Vaksin Meningitis

  • Uploaded by: Salma Eka Oktaryza
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Vaksin Meningitis as PDF for free.

More details

  • Words: 2,601
  • Pages: 16
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Haji merupakan rukun Islam yang kelima. Haji merupakan ibadah yang sangat berat. Karena disamping harus mampu secara keuangan dan mental, tetapi juga harus mampu secara fisik. Untuk menghadapi cuaca dan penularan penyakit. Dengan berkembangnya teknologi dan perkembangan zaman, haji sekarang bukan merupakan ibadah yang berat lagi, tetapi ibadah haji merupakan suatu kebutuhan dan harus dilaksanakan. Terbukti dengan adanya orang yang mau berhaji menunggu 10 sampai 15 tahun kedepan. Sehingga banyak sekali permasalahan yang timbul. Salah satunya permasalahanya itu dengan banyaknya orang-orang yang sakit saat ibadah haji karena secara fisik tidak kuat, sehingga mudah terserang penyakit yang menular. Dengan berbagai penyak itu diantaranya yaitu penyakit meningitis. Penyakit menular ini menular dan sangat berbahaya bagi kesehatan, karena penyakit ini bisa menyebabkan kematian, dan setelah diteliti lagi mengandung enzim yang terbuat dari babi. Arab Saudi adalah Negara epidemis terjadinya penyakit, Jemaah haji yang datang ke kota Mekkah sebagian berasal dari Negara-negara sub-Sahara Afrika yang merupakan daerah Meningitis belt tahun 1987 dan 2000 terjadi Kejadian LuarBiasa (KLB) yang menimpa para Jemaah haji di Arab Saudi. Penyakit merupakan penyebab kesakitan dan kematian di seluruhdunia. Perlindungan diperlukan untuk menghindari terjadinya penularan antar Jemaah haji di kota Mekkah dan mencegah pembawa penyakit (Carrier) setelah kembali lagi kenegaraasalnya. Jemaah haji Indonesia umumnya belum mempunyai kekebalan alamiah yang didapatkan secara pasif, sehingga Jemaah perlu memperoleh vaksinasi terhadap penyakit tersebut mengingat tingginya resiko penularan dari Jemaah haji yang berasaldari Negara lain. Kementerian Kesehatan Kerajaan Arab Saudi, sejak tahun 2002 telah mewajibkan Negara Negara yang mengirimkan Jemaah haji untuk memberikan vaksinasi meningokok tetravalent sebagai isyarat pokok pemberian visa haji dan 1

umroh, dalam upaya pencegahan penularan virus. Vaksin ini bersifat “opsional”, mengingat umunya Jemaah haji Indonesia berusia lanjut dan beberapa diantaranya menderita penyakit kronis, serta perubahan suhu yang ekstrim di kota Mekkah mengakibatkan kekebalan tubuh Jemaah haji dapat menurun. Virus sangat mudah menular melalui droplet, udara atau kontak langsung dengan penderita. Padakondisi yang padat dan berdesak desakan sangat memudahkan terjadi penularan virus. Dewasa ini terdapat beberapa pendapat yang pro dan kontra terhadap vaksinasi dan imunisasi. Begitu juga dalam pandangan Islam, terdapat keramaian di ruang tertutup. Kontak dengan orang terinfeksi atau kontak langsung dengan secret pernafasan, kerongkongan, saliva orang yang terinfeksi misalnya ciuman, minum dengan gelas atau botol yang sama. Pro dan kontra tentang vaksinasi dan imunisasi calon Jemaah haji beberapa pendapat mengatakan hokum vaksinasi dan imunisasi adalah haram, karena terbuat dari bahan yang haram. Termasuk vaksin meningitis yang diwajibkan untuk Jemaah haji diduga mengandung enzim tripsin dari serum babi. Glaxo Smith Kline (GSK) sebagai produsen vaksin yang digunakan oleh Departemen Kesehatan RI, membantah bahwa produknya mengandung unsur babi. GSK menerangkan bahwa pada awalnya mereka menggunakan enzim babi sebagai katalisator dalam proses pembuatan (“Old” Mencevax TM ACW 135 Y). namun hal ini tidak dilakukan lagi pada proses pembuatan vaksin yang baru (“NEW” Mencevax TM ACW 135 Y) yang digunakan sejak akhirtahun 2008. Pancreas babi digunakan untuk diambil enzimnya. Enzim tripsin yang spesifik memotong protein tertentu yang diperlukan dalam pemisahannya dari bahan lain yang tidak diperlukan. Maka sejak akhir tahun 2008 enzim babi ini telah tidak digunakan lagi sebagai katalisator, karena telah berhasil menggunakan katalisator lain yang bukan dari binatang itu, jadi yang digunakan itu terlepas dari penggunaan unsure babi pada proses pembuatannya. Jadi, dapat dikatakan bahwa vaksin yang sekarang beredar itu merupakan cucu buyut yang telah diproduksi tanpa menggunakan enzim babi lagi. Berbeda dengan ketika awal pembuatannya. Jadi, vaksin seperti ini waktu di injeksikan sudah merupakan produk turunan yang

2

sudah bercampur dengan barang haram. Perlu diketahui bahwa vaksin itu hanya dilakukan dalam keadaan yang amat sangat dibutuhkan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah “Bagaimanakah Hukum Vaksinasi Meningitis bagi Calon Jamaah Haji” C. Tujuan 1. Tujuan Umum Mengetahui kandungan vaksin meningitis dan mengetahui jelas hukum penggunaan vaksin meningitis bagi calon Jemaah Haji. 2. Tujuan Khusus. a. Mengetahui kandungan vaksin meningitis b. Mengetahui hukum penggunaan vaksin meningitis bagi Jemaah haji.

3

BAB II PEMBAHASAN A.Mengetahui kandungan vaksin meningitis Meningitis adalah infeksi pada meninges (selaput pelindung) yang menyelimuti otak dan syaraf tulang belakang. Ketika meradang, meninges membengkak karena infeksi yang terjadi. System syaraf dan otak bisa rusak pada beberapa kasus. Di Indonesia, terdapat dua jenis vaksin meningitis, yaitu vaksin meningokokus polysakarida dan vaksin meningok okus konjugat. Vaksin meningokokus polysakarida bias diberikan untuk usia berapapun dan mampu member perlindungan sebesar 90-95 %. Untuk dewasa, vaksin ini akan melindungi selama 3-5 tahun. Untuk vaksin mengingokokus konjugat hanya untuk usia 11-55 tahun, biasanya diberikan pada jamaah haji dan tidka dianjurkan dijadikan sebagai imunisasi rutin. Vaksin meningitis adalah sejenis vaksin yang disuntikkan kedalam tubuh agar tubuh kita kebal terhadap penyakit meningitis.Fungsi meningitis ini adalah sebagai tameng dari penyakit yang disebabkan oleh bakteri Neisseria Meningitis.Banyak ahli kesehatan berpendapat penyebab penyakit meningitis adalah virus yang umumnya tidak berbahaya dan akan pulih tanpa pengobatan dan perawatan yang spesifik. Namun meningitis yang disebabkan oleh bakteri bisa mengakibatkan kondisi serius, misalnya kerusakan otak, hilangnya pendengaran, kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa menyebabkan kematian. Sedangkan meningitis yang disebabkan oleh jamur sangat jarang. Jenis ini umumnya diderita oleh orang yang daya tahan tubuhnya menurun seperti pada penderita HIV/AIDS. Faktor-faktor pemicu terjangkitnya penyakit meningitis yaitu: 1.Daya tahan tubuh lemah.Tinggal ditempat yang padat. 2.Bergaul langsung dengan penderita atau kontak langsung melalui air

4

3.ludah, dahak, ingus dan debu. > Tanda-tanda dan gejala yang muncul yaitu; a. Panas mendadak b.Perut mual dan muntah c. Bicara tidak menentu (mengigau) d. Kaku kuduk e. Sakit kepala f. Demam g.Sakit pada leher Ada beberapa penjelasan dari hasil Audit Tim Auditor LPPOM MUI ke tiga perusahaan tentang vaksin meningitis, yaitu: a. Tim Auditor Glaxo Smith Kline Becham Pharmaceutical Belgium, yang menyatakan antara lain bahwa dalam prosen produksi vaksin diperusahaan ini pernah bersentuhan dengan bahan yang tercemar babi. b.Tim auditor Novartis Vaccine and Diagnostics S.r.i, yang menyatakan antara lain bahwa dalam proses produksi vaksin di perusahaan ini tidak bersentuhan dengan babi atau bahan yang tercemar babi dan telah melalui proses pencucian. c. Tim auditor Zheijiang Tianyuan Bio Pharmaceutical Co.Ltd., yang menyatakan antara lain bahwa dalam proses produksi vaksin diperusahaan ini tidak bersentuhan dengan babi atau bahan yang tercemar babi dan telah melalui proses pencucian. B. Hukum vaksin meningitis bagi jamaah haji Komisi Fatwa MUI menetapkan fatwa tentang hukum penggunaan Vaksin Meningitis bagi jama’ah Haji dan Umrah, sebagai pedoman bagi pemerintah, umat Islam dan pihak-pihak lain yang memerlukannya. Departemen 5

Kesehatan (Depkes), Majlis Pertimbangan Kesehatan dan Syara’ (MPKS) Depkes, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), serta MUI Yang menyatakan vaksin ini haram karena kandungan enzim babi.Berdasarkan pengakuan produsen vaksin meningitis, Glaxo Smith Kline (GSK), vaksin meningitis ini menggunakan enzim babi. Karena itu, telah ditetapkan bahwa vaksin ini haram. Terlebih lagi vaksin yang menggunakan enzim babi ini digunakan untuk menunaikan ibadah haji.

Dasar hukum yang di gunakan antara lain: 1.Firman Allah SWT, Q.S Al-Baqoroh:173

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, da binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Akan tetapi, barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak 6

menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Baqarah: 173) Ketika perintah larangan makan daging babi dilaksanakan, orang-orang belum mengerti apa hikmahnya. Mereka didasari rasa keimanan yang tinggi. Menerima tanpa alasan, mereka menyadari, bahwa pasti ada hikmahnya dari setiap larangan Allah, tanpa boleh dipersoalkan dan dibahas oleh setiap mukmin, ia harus menerima utuh setiap apa yang diperintahkan oleh Allah. 2.Q.S.Al-Maidah:3

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam biantang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu 7

memakan hewan) yang disembelih untuk behala…” (QS. Al Maidah : 3)

3.Q.S.Al-An’am:145

“Katakanlah Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau memakan itu bangkai, darah yang mengalir, atau daging babi, karena sesungguhnya semua itu kotor, atau bianatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha Pengampun, Maha Penyayang.”(QS. Al-An’am: 145) 4. Hadits-hadits Nabi SAW, antara lain: Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar An Namari telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Ziyad bin 'Ilaqah dari Usamah bin Syarik ia berkata, "Aku pernah mendatangi Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan para sahabatnya, dan seolah-olah di atas kepala mereka terdapat burung. Aku kemudian mengucapkan salam dan duduk, lalu ada seorang Arab badui datang dari arah ini dan ini, mereka lalu berkata, 8

"Wahai Rasulullah, apakah boleh kami berobat?" Beliau menjawab: "Berobatlah, sesungguhnya Allah 'azza wajalla tidak menciptakan penyakit melainkan menciptakan juga obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu pikun." Sumber Kitab Bab No. Hadist

: AbuDaud : Pengobatan : Berobat : 3357

5.Kaidah-kaidah tentang sad adzari’ah : a. Pendapat para ulama, antara lain 

Pendapat Imam al-Zuhri yang menegaskan ketidakbolehan berobat dengan barang najis. “Imam Zuhri (w.124 H) berkata,Tidak halal meminum air seni manusia karena suatu penyakit yang diderita, sebab itu adalah najis, Allah berfirman: ‘… Dihalalkan bagimu yang baik-baik (suci)…’ (QS.Al Maidah: 5).



Ibnu Mas’ud (w 32 H) berkata tentang sakar (meminum keras), Allah tidak menjadikan obatmu pada suatu yang diharamkan atasmu”



Pendapat Imam al-Nawawi yang menjelaskan bahwa sesuatu yang tidak diyakini kenajisan dan atau kesuciannya, maka ditetapkan hukum kesucian sesuai hukum asalnya:“Sesuatu yang tidak diyakini kenajisan dan kesuciannya, dan pada umumnya hal seperti itu adalah najis (terkena najis), maka status hukumnya ada dua pendapat; hal ini disebabkan terjadi ta’arudh (pertentangan) antara status hukum asal (suci) dengan status hukum yang zahir (umumnya terkena najis). Pendapat yang lebih kuat (azhar) adalah (pendapat yang menyatakan bahwa sesuatu tersebut adalah) suci karena mengamalkan (memberlakukan) status hukum asal. Yang

