL. PB. Sudirman. 4.3.3 Edge Edge atau batas merupakan elemen linear dimana letaknya berada diantara dua kawasan dan dapat dengan mudah dikenali oleh manusia. Edge dapat berupa suatu desain, jalan, sungai, gunung. 4.3.4 District Distrik merupakan suatu bagian kota yang mempunyai karakter atau aktivitas khusus yang dapat dikenali pengamatnya. 4.3.5 Landmark Merupakan titik yang berupa bentuk visual yang menonjol dan menjadi penanda yang bersifat eksternal bagi pengamat, karena bisa dilihat dari luar letaknya. Landmark dapat membantu orang untuk mengenali suatu tempat karena biasanya landmark dari setiap kawasan mencirikan kawasan itu sendiri. Landmark pada kawasan Kota Lumajang yaitu, patung jaran kencak, Alun-alun Kota Lumajang selain itu terdapat juga Pura Madhara Giri Semeru Agung namun letaknya cukup jauh dari pusat kota
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan