PROPOSAL SURVEI BATHIMETRI DAN HIDRO-OCEANOGRAFI
Disusun Oleh: Mochamad Thufall Adjie Prasetyo
03311540000023
Manajemen Survey dan Pemetaan
DEPARTEMEN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN, DAN KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2019
KATA PENGANTAR Hidrografi adalah ilmu tentang pemetaan laut dan pesisir. Hidrografi menurut International Hydrographic Organization (IHO) adalah ilmu tentang pengukuran dan penggambaran parameter-parameter yang diperlukan utnuk menjelaskan sifat-sifat dan konfigurasi dasar laut secara tepat dan hubungan geografinya dengan daratan, serta karakteristik-karakteristik dan dinamika-dinamika lautan. Secara etimologi, Hidrografi bersal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “hidro” yang berarti air dan “grafi” yang berarti menulis, hidrografi artinya gambaran permukaan bumi yang digenangi air. Dalam pekerjaan hidrografi ada yang dinamakan dengan survei bathimetri dan survei hidro-oceanografi. Survei bathimetri merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk mendapatkan kenampakan bentuk permukaan dasar perairan dan disajikan dalam bentuk peta bathimetri, untuk mendapatkan kenampakan daerah pantai serta detil situasinya dilakukan pekerjaan survei topografi yang kemudian hasilnya disajikan dalam peta topografi. Sedangkan survei hidrooceanografi merupakan pekerjaan untuk mendapatkan sifat-sifat fisik laut dan dinamika laut seperti pekerjaan pengamatan pasang surut, pengukuran arus laut serta pengambilan sampel dasar perairan.. Pada proyek ini akan dilakukan pekerjaan survei bathimetri dan hidro-oceanografi di daerah pantai selatan Kabupaten Dompu dengan detail pekerjaan adalah survei bathimetri sekaligus topografi, pengamatan pasang surut, pengukuran arus laut serta pengambilan sampel dasar laut. Dan hasil dari proyek ini adalah untuk memperoleh peta bathimetri dan peta topografi daerah pantai tersebut. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan proposal proyek ini masih terdapat begitu banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kelancaran proyek.
Surabaya, 26 Maret 2019
Konsultan Manajemen Proyek
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2 DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3 BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
2
1.1
Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2
Maksud dan Tujuan ..................................................................................................... 4
1.3
Area Pekerjaan ............................................................................................................ 4
1.4
Ruang Lingkup Pekerjaan ........................................................................................... 5
1.5
Hasil Keluaran/Output................................................................................................. 6
BAB II METODOLOGI ..................................................................................................... 7 2.1
Metodologi Pelaksanan Pekerjaan .............................................................................. 7
2.1.1
Tahap Persiapan ................................................................................................... 7
2.1.2
Tahap Pelaksanaan Pekerjaan .............................................................................. 7
3
BAB III KUALIFIKASI TENAGA AHLI ...................................................................... 11
4
BAB IV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN .................................................... 13
5
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA.................................................................... 14
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang
Peta bathimetri merupakan peta yang menggambarkan bentuk konfigurasi dasar laut dinyatakan dengan angka-angka kedalaman serta garis-garis kedalaman. Peta bathimetri ini juga dapat divisualisasikan dalam bentuk tampilan 2 dimensi (2D) maupun 3 dimensi (3D). Visualisasi tersebut dapat dilakukan karena perkembangan teknologi yang semakin hari sangat semakin maju, sehingga penggunaan komputer untuk melakukan kalkulasi dalam pemetaan menjasi mudah untuk dilakukan. Sedangkan peta topografi adalah salah satu jenis peta khusus yang menggambarkan bentuk detail situasi daerah daratan, dalam kasus ini adalah bentuk detail dari daerah pantai. Peta ini menggambarkan bentuk tinggi dan rendahnya daerah tersebut menggunakan garisgaris. Garis ini dimanakan dengan garis kontur yang menghubungkan daerah dengan ketinggian yang sama. Pada pekerjaan kali ini yang dilakukan di daerah pantai selatan Kabupaten Dompu akan dilakukan pekerjaan survei bathimetri serta hidro-oceanografi yang terdiri dari pekerjaan survei bathimetri, pengamatan pasang surut air laut, pengukuran arus laut, pengambilan sampel dasar laut serta survei topografi pantai. Yang nantinya akan dihasilkan peta bathimetri dan peta topografi daerah tersebut. 1.2
Maksud dan Tujuan
Pekerjaan ini bermaksud untuk melakukan survei bathimetri dan hidro-oceanografi pada daerah pantai selatan Kabupaten Dompu. Sedangkan tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan peta bathimetri dan topografi daerah pantai Kabupaten Dompu. 1.3
Area Pekerjaan
Area pekerjaan dalam proyek ini dapat dilihat pada gambar berikut. Dimana koordinat kanan atasnya ( 8°37'27.52"S ; 118°25'6.62"T ) dan koordinat kiri bawahnya ( 8°39'37.46"S ; 118°23'33.02"T ). Area tersebut memiliki luas sekitar 1200 ha dengan terdapat daerah daratan dan daerah perairan. Dengan area daratannya sekitar 400 ha dan area perairannya sekitar 800 ha.