9

termasuk seperti masalah ini adalah pakaian dan perabot peminum khamar (minuman keras), pakaian jagal (juru potong hewan) dan anak-anak yang tidak menjaga diri dari najis, lumpur jalanan yang tidak diyakini terkena najis (dan ada kemungkinan terkena najis), kuburan yang diragukan pernah digali, wadah milik orang kafir yang menyakini penggunaan najis sebagai suatu ajaran agama seperti orang Majusi, serta pakaian orang Yahudi dan Nasrani yang menekuni pembuatan khamar dan yang selalu bersentuhan dengan babi. b. Keterangan Menteri Kesehatan RI pada tanggal 9 Juli 2010 yang menyatakan bahwa sampai saat ini kebijakan mewajibkan para pengunjung Arab Saudi memakai vaksin meningitis masih tetap berlaku.

c. Pendapat peserta rapat Komisi Fatwa pada tanggal 10 Juni 2010, 12 Juni 2010, 16Juni 2010, tanggal 22 Juni 2010, 24 Juni 2010, tanggal 30 Juni 2010, 9 Juli 2010 dan 16 Juli 2010, yang antara lain: - Bahwa produk vaksin yang dalam proses produksinya pernah

10

bersentuhan dengan bahan yang tercemar babi dinyatakan telah memanfaatkan (intifa’) babi. - Bahwa produk vaksin yang dalam proses produksinya tidak bersentuhan dengan babi atau bahan yang tercemar babi tapi bersentuhan dengan bahan najis selain babi dapat disucikan kembali. - Pencucian dalam produksi vaksin diperusahaan Novartis Vaccine and Diagnotics S.r.i dan Zheijiang Tianyuan Bio Pharmaceutical Co. Ltd dipandang telah memenuhi ketentuan pencucian secara syara’ (tathhir syara’an) e.Ketentuan Hukum: 1.Vaksin Mencevax ACW135Y hukumnya Haram.

2.Vaksin Menveo Meningococcal dan Vaksin Meningococcal hukumnya Halal. 3.Vaksin yang boleh digunakan hanyalah vaksin meningitis yang Halal 4.Ketentuan dalam Fatwa MUI Nomor 5 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa bagi orang yang melaksanakan haji wajib atau umrah wajib boleh menggunakan vaksin meningitis haram karena al-hajah (kebutuhan mendesak) dinyatakan tidak berlaku lagi.

11

C. ANALISIS Meningitis merupakan penyakit berbahaya dan menular yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus atau bakteri, yang menyebar dalam darah dan menyebabkan radang selaput otak sehingga membawa kerusakan kendali gerak, pikiran bahkan kematian. Untuk melindungi Jama’ah haji agar tidak terserang penyakit tersebut maka diperlukan adanya vaksin meningitis, tentunya dengan menggunakakan vaksin meningitis yang terbuat dari bahan-bahan yang halal. Adapun vaksin meningitis yang terbuat atau tercemar dari enzim babi hukumnya adalah haram, dengan alasan sebagai berikut :

12

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam biantang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu memakan hewan) yang disembelih untuk behala…” (QS. Al Maidah : 3). Dari ayat diatas jelas dikatakan bahwa daging babi itu haram termasuk yang didalam kandungannya. Dan vaksin yang menggunakan bahan yang tercemar atau ada kandungan enzim babinya adalah haram. BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan Meningitis merupakan penyakit berbahaya dan menular yang disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus atau bakteri, yang menyebar dalam darah dan menyebabkan radang selaput otak sehingga membawa kerusakan kendali gerak, pikiran bahkan kematian.Vaksin meningitis adalah sejenis vaksin yang disuntikkan

kedalam

tubuh

agar

tubuh

kita

kebal

terhadap

penyakit

meningitis.Fungsi meningitis ini adalah sebagai tameng dari penyakit yang

13

disebabkan oleh bakteri Neisseria Meningitis.Maka untuk melindungi masyarakat utamanya jama’ah haji agar bisa beribadah dengan sebaik-baiknya perlu adanya vaksin meningitis dan tentunya menggukan bahan yang halal.Vaksin yang sudah tercemar dan terbuat dari bahan babi maka hukumnya haram. Dalam penggunaannya ulama mengatakan bahwakebolehan dalam menggunakannya dengan alasan yang bermacam macam seperti: 1. Syeikh Abdullah bin Baz: Artinya:“La ba’sa (tidak masalah) berobat dengan cara seperti itu jika dikhawatirkan tertimpa penyakit karena adanya wabah atau sebabsebab lainnya. Dan tidak masalah menggunakan obat untuk menolak atau menghindari

wabah

Nabi Shallallahu

yang

‘alaihi

dikhawatirkan. wa

Hal

sallam dalam

ini

berdasarkan

hadits

shahih

sabda (yang

artinya),“Barangsiapa makan tujuh butir kurma Madinah pada pagi hari, ia tidak akan terkena pengaruh buruk sihir atau racun. 2. Syeikh Muhammad Shalih al-Munajjid: Artinya:“rincian ketiga: vaksin yang terdapat didalamnya bahan yang haram atau najis pada asalnya. Akan tetapi dalam proses kimia atau ketika ditambahkan bahan yang lain yang mengubah nama dan sifatnya menjadi bahan yang mubah. Proses ini dinamakan “istihalah”. Dan bahan [mubah ini] mempunyai efek yang bermanfaat.