4
Gambar Area Pekerjaan Daerah Pantai Selatan Kabupaten Dompu 1.4
Ruang Lingkup Pekerjaan
Adapun lingkup pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pekerjaan adalah sebagai berikut: 1. Melakukan persiapan berupa koordinasi dan penyiapan administrasi dalam pelaksanaan pekerjaan. 2. Melakukan telaah literatur dan peraturan perundang-undangan maupun standar teknis yang terkait dengan pekerjaan survei bathimetri dan hidro-oceanografi. 3. Melakukan orientasi lokasi dengan pengamatan dari citra satelit dan pengamatan secara langsung ke lokasi proyek. 4. Pemasangan titik kontrol (BM) permanen untuk digunakan sebagai navigasi kapal survei dan acuan survei topografi serta untuk pengikatan ke palem pasang surut. 5. Pengukuran titik kontrol horizontal yaitu pengukuran dengan GPS geodetik. 6. Survei bathimetri untuk mendapatkan gambaran topografi dasar laut serta kedalaman dasar laut. 7. Pengamatan pasang surut untuk memperoleh data tinggi muka air laut pada lokasi studi dan mencari koreksi pasang surut untuk mengoreksi nilai kedalaman. 8. Pengamatan arus untuk mengukur kecepatan arus laut di daerah tersebut. 9. Pengambilan sampel dasar laut untuk mengetahui jenis material dasar laut di daerah pekerjaan. 10. Survei topografi daerah pantai untuk mendapatkan gambaran topografi pantai serta daerah perairan yang tidak dicapai dengan survei bathimetri.
5
1.5
Hasil Keluaran/Output
Hasil keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah berupa peta bathimetri dan peta topografi dengan skala 1 : 1000 daerah pantai selatan Kabupaten Dompu.