3. Fatwa Majelis Majelis Ulama Eropa untuk Fatwa dan Penelitian [‫]المجلس الوربي للبحوث والفإتاء‬ Artinya: Pertama, Penggunaan obat semacam itu ada manfaatnya dari segi medis. Obat semacam itu dapat melindungi anak dan mencegah mereka dari kelumpuhan dengan izin Allah. Dan obat semacam ini (dari enzim babi) belum ada gantinya hingga saat ini. Dengan menimbang hal ini, maka penggunaan obat semacam itu dalam rangka berobat dan pencegahan dibolehkan. Hal ini dengan alasan karena mencegah bahaya (penyakit) yang lebih parah jika tidak mengkonsumsinya. Dalam bab fikih, masalah ini ada sisi kelonggaran yaitu tidak mengapa menggunakan yang najis (jika memang cairan tersebut dinilai najis). Namun sebenarnya cairan najis tersebut telah mengalami istihlak

14

(melebur) karena bercampur dengan zat suci yang berjumlah banyak. Begitu pula masalah ini masuk dalam hal darurat dan begitu primer yang dibutuhkan untuk menghilangkan bahaya. Dan di antara tujuan syari’at adalah menggapai maslahat dan manfaat serta menghilangkan mafsadat dan bahaya. Kedua, Majelis merekomendasikan pada para imam dan pejabat yang berwenang hendaklah posisi mereka tidak bersikap keras dalam perkara ijtihadiyah ini yang nampak ada maslahat bagi anak-anak kaum muslimin selama tidak bertentangan dengan dalil yang definitif (qath’i). B. Saran Demikianlah makalah ini penulis buat. Makalah ini jauh dari kesempurnaan, baik dari segi pemhaman terhadap ayat-ayat, literature ayat serta buku-buku tafsir yang menjadi rujukan yang amat terbatas. Oleh karena itu penulis mengharapkan krtikan dan saran yang membangun. Atas perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA 

Al-Qur’an  Q.S. Al-Baqoroh Ayat 173. 2011 Semarang : Aneka Ilmu. CV  Q.S.Al-Maidah Ayat 3. 2011 Semarang : Aneka Ilmu. CV  Q.S.Al-An’am Ayat 145. 2011 Semarang : Aneka Ilmu. CV



Hadist 

Abu Daud No. 3357

15



Buku Rujukan 

Asy Sya’rawi,M. Mutawalli. Anda bertanya Islam menjawab,1986 Jakarta : Gema Insani, Halaman :187-188



Al-Ghazali, Syaikh Muhammad, 100 tanya jawab seputar islam, 2010 Pemantang Siantar : Kecik Bookstore



Naik, Zakir. Mereka bertanya islam menjawab, 2009 Jakarta : Aqwam Nama



Tim penyusun. 1975. Himpunan Fatwa MUI sejak 1975. Jakarta:Erlangga. Hlm.378





Post, Dokter. E-book : Aspek klinis vaksinasi haji

Internet  http://www.nu.or.id/  http://www.depkes.go.id/development/site/jkn/index.php?

cid=230&id=vaksin-meningitis-yang-digunakan-jemaah-hajiindonesia-tidak-ada-unsur-babi.html  http://kesehatanhaji.com/2016/02/vaksinasi-meningitis-halal-

menurut-mui/

16

Related Documents

Vaksin Meningitis
August 2019 33
Meningitis
December 2019 39
Vaksin
June 2020 17
Meningitis
May 2020 26
Meningitis
June 2020 23
Meningitis
December 2019 42

More Documents from "Faith Vaughn"

Vaksin Meningitis
August 2019 33
Makalah Infant Fix.docx
November 2019 16
Lp Nyeri Ajeng.docx
December 2019 21
Nucleat Acid
December 2019 19
Glossary.doc
December 2019 42
Gambar Anatomi 2.1 (1).pdf
November 2019 40