6
2 2.1
BAB II METODOLOGI
Metodologi Pelaksanan Pekerjaan
Metodologi pelaksanaan adalah serangkaian cara dan tahap pelaksanaan kegiatan yang sistematis yang merupakan gambaran penyelenggaran pekerjaan dengan berdasarkan pada langkah kerja yang mengacu pada tujuan pekerjaan, batasan ruang lingkup pekerjaan dan waktu pelaksanaan. 2.1.1 Tahap Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap awala yang akan dilakukan dalam penkerjaan ini. Pekerjaan dalam tahap persiapan ini meliputi: 1. Persiapan Administrasi Persiapan administrasi pada tahap ini adalah dimaksud dengan dilakukan perumusan atau pembuatan proposal terkait pelaksanaan pekerjaan, termasuk didalamnya penjadwalan rencana kerja dan penugasan personil. 2. Persiapan Personel Pada pelaksanaan survei dibutuhkan tenaga ahli baik tenaga ahli utama maupun tenaga ahli pendukung. Dalam pelaksanaanya para tim tenaga ahli diberikan pemaparan terkait detail program pekerjaan pada kegiatan pekerjaan ini. 3. Orientasi Lokasi Pekerjaan Orientasi lokasi pekerjaan diperlukan untuk menentukan berbagai aspek kebutuhan seperti tempat penginapan, mobilisasi, akomodasi personel, penentuan lajur perum, penentuan lokasi persebaran titik kontrol dan kendalakendalanya. 4. Persiapan Pekerjaan Persiapan pekerjaan ini terkait dengan pembuatan desain lajur pemeruman serta penentuan lokasi pesebaran titik kontrol agar dapat menunjang pekerjaan yang berkaitan denganya seperti untuk survei bathimetri, survei topografi serta pengamatan pasang surut. 2.1.2 Tahap Pelaksanaan Pekerjaan Tahap pelaksanaan pekerjaan adalah tahap inti dari pekerjaan ini dimana akan dilakukan pengumpulan data sesuai dengan lingkup pekerjaan yang sudah dijelaskan. Pekerjaan tersebut dapat dirinci seperti berikut: 1. Pembuatan dan Pemasangan Titik Kontrol (BM) sesuai dengan orde-1 pada SNI 19-6724-2002 yaitu: a. Ukuran BM adalah : (30 x 30 x 100) cm b. Ukuran sayap bawah : (80 x 80 x 10) cm c. Bagian yang muncul dipermukaan tanah 35 cm dan bagian yang ditanam 75 cm.
7
d. Rangka BM dibuat dari besi begel diameter 9 mm dan ring-rangka dari besi begel dengan diameter 6 mm. e. BM dicor ditempat dengan perbandingan adukan semen:pasir:batu adalah 1:2:3 f. Dibagian atas tengah BM dipasang Brass-tablet yang memuat tanda silang posisi horisontal dan nomor tugu penjelasan kepemilikan. g. BM dicat warna biru 2. Pengukuran Titik Kontrol Horizontal Referensi titik kontrol horizontal (BM) yang merupakan bagian dari Jaringan Kerangka Kontrol Horizontal Nasional yang terletak di dekat atau di lokasi studi diperlukan untuk penentuan posisi DGPS (bila menggunakan Shorebase Station/Reference Point), untuk verifikasi alat penentuan posisi DGPS dan untuk pengikatan relatif titik pengamatan pasut. Atau jika tidak terdapat JKN maka digunakan titik kontrol BM yang nantinya harus diikatkan dengan JKN yang terdekat. a. Alat yang di gunakan dalam pekerjaan ini : GPS Geodetik b. Tenaga yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini : Tenaga ahli, surveyor GPS. 3. Survei Bathimetri Survei Bathimetri harus dilaksanakan mencakup sepanjang area studi dengan panjang 4 km dengan lebar 2 km. Interval jarak memanjang (lajur utama) yang digunakan adalah 10 m dan interval crossing lajur silang adalah 100 m. Lajur utama survey tegak lurus dengan garis pantai. Semua pekerjaan yang dikerjakan dalam studi hidro – oseanografi ini harus mengacu pada ketentuan IHO SP-44 edisi ke-5 tahun 2008. Semua bukti ketelitian kedalaman dan posisi harus dilampirkan dalam laporan. Peralatan echosounder harus digunakan untuk mendapatkan data kedalaman optimum mencakup seluruh kedalaman dalam area pekerjaan. Agar tujuan ini tercapai, alat echosounder harus dioperasikan sesuai dengan spesifikasi dan standard ketelitian survey Hidrografi (SP-44 IHO, Edisi ke-5). Daerah perairan yang tidak bisa dilalui oleh kapal harus tetap diambil data kedalamannya dengan cara manual dengan bantuan tim topografi. a. Alat yang di gunakan dalam pekerjaan ini : GPS Geodetik, Multibeam echosounder, dan Kapal b. Tenaga yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini : Tenaga ahli GPS, Tenaga ahli hidrografi dan Surveyor hidrografi 4. Pengamatan Pasang Surut Pengamatan pasang surut harus dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan Muka Surutan Peta (Chart Datum), memberikan koreksi untuk reduksi hasil studi Bathimetri, juga untuk mendapatkan korelasi data dengan hasil pengamatan arus. Stasiun pasang surut harus dipasang di dekat area pemeruman. Pengamatan pasang surut harus dilaksanakan selama pekerjaan survei bathimetri berlangsung. Secepatnya setelah pemasangan, tide gauge/staff harus 8
dilakukan pengikatan secara vertikal dengan metode levelling (sipat datar) ke titik kontrol di darat yang terdekat, sebelum pekerjaan dilaksanakan dan pada akhir pekerjaan dilakukan. Apabila kondisi lapangan tidak memungkinkan stasiun pasang surut diletakkan dekat dengan area pemeruman, maka yang harus diperhatikan adalah bahwa karakter pasang surut di lokasi pengamatan harus dapat dibandingkan dengan karakter di dalam area pemeruman. Lama pengamatan pasut adalah selama pelaksanaan pekerjaan survei bathimetri berlangsung, penghitungan chart datum menggunakan data pengamatan tersebut. Semua datum vertikal didasarkan pada Chart Datum yaitu LAT. Metode pengamatan, tingkat ketelitian dan format formulir pengamatan mengacu pada SNI 7646 : 2010. a. Alat yang di gunakan dalam pekerjaan ini : Sipat datar, Rambu ukur b. Tenaga yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini : Surveyor hidrografi, surveyor topografi. 5. Pengukuran Arus Laut Pengamatan arus diperlukan dengan tujuan untuk mendapatkan data arah dan kecepatan arus. Data tersebut akan dikorelasikan dengan data pengamatan pasang surut. Pengamatan arus dilaksanakan di area pekerjaan dengan metode : Satu stasiun tetap yaitu pada perairan yang mewakili areal studi dan kedalaman dengan memperhatikan kemudahan akses dan proses pengamatan. Pengamatan dengan menggunakan current meter yang diturunkan di setiap kedalaman yang mewakili kondisi arus di areal studi dan mewakili layer-layer atau bagian di dalam perairan. Posisi Current Meter dapat ditentukan menggunakan handheld GPS. Pengamatan arus harus dilaksanakan selama minimal 15 hari dengan menggunakan current meter, bersamaan dengan pengamatan pasut dan harus mengalami pasang dan surut pada saat purnama atau bulan mati. a. Alat yang di gunakan dalam pekerjaan ini : Current meter, GPS Handheld b. Tenaga yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini : Surveyor hidrografi 6. Pengambilan Sampel Dasar Laut Pemilihan alat sampling harus bisa memenuhi tujuan pengambilan sampel yaitu untuk mengetahui jenis material dasar laut di daerah survei. Misalnya dilakukan dengan grabing yaitu mengambil sampel dengan menggunakan grab sampler atau peralatan yang lain. Pada perairan dengan kedalaman kurang dari 200 m jarak antar titik pengambilan sampel adalah 10 kali interval lajur perum utama. Kepadatan bisa ditingkatkan untuk daerah-daerah yang sering digunakan untuk penjangkaran dan daerah yang direkomendasikan. c. Alat yang di gunakan dalam pekerjaan ini : Grab Sampler, GPS Handheld 9
a. Tenaga yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini : Surveyor hidrografi 7. Survei Topografi Studi Topografi harus dilaksanakan mencakup wilayah area sekitar pekerjaan dengan luas area 400 ha. Semua pekerjaan yang dikerjakan dalam studi topografi ini harus mengacu pada ketentuan SNI. Semua bukti ketelitian ketinggian dan posisi harus dilampirkan dalam laporan. Peralatan total station harus digunakan untuk mendapatkan data koordinat mencakup seluruh wilayah dalam area studi. Agar tujuan ini tercapai, alat Total Station harus dioperasikan sesuai dengan spesifikasi dan standard ketelitian survey Topografi (SP-44 IHO, Edisi ke-5). a. Alat yang di gunakan dalam pekerjaan ini : Total station, Sipat datar, rambu ukur, prisma b. Tenaga yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini : Surveyor topografi, asisten surveyor, tenaga lokal
10
3
BAB III KUALIFIKASI TENAGA AHLI
Tenaga ahli yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini adalah sebagai beikut: a. Team Leader Team Leader atau Ketua Tim 1 (satu) orang disyaratkan sebagai seorang S-2 di bidang Teknik Geodesi lulusan Universitas atau Perguruan Tinggi, baik negeri atau swasta, baik dalam negeri atau luar negeri yang telah berpengalaman minimal 7 (tujuh) tahun. Ketua tim mempunyai tugas utama memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan kepada tim kerja dan pihak instansi terkait dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai. b. Tenaga Ahli GPS Tenaga Ahli GPS 1 (satu) orang disyaratkan sebagai seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi di bidang GPS lulusan Universitas atau Perguruan Tinggi, baik negeri atau swasta, baik dalam negeri atau luar negeri yang telah berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun di bidangnya. Tenaga Ahli GPS mempunyai tugas melakukan persiapan desain, pendataan semua yang berhubungan dengan GPS, mengidentifikasi permasalahan dan mencari solusi penyelesaian permasalahan, serta melakukan analisa. c. Tenaga Ahli Hidrografi Tenaga Ahli Hidrografi 1 (satu) orang disyaratkan sebagai seorang sarjana atau strata yang lebih tinggi di bidang Hidrografi lulusan Universitas atau Perguruan Tinggi, baik negeri atau swasta, baik dalam negeri atau luar negeri yang telah berpengalaman minimal 3 (tiga) tahun di bidangnya. Tenaga Ahli Hidrografi mempunyai tugas melakukan persiapan desain, pendataan semua yang berhubungan dengan survei bathimetri maupun hidro-oceanografi, mengidentifikasi permasalahan dan mencari solusi penyelesaian permasalahan, serta melakukan analisa. d. Surveyor Hidrografi Surveyor hidrografi sejumlah 5 (lima) orang yang diisyaratkan sebagai seorang sarjana teknik geodesi dengan pengalaman minimal 1 (satu) tahun dibidangnya yang bertugas untuk melaksanakan pekerjaan utama. e. Surveyor Surveyor sejumlah 6 (enam) orang yang diisyaratkan sebagai seorang sarjana teknik geodesi dengan pengalaman minimal 1 (satu) tahun dibidangnya yang bertugas untuk melaksanakan pekerjaan utama. Surveyor ini merupakan surveyor GPS maupun topografi. f. Asisten Surveyor Hidrografi Asisten Surveyor Hidrografi sejumlah 10 (sepuluh) orang yang diisyaratkan sebagai lulusan SMA/SMK sederajat yang bertugas untuk membantu surveyor hidrografi. g. Asisten Surveyor Asisten Surveyor sejumlah 10 (sepuluh) orang yang diisyaratkan sebagai lulusan SMA/SMK sederajat yang bertugas untuk membantu surveyor GPS maupun topografi. h. Drafter
11
Drafter sejumlah 3 (tiga) orang yang diisyaratkan sebagai seorang sarjana teknik geodesi dengan pengalaman minimal 1 (satu) tahun dibidangnya yang bertugas untuk melaksanakan pembuatan peta bathimetri dan topografi. i. Tenaga Lokal Tenaga lokal terdiri dari sopir serta nahkoda kapal, selain itu juga terdapat helper untuk membantu survei di darat dengan jumlah 14 (empat belas) orang. j. Administrasi Umum Administrasi umum sejumlah 1 (satu) orang yang diisyaratkan sebagai seorang sarjana teknik administrasi atau setingkatnya dengan pengalaman minimal 1 (satu) tahun dibidangnya yang bertugas untuk mengatur urusan administrasi mulai dari perijinan sampai pembuatan laporan.
12
4 BAB IV JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN Pelaksanaan pekerjaan ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu sekitar 4 bulan dengan jadwal pelaksanaan disusun sebagai berikut :
13
5
BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA
14
15